DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR
ISI ......................................................................................................... ii
BAB 1
PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3.Tujuan Penulisan ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
2.1. Pengertian BOP ................................................................................... 2
2.2.
Jenis-Jenis BOP .................................................................................... 2
2.3.
Penggolongan BOP .............................................................................. 3
2.4.
Langkah-Langkah Penentuan BOP ..................................................... 5
2.5.
Anggaran BOP ..................................................................................... 7
2.6.
Prosedur Akuntansi Biaya Standar untuk BOP ................................... 7
BAB II PENUTUP.............................................................................................. 13
3.1. Kesimpulan ................................................................................... ..... 13
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam sebuah
perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur yang didominasi oleh kegiatan untuk
memproduksi suatu produk berupa barang, tentunya dalam melakukan kegiatan
produksi yang didalamnya melibatkan unsur input-proses-output. Sangat sering
terjadi peristiwa ataupun kejadian diluar perkiraan perusahaan. Baik dalam
hubungan kepada suplair, pada saat pemrosesan ataupun dalam melakukan
distribusi barang kepada pelanggan.
Dalam dunia
acounting sangatlah penting dalam melakukan pencatatan dalam berbagai kegiatan
yang dilakukan terkhusus dalam hal yang berada diluar dugaan seperti dalam
kasus BOP (biaya over head pabrik). Dalam melakukan perhitungan terhadap BOP
ada beberapa langkah dan metode yang perlu diketahui dan dijalankan,
langkah-langkah tersebut akan dipaparkan dalam makalah ini.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah BOP
itu ?
2. Ada
berapakah jenis BOP ?
3. Bagaimanakah
penggolongan bop ?
4. Bagaimanakah
langkah-langkah dalam penentuan BOP ?
5. Apa sajakah
yang termasuk dalam anggaran BOP ?
6. Bagaimanakah
akuntansi biaya standar untuk BOP ?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui
pengertian BOP, jenis-jenis, penggolongan dan penentuan BOP.
2. Mengetahui
anggaran dalam BOP dan perhitungan akuntansinya.
3. Sebagai
referensi untuk pembuatan makalah kedepannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
BOP
Biaya Over
Head Pabrik adalah Semua biaya biaya produksi selain biaya bahanlangsung dan
biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan ini terdiri dari biaya bahan
taklangsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan semua biaya biaya yang tidak
dapat secaralangsung dibebankan kepada produk atau pun job, atau lebih tepatnya
semua biaya produksi yang termasuk kedalam biaya bahan tak langsung, biaya
tenaga kerja tak langsung dan biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara
mudah diidentifikasikan atau dibedakan langsung pada suatu proses produksi.
Item Biaya Over Head Pabriksangat banyak, sehingga apabila ditinjau dari
perilaku biaya, dapat disusun klasifikasisebagai biaya tetap dan biaya
variabel. Meskipun pada dasarnya terdapat biaya semivariabel yang mengandung
kriterium sebagai biaya variabel maupun tetap. Namun untukmemudahkan
perhitungan biaya dan pengendalian biaya, maka klasifikasi biaya semivariabel
tersebut dipecah lagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Pemisahan biaya
inisebenarnya mengandung kelemahan, mengingat tidak ada metode yang dianggap
tetap dalam pemisahan biaya semi variabel tersebut.
Karateristik
biaya overhead pabrik :
a.
Jumlahnya tidak proposional dengan volume produksi
b.
Sulit di telusur dan diidentifikasi langsung keproduk
atau pesanan
c.
