DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Tujuan........................................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A. Sejarah Permainan Tenis Meja...................................................................... 2
B. Teknik-teknik dasar permainan tenis meja................................................... 5
C. Peraturan-Peraturan Permainan Tenis Meja................................................ 11
BAB III PENUTUP............................................................................................. 21
A. Kesimpulan................................................................................................. 21
B. Saran........................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 22
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada dewasa ini olahraga cukup
digandrungi oleh semua kelompok umur. Masalah pentingnya berolahraga semakin
dirasakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari Salah satu contoh olahraga
raket yang terkenal adalah tenis meja. Tenis meja adalah olahraga raket jumlah
partisipannya menempati urutan kedua, penggemarnya tidak terbatas pada tingkat
usia remaja, tetapi juga anak-anak dan orangtua. Hal ini disebabkan karena
olahraga yang satu ini tidak sulit untuk diikuti. Pada dasarnya olahraga tenis
meja merupakan olahraga yang berskala internasional, banyak negara yang ikut
berperan dalam olimpiade atau pesta olahraga dunia, bahkan pada tahun 1977
kurang lebih 75 negara ikut bertanding di Bermingham (Inggris).
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah sejarah
tenis meja ?
2.
Apa saja teknik-teknik
dasar dalam olahraga tenis meja ?
3.
Apa saja
peraturan-peraturan dalam olahraga tenis meja ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui bagaimana
sejarah tenis meja
2.
Mengetahui
teknik-teknik dasar dalam bermain tenis meja
3.
Mengetahui
peraturan-peraturan yantg berlaku dalam permainan tenis meja
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Permainan Tenis Meja
Tenis Meja adalah merupakan salah satu
olahraga bola kecil yang cukup populer dan banyak dimainkan oleh Masyarakat
karena permainan olahraga tenis meja ini tergolong mudah serta tidak memerlukan tempat yang
luas, bahkan permainan Tenis Meja (Ping Pong) ini dapat dilakukan didalam
ruangan yang tidak terlalu besar.
Berawal dari sebuah permainan yang
bersifat rekreasi, ping pong atau tenis meja menjadi olahraga serius yang turut
dilombakan di ajang Olimpiade. Peminatnya pun tak sebatas pada para atlet tenis
meja, tetapi merambah juga hingga ke klub atau perkumpulan nonformal di
masyarakat.
Sejarah tenis meja sendiri berawal di
Inggris. Situs pongworld menyebutkan bahwa ping pong dimulai sebagai hobi
sosial di Inggris yang mencuat akhir 1800-an. Meja makan dan bola yang terbuat
dari gabus menjadi perangkat pertama yang digunakan. Boleh jadi mereka menyebut
permainan itu sebagai gossima, flim-flam, atau ping pong.
Ketika abad berganti, permainan itu pun
mengalami sejumlah perubahan di Inggris. Belakangan, ada yang memperkenalkan
bola seluloid pada permainan itu, sedangkan yang lain menambahkan karet pada
bet yang terbuat dari kayu. Namun, belakangan seperti dilansir situs
geocities.com, olahraga ini juga populer di Amerika Serikat (AS) sekitar
1900-an.
Sayang, permainan ini mulai kehilangan
popularitas. Tapi secara bersamaan muncul satu gerakan simultan yang dimulai
dari sejumlah kawasan di dunia berupaya menghidupkan kembali ping pong sebagai
olahraga serius pada 1922.
Hasilnya, terbentuklah Federasi Tenis
Meja Internasional (ITTF) yang terdiri atas 140 negara anggota pada 1926. ITTF
juga menjadi sponsor individu dan tim yang bermain di kejuaraan dunia yang
diselenggarakan dua tahun sekali.
Olahraga ini pun segera menyebar ke
Jepang dan negara Asia lain. Jepang pun mendominasi olahraga tersebut pada
1950-1960-an. Namun, Cina langsung mengejar ketertinggalan. Sekitar 1960-an dan
1970-an, Cina menguasai sendiri tenis meja. Tapi, setelah tenis meja menjadi
cabang olahraga yang dilombakan di Olimpiade pada 1980-an, negara lain seperti
Swedia dan Korea Selatan turut masuk dalam jajaran papan atas dunia.
Istilah kata ping pong merupakan nama
resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat Cina, namun di Indonesia juga tidak
asing lagi dengan istilah ping pong. Permainan ping pong sama dengan permainan
badminton yaitu menggunakan raket, namun raket bola ping pong terbuat dari
papan dan dilapisi dengan karet atau sering disebut bat (baca bet). Sejarah
tenis meja masuk ke asia melalui Republik Rakyat Cina, Jepang dan Korea.
Negara-negara tersebut merupakan pelopor perkembangan tenis meja di Asia.
Sedangkan sejarah tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada
masa itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi
suatu permainan rekreasi. Pada tahun 1939 sebelum perang dunia ke II para tokoh
petinis meja indonesia mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh
Indonesia). Dan sejak itu, Perkembangan tenis meja di Indonesia hingga sekarang
bisa dikatakan cukup pesat.
