Thursday, 6 May 2021

Makalah PROBLEMATIKA MASYARAKAT MODERN

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ..........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ...............................................................................

B.Rumusan Masalah ..........................................................................

C.Tujuan ............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Masyarakat Modern .....................................................

B.Problematika Masyarakat Modern .................................................

C.Peran Akhlak Tasawuf dalam Masyarakt Modern .........................

BAB III PENUTUP

A.Simpulan ........................................................................................

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Modernisme adalah paham tentang hal-hal yang bersifat moderen. Sebagian orang beranggapan bahwa Islam dan Modernisme adalah suatu kata yang tidak tepat untuk di sandingkan, menurut mereka modernisme adalah pintu utamanya bid’ah dan bid’ah adalah virusnya agam

a.       Masyarakat modern umumnya lebih mempergunakan akal atau rasio mereka untuk memecahkan setiap masalahnya. Sedangkan islam mempunyai konsep bahwa manusia tetap menggunakan dalil naqli di samping dalil aqlinya. Sehingga konsep diri yang ada pada masyarakat modern adalah hedonisme, yang mengakibatkan kemerosotan akhlak. Kehidupan masyarakat modern identik dengan mendewakan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengesampingkan pemahaman tentang agama. Mereka beranggapan bahwa pengatahuan dan teknologi akan mampu meningkatkan taraf hidup dan derajat sosial mereka.karena teknologi dan ilmu pengetahuan akan memberikan dampak positif dan pada sisi lain juga menimbulkan dampak negatif. Selain problematika itu dalam masyarakat modern juga mengalami berbagai problem, seperti dalam aspek politik, pluralisme agama, spiritual, dan etika. Sehingga bagi penulis peranan akhlak tasawuf urgensi sangat membahas problematika masyarakat modern. Sikap umat Islam dalam menyikapi modernisasi inilah yang mendorong penulis untuk mencoba menyampaikan informasi yang sebenarnya mengenai modernisme menurut Islam.

 

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah di jelaskan maka dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut;

1.      Apa yang di sebut masyarakat modern?

2.      Bagaimana problematika masyarakat modern?

3.      Bagaimana peran Akhlak Tasawuf dalam masyarakt modern

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

 PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Masyarakat Modern

Masyarakat modern terdiri dari dua kata, yaitu masyarakat dan modern. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat diartikan sebagai pergaulan hidup manusia (himpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan tertentu)1. Sedangkan modern diartikan yang terbaru, secara terbaru, mutakhir.2 Jadi secara harfiah masyarakat modern berartisuatu himpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentuyang bersifat mutakhir.Deliar Noer menyebutkan

 

ciri-ciri masyarakat modern sebagai berikut:

1.      Bersif rasional, yakni lebih mengutamakan pendapat akal pikiran,daripada pendapatemosi. Sebelum melakukan pekerjaan selalu dipertimbangkan lebih dahulu untungdan ruginya secara logika.

2.      Berpikir untuk masa depan yang lebih jauh, tidak hanya memikirkan masalah yang bersifat sesaat tetapi selalu dilihat dampak sosialnya secara lebih jauh.

3.      Menghargai waktu, yaitu selalu melihat bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat berharga dan perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

4.      Bersikap terbuka, yakni mau menerima saran, masukan, baik berupa kritik, gagasandan perbaikan dari manapun datangnya.

5.      Berpikir obyektif, yakni melihat segala sesuatu dari fungsi dan kegunaan bagimasyarakat

 

Masyarakat Modern terbagai menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:

1.      Masyarakat Pertanian

Masyarakat pertanian mendasarkan ekonominya pada tanah atau sumber lain. Teknologiyang mereka gunakan adalah teknologi kecil seperti pompa penyemprot hama, racun tikus dansebagainya. Informasi yang mereka gunakan adalah media tradisional, dari mulut ke mulut, bersifat lokal dan terpusat pada salah seorang yang dianggap tokoh. Dari segi lingkungan social mereka menganut sistem keluarga batih, yaitu keluarga yang didasarkan pada ikatan darah danketurunan serta menetap pada suatu lokasi tertentu dan tidak berpindah-pindah. Dari segikejiwaan mereka selalu komitmen dengan lingkungan dan suasana masa lalu, banyak menggunakan kekuatan yang bersifat irrasional seperti dukun, ahli nujum dan orang yang dianggap sakti lainnya.