Jumlahnya tidak material
2.2
Jenis –
Jenis BOP
Yang termasuk biaya overhead pabrik
adalah
a. Biaya Bahan
Penolong, yaitu biaya bahan yang digunakan untuk membantu penyelesaian suatu
produk yang jumlahnya relative kecil. Misalnya lem dalam perusahaan percetakan,
pernis dan paku dalam perusahaan meubel.
b. Biaya
Tenanga Kerja Tak Langsung, yaitu upah
yang dibayarkan kepada karyawan pabrik, antara lain upah pisik tidak
berhubungan dengan pembuatan produk. Termasuk dalam kelompok ini adalah upah
mandor, gaji manajer produksi, gaji pegawai administrasi pabrik.
c. Biaya
Penyusutan atas Aktiva Tetap yang dipergunakan dipabrik untuk penyeesaian
produk baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya biaya penyusutan
gedung pabrik, mesin-mesin, kendaraan pabrik.
d. Biaya
Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap Pabrik, yaitu biaya yang dikeluarkan
untuk perbaikan dan perawatan mesin, gedung pabrik dan peralatan pabrik
lainnya.
e. Biaya
Asuransi, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membagi resiko yang terjadi dalam
proses produksi, biaya asuransi gedung pabrik, biaya asuransi karayawan pabrik.
f. Biaya-Biaya
yang Timbul karena Pemakaian Jasa Pihak Lain, yaitu biaya-biaya yang timbu
karena penggunaan jasa pihak lain guna penyelesaian dan kelancaran proses
produksi, misalnya biaya air dan listrik untuk keperluan pabrik
g. Biaya-Biaya
yang Terjadi di Departemen Pembantu, dalam perusahaan yang memiliki departemen
pembantu, misalnya departeman bengke atau pembangkit tenaga listrik, maka semua
biaya yang terjadi di departemen pembantu tersebut diperlakukan sebagai biaya
overhead pabrik.
2.3
Penggolongan
BOP
Biaya overhead pabrik dapat
digolongkan sebagai berikut
a. Penggolongan
berdasarkan sifatnya
1) Biaya bahan
penolong
2) Biaya
reparasi dan pemeliharaan
3) Biaya kerja
tak langsung
4) Biaya yang
timbul akibat penilaian terhadap aktiva tetap
5) Biaya yang
timbul sebagai akibat berlalunya waktu
6) Biaya
overhead pabrik lain yang secara langsungmemerlukan pengeuaran tunai
b. Ditinjau
dari hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
1) BOP tetap
(Fixed factory overhead cost), yaitu BOP yang sampai tingkat tertentu jumlahnya
konstan, tidak terpengaruh oleh adanya perubahan tingkatproduksi. Misalnya,
biaya penyusutan pabrik, PBB pabrik, amortisasi patent dan sebagainya
2) BOP variabel
(Variabel factory overhead cost), yaitu BOP yang jumlahnya terpengaruh dengan
perubahan tingkat produksi volume kegiatan dimana perubahannya sebanding dengan
volume kegiatan. Misalnya, biaya istrik, uang lembur, biaya bahan bakar, biaya
perlengkapan pabrik.
3) BOP semi
variabel, yaitu BOP yang mengandung unsur fix dan variabel. Jumlahnya
terpengaruh oleh perubahan tingkat produksi, tetapi perubahannya tidak
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Termasuk dalam kelompok ini antara
lain, PPH karyawan yang di tanggung perusahaan, biaya pemeliharaan mesin, biaya
pemeriksaan.
c. Ditinjau
hubungannya dengan departemen-departemen yang ada didalam pabrik.
1) BOP langsung
departemen, yaitu BOP yang terjadi dalam suatu departemen itu. Misalnya BOP
departemen perakitan merupakan BOP langsung departemen perakitan.
2) BOP tak
langsung departemen, yaitu BOP didistribusikan kepada departemen-departemen
yang ada dalam pabrik sehingga menjadi beban departemen-departemen itu.
Misalnya biaya penyusutan gedung pabrik yang didistribusikan kepada departemen
produksi merupakan BOP tak langsung bagi departemen.