Permainan tenis meja masuk Asia Selain
India setelah tahun 1910. Namun usaha-usaha terorganisir untuk memperkokoh
kepentingan tenis meja baru berakar pada waktu diselenggarakannya kejuaraan
dunia di Bombay pada bulan Februari 1952. Negara-negara Asia sebagai peserta di
dalam kejuaraan dunia tersebut memutuskan untuk membentuk federasi tenis meja
asia yang dalam bahasa inggris lebih dikenal dangan The Table Tennis Federation
of Asia(TTFA). Federasi ini telah menyelenggarakan dangan sukses 10 kejuaraan
Asia, yaitu :
Ke
1 di Singapura tahun 1952.
Ke
2 di Tokyo tahun 1953.
Ke
3 di Singapura tahun 1954.
Ke
4 di Manila tahun 1957.
Ke
5 di Bombay tahun 1960.
Ke
6 di Manila tahun 1963.
Ke
7 di Seoul tahun 1964.
Ke
8 di Singapura tahun 1967.
Ke
9 di Jakarta tahun 1969.
Ke
10 di Nagoya tahun 1970.
- Awal
Olahraga Tenis Meja Masuk Indonesia
Permainan tenis meja di Indonesia baru
dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan
orang-orang Belanda sebagi suatu permainan rekreasi.Hanya golongan tertentu
saja dari golongan pribumi yang boleh ikut latihan, antara lain keluarga pamong
yang menjadi anggota dari balai pertemuan tersebut.Sebelum perang dunia ke II
pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh pertenismejaan mendirikan PPPSI
(Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia).Pada tahun 1958 dalam kongresnya di
Surakarta PPPSI mengalami perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja
Seluruh Indonesia).
Tahun 1960 PTMSI telah menjadi anggota
federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA (Table Tennis Federation of
Asia).Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak berdirinya PPPSI hingga sekarang
bisa dikatakan cukup pesati. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya pertandingan
tenis meja yang dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON, POMDA, POSENI di
tingkat SD, SLTP, SLTA serta pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan
oleh perkumpulan-perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah atau swasta atau
karang taruna dll.
Indonesia selalu di undang dalam
kejuaraan-kejuaraan dunia resmi setelah Indonesia terdaftar sebagai anggota ITTF
pada tahun 1961.Selain kegiatan-kegiatan pertandingan tersebut, hal lain yang
patut dicatat dalam perkembangan pertenismejaan nasional adalah berdirinya
Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai pada awal tahun 1983,
yang diiselenggarakan setiap 3 bulan sekali serta Silataruna yang kegiatannya
dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan sekali.
B.
Teknik-teknik
dasar permainan tenis meja
1.
Teknik Memegang Bet
(Grip)
Teknik
grip adalah teknik cara memegang bet tenis meja. Teknik ini bisa dibilang
sangat penting untuk diketahui. Ada 3 teknik cara memegang bet yang paling
populer, pilihlah posisi yang cocok dengan tanganmu sendiri.
Memegang
bet seperti berjabat tangan (Shakehand grip)
Teknik
ini merupakan teknik yang paling populer di Amerika dan Eropa. Dengan memakai
teknik ini, kamu bisa menggunakan kedua sisi bet untuk bermain.
Memegang
Bet seperti memegang pena (Penhold grip)
Penhold
grip dikenal pula dengan nama Asia grip, walaupun sebenarnya kebanyakan atlit
tenis meja Asia memakai teknik Shakehand grip. Pada teknik ini, sisi yang bisa
digunakan untuk bermain hanya satu saja.
Seemiller
Grip
Seemiller
grip adalah cabang dari Shakehand grip, karena dasar cara memegangnya masih
hampir sama dengan Shakehand grip. Hanya saja, bedanya adalah kalauSeemiller
grip ini masih harus memutar bet bagian atas mulai dari 20-90 derajat ke arah
tubuh, sehingga jari telunjuk menempel di sepanjang sisi bet.
Kelebihan
teknik ini adalah mudah melakukan blok dan bisa menguasai permainan di tengah
meja dengan melakukan perubahan sisi bet saat permainan sedang berlangsung.
Kelemahannya, teknik ini sangat tidak cocok dengan tipe pemain bertahan karena
sulit menangkal serangan-serangan lawan
2.
Teknik Siap Sedia
(Stance)
Teknik
ini adalah teknik siap sedia yang berarti posisi badan, tangan dan kaki pada
saat siap menunggu bola datang atau pada saat memukul bola. Ada dua teknik
stance utama yang biasa dipakai oleh profesional dalam permainan tenis meja,
yaitu:
Square
Stance
Square
Stance adalah posisi badan menghadap penuh ke meja seperti biasa. Biasanya
posisi ini digunakan untuk menerima servis dari lawan atau siap kembali setelah
mengembalikan pukulan dari lawan. Dengan satu langkah ke samping kiri, samping
kanan, ke depan, ke belakang maupun diagonal, pemain diharapkan dapat
mengembalikan bola dari lawan dengan baik.
Side
Stance
Side
stance berarti posisi badan dalam keadaan menyamping, baik ke kanan maupun
kiri. Pada side stance, jarak bahu ke meja harus lebih dekat dari yang
biasanya. Misalkan, bagi pemain kidal yang hendak melakukan forehand berarti ia
harus mendekatkan bahu kiri dan kaki kirinya ke dekat meja atau net. Sedangkan
bagi pemain yang tidak kidal adalah kebalikannya.
