Thursday, 6 May 2021

MAKALAH KLASIFIKASI HEWAN KELINCI, DOMBA, KERBAU DAN SATWA HARAPAN

 

DAFTAR ISI

BAB I

KELINCI

A.   TERNAK KELINCI................................................................................................

1.    Kelahiran........................................................................................................

2.    Pengembangan..............................................................................................

3.    Penyapihan....................................................................................................

4.    Penurunan dan Cara Ternak Menghasilkan Ternak Kelinci.............

5.    Penggemukan dan Pemotongan................................................................

6.    Penanganan Terhadap Kelinci..................................................................

7.    Identifikasi Kandang....................................................................................

BAB II

DOMBA

A.   KELASIFIKASI.......................................................................................................

1.    Pengertian Domba........................................................................................

2.    Sejarah Asal Usul Domba...........................................................................

3.    Jenis-jenis Domba........................................................................................

BAB III

KERBAU

A.   PERAN TERNAK KERBAU...................................................................................  

B.    FUNGSI TERNAK KERBAU.................................................................................

C.   PENTING NYA TERNAK KERBAU ...................................................................  

 

 

 

 

BAB I

KELINCI

A.   TERNAK KELINCI

 

Kelinci merupakan salah satu jenis ternak non ruminansia. Kelinci banyak dipelihara oleh peternak sebagai pekerjaan sampingan. Pada umunya, ternak kelinci dimanfaatkan sebagai ternak hias karena tingkah lakunya yang menggemaskan sehingga di anggap lucu. Kelinci juga dimanfaatkan daging dan kotorannya sebagai pupuk. Kelinci merupakan ternak herbivora, tetapi didalam peternakan kelinci seringkali di tambahkan pakan penguat yaitu pollard.

Ternak kelinci jika di ternakan secara baik akan memberikan prospek yang baik. Sehingga kami sengaja mempelajari manajemen ternak kelinci.

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui cara pemeliharaan kelinci yang baik serta pemanfaatan bulu kelinci

 

Kelinci

Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae  yang dapat ditemukan dibanyak bagian bumi. Dulunya hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke daratan Eropa. Kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi 2 famili, yakni Octhonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae (termasuk di dalamnya jenis kelinci dan terwelu). Asal kata kelinci berasal dari bahasa Belanda, yaitu konijnte yang berarti “anak kelinci.

Kelinci yang paling banyak diminati yaitu lop, nederland dwarf, polish, angora, blanc de Hotot, Dutch, Chinchilla, Silver Martin, New Zealand White, Flemish Giant, dan Tan.          

Ada beberapa hal juga yang harus diperhatikan dalam perawatan kelinci  anatara lain : mengurus dan memperhatikan makanan maupun kesehatan. Banyak orang yang ingin memelihara kelinci namun tidak mudah merealisasikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya; butuh kandang dan tempat khusus. Karena itu bagi mereka yang tidak punya pekarangan akan sedikit kesulitan untuk memelihara kelinci (Anonimus, 2008).

 

 

 

 

 

 

Gambar ternak ke;inci.

 MANFAAT KELINCI

Mengenai manfaat yang diambil dari kelinci adalah bulu & daging yang sampai saat ini mulai laku keras di pasaran. Selain itu dapat jg dimanfaatkan utk pupuk, kerajinan & pakan ternak.

Tujuan dalam meningkatkan produksi daging kelinci adalah untuk menghasilakan daging dan bulu. Kecuali kelinci yang dipelihara untuk mendapatkan bulunya saja. Kelinci yang dimaksud adalah kelinci rex dalam jumlah yang sangat kecil dan kelinci angora menghasilkan wol untuk tekstil. Wol adalah target utama produksi kelinci angora dan kebutuhan untuk menghasilkan bulu yang berkualitas telah menyebabkan peternak angora untuk mengembangkan metode yang cukup berbeda dari yang digunakan dalam produksi kelinci.

