Monday, 18 October 2021

MAKALAH ANALISIS RISIKO PADA PT INDOFOOD

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran. Kini, Indofood dikenal sebagai perusahaan yang mapan dan terkemuka di setiap kategori bisnisnya.

Seperti halnya perusahaan lain, PT Indofood juga menghadapi berbagai risiko yang mengancam keberlangsungan perusahaan. Semakin besar sebuah perusahaan maka akan semakin banyak pula risiko yang akan dihadapinya. Risiko yang mungkin dihadapi perusahaan dapat disebabkan oleh kondisi ekonomi, politik, kondisi industri, lingkungan usaha dan sosial, serta kondisi dalam negeri tempat dimana Indofood melakukan kegiatan usaha utamanya.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk dapat saja menghadapi berbagai macam risiko, misalnya terjadi kebakaran atau pencurian asset seperti pencurian persediaan. Sedangkan jenis risiko lainnya adalah risiko yang bersifat spekulatif, dapat meliputi variabilitas dari biaya input, harga jual, permintaan, kemudian dapat juga meliputi kemampuan menjual produk baru dan mengembangkan produk yang sudah ada, dan tingkat nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Meskipun ada berbagai macam risiko yang harus dihadapi PT Indofood Sukses Makmur Tbk, pihak manajemen risiko telah menerapkan sistem Enterprise Risk Management (ERM) dengan baik. Misalnya dengan menjalin hubungan dengan pemasok dan petani dengan baik, melakukan simulasi dalam menentukan harga jual sebelum produk tersebut dipasarkan, melakukan inovasi produk agar dapat tetap unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Semua strategi ERM yang dilakukan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk tetap memandang kode etik yang berlaku. Sistem ERM ini sangat penting bagi perusahaan untuk meminimalisir bahkan menghindari berbagai risiko yang mungkin akan muncul.

 

 

1.2  Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang muncul terkait latar belakang di atas adalah:

  1. Risiko apa sajakah yang dihadapi PT Indofood Sukses Makmur Tbk.?
  2. Bagaimana analisis risiko perusahaan tersebut?
  3. Respon apa sajakah yang dilakukan perusahaan untuk mencegah dan/atau menghadapi risiko?

 

1.3  Tujuan Penulisan

Penulisan paper ini bertujuan untuk:

  1. Menjabarkan analisis risiko PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
  2. Mengetahui sumber risiko perusahaan dan bagaimana cara perusahaan merespon risiko yang dihadapi.

 

1.4  Manfaat Penulisan

Penulisan paper ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya:

  1. Menambah pengetahuan pembaca mengenai risiko yang dihadapi PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
  2. Membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi.

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

 

2.1 Sejarah dan Perkembangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di JakartaIndonesia. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 14 Agustus 1990 oleh Sudono Salim dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma yang pada tanggal 5 Februari 1994 menjadi Indofood Sukses Makmur. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga AustraliaAsia, dan Eropa.

Dalam beberapa dekade ini Indofood telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan total food solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group.

Sejarah PT Indofood Sukses Makmur dapat diringkas sebagai berikut:

Tahun

Kejadian

1968

PT Lima Satu Sankyu (selanjutnya berganti nama menjadi PT Supermi Indonesia) didirikan, pertama kali memproduksi Supermi sebagai mi instan pertama di Indonesia.

1970

PT Sanmaru Foods Manufacturing Co Ltd (PT Sanmaru) didirikan sebagai salah satu anak perusahaan Jangkar Jati Group.

1972

PT Sanmaru mulai memproduksi Indomie.

1982

PT Sarimi Asli Jaya didirikan dan mulai memproduksi Sarimi.

1984

PT Sarimi Asli Jaya diakuisisi oleh PT Sanmaru dan bersama dengan Salim Group membentuk perusahaan dengan nama PT Indofood Interna Corporation.

1986

PT Supermi Indonesia diakuisisi oleh PT Indofood Interna Corporation melalui anak perusahaannya PT Lambang Insan Makmur.