3. Teknik
Menggerakkan Kaki (Footwork)
Footwork
atau teknik mengendalikan kaki dalam lapangan tenis meja ketika bermain, pada
garis besarnya dibedakan untuk nomor tunggal dan nomor ganda.Footwork yang
digunakan dalam permainan tunggal sudah pasti digunakan dalam permainan ganda,
akan tetapi teknik untuk ganda belum tentu dipakai untuk permainan tunggal.
Jika diperhatikan dari banyaknya langkah footwork, untuk tunggal dapat
dibedakan: satu langkah, dua langkah dan tiga langkah atau lebih. Arah
pergerakannya juga lebih beragam, bisa ke arah depan, ke belakang, ke samping
kiri, samping kanan atau diagonal.
Penggunaan
gerakan kaki juga harus disesuaikan dengan jarak yang harus diantisipasi antara
bola yang datang dengan posisi pemain. Apabila jaraknya terlalu dekat, mungkin
pemain tidak perlu melangkahkan kaki atau hanya satu langkah saja. Namun jika
jarak antara bola yang datang dengan posisi pemain agak jauh, dengan dua
langkah saja sudah cukup. Akan tetapi, jika jaraknya cukup jauh dari meja,
berarti bola tersebut perlu dicapai dengan tiga langkah atau lebih.
Metode gerak kaki yang sering kita
gunakan adalah two-step. Teknik ini biasanya digunakan oleh pemain dengan tipe
menyerang. Cara melakukan teknik ini adalah sebagai berikut:
- Lutut
agak ditekuk.
- Berat
badan diseimbangkan secara rata di kedua kaki.
- Berat
badan dipusatkan pada ujung kaki.
- Apabila
ingin melangkah ke kiri, kaki kiri digeser ke arah kiri dan berat badan
dibebankan ke arah kaki kiri. Bila perlu melakukan dua kali langkah, maka
tetap menggunakan cara yang sama.
- Mengikuti
posisi kaki kiri, apabila ingin melakukan pukulan forehand maka kaki kanan
ditarik ke belakang sehingga sama seperti posisi awal melakukan pukulan
forehand.
- Setelah
melakukan pukulan, pemain wajib memperhatikan ke mana arah bola dan ia
juga harus kembali ke posisi awal. Sesuaikan posisi kita dengan
memperhatikan bola terlebih dahulu, jangan langsung bergerak ketika lawan
baru memukul bola.
4. Teknik
Pukulan (Stroke)
Macam-macam
Pukulan
a. Pukulan
Forehand
Pukulan
forehand dilakukan apabila bola berada disebelah kanan/kiri (sesuaikan dengan
kebiasaan tangan) tubuh. Cara melakukan pukulan ini adalah dengan merendahkan
posisi tubuh, lalu tangan yang memegang bet digerakkan ke arah pinggang.
Apabila tidak kidal, maka gerakkan tangan ke arah kanan. Pada teknik ini, siku
dibentuk menjadi sudut 90 derajat dan sekarang tinggal menggerakkan tangan
kedepan tanpa merubah siku.
b. Pukulan
Backhand
Posisi
pukulan ini dilakukan apabila bola berada di arah yang berlawanan dengan tangan
yang memegang bet. Untuk melakukannya, rendahkan posisi tubuh lalu gerakkan
tangan yang memegang bet ke arah kiri (apabila tidak kidal). Arahkan tangan dan
bet ke arah depan dan jaga siku agar tetap berada dalam bentuk sudut 90
derajat.
Jenis Pukulan
1.
Drive
Drive
adalah pukulan dengan ayunan panjang sehingga menghasilkan pukulan yang datar
dan sangat keras. Tipe pukulan ini keras dan cepat. Ada dua jenis drive, yaitu
forehand drive and backhand drive.
a)
Forehand Drive
Teknik
melakukan forehand drive adalah dengan menggerakkan bet ke arah depan. Gerakan
ini diikuti dengan perputaran badan kearah depan kira-kira badan berputar
hingga 30 derajat.
Kesalahan
yang biasa terjadi dalam melakukan pukulan forehand drive adalah adanya
perubahan pada posisi bet akibat bergeraknya pergelangan tangan. Hal ini
menyulitkan kontrol saat kontak dengan bola. Untuk mengatasinya, kuatkan
pergelangan tangan saat sikap permulaan, sehingga bet tidak akan mudah berubah
posisi.
b)
Backhand Drive
Untuk
melakukan backhand drive, terlebih dahulu siku harus membentuk sudut 90
derajat. Pergerakan bet diikuti oleh gerakan memutar badan. Usahakan kontak
dengan bola saat bet berada di depan badan agak kiri.
Kesalahan
yang biasa terjadi dalam pukulan drive adalah pada gerakan kaki. Untuk
mengatasi hal ini, perbanyaklah latihan melakukan backhand.
•
Push
Push merupakan pukulan backspin
pasif yang dilakukan untuk membalas backspin dari lawan. Pukulan ini bisa
menjaga agar bola tidak melambung terlalu tinggi dari net ketika kita membalas
pukulan. Terdapat dua jenis push, yaitu forehand push dan backhand push.
a) Forehand push.
