BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Diabetes mellitus merupakan
sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam
darah (hiperglikemia). Pada diabetes, kemampuan tubuh bereaksi terhadap insulin
dapat menurun atau pancreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin.
Keadaan ini memicu terjadinya komplikasi metabolic akut sepert katoasidosis dan
sindrom hiperglikemia hiperosmolar non ketotik (HHNK)
Diabetes mellitus dibagi kedalam
beberapa tipe yang berbeda berdasarkan penyebab, perjalanan klinik dan
terapinya.
v Klasifikasi diabetes mellitus yang utama adalah :
a.
Tipe I, yaitu DM yang
tergantung dengan insulin atau insulin dependent diabetes mellitus (IDDM).
Kurang lebih 5% - 10% penderita mengalami diabetes mellitus tipe ini. DM tipe I
terjadi karena pancreas dihancurkan oleh
suatu proses autoimun. Ditandai dengan gejala mendadak pada usia 30 tahun.
b.
Tipe II, yaitu DM yang tidak
tergantung dengan insulin atau non insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM).
Dialami oleh + 90% - 95% penderita. Terjadi akibat penurunan
sensitifitas terhadap insulin (retensi insulin) atau akibat penuruna jumlah
produksi insulin.
c.
DM yang berhubungan dengan
keadaan atau sindrom lainnya (DM sekuder).
d.
DM gestansional (GDM) biasanya
pada kehamilan.
B.
ETIOLOGI
1.
Tipe I
Ø Faktor Genetik
Penderita
Diabetes tidak mewarisi DM tipe I itu sendiri, tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecendrungan genetic keruang terjadi DM tipe I. Kecendrungan
genetic ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen Human Leucocytes
Antigen (HLA)
Ø Faktor-faktor Immunologi
Pada DM tipe I terdapat bukti adanya suatu respon atoiumun respon
ini abnormal dimana anti bodi bekerja untuk jaringan tubuh normal dengan cara
menganggap seolah sebagai jaringan asing
Ø Faktor-faktor lingkungan
Kemungkinan faktor-faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel
beta
2.
Tipe II
Mekanisme resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II. Yang masih belum faktor genetic
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin, yaitu
a.
Usia (65 tahun keatas)
b.
Obesitas
c.
Riwayat keluarga
d.
Kelompok etnik
C.
PATOFISIOLOGI
1.
DM tipe I
Ø
Ø
Ø
Ø
Sumber : Smeltzer dab Bare (2002). Buku
Ajar Keperawatan Medsikal Bedah Brummer dan suddarth. Vol 2, Edisi 8
(B.Indonesia). Jakarta :
EGC (P. 1222 –1223)
2.
DM Tipe II
Sumber : Smeltzer & Bare (2002). Buku Ajar
keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart. Vol 2, Edisi 8 (B. Indonesia).
Jakarta *: EGC (P. 1223 – 1224)
D.
MANIFESTASI
1.
DM Tipe I (IDDM)
a.
Poliuri
b.
Polidipsi
c.
Dehidrasi
d.
Polifagia
e.
Gejala ketoasidosis :
Ø Nyeri aabdomen
Ø MuaL & muntah
Ø Anorexia
Ø Nafas asetor
Ø Nafas kusmaul
Ø Penurunan kesadaran
2.
DM Tipe II (NIDDM)
Ø Ringan :
a.
Kelelahan
b.
Iritabilitas
c.
Poliuria
d.
Polidipsi
e.
Luka yang lama tumbuh
f.
Infeksi skunder
Ø HHNK
a.
Hipotensi
b.
Dehidrasi berat
c.
Takikardi
d.
Perubahan sensoris
e.
Kejang
f.
Hemiparesi
Ø Penurunan kesadaran
E.
PEMERIKSAAN FISIK DAN
DIAKNOSTIK
Adanya
kadar glukosa darah meningkat secara abnormal merupakan kriteria yang melandasi
penegakan diagnosa diabetes, yaitu :
1.
Kadar gula darah plasma puasa (
Nuhter ) diatas 140 mg/dl.
2.
Kadar gula darah sewaktu (
Rendah ) diatas 200 mg/ dl.
