Monday, 18 October 2021

MAKALAH TENIS MEJA

 

DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

 

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A.    Latar Belakang............................................................................................. 1

B.    Tujuan........................................................................................................... 1

C.    Rumusan Masalah........................................................................................ 1

 

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2

A.    Sejarah Permainan Tenis Meja...................................................................... 2

B.    Teknik-teknik dasar permainan tenis meja................................................... 5

C.    Peraturan-Peraturan Permainan Tenis Meja................................................ 11

 

BAB III PENUTUP............................................................................................. 21

A.    Kesimpulan................................................................................................. 21

B.    Saran........................................................................................................... 21

 

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 22

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Pada dewasa ini olahraga cukup digandrungi oleh semua kelompok umur. Masalah pentingnya berolahraga semakin dirasakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari Salah satu contoh olahraga raket yang terkenal adalah tenis meja. Tenis meja adalah olahraga raket jumlah partisipannya menempati urutan kedua, penggemarnya tidak terbatas pada tingkat usia remaja, tetapi juga anak-anak dan orangtua. Hal ini disebabkan karena olahraga yang satu ini tidak sulit untuk diikuti. Pada dasarnya olahraga tenis meja merupakan olahraga yang berskala internasional, banyak negara yang ikut berperan dalam olimpiade atau pesta olahraga dunia, bahkan pada tahun 1977 kurang lebih 75 negara ikut bertanding di Bermingham (Inggris).

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimanakah sejarah tenis meja ?

2.      Apa saja teknik-teknik dasar dalam olahraga tenis meja ?

3.      Apa saja peraturan-peraturan dalam olahraga tenis meja ?

 

C.    Tujuan

1.      Mengetahui bagaimana sejarah tenis meja

2.      Mengetahui teknik-teknik dasar dalam bermain tenis meja

3.      Mengetahui peraturan-peraturan yantg berlaku dalam permainan tenis meja


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Sejarah Permainan Tenis Meja

Tenis Meja adalah merupakan salah satu olahraga bola kecil yang cukup populer dan banyak dimainkan oleh Masyarakat karena permainan olahraga tenis meja ini tergolong  mudah serta tidak memerlukan tempat yang luas, bahkan permainan Tenis Meja (Ping Pong) ini dapat dilakukan didalam ruangan yang tidak terlalu besar.

Berawal dari sebuah permainan yang bersifat rekreasi, ping pong atau tenis meja menjadi olahraga serius yang turut dilombakan di ajang Olimpiade. Peminatnya pun tak sebatas pada para atlet tenis meja, tetapi merambah juga hingga ke klub atau perkumpulan nonformal di masyarakat.

Sejarah tenis meja sendiri berawal di Inggris. Situs pongworld menyebutkan bahwa ping pong dimulai sebagai hobi sosial di Inggris yang mencuat akhir 1800-an. Meja makan dan bola yang terbuat dari gabus menjadi perangkat pertama yang digunakan. Boleh jadi mereka menyebut permainan itu sebagai gossima, flim-flam, atau ping pong.

Ketika abad berganti, permainan itu pun mengalami sejumlah perubahan di Inggris. Belakangan, ada yang memperkenalkan bola seluloid pada permainan itu, sedangkan yang lain menambahkan karet pada bet yang terbuat dari kayu. Namun, belakangan seperti dilansir situs geocities.com, olahraga ini juga populer di Amerika Serikat (AS) sekitar 1900-an.

Sayang, permainan ini mulai kehilangan popularitas. Tapi secara bersamaan muncul satu gerakan simultan yang dimulai dari sejumlah kawasan di dunia berupaya menghidupkan kembali ping pong sebagai olahraga serius pada 1922.

Hasilnya, terbentuklah Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) yang terdiri atas 140 negara anggota pada 1926. ITTF juga menjadi sponsor individu dan tim yang bermain di kejuaraan dunia yang diselenggarakan dua tahun sekali.

Olahraga ini pun segera menyebar ke Jepang dan negara Asia lain. Jepang pun mendominasi olahraga tersebut pada 1950-1960-an. Namun, Cina langsung mengejar ketertinggalan. Sekitar 1960-an dan 1970-an, Cina menguasai sendiri tenis meja. Tapi, setelah tenis meja menjadi cabang olahraga yang dilombakan di Olimpiade pada 1980-an, negara lain seperti Swedia dan Korea Selatan turut masuk dalam jajaran papan atas dunia.

Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat Cina, namun di Indonesia juga tidak asing lagi dengan istilah ping pong. Permainan ping pong sama dengan permainan badminton yaitu menggunakan raket, namun raket bola ping pong terbuat dari papan dan dilapisi dengan karet atau sering disebut bat (baca bet). Sejarah tenis meja masuk ke asia melalui Republik Rakyat Cina, Jepang dan Korea. Negara-negara tersebut merupakan pelopor perkembangan tenis meja di Asia. Sedangkan sejarah tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan rekreasi. Pada tahun 1939 sebelum perang dunia ke II para tokoh petinis meja indonesia mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia). Dan sejak itu, Perkembangan tenis meja di Indonesia hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesat.

