DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................. ii
BAB I
Pendahuluan ................................................................................................ 1
BAB II
Pembahasan .............................................................................................. 2
BAB III Penutup .................................................................................................. 13
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 14
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Dibuatnya makalah ini untuk menambah materi kimia
kelas XII tentang gas mulia dan halogen. Untuk tingkatan kelas XII kami, harus
lebih tahu secara detail tentang unsur – unsur yang kami pelajari sejak kelas
X.
Gas mulia dan halogen perlu kita ketahui karena
keberadaannya yang tersebar di muka bumi ini. Begitu juga kegunaannya yang
sering kita gunakan contohnya dibidang industri.
2.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
sejarah terciptanya unsur – unsur gas mulia?
2. Bagaimana
sifat – sifat gas mulia?
3. Bagaimana
kelimpahan gas mulia di alam?
4. Apa
kegunaan dari unsur – unsur gas mulia?
5. Apa
saja unsur – unsur halogen?
6. Bagaimana
sifat – sifat halogen?
7. Apa
saja reaksi pada halogen?
8. Bagaimana
kelimpahan unsur halogen di alam?
9. Apa
kegunaan dari unsur halogen?
3.
Tujuan
1. Mengetahui
sejarah terciptanya unsur – unsur gas mulia.
2. Mengetahui
sifat – sifat gas mulia.
3. Mengetahui
kelimpahan gas mulia di alam.
4. Mengetahui
kegunaan dari unsur – unsur gas mulia.
5. Mengetahui
unsur – unsur halogen.
6. Mengetahui
sifat – sifat halogen.
7. Mengetahui
reaksi – reaksi halogen.
8. Mengetahui
kelimpahan unsur halogen di alam.
9. Mengetahui
kegunaan dari unsur halogen.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Sejarah
terciptanya gas mulia
Golongan gas mulia atau golongan VIII A adalah unsure-unsur
yang memiliki delapan elektron valensi dengan konfigurasi elektronik terluar ns2 np6.
Unsur – unsur
tersebut adalah Helium (He),
Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn).
Sejarah gas mulia berawal dari
penemuan Cavendish pada tahun 1785. Cavendish menemukan sebagian kecil bagian
udara (kuarang dari 1/2000 bagian) sama sekali tidak bereaksi walaupun sudah
melibatkan gas-gas atmosfer.
Asal usul nama unsur gas mulia :
1.
Helium (ílios or helios)
= Matahari
2.
Neon (néos) = Baru
3.
Argon (argós) =
Malas
4.
Kripton (kryptós) =
Tersembunyi
5.
Xenon (xénos) = Asing
6.
Radon (pengecualian)
diambil dari Radium
Kelompok ini disebut gas mulia karena sifatnya yang sukar
bereaksi. Unsur-unsur gas mulia, kecuali helium mengandung delapan elektron di
kulit terluar, sehingga bersifat stabil. Kestabilan gas-gas mulia ini sempat
membuat para ahli kimia yakin bahwa gas mulia benar-benar tidak dapat dan tidak
mungkin membentuk senyawa, dan itulah sebabnya sering dinamai gas-gas lembam
(inert gases).
1. Argon
Pada tahun 1894, Lord Raleigh dan Sir William Ramsay
berhasil memisahkan salah satu unsur gas di atmosfer (yang sekarang di kenal
sebagai gas mulia) berdasarkan data spektrum. Lalu ia mencoba mereaksikan zat
tersebut tetapi tidak berhasil dan akhirnya zat tersebut diberi nama argon.
2. Helium (Yunani = helios= matahari)
Janssen menemukan bukti keberadaan helium pada saat
gerhana matahari total tahun 1868 ketika dia mendeteksi sebuah garis baru di
spektrum sinar matahari. Lockyer dan Frankland menyarankan pemberian nama
helium untuk unsur baru tersebut. Pada tahun 1895, Ramsay menemukan helium di
mineral cleveite uranium.
Pada saat yang bersamaan kimiawan Swedia Cleve dan Langlet menemukan helium di
cleveite. Rutherford dan Roys pada tahun 1907 menunjukkan bahwa
partikel-partikel alpha tidak lain adalah nukleus helium.