 

2.      Masyrakat Industri Masyarakat industri memiliki modal dasar yaitu peralatan produksi, mesin-mesin pengolah bahan mentah menjadi barang atau makanan yang siap konsumsi, teknologi yangdigunakan ialah teknologi tinggi, yang hemat tenaga kerja, berskala besar dan bekerja secaraefektif dan efisien. Teknologi yang mereka gunakan yaitu media cetak atau tulisan yang dapatdisimpan oleh siapa saja., bersifat nasional dan terus berkembang. Keluarga yang mereka anutyaitu keluarga inti, yakni orang tua, suami isteri, dan anak. Secara kejiwaan manusia pada eraindustri yang diperlukan adalah manusia yang cerdas, berilmu pengetahuan, menguasaiteknologi, dan memandang bahwa segala sesuatu hanya terjadi jika mengikuti hukum alam.

 

3.      Masyarakat Informasi Dalam masyarakat informasi ini ada yang menyebut abad elektronik, informasi atau pasca indsutri. Ramalan tentang era informasi sebagian bersifat pasti dan sebagain lagi bersifat spekulasi. Dari segi teknologi, ekonomi dan informasi lebih bersifat pasti. Yang paling menentukan dalam masyarakat informasi adalah orang-orang yang paling banyak memiliki informasi. Pada masyarakat informasi dalam bidang teknologi, mereka menggunakan teknologi elektronika. Pada era ini, lewat komunikasi satelit dan computer orang memasuki lingkungan informasi dunia. Sementara itu, media massa yang semula satu arah, berubah menjadi media interaktif. Hal yang demikian itu pada akhirnya berpengaruh pada kejiwaan dan kepribadian masyarakat. Pada era informasi yang sanggu survive (bertahan) hanyalah mereka yang berorientasi ke depan dengan bijak dan mampu mengubah pengetahuan menjadi kebijakan.

 

B.     Problematika Masyarkat Modern

Kemajuan di bidang teknologi pada zaman modern ini telah membawa manusia ke dalam dua sisi, yaitu bisa memberi nilai tambah (positif), tapi pada sisi laian dapat mengurangi (negatif). Efek positifnya tentu saja akan menigkatkan keragaman budaya melalui penyediaan informasi yang menyeluruh sehingga memberikan orang kesempatan untuk mengembangkan kecakapan-kecakapan baru dan meningkatkan produksi. Sedangkan efek negatifnya kemajuan teknologi akan berbahaya jika berada di tangan orang yang secara mental dan keyakinan agama belum siap. Mereka dapat menyalahgunakan teknologi untuk tujuan-tujuan yang destruktif dan mengkhawatirkan. Menurut Sayyed Hossein Nasr, seorang ilmuwan kenamaan dari Iran, berpandangan bahwa manusia modern dengan kemajuan teknologi dan pengetahuaannya telah tercebur ke dalam lembah pemujaan terhadap pemenuhan materi semata namun tidak mampu menjawab problem kehidupan yang sedang dihadapinya. Kehidupan yang dilandasi kebaikan tidaklah bisa hanya bertumpu pada materi melainkan pada dimensi spiritual. Jika hal tersebut tidak diimbangi akibatnya jiwa pun menjadi kering, dan hampa. Semua itu adalah pengaruh dari sekularisme barat, yang manusia-manusianya mencoba hidup dengan alam yang kasat mata.

 

Menurut Nashr, manusia barat modern memperlakukan alam seperti pelacur. Mereka menikmati dan mengeksploitasi alam demi kepuasan dirinya tanpa rasa kewajiban dan tanggung jawab apa pun. Nashr melihat, kondisi manusia modern sekarang mengabaikan kebutuhannya yang paling mendasar dan bersifat spiritual, mereka gagal menemukan ketentraman batin, yang berarti tidak ada keseimbangan dalam diri. Hal ini akan semakin parah apabila tekanannya pada kebutuhan materi semakin meningkat sehingga keseimbangan semakin rusak. Oleh karena itu, manusia memerlukan agama untuk mengobati krisis yang dideritanya.

 

Dalam berbagai kemajuan teknologi masyarakat modern juga mengalami berbagai problematika seperti:

1.      Semua kemajuan teknologi menuntut pengorbanan, yakni dari satu sisi teknologi memberi nilai tambah, tapi pada sisi lain dapat mengurangi.