Permainan tenis meja masuk Asia Selain India setelah tahun 1910. Namun usaha-usaha terorganisir untuk memperkokoh kepentingan tenis meja baru berakar pada waktu diselenggarakannya kejuaraan dunia di Bombay pada bulan Februari 1952. Negara-negara Asia sebagai peserta di dalam kejuaraan dunia tersebut memutuskan untuk membentuk federasi tenis meja asia yang dalam bahasa inggris lebih dikenal dangan The Table Tennis Federation of Asia(TTFA). Federasi ini telah menyelenggarakan dangan sukses 10 kejuaraan Asia, yaitu :

Ke 1 di Singapura tahun 1952.

Ke 2 di Tokyo tahun 1953.

Ke 3 di Singapura tahun 1954.

Ke 4 di Manila tahun 1957.

Ke 5 di Bombay tahun 1960.

Ke 6 di Manila tahun 1963.

Ke 7 di Seoul tahun 1964.

Ke 8 di Singapura tahun 1967.

Ke 9 di Jakarta tahun 1969.

Ke 10 di Nagoya tahun 1970.

 

  1. Awal Olahraga Tenis Meja Masuk Indonesia

Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan rekreasi.Hanya golongan tertentu saja dari golongan pribumi yang boleh ikut latihan, antara lain keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan tersebut.Sebelum perang dunia ke II pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh pertenismejaan mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia).Pada tahun 1958 dalam kongresnya di Surakarta PPPSI mengalami perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia).

Tahun 1960 PTMSI telah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA (Table Tennis Federation of Asia).Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak berdirinya PPPSI hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesati. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya pertandingan tenis meja yang dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON, POMDA, POSENI di tingkat SD, SLTP, SLTA serta pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh perkumpulan-perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah atau swasta atau karang taruna dll.

Indonesia selalu di undang dalam kejuaraan-kejuaraan dunia resmi setelah Indonesia terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun 1961.Selain kegiatan-kegiatan pertandingan tersebut, hal lain yang patut dicatat dalam perkembangan pertenismejaan nasional adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai pada awal tahun 1983, yang diiselenggarakan setiap 3 bulan sekali serta Silataruna yang kegiatannya dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan sekali.

 

B.     Teknik-teknik dasar permainan tenis meja

1.      Teknik Memegang Bet (Grip)

Teknik grip adalah teknik cara memegang bet tenis meja. Teknik ini bisa dibilang sangat penting untuk diketahui. Ada 3 teknik cara memegang bet yang paling populer, pilihlah posisi yang cocok dengan tanganmu sendiri.

Memegang bet seperti berjabat tangan (Shakehand grip)

Teknik ini merupakan teknik yang paling populer di Amerika dan Eropa. Dengan memakai teknik ini, kamu bisa menggunakan kedua sisi bet untuk bermain.

Memegang Bet seperti memegang pena (Penhold grip)

Penhold grip dikenal pula dengan nama Asia grip, walaupun sebenarnya kebanyakan atlit tenis meja Asia memakai teknik Shakehand grip. Pada teknik ini, sisi yang bisa digunakan untuk bermain hanya satu saja.

Seemiller Grip

Seemiller grip adalah cabang dari Shakehand grip, karena dasar cara memegangnya masih hampir sama dengan Shakehand grip. Hanya saja, bedanya adalah kalauSeemiller grip ini masih harus memutar bet bagian atas mulai dari 20-90 derajat ke arah tubuh, sehingga jari telunjuk menempel di sepanjang sisi bet.

Kelebihan teknik ini adalah mudah melakukan blok dan bisa menguasai permainan di tengah meja dengan melakukan perubahan sisi bet saat permainan sedang berlangsung. Kelemahannya, teknik ini sangat tidak cocok dengan tipe pemain bertahan karena sulit menangkal serangan-serangan lawan

2.      Teknik Siap Sedia (Stance)

Teknik ini adalah teknik siap sedia yang berarti posisi badan, tangan dan kaki pada saat siap menunggu bola datang atau pada saat memukul bola. Ada dua teknik stance utama yang biasa dipakai oleh profesional dalam permainan tenis meja, yaitu:

Square Stance

Square Stance adalah posisi badan menghadap penuh ke meja seperti biasa. Biasanya posisi ini digunakan untuk menerima servis dari lawan atau siap kembali setelah mengembalikan pukulan dari lawan. Dengan satu langkah ke samping kiri, samping kanan, ke depan, ke belakang maupun diagonal, pemain diharapkan dapat mengembalikan bola dari lawan dengan baik.

Side Stance

Side stance berarti posisi badan dalam keadaan menyamping, baik ke kanan maupun kiri. Pada side stance, jarak bahu ke meja harus lebih dekat dari yang biasanya. Misalkan, bagi pemain kidal yang hendak melakukan forehand berarti ia harus mendekatkan bahu kiri dan kaki kirinya ke dekat meja atau net. Sedangkan bagi pemain yang tidak kidal adalah kebalikannya.

