DAFTAR ISI
1.2 Tujuan
Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi
1.3 Komponen-komponen Sistem Pengendalian Intern
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Informasi berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi
untuk memenuhi setiap
kebutuhan para penggunanya. Di era globalisasi
kecepatan dan
ketepatan informasi
sangat
berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan. Sebagian besar masyarakat maupun perusahaan-perusahaan semakin merasakan informasi sebagai salah satu kebutuhan
pokok
disamping kebutuhan lainnya. Karena sesungguhnya informasi tidak kalah
penting dibandingkan sumber daya–sumber daya lain, karena informasi
yang
akurat akan
sangat mendukung perusahaan untuk maju dan berkembang dalam iklim
dunia usaha yang sangat
kompetitif dewasa ini.
PT. PLN (Persero) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT. PLN
(Persero), memperoleh pendapatan yang berasal dari penjualan listrik dan jasa operasional. Aktivitas operasional dan transaksi yang terjadi sehari-hari pun sangat beragam.
Meningkatnya penjualan pada perusahaan tersebut mengharuskan
diperlukannya sistem
informasi akuntasi dan pengendalian yang tepat terhadap
penjualan agar penjualan
yang
terjadi sesuai dengan prosedur dan mampu menghasilkan pendapatan yang maksimum bagi
perusahaan. Apabila didalam pelaksanaanya sudah dapat memenuhi komponen-komponen
pengendalian intern.
Salah satu kantor unit pelayanan PT. PLN (Persero) yang ada di Samarinda adalah PT.
PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang memiliki wilayah pelayanan yang cukup luas, ada
4 kantor yang berada di wilayah pelayanan PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang yaitu : Kantor PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang, Kantor Jaga Sanga-sanga,
Kantor Jaga Palaran, Kantor Jaga Loa janan. Sistem informasi akuntansi yang dilaksanakan
seperti halnya pada umumnya akan tetapi berdasarkan pengamatan sistem informasi akuntansi
belum berjalan
dengan baik, ini disebabkan
karena kurangnya keahlian (skill) yang dimiliki
dalam menggunakan aplikasi pengolahan data pelanggan, sehingga diperlukan pembelajaran
dan pelatihan.
Selain itu didalam pelaksanaan tugas terdapat
adanya terjadi perangkapan fungsi,
sehingga kemungkinan
terjadinya indikasi merugikan PT. PLN (Persero) Rayon
Samarinda Seberang.
1.2 Tujuan Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi
SIA dibuat mempunyai tujuan utama
yaitu
menyediakan informasi
akuntansi bagi
berbagai
variasi pengguna. Pengguna
disini dapat dibagi menjadi pengguna
internal dan
eksternal.
Manajer merupakan
salah
satu pengguna internal
SIA
untuk pengambilan
keputusan dalam kegiatan operasi perusahaan, sedangkan pelanggan merupakan pengguna
eksternal.
Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan menurut Krismiaji (2015:295): adalah “serangkaian kegiatan yang terjadi secara
berulang dan
kegiatan
pengolahan informasi, yang
berhubungan dengan
penyerahan barang
dan jasa
kepada pelanggan
dan penerimaan pembayaran
kas dari
penyerahan barang dan jasa tersebut”.
Sistem Pengendalian Intern
Krismiaji (2015:220) merujuk pada definisi sistem dari pengendalian intern dari COSO
(The
Study by Committee of Sponsoring
Organization) menjelaskan bahwa Pengendalian
intern didefinisikan sebagai sebuah proses karena pengendalian intern ini melekat dalam
kegiatan
operasional sebuah organisasi, dan merupakan bagian yang integral dari aktivitas dasar
manajemen seperti perencanaan,
pelaksanaan,
dan pemantauan
kegiatan organisasi.
Pengendalian intern memberikan jaminan yang layak (bukan jaminan
absolut) karena kemungkinan terjadinya human failure, kolusi, dan management override.
1.3 Komponen-komponen Sistem Pengendalian Intern
Komponen-komponen sistem pengendalian intern, menurut Krismiaji (2015:221) :
1. Lingkungan pengendalian
Tulang punggung sebuah perusahaan adalah karyawan
- meliputi atribut individu, seperti
integritas, nilai etika, dan kompetensi- dan lingkungan tempat karyawan tersebut bekerja. Mereka merupakan mesin penggerak organisasi dan merupakan fondasi untuk komponen lainnya.
