DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI ..........................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
...............................................................................
B.Rumusan
Masalah ..........................................................................
C.Tujuan
............................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
A.Pengertian
Masyarakat Modern .....................................................
B.Problematika
Masyarakat Modern .................................................
C.Peran
Akhlak Tasawuf dalam Masyarakt Modern .........................
BAB
III PENUTUP
A.Simpulan
........................................................................................
B.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Modernisme
adalah paham tentang hal-hal yang bersifat moderen. Sebagian orang beranggapan
bahwa Islam dan Modernisme adalah suatu kata yang tidak tepat untuk di
sandingkan, menurut mereka modernisme adalah pintu utamanya bid’ah dan bid’ah
adalah virusnya agam
a. Masyarakat
modern umumnya lebih mempergunakan akal atau rasio mereka untuk memecahkan setiap
masalahnya. Sedangkan islam mempunyai konsep bahwa manusia tetap menggunakan
dalil naqli di samping dalil aqlinya. Sehingga konsep diri yang ada pada
masyarakat modern adalah hedonisme, yang mengakibatkan kemerosotan akhlak.
Kehidupan masyarakat modern identik dengan mendewakan ilmu pengetahuan dan
teknologi, mengesampingkan pemahaman tentang agama. Mereka beranggapan bahwa
pengatahuan dan teknologi akan mampu meningkatkan taraf hidup dan derajat
sosial mereka.karena teknologi dan ilmu pengetahuan akan memberikan dampak
positif dan pada sisi lain juga menimbulkan dampak negatif. Selain problematika
itu dalam masyarakat modern juga mengalami berbagai problem, seperti dalam
aspek politik, pluralisme agama, spiritual, dan etika. Sehingga bagi penulis
peranan akhlak tasawuf urgensi sangat membahas problematika masyarakat modern.
Sikap umat Islam dalam menyikapi modernisasi inilah yang mendorong penulis
untuk mencoba menyampaikan informasi yang sebenarnya mengenai modernisme
menurut Islam.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
pada latar belakang yang telah di jelaskan maka dapat dibuat perumusan masalah
sebagai berikut;
1. Apa
yang di sebut masyarakat modern?
2. Bagaimana
problematika masyarakat modern?
3. Bagaimana
peran Akhlak Tasawuf dalam masyarakt modern
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Masyarakat Modern
Masyarakat
modern terdiri dari dua kata, yaitu masyarakat dan modern. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, masyarakat diartikan sebagai pergaulan hidup manusia
(himpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan
tertentu)1. Sedangkan modern diartikan yang terbaru, secara terbaru, mutakhir.2
Jadi secara harfiah masyarakat modern berartisuatu himpunan orang yang hidup
bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentuyang bersifat mutakhir.Deliar
Noer menyebutkan
ciri-ciri
masyarakat modern sebagai berikut:
1. Bersif
rasional, yakni lebih mengutamakan pendapat akal pikiran,daripada
pendapatemosi. Sebelum melakukan pekerjaan selalu dipertimbangkan lebih dahulu
untungdan ruginya secara logika.
2. Berpikir
untuk masa depan yang lebih jauh, tidak hanya memikirkan masalah yang bersifat
sesaat tetapi selalu dilihat dampak sosialnya secara lebih jauh.
3. Menghargai
waktu, yaitu selalu melihat bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat berharga dan
perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
4. Bersikap
terbuka, yakni mau menerima saran, masukan, baik berupa kritik, gagasandan
perbaikan dari manapun datangnya.
5. Berpikir
obyektif, yakni melihat segala sesuatu dari fungsi dan kegunaan bagimasyarakat
Masyarakat
Modern terbagai menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Masyarakat
Pertanian
Masyarakat pertanian mendasarkan
ekonominya pada tanah atau sumber lain. Teknologiyang mereka gunakan adalah
teknologi kecil seperti pompa penyemprot hama, racun tikus dansebagainya.
Informasi yang mereka gunakan adalah media tradisional, dari mulut ke mulut,
bersifat lokal dan terpusat pada salah seorang yang dianggap tokoh. Dari segi
lingkungan social mereka menganut sistem keluarga batih, yaitu keluarga yang
didasarkan pada ikatan darah danketurunan serta menetap pada suatu lokasi
tertentu dan tidak berpindah-pindah. Dari segikejiwaan mereka selalu komitmen
dengan lingkungan dan suasana masa lalu, banyak menggunakan kekuatan yang
bersifat irrasional seperti dukun, ahli nujum dan orang yang dianggap sakti
lainnya.