Untuk memakai teknik ini, kamu
harus memperhatikan posisi bet agar sedikit terbuka. Gerakkan bet ke arah depan
dan sedikit ke bawah. Usahakan agar bola mengenai bagian tengah bet.
b) Backhand push
Target bolanya sama dengan forehand
push, bedanya yang ini menggunakan posisibackhand. Usahakan saat terjadi kontak
dengan bola, yang ada hanya gesekan tetapi kuat sehingga menghasilkan bola
backspin yang sempurna.
• Chop
Chop merupakan pukulan backspin
yang cocok untuk mode bertahan. Ada dua jenis chop, yaitu forehand chop dan
backhand chop.
a) Forehand chop.
Persiapan untuk melakukan pukulan
forehand chop sama untuk melakukan pukulan forehand, hanya saja posisi bet agak
terbuka. Gerakkan bet depan condong ke bawah serta usahkan agar kontak dengan
bola terjadi di depan kanan badan.
b) Backhand chop.
Posisi awal teknik ini sama dengan
backhand, tetapi posisi bet agak terbuka atau sisi depan condong ke atas.
Usahakan kontak dengan bola terjadi pada bagian sisi bawah bet depan dengan
sisi bawah bola.
• Block
Block merupakan teknik paling
sederhana untuk mengembalikan pukulan yang keras atau smash. Block dilakukan
tepat setelah bola memantul dari meja. Hal ini dilakukan untuk membuat lawan
tidak dapat melancarkan serangan dengan cepat, karena bola yang di block akan
kembali dengan cepat. Ada dua jenis block, yaitu forehand block danbackhand
block.
a)
Forehand block.
Hal yang perlu dilakukan untuk
memakai teknik forehand block adalah, pertama gerakkan bet ke depan, posisi bet
tertutup (sisi depan bet menghadap ke bawah). Kemudian perhatikan arah datangnya
bola dan segera lakukan block setelah bola memantul dari meja.
b)
Backhand block.
Sama seperti forehand block, hanya
saja dilakukan pada posisi backhand.
• Service
Servis maksudnya adalah pukulan
bola pertama saat memulai permainan. Ada beberapa teknik servis yaitu servis
forehand topspin, servis backhand topspin, servis forehand backspin, servis
backhand backspin.
Pengertian Topspin dan Backspin
Topspin adalah memutar bola dengan
searah jarum jam, sedangkan Backspin merupakan kebalikannya.
a)
Forehand Topspin.
Untuk melakukan forehand topspin,
pemain harus berdiri dengan sikap persiapan di meja bagian kanan dan menghadap
sektor kiri meja lawan. Tangan kanan memegang bet berada di kanan badan dengan
siku ditekuk sebesar sembilan puluh derajat. Telapak tangan kiri memegang bola.
Bola dilambungkan setinggi enam belas senti meter, kemudian dipukul dengan bet.
Usahakan pantulan bola tidak begitu tinggi dari net.
b)
Backhand Topspin.
Untuk melakukan backhand topspin,
pemain berdiri di tengah meja dengan sikap persiapan. Tangan kanan memegang bet
dengan mendekatkanya ke pinggang sebelah kiri. Telapak tangan kiri memegang
bola. Lambungkan bola setinggi enam belas senti meter, pukul dengan bet.
Usahakan bola tidak begitu tinggi dari net sehingga pantulan bola di meja lawan
tidak begitu tinggi.
c)
Backhand Backspin.
Untuk melakukan backhand backspin,
pemain berdiri di tengah meja dengan sikap persiapan. Tangan kanan memegang bet
dengan mendekatkannya ke pinggang sebelah kiri. Telapak tangan kiri memegang
bola. Lambungkan bola setinggi enam belas senti meter, pukul dengan bet. Untuk
melakukan pukulan ini hanya menggesek bagian belakang bola dengan bagian bawah
bet. Gerakan bet ke depan condong turun ke bawah. Usahakan bola tidak begitu
tinggi dari net sehingga pantulan bola di meja lawan tidak begitu tinggi.
C.
Peraturan-Peraturan
Permainan Tenis Meja
Berikut
ini peraturan tenis meja terbaru menurut ITTF sebagai federasi tertinggi tenis
meja internasional.
1)
Penilaian
a.
Seorang pemain
memperoleh niai bila lawannya gagal melakukan pengembalian bola yang sah. Ini
termauk memukul bola keluar dari ujung atau sisi meja, memukul bola ke net,
atau gagal melakukan servis yang baik.
b.
Satu set dimenangkan
dengan 21 poin.
c.
Satu permainan harus
dimenangkan dengan dua poin.
d.
Satu pertandingan
selesai dengan 2 kali menang dari 3 set atau 3 kali menang dari 5 set.
e.
Servis berpindah setiap
5 poin, kecuali saat deuce (20-20) dimana pemain melakukan servis bergantian
tiap 1 poin.
f.
Permainan tidak
berhenti pada 7-0 atau skor lainnya kecuali 21 atau deuce.
2)
Meja
a.
Permukaan meja atau
meja tempat bermain harus berbentuk segi empat dengan panjang 2,74m dan lebar
1,525m, dan harus datar dengan ketinggian 76 cm di atas lantai.
b.
Permukaan meja tidak
termasuk sisi permukaan meja.
c.