Selanjutnya data yang mendukung
disesuaikan dengan manifestasi klinis seperti yang disebut diatas .
F.
PENATALAKSANAAN
Tujuan utama
terapi adalah mencoba menormalkan
aktifitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi
terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik ada 5 komponen dalam
penatalaksanaan diabetes, yaitu:
1.
Diet
Dasar penatalaksanaan DM adalah diet dan
pengendalian berat badan dengan tujuan sebagai berikut:
a.
Memberikan unsur makanan
esensial
b.
Mencapai dan mempertahankan
Berat badan yang sesuai
c.
Memnuhi kebutuhan energi
d.
Mencegah fluktuasi glkosa datah
setiap harinya dengan mengupayakan kadar gula glukosa darah mendekati normal
e.
Menurunkan kadar lemak darah
jika meningkat
Komposisi makan adalah 50% - 60% karbohidrat, 20% - 30% lemak dan
12% - 20% protein
2.
Latihan
Latihan
dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi faktor resiko kardio
vaskuler. Tetapi pada DM dengan ketoasidosis belum dapat latihan sebelum
pemeriksaan keton urin menunjukkan nilai negatif. Latihan yasng dilakukan dapat
berupa berjalan atau melawan tahanan. Pedoman umum latihan:
a.
Gunakan alas kaki
b.
Hindari latihan udara yang
sangat panas atau dingin
c.
Periksa kakisetiap hari sesudah
latihan
d.
Hindari latihan pada saat
pengendalian metabolic buruk
3.
Pemantauan glukosa dan keton
a.
Pemantauan glukosa darah secara
mandiri
Metode ini biasanya dilakukan dengan pengambilan
darah setetes dari ujung jari tangan dan dibutuhkan pada strip. Khusus serta
dibiarkan selama 45-60 detik.baru dibaca hasilnya dengan membedakan utama.
Keuntungannya praktis dan ekonomis,tetapi kelemahannya membutuhkan kemampuan
visud yang baik
b.
Pemeriksaan Hiperglikemi pagi hari
Metode ini dilakukan dengan
memeriksa darah pasien pada jam 3 pagi hasilnya dapat digunakan dalam
pengaturan pemberian insulin
a.
Pemeriksaan Hemoglobin Glikosida
b.
Pemeriksaan urin untuk glukosa
c.
Pemeriksaan urin untuk
keton
4.
Terapi insulin
a.
DM tipe I membutuhkan insulin
eksogenus. Biasanya diberikan 2 kali atau lebih sehari untuk mengendalikan kenaikan glukosa darah
sesudah makan atau pada malam hari
b.
DM tipe II membutuhakan insulin
untuk terapui jangka panjang jika diet dan obat hipoglikemi oral tidak berhasil
G.
ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
a.
Wawancara
Perlu dikaji gejala-gejala poliuria,
polidipsu dan polipagia pada pasien dengan DM Tipe I datang ke RS dengan
keluhan nyeri abdomen, mual dan muntah, anoreksia dan sesak. Sedangkan pada DM
Tipe II biasanya dapat mentokerir poliuria dan polidipsi berminggu-minggu. Baru
setelah terjadi penurunan atau perubahan neurologis maka pasien dibawa ke RS.
Keluhan yang sering pada DM Tipe II adalah kellahan ektrenitas terasa kebas.
Bajkan kadang-kadang dengan keluhan luka yang tidak sembuh-sembuh.
b.
Pemeriksaan fisik
è
Inspeksi : Lemah, banyak
minum dan makan, dehidrasi, penurunan, kesadaran, hemiparese, kejang, sesak,
(kusmaul)
è
Auskultasi : Hipotensi,
adanya gangguan jantung, takikardi
2.
Analisa data
a.
Subjektif
è
Poliuria, polidipsi, polifagia
è
Nyeri abdomen
è
Mual dan muntah
è
Anorexia
è
Lelah
è
Ekstremitas terasa kebas
è
Luka tak sembuh-sembuh
è
Penurunan berat badan
b.
Objektif
è
Tanpak lemah
è
Dehidrasi
è
Penurunan kesadaran
è
Kejang
è
Hipotensi
è
takikardi
3.
Diagnosa keperawatan
a.