1987

PT Sanmaru meluncurkan mi instan dalam bentuk cup bermerek Pop Mie.

1989

PT Sanmaru mengakuisi PT Sari Pangan Nusantara, yang memproduksi makanan bayi bermerek SUN.

1990

PT Sanmaru membentuk perusahaan patungan dengan PepsiCo, Inc yang memiliki merek FritoLay yang pada tahun 1994 bernama PT Indofood Fritolay Makmur dan mulai memproduksi makanan ringan seperti Chitato, Chiki, Cheetos dan Jetz yang kemudian pada tahun 2000an disusul dengan Lay's dan Qtela.

1990

Indofood didirikan oleh Sudono Salim dengan nama PT Panganjaya Intikusuma.

1992

PT Sanmaru melalui anak perusahaan Jangkar Jati Group diambil alih seluruh sahamnya oleh Salim Group.

1993

PT Panganjaya Intikusuma dan PT Sanmaru membentuk perseroan dengan nama PT Indomie Sukses Makmur Tbk.

1994

PT Panganjaya Intikusuma berganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

1995

Mengakuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari.

1997

Mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, agribisnis serta distribusi.

2005

PT Indosentra Pelangi sebagai produsen bumbu, kecap dan sambal bermerek Indofood membentuk perusahaan patungan dengan Nestlé bernama PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia, mengakuisisi perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat.

2006

Mengakuisisi 55% saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte. Ltd.

2007

Mencatatkan saham Grup Agribisnis di Bursa Efek Singapura dan menempatkan saham baru.

2008

Mengakuisisi 100% saham Drayton Pte. Ltd. yang memiliki secara efektif 68,57% saham di PT Indolakto, sebuah perusahaan dairy terkemuka.

2009

Memulai proses restrukturisasi internal Grup CBP melalui pembentukan PT. Indofood CBP Sukses Makmur dan pemekaran kegiatan usaha mi instan dan bumbu yang diikuti dengan penggabungan usaha seluruh anak perusahaan di Grup Produk Konsumen Bermerek (CBP), yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan, ke dalam ICBP.

2010

Menyelesaikan restrukturisasi internal Grup CBP melalui pengalihan kepemilikan saham anak perusahaan di Grup CBP dengan jumlah kepemilikan kurang dari 100% ke ICBP dan melakukan Penawaran Saham Perdana yang dilanjutkan dengan pencatatan saham ICBP di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 7 Oktober 2010. Peningkatan kepemilikan di Pacsari Pte. Ltd sebesar 10% menjadi pemilik 100%.

2011

Pada bulan Januari 2011, PT Indofood CBP Sukses Makmur, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit Mandiri Makmur dan PT Ciptakemas Abadi digabung sepenuhnya dengan status perusahaan terbuka (Tbk.) menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. PT Salim Ivomas Pratama (SIMP), anak perusahaan langsung dan tidak langsung Perseroan, melakukan IPO diikuti dengan pencatatan saham di BEI pada 9 Juni 2011.

2012

Sudono Salim, pendiri ICBP meninggal dunia di Singapura pada tanggal 10 Juni 2012. Tidak lama sesudah meninggalnya, salah satu produk mi instan dari Indofood, Indomie, menyelenggarakan program ulang tahunnya yang ke-40 tahun, pada bulan Agustus 2012 di Jakarta.

2013

Menyelesaikan akuisisi PT Pepsi-Cola Indobeverages, perusahaan yang memproduksi minuman ringan bermerek Pepsi7 Up dan sebagainya. Akuisisi ini dilakukan oleh PT Indofood Asahi Sukses Beverage dan PT Asahi Indofood Beverage Makmur, yang masing-masing adalah 51% dan 49% dimiliki oleh ICBP.

2014

Indofood masuk ke bisnis minuman bernama Indofood Asahi dan mulai mengimpor dua merek minuman dari Malaysia, yaitu Ichi Ocha dan Caféla Latte dan mengakuisisi merek air mineral Club dari PT Tirta Bahagia.

