BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arteri
adalah pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisidari jantung ke anggota
tubuh yang lain. Ciri-ciri arteri yang sehat yaitu fleksibel,kuat dan elastis.
Lapisan permukaan dalamnya licin sehingga darah dapatmengalir tanpa batasan.
Tetapi, suatu waktu, terlalu banyak tekanan padaarteri dapat menyebabkan
dinding pembuluh darah menjadi tebal dan kaku,akhirnya akan membatasi darah
yang mengalir ke organ dan jaringan..
Proses
ini disebut arteriosclerosis atau pengerasan pembuluh arteri.Aterosklerosis
adalah bentuk umum dari ateriosklerosis. Meskipun keduaistilah tersebut dalam
aplikasinya dapat saling menggantikan. Aterosklerosismerupakan pengerasan
pembuluh darah arteri yang disebabkan karena penumpukkan simpanan lemak (plak)
dan substansi lainnya. Beberapa penelitianmenggambarkan perbedaan antara
“ateriosklerosis“, “atherosclerosis“, andarteriolosklerosis“.
Dalam
konteks ini, atherosklerosis digunakan ketika mengacu pada arteri utama yang
lebih besar, dan arteriolosklerosisdigunakan ketika mengacu pada arteriol,
sedangkan arteriosklerosis merupakan induk dari kedua terminologi di atas.
Arteriosclerosis (pengerasan arteri utama)diakibatkan dari suatu simpanan yang
tidak mudah rusak dan kolagen yang kaku di dalam dinding pembuluh darah di
sekitar ateroma.
Hal
ini meningkatkan kekakuan dan menurunkan elastisitas dinding
arteri.Arteriolosklerosis (pengerasan arteri kecil, arteriol) adalah hasil dari
penyimpanan kolagen, penebalan dinding otot dan penyimpanan protein(
“hyaline“).Aterosklerosis adalah penyakit yang sangat progresif yangmenyebabkan
mengerasnya pembuluh arteri karena sumbatan oleh kolesterolteroksidasi.
Atherosklerosis ini tidak jarang sudah mulai terjadi sejak usia masih sangat
muda. Proses mengerasnya pembuluh darah merupakan suatu proses yang berjalan
perlahan-lahan namun pasti.Diperkirakan bahwa atherosclerosis berawal sebagai
atheroma, yaitu tumor jinak (nonkanker) sel-sel otot polos di dalam dinding
pembuluh darah. Sel-sel ini bermigrasi dari lapisan otot pada pembuluh darah ke
posisi tepat di bawah lapisan endothel, sel-sel tersebut terus membelah diri
dan membesar.
Kemudian,kolesterol
dan lemak yang menumpuk di sel-sel otot polos abnormal ini membentuk plak. Plak
terbentuk dari simpanan substansi lemak, kolesterol sisametabolisme sel,
kalsium dan fibrin. Substansi-substansi ini dapat berkembang pada arteri sedang
atau aorta. Kerusakan dinding pembuluh yang parah akibat terkena plak ini
menjadi keras dan kehilangan elastisitasnya.Keadaan seperti ini disebut “pengerasan
arteri“. Atherosklerosis bukanlah penyakit yang baru dikenal. Pembuluh darah
mummi Mesir, lebih dari 3500tahun yang lalu, ternyata telah mengidap penyakit
ini. Otopsi pertama yangdilakukan pada tahun 1931 menunjukkan adanya
tanda-tanda pengapuran pada pembuluh koroner seorang wanita mummi wanita
berusia 50 tahun. Otopsi pada200 serdadu yang mati muda dalam perang Korea
menunjukkan 50 persenserdadu itu menunjukkan tanda-tanda pengapuran pada
pembuluh koronernya walaupun mereka tidak mempunyai keluhan sama sekali. Di
Amerika Serikat,46 persen dari anak muda yang mati karena kecelakaan lalu
lintas ternyata sudah mengidap pengapuran koroner yang nyata, tetapi tetap
tanpa gejala yang nyata.Jumlah penderita atherosklerosis di era globalisasi dan
industrialisasi cenderung meningkat. Pada dekade terakhir ini penyakit jantung
dan pembuluh darah yang didasari oleh atherosklerosis berkembang menjadi
pembunuh utama di Indonesia. Dari penelitian menunjukkan, penyebabkematian dari
penduduk dunia yang diteliti adalah jantung (42,9 persen),stroke (25,9 persen),
penyakit paru dan asma (12,5 persen), kanker (5,4 persen),dan penyakit lain
(kurang dari empat persen). Salah satu penyebab fenomena ini adalah pola hidup
masyarakat yang tidak sehat .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
Aterosklerosis
jg dikenal sebagai penyakit Vaskuler arteriosclerotic / ASVD berasal dari
bahasa Yunani: athero (yg berarti bubur / pasta) & sklerosis (indurasi
& pengerasan). Aterosklerosis / pengerasan arteri adalah suatu kondisi
arteri besar & kecil yg ditandai oleh deposit substansi berupa endapan
lemak, trombosit, makrofag, leukosit, kolesterol, produk sampah seluler,
kalsium & aneka substansi lainnya yg terbentuk di dlm lapisan arteri di
seluruh lapisan tunika intima & akhirnya ke tunika media (www.medicastore.com).