3. Kripton, Xenon, Neon
Pada tahun 1898 Ramsay dan Travers memperoleh
zat baru yaitu Kripton, Xenon serta Neon. Kripton dan Xenon ditemukan dalam
residu yang tersisa setelah udara cair hampir menguap semua. Sementara itu Neon
ditemukan dengan cara mencairkan udara dan melakukan pemisahan dari gas lain
dengan penyulingan bertingkat.
Krypton ditemukan di Britania pada tahun 1898 oleh Sir
William Ramsay dan Morris Travers dalam residunya mengeluarkan hampir semua
komponennya adalah udara cair. William Ramsay dihadiahi nobel tahun 1904 dalam
ilmu kimia untuk suatu penemuan rangkaian gas mulia, mencakup Krypton.
4. Radon
Nama radon berasal dari radium. Radon ditemukan pada
tahun 1900 oleh Friedrich Ernst Dorn, yang menggelarnya sebagai pancaran
radium. Pada tahun 1908, William Ramsay dan Robert Whytlaw Gray, yang
menamakannya Niton (dari bahasa latin berarti
“yang berkilauan”; simbol Nt), mengisolasinya, menenentukan
kepadatannya dan mereka menemukan bahwa Radon adalah gas paling berat pada masa
itu (dan sampai sekarang). Semenjak 1923 unsur 87 ini disebut Radon.
2. Sifat
– sifat gas mulia
·
Wujud gas mulia
Unsur gas mulia terdapat sebagai gas
tak berwarna yang monoatomik (molekul yg terdiri dari 1 atom), ini erat
kaitannya dengan struktur elektron oktet dan duplet dari gas mulia. Sedangkan
wujud gas pada suhu kamar disebabkan titik cair dan titik didih gas
mulia yang rendah.
·
Titik cair dan titik didih
Titik cair dan titik didih gas mulia
meningkat dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini disebabkan semakin
bertambahnya gaya dispersi antar atom gas mulia sesuai bertambahnya massa atom
relatif (Ar).
·
Kelarutan
Kelarutan gas mulia dalam air
bertambah besar dari Helium (He) hingga Radon (Rn).
·
Gas-gas mulia memiliki harga energi ionisasi
yang besar, bahkan terbesar dalam masing-masing deret seperiode. Hal ini sesuai
dengan kestabilan struktur elektron gas-gas mulia yang sangat sukar membentuk
senyawa
·
Dari atas ke bawah energi ionisasi mengalami
penurunan, hal ini dapat menerangkan mengapa gas-gas mulia yang letaknya lebih
bawah mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk membentuk senyawa.
·
Makin ke
bawah letaknya, gas mulia memiliki harga kerapatan, titik didih dan titik leleh
yang makin besar. Hal ini sesuai dengan konsep ikatan, bahwa gaya tarik Van Der
Walls antar partikel akan bertambah besar apabila jumlah elektron per-atom
bertambah.
·
Sifat-Sifat Kimia dari Gas Mulia
Kereaktifan
gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas
mulia akan bertambah dari He ke Rn.
Hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom
menyebabkan daya tarik inti terhadap elektron kulit luar berkurang, sehingga
semakin mudah ditarik oleh atom lain.
Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif
karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah stabil, hal ini didukung
kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau
monoatomik.Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat bereaksi, hingga sekarang
gas mulia periode 3 keatas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat bereaksi dengan unsur
yang sangat elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen.
3. Kelimpahan
gas mulia di alam
No |
Gas mulia |
Persentase
volume udara |
1 |
Helium |
5,24 x 10‾4 |
2 |
Neon |
1,82 x 10‾3 |
3 |
Argon |
0,934 |
4 |
Kripton |
1,14 x 10‾4 |
5 |
Xenon |
8,70 x 10‾6 |
6 |
Radon |
6 x 10‾14 |
Gas-gas
mulia terdapat di atmosfer dalam jumlah yang relatuf sedikit. Sebagaimana kita
ketahui, atmosfer kita didominasi oleh gas-gas nitrogen (N2) dan oksigen (O2) yang
masing-masing meliputi 78% dan 21% volume udara.