Gangguan pemenuhan cairan dan
elektrolit; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan proses diuresis
osmotic
b.
Gangguan pemenuhan nutrisi;
kurang dai kebutuhan tubuh berhubungan dengan proses glikoneogenesis
c.
Kurang pengetahuan tentang
kondisi dan perawatan mandiri berhubungan dengan kurangnya informasi yang
diterima
d.
Resiko tinggi infeksi
berhubungan dengan menurunnya daya tahan tubuh dan hiperglikemi
4.
Rencana keperawatan
a.
Diagnosa keperawatan (a)
Tujuan : Kebutuahan cairan
elektrolit secara adekuat.
Intervensi |
Rasional |
-
Observasi tanda-tanda
dehidrasi -
Ukur input dan output cairan -
Anjurkan kepada pasien untuk
tetap mempertahankan masukan cairan peroral -
Kolaborasi untuk pemberian
larutan fisiologis melalui IVFD sesuai indikasi -
Observasi tanda-tanda vital -
Pantau nilai elektrolit serum
khususnya natrium dan kalium |
-
Untuk mengidentifikasi gejala
kekurangan cairan -
Menetukan kebutuhan cairan -
Mengatasi kekurangan cairan
secara fungsional melalui mulut -
Membantu pemasukan cairan dan
elektrolit melalui IVFD, sehingga keseimbangan dapat tercapai -
Perubahan tanda-tanda vital
dapat megindikasikan adanya defisit cairan elektrolit -
Hipernatremia dapat
menyebabkan defisit cairan dan pengeluaran kalsium yang berlebihan |
b.
Diagnosa keperawatan (b)
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi tanpa
memperberat kondisi penyakit
Intervensi |
Rasional |
-
Tentukan tipe DM pada pasien -
Diskusikan jenis makanan yang
dapat dikonsumsi bersama dengan keluarga dan pasien -
Berikan insulin eksogenus
pada DM Tipe I sebelum makan (+ 15 menit) sesuai dengan order dari
dokter -
Kolaborasi dengan ahli diit
untuk menetukan jenis makanan dan komposisi nutrisi yang harus diberikan
kepada pasien -
Observasi tanda-tanda
ketoasidosis atau HHNK -
Pantau kadar glukosa darah
secara berkala sesuai dengan idikasi |
-
Untuk menentukan tingkat
ketergantungan terhadap insulin eksogennsus -
Untuk meningkatkan kadar
glukosa darah akibat pemasukan makanan -
Mengandalikan kadar glukosa
darah akibat pemasukan makanan -
Memberikan diet yang tepat
dengan disertai pengendalian kadar glukosa darah -
Mewaspadai adanya peningkatan
kadar glukosa darah akibat pemasukan makanan -
Mencegah kondisi hiperglikemi
yang tidak terkendali |
c.
Diagnosa Keperawatan (c)
Tujuan : Pengetahuan pasien dan
keluarga tentang Diabetes Mellitus dan Penatalaksanaannya dapat ditungkatkan
Intervensi |
Rasional |
-
Jelaskan kepada pasien dan
keluarga tentang pengertian, gejala dan penatalaksaan DM -
Ajarkan kepada pasien dan
keluarga tentang pengaturan diit untuk pasien DM -
Ajarkan cara memberika
insulin melalui IV kepada pasien dan keluarga. Jika pasien tergantung kepada
insulin eksogenus untuk mengendalikan kadar glukosa darah -
Anjurkan kepada pasien untuk
melakukan latihan fisik ringan seperti berjalan atau latihan melawan tahanan. |
-
Menigkatkan penahanan pasien
dan keluarga -
Meningkatkan kemandirian
dalam perawatan pasien -
Meningkatkan kemandirian
dalam perawatan psien dirumah -
Meningkatkan kemampuan
pasien dalam memelihara kesegaran |
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer dan Bare
(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Brummer dan
Suddarth, Vol 2, Edisi 8 (B.Indonesia).
Jakarta: EGC
(P.1222-1223)
Smeltzer dan Bare
(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Brummer dan
Suddarth, Vol 2, Edisi 8 (B.Indonesia).
Jakarta : EGC
(P.1223-1224)
No comments:
Post a Comment