Aterosklerosis
mewujudkan/adalah proses yg berbeda. yg menyerang intima arteri besar &
medium. Perubahan tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium. komponen darah,
karbohidrat & jaringan fibrosa pada lapisan intima arteri. Penimbunan tersebut
dikenal sebagai ateroma / plak. Oleh aterosklerosis mewujudkan/adalah penyakit
arteri umum, maka kalau kita menjumpainya di ekstremitas, maka penyakit
tersebut jg terdapat di bagian tubuh yg lain (Brunner & Suddarth,
2002).
Pertumbuhan
ini dijuluki dgn plak. Plak tersebut berwarna kuning oleh mengandung lipid
& kolesterol. Sudah diketahui bahwa aterosklerosis bukanlah suatu proses
berkesinambungan, melainkan suatu penyakit dgn fase stabil & fase tak
stabil yg silih berganti. Perubahan gejala-gejala klinik yg tiba-tiba & tak
terduga berkaitan dgn rupture plak, walaupun rupture tak kerap kali diikuti
gejala-gejala klinik. Seringkali rupture plak segera pulih, dgn cara inilah
proses plak berlangsung (Hanafi, Muin R, & Harun, 1997).
Aterosklerosis
ialah kondisi dimana terjadi penyempitan pembuluh darah dampak timbunan lemak
yg berkembang/berubah naik dlm dinding pembuluh darah yg mau menghambat aliran
darah. Aterosklerosis dapat terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, &
organ vital lainnya serta pada lengan & tungkai. Jika aterosklerosis
terjadi didalam arteri yg menuju ke otak (arteri karoid) maka dapat terjadi
stroke. Namun jika terjadi didalam arteri yg menuju kejantung (arteri koroner),
maka dapat terjadi serangan jantung. Biasanya arteri yg amat kerap kali terkena
ialah arteri koroner, aorta, & arteri-arteri serbrum.
Beberapa
pengerasan dari arteri biasanya terjadi ketika seseorang semenjak tua. Namun
sekarang bukan hanya pada manusia yg semenjak tua, tetapi jg pada kanak-kanak.
Oleh munculnya bercak-bercak di dinding arteri koroner sudah menjadi fenomena
alamiah yg tak kerap kali wajib terjadi lesi aterosklerosis terlebih dahulu.
2.2
Etiologi
Aterosklerosis
bermula ketika sel darah putih yg dijuluki monosit, pindah dari aliran darah ke
dlm dinding arteri & diubah menjadi sel-sel yg mengumpulkan bahan-bahan
lemak. Pada saatnya, monosit yg terisi lemak ini mau terkumpul, menyebabkan
bercak penebalan di lapisan dlm arteri.
Setiap
daerah penebalan yg biasa dijuluki plak aterosklerotik / ateroma, terisi dgn
bahan lembut seperti keju yg mengandung sejumlah bahan lemak, terutama
kolesterol, sel-sel otot polos & sel-sel jaringan ikat. Ateroma dapat
tersebar di dlm arteri sedang & jg arteri besar, tetapi biasanya mereka
terbentuk di daerah percabangan, mungkin oleh turbulensi di daerah ini
menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk
ateroma.
Arteri
yg terkena aterosklerosis mau kehilangan kelenturannya & oleh ateroma terus
tumbuh, maka arteri mau menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan
kalsium, sehingga ateroma menjadi rapuh & dapat pecah. & kemudian darah
dapat masuk ke dlm ateroma yg sudah pecah, sehingga ateroma mau menjadi lebih
besar & lebih mempersempit arteri.
Ateroma
yg pecah jg dapat menumpahkan kandungan lemaknya & memicu pembentukan
bekuan darah / trombus. Selanjutnya bekuan ini mau mempersempit bahkan
menyumbat arteri, & bekuan darah tersebut mau terlepas & mengalir
bersama aliran darah sehingga menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).
Faktor
risiko aterosklerosis dibedakan menjadi 2 yaitu, faktor risiko yg dapat diubah
& tak dapat diubah:
a)
Dapat diubah
1.
Usia, pada manusia tua resiko terjadi atherosklerosis
lebih cukup tinggi
Sebagai
usia tubuh meningkatkan risiko aterosklerosis & / gaya hidup faktor genetik
menyebabkan plak buat secara bertahap membangun di arteri pada pertengahan usia
/ lebih, plak cukup sudah membangun menyebabkan gejala-gejala / gejala-gejala,
pada pria, risiko berkembang/berubah naik setelah usia 45, sedangkan pada
wanita, risiko berkembang/berubah naik setelah usia 55.
2.
Jenis kelamin; pria memiliki resiko lebih cukup tinggi
daripada wanita
3.
Ras
4.
Riwayat keluarga dgn Atherosklerosis
Risiko
aterosklerosis berkembang/berubah naik jika ayah / saudara laki-laki
didiagnosis dgn penyakit jantung sebelum usia 55 tahun, / jika ibu / saudara
perempuan didiagnosis dgn penyakit jantung sebelum usia 65 tahun tetapi
walaupun usia & riwayat keluarga penyakit jantung dini faktor risiko, 1tu
tak berarti bahwa Anda mau mengembangkan atherosclerosis jika Anda memiliki
satu / keduanya. Membuat perubahan gaya hidup & / mengambil obat-obatan
buat mengobati faktor risiko lainnya seringkali dapat mengurangi pengaruh
genetik & mencegah aterosklerosis dari berkembang, bahkan pada manusia
dewasa yg lebih tua.
b)
Tak dapat diubah
1.