2. Aktivitas pengendalian
Perusahaan
harus menetapkan
prosedur dan kewajiban pengendalian
dan melaksanakannya, untuk menjamin bahwa manajemen
dapat menetapkan tindakan- tindakan yang diperlukan untuk menghadapi ancaman-ancaman yang muncul, sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif.
3. Pengukuran risiko
Organisasi harus menyadari dan waspada terhadap berbagai risiko yang dihadapinya.
Oleh
karena itu, perusahaan harus
menetapkan serangkaian tujuan, yang terintegrasi dengan
kegiatan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan, dan kegiatan lainnya
sehingga organisasi dapat beroperasi
sebagaimana mestinya. Organisasi harus pula
menetapkan mekanisme untuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko-
risiko terkait.
4. Informasi dan komunikasi
Sistem informasi akuntansi dan komunikasi
mengitari kegiatan pengawasan.
Sistem tersebut memungkinkan karyawan
organisasi untuk memperoleh dan menukar informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan kegiatan organisasi.
5. Pemantauan
Seluruh proses bisnis harus dipantau, dan dilakukan modifikasi seperlunya. Dengan cara
ini, sistem akan bereaksi secara dinamis, yaitu berubah jika kondisinya menghendaki perubahan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisis Yang Digunakan
1. Membandingkan komponen-komponen sistem pengendalian intern dan flowchart
menurut
teori dengan
sistem pengendalian
intern yang
diterapkan pada
PT.
PLN
(Persero) Rayon Samarinda Seberang. Berikut adalah tabel
kuisioner komponen- komponen sistem pengendalian intern dalam siklus pendapatan.
2. Perhitungan dilakukan analisis statistik dengan menggunakan rumus
Dean J. Champion.
1. Tabel Kuisioner Komponen-Komponen Sistem Pengendalian Intern Dalam Siklus
Pendapatan
No |
Sistem |
Menurut Committee of Sponsoring Organization (COSO) |
Keadaan pada PT. PLN (Persero)
Rayon Samarinda Seberang |
Ketera- |
|
Pengendalian |
ngan |
||||
Intern (SPI) |
|
||||
1. |
Lingkungan |
1. |
Karyawan memiliki |
|
|
pengendalian |
2. 3. 4. 5. 6. |
integritas yang baik. Karyawan memiliki nilai etika
yang baik. Karyawan memiliki kompetensi didalam perusahaan. Adanya pembagian dan pemisahan tugas
berdasarkan
struktur organisasi. Adanya pemisahan tugas antara bagian pemutusan dan
bagian pencatatan. Aplikasi yang digunakan
petugas pencatatan mudah digunakan dalam proses
pencatatan. |
|
|
|
2. |
Aktivitas |
1. |
Perusahaan menjalankan |
|
|
Pengendalian |
|
prosedur
pemutusan |
|
|
|
|
2. 3. 4. 5. |
sementara pada pelanggan yang menunggak pembayaran. Perusahaan menetapkan prosedur jadwal pencatatan kwh
meter. Prosedur pemasangan kwh
meter sesuai yang ditetapkan perusahaan. Dokumen dan catatan dilakukan secara terkomputerisasi. Adanya sistem online membuat sistem pelayanan lebih cepat. |
|
|
3. |
Pengukuran |
1.
Perusahaan menerapakan sistem pencatatan yang sesuai
untuk meminimalisir resiko. 2. Perusahaan menerapkan
pemprosesan data yang sesuai untuk meminimalisir resiko. |
|
|
risiko |
|
|
||
4. |
Informasi |
1.
Sistem yang dijalankan untuk |
|
|
dan |
memperoleh informasi yang |
|
|
|
Komunikasi |
dibutuhkan. 2.
Sistem yang dijalankan untuk menukar informasi yang di
butuhkan. 3. Komunikasi
mengitari
kegiatan pengawasan. |
|
|
|
5. |
Pemantauan |
1.
Adanya pemantauan secara langsung pada proses pendapatan secara terpusat. 2. Adanya pementauan pada proses pelayanan. |
|
|
Sumber : (Krismiaji, 2015:221)
Berikut ini adalah Flowchart Prosedur Penerimaan Kas dari penjualan Tunai Menurut
Krismiaji (2015:309)
Pelanggan |
Penjualan |
Kasir |
mulai Memilih Barang A Nota 1 Penjualan B
C Nota 1 Penjualan |
Membuat Nota
Penjualan Nota 1 Penjualan A |
B Nota 1 Penjualan
2 3 Kas C E D Siapkan
setoran bank Bukti 1 Setor Kas F |
Flowchart Prosedur Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai.