Permukaan meja boleh
terbuat dari bahan apa saja namun harus menghasilkan pantulan sekitar 23 cm
dari bola yang dijatuhkan dari ketinggian 30 cm.
d.
Seluruh permukaan meja
harus berwarna gelap dan pudar dengan garis putih selebar 2 cm pada tiap sisi
panjang meja 2,74 m dan tiap lebar meja 1,525 m.
e.
Permukaan meja dibagi
dalam 2 bagian yang sama secara vertikal oleh net paralel dengan garis akhir
dan harus melewati lebar permukaan masing-masing bagian meja.
f.
Untuk ganda, setiap
bagian meja harus dibagi dalam 2 bagian yang sama dengan garis tengah berwarna
putih selebar 3 mm, paralel dengan garis lurus sepanjang kedua bagian meja,
garis tengah tersebut harus dianggap menjadi 2 bagian kiri dan kanan.
3)
Net
a.
Perangkat net harus
terdiri dari net, perpanjangannya dan ke dua tiang penyangga, termasuk kedua
penjepit yang dilekatkan ke meja.
b.
Net harus terpajang
dengan bantuan tali yang melekat pada ke dua sisi atas tiang setinggi 15,25 cm,
batas perpanjangan ke dua tiang di setiap sisi akhir lebar meja adalah 15,25
cm.
c.
Ketinggian sisi atas
net secara keseluruhan harus 15,25 cm di atas permukaan meja.
d.
Dasar net sepanjang
lebar meja harus rapat dengan permukaan meja dan perpanjangan ujung net harus
serapat mungkin dengan tiang penyangga.
4)
Bola
a.
Bola harus bulat dengan
diameter 40 mm.
b.
Berat bola harus 2,7
gram.
c.
Bola harus terbuat dari
bahan selulosa (celluloid) atau sejenis bahan plastik, berwarna putih atau
oranye, dan tidak mengkilap.
5)
Bet
a.
Ukuran, berat dan
bentuk raket tidak ditentukan, tetapi daun raket harus datar dan kaku.
b.
Daun raket minimal 85 %
terbuat dari kayu diukur dari ketebalannya; lapisan perekat di dalam kayu dapat
diperkuat dengan bahan yang berserat seperti serat karbon (carbon fibre) atau
serat kaca (glass fibre) atau bahan kertas yang dipadatkan, namun bahan
tersebut tidak boleh lebih dari 7,5 % dari total ketebalan atau berukuran 0,35
mm, yang lebih tipis yang dipakai sebagai acuan.
c.
Sisi daun raket yang
digunakan untuk memukul bola harus ditutupi oleh karet licin/halus maupun
bintik, bila menggunakan karet bintik yang menonjol ke luar (tanpa spons) maka
ketebalan karet termasuk lapisan lem perekat tidak boleh lebih dari 2.0 mm,
atau jika menggunakan karet lapis (karet + spons) dengan bintik di dalamnya
menghadap keluar atau ke dalam maka ketebalannya tidak boleh lebih dari 4.0 mm
sudah termasuk dengan lem perekat.
d.
Karet bintik biasa
adalah lapisan tunggal karet yang bukan seluler (cellular), sintetik atau
alami, dengan bintik yang menyebar dipermukaannya secara merata dengan
kepadatan tidak kurang dari 10 per-cm2 dan tidak lebih dari 30 per-cm2.
e.
Karet lapis (sandwich
rubber) adalah lapisan tunggal karet seluler (biasa disebut spons) yang
ditutupi/ditumpuk dengan satu lapisan luar karet bintik biasa (biasa disebut
topsheet), ketebalan dari karet bintik tidak lebih dari 2 mm.
f.
Karet penutup daun
raket tidak melebihi daun raket itu sendiri, kecuali pada bagian yang terdekat
dari pegangan raket dan yang ditutupi oleh jari-jari dapat ditutupi oleh bahan
lain atau tidak ditutupi.
g.
Daun raket, lapisan
yang ada di dalam dan lapisan yang menutupinya baik karet atau lemnya pada sisi
yang digunakan untuk memukul bola harus tiada sambungan dan ketebalannya juga
merata.
h.
Permukaan karet yang
menutup daun raket di satu sisi harus berwarna merah menyala di satu sisi dan
hitam di sisi lain (tidak sama dengan warna sebelahnya), atau permukaan daun
raket yang dibiarkan polos tanpa penutup harus berwarna pudar.
i.
Karet penutup raket
yang digunakan harus tanpa perlakuan bahan kimia, merubah karakterisktik karet
secara fisik, atau hal lainnya.
j.
Apabila terjadi sedikit
kekurangan/ penyimpangan pada warna dan kesinambungan permukaan akibat
kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian yang tidak disengaja dapat diijinkan
sepanjang tidak merubah karakteristik dari permukaan karet.
k.
Pada permulaan
permainan dan kapan saja pemain menukar raketnya selama permainan berlangsung,
seorang pemain harus menunjukkan raketnya pada lawannya dan pada wasit dan
harus mengijinkan wasit dan lawannya untuk memeriksa/ mencobanya.
6)
Definisi-definisi
a.
Suatu reli (rally)
adalah suatu periode selama bola dalam permainan.
b.