Mayor
a)
Peningkatan lipid serum
b)
Hipertensi
c)
Merokok; pada manusia-manusia yg sebelumnya sudah
memiliki resiko cukup tinggi buat menderita penyakit jantung, merokok sangatlah
berbahaya oleh:
1)
Merokok dapat mengurangi kadar kolesterol HDL &
meningkatkan kadar kolesterol LDL.
2)
Merokok menyebabkan bertambahnya kadar karbon
monoksida di dlm darah, sehingga meningkatkan resiko terjadinya cedera pada
lapisan dinding arteri.
3)
Merokok mau mempersempit arteri yg sebelumnya sudah
menyempit oleh atherosklerosis, sehingga mengurangi jumlah darah yg hingga ke
jaringan.
4)
Merokok meningkatkan kecenderungan darah buat
membentuk bekuan, sehingga meningkatkan resiko terjadinya arteri perifer,
penyakit arteri coroner, stroke & penyumbatan suatu arteri cangkokan
setelah pembedahan.
d)
Gangguan toleransi glukosa
e)
Diet cukup tinggi lemak jenuh, kolesterol & kalori
2.
Minor
a.
Gaya hidup yg minus gerak
b.
Stress psikologik
c.
Tipe kepribadian
2.3
Patofisiologi
Dampak
langsung aterosklerosis pada arteri meliputi penyempitan (stenosis) lumen, obstruksi
oleh trombosis, aneurisma (dilatasi abnormal pernbuluh darah), ulkus &
ruptur. Dampak tak langsungnya ialah malnutrisi & fibrosis organ yg
disuplai oleh arteri yg sklerotik tersebut. Semua sel yg berfungsi aktif
membutuhkan suplai darah yg kaya mau nutrisi & oksigen & peka terhadap
setiap penurunan suplai nutrisi tersebut. Kalau penurunan tersebut berat &
permanen, sel-sel tersebut mau mengalami nekrosis (kematian sel dampak
kekurangan aliran darah) & diganti oleh jaringan fibrosa yg tak membutuhkan
banyak nutrisi.
Aterosklerosis
terutama mengenai arteri utama sepanjang. percabangan arteri dlm aneka tataran
keparahannya, biasanya berwujud bercak-bercak. Cabang arteri biasanya hanya terkena
pada bagian bifurcation.
Aterosklerosis
dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar. Timbunan
ini, dinamakan ateroma / plak mau mengganggu absorbsi nutrien oleh sel-sel
endotel yg menyusun lapisan dinding dlm pembuluh darah & menyumbat aliran
darah oleh timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh
darah yg terkena mau mengalami nekrotik & menjadi jaringan parut,
selanjutnya lumen menjadi semakin sempit & aliran darah terhambat. Pada
lumen yg menyempit & berdinding kasar, mau cenderung terjadi pembentukan
bekuan darah, hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler,
diikuti oleh penyakit tromboemboli
2.4
Manifestasi
klinik
Manifestasi
klinik dari proses aterosklerosis kompleks ialah penyakit jantung koroner,
stroke bahkan kematian. Sebelum terjadinya penyempitan / penyumbatan mendadak,
aterosklerosis tak menimbulkan gejala-gejala. Gejalanya tergantung dari lokasi
terbentuknya, sehinnga dapat berupa gejala-gejala jantung, otak, tungkai /
tempat lainnya. Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yg sangat
berat, maka bagian tubuh yg diperdarahinnya tak mau mendapatkan darah dlm
jumlah yg memadai, yg mengangkut oksigen ke jaringan.
Gejala-gejala
awal dari penyempitan arteri dapat berupa nyeri / kram yg terjadi pada saat
aliran darah tak dapat mencukupi kebutuhan oksigen. Yg khas gejala-gejala
aterosklerosis timbul secara perlahan, sejalan dgn terjadinya penyempitan
arteri oleh ateroma yg jg berlangsung secara perlahan. Tetapi jika penyumbatan
terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri) maka
gejalanya mau timbul secara mendadak.
Gejala
& Gejala-gejala
- Klaudikasio
intermiten
- Impotensi
/ gangguan ereksi
- Nyeri
istirahat (sewaktu malam)
- Denyut
arteri minus kuat, dinding arteri keras
- Bising
jantung (murmur)
- Hipotrofia
otot tungkai
- Ujung
ekstremitas pucat, sianosis, dingin, kelainan trofik, hilang bulunya,
atrofi kulit
- Nekrosis
/ gangren
2.5
Stadium
aterosklerosis
Penyakit
sumbatan arteri ialah gangguan aliran arteri yg kronik yg kerap kali
diketemukan & biasanya memerulukan tindakan bedah. Penggolongannya
didasarkan pada letak, luasnya sumbatan serta ukuran arteri. Beratnya
insuffisiensi aliran darah diarteri ekstrimitas bawah dibedakan dlm stadium
menurut fontaine.
Pada
stadium I perfusi jaringan masih cukup, walaupun terdapat penyempitan arteri.
Pada stadium II perfusi ke otot intermiten yaitu nyeri pada otot ekstrimitas
bawah yg timbul ketika berjalan yg memeaksakan berhenti berjalan. Nyeri hilang
kalau penderita istirahat. Gejala-gejala ini mengurangi penggunaan otot
sehingga jarak tempuh dlm berjaln tak dapat melampaui jarak tertentu. Pada
stadium III perfusi sudah tak memadai saat istirahat. Pada stadium IV sudah
terjadi iskemia yg mengakibatkan nekrosis, kelainan tropik kulit, / gangguan
penyembuhan lesi kulit.
