Makalah
PROSES ADAPTASI FISIOLOGI BAYI BARU LAHIR (BBL)
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................................
i
DAFTAR
ISI.......................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang........................................................................................ 1
B.
Tujuan...................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A.
Definisi
................................................................................................... 2...........
B.
Adaptasi
Bayi Baru Lahir........................................................................ 2
C.
Immunologi............................................................................................. 2
D.
Kulit......................................................................................................... 5
E.
Sistem
Persyarafan.................................................................................. 6
BAB III PENUTUP............................................................................................... 8
A.
Kesimpulan.............................................................................................. 8
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah bayi
yang baru lahir dengan kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan
(aterm) yaitu 36 – 40 minggu. Bayi baru lahir normal harus menjalani proses
adaptasi dari kehidupan di dalam rahim (intrauterine) ke kehidupan di luar
rahim (ekstrauterin).
Pemahaman terhadap adaptasi dan
fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai dasar dalam memberikan asuhan.
Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke ekstrauterin dipengaruhi oleh banyak
faktor seperti kimiawi, mekanik, dan termik yang menimbulkan perubahan
metabolik, pernapasan dan sirkulasi pada bayi baru lahir normal.
Penatalaksanaan dan mengenali kondisi kesehatan bayi baru lahir resiko tinggi
yang mana memerlukan pelayanan rujukan/ tindakan lanjut.
Sebagai seorang tenaga kesehatan,
perawat harus mampu memahami tentang beberapa adaptasi atau perubahan fisiologi
bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan
keperawatan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan
yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah
lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya
sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah
yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi.
Oleh karena hal tersebut di atas lah
kami menyusun makalah yang bejudul “Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir”.
B. Tujuan Penulisan
- Mampu
memahami tentang bayi baru lahir serta gangguan yang mungkin terjadi pada
bayi baru lahir.
- Mampu mengetahui fisiologi pada
bayi baru lahir.
- Mampu
mengidentifikasi penilaian awal dan langkah esensial bayi baru lahir.
- Mampu melaksanakan pengkajian terkait dengan bayi baru lahir.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Bayi baru lahir atau neonatus adalah
bayi yang berumur 0-28 hari (Bobak, 2005). Menurut Laila, 2008, bayi baru lahir
normal adalah individu baru yang lahir di dunia, dalam keadaannya yang
terbatas, maka individu baru ini sanganlah membutuhkan perawatan dari orang
lain
B.
Adaptasi
Bayi Baru Lahir
Bayi
akan mengalami adaptasi sehingga yang semula bersifat bergantung kemudian
menjadi mandiri secara fisiologis karena:
- Mendapatkan oksigen melalui
system sirkulasi pernapasannya yang baru
- Mendapatkan nutrisi oral untuk
mempertahankan kadar gula darah yang cukup
- Dapat mengatur suhu tubuh
- Dapat melawan setiap penyakit
dan infeksi
Sebelum diatur oleh tubuh bayi
sendiri, fungsi tersebut dilakukan oleh
placenta yang kemudian masuk keperiode transisi. Periode transisi terjadi segera setelah
lahir dan dapat berlangsung hingga 1 bulan atau lebih (untuk beberapa system). Transisi yang paling nyata dan cepat
adalah system pernapasan dan sirkulasi, system termogulasi, dan system metabolisme glukosa.
C. Immunologi
Sel fagosit, granulosit, monosit
mulai berkembang sejak usia gestasi 4 bulan. Setelah lahir imunitas neonatus
cukup bulan lebih rendah dari orang dewasa. Usia 3-12 bulan adalah keadaan
imunodefisiensi sementara sehingga bayi mudah terkena infeksi. Neonatus kurang
bulan memiliki kulit yang masih rapuh, membran mukosa yang mudah cedera,
pertahanan tubuh lebih rendah sehingga berisiko menglami infeksi yang lebih
besar.
Perubahan beberapa kekebalan alami
meliputi perlindungan oleh kulit, membran mukosa, fungsi jaringan saluran
napas, pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus, dan perlindungan kimia
oleh asam lambung.
Sistem imun bayi baru lahir masih belum matur sehingga neonatus rentan
mengalami infeksi dan alergi. Sistem imun yang matur akan membeir kekebalan
alami maupun kekebalan dapatan. Kekebalan alami terdiri dari struktur
pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi.
Beberapa contoh kekebalan alami, meliputi:
1)
Perlindungan oleh membran mukosa
2)
Fungsi saringan saluran napas.
3)
Pembentukan koloni mikroba oleh
kulit dan usus.
4)
Perlindungan kimia oleh lingkungan
asam lambung.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh darah yang
membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Akan tetapi, pada bayi
baru lahir, sel-sel darah ini masih belum matur. Artinya, bayi baru lahir
tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan dapatan akan muncul kemudian. Bayi baru lahir yang lahir
dengan kekebalan pasif mendapat antibodi dari tubuh ibunya. Reaksi antibodo
keseluruhan terhadap antigen asing masih belum muncul sampai awal kehidupan
anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan
sistem kekebalan tubuh.