 

2.2 Produk Perusahaan

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Indofood memperoleh manfaat dari ketangguhan model bisnisnya yang terdiri dari empat kelompok usaha strategis (grup) yang saling melengkapi sebagai berikut:

A.    Produk Konsumen Bermerek (CBP)

Kegiatan usahanya dilaksanakan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tanggal 7 Oktober 2010. ICBP merupakan salah satu produsen makanan dalam kemasan terkemuka di Indonesia yang memiliki berbagai jenis produk makanan dalam kemasan. Berbagai merek produk ICBP merupakan merek-merek yang terkemuka dan dikenal di Indonesia untuk makanan dalam kemasan. Divisi-divisi yang berada di bawah ICBP diantaranya:

 

1.      Mie Instan

         Pop Mie

         Sarimi

         Supermi

         Indomie

         Sakura

         Mie Telur Cap 3 Ayam

         Pop Bihun


2.      Diary

         Indomilk

         Cap Enaak

         Indoeskrim

         Orchid Butter

         Milkuat

3.      Makanan Ringan

         Cheetos 

         Chiki

         Jet-Z

         Lay's 

         Chitato

         Qtela

         Trenz

4.      Penyedap Makanan

         Bumbu Kaldu Indofood

         Maggi

         Bumbu Instan Indofood

         Bumbu Racik Indofood

         Piring Lombok

         Kecap Indofood

         Sambal Indofood

5.      Nutrisi dan Makanan Khusus


           Promina

           SUN

6.      Minuman & Sirup (Indofood Asahi & PepsiCo)

         Pepsi

         Pepsi Blue

         7 Up

         Mirinda

         Freiss

         Tehkita

         Fruitamin

         Tropicana Twister

         Ichi Ocha

         Caféla Latte

         Club

 

B.     Bogasari

Memiliki kegiatan usaha utama memproduksi tepung terigu dan pasta. Kegiatan usaha Grup ini didukung oleh unit perkapalan dan kemasan. Produknya berupa:

         Cakra Kembar Emas

         Cakra Kembar

         Segitiga Biru

         Lencana Merah

         Kunci Biru

         La Fonte

 

C.    Agribisnis

Kegiatan usahanya terkonsentrasi pada Indofood Agri Resources Ltd. (IndoAgri), yang tercatat di Bursa Efek Singapura, dan anak-anak perusahaannya termasuk PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum), yang tercatat di BEI. Kegiatan usaha utama Grup ini meliputi penelitian dan pengembangan, pembibitan, pemuliaan dan pengolahan kelapa sawit hingga produksi dan pemasaran minyak goreng, margarin dan shortening bermerek. Di samping itu, kegiatan usaha grup ini juga mencakup pemuliaan dan pengolahan karet dan tebu serta tanaman lainnya. Produk yang dihasilkan :

         Bimoli

         Simas Palmia

         Royal Palmia

         Happy Salad Oil

         Amanda

         Delima

         Palmia


D.    Distribusi

Memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia. Grup ini mendistribusikan hampir seluruh produk konsumen Indofood dan anak-anak perusahannya, serta berbagai produk pihak ketiga. Indofood juga melakukan berbagai strategi dalam memasarkan produknya, diantaranya:

  1. Tagline : Indomie Seleraku
  2. Iklan : billboard, iklan TV, sponsor acara
  3. Event : Indomie menggelar ajang membuat lagu ”jingle” untuk pelajar SMA, acara tersebut berjudul Jingle Dare, yang berlangsung pada 24 April 2008
  4. Pembuatan Shop Sign (Spanduk Nama Burjo dengan tema Indomie untuk setiap Burjo di Yogyakarta)

 

2.3 Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan

Setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang menjadi landasan bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Visi PT Indofood Tbk.:

Menjadi Perusahaan Total Food Solutions.

Misi PT Indofood Tbk.:

  • Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi, dan teknologi.
  • Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga terjangkau, yang merupakan pilihan pelanggan.
  • Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun internasional.
  • Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang nutrisi.
  • Meningkatkan stakeholders’ value secara berkesinambungan.