Buku Jurnal |
Buku Besar |
E Nota 3 Penjualan Mencata t ke
Jurnal Jurnal Penerimaa n Kas Membuat
Rekapitulas
i Jurnal Rekapitula
si
Jurnal G |
G Rekapitula si Jurnal Proses Posting Buk u Besa |
Sambungan: Flowchart Prosedur Penerimaan Kas
dari Penjualan Tunai.
Audit |
Bank |
D Nota 2 Penjualan H Bukti 2 Setor Periksa
nomor urut dan
bandingkan Bandingka
n LB dengan Catatan Perusahan Arsipkan dokumen secara
terpisah |
F Bukti 1 Setor 2 kas H Laporan Bank |
Sambungan: Flowchart Prosedur Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai.
(Sumber : Krismiaji : 309).
2. Perhitungan dilakukan
analisis statistik dengan menggunakan
rumus Dean J. Champion Untuk keperluan interpretasi hasil perhitungan persentase, Dean J. Champion mengemukakan sebagai berikut:
1) 0% - 25%
penerapan sistem informasi akuntansi atas siklus pendapatan tidak sesuai komponen-komponen pengendalian intern.
2) 25% - 50% penerapan sistem informasi akuntansi atas siklus pendapatan kurang
sesuai komponen-komponen pengendalian inter
3)
50%
-
75%
penerapan sistem
informasi
akuntansi
atas siklus
pendapatan sesuai komponen-komponen pengendalian intern.
4) 75% - 100% penerapan sistem informasi akuntansi atas siklus pendapatan sangat sesuai
komponen-komponen pengendalian intern.
Presentase = Jumlah Jawaban Ya
X
100%
Jumlah Kuesioner
Presentase = Jumlah Jawaban Tidak X 100% Jumlah Kuesioner
Berdasarkan hasil perbandingan yang dilakukan
untuk mengetahui memadai
atau tidaknya suatu sistem
pengendalian intern dalam sistem informasi akuntansi atas siklus
pendapatan pada PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang dengan membandingkan antara
keadaan sesungguhnya dengan yang
ada di teori.
Metode yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan
tabel perbandingan
Elemen-elemen
komponen sistem pengendalian intern. Perbandingan disusun sedemikian rupa, sehingga kemungkinan jawaban yang diperoleh hanya terdiri dari “Ya” dan “Tidak”.
Hasil jawaban yang diperoleh dari penyebaran kuesioner adalah 30 responden, dengan
23 pertanyaan. Hasil jawaban ya sebanyak 574 dan jawaban tidak sebanyak 116 maka total
jumlah kuisioner adalah 690.
Persentase jawaban Ya adalah
Presentase = 574
X 100%
690
= 83,2%
Persentase jawaban Tidak adalah
Presentase = 116
X 100%
690
= 16,8%
Keadaan ini mencerminkan Sistem pengendalian intern sudah berjalan sangat baik pada Sistem
Informasi Akuntansi Pada PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang. Dengan persentase jawaban “Ya” sebesar 83,2%, yang masuk kategori (75% - 100%) yaitu penerapan sistem informasi akuntansi atas siklus pendapatan
sangat sesuai komponen-komponen
pengendalian intern.
Pembahasan
Berdasarkan pada hasil analisis yang telah dikemukakan sebelumnya dapat diketahui
bahwa penerapan Sistem
Informasi Akuntansi Pada PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang sangat sesuai dengan
komponen-komponen
pengendalian intern, ini
dibuktikan
dengan hasil analisis yang mendapat nilai persentase 83,2%, dengan kategori
(75%
- 100%) yaitu penerapan sistem
informasi
akuntansi
atas siklus pendapatan sangat sesuai komponen- komponen pengendalian intern.
Pembahasan akan dilanjutkan untuk tiap komponen-komponen pengendalian intern yang
meliputi:
1. Lingkungan Pengendalian
Karyawan PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang memiliki pribadi yang jujur
dan
memiliki
karakter yang kuat serta bertindak dengan mempertimbangkan tentang baik dan buruk tingkah laku dalam melakukan setiap pekerjaan. PT. PLN (Persero) Rayon
Samarinda Seberang memberikan kewenangan dan kemampuan pegawai maupun karyawan yang bekerja dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan jabatan yang disandang. Lingkungan
Pengendalian
karyawan PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang memiliki integritas,
nilai
etika dan kompetensi yang baik dalam menghasilkan
pendapatan
perusahaan ini
dilihat
dari lamanya masa kerja dari masing-masing karyawan.