Stadium |
Stadium |
I II III IV |
Asimptomatik / gejala-gejala tak khas (semutan,
geringgingan) Klaudikasio intermiten (sehingga jarak tempuh
memendek) Nyeri saat beristirahat Manisfestasi kerusakan jaringan oleh anoksia
(sekresi, ulkus) |
2.6
Pemeriksaan
diagnostik
Sebelum
terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tak mau terdiagnosis. Sebelum
terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan dgn
stetoskop dapat mewujudkan/adalah petunjuk dari aterosklerosis. Denyut nadi
pada daerah yg terkena dapat berkurang. Pemeriksaan yg dapat dikerjakan buat
mendiagnosis aterosklerosis:
- ABI
(ankle-brachial index), dikerjakan pengukuran tekanan darah di pergelangan
kaki & lenga
- Pemeriksaan
Doppler di daerah yg terkena
- Skening
ultrasonik Duplex
- CT
scan di daerah yg terkena
- Arteriografi
resonansi magnetik
- Arteriografi
di daerah yg terkena
- IVUS
(intravascular ultrasound)
2.7
Penatalaksanaan
medis
a)
Penatalaksanaan Medik
Pada tataran tertentu, tubuh mau melindungi dirinya dgn
membentuk pembuluh darah baru di daerah yg terkena. Dapat diberikan obat-obatan
buat menurunkan kadar lemak & kolesterol dlm darah seperti kolestiramin,
kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, & lovastatin. Buat
mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah, dapat diberikan obat-obatan seperti
aspirin, ticlopidine & clopidogrel / anti-koagulan.
Sebentar angioplasti balon dikerjakan buat meratakan plak
& meningkatkan aliran darah yg lewat endapan lemak. Enarterektomi
mewujudkan/adalah suatu pembedahan buat mengangkat endapan. Pembedahan bypass
mewujudkan/adalah prosedur yg sangat invasif, dimana arteri / vena yg normal
dari penderita diberdayakan buat membuat jembatan guna menghindari arteri yg
tersumbat.
b)
Penatalaksanaan Keperawatan
Mengajarkan tekhnik relaksasi (pernafasan dlm) &
distraksi buat mengurangi rasa nyeri pada dada dampak terjadi sumbatan pada
arteri koronaria. Menganjurkan buat mengonsumsi makanan yg rendah kolesterol,
cukup tinggi protein & makanan yg kaya mau serat.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
Pengkajian
1.
Identitas klien
: selain nama klien, jg orangtua; umur, alamat, asal kota & daerah.
2.
Riwayat kesehatan
a)
Keluhan utama: penyebab utama klien hingga dibawa ke
rumah sakit.
b)
Riwayat penyakit sekarang: gejala & gejala-gejala
klinis aterosklerosis, gejala-gejala yg mudah diamati ialah nyeri dada yg
hilang saat istirahat.
c)
Riwayat penyakit dahulu: buat mengidentifikasi adanya
faktor-faktor penyulit / faktor yg membuat kondisi pasien menjadi lebih parah
kondisinya. Komplikasi dari penyakit
terdahulu dapat menjadi pertimbangan dlm penanganan aterosklerosis. Adanya
penyakit hipertensi, ataupun penyakit kardiovaskuler lain dapat dipertimbangkan
pengaruhnya terhadap terjadinya aterosklerosis.
d)
Riwayat penyakit keluarga: adakah penyakit yg diderita
oleh anggota keluarga yg mungkin ada hubungannya dgn penyakit klien sekarang.
3.
Pola fungsi kesehatan
a)
Pola nutrisi-metabolik.
Kehilangan
nafsu makan. Pada awal kejadian adanya mual / muntah (adanya peningkatan intra
kranial) kehilangan senasai pada lidah, dagu, tenggorokan & gangguan
menelan.
b)
Pola eliminasi
Adanya
perubahan pola eliminasi, anuria, inkontensia urine, distensi abdomen, tak ada
bising usus ( illeus paralitik ).
c)
Pola aktifitas-latihan
Adanya
kesukaran terhadap aktivitas oleh kelemahan, kehilangan sensasi / paralysis /
hemiplegi, mudah lelah.
d)
Pola tidur & istirahat
Kesukaran
buat istirahat oleh kelemahan secara umum & gangguan penglihatan.
e)
Pola sensorik
Adanya
sinkop / pusing, nyeri kepala menurunnya penglihatan / kekaburan pandangan,
gangguan penciuman / perabaan / sentuhan menurun terutama pada daerah luka
& ekstremitas, status mental, koma, ekstremitas lemah / paralisis, tak
dapat menggenggam, paralisis wajah, tak dapat bicara, berkomunikasi secara
verbal, kehilangan pendengaran, penglihatan, sentuhan, refleks pupil, &
dilatasi.
f)
Pola kenyamanan
Munculnya
nyeri dada yg tiba-tiba yg tak hilang dgn beristirahat / dgn dgn nitrogliserin.
Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yg mungkin menyebar hingga ke
lengan, rahang & wajah. Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa
nyeri yg pernah dialami.Sebagai dampak nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah
yg menyeringai, perubahan postur tubuh, menangis, penurunan kontak mata
,perubahan irama jantung, ECG (Elektokardiograf), tekanan darah, respirasi
& warna kulit serta tataran kesadaran.
g)
Pola respirasi
Dispnea
dgn / tiada aktifitas, batuk produktif, riwayat perokok dgn penyakit pernafasan
kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat /
cyanosis, suara nafas crakcles / wheezes / jg vesukuler. Sputum jernih / jg
merah muda/pink tinged.
h)
Pola interaksi sosial
Stress,
kesulitan dlm beradaptasi dgn stresor, emosi yg tak terkontrol.
i)
Pola pengetahuan
j)
Riwayat di dlm keluarga ada yg menderita penyakit
jantung, diabetes, stroke, hipertensi, perokok.
4.
Pemeriksaan fisik, fokus pada sistem kardiovaskuler
& sistem respirasi
Pemeriksaan gejala-gejala vital TD, Nadi, RR & Suhu
penting dikerjakan buat mengetahui gejala awal dari ketidakstabilan hemodinamik
tubuh, gambaran dari gejala vital yg tak stabil mewujudkan/adalah indikasi dari
peningkatan / penurunan kondisi perfusi jaringan & kegagalan jantung dlm
berkontraksi.
a)
Keluhan / adanya nyeri: Pada identifikasi nyeri butuh
dikaji lebih dlm seberapa besar nyeri muncul, lokasi & sifat nyeri termasuk
penjalaran dari nyeri yg muncul sehingga dapat diklasifikasikan daerah/area yg
mengalami aterosklerosis. Adanya nyeri yg terkaji dapat menjadi patokan,
didaerah mana kira-kira lokasi yg mengami penyumbatan & setelah 1tu butuh
di identifikasi kembali dgn beberapa pemeriksaan penunjang buat membuktikan &
mempertegas kondisi pasien.
b)
Pemeriksaan gejala-gejala vital
Gejala-gejala
vital mewujudkan/adalah pemeriksaan fisik yg sangat penting dikerjakan oleh
adanya perubahan gejala-gejala vital menunjukkan kelainan sirkulasi dlm sistem
sistemik tubuh. Dgn asumsi penurunan kontraktilitas otot-otot jantung, maka
denyut nadi mau menurun & jg tekanan darah naik lama kelamaan mau menurun
oleh penurunan cardiac output. Oleh oleh 1tu pengkajian terhadap gejala-gejala
vital sangat butuh dikerjakan sebagai indikasi awal adanya kelainan sistemik
tubuh.
c)
Pemantauan Hemodinamik
Disamping
pemantauan TTV, butuh jg haru dikaji sistem hemodinamik tubuh, oleh adanya
perubahan curah jantung, maka sirkulasi jg mau
berkurang, demikian jg cairan & keseimbangan cairan mau berpengaruh
terhadap tekanan hemodinamik tubuh
d)
Pemantaun perubahan penampakan & temperature kulit
1)
Aliran darah yg tak memadai mengakibatkan ekstremitas
dingin
2)
Rubor terlihat dlm 20 menit hingga 2 menit setelah
ektremitas tergantung & mewujudkan/adalah petunjuk adanya kerusakan arteri
dimana pembuluh darah tak mampu berkonstruksi.
3)
Sianosis
4)
Rambut hilang
5)
Kuku rapuh
6)
Kulit kering
7)
Atropi & ulserasi
8)
Edema bilateral / unilateral
5.
Pemeriksaan penunjang
a)
Pemeriksaan ECG (Electrocardiogram)
ECG bermanfaat dlm mengidentifikasi iskemia miokardium,
apalagi dlm kondisi istirahat. Adanya gambaran depresi S-T / horizontal 1mm /
lebih diluar titik J, memiliki sifat khas, walaupun tak patognomonik iskemia
kardium. Gambaran lain dari adanya kelainan ECG mencakup perubahan gelombang
ST-T nonspesifik, kelambatan hantaran atrioventrikularis & intraventrikel
serta aritmia memiliki sifat non spesifik buat penyakit jantung koroner
aterosklerotik.
b)
Laboratorium darah
Lipid darah (lemak) bahwa sudah diketahui bahwa
hiperlipidemia ialah suatu faktor penting dlm pertumbuhan aterosklerosis
koronaria. Demikian jg peningkatan kadar gula darah yg diatas rata-rata, hal
ini menunjukkan adanaya risk factor lain yg dapat menyebabkan aterosklerosis.
1)
Elektrolit: ketidakseimbangan dapat mempengaruhi
konduksi & dapat mempengaruhi kontraktilitas, contoh: hipokalemia /
hiperkalemia.
2)
Sel darah Putih (SDP): leukosit (10.000-20.000)
biasanya tampak sehubungan dgn proses inflamasi.
3)
Kecepatan sedimentasi: apabila berkembang/berubah naik
maka menunjukkan adanya inflamasi.
4)
Kimia: mungkin normal tergantung abnormalitas fungsi /
perfusi organ akut / kronis.