 

1.    Kelahiran      

Kelinci yang baru dilahirkan di letakkan secara perlahan pada lingkungan yang higienis. Kehadiran peternak tidak diperlukan, tetapi sarang / kandang harus segera di periksa setelah kelahiran. Pengoperasian sangat mudah dan tidak beresiko pada ternak muda. Hal tersebut dapat berlangsung dengan benar setelah proses kelahiran, induk di pindahkan. Kelahiran harus menghapuskan / mengganti hewan yang mati, dan setiap kantong janin tersebut tidak dimakan.

            

 

2.    Pengembangan

            Peternak boleh untuk mengurangi jumlah kelinci yang baru lahir dalam jumlah yang besar pada satu induk, atau memberikan pada induk lain yang kekurangan, dengan syarat sebagai berikut :

         Tidak lebih dari kelinci muda di berikan pada induk lain

         Perbedaan usia antara anak asli induk dengan anak yang di titipkan maksimal adalah   48jam

         Waktu untuk menitipkan anak pada induk lain, maksimal adalah 5hari

3.    Penyapihan

            Selama masa penyapihan anak yang muda secara bertahap menjadikan susu sebagai makanan padat. Penyapihan juga dilakukan saat peternak memisahkan anak yang muda dengan induk (kijang betina). Semua anak yang masih muda di pisahkan pada waktu yang sama dan di tempatkan 6-8 ekor per kandang untuk di gemukkan. Kandang harus bersih, dan kelompok harus cukup seragam dengan perbedaan usia maksimum 1 minggu. Selama proses pemisahan peternak harus memeriksa kesehatan kelinci muda, perlu di lakukan pengobatan bila ada yang terlihat sakit.

            Menyapih dapat terjadi ketika kelinci mencapai puncak berat hidupnya yaitu 500 gram (yaitu sekitar 26-30 hari dalam produksi rasio eropa). Kelinci muda mulai mengkonsumsi makanan padat pada usia 18-20 hari. Dan ketika mencapai usia 30 hari, bila dilakukan pemerahan tidak boleh melebihi % dari pakan yang di berikan.

 

 

4.    Penurunan dan cara peternak menghasilkan keturunan pada kelinci

            Salah satu kelemahan yang nyata dari reproduksi intensif adalah perputaran yang cepat dari masa kelahiran. Pada tingkat pemusnahan yang terjadi setiap bulan bila angka

            Peternak memiliki beberapa cara untuk menghasilkan keturunan. Solusi paling praktis adalah dengan mengkawinkan kedua-duanya adalah keturunan yang murni, dan memilih yang terbaik dari yang terbaik. Untuk menghindari inbreeding, dapat dilakukan dengan mendapatkan bakalan dari peternak lain. Jika produksi secara intensif, produsen dapat membeli hewan yang dapat bertahan hidup dari proses seleksi strain khusus untuk sistem persilangan yang disarankan oleh pemasok.

 

5.    Penggemukan dan Pemotongan

            Selama periode penyapihan pada kelinci pedaging yang sedang tumbuh harus selalu diberi makan secara terus menerus. Jika peternak menggunakan konsentrat yang seimbang, konsumsi harian rata-rata akan mencapai 100-130 gram untuh ukuran hewan menengah. Dalam kondisi yang baik kelinci akan mendapatkan sekitar 30-40 gram per hari, yang berarti asupan yang diperoleh sekitar 3-3,5 kg pakan  yang akan menghasilkan 1kg dalam pertambahan bobot badan. Penggemukkan pada kelinci muda dapat dilakukan dengan memberikan makanan berupa sereal (gandum) dan konsentrat yang cocok.

 

 

 

6.    Penanganan terhadap kelinci

            Kelinci harus diperlakukan dengan lembut. Pada saat mengangkat kelinci yang di pegang bukanlah telinga. Ada beberapa cara / tehnik untuk memegang kelinci.

Cara memegang kelinci

Kelinci di pegang pada bagian kulit bahunya. Untuk hewan dengan berat dibawah 1 kg

 

Jika binatang itu lebih berat, saat mengambil mereka yang di pegang adalah bagian kulit bahu, tetapi bila harus di geser lebih dari 5-10 deti

 

Jika binatang memberontak dan kita merasa tidak bisa mengendalikan, yang terbaik adalah menjatuhkan pada posisi merangkak dan mengambilnya kembali dengan benar  setelah 2-3 detik. Jika ketika kelinci melawan tetapi peternak terus memaksa untuk memegang, maka akan menimbulkan goresan atau bahkan akan mematahkan tulang punggung kelinci tersebut.