Adanya pembagian
dan
pemisahan tugas sudah berdasarkan struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan faktor yang sama pentingnya dalam menentukan
dan
melihat cara kerja
suatu organisasi, yang mana dapat dianalisa melalui strukturnya yang tergambar dan akan bisa diketahui bagian
dan
sub bagian, wewenang masing-masingnya serta hubungan koordinasi antar bagian dan sub bagian dalam pelaksanaan tugas serta
tanggung jawab masing-masing
berikut pembagian
tugas berdasarkan spesialisasi yang ada akhirnya menggambarkan saling ketergantungan
antar bagian
dan sub bagian dalam suatu
organisasi. Struktur organisasi PT.
PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang dapat dilihat pada gambar 4.1.
Adanya control langsung dari kantor pusat melalui sistem AP2T ( Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat) dan sistem P2APST (Pengelolaan dan Pengawasan Arus Pendapatan Secara Terpusat), dan sistem otorisasi sudah dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem.
Pemisahan tugas antara bagian pemutusan
dan
bagian
pencatatan
dijadikan satu
(dirangkap) karena dikelola oleh outsourcing (anak perusahaan
PT. PLN (Persero) Rayon
Samarinda Seberang). Perhitungan gaji para karyawan Billman dihitung lewat premi, maka dari itu petugas Billman tidak mau pekerjaan
dari pencatatan
dan pekerjaan
dari pemutusan
dipisah.
Ada beberapa petugas Billman yang mengatakan aplikasi yang digunakan dalam proses
pencatatan
cukup sulit dikarenakan
kurangnya skill yang dimiliki dan
kebanyakan umur petugas Billman di atas 40 tahun yang kurang pengetahuan dan lambat dalam penggunaan aplikasi untuk pemprosesan pengolahan data pelanggan.
Gangguan dari proses pencatatan jarang terjadi gangguan hanya terjadi apabila terjadinya
hujan pada tanggal-tanggal pencatatan, tetapi masih bisa dilakukan dihari berikutnya. Masalah yang lain adalah baterai HP yang habis di saat proses pencatatan, petugas Billman biasa membawa Power Bank atau baterai cadangan untuk mengatasi masalah tersebut.
Proses pelayanan pasang baru,
tambah daya,
dan
pemasangan sementara pada
awalnya
memang banyak orang yang datang untuk mempertanyakan proses untuk pasang baru, tambah
daya, dan pemasangan
sementara, namun seiring berjalanya waktu calon pelanggan
sudah
banyak yang tahu dan bisa menggunakan
aplikasi yang disediakan oleh
PT. PLN (Persero)
lewat online.
PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang memiliki
CCTV ada 8 unit. Dari 8 unit
CCTV ada 4 unit CCTV berada di luar ruangan dan 4 unit berada di dalam ruangan. Jadi tidak
semua ruangan menggunakan
CCTV hanya 4 ruangan yaitu Ruangan
Pelayanan, Ruang Supervisor Pelayanan Pelanggan dan
Administrasi, Ruangan Pelayanan Gangguan, dan
Kantor
Gudang.
2. Aktivitas Pengendalian
PT.
PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang memiliki prosedur dalam mejalankan
pemutusan sementara pada pelanggan yang menunggak pembayaran yaitu memberikan
surat peringatan pemutusan sementara kepada pelanggan yang menungggak di bulan ke 2 dan ke 3
Seandainya dibulan ke 3 lewat tanggal 20 belum bayar maka petugas akan memutus listrik
pelanggan tersebut. Pada bulan
ke 4
KWH Meter akan
dibongkar dan
akan
disambung atau dipasang kembali setelah melunasi pembayaran listrik.
Penetapan prosedur jadwal pencatatan KWH Meter dilakukan pada akhir bulan yaitu
pada tanggal 25-31. Pencatatan
dilakukan sesuai wilayah perharinya, apabila ada gangguan dilapangan seperti hujan akan dilakukan dihari berikutnya.