Kandungan
Gas-Gas Mulia dalam Udara
Dari tabel
di atas, nampak jelas bahwa gas mulia yang paling banyak dijumpai di atmosfer
adalah argon, menduduki peringkat ke 3 setelah nitrogen dan oksigen. Akan
tetapi, gas mulia yang paling banyak terdapat di alam semesta adalah helium.
Unsur helium bersama-sama dengan unsur hidrogen merupakan komponen utama dari
matahari dan bintang-bintang.
Semua gas
mulia kecuali radon, dapat diperoleh dengan cara mencairkan udara, kemudian
komponen-komponen udara cair ini dipisahkan dengan destilasi bertingkat. Hal
ini dimungkinkan sebab gas mulia memiliki titik didih yang berbeda-beda.
Argon dapat
diperoleh dengan memanaskan udara dan kalsium karbida (CaC2). Nitrogen dan oksigen di udara akan diikat oleh
CaC2, sehingga pada udara kita memperoleh argon.
Helium dapat dijumpai dalam kadar yang cukup tinggi pada
beberapa sumber gas alam, sebagai hasil peluruhan bahan-bahan radioaktif.
Adapun radon hanya diperoleh dari peluruhan radioaktif unsur radium
4. Kegunaan gas mulia
1)
Helium
Helium digunakan sebagai pengisi balon meteorologi
maupun kapal balon karena gas ini mempunyai rapatan yang paling rendah setelah
hidrogen dan tidak dapat terbakar. Dalam jumlah besar helium digunakan untuk
membuat atmosfer inert, untuk berbagai proses yang terganggu oleh udara
misalnya pada pengelasan. Campuran 80% helium dengan 20% oksigen digunakan
untuk mennggantikan udara untuk pernafasan penyelam dan orang lain yang bekerja
di bawah tekanan tinggi.
2)
Neon
Neon digunakan untuk membuat lampu-lampu reklame yang
memberi warna merah. Neon cair juga digunakan sebagai pendingin untuk
menciptakan suhu rendah, juga digunakan untuk membuat indikator tegangan
tinggi, penangkal petir dan tabung-tabung televisi.
3)
Argon
Argon dapat digunakan sebagai pengganti helium untuk
menciptakan atmosfer inert. Juga digunakan untuk pengisi lampu pijar karena
tidak bereaksi dengan kawat wolfram yang panas sampai putih, tidak seperti
nitrogen atau oksigen
4)
Kripton
Kripton digunakan bersama-sama dengan argon untuk
pengisi lampu fluoresensi (lampu tabung). Juga untuk lampu kilat fotografi
berkecepatan tinggi. Salah satu spektrumnya digunakan sebagai standar panjang
untuk meter.
5)
Xenon
Xenon digunakan dalam pembuatan tabung elektron. Juga
digunakan dalam bidang atom dalam ruang gelembung.
5. Unsur
– unsur halogen
Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan VII A pada tabel sistem
periodik. Kelompok ini terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium(I), astatin (At),
dan unsur ununseptium (Uus) yang belum ditemukan. Astatin adalah unsur
radioaktif dengan waktu hidup (life time) yang sangat singkat dan
mudah meluruh menjadi unsur lain. Halogen menandakan unsur-unsur yang
menghasilkan garam jika
bereaksi dengan logam. Istilah ini berasal
dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa
Yunani hálos, "garam" atau "laut", dan genes
dari gígnomai, "membentuk" sehingga artinya adalah "unsur
yang membentuk garam". Secara umum biasanya unsur halogen
dilambangkan dengan huruf X
Rumus kulit terluar dari halogen ini adalah ns2 np5.
Halogen memiliki 7e- valensi (elektron pada kulit terluar),
sehingga sangat reaktif karena mudah menerima 1e.
Halogen akan membentuk garam jika
direaksikan dengan logam. Unsur-unsur halogen secara alamiah
berbentuk molekul dwiatom
(misalnya Cl2, F2, Br2, I2 ).
Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk
mengisi orbit elektron terluarnya,
sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion
negatif ini disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion
ini disebut halida.
6. Sifat
– sifat unsur halogen
Ø Sifat
fisik
·
Wujud Zat
Wujud fluorin dan klorin pada temperatur kamar adalah
gas,bromin berwujud cair dan mudah menguap,dan iodin berwujud padat dan mudah
menyublim.