2.4
Langkah-Langkah
Penentuan BOP
a. Menyusun
anggaran BOP
Dalam
menyusun anggaran BOP harus diperhatikan tingakt kegiatan (kapasitas) yang akan
dipakai sebagai penaksiran BOP. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai
sebagai dasar pembuatan anggaran BOP yaitu:
1)
Kapasitas teoritis, merupakan kapasitas untuk
memproduksi pada kecepatan penuh tanpa berhenti (100%) dari kapasitas yang
telah ditetapkan. Perusahaan dianggap mampu pada tingkatan yang maksimum tanpa
memperhitungkan adanya hambatan baik yang berasal dari internal maupun
eksternal perusahaan. Kapasitas teoristis dikurangi dengan kerugian-kerugian
waktu yang tidak dapat dihindari karena hambatan-hambatan intern perusahaan.
2)
Kapasitas praktis perlu dilakukan penetapan karena
sangat tidak mungkin suatu pabrik dijalankan pada kapasitas teoristis. Dengan
demikian perlu diperhitungkan keonggaran-kelonggaran waktu daam penentuan
kapasitas seperti penghentian pabrik yang tidak dapat dihindari karena
kerusakan mesin.
3)
Kapasitas normal, yaitu kemampuan perusahaan untuk
memproduksi dan menjual produknya dalam jangka waktu panjang. Jika dalam
penetuan kapasitas praktis hanya diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu
akibat faktor-faktor intern perusahaan, maka dalam penetuan kapasitas normal
diperhitungkan pula kecenderungan penjualan dalam jangka waktu panjang
4)
Kapasitas sesungguhnya, yang diperkirakan akan dapat
dicapai dalam tahun yang akan datang. Untuk kelemahannya yaitu akan berakibat
terjadinya perbedaan yang besar pada tarif biaya overhead pabrik dari tahun ke
tahun dan sebagai akibat perubahan yang besar pada tarif biaya overhead pabrik
dari periode ke periode
b. Memilih
dasar pembebana BOP kepada produk
Ada beberapa faktor yang harus di
pertimbangkan :
1) Harus
diperhatikan jenis BOP yang dominan jumlahnya dalam departemen produksi
2) Harus
diperhatikan sifat-sifat BOP yang dominan tersebut dan eratnya hubungan
sifat-sifat tersebut dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.
Selain itu, ada beberapa macam dasar yang dapat
dipakai untuk pembebanan BOP kepada produk yaitu :
a) Satuan
Produk.
Metode ini merupakan metode
paling sederhana dan langsung membebankan BOP untuk setiap produk dihitung
dengan formula berikut
Tarif BOP Persatuan = X 100%
Metode ini cocok digunakan untuk
perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis produk. Jika perusahaan
menhasilkan lebih dari satu macam produk yang serupa dan berhubungan erat satu
sama lain, maka pembebanan dengan dasar tertimbang atau dasar nilai.
b) Biaya Bahan
Baku
Jika BOP yang dominan bervariasi
dengan nilai bahan mentah (misal biaya asuransi biaya baku), maka dasar yang
dipakai untuk membebankannya kepada produk adalah biaya bahan baku yang
dipakai. Formulanya :
Tarif BOP persatuan = x 100%
c) Biaya tenaga
kerja langsung, jika sebagian besar elemen BOP mempunyai hubungan yang erat
dengan jumlah upah TKL (pajak penghasilan atas upah karyawan yang ditanggung
perusahaan), maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah biaya TKL.