2. Masyrakat
Industri Masyarakat industri memiliki modal dasar yaitu peralatan produksi,
mesin-mesin pengolah bahan mentah menjadi barang atau makanan yang siap
konsumsi, teknologi yangdigunakan ialah teknologi tinggi, yang hemat tenaga
kerja, berskala besar dan bekerja secaraefektif dan efisien. Teknologi yang
mereka gunakan yaitu media cetak atau tulisan yang dapatdisimpan oleh siapa
saja., bersifat nasional dan terus berkembang. Keluarga yang mereka anutyaitu
keluarga inti, yakni orang tua, suami isteri, dan anak. Secara kejiwaan manusia
pada eraindustri yang diperlukan adalah manusia yang cerdas, berilmu
pengetahuan, menguasaiteknologi, dan memandang bahwa segala sesuatu hanya
terjadi jika mengikuti hukum alam.
3. Masyarakat
Informasi Dalam masyarakat informasi ini ada yang menyebut abad elektronik,
informasi atau pasca indsutri. Ramalan tentang era informasi sebagian bersifat
pasti dan sebagain lagi bersifat spekulasi. Dari segi teknologi, ekonomi dan
informasi lebih bersifat pasti. Yang paling menentukan dalam masyarakat
informasi adalah orang-orang yang paling banyak memiliki informasi. Pada
masyarakat informasi dalam bidang teknologi, mereka menggunakan teknologi
elektronika. Pada era ini, lewat komunikasi satelit dan computer orang memasuki
lingkungan informasi dunia. Sementara itu, media massa yang semula satu arah,
berubah menjadi media interaktif. Hal yang demikian itu pada akhirnya
berpengaruh pada kejiwaan dan kepribadian masyarakat. Pada era informasi yang
sanggu survive (bertahan) hanyalah mereka yang berorientasi ke depan dengan
bijak dan mampu mengubah pengetahuan menjadi kebijakan.
B. Problematika
Masyarkat Modern
Kemajuan di
bidang teknologi pada zaman modern ini telah membawa manusia ke dalam dua sisi,
yaitu bisa memberi nilai tambah (positif), tapi pada sisi laian dapat
mengurangi (negatif). Efek positifnya tentu saja akan menigkatkan keragaman
budaya melalui penyediaan informasi yang menyeluruh sehingga memberikan orang
kesempatan untuk mengembangkan kecakapan-kecakapan baru dan meningkatkan
produksi. Sedangkan efek negatifnya kemajuan teknologi akan berbahaya jika
berada di tangan orang yang secara mental dan keyakinan agama belum siap.
Mereka dapat menyalahgunakan teknologi untuk tujuan-tujuan yang destruktif dan mengkhawatirkan.
Menurut Sayyed Hossein Nasr, seorang ilmuwan kenamaan dari Iran, berpandangan
bahwa manusia modern dengan kemajuan teknologi dan pengetahuaannya telah
tercebur ke dalam lembah pemujaan terhadap pemenuhan materi semata namun tidak
mampu menjawab problem kehidupan yang sedang dihadapinya. Kehidupan yang
dilandasi kebaikan tidaklah bisa hanya bertumpu pada materi melainkan pada
dimensi spiritual. Jika hal tersebut tidak diimbangi akibatnya jiwa pun menjadi
kering, dan hampa. Semua itu adalah pengaruh dari sekularisme barat, yang
manusia-manusianya mencoba hidup dengan alam yang kasat mata.
Menurut Nashr,
manusia barat modern memperlakukan alam seperti pelacur. Mereka menikmati dan
mengeksploitasi alam demi kepuasan dirinya tanpa rasa kewajiban dan tanggung
jawab apa pun. Nashr melihat, kondisi manusia modern sekarang mengabaikan
kebutuhannya yang paling mendasar dan bersifat spiritual, mereka gagal
menemukan ketentraman batin, yang berarti tidak ada keseimbangan dalam diri.
Hal ini akan semakin parah apabila tekanannya pada kebutuhan materi semakin
meningkat sehingga keseimbangan semakin rusak. Oleh karena itu, manusia
memerlukan agama untuk mengobati krisis yang dideritanya.
Dalam berbagai
kemajuan teknologi masyarakat modern juga mengalami berbagai problematika
seperti:
1. Semua
kemajuan teknologi menuntut pengorbanan, yakni dari satu sisi teknologi memberi
nilai tambah, tapi pada sisi lain dapat mengurangi.
2. Nilai-nilai
manusia yang tradisional, misalnya harus dikorbankan demi efisiensi.
3. Semua
kemajuan teknologi lebih banyak menimbulkan masalah ketimbang memecahkannya.