Untuk mencapai visi dan misi tersebut, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. menggunakan strategi:

Menjalin kerjasama dengan pemasok bahan baku untuk meningkatkan kualitas produk, dan meningkatkan distribusi produk-produk.

BAB III

PEMBAHASAN

 

3.1  Identifikasi Risiko Perusahaan

            Risiko bisnis yang dihadapi oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk dipengaruhi oleh beberapa faktor. Jenis risiko yang pertama adalah risiko murni, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. mungkin saja menanggung risiko tersebut apabila misalnya terjadi kebakaran atau pencurian asset seperti pencurian persediaan. Sedangkan jenis risiko berikutnya adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif ini dapat meliputi variabilitas dari biaya input, harga jual, dan permintaan, kemudian dapat juga meliputi kemampuan menjual produk baru dan mengembangkan produk yang sudah ada, dan tingkat nilai tukar rupiah terhadap dolar. Risiko yang dihadapi perusahaan diantaranya:

  1. Risiko keamanan pangan

Sebagai produsen makanan olahan dalam kemasan dan memiliki konsumen dari segala usia, Perseroan menghadapi risiko yang berhubungan dengan keamanan produk barang jadi yang dipasarkan.

Walaupun Perseroan telah memperhatikan faktor higienis makanan dan memastikan bahwa bahan baku yang dipergunakan telah sesuai dengan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang dan memenuhi persyaratan untuk memperoleh sertifikat halal, namun tidak tertutup kemungkinan bahwa produk makanan tersebut dapat tercemar ataupun terkena isu negatif lainnya. Apabila terjadi, hal tersebut dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha dan operasional Perseroan.

  1. Risiko fluktuasi harga bahan baku dan komoditas

Harga dan biaya produksi Perseroan dipengaruhi oleh harga bahan baku di pasar internasional, terutama gandum yang digunakan untuk memproduksi tepung terigu Grup Bogasari, dan bahan baku lainnya yang diimpor seperti SMP dan resin (bahan baku untuk pembuatan kemasan).

Harga tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

Tingkat produksi bahan baku dunia.

  Tingkat penawaran dan permintaan produk.

Tingkat konsumsi dunia atas produk-produk; dan

Perkembangan perekonomian dunia pada umumnya.

Fluktuasi harga bahan baku di pasar internasional dan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan operasional dan kondisi keuangan Perseroan. Walaupun Perseroan dapat menaikkan harga jual produknya akan tetapi Perseroan tidak dapat secara langsung meningkatkan harga jual produk sedemikian rupa sejalan dengan kenaikan harga bahan baku di pasar internasional dan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.

  1. Risiko peningkatan kompetisi pada segmen usaha

Sebagian besar produk Perseroan menghadapi kompetisi baik dari perusahaan lokal maupun internasional. Tidak dapat dipastikan bahwa kompetitor tidak akan mengoptimalkan upayanya dalam berkompetisi untuk meningkatkan pangsa pasarnya dan/atau tidak akan ada tambahan pesaing domestik maupun asing yang memasuki pasar dimana Perseroan beroperasi. Peningkatan kompetisi tersebut dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk mempertahankan atau menaikkan pendapatannya.

  1. Risiko suksesi dan ketrampilan tenaga kerja

Kesuksesan Perseroan tidak luput dari faktor ketersediaan tenaga kerja yang handal untuk terus dapat melakukan yang terbaik serta mendukung budaya untuk terus berinovasi agar memperoleh hasil yang unggul. Oleh karena itu Perseroan menyadari risiko kegagalan pengembangan karyawan atau mempertahankan tenaga kerja bertalenta dapat mempengaruhi kegiatan bisnis, daya saing, dan pertumbuhan Perseroan secara nyata.

  1.   Risiko bencana alam, iklim dan cuaca ekstrim

Secara geografis, fasilitas Perseroan berupa kantor, pabrik, perkebunan dan gudang distribusi, hampir seluruhnya berlokasi di Indonesia yang berlokasi di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.