Prosedur pemasangan KWH Meter
sesuai yang
ditetapkan perusahaan yaitu petugas
melihat keadaan bangunan yang mau dipasang dengan membandingkan berkas pemasangan
listrik apakah sudah sesuai atau tidak. Apabila tidak sesuai
petugas pemasangan berhak tidak memasang listrik tersebut dan memberitahukan kepada supervisor pelayanan pelanggan.
Setiap dokumen dan catatan akuntansi telah terekam dalam sistem sehingga memudahkan
dalam pengarsipan. Semua kegiatan
dalam menghasilkan
pendapatan sudah menggunakan sistem
informasi akuntansi yang terkomputerisasi pada PT. PLN (Persero) Rayon
Samarinda
Seberang.
Penerapan sistem informasi akuntansi dengan sistem online membuat sistem pelayanan
lebih cepat terlihat dari
cepatnya proses pemasangan yang dilakukan. Ketika calon pelanggan membayar registrasi dalam 1 minggu, KWH Meter sudah terpasang.
3. Pengukuran Resiko
PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang sudah menerapkan sistem pencatatan dan
pemprosesan data untuk meminimalisir resiko yaitu dengan menerapkan sistem informasi
akuntansi yang sesuai dan relevan dengan kebutuhan perusahaan.
4. Informasi dan Komunikasi
Karyawan PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang memperoleh dan menukar
informasi lebih tepat waktu yaitu dengan menggunakan AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat), serta komunikasi yang dapat dilakukan melalui
surat elektronik (e-mail), selain itu
karyawan sudah mempunyai grup
masing-masing pekerjaan lewat media sosial
internet
seperti WhatsApp dan Line.
5. Pemantauan
Pemantauan secara langsung pada proses pendapatan pada PT. PLN (Persero) Rayon
Samarinda Seberang
dilakukan
oleh PT. PLN (Persero)
pusat
dengan memalui sistem
P2APST (Sistem Pengelolaan dan Pengawasan Arus
Pendapatan Secara Terpusat). Pemantauan pada proses pelayanan pada PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang dilakukan secara langsung oleh pegawai PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang yaitu
Supervisor
Pelayanan
Pelanggan
Dan Administrasi untuk meningkatkan mutu pelayanan
kepada pelanggan.
Pembahasan akan dilakukan untuk setiap bagian-bagian Flowchart pada gambar 4.2 yang
terkait sebagai berikut:
1. Bagian pelanggan
Pelanggan yang membayar atau membeli listrik dengan membawa nomor meter atau
rekening pembayaran terdahulu. Bagi calon pelanggan yang mau pasang listrik, tambah daya
dan
pemasangan sementara membawa nomor registrasi. Nomor registrasi didapat melalui contact center PLN (Operator),
kantor PT. PLN (Persero)
Rayon
Samarinda
Seberang
melalui
Petugas
Pelayanan,
atau dengan
melakukan pendaftaran sendiri melalui AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat) yang disediakan PT. PLN (Persero) melalui online.
Pelanggan akan membayar atau membeli listrik melalui loket-loket PPOB (Payment Point Online Bank) dan mendapat rekening sebagai bukti pembayaran yang sah oleh PT. PLN (Persero).
2. Loket PPOB
PPOB (Payment Point Online Bank) adalah satu kesatuan sistem hardware dan sistem
software aplikasi, jaringan komunikasi data yang dapat berfungsi sebagai media interaksi
sistem pembayaran tagihan apapun secara online dengan pihak bank. Contohnya Loket resmi
PPOB, ATM, Aplikasi Bank yang bisa dilakukan melalui HP Android.
PPOB dengan menggunakan AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat) oleh PT. PLN
(Persero) akan mendapatkan pengamanan
pendapatan yang realtime secara online dikantor
pusat yang berkedudukan
di jakarta melalui Sistem Pengelolaan
dan Pengawasan Arus
Pendapatan Secara Terpusat (P2APST).
3. PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang.
Pendapatan
PT.
PLN
(Persero) Rayon Samarinda
Seberang akan langsung didapat melalui AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat) oleh PPOB dan akan diteruskan dengan
menggunakan SAP (System Application and Product
in
Data
Processing)
oleh Supervisor Pelayanan Pelanggan dan Administrasi untuk di lakukan penanganan selanjutnya
kepada para karyawan, yaitu koordinator penyambungan dan koordinator pemutusan.
Supervisor Pelayanan Pelanggan dan Administrasi akan menghubungi Bagian transaksi enargi yang
merupakan bagian
pelaksana lapangan, yang
bertugas untuk melaksanakan
survey
lapangan, pemasangan pasang baru listrik. Hasil survey akan menentukan layak atau tidaknya
pemasangan baru listrik.