  Penanganan kelinci
Identifikasi pertama

            Setiap hewan di beri nomor. Jumlah ini akan muncul pada semua dokumen tentang kelinci dan pada kelinci itu sendiri. Ada 3 macam cara untuk mengidentifikasi kelinci secara lama atau awet

         Ring’s : cincin nomor yang melekat pada kaki belakang diatas tonjolan. Resiko kehilangan cincin tinggi

         Klip : klip nomor SRE menempel pada telinga kelinci. Klip ini terbuat dari logam atau plsatik, dan resiko kerugian tinggi.

                     Tato : lubang kecil yang berada pada telinga dengan nomor atau huruf, dan di letakkan dengan menggosok dengan tinta khusus. Meskipun metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama, itu merupakan salah satu cara yang benara-benar di yakini. Hal ini dapat dilakukan pada saat penyapihan menggunakan penjepit kelinci khusus, atau pada kelinci dewasa dengan penjepit domba.

 

7.    Identifikasi kandang

            Unit dalam pengelolaan kelinci adalah kandang induk. Semua kandang di bagian pembibitan harus diberi nomor, dan ini adalah angka yang akan muncul pada catatan. Metode ini jauh lebih mudah daripada identifikasi secara indifidu, sehingga digunakan dalam rabitrries yang menjaga catatan tetapi tidak berkembang biak selektif.

            Sebuah sistem identifikasi sangatlah penting bahkan dalam peternakan kelinci kecil.

Perencanaan kandang kelincimenawarkan cara pemantauan atap kandang hampir semua kejadian di persemaian.dengan asumsi bahwa tidak akan tersisa dan alas ternak kelinci yang disapih selambat lambatnya sebulan setelah kelahiran, sistem melibatkan kotak besar dengan 4 baris horisontal dari 31 kompartemen. masing-masing sesuai dengan hari bulan. Setiap pagi peternak melihat kartu recordingdan apa yang harus diperiksanya karena setiap selesai melihatnya, kartu yang bersangkutan induk kelinci dipindahkan ke kandang yang sesuai untuk operasi berikutnya


 

BAB II

DOMBA

 

 

Tiap-tiap makhluk hidup yang ada didunia ini mempunyai cara hidup yang berbeda-beda, baik itu manusia, tumbuhan ataupun juga hewan-hewan. Dalam hal memperoleh makanan perkembang biakannya, begitu juga dalam hal penamaan, semua makhluk hidup pasti memiliki nama yang berbeda- beda antara hewan yang satu dengan hewan lainnya, walaupun terkadang mereka tinggal pada satu habitat yang sama.

.

 

 

Domba atau biri-biri (Ovis) adalah ruminansia dengan rambut tebal dan dikenal orang banyak karena dipelihara untuk dimanfaatkan rambut (disebut wol), daging, dan susunya. Yang paling dikenal orang adalah domba peliharaan (Ovis aries), yang diduga keturunan dari moufflon liar dari Asia Tengah selatan dan barat-daya. Untuk tipe lain dari domba dan kerabat dekatnya, lihat kambing antilop. Domba berbeda dengan kambing.

A.   Klasifikasi

¨  Phylum            :Chordata

¨  Sub Phylum     : Vertebrata

¨  Class                :Mammalia

¨  Ordo                :Ungulata

¨  Sub Ordo        :Artiodactylata

¨  Familia            :Coroviane

¨  Genus              :Ovis

¨  Species            : Ovis orientalisi

1.    Pengertian Domba

Domba adalah mamalia yang termasuk pertama kali di jinakkan dan dijadikan sebagai hewan ternakan oleh manusia. Literatur mnyebutkan bahwa mula diternakkan pertama kali sektar 9000 – 11000 tahun yang lalu di Mesopotamia.Domba atau biri-biri (Ovis) adalah ruminansia dengan rambut tebal dan dikenal orang banyak karena dipelihara untuk dimanfaatkan rambut (disebut wol), daging, dan susunya. Yang paling dikenal orang adalah domba peliharaan (Ovis aries), yang diduga keturunan dari moufflon liar dari Asia Tengah selatan dan barat-daya. Untuk tipe lain dari domba dan kerabat dekatnya, lihat kambing antilop. Domba berbeda dengan kambing.