Letak Indonesia berada di zona pertemuan dari tiga lempengan bumi utama yang berpotensi mengalami gempa bumi, tsunami, gelombang laut dan letusan gunung berapi. Hal ini dapat terjadi di luar kendali Perseroan, dan dapat membahayakan keselamatan karyawan, merusak fasilitas, dan mengganggu jalur distribusi. Walaupun risiko ini tidak berdampak negatif secara langsung terhadap kegiatan usaha Perseroan di masa lampau, tetapi bencana tersebut dapat berdampak negatif terhadap keadaan ekonomi Indonesia pada umumnya yang secara tidak langsung akan berdampak juga terhadap Perseroan. Selain itu, beberapa kegiatan usaha dan hasil operasional Perseroan juga tergantung pada iklim dan kondisi cuaca.

Risiko yang berhubungan dengan hal tersebut akhir-akhir ini meningkat dengan adanya efek rumah kaca di atmosfer yang berdampak buruk terhadap suhu global dan perubahan suhu secara ekstrim. Kondisi tersebut dapat berdampak negatif terhadap produktivitas, kinerja dan prospek usaha Perseroan.

 

3.2  Analisis Risiko Perusahaan

Tujuan dari analisis risiko adalah untuk membedakan risiko minor yang dapat diterima dari resiko mayor, dan untuk menyediakan data untuk membantu evaluasi dan penanganan risiko. Analisis risiko akan tergantung dari informasi dan data yang tersedia.

Risiko yang dapat dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Resiko yang di analisis secara kuantitatif adalah risiko keuangan dengan menggunakan penghitungan rasio keuangan. Perhitungan rasio ini dilakukan dari data laporan keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk sejak tahun 2011 sampai tahun 2013.  Beberapa rasio yang sudah dianalisis adalah rasio likuiditas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas.

            Dari hasil perhitungan rasio likuiditas, PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki rasio likuiditas yang baik yakni lebih dari 1, walaupun nilainya fluktuatif. Rasio berikutnya adalah rasio profitabilitas. Dari hasil perhitungan rasio profitabilitas didapatkan hasil Gross profit margin secara rata-rata selalu mengalami peningkatan, begitu juga dengan Return On Aset (ROA) mencerminkan tingkat pengembalian terhadap investasi aset perusahaan.

            ROA secara rata-rata selalu meningkat yang dapat diartikan bahwa pengembalian terhadap aset lancar perusahaan selalu meningkat pula. Berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar yang saat ini sedang menjadi permasalahan, didapatkan dari hasil regresi bahwa volatilitas kurs rupiah per dolar berpengaruh negatif terhadap return harian saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

Semakin besar ROA suatu  perusahaan maka semakin baik pula kinerja perusahaan tersebut. ROA  berpengaruh negatif terhadap prediksi kebangkrutan perusahaan yang berarti semakin tinggi rasio tinggi ROA kemungkinan perusahaan bangkrut semakin kecil

ROA =

Tahun

Perhitungan

Hasil (dalam %)

2011

8.795,9/78.092,8

0,1126339432

2012

8.567,8/59.389,4

0,144264801

2013

8.360/53.716

0,15563333

ROE adalah perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan modal sendiri suatu perusahaan. ROE merupakan indikator yang penting bagi pemegang saham untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang  berkaitan dengan dividen. Jika rasio ini meningkat maka laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan akan meningkat pula, peningkatan tersebut juga mempengaruhi harga saham. ROE berpengaruh negatif terhadap kemungkinan perusahaan bangkrut, artinya semakin kecil ROE maka probabilitas  perusahaan bangkrut semakin besar

ROE =  X 100%

Tahun

Perhitungan

Hasil (dalam %)

2011

8.795,9/39.719,7

0,221449306

2012

8.567,8/25.249,2

0,339329562

2013

8.260/22.114,7

0,373507214

Operating Income Return on Investment menunjukkan kefektifan manajemen dalam menghasilkan laba operasional atas aset-aset perusahaan, yang diukur dengan membandingkan laba operasional terhadap total aset. Dengan kata lain OIROI mengambarkan kemampuan perusahaan untuk menjaga biaya operasional rendah. OIROI mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari total aset yang dimiliki yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan teresebut. Semakin besar OIROI maka semakin efektif suatu perusahaan dalam mengelola total aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba.