2.      Nilai-nilai manusia yang tradisional, misalnya harus dikorbankan demi efisiensi.

3.      Semua kemajuan teknologi lebih banyak menimbulkan masalah ketimbang memecahkannya.

4.      Efek negatif teknologi tidak dapat dipisahkan dari efek positifnya. Teknologi tidak pernah netral. Efek negatif dan positif terjadi serentak dan tidak terpisahkan.

5.      Semua penemuan teknologi mempunyai efek yang tidak terduga.

Sedangkan di tinju dari sikap mental kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan sejumlah problematika masyarakat modern diantaranya:

1.      Desintegarasi Ilmu Pengetahuan

Banyak ilmu yang berjalan sendiri-sendiri tanpa ada tali pengikat dan penunjuk jalan yang menguasai semuanya, sehingga kian jauhnya manusia dari pengetahuan akan kesatuan alam. Kehidupan modern antara lain ditandai dengan adanya spesialisasi di bidang ilmu  pengetahuan. Masing-masing ilmu pengetahuan memiliki paradigma (cara pandang)nya sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

2.      Split Personality (Kepribadian yang Terpecah) Karena kehidupan manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya kering nilai-nilai spiritual dan terkotak-kotak, maka manusianya menjadi pribadi yang terpecah, akibatnya kini tengah menggelinding proses hilangnya kekayaan rohaniah karena jauhnya dari ajaran agama. karena dibiarkannya perluasan ilmu-ilmu positif (ilmu yang hanya mengandalkan fakta-fakta empirik, obyektif, rasional, dan terbatas).

3.      Penyalahgunaan Iptek Sebagai akibat dari terlepasnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari ikatan spritual, maka iptek telah disalah gunakan dengan segala implikasi negatifnya, sebagaimana disebutkan di atas. Kemampuan membuat senjata telah diarahkan untuk tujuan penjajahan satu bangsa atau bangsa subversi dan lain sebagainya.

4.      Pendangkalan Iman Sebagai akibat lain dari pola pikiran keilmuan tersebut di atas, khususnya ilmu-ilmu yang hanya mengakui fakta-fakta yang bersifat empiris menyebabkan manusia dangkal imannya, ia tidak tersentuh oleh informasi yang diberikan oleh wahyu, bahkan informasi yang di bawa oleh wahyu itu menjadi bahan tertawaan dan dianggap sebagai tidak ilmiah dan kampungan.

5.      Pola Hubungan Materialistik Pola hubungan satu dengan hubungan yang lainnya dapat memberikan keuntungan yang bersifat material. Demikian pula penghormatan yang diberikan seseorang atas orang lain banyak diukur oleh sejauh mana orang tersebut dapat memberikan manfaat secara material. Akibatnya ia menempatkan pertimbangan material di atas pertimbngan akal sehat, hati nurani, kemanusian dan imannya.

6.      Menghalalkan Segala Cara  Sebagai akibat lebih jauh dari dangkalanya iman dan pola hidup materialistik sebagaimana disebutkan di atas, maka manusia dengan mudah dapat menggunakan prinsip menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan.

7.      Stres dan Frustasi Kehidupan modern yang demikian kompetitif menyebabkan manusia harus mengerahkan seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya. Manusia mengerahkan seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya untuk terus bekerja tanpa mengenal batas dan kepuasan. Sehingga apabila ada hal yang tidak bisa dipecahkan mereka stres dan frustasi.

 

8.      Kehilangan Harga Diri dan Masa Depannya Mereka menghabiskan masa mudanya dengan memperturutkan hawa nafsu dan menghalalkan segala cara. Namun ada suatu saat tiba waktunya mereka tua segala tenaga, fisik, fasilitas dan kemewahan hidup sudah tidak dapat mereka lakukan, mereka merasa kehilangan harga diri dan masa depannya.

 

C.     Peran Akhlak Tasawuf dalam Masyarakat Modern

Intisari ajaran tasawuf adalah bertujuan memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga seseorang merasa dengan kesadarannya itu berada di hadirat-Nya.

Tasawuf perlu dikembangkan dan disosialisasikan kepada masyarakat dengan beberapa tujuan, antara lain:

1.      Untuk menyelamatkan kemanusiaan dari kebingungan dan kegelisahan yang mereka rasakan sebagai akibat kurangnya nilai-nilai spiritual.