 

 

Pengertian lain dari domba adalah ruminansia kecil, bulunya biasanya berkerut, dan mempunyai tanduk yang berbentuk spiral lateral dan tanduk ini ditemukan pada jantan maupun betina

2.    Sejarah Asal Usul Domba

Ada beberapa teori mengenai asal usul dari ternak domba. Namun sebagian besar berkata sama, bahwa ternak domba berasal dari Mouflon. Mouflon ini adalah hewan liar. Ada 2 macam jenis Mouflons. Pertama adalah Mouflon Asiatic, yaitu Mouflons yang hidup di pegunungan asiatic dan selatan Iran. Dan satunya lagi adalah jenis Mouflons Eropa, satu satunya yang hidup di pulau Sardinia dan Corsica, Italia. Banyak hipotesis bahwa Mouflon Eropa adalah keturunan dari Mouflon Asia.

3.    Jenis-jenis Domba

Domba merupakan ternak yang pertama kali didomestikasi, dimulai dari daerah Kaspia, Iran, India, Asia Barat, Asia Tenggara, dan Eropa samapai ke Afrika. Di Indonesia, domba terkelompok menjadi:

a.       Domba ekor tipis (Javanese thin tailed),

b.                   Domba ekor gemuk (Javanese fat tailed), dan

c.                   Domba Priangan atau dikenal juga sebagai domba garut.

Secara umum ketiga jenis domba tersebut dibedakan dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a.       Domba ekor tipis (Domba Kampung)

Domba ini merupakan domba yang banyak terdapat di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Domba ini termasuk golongan domba kecil, dengan berat potong sekitar 20 – 30 kg. Warna bulu putih dan biasanya memiliki bercak hitam di sekeliling matanya. Ekornya tidak menunjukkan adanya desposisi lemak. Domba jantan memiliki tanduk melingkar, sedangkan yang betina biasanya tidak bertanduk. Bulunya berupa wol yang kasar.

 .      Domba ekor gemuk

Domba ini banyak terdapat di Jawa Timur dan Madura, serta pulau-pulau di Nusa Tenggara. Di Sulawesi Selatan dikenal sebagai domba Donggala. Tanda-tanda yang merupakan karakteristik khas domba ekor gemuk adalah ekor yang besar, lebar dan panjang. Bagian pangkal ekor membesar merupakan timbunan lemak, sedangkan bagian ujung ekor kecil tidak berlemak. Warna bulu putih, tidak bertanduk.

Bulu wolnya kasar. Domba ini dikenal sebagai domba yang tahan terhadap panas dan kering. Domba ini diduga berasal dari Asia Barat Daya yang dibawa oleh pedagang bangsa Arab pada abad ke-18.

Pada sekitar tahun 1731 sampai 1779 pemerintah Hindia Belanda telah mengimpor domba Kirmani, yaitu domba ekor gemuk dari Persia.

Apakah domba ekor gemuk merupakan keturunan dari domba-domba ini, belum diketahui. Bentuk tubuh domba ekor gemuk lebih besar dari pada domba ekor tipis. Domba ini merupakan domba tipe pedaging, berat jantan dewasa antara 40 – 60 kg, sedangkan berat badan betina dewasa 25 – 35 kg. Tinggi badan pada jantan dewasa antara 60 – 65 cm, sedangkan pada betina dewasa 52 – 60 cm.

 

 c.       Domba Priangan

Terdapat di Priangan, yaitu di Bandung, Garut, Sumedang, Ciamis, dan Tasikmalaya. Domba ini dipelihara khusus untuk diadu. Domba priangan bertubuh besar, dahi konveks, tanduk yang jantan besar dan kuat, melingkar seperti spiral. Domba ini diduga diciptakan dari persilangan antara domba Merino dan domba Cape dengan domba lokal sekitar tahun 1864.