5)
Kolesterol / trigeliserida serum: berkembang/berubah
naik, menunjukkan arteriosclerosis.
c)
Pemeriksaan dgn Echokardiografi
Pemeriksaan penunjang lain yaitu pemeriksaan echo-kardiografi,
dari pemeriksaan ini dapta dilihat lokasi penyumbatan & berapa besar
tataran aliran darah yg mengaliri koroner & jantung, & dilihat jg
seberapa besar adanya penyumbatan aliran tersebut. Dari hasil echo yg dapat
memotret dari 3 dimensi memungkinkan diagnosa & tindakan yg mau dikerjakan
mau tepat sasaran.
d)
Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan / sumbatan arteri koroner
& biasanya dikerjakan sehubungan dgn pengukuran tekanan serambi &
mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi).
e)
Pemeriksaan Photo thorak
Hasil, mungkin normal / menunjukkan pembesaran jantung
didug gagal jantung koroner / aneurisme ventrikuler. Pemeriksaan ini disamping
buat mengetahui seberapa besar adanya pembesaran jantung, jg buat mengetahui
& mengidentifikasi gangguan sistem respirasi terutama paru. Dgn adanya
photo thorak dapat diketahui secara dini adanya pneumonia / infeksi lain
sehingga faktor penyulit tersebut dapat dicegah & ditangani dgn cepat.
3.2
Diagnosa
keperawatan
1.
Kalau mengenai jaringan perifer
a)
Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dgn
gangguan pertukaran.
b)
Nyeri berhubungan dgn gangguan kemampuan pembuluh
darah menyuplai oksigen ke jaringan.
c)
Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dgn
gangguan sirkulasi.
2.
Kalau dikerjakan pembedahan
a)
Pra pembedahan
1)
Ansietas berhubungan dgn rencana pembedahan yg
kompleks.
b)
Post pembedahan
1)
Nyeri akut berhubungan dgn diskontinuitas jaringan /
saraf-saraf dampak luka operasi.
2)
Risiko infeksi berhubungan dgn adanya port de entry
dampak luka operasi (pembedahan)
3)
Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dgn luka
operasi
3.
Kalau dianjurkan modifikasi gaya hidup
a)
Minus pengetahuan berhubungan dgn minus informasi
mengenai sumber- sumber informasi
3.3
Intervensi
1.
Kalau mengenai jaringan perifer
a)
Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dgn
gangguan pertukaran.
Tujuan
NOC:
1)
Denyut proksimal & perifer distal kuat &
simetris
2)
Suhu ekstremitas hangat
3)
Tataran sensasi normal
Intervensi
NIC:
1)
Rendahkan ekstremitas
Rasional
: buat meningkatkan sirkulasi arteri dgn tepat.
2)
Tinggikan anggota badan lebih cukup tinggi dari
jantung
Rasional
: buat meningkatkan aliran darah balik vena
3)
Anjurkan latihan rentang gerak aktif / pasif selama
tirah baring
Rasional
: buat mencegah terjadinya perubahan integritas kulit.
4)
Pantau penggunaan alat yg panas / dingin, seperti
bantalan pansa, botol berisi air panas, & kantung es.
Rasional
: suhu yg terlalu ekstrim dapat
5)
Anjurkan pasien buat tak menyilangkan kaki
Rasional
: pencegahan terhadap adanya statis vena
b)
Nyeri berhubungan dgn gangguan kemampuan pembuluh darah
menyuplai oksigen ke jaringan
Tujuan
NOC:
1)
Pasien mau mengenali faktor penyebab &
memanfaatkan tindakan buat mencegah nyeri
2)
Pasien mau melaporkan kesejahteraan fisik &
psikologis
3)
Pasien mau melaporkan nyeri pada penyedia perawatan
kesehatan
4)
Pasien dapat mempertahankan tataran nyeri
Intervensi
NIC:
1)
Kaji nyeri yg komprehensif pada pasien
2)
Berikan informasi tentang nyeri kepada pasien &
keluarga
3)
Ajarkan penggunaan tekhnik nonfarmakologi sebelum,
& selama aktivitas yg menyakitkan
4)
Kolaborasi dlm pemberian analgesia
5)
Kendalikan faktor lingkungan yg dapat mempengaruhi
respon pasien terhadap ketidaknyamanan.
c)
Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dgn
gangguan sirkulasi
Tujuan
NOC:
1)
Kulit utuh, warna normal
2)
Tak ada nyeri ekstremitas yg terlokalisasi
Intervensi
NIC:
1)
Lakukan penilaian sirkulasi perifer yg komprehensif
(misalnya cek nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna kulit, & suhu
ekstremitas)
Rasional
: buat mengetahui adanya peningkatan sirkulasi arteri & vena.
2)
Pantau kulit dari adanya perubahan integritas kulit.
Rasional
: pencegahan, meminimalkan cedera, / rasa tak nyaman pada pasien.
3)
Hindari trauma kimia, mekanik / panas yg melibatkan
ekstremitas
2.
Kalau dikerjakan pembedahan
a)
Pra pembedahan
Ansietas
berhubungan dgn rencana pembedahan yg kompleks.
Tujuan
NOC:
1)
Tak ada manifestasi kecemasan secara fisik
2)
Tak ada gangguan persepsi sensori
3)
Pasien dapat mengomunikasikan kebutuhan & perasaan
negatif secara tepat
Intervensi
NIC:
1)
Kaji tataran ansietas yg terjadi
2)
Jelaskan prosedur pembedahan secara sederhana sesuai
tataran pemahaman pasien & keluarga
3)
Beri dorongan kepada pasien buat mengungkapkan pikiran
& perasaan buat mengeksternalisasikan ansietas
4)
Kurangi rangsangan yg berlebihan dgn menyediakan
lingkungan yg tenang.
5)
Diskusikan ketegangan & harapan pasien
b)
Post pembedahan
1)
Nyeri akut berhubungan dgn diskontinuitas jaringan /
saraf-saraf dampak luka operasi.
Tujuan
NOC:
a.
Pasien mampu mengenali faktor penyebab &
memanfaatkan tindakan buat mencegah nyeri
b.