3.      Teknik Menggerakkan Kaki (Footwork)

Footwork atau teknik mengendalikan kaki dalam lapangan tenis meja ketika bermain, pada garis besarnya dibedakan untuk nomor tunggal dan nomor ganda.Footwork yang digunakan dalam permainan tunggal sudah pasti digunakan dalam permainan ganda, akan tetapi teknik untuk ganda belum tentu dipakai untuk permainan tunggal. Jika diperhatikan dari banyaknya langkah footwork, untuk tunggal dapat dibedakan: satu langkah, dua langkah dan tiga langkah atau lebih. Arah pergerakannya juga lebih beragam, bisa ke arah depan, ke belakang, ke samping kiri, samping kanan atau diagonal.

Penggunaan gerakan kaki juga harus disesuaikan dengan jarak yang harus diantisipasi antara bola yang datang dengan posisi pemain. Apabila jaraknya terlalu dekat, mungkin pemain tidak perlu melangkahkan kaki atau hanya satu langkah saja. Namun jika jarak antara bola yang datang dengan posisi pemain agak jauh, dengan dua langkah saja sudah cukup. Akan tetapi, jika jaraknya cukup jauh dari meja, berarti bola tersebut perlu dicapai dengan tiga langkah atau lebih.

Metode gerak kaki yang sering kita gunakan adalah two-step. Teknik ini biasanya digunakan oleh pemain dengan tipe menyerang. Cara melakukan teknik ini adalah sebagai berikut:

  1. Lutut agak ditekuk.
  2. Berat badan diseimbangkan secara rata di kedua kaki.
  3. Berat badan dipusatkan pada ujung kaki.
  4. Apabila ingin melangkah ke kiri, kaki kiri digeser ke arah kiri dan berat badan dibebankan ke arah kaki kiri. Bila perlu melakukan dua kali langkah, maka tetap menggunakan cara yang sama.
  5. Mengikuti posisi kaki kiri, apabila ingin melakukan pukulan forehand maka kaki kanan ditarik ke belakang sehingga sama seperti posisi awal melakukan pukulan forehand.
  6. Setelah melakukan pukulan, pemain wajib memperhatikan ke mana arah bola dan ia juga harus kembali ke posisi awal. Sesuaikan posisi kita dengan memperhatikan bola terlebih dahulu, jangan langsung bergerak ketika lawan baru memukul bola.

 

4.      Teknik Pukulan (Stroke)

Macam-macam Pukulan

a.       Pukulan Forehand

Pukulan forehand dilakukan apabila bola berada disebelah kanan/kiri (sesuaikan dengan kebiasaan tangan) tubuh. Cara melakukan pukulan ini adalah dengan merendahkan posisi tubuh, lalu tangan yang memegang bet digerakkan ke arah pinggang. Apabila tidak kidal, maka gerakkan tangan ke arah kanan. Pada teknik ini, siku dibentuk menjadi sudut 90 derajat dan sekarang tinggal menggerakkan tangan kedepan tanpa merubah siku.

b.      Pukulan Backhand

Posisi pukulan ini dilakukan apabila bola berada di arah yang berlawanan dengan tangan yang memegang bet. Untuk melakukannya, rendahkan posisi tubuh lalu gerakkan tangan yang memegang bet ke arah kiri (apabila tidak kidal). Arahkan tangan dan bet ke arah depan dan jaga siku agar tetap berada dalam bentuk sudut 90 derajat.

 

Jenis Pukulan

1.          Drive

Drive adalah pukulan dengan ayunan panjang sehingga menghasilkan pukulan yang datar dan sangat keras. Tipe pukulan ini keras dan cepat. Ada dua jenis drive, yaitu forehand drive and backhand drive.

a)      Forehand Drive

Teknik melakukan forehand drive adalah dengan menggerakkan bet ke arah depan. Gerakan ini diikuti dengan perputaran badan kearah depan kira-kira badan berputar hingga 30 derajat.

Kesalahan yang biasa terjadi dalam melakukan pukulan forehand drive adalah adanya perubahan pada posisi bet akibat bergeraknya pergelangan tangan. Hal ini menyulitkan kontrol saat kontak dengan bola. Untuk mengatasinya, kuatkan pergelangan tangan saat sikap permulaan, sehingga bet tidak akan mudah berubah posisi.

b)      Backhand Drive

Untuk melakukan backhand drive, terlebih dahulu siku harus membentuk sudut 90 derajat. Pergerakan bet diikuti oleh gerakan memutar badan. Usahakan kontak dengan bola saat bet berada di depan badan agak kiri.

Kesalahan yang biasa terjadi dalam pukulan drive adalah pada gerakan kaki. Untuk mengatasi hal ini, perbanyaklah latihan melakukan backhand.

    Push

Push merupakan pukulan backspin pasif yang dilakukan untuk membalas backspin dari lawan. Pukulan ini bisa menjaga agar bola tidak melambung terlalu tinggi dari net ketika kita membalas pukulan. Terdapat dua jenis push, yaitu forehand push dan backhand push.

 

 

a) Forehand push.