Bola dalam permainan
mulai dari saat terakhir diam di telapak tangan bebas sebelum bola dilambungkan
pada saat servis hingga reli diputuskan sebagai suatu let atau poin.
c.
Suatu let adalah suatu
reli yang hasilnya tidak dinilai/dihitung.
d.
Suatu poin adalah hasil
suatu reli yang hasilnya dinilai/dihitung.
e.
Tangan raket adalah
tangan yang memegang raket.
f.
Tangan bebas adalah
tangan yang tidak memegang raket; lengan bebas adalah lengan dari tangan bebas.
g.
Seorang pemain memukul
bola jika dia menyentuhnya dengan raket yang dipegangnya atau bagian tangan
dibawah pergelangan tangan yang memegang raket ketika bola masih dalam
permainan.
h.
Seorang pemain yang
menyentuh bola jika dia, atau apa saja yang dipakai atau dibawanya, mengenai
bola dalam permainan ketika bola masih berada/melintas di atas permukaan meja
dan belum melewati garis akhir, belum menyentuh bagian mejanya sejak dipukul
oleh lawannya.
i.
Pelaku Servis/Pemain
yang melakukan servis(server) adalah pemain yang memukul bola pertama kalinya
dalam suatu reli.
j.
Penerima bola
(receiver) adalah pemain yang memukul bola yang kedua pada suatu reli.
k.
Wasit adalah seseorang
yang ditunjuk untuk mengawasi permainan.
l.
Pembantu wasit adalah
seseorang yang ditunjuk untuk membantu wasit dengan keputusan-keputusan
tertentu.
m.
Sesuatu yang dipakai
atau dibawa oleh seorang pemain adalah segala sesuatu yang dipakai atau dibawa,
kecuali bola, pada saat reli dimulai.
n.
Bola sudah harus
dinyatakan melewati atau mengelilingi net jika telah melalui bagian mana saja
selain antara net dan tiangnya dan antara net dan permukaan meja.
o.
Garis akhir adalah juga
perpanjangan kedua arah sisi ujung meja.
7)
Servis
- Servis
dimulai dengan bola diam berada di atas permukaan telapak tangan yang
terbuka dari tangan bebas pelaku servis (siap untuk dilambungkan).
- Pelaku
servis harus melambungkan bola secara vertikal ke atas, tanpa putaran,
sehingga bola naik minimal 16 cm dari permukaan telapak tangan bebas,
kemudian turun tanpa menyentuh apapun sebelum dipukul.
- Pada
saat bola turun, pelaku servis harus memukulnya sehingga menyentuh mejanya
terlebih dahulu dan setelah melewati net atau mengelilingi net kemudian
menyentuh meja dari penerima; pada permainan ganda, bola harus menyentuh
bagian kanan dari masing-masing meja pelaku servis dan penerima secara
berurutan.
- Dari
mulai servis hingga bola dipukul, bola harus berada di atas perpanjangan
permukaan meja permainan (di belakang batas akhir meja) pelaku servis, dan
bola tidak boleh dihalangi dari pandangan penerima oleh pelaku servis atau
pasangan gandanya atau apa saja yang mereka bawa atau pakai.
- Segera
setelah bola dilambungkan, lengan dan tangan bebas pelaku servis harus
disingkirkan/ditarik dari ruang antara bola dan net. Catatan: Ruang antara
bola dan net (net dan tiang penyangga) ditentukan oleh bola yang
dilambungkan.
- Menjadi
tanggung jawab pemain untuk melakukan servis agar wasit atau pembantu
wasit dapat diyakinkan bahwa servisnya sesuai peraturan dan demikian juga
untuk memutuskan bahwa servisnya tidak benar.
- Jika
wasit atau pembantu wasit ragu atas keabsahan suatu servis, maka pada
kesempatan pertama pada pertandingan tersebut, dapat menghentikan pemainan
dan memperingatkan pelaku servis; tetapi untuk servis yang meragukan
berikutnya yang dilakukan oleh pemain atau pasangannya harus dinyatakan
tidak benar/sah.
- Pengecualian,
wasit dapat melonggarkan persyaratan servis yang baik jika diyakini bahwa
rintangan tersebut disebabkan oleh kemampuan fisik yang tidak normal
(cacat).
8)
Pengembalian Bola
Bola,
setelah diservis atau dikembalikan, harus dipukul sehingga
melewati/mengelilingi net dan menyentuh meja lawan, baik secara langsung maupun
setelah menyentuh perangkat net.
9)
Urutan Permainan
a.
Pada permainan tunggal,
pelaku servis harus melakukan servis terlebih dahulu, kemudian penerima harus
melakukan pengembalian dan setelah itu pelaku servis dan penerima secara
bergantian melakukan pengembalian.
b. Pada
permainan ganda, pelaku servis harus melakukan servis terlebih dahulu,
selanjutnya penerima melakukan pengembalian, kemudian, pasangan pelaku servis melakukan
pengembalian, pasangan penerima kemudian melakukan pengembalian dan akhirnya
setiap pemain melakukan pengembalian sesuai gilirannya.
c. Ketika
pemain cacat yang duduk di kursi roda bermain ganda, pelaku servis melakukan
servis terlebih dahulu kemudian dikembalikan oleh penerima, tetapi setelah itu,
siapa saja dari mereka boleh melakukan pengembalian. Namun demikian, apabila
kursi roda (bagian mana saja dari kursi roda) melewati garis tengah meja, maka
wasit menyatakan poin untuk lawannya.