Formulanya :
Tarif BOP satuan = x 100%
d) Jam tenaga
kerja langsung, karena ada keterkaitan erat antara TKL dengan jumlah jam kerja
langsung, maka BOP dibebankan atas dasar jam tenaga kerja langsung. Formulanya
:
Tarif BOP satuan = x 100%
e) Jam mesin,
apabila BOP bervariasi dengan waktu penggunaan mesin (bahan bakar atau listrik
untuk menjalankan listrik), maka waktu yang dipakai untuk membebankannya adalah
ja mesin. Formulanya :
Tarif BOP persatuan = x 100%
c. Menghitung
tarif BOP
Setelah
anggaran BOP selesai disusun dan ditentukan besar satuan kegiatan, makalangkah
terakhir adalah menghitung tariff BOP dengan rumus sebagai berikut :
Jumlah BOP
Dianggarkan = Tarif BOP x Tingkat Kegiatan Yang direncanakan
2.5
Anggaran BOP
Anggaran
biaya overhead pabrik disediakan untuk berbagai macam tingkat produksi. Jumlah
biayanya dipecah menjadi kompenen-kompenen tetap (dinyatakan tarif dan didasarkan
atas jam kerja langsung).
Overhead
tetap per item + (jumlah jam kerja langsung yang dianggarkan x tarif biaya
variabel per jam)
Tujuan
penyusunan anggaran biaya overhead pabrik
a.
Mengetahui penggunaan biaya secara efesien
b.
Menentukan harag pokok
c.
Mengetahui pengalokasian biaya overhead pabrik sesuai
dengan tempat atau departemen dimana biaya dibebankan
d.
Sebagai alat pengawasan biaya overhead pabrik
2.6
Prosedur
Akuntansi Biaya Standar untuk Overhead Pabrik
Hubungan
yang erat antara biaya standar dan metode pengendalian anggaran (budgetary
control methode) bersifat penting, khususnya untuk analisis overhead pabrik.
Overhead pebrik aktual tidak hanya dibandingkan terhadap overhead yang
diterapkan (applied overhead cost), tetapi juga terhadap anggaran yang
didasarkan pada kegiatan aktual dan standar yang diizinkan untuk produksi
aktual.
Data berikut
dari Departemen 3 digunakan untuk menggambarkn ayat jurnal untuk metode dua
varians, tiga varians dan empat varians
Kapasitas
normal (dalam jangka kerja berlangsung).................................. 4.000
jam
Total
overhead pabrik pada kapasitas normal:
Tetap ................................................................................................. Rp.
34.620.000
Variabel............................................................................................. Rp.
66.470.400
....................................................................................................... =Rp.110.784.000
Tarif
overhead pabrik per jam kerja langsung :
Tetap ..................................................................................................... Rp.
11.078,4
Variabel ................................................................................................ Rp.
16.617,6
.............................................................................................................. =Rp.
27.696
Overhead
pabrik aktual ................................................................. Rp.
102.253. 632
Jam kerja
langsung aktual.......................................................................... 3.475
jam
Jam kerja
standar yang diizinkan untuk produksi aktual .......................... 3.400 jam
Dalam
praktek yang sesungguhnya, banyak ayat jurnal akan dimasukkan ke jurnal umum
setiap bulannya guna mencatat terjadinya overhead pabrik aktual. Satu ayat
jurnal yang digunakan berikut ini untuk menjelaskan pencatatan overhead pabrik
aktual untuk keseluruhan periode.
Pengendali overhead
pabrik .......................................................... 102.253.632
Berbagai
kredit .......................................................... 102.253.632
Lazimnya,
ayat jurnal untuk mencatat overhead pabrik yang akan dibebankan ke Barang dalam
Proses dimasukkan ke jurnal umum sekurang-kurangnya sekali setahun.
Barang dalam
proses* ................................................................... 94.116.400
Overhead
pabrik yang
diterapkan .................................. 94.116.400
*Rp. 27.696 tarif overhead x 3.400
jam standar yang diizinkan.
Pada akhir
periode, ketika overhead pabrik yang diterapkan ditutup, ayat jurnalnyaakan
sebagai berikut:
Overhead pabrik yang
diterapkan ................................................. 94.116.400
Pengendali
overhead pabrik.......................................... 94.116.400
Perkiraan pengendali overhead pabrik sekarang
mempunyai saldo debet sebesar Rp.8.807.232 yang akan di tutup ke perkiraan
varians overhead pabrik yang sesuai. Ayat jurnal untuk mencatat hasil
perhitungan dari setiap metode akan dibahas di sini.
a.