Bayi memiliki immunoglobulin pada saat lahir, namun lingkungan rahim
yang aman membatasi bayi untuk bereaksi terhadap antigen tertentu. Ada tiga
macam immunoglobulin (Ig) atau antibodi, yang ditandai dengan huruf untuk
masing-masing golongan, yaitu IgG, IgA dan IgM, dan hanya IgG yang cukup kecil
untuk melewati sawar plasenta.
IgG merupakan golongan antibody yang sangat penting dan jumlahnya
mencapai 75% dari seluruh antibody. IgG mempunyai kekebalan terhadap infeksi
kuman virus tertentu. Pada waktu lahir, kadar IgG bayi sama atau sedikit lebih
banyak dari ibu. IgG ini memberikan kekebalan pasif pada bayi selama beberapa
bulan kehidupan.
IgM dan IgA tidak melintasi sawar plasenta, melainkan dihasilkan sendiri
oleh janin. Kadar IgM pada periode kehamilan mencapai 20% dari IgM orang dewasa
dan perlu waktu 2 tahun untuk dapat menyamai kadar tersebut. Kadar IgM yang relatif
rendah membuat bayi lebih rentan terkena infeksi. IgM juga penting, sebab
sebagian besar antibody yang terbentuk sewaktu terjadi respons primer adalah
golongan ini. Kadar IgA sangat rendah dan diproduksi dalam waktu yang lama,
walaupun kadar sekresi mencapai kadar
orang dewasa dalam kurun waktu 2 bulan. IgA melindungi dari infeksi saluran
pernapasan, saluran usus lambung, dan mata. Sedangkan immunoglobulin jenis
lainnya, yaitu IgD dan IgE tidak begitu berkembang pada masa awal
bayi/neonatus.
ASI dan terutama kolostrum memberikan kekebalan pasif kepada bayi dalam
bentuk:
1)
Laktoferin
Merupakan
protein yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap zat besi. Bersama dengan
salah satu immunoglobulin, yaitu IgA, laktoferin mengambil zat besi yang
diperlukan untuk perkembangan E. coli, stafilokokus, dan ragi. Kandungan zat
besi yang rendah pada kolostrum dan ASI akan mencegah perkembangan kuman
patogen.
2)
Lisosom
Bersama iGa
mempunyai fungsi antibakteri dan juga menghambat pertumbuhan berbagai macam
virus.
3)
Faktor antiripsin
Enzim
tripsin berada di dalam saluran usus dan fungsinya adalah memecah
protein.Adanya factor Tripsin dalam
kolostrum ASI akan menghambat kerja tripsin. Dengan demikian ,imunoglobiun
tidak akan di pecah oleh tripsin.
4)
Faktor bifidus.
Laktobasilus
terdapat dalaman usus bayi dan
menghasilkan asam yang dapat mencegah pertumbuhan kuman patogen.Untuk
pertumbuhannya,laktobasilus membutuhkan gula yasng mengandung nitrogen,yaitu
factor bifidus,dan faktor ini terdapat
dalam ASI.
Kelenjar timus tempat
diproduksinya limfosit relative besar pada waktu lahir dan terus meningkat
hingga usia 8 tahun. Karena adanya defisiensi kekebalan alami dan kekebalan
dapatan ini, bayi baru lahir sangat rentan mengalami infeksi. Reaksi bayi baru
lahir terhadap infeksi masih lemah dan tidak memadai. Oleh sebab itu,
pencegahan infeksi, seperti praktik persalinan aman, menyusui ASI dini terutama
kolostrum, dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat
penting.
D.
Kulit
Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk saat
lahir, tetapi masih belum matang. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan
baik dan sangat tipis. Verniks Caseosa juga berfusi dengan epidermis dan
berfungsi sebagai lapisan pelindung. Kulit bayi sangat sensitif dan dapat rusak
dengan mudah. Kulit sering terlihat berbercak, terutama di daerah sekitar
ekstremitas. Tangan dan kaki terlihat sedikit sianotik.
1)
Kaput suksedanum
Kaput
suksedanum ialah edema pada kulit kepala, yang ditemukan dini. Tekanan verteks
yang lama pada serviks menyebabkan pembuluh darah setempat mendapat penekanan,
sehingga memperlambat aliran balik vena. Aliran balik vena yang melambat
membuat cairan jaringan di kulit daerah kepala meningkat, shingga terjadi
pembengkakan. Tonjolan edema, yang terlihat saat bayi lahit, memanjang sesuai
garis sutura tulang tengkorank dan lenyap secara spontan dalam tiga sampai 4
hari.
2)
Kelenjar Lemak dan
Kelenjar Keringat
Kelenjar
keringat sudah ada sejak bayi lahir, tetapi kelenjar ini tidak berespons
terhadap peningkatan suhu tubuh. Terjadi sedikit hiperplasia kelenjar sebasea
dan sekresi sebum akibat pengaruh hormon saat hamil. Walaupun kelenjar sebasea
seuda terbentuk dengan baik saat bayi lahir, tetapi kelenjar ini tidak terlalu
aktif pada masa kanak-kanak. Kelenjar-kelenjar ini mulai aktif saat produksi
androgen meningkat, yakni sesaat sebelum pubertas.