Namun sekarang sudah tidak ada bekas-bekas dari karakteristik wol domba Merino. Pada domba Priangan, kadang-kadang dijumpai adanya domba tanpa daun telinga. Domba ini sudah terkenal sebagai salah satu domba yang mempunyai angka reproduktivitas tinggi di dunia.

4. Mamfaat Domba Bagi Manusia

a.       Daging

Hasil penelitian di berbagai negara dunia menyatakan bila daging domba merupakan salah satu jenis daging merah yang sarat akan nutrisi dan aman untuk dikonsumsi. Daging domba muda atau sering disebut juga dengan Lamb yang berasal dari anak domba berusia 1 tahun ke bawah, kaya akan protein, zat besi, vitamin B12 dan nutrisi lainnya seperti zinc, selenium serta niacin. Mari bersama Kita telaah lebih jauh mengenai kandungan nutrisi daging domba muda yang memang ternyata bermanfaat untuk kesehatan tubuh ini.

b.      Bulu

Bulu domba  dapat dibuat menjadi sajadah, lukisan, dan alas kaki. Pembuatan produk-produk berbahan baku bulu domba lokal, dirancang dengan menggunakan teknologi yang sanggat Canggih bahkan benang yang terbuta dari bulu wol mereka dapat digunakan untuk menenun kain baju kita. Benang yang digunakan untuk berbagai keperluan lain telah membuat hidup kita lebih mudah.

c.       Susu

Setiap hari domba memproduksi susu, dan susu domba umumnya diminum dam digunanakan diberbagai tempat di dunia. Kalsium dalam susu ini bermamfaat bagi perkembangan tulang dan gigi . bahan dasar pembuatan yogurt dan keju adalah susu. Susu juga digunakan untuk membuat kue. Pastry dan makanan lainnya. Singkatnya, susu merupakan salah satu makanan bergizi yang kita makan setiap hari.

4.    Cara Hidup Domba

Salah satu karakteristik domba adalah kemampuan memamahbiak , dan bagi hewan memamahbiak (ruminansia) perana lambung sangat penting, karena fungsi lambung pada domba adalah menyimpan makanan sementara, untuk nantinya dimamahbiak kedua kalinya disamping itu lambung juga berfungsi untuk pembusukan peragian (Fementasi). Lambung hewan pemamahbiak terbagi kepada ruang, yaitu : Rumen (Perut Besar), Retikulum (Perut Jala), Omasum (Perut Ketat) dan Abomasum (Perut Masam).

Makanan hewan pemamahbiak adalah rumput dan daun-daunan. Makanan tersebut direnggut dan dikunyah sekedarnya lalu kemudian dicampur air ludah, selanjutnya makanan ditelan ke esophagus (Kerongkongan) dan masuk kerumen. Didalam rumen terdapat bakteri dan flagelata yang dapat menghasilkan enzim selulase.  Flagelata tersebut fesesnya dapat digunakan untuk pupuk didalam rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida dan fermentasi selulasa oleh enzim selulase, selanjutnya makanan masuk kedalam reticulum.

 

5.    Tempat Hidup

Domba biasanya berada di areal yang cukup luas Di Sekitar padang Rumput, udaranya segar dan keadaan sekelilingnya tenang, dekat dengan sumber pakan ternak, memiliki sumber air, jauh dari daerah pemukiman dan sumber air penduduk (minimal 10 meter)

 

6.    Reproduksi

            Domba berkembangbiak dengan cara melahirkan (Menyusui) . pada saat induk domba melahirkan anaknya, ia tak pernah melupakan bau dan rasa yang ia rasakan ketika ia membersihkan anaknya dengan lidahnya. Itulah mengapa ia tak mau menerima domba yang lain yang mempunyai bau dan rasa berbeda. Induk biri-biri dapat dengan mudah membedakan anaknya sendiri dari yang lain diantara sekawanan biri-biri, akan tetapi, ia harus berusaha mengenali mereka segera setelah melahirkan.