2.      Memahami tentang aspek asoteris Islam, baik terhadap masyarakat Muslim maupun non Muslim.

3.      Menegaskan kembali bahwa aspek asoteris islam (tasawuf) adalah  jantung ajaran islam. Tarikat atau jalan rohani (path of soul) merupakan dimensi kedalaman dan kerahasiaan dalam islam sebagaimana syariat bersumber dari Al-Quran dan Al- Sunnah. Betapapun ia tetap menjadi  sumber kehidupan yang paling dalam, yang mengatur seluruh organisme keagamaan dalam islam.

Ajaran dalam tasawuf memberikan solusi bagi kita untuk menghadapi krisis-krisis dunia. Seperti ajaran tawakkal pada Allah SWT, menyebabkan manusia memiliki pegangan yang kokoh, karena ia telah mewakilkan atau menggadaikan dirinya sepenuhnya pada Allah SWT. Selanjutnya sikap frustasi dapat diatasi dengan sikap ridha, yaitu selalu pasrah dan menerima terhadap segala keputusan Allah SWT. Sikap materialistik dan hedonistik dapat diatasi dengan menerapkan konsep zuhud. Demikan pula ajaran uzlah yang terdapat dalam tasawuf. yaitu mengasingkan diri dari terperangkap oleh tipu daya keduniaan. Ajaran-ajaran yang ada dalam tasawuf perlu disuntikkan ke dalam seluruh konsep kehidupan. Ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial, politik, kebudayaan dan lain sebagainya perlu dilandasi ajaran akhlak tasawuf.

Tasawuf telah mengisi dahaga spiritual kehidupan masyarakat yang memang cenderung untuk menurutkan kepada kemauan hawa nafsu. Mempelajari tasawuf akan memberikan wawasan yang kaya kepada kita tentang salah satu khazanah Islam.

Akan mengantarkan kita menjadi lebih toleran terhadap segala perbedaan yang ditimbulkan akibat dari praktek-praktek tasawuf. Mempelajari tasawuf akan menghindarkan kita terjebak dari dikotomi pembenci dan pemuja tasawuf, dikotomi syari’at dan hakikat, karena sesungguhnya Islam tidak pernah mengenal dikotomi itu. Islam adalah Syari’at dan Hakikat sekaligus, tidak tidak terpisah-pisah apalagi harus dipertentangkan.

Tasawuf mengajarkan bagaimana seseorang harus menghiasi dirinya dengan nilai-nilai akhlak yang mulia, seperti:

1.      Ikhlas

2.      Sabar

3.      Tawadhu’

4.      Ridha

5.      Berkata dan berbuat jujur

6.      Menampilksn perilaku yang mulia

7.      Tawakkal, dan

8.      Berbagai praktek akhlakul karimah lainnya.

Sisi lain dari pentingnya mempelajari tasawuf adalah berkaitan dengan perkembangan masyarakat modern. Penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengantarkan kehidupan manusia layaknya seperti dewa sebelum ia menjadi manusia yang sesungguhnya. Dengan mempelajari tasawuf akan mengantarkan kita untuk dapat menemukan ketentraman, kedamaian dan menemukan makna hidup yang sesungguhnya di tengah pergumulan kita sehari-hari dengan roda kehidupan yang tidak pernah berhenti

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A. Kesimpulan

1. Masyarakat Modern adalah suatu himpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tetentu yang bersifat mutakhir Terdapat problematika masyarakat modern, diantarnya:

a. Desintegarasi Ilmu Pengetahuan

b. Split Personality (Kepribadian yang Terpecah)

c. Penyalahgunaan Iptek

d. Pendangkalan Iman

e. Pola Hubungan Materialistik

f. Menghalalkan Segala Cara

g. Stres dan Frustasi

h. Kehilangan Harga Diri dan Masa Depannya

2. Ajaran tasawuf mempunyai peran penting bagi masyarakat modern karena akan mengantarkan kita untuk dapat menemukan ketentraman, kedamaian dan menemukan makna hidup yang sesungguhnya di tengah pergumulan kita sehari-hari dengan roda kehidupan yang tidak pernah berhenti.

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azyumardi, 2012,Pendidikan Islam.Jakarta; Kencana Prenada Media Group

Deliar Noer, 1987,Pembangunan di Indonesia,Jakarta; Mutiara

Musthofa, A. Drs. H. 2005,Akhlak Tasawuf,Bandung; CV. Pustaka

Setia Nata, Abuddin, Prof. Dr. H. M.A, 2014, Akhlak Tasaeuf dan Karakter Mulia,

 Jakarta; PT. RajaGrafindo Persada.

Poerwadarminta , W.J.S. 1991,Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka

No comments:

Post a Comment