OIROI =  

     Tahun

Perhitungan

Hasil (dalam %)

2011

6.718/78.092,8

0,086025856

2012

6.877/59.389,4

0,115795074

2013

6.847,4/53.716

0,127474123

 

3.3  Respon Terhadap Risiko

Perseroan menyadari bahwa penerapan sistem manajemen risiko yang memadai sangat penting untuk menghadapi beragamnya risiko kegiatan usaha yang dihadapi sejalan dengan semakin berkembangnya usaha Perseroan. Untuk itu, Perseroan menjalankan pengelolaan terhadap risiko dengan menerapkan sistem ERM yang telah dijalankan secara konsisten dan berkesinambungan di seluruh organisasi, termasuk anak perusahaan. Perseroan mengelola ERM berdasarkan kerangka dasar COSO (Committee of Sponsoring Organization of Treadway Commission) dan ISO 31000, yang disesuaikan dengan kegiatan usaha dan budaya Perseroan.

Direksi bertanggung jawab dan memegang peranan penting dalam suksesnya penanganan manajemen risiko dan pengendalian internal yang efektif. Untuk itu, Perseroan membentuk tim manajemen risiko yang didedikasikan untuk menjalankan proses ERM dan implementasinya. Setiap manajemen anak perusahaan, berperan penting atas proses ERM, yaitu melakukan identifikasi risiko, menganalisa kemungkinan exposure, menetapkan langkah-langkah perbaikan dan pengendalian internal, dan memberikan laporan ERM kepada manajemen terkait.

Komite Audit sebagai kepanjangan tangan dari Dewan Komisaris, melakukan pengawasan terhadap program dan implementasi manajemen risiko. Laporan konsolidasi ERM disampaikan setiap semester kepada Direksi dan Komite Audit. Audit Internal melakukan penelaahan yang independen melalui audit yang dilakukan secara rutin untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa risiko yang signifikan dan kelemahan pengendalian internal teridentifikasi dan tindakan perbaikan dijalankan. Laporan penelahaan tersebut disajikan dalam laporan audit internal yang disampaikan secara rutin kepada Direksi dan Komite Audit. Beberapa risiko-risiko utama yang dapat berpotensi memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap operasional Perseroan, dan langkah langkah Perseroan dalam mengurangi risiko tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Risiko keamanan pangan

Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan melakukan proses kontrol yang berkesinambungan, dimulai dari penggunaan bahan baku yang berkualitas, pemilihan pemasok, proses penerimaan bahan baku dan proses produksi dan distribusi yang sesuai dengan standard operating procedures.

Perseroan senantiasa menerapkan Good Manufacturing Practices untuk memastikan produk dibuat dengan proses yang higienis dan menghasilkan kualitas yang baik. Sebagian besar fasilitas produksi Perseroan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001 dan ISO 22000, dan/atau sertifikasi HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Points), serta beberapa fasilitas produksi lainnya telah memperoleh sertifikasi ISO 14000. Di samping itu, seluruh produk Perseroan telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI. Sebagian besar produk Perseroan juga telah memperoleh berbagai sertifikasi lainnya, seperti sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintahan yang berwenang. Untuk menanggapi keluhan dan mendapatkan masukan yang berharga dari konsumen, Perseroan menyediakan Layanan Konsumen Indofood.

  1. Risiko fluktuasi harga bahan baku dan komoditas

Fluktuasi harga bahan baku di pasar internasional dan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan operasional dan kondisi keuangan Perseroan. Walaupun Perseroan dapat menaikkan harga jual produknya akan tetapi Perseroan tidak dapat secara langsung meningkatkan harga jual produk sedemikian rupa sejalan dengan kenaikan harga bahan baku di pasar internasional dan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.