E. Sistem Persyarafan
Dibandingkan dengan sistem tubuh lain, sistem saraf bayi baru lahir
masih sangat muda, baik secara anatomi maupu fisiologi. Ini menyebabkan
kegiatan refleks spina dan batang otak dengan kontrol minimal oleh lapisan luar
serebrum pada beberapa bulan pertama kehidupan, walaupun interaksi social
terjadi lebih awal.
Setelah bayi lahir, pertumbuhan otak memerlukan persediaan oksigen dan glukosa yang tetap dan memadai. Otak yang
masih muda rentan terhadap hipoksia, ketidakseimbangan biokimia, infeksi dan
perdarahan.
Ketidakstabilan suhu dan gerak otot yang tidak terkoordinasi menggambarkan
keadaan perkembangan otak dan mielinasi saraf yang tidak sempurna. Bayi baru
lahir memperlihatkan sejumlah aktivitas refles pada usia yang berbeda-beda,
yang menunjukan normalitas dan perpaduan antara sistem neurologi dan
muskuloskeletal. Beberapa refleks tersebut:
1)
Refleks Moro.
Refleks ini
terjadi karena adanya reaksi miring terhadap rangsangan mendadak. Refleks ini
dapat dimunculkan dengan cara menggendong bayi dengan sudut 45°, lalu kepalanya
turun sekitar 1-2 cm. Bayi akan bereaksi
dengan menarik dan menjulurkan lengannya yang kadang-kadang gemetaran.
Lalu kedua lengannya akan memeluk dada. Reaksi yang sama juga terjadi pada
tungkai, yang lentur ditekuk ke perut. Refleks ini simetris dan terjadi pada 8
minggu pertama setelah lahir. Ketiadaan refleks Moro menandakan imanuritas
otak. Jika pada usia 6 bulan refleks tersebut masih ada, ini menunjukan retardasi
mental.
2)
Refleks Rooting
Dalam
memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut, bayi menoleh ke
arah sumber rangsangan dan membuka mulutnya, siap untuk menghisap.
3)
Refleks Mengedip/Refleks Mata
Melindungi
mata dari trauma
4)
Refleks Menggenggam
Refleks ini
dimunculkan dengan menempatkan jari/pensil di dalam telapak tangan bayi, dan
bayi akan menggenggamnya dengan erat.
5)
Refleks Berjalan dan Melangkah
Jika bayi
disangga pada posisi tegak dan kakinya menyentuh permukaan yang rata, bayi akan
terangsang untuk berjalan. Jika bayi dipegang dan tulang keringnya menyentuh
tepi meja, bayi akan memanjat ke meja (refleks penempatan tungkai).
6)
Refleks Leher Tonik Asimetris
Pada posisi
telentang, jika kepala bayi menoleh ke satu arah, lengan di sisi tersebut akan
ekstensi sedangkan lengan sebelahnya fleksi. Jika didudukkan tegak, kepala bayi
pada awalnya akan terkulai ke belakang lalu bergerak ke kanan sesaat sebelum
akhirnya menunduk ke depan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah
penyesuaian diri individu (BBL) dari keadaan yang sangat tergantung menjadi
mandiri secara fisiologis.
Banyak perubahan yang akan dialami oleh
bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang
hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan
eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan
bantuan orang lain untuk memenuhinya. Periode adaptasi ini disebut sebagai
periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar
rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi yang paling
nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem
termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
B.
Saran
1.
Setelah memahami tentang
bayi baru lahir tentunya bisa dilakukan penerapan yang baik untuk dapat
melakukan pemeriksaan yang spesifik pada bayi baru lahir sehingga dapat
menetapkan diagnosis yang benar agar dapat dilakukan perawatan yang lebih
intensif jika ditemukan adanya masalah.
2.
Semua tenaga kesehatan
dapat bekerja sama untuk dapat memberikan perawatan yang benar terkait dengan
bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.2003.Asuhan bayi baru lahir.Jakarta:Pusdiknakes-WHD-JHPIEGO
Deslidel, Hajjah. 2011. Asuhan Neonates
Bayi Dan Balita. Jakarta : EGC
Helmi, Zairin Noor.2012.Buku Ajar Gangguan
Muskuluskletal.Jakarta:Salemba Medika
Irianto, Kus.
(2010). Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bandung
: Yrama Widya
Keperawatan anak, 2008 :
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Perpustakaan nasional : Katalog dalam
terbitan (KDT). 2001. Bayi Anda Tahun Pertama : Tip Bergambar Perawatan Bayi
Tahap Demi Tahap. Jakarta : Arcan
Rochmah K. M., S.Pd, SKM; Elita Vasra, SST;
Dahliana,SKM; Heni Sumastri, S.Pd. Panduan Belajar Asuhan Neonatus, Bayi dan
Balita : Jakarta EGC, 2011
No comments:
Post a Comment