10) Satu
Let
a. Reli
dinyatakan let:
b. Jika
pada saat servis, bola melewati net dan menyentuhnya, kemudian bola masuk atau
dipukul oleh penerima atau pasangannya;
c. Jika
servis dilakukan pada saat penerima atau pasangannya belum siap, dan baik
penerima atau pasangannya tidak berusaha memukul bola/ mengembalikan;
d. Jika
gagal melakukan servis atau pengembalian atau jika sesuai dengan peraturan
bahwa hal tersebut disebabkan gangguan di luar kontrol pemain;
e. Jika
permainan dihentikan oleh wasit atau pembantu wasit;
f. Jika
penerima pada pemain cacat yang menggunakan kursi roda dan pada saat servis,
apakah servisnya benar atau tidak
g. Setelah
mengenai meja penerima (pantulan bola) mengarah ke net.
h. berhenti
di bagian meja penerima.
i.
pada salah satu bagian
sisi meja, bola keluar setelah mengenai bagian samping meja penerima.
j.
Permainan dapat
dihentikan
k. Untuk
mengoreksi kesalahan urutan servis, penerima, atau tempat;
l.
Untuk memulai sistem
percepatan waktu;
m. Untuk
menghukum dan memperingati pemain atau penasihat;
n. Karena
kondisi permainan terganggu dan mempengaruhi hasil reli.
11) Poin
a. Selain
reli dinyatakan let, pemain dinyatakan mendapat poin
b. Jika
lawannya gagal melakukan servis yang benar;
c. Jika
lawannya gagal melakukan pengembalian yang benar;
d. Jika,
setelah melakukan servis atau pengembalian, bola menyentuh apa saja selain net
sebelum dipukul oleh lawannya;
e. Jika
bola melewati meja atau berada di luar permukaan meja, tanpa menyentuh meja;
f. Jika
lawannya menyentuh bola;
g. Jika
lawannya dengan sengaja memukul bola dua kali secara beruntun;
h. Jika
lawannya memukul bola dengan sisi daun raket yang tidak dilapisi karet atau
tidak sesuai dengan ketentuan sebelumnya.
i.
Jika lawannya, atau apa
saja yang dipakainya menggerakkan permukaan meja;
j.
Jika lawannya atau apa
saja yang dipakai menyentuh net;
k. Jika
tangan bebas lawannya menyentuh permukaan meja;
l.
Jika, dalam permainan
ganda, setelah pelaku servis pertama melakukan servis ke penerima dengan benar,
kemudian lawannya memukul bola di luar dari urutannya;
m. Seperti
yang dijelaskan dalam sistem percepatan waktu (2.15.04).
n. Jika
pemain atau pasangan cacat yang menggunakan kursi roda dan
o. Lawannya
tidak tidak berada pada posisi duduk yang minimal pada kursi rodanya, belakang
paha tidak menempel, ketika bola dipukul;
p. Lawannya
menyentuh bola dengan tangan mana saja sebelum memukul bola;
q. Kaki
lawannya menyentuh lantai semasa (bola) dalam permainan.
r.
Seperti yang dijelaskan
pada urutan permainan (2.08.03).
12) Satu
Game/set
Suatu
game dinyatakan dimenangkan oleh seorang pemain/ pasangan yang pertama mendapat
poin 11, kecuali kedua pemain atau pasangan sama mendapatkan poin 10, pada
situasi ini, salah satu pemain atau pasangan harus mendapat selisih kemenangan
2 (dua) poin atas lawannya.
13) Satu
Pertandingan
Suatu
pertandingan terdiri dari game/set ganjil terbaik.
14) Memilih
Servis, Menerima Bola, dan Tempat
a.
Hak untuk memilih
urutan servis, menerima bola, atau tempat harus diputuskan oleh undian dan
pemenangnya dapat memilih servis, atau menerima bola, atau memilih tempat
terlebih dahulu;
b. Bila
salah satu pemain/pasangan telah memilih servis atau menerima atau memilih
tempat, maka lawannya harus memilih yang lainnya;
c. Setelah
mencapai 2 (dua) poin, penerima/pasangan yang harus menjadi pelaku servis, dan
seterusnya secara bergantian hingga game selesai, kecuali kedua pemain/pasangan
telah sama-sama mencapai poin 10 atau sistem percepatan waktu diberlakukan,
maka urutan servis dan menerima tetap sama tetapi tiap pemain harus melakukan
servis 1 kali secara bergantian;
d. Pada
setiap game/set dalam pertandingan ganda, pasangan yang berhak melakukan servis
terlebih dahulu harus menentukan siapa dari mereka yang melakukan servis
pertama dan penerima bola juga harus menentukan siapa yang terlebih dahulu
menerima bola; pada game/set berikutnya, pemain yang melakukan servis (server)
pertama ditentukan oleh pasangan tersebut dan penerima adalah pemain yang
melakukan servis kepadanya pada game sebelumnya;
e. Dalam
ganda, tiap pindah servis, penerima sebelumnya menjadi pelaku servis dan
pasangan yang melakukan servis sebelumnya menjadi penerima servis.
f. Pemain/pasangan
yang melakukan servis pertama pada suatu game/set menjadi penerima pada
game/set berikutnya dan untuk game terakhir/penentuan pada pertandingan ganda,
pasangan yang menerima bola kemudian harus merubah urutan yang menerima apabila
salah satu pasangan telah mencapai poin 5;
g. Pemain/pasangan
yang memulai pada suatu sisi (tempat) dalam suatu game akan pindah tempat pada
game berikutnya dan pada game/set penentuan, pemain/pasangan, harus tukar
tempat jika salah satunya telah mendapat skor/poin 5.