Untuk memakai teknik ini, kamu harus memperhatikan posisi bet agar sedikit terbuka. Gerakkan bet ke arah depan dan sedikit ke bawah. Usahakan agar bola mengenai bagian tengah bet.

b) Backhand push

Target bolanya sama dengan forehand push, bedanya yang ini menggunakan posisibackhand. Usahakan saat terjadi kontak dengan bola, yang ada hanya gesekan tetapi kuat sehingga menghasilkan bola backspin yang sempurna.

         Chop

Chop merupakan pukulan backspin yang cocok untuk mode bertahan. Ada dua jenis chop, yaitu forehand chop dan backhand chop.

 

a) Forehand chop.

Persiapan untuk melakukan pukulan forehand chop sama untuk melakukan pukulan forehand, hanya saja posisi bet agak terbuka. Gerakkan bet depan condong ke bawah serta usahkan agar kontak dengan bola terjadi di depan kanan badan.

b) Backhand chop.

Posisi awal teknik ini sama dengan backhand, tetapi posisi bet agak terbuka atau sisi depan condong ke atas. Usahakan kontak dengan bola terjadi pada bagian sisi bawah bet depan dengan sisi bawah bola.

         Block

Block merupakan teknik paling sederhana untuk mengembalikan pukulan yang keras atau smash. Block dilakukan tepat setelah bola memantul dari meja. Hal ini dilakukan untuk membuat lawan tidak dapat melancarkan serangan dengan cepat, karena bola yang di block akan kembali dengan cepat. Ada dua jenis block, yaitu forehand block danbackhand block.

a)   Forehand block.

Hal yang perlu dilakukan untuk memakai teknik forehand block adalah, pertama gerakkan bet ke depan, posisi bet tertutup (sisi depan bet menghadap ke bawah). Kemudian perhatikan arah datangnya bola dan segera lakukan block setelah bola memantul dari meja.

b)   Backhand block.

Sama seperti forehand block, hanya saja dilakukan pada posisi backhand.

         Service

Servis maksudnya adalah pukulan bola pertama saat memulai permainan. Ada beberapa teknik servis yaitu servis forehand topspin, servis backhand topspin, servis forehand backspin, servis backhand backspin.

 

Pengertian Topspin dan Backspin

Topspin adalah memutar bola dengan searah jarum jam, sedangkan Backspin merupakan kebalikannya.

a)   Forehand Topspin.

Untuk melakukan forehand topspin, pemain harus berdiri dengan sikap persiapan di meja bagian kanan dan menghadap sektor kiri meja lawan. Tangan kanan memegang bet berada di kanan badan dengan siku ditekuk sebesar sembilan puluh derajat. Telapak tangan kiri memegang bola. Bola dilambungkan setinggi enam belas senti meter, kemudian dipukul dengan bet. Usahakan pantulan bola tidak begitu tinggi dari net.

b)   Backhand Topspin.

Untuk melakukan backhand topspin, pemain berdiri di tengah meja dengan sikap persiapan. Tangan kanan memegang bet dengan mendekatkanya ke pinggang sebelah kiri. Telapak tangan kiri memegang bola. Lambungkan bola setinggi enam belas senti meter, pukul dengan bet. Usahakan bola tidak begitu tinggi dari net sehingga pantulan bola di meja lawan tidak begitu tinggi.

 

c)  Backhand Backspin.

Untuk melakukan backhand backspin, pemain berdiri di tengah meja dengan sikap persiapan. Tangan kanan memegang bet dengan mendekatkannya ke pinggang sebelah kiri. Telapak tangan kiri memegang bola. Lambungkan bola setinggi enam belas senti meter, pukul dengan bet. Untuk melakukan pukulan ini hanya menggesek bagian belakang bola dengan bagian bawah bet. Gerakan bet ke depan condong turun ke bawah. Usahakan bola tidak begitu tinggi dari net sehingga pantulan bola di meja lawan tidak begitu tinggi.

C.    Peraturan-Peraturan Permainan Tenis Meja

Berikut ini peraturan tenis meja terbaru menurut ITTF sebagai federasi tertinggi tenis meja  internasional.

1)      Penilaian

a.       Seorang pemain memperoleh niai bila lawannya gagal melakukan pengembalian bola yang sah. Ini termauk memukul bola keluar dari ujung atau sisi meja, memukul bola ke net, atau gagal melakukan servis yang baik.

b.      Satu set dimenangkan dengan 21 poin.

c.       Satu permainan harus dimenangkan dengan dua poin.

d.      Satu pertandingan selesai dengan 2 kali menang dari 3 set atau 3 kali menang dari 5 set.

e.       Servis berpindah setiap 5 poin, kecuali saat deuce (20-20) dimana pemain melakukan servis bergantian tiap 1 poin.

f.       Permainan tidak berhenti pada 7-0 atau skor lainnya kecuali 21 atau deuce.