Untuk memitigasi risiko tersebut, Perseroan melakukan kegiatan-kegiatan strategis dengan membentuk pola hubungan kerja sama dan kemitraan dengan petani dan pemasok, melakukan simulasi harga bahan baku terhadap harga jual, melakukan kontrak kerja sama dengan beberapa perusahaan dalam dan luar negeri, dan menggunakan bahan baku substitusi tanpa mengurangi kualitas akhir dari produk barang jadi yang dipasarkan kepada konsumen. Ketangguhan model bisnis Perseroan yang terdiri dari kegiatan usaha komoditas dan non-komoditas juga memberikan manfaat dalam mengurangi risiko tersebut dan dapat meredam dampak gejolak harga komoditas yang pada akhirnya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan dan keuntungan Perseroan.

  1. Risiko peningkatan kompetisi pada segmen usaha

Untuk melanjutkan sukses dan mengurangi risiko tersebut, Perseroan senantiasa mengikuti dinamika perkembangan pasar, meluncurkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen, melakukan inovasi secara berkelanjutan untuk menghasilkan produk unggulan baru, mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk, melakukan kegiatan pemasaran yang tepat sasaran dan menerapkan program-program efisiensi biaya guna meningkatkan daya saing. Dalam iklim bisnis yang kompetitif ini, Perseroan tetap menjalankan usahanya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

  1. Risiko suksesi dan ketrampilan tenaga kerja

Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan melakukan kegiatan pengembangan karyawan berkelanjutan serta program pelatihan profesional baik internal atau eksternal. Dengan program tersebut, Perseroan dapat mempertahankan tenaga kerja bertalenta yang sudah ada dan menarik tenaga kerja bertalenta yang baru, demi meneruskan kelangsungan operasional dan daya saing Perseroan di era globalisasi ini.

  1.   Risiko bencana alam, iklim dan cuaca ekstrim

Untuk menangani risiko tersebut, Perseroan melakukan kajian terhadap perlindungan bencana alam seperti kecukupan perlindungan asuransi dan implementasi sistem penanggulangan krisis. Perseroan juga melakukan kegiatan tanggung jawab sosial terkait dengan kejadian bencana alam sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat.

 

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1  Kesimpulan

PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman terkemuka. Produk yang dihasilkan perusahaan terbagi dalam 4 grup yaitu, CPB (Customer Branded Product), Bogasari, agribisnis, dan distribusi.

Perusahaan ini dihadapkan oleh berbagai macam risiko yang dapat mengancam keberlangsungan perusahaan tersebut diantaranya adalah risiko keamanan pangan, risiko fluktuasi harga bahan baku dan komoditas, risiko peningkatan kompetisi pada segmen usaha, risiko suksesi dan keterampilan tenaga kerja, serta risiko bencana alam, iklim, dan cuaca ekstrim.

Untuk dapat menghadapi dan meminimalisir risiko tersebut, perusahaan menerapkan manajemen risiko dengan sistem ERP (Enterprise Risk Management). Contohnya dengan menjalin hubungan yang baik dengan pemasok dan petani, melakukan simulasi dalam menentukan harga jual sebelum produk tersebut dipasarkan, melakukan inovasi produk agar dapat tetap unggul dibandingkan dengan pesaingnya.

 

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2014). Manajemen Keuangan Lanjutan. Jakarta : Ikatan Akuntansi Indonesia.

G. Arnold, (2008). Corporate Financial Management 4th edition. Prentice Hall.

E. F. Brigham and M.C. Enhardt (2005). Financial Management : Theory and Practice 11th edition. South-Western.

Hanafi, M. Mamduh. (2007). Manajemen Risiko.  Jakarta : universitas Terbuka

http://www.bankmandiri.co.id/article/treasury.asp#

Bruner, R. F., Case Studies in Finance, 6th ed., McGraw-Hill, 2010, Case 37 dalam Prabowo Aditya, Nainggolan Lukas, “Baker Adhesive”, Universitas Indonesia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment