Friday, 9 December 2022

Makalah KARAKTERISTIK KOMUNIKASI

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang Masalah

Mengapa kita berkomunikasi? Pertanyaan ini menjadi penghantar Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2011: 3) yang kemudian dirumuskan lagi menjadi beberapa pertanyaan seperti: apa yang mendorong kita berkomunikasi? Manfaat apa yang kita peroleh dari komunikasi? Sejauh mana komunikasi memberi andil bagi kepuasan kita? Thomas M. Scheidel sendiri (dalam Mulyana 2011: 4) mengemukakan, kita berkomunikasi untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang disekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain agar merasa berpikir atau berperilaku seperti yang kita inginkan.

Lalu bagaimana defenisi komunikasi itu sendiri? Rogers dan Kincaid (dalam Wiryanto 2004: 6) menyatakan komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam. Komunikasi adalah topik yang amat sering diperbincangkan. Dalam wacana publik, kita sering mendengar kalimat atau frase yang mengandung kata komunikasi atau turunannya. (Mulyana, 2011:45).

Inilah mengapa secara keilmuan, karakteristik komunikasi merupakan salah satu ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidislipliner yang mecakup berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi, hukum, politik dan lainnya. Oleh karenanya, menurut Sendjaja (2004: 13) komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks. Bisa dilakukan secara langsung antara satu orang atau lebih dengan yang lainnya, bisa juga dilakukan melalui media, baik media massa maupun media nirmassa.

 Sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa menghindar dari tindakan komunikasi menyampaikan dan menerima pesan dari dan ke orang lain. Tindakan komunikasi ini terus menerus terjadi selama proses kehidupannya. Prosesnya berlangsung dalam berbagai konteks baik fisik, psikologis, maupun sosial, karena proses komunikasi adalah manusia yang selalu bergerak dinamis. Penjelasan karakteristik komunikasi ini amat terikat dengan fungsinya yakni fungsi sosial, fungsi ekspresif, fungsi ritual dan fungsi instrumental (Mulyana, 2011: 5-33). Selain fungsi, salah satu elemen yang mempengaruhi karakteristik adalah saluran saluran komunikasi seperti vokal, elektronik, dan cetak. Saluran komunikasi inilah yang nantinya mempengaruhi tingkatan komunikasi yakni intrapribadi, antarpribadi, kelompok, publik, organisasi dan massa. Enam tingkatan komunikasi ini pun memiliki karakteristik komunikasi masing-masing.

 

B. Rumusan Masalah

Apa yang menjadi karakteristik komunikasi?

 

C. Tujuan

Mengetahui jenis-jenis karakteristik komunikasi.

 

 


BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Tinjauan Tentang Komunikasi

Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial, melainkan dalam konteks atau situasi tertentu.Secara luas konteks di sini berarti semua factor diluar orang-orang yang berkomunikasi, yang terdiri dari: pertama, aspek bersifat fisik seperti iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, warna dinding, penataan tempat duduk, jumlah peserta komunikasi, dan alat yang tersedia untuk menyampaikan pesan; kedua, aspek psikologis, seperti: sikap, kecenderungan, prasangka, dan emosi para peserta komunikasi; ketiga, aspek social, seperti: norma kelompok, nilai social, dan karakteristk budaya; dan keempat, aspek waktu, yakni kapan berkomunikasi (hari apa, jam berapa, pagi, siang, sore, malam). (Mulyana, 2011: 77)

Untuk melihat betapa kompleksnya komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja menjelaskan beberapa karakteristik komunikasi, yaitu :

1.      Komunikasi adalah Suatu Proses

Komunikasi sebagai suatu proses artinya, komunikasi merupakan serangkaian tindakan yang terjadi secara berurutan serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Proses komunikasi melibatkan banyak faktor dan unsur, antara lain: komunikator, pesan, saluran, atau alat yang dipergunakan, komunikan, dan dampak dari komunikasi. (Sendjaja, 2004)

Misalnya, dosen memberikan tugas kepada mahasiswa, lalu didengarkan kemudian mengerjakan tugas tersebut sebagai hasil dari mendengarkan pesan tersebut.

Dalam hal ini, dosen sebagai komunikator, vokal sebagai saluran, mahasiswa menjadi komunikan, pesannya bersifat terbatas, dampaknya berupa tugas dikerjakan oleh mahasiswa.

 

 

2.      Komunikasi adalah Upaya yang Disengaja serta Mempunyai Tujuan

Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai komunikator. Sadar artinya kegiatan komunikasi dilakukan dalam keadaan mental psikologis yang terkendalikan. Disengaja maksudnya komunikasi yang dilakukan sesuai dengan kehendak komunikator. (Sendjaja, 2004)

Contohnya, calon walikota yang mempromosikan dirinya melalui sebuah kampanye dengan tujuan ia dapat terpilih dalam pemilihan umum. Contoh lainnya, lagu-lagu yang diciptakan oleh Iwan Fals menyindir para penguasa rezim orde baru yang terlalu otoriter dan terjadi banyak pelanggaran HAM. Tujuan penciptaan lagu-lagu yang menyindir ini guna untuk menyindir penguasa dan menyadarkan masyarakat untuk memberontak terhadap pemerintah.

 

3.      Komunikasi Menuntut Adanya Partisipasi dan Kerjasama dari Para Pelaku yang Terlibat

Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap pesan yang dikomunikasikan. (Sendjaja, 2004)

Misalnya seorang mahasiswa yang duduk di barisan belakang tertidur merupakan feed back  ketika seorang dosen sedang menerangkan materi saat itu. Dosen tersebut kemudian menggunakan feed back itu dengan mengeraskan suara secara tiba-tiba sehingga membangunkan mahasiswa yang sedang tertidur itu.

 

4.      Komunikasi Bersifat Simbolis

Pada dasarnya, komunikasi merupakan tindakan yang dilakukan dengan mengguakan lambang-lambang seperti; bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, kalimat-kalimat, angka-angka, atau tanda-tanda lainnya.

Selain bahasa verbal, terdapat lambang-lambang yang bersifat nonverbal yang dapat dipergunakan dalam komunikasi seperti gerak tubuh, warna, jarak dan lain-lain. (Sendjaja , 2004)

Misalnya rambu-rambu lalu-lintas di jalan raya menunjukkan arah, adanya pom bensin, masjid atau rumah makan di depan, atau kondisi jalan.

 

5.      Komunikasi Bersifat Transaksional

Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan, yakni memberi dan menerima. Pengertian transaksional menunjuk pada suatu kondisi bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh satu pihak, tetapi oleh kedua belah pihak yang saling bekerjasama. (Sendjaja, 2004)

Misalnya, ketika sales dengan calon pembeli, komunikasi terjadi bukan saja berdasarkan fakta bahwa calon pembeli menafsirkan apa yang dituturkan sang sales, tetapi juga sales menya, misalnya calon pembeli mengangguk-anggukkan kepala (tampaknya ia mengerti dan setuju), mengerutkan kening (agaknya ia belum memahami atau bingung).

 

6.      Komunikasi Menembus Ruang dan Waktu

Komunikasi menembus ruang dan waktu maksudnya, komunikator dan komunikan yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Hal itu bisa dilakukan dengan bantuan teknologi komunikasi seperti telepon, video text, teleconference dan lain-lain. (Sendjaja, 2004)

Contohnya, komunikasi massa di mana penyiaran berita menggunakan media elektronik. Ketika komunikatornya berada di studio dan komunikannya berada di mana saja.

 

B. Karakteristik Komunikasi

Menurut Deddy Mulyana (2011:78), indikator paling umum untuk mengklasifikasikan karakteristik komunikasi berdasarkan konteksnya atau tingkatnya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Istilah ini dikenal dengan tingkatan komunikasi, yaitu :

1.      Komunikasi Intrapribadi

Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi dengan diri sendiri. Contohnya berpikir. Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi antarpribadi dan komunikasi dalam konteks-konteks lainnnya, meskipun dalam disiplin komunikasi tidak dibahas secara rinci dan tuntas. Dengan kata lain, sebelum berkomunikasi dengan orang lain kita biasanya berkomunikasi dengan diri sendiri (mempersepsi dan memastikan makna pesan orang lain), hanya saja caranya sering tidak disadari. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri.

Sejalan dengan Deddy Mulyana, West dan Turner dalam bukunya Pengantar Teori Komunikasi:Analisis dan Aplikasi ( 2008 : 32) menyatakan komunikasi intrapersonal mencakup saat di mana kita membayangkan, mempresepsikan, melamun, dan menyelesaikan masalah dalam kepala kita. Komunikasi semacam ini melibatkan banyak penilaian akan perilaku orang lain. Contohnya, dosen yang memberikan penilaian terhadap mahasiswanya yang tidak mengerjakan tugas sebagai mahasiswa yang malas. Padahal bisa saja mahasiswa tersebut sedang sakit atau sedang memiliki permasalahan pribadi.

Lanjut West dan Turner, komunikasi intrapersonal juga memberikan kesempatan bagi komunikator untuk menilai dirinya sendiri. Dalam hal ini orang memiliki kemampuan untuk mengevaluasi dirinya sendiri. Contonya, Andi berpikir bahwa ia seorang pasangan yang setia tapi ada saat-saat tertentu ia merasa ia bukan teman yang dapat dipercaya. Jadi, berkomunikasi dengan diri sendiri sering kali berakibat pada penghakiman terhadap diri sendiri. Di sisi lain Virginia Satir (dalam West dan Turner, 2008: 35) berpendapat bahwa dialog-dialog internal dapat membantu individu-individu untuk memperkuat penghargaan diri (self-esteem).

Penelitian dalam komunikasi intrapersonal berfokus pada kognisi, simbol, dan niat yang dimiliki seseorang. Sikap terhadap perilaku tertentu, proses bermimpi, imajinasi, rasa malu terhadap diri sendiri, dan motivasi diri merupakan karakteristik komunikasi intrapersonal. Diskusi mengenai komunikasi intrapersonal lanjut West dan Turner (2008:36), difokuskan pada peranan diri sendiri dalam proses komunikasi. Ketika berkomunikasi dengan diri sendiri. Ketika individu berkomunikasi dengan diri sendiri, proses tersebut dapat sepenuhnya disengaja (seperti mengatakan terhadap diri sendiri, “selera dekorasi saya lumayan juga”) atau tidak disengaja (seperti mengatakan terhadap diri sendiri, “saya sungguh bodoh” setelah terjatuh di tangga). Tanpa memahami diri sendiri, akan sulit memahami diri orang lain.

 

2.      Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.  Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang, seperti suami-istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid, dan sebagainya. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah: pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal ataupun nonverbal.

Berinteraksi dalam tiap hubungan ini memberikan kesempatan kepada komunikator untuk memaksimalkan fungsi berbagai macam saluran (penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan penciuman) untuk digunakan dalam sebuah interaksi. Dalam konteks ini, saluran-saluran ini berfungsi secara simultan bagi kedua partisipan interaksi. Sebagai contoh, seorang anak mungkin akan menangis sambil berteriak mencari ibunya,danibunya akan menenangkan anaknya dengan elusan dan sentuhan, memandang mata anaknya dan mendengarkan isakannya mereda. (West dan Turner, 2008: 36)

Keberhasilan komunikasi ini menjadi tanggung jawab para peserta komunikasi. Kedekatan hubungan pihak-pihak yang berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau repons nonverbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang sangat dekat. Meskipun setiap orang dalam komunikasi antarpribadi bisa saja mengubah topik pembicaraan, kenyataannya komunikasi antarpribadi bisa saja didominasi oleh sutau pihak. Misalnya, komunikasi yang berlangsung saat KBM antara guru dan siswa didominasi oleh guru.

Kita biasanya menganggap pendengaran dan penglihatan sebagai indra primer, padahal sentuhan dan penciuman juga sama pentingnya dalam menyampaikan pesan-pesan bersifat intim. Komunikasi antar pribadi sangat potensial untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat mengggunakan kelima alat indra tadi untuk mempertinggi daya bujuk pesan kita. Kenyataannya komunikasi ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa.

 

3.      Komunikasi Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling ketergantungan) mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut, meskipun setiap anggota boleh jadi punya peran berbeda. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, tetangga, kawan-kawan terdekat; kelompok diskusi; kelompok pemecahan masalah atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan.

Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan juga komunikasi antarpribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok. Terkait ini, West dan Turner (2008: 37) menambahkan  semakin bertambah jumlah orang, semakin besar kesempatan bagi hubungan personal untuk berkembang. Hal ini akan mempengaruhi kelompok dalam hal apakah mereka akan terfokus pada tujuan mereka dan apakah anggota kelompok merasa puas dengan pengalaman mereka. Hal ini berarti komunikasi individu dipengaruhi oleh keberadaan individu lainnya. Salahsatu karakteristik yang paling menonjol dalam komunikasi kelompok adalah tingkat kebersamaan yang tinggi dan ikatan yang kuat.

 

4.      Komunikasi Publik

Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenal satu per satu. Komunikasiini seperti pidato, ceramah atau kuliah umum.

Karakteristik dari komunikasi publik biasanya berlangsung lebih formal dan lebih sulit daripada komunikasi kelompok, karena komunikasi publik menuntut persiapan pesan yang cermat, keberanian dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang. Daya tarik fisik pembicara sering merupakan faktor penting yang menentukan efektivitas pesan, selain keahlian dan kejujuran pembicara. Karakteristik lainnya yakni komunikasi public cenderung pasif. Umpan balik yang mereka berikan terbatas. Ciri-ciri komunikasi publik adalah :

a.       Terjadi di tempat umum (publik), misalnya auditorium, gereja, masjid, dll

b.      Merupakan peristiwa social yang biasanya telah direncanakan, misalnya kampanye pilkada, khotbah pemuka agama, dll

c.       Terdapat agenda

d.      Beberapa orang ditunjuk untuk menjalankan fungsi-fungsi khusus, seperti memperkenalkan pembicara dan sebagainya

e.       Bertujuan memberikan penerangan, menghibur, memberikan penghormatan atau membujuk

 

5.      Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi sering kali melibatkan komunikasi intrapersonal, komunikasi antarpersonal dan ada kalanya komunikasi publik.

Komunikasi formal dalam konteks ini adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada sturktur organisasi. Hal ini dipertegas oleh West dan Turner (2008: 38) yang menyatakan adanya hierarki dalam hampir semua organisasi. Hierarki adalah prinsip-prinsip pengaturan di mana orang diberikan urutan di atas atau di bawah yang lain. Di bawah ini merupakan contoh dari hierarki dalam sebuah universitas.

 



Gambar 1.1

   Contoh hierarki dalam PT

   ( West dan Turner, 2008: 39)

 

 

6.      Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim dan heterogen. Salahsatu karakteristik yang menonjol dalam komunikasi ini yakni pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik).

West dan Turner (2008: 40) menambahkan karakteristik komunikasi massa yakni menyasar khalayak dalam jumlah besar. Komunikasi kepada khalayak dalam jumlah besar ini melalui banyak saluran komunikasi. Karakteristik unik dari komunikasimassa disebutkan adalah kemampuan baik pengirim maupun penerima untuk melakukan kontrol. Karakteristik lain yaitu komunikasi massa lebih terkendali dan terbatas. Maksudnya, komunikasi dipengaruhi biaya politik dan kepentingan-kepentingan lainnya.

 


BAB III

PENUTUP

 

A. Kesimpulan

Dari seluruh uraian dapat disimpulkan :

1.      Komunikasi secara keseluruhan amat terpengaruh oleh karakteristik pada setiap tingkatan komunikasi yang ada.

2.      Karakteristik komunikasi itu sendiri juga dipengaruhi oleh komunikator, pesan , saluran dan khalayak.

3.      Karakteristik komunikasi secara umum dipengaruhi oleh proses, partisipasi, kerjasama, bersifat transaksional dan dapat menembus ruang dan waktu.

 

B. Kritik dan Saran

Karakteristik komunikasi dari masing-masing tingkatan komunikasi mempunyai kelemahannya masing-masing.  Oleh sebab itu, sistem ini tidak sepenuhnya sempurna, dan sebagaimana mungkin telah diketahui, sering kali terdapat overlap atau perpotongan di antara tingkatan-tingkatan ini.

 

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. 2011. Bandung: Rosda.

 

West, Richard., Lynn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi:Analisis dan Aplikasi. 2008. Jakarta: Salemba Humanika.

 

Mulyadi, Sendjaja. Pengantar Ilmu Komunikasi. 2004. Jakarta: Universitas Terbuka.

 

No comments:

Post a Comment