2)      Meja

a.       Permukaan meja atau meja tempat bermain harus berbentuk segi empat dengan panjang 2,74m dan lebar 1,525m, dan harus datar dengan ketinggian 76 cm di atas lantai.

b.      Permukaan meja tidak termasuk sisi permukaan meja.

c.       Permukaan meja boleh terbuat dari bahan apa saja namun harus menghasilkan pantulan sekitar 23 cm dari bola yang dijatuhkan dari ketinggian 30 cm.

d.      Seluruh permukaan meja harus berwarna gelap dan pudar dengan garis putih selebar 2 cm pada tiap sisi panjang meja 2,74 m dan tiap lebar meja 1,525 m.

e.       Permukaan meja dibagi dalam 2 bagian yang sama secara vertikal oleh net paralel dengan garis akhir dan harus melewati lebar permukaan masing-masing bagian meja.

f.       Untuk ganda, setiap bagian meja harus dibagi dalam 2 bagian yang sama dengan garis tengah berwarna putih selebar 3 mm, paralel dengan garis lurus sepanjang kedua bagian meja, garis tengah tersebut harus dianggap menjadi 2 bagian kiri dan kanan.

3)      Net

a.       Perangkat net harus terdiri dari net, perpanjangannya dan ke dua tiang penyangga, termasuk kedua penjepit yang dilekatkan ke meja.

b.      Net harus terpajang dengan bantuan tali yang melekat pada ke dua sisi atas tiang setinggi 15,25 cm, batas perpanjangan ke dua tiang di setiap sisi akhir lebar meja adalah 15,25 cm.

c.       Ketinggian sisi atas net secara keseluruhan harus 15,25 cm di atas permukaan meja.

d.      Dasar net sepanjang lebar meja harus rapat dengan permukaan meja dan perpanjangan ujung net harus serapat mungkin dengan tiang penyangga.

4)      Bola

a.       Bola harus bulat dengan diameter 40 mm.

b.      Berat bola harus 2,7 gram.

c.       Bola harus terbuat dari bahan selulosa (celluloid) atau sejenis bahan plastik, berwarna putih atau oranye, dan tidak mengkilap.

5)      Bet

a.       Ukuran, berat dan bentuk raket tidak ditentukan, tetapi daun raket harus datar dan kaku.

b.      Daun raket minimal 85 % terbuat dari kayu diukur dari ketebalannya; lapisan perekat di dalam kayu dapat diperkuat dengan bahan yang berserat seperti serat karbon (carbon fibre) atau serat kaca (glass fibre) atau bahan kertas yang dipadatkan, namun bahan tersebut tidak boleh lebih dari 7,5 % dari total ketebalan atau berukuran 0,35 mm, yang lebih tipis yang dipakai sebagai acuan.

c.       Sisi daun raket yang digunakan untuk memukul bola harus ditutupi oleh karet licin/halus maupun bintik, bila menggunakan karet bintik yang menonjol ke luar (tanpa spons) maka ketebalan karet termasuk lapisan lem perekat tidak boleh lebih dari 2.0 mm, atau jika menggunakan karet lapis (karet + spons) dengan bintik di dalamnya menghadap keluar atau ke dalam maka ketebalannya tidak boleh lebih dari 4.0 mm sudah termasuk dengan lem perekat.

d.      Karet bintik biasa adalah lapisan tunggal karet yang bukan seluler (cellular), sintetik atau alami, dengan bintik yang menyebar dipermukaannya secara merata dengan kepadatan tidak kurang dari 10 per-cm2 dan tidak lebih dari 30 per-cm2.

e.       Karet lapis (sandwich rubber) adalah lapisan tunggal karet seluler (biasa disebut spons) yang ditutupi/ditumpuk dengan satu lapisan luar karet bintik biasa (biasa disebut topsheet), ketebalan dari karet bintik tidak lebih dari 2 mm.

f.       Karet penutup daun raket tidak melebihi daun raket itu sendiri, kecuali pada bagian yang terdekat dari pegangan raket dan yang ditutupi oleh jari-jari dapat ditutupi oleh bahan lain atau tidak ditutupi.

g.      Daun raket, lapisan yang ada di dalam dan lapisan yang menutupinya baik karet atau lemnya pada sisi yang digunakan untuk memukul bola harus tiada sambungan dan ketebalannya juga merata.

h.      Permukaan karet yang menutup daun raket di satu sisi harus berwarna merah menyala di satu sisi dan hitam di sisi lain (tidak sama dengan warna sebelahnya), atau permukaan daun raket yang dibiarkan polos tanpa penutup harus berwarna pudar.

i.        Karet penutup raket yang digunakan harus tanpa perlakuan bahan kimia, merubah karakterisktik karet secara fisik, atau hal lainnya.

j.        Apabila terjadi sedikit kekurangan/ penyimpangan pada warna dan kesinambungan permukaan akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian yang tidak disengaja dapat diijinkan sepanjang tidak merubah karakteristik dari permukaan karet.

k.      Pada permulaan permainan dan kapan saja pemain menukar raketnya selama permainan berlangsung, seorang pemain harus menunjukkan raketnya pada lawannya dan pada wasit dan harus mengijinkan wasit dan lawannya untuk memeriksa/ mencobanya.