15) Kesalahan
Urutan Servis, Penerima, Tempat
Jika pemain melakukan kesalahan
urutan servis (server maupun receiver), permainan harus segera dihentikan oleh
wasit dan dilanjutkan sesuai dengan urutan yang sebenarnya siapa yang
seharusnya melakukan servis dan menerima bola pada skor/angka yang telah
dicapai, sesuai dengan urutan pada saat mulai pertandingan dan, dalam permainan
ganda, sesuai dengan urutan pemain yang telah ditetapkan untuk melakukan servis
pertama dalam game/set tersebut sejak kesalahannya ditemukan.
Jika para pemain tidak bertukar
tempat pada saat mereka seharusnya melakukannya, wasit harus menghentikan
permainan dan dilanjutkan sesuai dengan pemain yang sebenarnya pada skor yang
telah diraih, disesuaikan dengan urutan yang telah ditetapkan pada saat
pertandingan dimulai.
Dalam keadaan apapun, semua poin
yang telah diraih sebelum kesalahan ditemukan harus dihitung.
16) SISTEM PERCEPATAN WAKTU
(Expedite System)
Kecuali seperti yang dijelaskan
pada aturan selanjutnya, sistem percepatan waktu harus diberlakukan setelah 10
menit permainan dalam satu game atau kapan saja diminta oleh kedua pemain atau
pasangan.
Sistem percepatan waktu tidak lagi
berlaku dalam satu game jika skor yang sudah diraih berjumlah 18 (delapan
belas).
Jika bola masih dalam permainan
ketika batas waktu telah habis, permainan harus diberhentikan oleh wasit dan
dilanjutkan dengan mengulang servis oleh pemain yang melakukan servis pada saat
permainan berlangsung; jika bola tidak dalam permainan (bola mati) dan sistem
percepatan waktu harus diberlakukan, permainan dilanjutkan dengan pelaku servis
adalah yang menerima bola pada reli sebelumnya.
Setelah itu, setiap pemain harus
melakukan servis 1 kali secara bergantian hingga game berakhir, dan jika
pemain/pasangan yang menerima telah melakukan 13 kali pengembalian, penerima
mendapat satu poin.
Pemberlakuan sistem perccepatan
waktu harus tidak merubah urutan servis dan penerima pada pertandingan
tersebut, seperti yang diuraikan pada 2.13.06.
Sekali diterapkan, sistem
percepatan waktu harus terus diberlakukan hingga pertandingan selesai.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tenis meja adalah olahraga raket yang
paling terkenal di dunia dan jumlah partisipannya menempati urutan kedua.
Sejarah tenis meja ini tidak diketahui asal negaranya, Olahraga ini dimulai
kira-kira di tahun 1890-an sebagai pemain pendatang dan menebarkan keranjingan
akan olahraga ini di seluruh kota. Peralatan-peralatan yang digunakan dalam
permainan ini meliputi, meja, net, bola, bet, pelapis bet, speed glue dan
pakaian.
Sekian artikel ini dari saya, semoga artikel
ini bisa bermanfaat bagi anda semua. Belajarlah dengan giat. Raihlah prestasi
setinggi-tingginya. Kalau ingin bertanya silahkan tinggalkan komentar, sekian
dan terima kasih. Artikel lainnya yang terkait Makalah adalah Makalah Lompat Jauh
DAFTAR PUSTAKA
Hodges, L. 2016. Tenis Meja
Tingkat Pemula.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Pendidikan Jasmnai Olahraga dan Kesehatan.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Kertamanah,
A. 2003. Teknik dan Taktik Dasar Permainan Tenis Meja. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.Masjaya, A. 2011. Dasar-Dasar Bermain Tenis Meja. Makassar
: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar.
Muhajir.
2017. Buku Guru Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan (Keempat).
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Raab, M.,
Masters, R. S. W., & Maxwell, J. P. (2005). Improving the ‘how’ and ‘what’
decisions of elite table tennis players. Human Movement Science, 24(3),
326–344. https://doi.org/10.1016/j.humov.2005.06.004
Simpson, P.
2012. Teknik Bermain Ping Pong. Bandung: Pionir Jaya.
Sutarmin.
2010. Terampil Berolahraga Tenis Meja. Yogyakarta: Era Intermedia.
Stiles,
K.E. dan Loucks-Horsley, S. 1998. Professional Development Strategies:
Proffessional Learning Experiences Help Teachers Meet the Standards. The
Science Teacher. September 1998. hlm. 46-49).
Sumargi.
1996. Profesi Guru Antara Harapan dan Kenyataan. Suara Guru No. 3-4/1996. Hlm.
9-11.
No comments:
Post a Comment