Pasien mampu melaporkan nyeri pada penyedia perawatan
kesehatan
c.
Pasien mampu menunjukkan tekhnik relaksasi secara
individual yg efektif buat mencapai kenyamanan.
Intervensi
NIC:
a.
Kaji nyeri yg komprehensif pada pasien
b.
Berikan informasi tentang nyeri kepada pasien &
keluarga
c.
Ajarkan penggunaan tekhnik nonfarmakologi sebelum,
& selama aktivitas yg menyakitkan
d.
Kolaborasi dlm pemberian analgesia
2)
Risiko infeksi berhubungan dgn adanya port de entry
dampak luka operasi (pembedahan)
Tujuan
NOC:
a.
Terbebas dari gejala / gejalainfeksi
b.
Pasien mau melaporkan gejala / gejala-gejala infeksi
serta mengikuti prosedur & pemantauan
Intervensi
NIC:
a.
Pantau gejala & gejala-gejala infeksi
b.
Jelaskan hal-hal yg wajib dihindari agar luka tak
terinfeksi
c.
Ajarkan kepada pasien & keluarga tentang rawat
luka dgn tekhnik sepsis & asepsis
d.
Kolaborasi dlm pemberian antibiotika
3)
Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dgn luka
operasi
Tujuan
NOC:
a.
Menunjukkan rutinitas perawatan kulit yg efektif
b.
Mengingesti makanan secara adekuat buat meningkatkan
integritas kulit
Intervensi
NIC:
a.
Pantau gejala-gejala kerusakan integritas kulit
b.
Anjurkan buat kerap kali menjaga agar luka tetap
kering & bersih
c.
Anjurkan diet dgn makanan bergizi cukup tinggi &
suplemen vitamin
d.
Kolaborasi obat buat mempercepat pertumbuhan jaringan
kulit
3.
Kalau dianjurkan memodifikasi gaya hidup
a)
Minus pengetahuan berhubungan dgn minus informasi
mengenai sumber-sumber informasi.
Tujuan
NOC:
1)
Berpartisipasi dlm proses belajar
2)
Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi / prognosis
& aturan terapeutik
3)
Memulai perubahan gaya hidup yg diperlukan
Intervensi
NIC:
1)
Diskusikan kondisi patologis yg khusus & kekuatan
pada individu.
Rasional:
membantu dlm membangun harapan yg realistis & meningkatkan pemahaman
terhadap kondisi & kebutuhan saat ini
2)
Sarankan pasien menurunkan / membatasi stimulasi
lingkungan terutama selama kegiatan berfikir
Rasional:
stimulasi yg beragam dapat memperbesar gangguan proses berfikir
3)
Identifikasi faktor-faktor resiko secara individual
(seperti hipertensi, kegemukan, merokok, aterosklerosis, memanfaatkan
kontrasepsi oral)
Rasional:
meningkatkan kesehatan secara umum & mungkin menurunkan resiko kambuh.
3.4
Implementasi
Menurut
Patricia A. Potter (2005), Implementasi mewujudkan/adalah pelaksanaan dari
rencana tindakan keperawatan yg sudah disusun / diketemukan, yg bertujuan buat
memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dapat terlaksana dgn baik dikerjakan
oleh pasien 1tu sendiri ataupun perawat secara mandiri & jg dapat
bekerjasama dgn anggota tim kesehatan lainnya seperti ahli gizi &
fisioterapis. Perawat memilih intervensi keperawatan yg mau diberikan kepada
pasien.
Berikut
ini metode & langkah persiapan buat mencapai tujuan asuhan keperawatan yg
dapat dikerjakan oleh perawat :
- Memahami
rencana keperawatan yg sudah ditentukan
- Menyiapkan
tenaga & alat yg diperlukan
- Menyiapkan
lingkungan terapeutik
- Membantu
dlm melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
- Memberikan
asuhan keperawatan langsung
- Mengkonsulkan
& memberi penyuluhan pada klien & keluarganya.
Implementasi
membutuhkan perawat buat mengkaji kembali kondisi klien, menelaah, &
memodifikasi rencana keperawatn yg sudah ada, mengidentifikasi area dimana
bantuan dibutuhkan buat mengimplementasikan, mengkomunikasikan intervensi
keperawatan.
Implementasi
dari asuhan keperawatan jg membutuhkan pengetahuan tambahan keterampilan &
personal. Setelah implementasi, perawat menuliskan dlm catatan klien deskripsi
singkat dari pengkajian keperawatan. Prosedur spesifik & respon klien
terhadap asuhan keperawatan / jg perawat dapat mendelegasikan implementasi pada
tenaga kesehatan lain termasuk memastikan bahwa manusia yg didelegasikan
terampil dlm tugas & dapat menjelaskan tugas sesuai dgn standar
keperawatan.
3.5
Evaluasi
1.
Kalau mengenai jaringan perifer
a)
Ketidakefektifan perfusi jaringan: suplai darah arteri
ke ekstremitas berkembang/berubah naik (teraba hangat, warna kemerahan / tak
pucat).
b)
Nyeri: pasien mengalami penurunan nyeri &
memanfaatkan analgetik dgn baik.
c)
Risiko kerusakan integritas kulit: integritas kulit
terjaga, tak terjadi trauma & iritasi kulit.
2.
Kalau dikerjakan pembedahan
a)
Pra pembedahan:
Ansietas:
gejala & gejala-gejala ansietas menurun.
b)
Post pembedahan:
1)
Nyeri akut: nyeri pasca bedah terkontrol.