 

 

6)      Definisi-definisi

a.       Suatu reli (rally) adalah suatu periode selama bola dalam permainan.

b.      Bola dalam permainan mulai dari saat terakhir diam di telapak tangan bebas sebelum bola dilambungkan pada saat servis hingga reli diputuskan sebagai suatu let atau poin.

c.       Suatu let adalah suatu reli yang hasilnya tidak dinilai/dihitung.

d.      Suatu poin adalah hasil suatu reli yang hasilnya dinilai/dihitung.

e.       Tangan raket adalah tangan yang memegang raket.

f.       Tangan bebas adalah tangan yang tidak memegang raket; lengan bebas adalah lengan dari tangan bebas.

g.      Seorang pemain memukul bola jika dia menyentuhnya dengan raket yang dipegangnya atau bagian tangan dibawah pergelangan tangan yang memegang raket ketika bola masih dalam permainan.

h.      Seorang pemain yang menyentuh bola jika dia, atau apa saja yang dipakai atau dibawanya, mengenai bola dalam permainan ketika bola masih berada/melintas di atas permukaan meja dan belum melewati garis akhir, belum menyentuh bagian mejanya sejak dipukul oleh lawannya.

i.        Pelaku Servis/Pemain yang melakukan servis(server) adalah pemain yang memukul bola pertama kalinya dalam suatu reli.

j.        Penerima bola (receiver) adalah pemain yang memukul bola yang kedua pada suatu reli.

k.      Wasit adalah seseorang yang ditunjuk untuk mengawasi permainan.

l.        Pembantu wasit adalah seseorang yang ditunjuk untuk membantu wasit dengan keputusan-keputusan tertentu.

m.    Sesuatu yang dipakai atau dibawa oleh seorang pemain adalah segala sesuatu yang dipakai atau dibawa, kecuali bola, pada saat reli dimulai.

n.      Bola sudah harus dinyatakan melewati atau mengelilingi net jika telah melalui bagian mana saja selain antara net dan tiangnya dan antara net dan permukaan meja.

o.      Garis akhir adalah juga perpanjangan kedua arah sisi ujung meja.

 

7)      Servis

  1. Servis dimulai dengan bola diam berada di atas permukaan telapak tangan yang terbuka dari tangan bebas pelaku servis (siap untuk dilambungkan).
  2. Pelaku servis harus melambungkan bola secara vertikal ke atas, tanpa putaran, sehingga bola naik minimal 16 cm dari permukaan telapak tangan bebas, kemudian turun tanpa menyentuh apapun sebelum dipukul.
  3. Pada saat bola turun, pelaku servis harus memukulnya sehingga menyentuh mejanya terlebih dahulu dan setelah melewati net atau mengelilingi net kemudian menyentuh meja dari penerima; pada permainan ganda, bola harus menyentuh bagian kanan dari masing-masing meja pelaku servis dan penerima secara berurutan.
  4. Dari mulai servis hingga bola dipukul, bola harus berada di atas perpanjangan permukaan meja permainan (di belakang batas akhir meja) pelaku servis, dan bola tidak boleh dihalangi dari pandangan penerima oleh pelaku servis atau pasangan gandanya atau apa saja yang mereka bawa atau pakai.
  5. Segera setelah bola dilambungkan, lengan dan tangan bebas pelaku servis harus disingkirkan/ditarik dari ruang antara bola dan net. Catatan: Ruang antara bola dan net (net dan tiang penyangga) ditentukan oleh bola yang dilambungkan.
  6. Menjadi tanggung jawab pemain untuk melakukan servis agar wasit atau pembantu wasit dapat diyakinkan bahwa servisnya sesuai peraturan dan demikian juga untuk memutuskan bahwa servisnya tidak benar.
  7. Jika wasit atau pembantu wasit ragu atas keabsahan suatu servis, maka pada kesempatan pertama pada pertandingan tersebut, dapat menghentikan pemainan dan memperingatkan pelaku servis; tetapi untuk servis yang meragukan berikutnya yang dilakukan oleh pemain atau pasangannya harus dinyatakan tidak benar/sah.
  8. Pengecualian, wasit dapat melonggarkan persyaratan servis yang baik jika diyakini bahwa rintangan tersebut disebabkan oleh kemampuan fisik yang tidak normal (cacat).

 

8)      Pengembalian Bola

Bola, setelah diservis atau dikembalikan, harus dipukul sehingga melewati/mengelilingi net dan menyentuh meja lawan, baik secara langsung maupun setelah menyentuh perangkat net.

9)      Urutan Permainan

a.       Pada permainan tunggal, pelaku servis harus melakukan servis terlebih dahulu, kemudian penerima harus melakukan pengembalian dan setelah itu pelaku servis dan penerima secara bergantian melakukan pengembalian.

b.      Pada permainan ganda, pelaku servis harus melakukan servis terlebih dahulu, selanjutnya penerima melakukan pengembalian, kemudian, pasangan pelaku servis melakukan pengembalian, pasangan penerima kemudian melakukan pengembalian dan akhirnya setiap pemain melakukan pengembalian sesuai gilirannya.

c.       Ketika pemain cacat yang duduk di kursi roda bermain ganda, pelaku servis melakukan servis terlebih dahulu kemudian dikembalikan oleh penerima, tetapi setelah itu, siapa saja dari mereka boleh melakukan pengembalian. Namun demikian, apabila kursi roda (bagian mana saja dari kursi roda) melewati garis tengah meja, maka wasit menyatakan poin untuk lawannya.