·
Titik Didih
dan Titik Leleh
Titik didih dan titik leleh dari fluorin sampai iodin
bertambah besar,karena ikatan antar molekulnya juga makin besar. Kenaikan titik
didih dan titik lebur halogen sebanding dengan naiknya nomor atom.
Hal ini berhubungan dengan banyaknya energi yang harus
dipakai untuk mengatasi gaya tarik-menarik antara molekul-molekul zat,
contohnya gaya van der waals yang menarik molekul-molekul berdekatan
satu sama lain. Dari fluorin sampai iodin ikatan bertambah kuat maka dari
fluorin sampai iodin bertambah besar pula titik didih dan titik lelehnya.
Jari-jari atom halogen dalam satu golongan makin ke atas makin kecil. Ini
berarti makin ke atas ukuran molekul makin kecil, maka gaya tarik-menarik
antar-molekul (gaya Van der Waals) akan makin kecil. Perhatikan juga titik
didih dan titik lelehnya, makin ke atas makin kecil.
·
Warna dan
Bau
Unsur-unsur halogen dapat dikenali dari bau dan
warnanya karena berbau menyengat dan uapnya sangat berbahaya bagi mata
dan tenggorokan. Warna gas fluorin adalah kuning muda,gas klorin berwarna
kuning hijau.Cairan bromin berwarna merah coklat,dan zat padat iodin berwarna
hitam,sedangkan uap iodin berwarna ungu.
·
Jari-jari
atom dan keelektronegatifan
Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin
sampai astatin,demikian juga dengan jari-jari ion negatifnya. Semakin ke bawah
kulit elektron semakin banyak sehingga dalam sistem periodik semakin ke bawah
maka jari-jari atom tambah besar.
Ø Sifat
kimia
·
Kelarutan
Unsur-unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif,
hal ini terbukti keberadaan halogen di alam sebagai senyawa. Kereaktifan
halogen dipengaruhi kelektronegatifannya. Semakin besar kelektronegatifan
semakin reaktif karena semakin mudah menarik elektron. Selain dipengaruhi keelektronegatifan,
kereaktifan halogen juga dipengaruhi oleh energi ikatan halogen. Semakin kecil
energi ikatan halogen, semakin mudah diputuskan ikatan tersebut sehingga makin
reaktif halogen. Dengan melihat data keelektronegatifan dan energi ikat
halogen, dapat disimpulkan kereaktifan halogen dari atas ke bawah semakin
berkurang.
·
Daya
Oksidasi
Halogen merupakan oksidator(pengoksidasi
kuat).Unsur-unsur halogen mudah mengikat elektron karena itu halogen mudah
tereduksi.Dari fluorin sampai iodin sifat oksidatornya makin berkurang
·
Keraktifan
Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin
sampai astatin menyebabkan gaya tarik inti dengan elektron valensi (pada kulit
terluar) makin lemah sehingga keelektronegatifan (kemampuan menarik elektron)
semakin lemah dan kemampuan membentuk ion negatifnya juga semakin berkurang.
Dengan kata lain dari fluorin sampai iodin kereaktifan halogen melemah. Halogen
merupakan senyawa yang sangat elektronegatif karena mempunyai 7 elektron
valensi (ns2 np5) dan mudah menarik satu elektron
menjadi ion negatif agar susunan elektronnya stabil seperti gas mulia (ns2 np6).
7. Reaksi
– reaksi halogen
1)
Reaksi unsur Halogen dengan unsur Non Logam.
Menghasilkan senyawa kovalen. Contohnya
asam halida.
2)
Reaksi unsur
Halogen dengan unsur Logam
Membentuk senyawa ion
yang menghasilkan garam. Contohnya NaCl.
3)
Reaksi unsur
Halogen dengan air
Flourin
bereaksi hebat dengan air membentuk HF dan membebaskan oksigen
F2 + H2O → 2HF
+ O2
Gas
klorin, gas bromin dan gas iodin dialirkan ke dalam air akan mengalami
disproporsionasi.
Cl2
+ H2O HCl + HClO
4) Reaksi
unsur halogen dengan basa
Jika unsur halogen bereaksi dengan basa maka akan terbentuk
senyawa halida yang kemudian akan mengalami reaksi disproporsionasi menjadi
senyawa oksihalogen.