4. Efek
negatif teknologi tidak dapat dipisahkan dari efek positifnya. Teknologi tidak
pernah netral. Efek negatif dan positif terjadi serentak dan tidak terpisahkan.
5. Semua
penemuan teknologi mempunyai efek yang tidak terduga.
Sedangkan
di tinju dari sikap mental kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi telah
melahirkan sejumlah problematika masyarakat modern diantaranya:
1. Desintegarasi
Ilmu Pengetahuan
Banyak ilmu yang berjalan sendiri-sendiri
tanpa ada tali pengikat dan penunjuk jalan yang menguasai semuanya, sehingga
kian jauhnya manusia dari pengetahuan akan kesatuan alam. Kehidupan modern
antara lain ditandai dengan adanya spesialisasi di bidang ilmu pengetahuan. Masing-masing ilmu pengetahuan
memiliki paradigma (cara pandang)nya sendiri dalam memecahkan masalah yang
dihadapi.
2. Split
Personality (Kepribadian yang Terpecah) Karena kehidupan manusia modern
dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya kering nilai-nilai spiritual dan
terkotak-kotak, maka manusianya menjadi pribadi yang terpecah, akibatnya kini
tengah menggelinding proses hilangnya kekayaan rohaniah karena jauhnya dari
ajaran agama. karena dibiarkannya perluasan ilmu-ilmu positif (ilmu yang hanya
mengandalkan fakta-fakta empirik, obyektif, rasional, dan terbatas).
3. Penyalahgunaan
Iptek Sebagai akibat dari terlepasnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari
ikatan spritual, maka iptek telah disalah gunakan dengan segala implikasi
negatifnya, sebagaimana disebutkan di atas. Kemampuan membuat senjata telah
diarahkan untuk tujuan penjajahan satu bangsa atau bangsa subversi dan lain
sebagainya.
4. Pendangkalan
Iman Sebagai akibat lain dari pola pikiran keilmuan tersebut di atas, khususnya
ilmu-ilmu yang hanya mengakui fakta-fakta yang bersifat empiris menyebabkan
manusia dangkal imannya, ia tidak tersentuh oleh informasi yang diberikan oleh
wahyu, bahkan informasi yang di bawa oleh wahyu itu menjadi bahan tertawaan dan
dianggap sebagai tidak ilmiah dan kampungan.
5. Pola
Hubungan Materialistik Pola hubungan satu dengan hubungan yang lainnya dapat
memberikan keuntungan yang bersifat material. Demikian pula penghormatan yang
diberikan seseorang atas orang lain banyak diukur oleh sejauh mana orang
tersebut dapat memberikan manfaat secara material. Akibatnya ia menempatkan
pertimbangan material di atas pertimbngan akal sehat, hati nurani, kemanusian
dan imannya.
6. Menghalalkan
Segala Cara Sebagai akibat lebih jauh
dari dangkalanya iman dan pola hidup materialistik sebagaimana disebutkan di
atas, maka manusia dengan mudah dapat menggunakan prinsip menghalalkan segala
cara dalam mencapai tujuan.
7. Stres
dan Frustasi Kehidupan modern yang demikian kompetitif menyebabkan manusia
harus mengerahkan seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya. Manusia mengerahkan
seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya untuk terus bekerja tanpa mengenal
batas dan kepuasan. Sehingga apabila ada hal yang tidak bisa dipecahkan mereka
stres dan frustasi.
8. Kehilangan
Harga Diri dan Masa Depannya Mereka menghabiskan masa mudanya dengan
memperturutkan hawa nafsu dan menghalalkan segala cara. Namun ada suatu saat
tiba waktunya mereka tua segala tenaga, fisik, fasilitas dan kemewahan hidup
sudah tidak dapat mereka lakukan, mereka merasa kehilangan harga diri dan masa
depannya.
C. Peran
Akhlak Tasawuf dalam Masyarakat Modern
Intisari ajaran
tasawuf adalah bertujuan memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan
Tuhan, sehingga seseorang merasa dengan kesadarannya itu berada di hadirat-Nya.
Tasawuf perlu
dikembangkan dan disosialisasikan kepada masyarakat dengan beberapa tujuan,
antara lain:
1. Untuk
menyelamatkan kemanusiaan dari kebingungan dan kegelisahan yang mereka rasakan
sebagai akibat kurangnya nilai-nilai spiritual.
2. Memahami
tentang aspek asoteris Islam, baik terhadap masyarakat Muslim maupun non
Muslim.
3. Menegaskan
kembali bahwa aspek asoteris islam (tasawuf) adalah jantung ajaran islam. Tarikat atau jalan
rohani (path of soul) merupakan dimensi kedalaman dan kerahasiaan dalam islam
sebagaimana syariat bersumber dari Al-Quran dan Al- Sunnah. Betapapun ia tetap
menjadi sumber kehidupan yang paling
dalam, yang mengatur seluruh organisme keagamaan dalam islam.
Ajaran dalam tasawuf memberikan solusi bagi kita
untuk menghadapi krisis-krisis dunia. Seperti ajaran tawakkal pada Allah SWT,
menyebabkan manusia memiliki pegangan yang kokoh, karena ia telah mewakilkan
atau menggadaikan dirinya sepenuhnya pada Allah SWT. Selanjutnya sikap frustasi
dapat diatasi dengan sikap ridha, yaitu selalu pasrah dan menerima terhadap
segala keputusan Allah SWT. Sikap materialistik dan hedonistik dapat diatasi
dengan menerapkan konsep zuhud. Demikan pula ajaran uzlah yang terdapat dalam
tasawuf. yaitu mengasingkan diri dari terperangkap oleh tipu daya keduniaan.
Ajaran-ajaran yang ada dalam tasawuf perlu disuntikkan ke dalam seluruh konsep
kehidupan. Ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial, politik, kebudayaan
dan lain sebagainya perlu dilandasi ajaran akhlak tasawuf.
Tasawuf telah mengisi dahaga spiritual kehidupan
masyarakat yang memang cenderung untuk menurutkan kepada kemauan hawa nafsu.
Mempelajari tasawuf akan memberikan wawasan yang kaya kepada kita tentang salah
satu khazanah Islam.
Akan mengantarkan kita menjadi lebih toleran
terhadap segala perbedaan yang ditimbulkan akibat dari praktek-praktek tasawuf.
Mempelajari tasawuf akan menghindarkan kita terjebak dari dikotomi pembenci dan
pemuja tasawuf, dikotomi syari’at dan hakikat, karena sesungguhnya Islam tidak
pernah mengenal dikotomi itu. Islam adalah Syari’at dan Hakikat sekaligus,
tidak tidak terpisah-pisah apalagi harus dipertentangkan.
Tasawuf mengajarkan bagaimana seseorang harus
menghiasi dirinya dengan nilai-nilai akhlak yang mulia, seperti:
1. Ikhlas
2. Sabar
3. Tawadhu’
4. Ridha
5. Berkata
dan berbuat jujur
6. Menampilksn
perilaku yang mulia
7. Tawakkal,
dan
8. Berbagai
praktek akhlakul karimah lainnya.
Sisi
lain dari pentingnya mempelajari tasawuf adalah berkaitan dengan perkembangan
masyarakat modern. Penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengantarkan
kehidupan manusia layaknya seperti dewa sebelum ia menjadi manusia yang
sesungguhnya. Dengan mempelajari tasawuf akan mengantarkan kita untuk dapat
menemukan ketentraman, kedamaian dan menemukan makna hidup yang sesungguhnya di
tengah pergumulan kita sehari-hari dengan roda kehidupan yang tidak pernah
berhenti
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Masyarakat Modern adalah suatu himpunan orang yang hidup bersama di suatu
tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tetentu yang bersifat mutakhir Terdapat
problematika masyarakat modern, diantarnya:
a.
Desintegarasi Ilmu Pengetahuan
b.
Split Personality (Kepribadian yang Terpecah)
c.
Penyalahgunaan Iptek
d.
Pendangkalan Iman
e.
Pola Hubungan Materialistik
f.
Menghalalkan Segala Cara
g.
Stres dan Frustasi
h.
Kehilangan Harga Diri dan Masa Depannya
2.
Ajaran tasawuf mempunyai peran penting bagi masyarakat modern karena akan
mengantarkan kita untuk dapat menemukan ketentraman, kedamaian dan menemukan
makna hidup yang sesungguhnya di tengah pergumulan kita sehari-hari dengan roda
kehidupan yang tidak pernah berhenti.
DAFTAR
PUSTAKA
Azra,
Azyumardi, 2012,Pendidikan Islam.Jakarta; Kencana Prenada Media Group
Deliar
Noer, 1987,Pembangunan di Indonesia,Jakarta; Mutiara
Musthofa,
A. Drs. H. 2005,Akhlak Tasawuf,Bandung; CV. Pustaka
Setia
Nata, Abuddin, Prof. Dr. H. M.A, 2014, Akhlak Tasaeuf dan Karakter Mulia,
Jakarta; PT. RajaGrafindo Persada.
Poerwadarminta
, W.J.S. 1991,Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka
No comments:
Post a Comment