10)  Satu Let

a.       Reli dinyatakan let:

b.      Jika pada saat servis, bola melewati net dan menyentuhnya, kemudian bola masuk atau dipukul oleh penerima atau pasangannya;

c.       Jika servis dilakukan pada saat penerima atau pasangannya belum siap, dan baik penerima atau pasangannya tidak berusaha memukul bola/ mengembalikan;

d.      Jika gagal melakukan servis atau pengembalian atau jika sesuai dengan peraturan bahwa hal tersebut disebabkan gangguan di luar kontrol pemain;

e.       Jika permainan dihentikan oleh wasit atau pembantu wasit;

f.       Jika penerima pada pemain cacat yang menggunakan kursi roda dan pada saat servis, apakah servisnya benar atau tidak

g.      Setelah mengenai meja penerima (pantulan bola) mengarah ke net.

h.      berhenti di bagian meja penerima.

i.        pada salah satu bagian sisi meja, bola keluar setelah mengenai bagian samping meja penerima.

j.        Permainan dapat dihentikan

k.      Untuk mengoreksi kesalahan urutan servis, penerima, atau tempat;

l.        Untuk memulai sistem percepatan waktu;

m.    Untuk menghukum dan memperingati pemain atau penasihat;

n.      Karena kondisi permainan terganggu dan mempengaruhi hasil reli.

11)  Poin

a.       Selain reli dinyatakan let, pemain dinyatakan mendapat poin

b.      Jika lawannya gagal melakukan servis yang benar;

c.       Jika lawannya gagal melakukan pengembalian yang benar;

d.      Jika, setelah melakukan servis atau pengembalian, bola menyentuh apa saja selain net sebelum dipukul oleh lawannya;

e.       Jika bola melewati meja atau berada di luar permukaan meja, tanpa menyentuh meja;

f.       Jika lawannya menyentuh bola;

g.      Jika lawannya dengan sengaja memukul bola dua kali secara beruntun;

h.      Jika lawannya memukul bola dengan sisi daun raket yang tidak dilapisi karet atau tidak sesuai dengan ketentuan sebelumnya.

i.        Jika lawannya, atau apa saja yang dipakainya menggerakkan permukaan meja;

j.        Jika lawannya atau apa saja yang dipakai menyentuh net;

k.      Jika tangan bebas lawannya menyentuh permukaan meja;

l.        Jika, dalam permainan ganda, setelah pelaku servis pertama melakukan servis ke penerima dengan benar, kemudian lawannya memukul bola di luar dari urutannya;

m.    Seperti yang dijelaskan dalam sistem percepatan waktu (2.15.04).

n.      Jika pemain atau pasangan cacat yang menggunakan kursi roda dan

o.      Lawannya tidak tidak berada pada posisi duduk yang minimal pada kursi rodanya, belakang paha tidak menempel, ketika bola dipukul;

p.      Lawannya menyentuh bola dengan tangan mana saja sebelum memukul bola;

q.      Kaki lawannya menyentuh lantai semasa (bola) dalam permainan.

r.        Seperti yang dijelaskan pada urutan permainan (2.08.03).

12)  Satu Game/set

Suatu game dinyatakan dimenangkan oleh seorang pemain/ pasangan yang pertama mendapat poin 11, kecuali kedua pemain atau pasangan sama mendapatkan poin 10, pada situasi ini, salah satu pemain atau pasangan harus mendapat selisih kemenangan 2 (dua) poin atas lawannya.

13)  Satu Pertandingan

Suatu pertandingan terdiri dari game/set ganjil terbaik.

14)  Memilih Servis, Menerima Bola, dan Tempat

a.       Hak untuk memilih urutan servis, menerima bola, atau tempat harus diputuskan oleh undian dan pemenangnya dapat memilih servis, atau menerima bola, atau memilih tempat terlebih dahulu;

b.      Bila salah satu pemain/pasangan telah memilih servis atau menerima atau memilih tempat, maka lawannya harus memilih yang lainnya;

c.       Setelah mencapai 2 (dua) poin, penerima/pasangan yang harus menjadi pelaku servis, dan seterusnya secara bergantian hingga game selesai, kecuali kedua pemain/pasangan telah sama-sama mencapai poin 10 atau sistem percepatan waktu diberlakukan, maka urutan servis dan menerima tetap sama tetapi tiap pemain harus melakukan servis 1 kali secara bergantian;

d.      Pada setiap game/set dalam pertandingan ganda, pasangan yang berhak melakukan servis terlebih dahulu harus menentukan siapa dari mereka yang melakukan servis pertama dan penerima bola juga harus menentukan siapa yang terlebih dahulu menerima bola; pada game/set berikutnya, pemain yang melakukan servis (server) pertama ditentukan oleh pasangan tersebut dan penerima adalah pemain yang melakukan servis kepadanya pada game sebelumnya;

e.       Dalam ganda, tiap pindah servis, penerima sebelumnya menjadi pelaku servis dan pasangan yang melakukan servis sebelumnya menjadi penerima servis.

f.       Pemain/pasangan yang melakukan servis pertama pada suatu game/set menjadi penerima pada game/set berikutnya dan untuk game terakhir/penentuan pada pertandingan ganda, pasangan yang menerima bola kemudian harus merubah urutan yang menerima apabila salah satu pasangan telah mencapai poin 5;

g.      Pemain/pasangan yang memulai pada suatu sisi (tempat) dalam suatu game akan pindah tempat pada game berikutnya dan pada game/set penentuan, pemain/pasangan, harus tukar tempat jika salah satunya telah mendapat skor/poin 5.