X2 + 2OH- → X- + XO- + H2O
5)
Reaksi unsur
halogen dengan hidrokarbon
Disebut halogenasi. Contohnya
reaksi halogen dengan alkana yang akan terjadi reaksi subsitusi.
6) Reaksi antar sesama unsur halogen
Unsur halogen juga dapat bereaksi dengan unsur halogen
lainnya. Seperti yang telah di sebutkan sebelumnya di artikel Pengertian dan
definisi unsur halogen, bahwa yang termasuk unsur halogen adalah unsur-unsur
yang pada sistem periodik menempati posisi golongan VIIA, yaitu: F, Cl, Br, I,
At. Semua unsur halogen asalnya adalah unsur diatomik, oleh karena itu
membutuhkan tambahan satu elektron untuk bisa membentuk konsfigurasi unsur
stabil sepeti gas mulia. Reaksi antar halogen merupakan reaksi substitusi dan
membentuk senyawa antar halogen itu sendiri.
Contohnya: Reaksi antara Iodium dan Clorin akan menghasilkan
iodium clorida, dan seterusnya.
8. Kelimpahan halogen di alam
Pada umumnya halogen di alam dijumpai dalam bentuk
senyawa halida. Flourin ditemukan dalam mineral-mineral pada kulit bumi :
Flourspar (CaF2) dan kriolit (Na3AlF6). Klorin,
bromin dan iodin terkandung pada air laut dalam bentuk garam-garam halida dari
natrium, magnesium, kalium dan kalsium. Garam halida yang paling banyak adalah
NaCl, meliputi 2,8% berat air laut.
Di daerah Chili, Amerika serikat, iodin ditemukan
dalam jumlah berlimpah sebagai garam natrium iodat (NaIO3). Beberapa sumber air di negara kita ternyata
mengandung natrium iodida (NaI) dalam kadar yang cukup tinggi, misalnya di
Watudakon (Mojokerto). Beberapa jenis lumut dan ganggang laut mengandung
senyawa iodin. Unsur astatin tidak dijumpai di alam, sebab bersifat radioaktif.
Ion halida dalam tubuh manusia
Ion klorida merupakan anion terbanyak yang dikandung
oleh plasma darah, cairan tubuh, air susu, air mata, air ludah dan cairan
eksresi. Juga getah lambung mengandung 0,37% HCl untuk membantu pencernaan
makanan.
Ion iodida dikandung oleh kelenjar tiroid dan
merupakan komponen yang diperlukan untuk membuat hormon tiroksin C15H11O4NI4). Ion flourida
diperlukan untuk mencegah kerusakan gigi, sebab F‾ merupakan komponen pembuat
bahan perekat Fluoroapatit [Ca5(PO4)3F)] yang tedapat
pada lapisan email gigi kita.
9. Kegunaan
unsur – unsur halogen
Fluorin
Membuat senyawa klorofluoro
karbon (CFC), yang dikenal dengan nama Freon.
Membuat Teflon
Memisahkan isotop U-235 dari
U-238 melalui proses difusi gas.
Senyawa
Fluorin
CFC (Freon) digunakan sebagai
cairan pendingin pada mesin pendingin, seperti AC dan kulkas. Freon juga
digunakan sebagai propelena aerosol pada bahan-bahan semprot. Penggunaan Freon
dapat merusak lapisan ozon.
Teflon
(polietrafluoroetilena). Monomernya CF2=CF2, yaitu sejenis plastik yang tahan
panas dan anti lengket serta tahan bahan kimia, digunakan untuk melapisi panci
atau alat rumah tangga yang tahan panas dan anti lengket.
Asam fluoride (HF)
dapat melarutkan kaca, karena itu dapat digunakan untuk membuat tulisan,
lukisan, atau sketsa di atas kaca.
Garam fluoride ditambahkan
pada pasta gigi atau air minum untuk mencegah kerusakan gigi.
2. Klorin
Untuk klorinasi
hidrokarbon sebagai bahan baku industri serta karet sintesis.
Untuk pembuatan
tetrakloro metana (CCl4).
Untuk pembuatan etil
klorida (C2H5Cl) yang digunakan pada pembuatan TEL (tetra etillead) yaitu bahan
adaptif pada bensin.
Untuk industri sebagai
jenis pestisida.
Sebagai bahan
desinfektans dalam air minum dan kolam renang.
Sebagai pemutih pada
industri pulp (bahan baku pembuatan kertas) dan tekstil.
Gas klorin digunakan
sebagai zat oksidator pada pembuatan bromin.
Senyawa
Klorin
Senyawa natrium
hipoklorit (NaClO) dapat digunakan sebagai zat pemutih pada pakaian.
Natrium klorida (NaCl)
digunakan sebagai garam dapur, pembuatan klorin dan NaOH, mengawetkan berbagai
jenis makanan, dan mencairkan salju di jalan raya daerah beriklim dingin.
Asam klorida (HCl)
digunakan untuk membersihkan logam dari karat pada elektroplanting, menetralkan
sifat basa pada berbagai proses, serta bahan baku pembuatan obat-obatan,
plastik, dan zat warna.
Kapur klor (CaOCl2) dan
kaporit (Ca(OCl2)) digunakan sebagai bahan pengelantang atau pemutih pada kain
Polivinil klorida (PVC)
untuk membuat paralon.
Dikloro difenil
trikloroetana (DDT) untuk insektisida.
Kloroform (CHCl3) untuk
obat bius dan pelarut.
Karbon tetraklorida
(CCl4) untuk pelarut organik.
KCl untuk pembuatan
pupuk.
KClO3 untuk bahan
pembuatan korek api
3. Bromin
Untuk membuat etil bromida
(C2H4Br2).
Untuk pembuatan AgBr.
Untuk pembuatan senyawa
organik misalnya zat warna, obat-obatan dan pestisida
Senyawa
Bromin
Etil bromida (C2H4Br2)
suatu zat aditif yang dicampurkan kedalam bensin bertimbal (TEL) untuk mengikat
tibal, sehingga tidak melekat pada silinder atau piston. Timbal tersebut akan
membentuk PbBr2 yang mudah menguap dan keluar bersama-sama dengan gas buangan
dan akan mencemarkan udara.
AgBr merupakan bahan
yang sensitif terhadap cahaya dan digunakan dalam film fotografi.
Natrium bromide (NaBr)
sebagai obat penenang saraf.
4. Iodin
Iodin Banyak digunakan
untuk obat luka (larutan iodin dalam alkohol yang dikenal dengan iodium
tingtur)
Sebagai bahan untuk
membuat perak iodida (AgI)
Untuk menguji adanya
amilum dalam tepung tapioka.
Senyawa
Iodin
KI digunakan sebagai
obat anti jamur.
Iodoform (CHI3)
digunakan sebagai zat antiseptik
AgI digunakan
bersama-sama dengan AgBr dalam film fotografi
NaI dan NaIO3 atau KIO3
dicampur dengan NaCl untuk mencegah penyakit gondok. Kekurangan iodium pada
wanita hamil akan mempengaruhi tingkat kecerdasan pada bayi yang dikandungnya.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Gas mulia adalah unsur – unsur yang ada
pada golongan VIII A yang dimana merupakan unsur – unsur yang stabil. Karena
kestabilannya itu gas mulia sukar untuk berikatan dengan senyawa lain. Halogen
adalah unsur – unsur yang ada pada golongan VII A yang unsur – unsur
membutuhkan satu elektron untuk mencapai stabil. Berbeda dengan gas mulia,
halogen unsur – unsur nya mudah untuk berikatan dengan unsur – unsur lainnya.
Keberadaan gas mulia dan halogen sangat banyak tersebar di kehidupan kita
begitu juga manfaat dan kegunaannya bagi kehidupan.
Alhamdulillah,
makalah kami telas selesai, mohon maaf apabila ada kesalahan kata. Kami siap
menerima saran dan kritikan dari pembaca. Semoga makalah ini dapat membantu
menambah wawasan pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
http://cyber-empires.blogspot.com/2014/11/makalah-tentang-gas-mulia-dan-halogen.html#.WCwhuVSLTIV
https://henrikaarda96.wordpress.com/artikel/kimia-gas-mulia-dan-halogen/
No comments:
Post a Comment