Laporan pendapatan akan diserahkan ke manager PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda
Seberang oleh Supervisor Pelayanan Pelanggan dan Administrasi.
4. Kantor Pusat PT.
PLN (Persero) Jakarta.
Sistem Pengelolaan dan Pengawasan Arus Pendapatan Secara Terpusat (P2APST) yang dilakukan oleh Kantor Pusat PT PLN (Persero) Jakarta dan
akan langsung terkoneksi ke SAP
(System Application and
Product in Data Processing) pada PT. PLN (Persero) Rayon
Samarinda Seberang yang realtime secara online.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian serta analisis
dan pembahasan yang
telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hipotesis yang di ajukan “ditolak”. Diketahui bahwa pengendalian intern dalam sistem
informasi akuntansi siklus pendapatan pada PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang
telah berjalan sangat baik.
2. Flowchart
yang digunakan PT.
PLN
(Persero) Rayon Samarinda
Seberang mencakup
prosedur dan
bagian terkait dalam
siklus pendapatan
PT. PLN (Persero) Rayon
Samarinda
Seberang yang terdiri dari bagian pelanggan, Loket PPOB, Kantor PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang, dan Kantor Pusat PT. PLN (Persero) Jakarta.
3. PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang menerapkan sistem informasi akuntansi
terkomputerisasi secara online yang secara langsung terhubung dengan
kantor pusat
sehingga pelaksanaan kegiatan perusahaan terprogram dan terkontrol dengan cukup baik.
4. Sistem Informasi Akuntansi yang terkait
dengan siklus pendapatan diterapkan melalui beberapa aplikasi online seperti Aplikasi
Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T), Pengelolaan dan
Pengawasan Arus pendapatan Secara Terpusat (P2APST) dan SAP (System Application and Product in Data Processing).
5. Penerapan Sistem
Informasi Akuntansi atas Siklus Pendapatan pada PT. PLN (Persero)
Rayon Samarinda Seberang masih memiliki kekurangan sehingga ada beberapa masalah yang dapat ditimbulkan diantaranya dalam pengolahan data pelanggan karena kurangnya skill yang
dimiliki.
SARAN
1. PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang sebaiknya memberikan fasilitas CCTV di
setiap ruangan agar bisa dipantau para pegawai
dan para karyawan
bekerja,
serta
meminimalisir terjadinya kecurangan dan
penyelewengan
pekerjaan dan
guna menghindari
dari
kejahatan seperti pencurian. Tidak hanya di
kantor PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang saja tetapi
juga
memberikan fasilitas CCTV kepada kantor jaga –
kantor jaga dibawah PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang.
2. Diberikanya pelatihan
terlebih
dahulu kepada petugas Billman apabila ada perubahan atau
pergantian Aplikasi Baca Meter atau Aplikasi
Pemutusan
guna menghindari
kurangnya
keahlian (skill) dalam menggunakan aplikasi tersebut.
3. Meskipun
PT.
PLN
(Persero) Rayon Samarinda
Seberang telah menerapkan
sistem
informasi akuntansi atas siklus pendapatan yang telah ada sekarang, tidak menutup
kemungkinan bagi perusahaan untuk lebih berinovasi mengembangkan sistem yang telah ada. Misalkan
mengembangkan sistem aplikasi
pada petugas
Billman agar bisa lebih mudah menggunakannya, Asalkan sesuai dengan peraturan
dan
standar yang ada seiring dengan perkembangan perusahaan dan tuntutan pelanggan/non pelanggan.
4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dimasa yang akan datang dapat digunakan sebagai
salah satu sumber data
untuk penelitian lebih lanjut berdasarkan faktor lainnya, variabel yang berbeda, jumlah sampel yang lebih banyak, tempat yang berbeda yang berhubungan
dengan Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA
Hall, James A. 2008. Accounting Information Systems. 7 th Edition. Mason: South-Western
Cenggage Learning.
Krismiaji, 2015. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta:
Unit Penerbit dan
Percetakan
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
Mulyadi, 2016. Sistem Akuntansi. Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat
Mulyani, Sri. 2014. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 2, Tanggerang Selatan, Universitas terbuka.
Sutarman. 2012. Pengantar Teknologi
Informasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
No comments:
Post a Comment