Metode Dua Varians
Pada metode dua varians terkendali dan varians volume. Ayat jurnal untuk
menutup perkiraan pengendali overhead pabrik dan untuk mencatat varians
terkendali dan varians volume adalah sebagai berikut :
Varians volume overhead
pabrik* ................................................. 6.647.040
Varians terkendali overhead
pabrik** ........................................... 1.440.192
Pengendali
overhead pabrik*** ..................................... 8.807.232
* Rp.11.078,4
tarif overhead pabrik tetap x 600 jam [yaitu selisih diantara kapasitas normal
(4.000 jam) dengan jam standar yang diizinkan (3.400 jam)]
** jumlah
yang diperlukan untuk menyeimbangkan ayat jurnal
*** jumlah
overhead pabrik yang diterapkan terlalu rendah [yaitu selisih diantara overhead
pabrik aktual (Rp. 102.253.632) dengan overhead pabrik yang diterapkan (Rp.
94.166.400)]
b.
Metode A untuk tiga varians
Dalam metode A dalam tiga varians, jumlah overhead pabrik yang diterapkan
terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat dianalisis sebagai varians
pengeluaran, kapasitas menganggur dan efesiensi. Ayat jurnal untuk menutup
perkiraan pengendali overhead pabrik dan mencatat ketiga varians ini adalah
sebagai berikut :
Varians kapasitas menganggur
overhead pabrik*.......................... 5.816.160
Varians efesiensi overhead
pabrik**............................................. 2.077.200
Varians pengeluaran overhead
pabrik***......................................... 193.872
Pengendali
overhead pabrik****........................... 8.087.232
* Rp.
11.078,4 tarif overhead pabrik tetap x 525 jam [yaitu selisih antara kapsitas
normal (4.000 jam) dengan jam kerja aktual yang di perlukan (3.475 jam)]
** Rp.
27.696 tarif overhead pabrik x 75 jam [yaiitu selisih antara jam kerja aktual
yang diperlukan (3.475 jam) dengan jam kerja standar yang diizinkan (3.400
jam)]
*** jumlah
yang diperlukan untuk menyeimbangkan ayat jurnal
**** jumlah
overhead pabrik yangditerapkan terlalu rendah [yaitu selisih antara overhead
pabrik aktual (Rp.102.253.632) dengan overhead pabrik yang diterapkan (Rp.
94.166.400)]
c.
Metode B untuk Tiga Varians
Dalam metode B untuk tiga varians, jumlah overhead pabrik yang diterapkan
terlalu tinggi atau rendah dapat dianalisis sebagai varians pengeluaran,
varians efesiensi variabel dan varians volume. Ayat jurnal untuk menutup
perkiraan pengendali overhead pabrik dan untuk mencatat ketiga varians ini
adalah sebagai berikut :
Varians volume overhead pabrik*................................................. 6.647.040
Varians efesiensi variabel overhead
pabrik** ............................... 1.246.320
Varians pengeluaran overhead
pabrik*** ........................................ 193.872
Pengendali overhead
pabrik****................................................. 8.087.232
* Rp.
11.078,4 tarif overhead pabrik tetap x 525 jam [yaitu selisih antara kapsitas
normal (4.000 jam) dengan jam kerja aktual yang di perlukan (3.475 jam)]
** Rp.
16.617,6 tarif overhead pabrik x 75 jam [yaiitu selisih antara jam kerja aktual
yang diperlukan (3.475 jam) dengan jam kerja standar yang diizinkan (3.400
jam)]
*** jumlah
yang diperlukan untuk menyeimbangkan ayat jurnal
**** jumlah
overhead pabrik yangditerapkan terlalu rendah [yaitu selisih antara overhead
pabrik aktual (Rp.102.253.632) dengan overhead pabrik yang diterapkan (Rp. 94.166.400)]
d. Metode Empat Varians
Dalam metode empat varians, jumah overhead pabrik yang
diterapkan terlalu tinggi atau rendah dibagi menjadi varians pengeluaran,
kapasitas menganggur, efesiensi variabel dan efisiensi tetap. Ayat jurnal untuk
menutup perkiraan pengendali overhead pabrik dan untuk mencatat keempat varians
ini adalah sebagai berikut :
Varians kapasitas menganggur overhead pabrik*......................... 5.816.160
Varians efesiensi variabel overhead
pabrik**................................ 1.246.320
Varians efesiensi tetap overhead
pabrik***..................................... 830.880
Varians pengeluaran overhead
pabrik****....................................... 193.872
Pengendali
Overhead pabrik*****.................................. 8.087.232
* Rp.
11.078,4 tarif overhead pabrik tetap x 525 jam [yaitu selisih antara kapsitas
normal (4.000 jam) dengan jam kerja aktual yang di perlukan (3.475 jam)]
** Rp.
27.696 tarif overhead pabrik x 75 jam [yaiitu selisih antara jam kerja aktual
yang diperlukan (3.475 jam) dengan jam kerja standar yang diizinkan (3.400
jam)]
*** Rp.11.078,4
tarif overhead pabrik x 75 jam [yaiitu selisih antara jam kerja aktual yang
diperlukan (3.475 jam) dengan jam kerja standar yang diizinkan (3.400 jam)]
**** jumlah
yang diperlukan untuk menyeimbangkan ayat jurnal
***** jumlah overhead pabrik yangditerapkan terlalu rendah [yaitu selisih
antara overhead pabrik aktual (Rp.102.253.632) dengan overhead pabrik yang
diterapkan (Rp. 94.166.400)]
Contoh :
PT. Citarum
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Januari 19XX
Jenis biaya |
Tetap |
Variabel |
Jumlah |
Bahan taklangsung |
Rp.
2.000.000 |
Rp. - |
Rp.
2.000.000 |
Tenaga kerja taklangsung |
900.000 |
528.000* |
1.428.000 |
Perawatan danreparasi |
1.200.000 |
792.000** |
1.992.000 |
Gas dan penerangan |
300.000 |
- |
300.000 |
Energy |
200.000 |
1.452.000*** |
1.652.000 |
Asuransi |
270.000 |
- |
270.000 |
Penyusutan |
1.350.000 |
- |
1.350.000 |
Pajak |
600.000 |
- |
600.000 |
Pajakupah |
- |
264.000**** |
264.000 |
Jumlah = |
Rp.
6.820.000 |
Rp.
3.036.000 |
Rp.
9.856.000 |
Jam KerjaLangsung
Keterangan :
*2.640 x
Rp.200 = Rp.528.000
**2.640 x
Rp.300 = Rp.792.000
***2.640 x Rp.550
= Rp.1.452.000
****2.640 x
Rp.100 = Rp.264.000
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya BOP adalah semua biaya produksi yang
termasuk kedalam biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan
biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau
dibedakan langsung pada suatu proses produksi.
Anggaran biaya overhead pabrik disediakan untuk
berbagai macam tingkat produksi. Jumlah biayanya dipecah menjadi
kompenen-kompenen tetap (dinyatakan tarif dan didasarkan atas jam
kerja langsung). Hubungan yang erat antara biaya standar dan metode
pengendalian anggaran (budgetary control methode) bersifat penting, khususnya
untuk analisis overhead pabrik. Overhead pebrik aktual tidak hanya dibandingkan
terhadap overhead yang diterapkan (applied overhead cost), tetapi juga terhadap
anggaran yang didasarkan pada kegiatan aktual dan standar yang diizinkan untuk
produksi aktual.
DAFTAR PUSTAKA
Milton dan Lawrence,Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian, Jakarta
: Erlangga 2006
No comments:
Post a Comment