 

BAB III

KERBAU

A.    Peran Ternak Kerbau

Ternak kerbau memegang peranan yang sangat penting bagi status sosial dan budaya masyarakat pedesaan. Sejak dahulu, masyarakat berpendapat bahwa apabila seseorang memiliki ternak kerbau maka dianggap sebagai orang yang memiliki harta banyak dan berderajat tinggi. Sehingga ternak kerbau dimanfaatkan pada acara-acara tertentu sebagai simbol kebesaran seperti acara perkawinan yang dikenal dengan sebutan “potong kerbau”, yang dilaksanakan secara adat setempat.

Demikian halnya pada upacara perkawinan, Horja Bius (acara penghormatan terhadap leluhur), dan pendirian rumah adat, kerbau juga disembelih selain sebagai hewan korban juga sebagai pelengkap adat dalam pembagian jambar. Pada pembagian jambar juhut (hewan kurban) terdapat aturan tertentu yang disebut ruhut papangan, yaitu:

1.      Kepala (ulu dan osang) untuk raja adat.

2.      Leher (rungkung atau tanggalan) untuk pihak boru.

3.      Paha dan kaki (soit) untuk pihak dongan sabutuha.

4.      Punggung dan rusuk (panamboli dan somba-somba) untuk pihak hula-hula.

5.      Bagian belakang (ihur-ihur) untuk pihak hasuhuton.

Adanya aturan yang memberi perlakuan khusus pada raja di masyarakat Batak tersebut juga menjelaskan tentang keberadaan tanduk kerbau yang tersimpan pada rumah adatnya. Perlakuan khusus kepada pemimpin adat berkaitan dengan pemberian bagian kepala hewan kurban khususnya kerbau, juga ditemukan pada masyarakat Toraja.

Beberapa daerah di Indonesia yang secara sosial budaya berkaitan dengan kerbau menunjukkan populasi kerbau yang tinggi. Keterkaitannya bisa berupa dalam adat istiadat atau kebutuhan tenaga kerja lebih pada adat istiadat yang turun temurun. Kerbau mempunyai arti sosial yang sangat khas sehingga ada rumah adat dan perkantoran pemerintah mempunyai bentuk atap yang melengkung melambangkan bentuk tanduk kerbau. Diduga kata “Minangkabau” berasal dari “Menang Kerbau”.

Hal ini menunjukan bahwa budaya masyarakat sangat berperan terhadap perkembangan populasi kerbau. Populasi kerbau di Indonesia terdapat di seluruh provinsi, karena kerbau mempunyai daya adaptasi yang sangat tinggi. Kerbau bisa berkembang mulai dari daerah kering di NTT dan NTB, lahan pertanian yang subur di Jawa hingga lahan rawa di Sulawesi Selatan, Kalimantan dan daerah pantai utara Sumatera (Asahan sampai Palembang). Selain itu pengembangannya juga tidak akan menghadapi hambatan selera, budaya dan agama.

B.     Fungsi Ternak Kerbau

·         Sebagai penghasil tenaga kerja untuk mengolah sawah.

Kerbau dipelihara oleh masyarakat Indonesia  secara turun temurun. Pada masyarakat pulau Jawa, ternak kerbau digunakan sebagai hewan yang digunakan tenaganya untuk mengolah sawah sejak dulu kala.  Sebelum ada traktor, kerbau memiliki fungsi amat besar dalam produksi padi.   Meskipun ada mekanisasi pertanian menggunakan traktor, penggunaan kerbau masih diperlukan untuk sawah dengan terasering yang berundak-undak.

·         Sebagai penghasil susu.

Di Sumatera banyak ditemui kerbau penghasil susu.  Di  Minangkabau,   susu kerbau juga diolah menjadi dadiah  (sejenis yoghurt) dan  juga digunakan sebagai bahan keju Mozzarella.

·         Sebagai penghasil daging.

Daging kerbau muda cukup empuk.  Rendang  yang dimakan di Rumah Makan Padang adalah  lebih banyak daging kerbau daripada daging sapi.  Kerbau pun digunakan sebagai hewan kurban di beberapa daerah, selain sapi dan kambing.