15)  Kesalahan Urutan Servis, Penerima, Tempat

Jika pemain melakukan kesalahan urutan servis (server maupun receiver), permainan harus segera dihentikan oleh wasit dan dilanjutkan sesuai dengan urutan yang sebenarnya siapa yang seharusnya melakukan servis dan menerima bola pada skor/angka yang telah dicapai, sesuai dengan urutan pada saat mulai pertandingan dan, dalam permainan ganda, sesuai dengan urutan pemain yang telah ditetapkan untuk melakukan servis pertama dalam game/set tersebut sejak kesalahannya ditemukan.

Jika para pemain tidak bertukar tempat pada saat mereka seharusnya melakukannya, wasit harus menghentikan permainan dan dilanjutkan sesuai dengan pemain yang sebenarnya pada skor yang telah diraih, disesuaikan dengan urutan yang telah ditetapkan pada saat pertandingan dimulai.

Dalam keadaan apapun, semua poin yang telah diraih sebelum kesalahan ditemukan harus dihitung.

16) SISTEM PERCEPATAN WAKTU (Expedite System)

Kecuali seperti yang dijelaskan pada aturan selanjutnya, sistem percepatan waktu harus diberlakukan setelah 10 menit permainan dalam satu game atau kapan saja diminta oleh kedua pemain atau pasangan.

Sistem percepatan waktu tidak lagi berlaku dalam satu game jika skor yang sudah diraih berjumlah 18 (delapan belas).

Jika bola masih dalam permainan ketika batas waktu telah habis, permainan harus diberhentikan oleh wasit dan dilanjutkan dengan mengulang servis oleh pemain yang melakukan servis pada saat permainan berlangsung; jika bola tidak dalam permainan (bola mati) dan sistem percepatan waktu harus diberlakukan, permainan dilanjutkan dengan pelaku servis adalah yang menerima bola pada reli sebelumnya.

Setelah itu, setiap pemain harus melakukan servis 1 kali secara bergantian hingga game berakhir, dan jika pemain/pasangan yang menerima telah melakukan 13 kali pengembalian, penerima mendapat satu poin.

Pemberlakuan sistem perccepatan waktu harus tidak merubah urutan servis dan penerima pada pertandingan tersebut, seperti yang diuraikan pada 2.13.06.

Sekali diterapkan, sistem percepatan waktu harus terus diberlakukan hingga pertandingan selesai.


BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Tenis meja adalah olahraga raket yang paling terkenal di dunia dan jumlah partisipannya menempati urutan kedua. Sejarah tenis meja ini tidak diketahui asal negaranya, Olahraga ini dimulai kira-kira di tahun 1890-an sebagai pemain pendatang dan menebarkan keranjingan akan olahraga ini di seluruh kota. Peralatan-peralatan yang digunakan dalam permainan ini meliputi, meja, net, bola, bet, pelapis bet, speed glue dan pakaian.

 Sekian artikel ini dari saya, semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi anda semua. Belajarlah dengan giat. Raihlah prestasi setinggi-tingginya. Kalau ingin bertanya silahkan tinggalkan komentar, sekian dan terima kasih. Artikel lainnya yang terkait Makalah adalah Makalah Lompat Jauh


DAFTAR PUSTAKA

 

 

Hodges, L. 2016. Tenis Meja Tingkat Pemula.Jakarta:  PT Raja Grafindo Persada.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Pendidikan Jasmnai Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Kertamanah, A. 2003. Teknik dan Taktik Dasar Permainan Tenis Meja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.Masjaya, A. 2011. Dasar-Dasar Bermain Tenis Meja. Makassar :    Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar.

Muhajir. 2017. Buku Guru Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan (Keempat). Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Raab, M., Masters, R. S. W., & Maxwell, J. P. (2005). Improving the ‘how’ and ‘what’ decisions of elite table tennis players. Human Movement Science, 24(3), 326–344. https://doi.org/10.1016/j.humov.2005.06.004

Simpson, P. 2012. Teknik Bermain Ping Pong. Bandung: Pionir Jaya.

Sutarmin. 2010. Terampil Berolahraga Tenis Meja. Yogyakarta: Era Intermedia.

Stiles, K.E. dan Loucks-Horsley, S. 1998. Professional Development Strategies: Proffessional Learning Experiences Help Teachers Meet the Standards. The Science Teacher. September 1998. hlm. 46-49).

Sumargi. 1996. Profesi Guru Antara Harapan dan Kenyataan. Suara Guru No. 3-4/1996. Hlm. 9-11.

 

No comments:

Post a Comment