2)
Risiko infeksi: infeksi luka operasi tak terjadi.
3)
Risiko kerusakan integritas kulit: kulit tampak
terawat baik, integritas kulit terjaga.
3.
Kalau dianjurkan modifikasi gaya hidup
a)
Minus pengetahuan: pemahaman pasien berkembang/berubah
naik, pasien menunjukkan mengikuti anjuran modifikasi gaya hidup dgn baik.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dari beberapa pengertian aterosklerosis, penulis mencoba
menyimpulkan pengertian dari aterosklerosis. Aterosklerosis adalah penyakit
yang disebabkan oleh sempitnya pembuluh darah akibat timbunan lemak yang
meningkat di dinding pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi tersumbat.
Timbunan tersebut bukan hanya lemak tetapi ada juga substansi lain berupa
trombosit, makrofag, leukosit, produk sampah seluler, kalsium dan lain-lain.
Awalnya seluruh endapan lemak terbentuk di dalam lapisan
arteri.di seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika media.
Pertumbuhan ini disebut dengan plak.
Aterosklerosis bisa terjadi pada otak, jantung, ginjal, dan
organ vital lainnya serta pada lengan dan tungkai. Jika terjadi pada arteri
koroner menuju jantung, akan mengakibatkan serangan jantung. Namun jika terjadi
pada arteri karoid menuju otak, akan mengakibatkan stroke.
Penyakit ini adalah penyakit dengan fase stabil dan fase
tidak stabil yang silih berganti. Perubahan gejala kliniknya tiba-tiba dan
tidak terduga berkaitan dengan rupture plak.
Ada 7 resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis, yaitu:
tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, perokok, diabetes (kencing
manis), kegemukan (obesitas), malas berolah raga, dan usia lanjut.
Perubahan patologis yang terjadi pada pembuluh yang mengalami
kerusakan dapat diringkaskan sebagai berikut: dalam tunika intima timbul
endapan lemak dalam jumlah kecil yang tampak bagaikan garis lemak, penimbunan
lemak, terutama betalipoprotein yang mengandung banyak, kolesterol pada tunika
intima dan tunika media bagian dalam, lesi yang diliputi oleh jaringan fibrosa
menimbulkan plak fibrosis, timbul ateroma atau kompleks plak aterosklerotik
yang terdiri dari lemak, jaringan fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler dan
kapiler, Perubahan degeneratif dinding arteria.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan terhadap klien untuk
mengetahui ada tidaknya aterosklerosis yaitu dengan cara: ABI (ankle-brachial
index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan,
pemeriksaan doppler di daerah yang terkena, skening ultrasonik duplex, CT scan
di daerah yang terkena, arteriografi resonansi magnetik, arteriografi di daerah
yang terkena, IVUS (intravascular ultrasound).
DAFTAR PUSTAKA
Diana.
2013. Coronary Atherosclerosis. http://dhintea. blogspot.com/2013/09/coronary-atherosclerosis.html.
Diakses tanggal
Fazha,
Ira. 2011. Makalah Aterosklerosis Plus Askepnya.
http://sitihadirah.blogspot.com/2011/04/makalah-aterosklerosis-plus-askepnya.html.
Diakses tanggal
Rahayu,
Rizky Destyowati Candra. 2012. Asuhan keperawatan Aterosklerosis.
http://kumpulan-askep3209.blogspot.com/2012/06/asuhan
keperawatan-aterosklerosis.html. Diakses tanggal
Ruhyanudin,
Faqih. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dgn Gangguan Sistem Karidovaskuler.
Malang: UMM Press
Sari,
Ninda Nurmala. 2012. Aterosklerosis. http://kardiovaskularninda.
blogspot.com/2012/02/aterosklerosis.html. Diakses tanggal
Wibowo,
Angga. 2012. Asuhan Keperawatan Arteriosklerosis.
http://anggahargustra.blogspot. com/2012/05/asuhan-keperawatan-arteriosklerosis.html.
Diakses tanggal
Wiwik.
2014. Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Arteriosklerosis.
http://laporanpendahuluanaskep.blogspot.com/2014/09/laporan-pendahuluan-asuhan
keperawatan.html. Diakses tanggal
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia¬-Nya kepada penulis, sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah
ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul ”Asuhan Keperawatan
Aterosklerosis “.
Harapan
penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah
ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
Akhir
kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin ya Rabbal ‘alamin.
Banda Aceh, 02 November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... ........ i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ....... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. ....... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................ ....... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... ....... 3
2.1 Definisi........................................................................................ ....... 3
2.2 .Etiologi....................................................................................... ....... 4
2.3 Patofisiologi........................................................................................ 6
2.4 Manifestasi Klinis............................................................................... 7
2.5 Stadium asterosklorosis...................................................................... 8
2.6 Pemeriksaan diagnostik...................................................................... 8
2.7 Penatalaksaan medik........................................................................... 9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN........................................................ ..... 10
3.1 Pengkajian................................................................................... ..... 10
3.2 Diagnosa Keperawatan............................................................... ..... 14
3.3 Intervensi Keperawatan.................................................................... 15
3.4 Implementasi .................................................................................... 19
3.5 Evaluasi............................................................................................. 20
BAB IV PENUTUP....................................................................................... ..... 21
4.1 Kesimpulan....................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 23
No comments:
Post a Comment