·         Sebagai ternak yang bisa menghasilkan pupuk.

Kotoran kerbau dapat digunakan sebagai pupuk atau bahan bakar jika dikeringkan.  Semasa booming ternak cacing tanah, kotoran kerbau dicari peternak cacing untuk media tumbuh cacing tanah.  Orang berebut kotoran kerbau berbahan hijauan alami.

·         Sebagai tabungan jangka panjang.

Di beberapa desa, kerbau digunakan untuk alat menabung.  Petani menyimpan uangnya dengan membeli kerbau, lalu menjual kerbaunya jika sedang membutuhkan uangnya.

·         Sebagai bahan tekstil (industri).

Kulit kerbau sering digunakan juga sebagai bahan sepatu, wayang kulit dan helm sepeda motor.

·         Pemanfaatan kerbau sebagai alat transportasi diperkirakan berkaitan dengan pengangkutan hasil-hasil pertanian seorang petani.

C.    Pentingnya Ternak Kerbau

Semakin meningkatnya penduduk Indonesia dan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat, maka meningkat pula konsumsi daging untuk memenuhi kebutuhan protein hewani bagi tubuh. Pada umumnya, kebutuhan daging di Indonesia dipenuhi dari daging sapi dan ayam . Oleh karena itu, salah satu untuk memenuhi kebutuhan daging selain daging sapi dan ayam yaitu daging yang berasal dari ternak kerbau. Dalam hal ini, menunjukkan bahwa ternak kerbau penting di ternakkan sejak dini karena mempunyai potensi untuk dikembangkan sehingga dapat memenuhi kebutuhan daging bagi masyarakat Indonesia.

Secara umum, ternak kerbau dan sapi adalah hewan yang berbeda baik jenis maupu bangsanya. Tetapi dalam soal produk, dipasar tidak ada perbedaan antara daging kerbau

Ditunjukkan pula dengan pertambahan berat badan, bahwa penggemukan ternak kerbau oleh seorang peternak di Bogor mampu mendapatkan hasil pertambahan berat badan 1 kg/ekor/hari. Oleh karena itu, bahwa parameter yang relatif sama digunakan pada penggemukan sapi potong. Dalam hal ini, menunjukkan bahwa dengan

Dalam hal inilah, ternak kerbau mempunyai potensi untuk dikembangakan baik di kawasan tersebut maupun diwilayah lainnya. Dengan demikian pengembangan usaha peternakan kerbau dan wilayah agribisnis kerbau sangat luas, hampir meliputi seluruh agroekosistem dan sosial-budaya yang ada sehingga ternak kerbau mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai penghasil daging. Kerbau dianggap memiliki kontribusi tinggi dan cukup banyak menginspirasi.

Kesimpulan

Ternak kerbau memegang peranan yang sangat penting bagi status sosial dan budaya masyarakat pedesaan. Sejak dahulu, masyarakat berpendapat bahwa apabila seseorang memiliki ternak kerbau maka dianggap sebagai orang yang memiliki harta banyak dan berderajat tinggi. Fungsi ternak kerbau bermacam-macam, diantaranya sebagai penghasil tenaga untuk mengolah sawah, sebagai penghasil susu dan daging, bisa menghasilkan pupuk, sebagai tabungan jangka panjang, bahan tekstil (industri), dan sebagai alat transportasi. Salah satu untuk memenuhi kebutuhan daging daging, ternak kerbau penting di ternakkan sejak dini karena mempunyai potensi untuk dikembangkan sehingga dapat memenuhi kebutuhan daging bagi masyarakat Indonesia.

 B.     Saran

Kerbau saat ini dinilai sangat tinggi untuk bermatapencaharian namun populasinya berkurang dari masa ke masa. Oleh karena itu, perlu adanya upaya penyelamatan populasi ternak kerbau yang dapat dilakukan melalui berbagai macam usaha, seperti penyuluhan peternakan mengenai kerbau di pedesaan/wilayah/daerah yang berpotensi tinggi bagi kesejahteraan masyarakat.

 

 

No comments:

Post a Comment