BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mengapa kita
berkomunikasi? Pertanyaan ini menjadi penghantar Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2011:
3) yang kemudian dirumuskan lagi menjadi beberapa pertanyaan seperti: apa yang
mendorong kita berkomunikasi? Manfaat apa yang kita peroleh dari komunikasi?
Sejauh mana komunikasi memberi andil bagi kepuasan kita? Thomas M. Scheidel
sendiri (dalam Mulyana 2011: 4) mengemukakan, kita berkomunikasi untuk menyatakan
dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang
disekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain agar merasa berpikir atau
berperilaku seperti yang kita inginkan.
Lalu bagaimana
defenisi komunikasi itu sendiri? Rogers dan Kincaid (dalam Wiryanto 2004: 6)
menyatakan komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk
atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya
terjadi saling pengertian yang mendalam. Komunikasi adalah topik yang amat
sering diperbincangkan. Dalam wacana publik, kita sering mendengar kalimat atau
frase yang mengandung kata komunikasi atau turunannya. (Mulyana, 2011:45).
Inilah mengapa
secara keilmuan, karakteristik komunikasi merupakan salah satu ilmu pengetahuan
sosial yang bersifat multidislipliner yang mecakup berbagai aspek sosial,
budaya, ekonomi, hukum, politik dan lainnya. Oleh karenanya, menurut Sendjaja
(2004: 13) komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks. Bisa dilakukan
secara langsung antara satu orang atau lebih dengan yang lainnya, bisa juga
dilakukan melalui media, baik media massa maupun media nirmassa.
Sebagai makhluk sosial,
kita tidak bisa menghindar dari tindakan komunikasi menyampaikan dan menerima
pesan dari dan ke orang lain. Tindakan komunikasi ini terus menerus terjadi
selama proses kehidupannya. Prosesnya berlangsung dalam berbagai konteks baik
fisik, psikologis, maupun sosial, karena proses komunikasi adalah manusia yang
selalu bergerak dinamis.
Penjelasan karakteristik komunikasi ini amat terikat dengan fungsinya yakni
fungsi sosial, fungsi ekspresif, fungsi ritual dan fungsi instrumental
(Mulyana, 2011: 5-33). Selain fungsi, salah satu elemen yang mempengaruhi
karakteristik adalah saluran saluran komunikasi seperti
vokal, elektronik, dan cetak. Saluran komunikasi inilah yang nantinya
mempengaruhi tingkatan komunikasi yakni intrapribadi, antarpribadi, kelompok,
publik, organisasi dan massa. Enam tingkatan komunikasi ini pun memiliki
karakteristik komunikasi masing-masing.
B. Rumusan Masalah
Apa
yang menjadi karakteristik komunikasi?
C. Tujuan
Mengetahui
jenis-jenis karakteristik komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Tentang Komunikasi
Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial,
melainkan dalam konteks atau situasi tertentu.Secara luas konteks di sini
berarti semua factor diluar orang-orang yang berkomunikasi, yang terdiri dari: pertama, aspek bersifat fisik seperti
iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, warna dinding, penataan tempat duduk,
jumlah peserta komunikasi, dan alat yang tersedia untuk menyampaikan pesan; kedua, aspek psikologis, seperti: sikap,
kecenderungan, prasangka, dan emosi para peserta komunikasi; ketiga, aspek social, seperti: norma
kelompok, nilai social, dan karakteristk budaya; dan keempat, aspek waktu, yakni kapan berkomunikasi (hari apa, jam
berapa, pagi, siang, sore, malam). (Mulyana, 2011: 77)
Untuk melihat betapa kompleksnya komunikasi, Sasa Djuarsa
Sendjaja menjelaskan beberapa karakteristik komunikasi, yaitu :
1.
Komunikasi
adalah Suatu Proses
Komunikasi sebagai suatu proses artinya, komunikasi merupakan
serangkaian tindakan yang terjadi secara berurutan serta berkaitan satu sama
lainnya dalam kurun waktu tertentu. Proses komunikasi melibatkan banyak faktor
dan unsur, antara lain: komunikator, pesan, saluran, atau alat yang
dipergunakan, komunikan, dan dampak dari komunikasi. (Sendjaja, 2004)
Misalnya, dosen memberikan tugas kepada mahasiswa, lalu
didengarkan kemudian mengerjakan tugas tersebut sebagai hasil dari mendengarkan
pesan tersebut.
Dalam
hal ini, dosen sebagai komunikator, vokal sebagai saluran, mahasiswa menjadi
komunikan, pesannya bersifat terbatas, dampaknya berupa tugas dikerjakan oleh
mahasiswa.
2.
Komunikasi
adalah Upaya yang Disengaja serta Mempunyai Tujuan
Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar,
disengaja, serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai komunikator. Sadar
artinya kegiatan komunikasi dilakukan dalam keadaan mental psikologis yang
terkendalikan. Disengaja maksudnya komunikasi yang dilakukan sesuai dengan
kehendak komunikator. (Sendjaja, 2004)
Contohnya, calon walikota yang mempromosikan dirinya melalui
sebuah kampanye dengan tujuan ia dapat terpilih dalam pemilihan umum. Contoh
lainnya, lagu-lagu yang diciptakan oleh Iwan Fals menyindir para penguasa rezim
orde baru yang terlalu otoriter dan terjadi banyak pelanggaran HAM. Tujuan
penciptaan lagu-lagu yang menyindir ini guna untuk menyindir penguasa dan
menyadarkan masyarakat untuk memberontak terhadap pemerintah.
3.
Komunikasi
Menuntut Adanya Partisipasi dan Kerjasama dari Para Pelaku yang Terlibat
Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak
yang berkomunikasi sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian
yang sama terhadap pesan yang dikomunikasikan. (Sendjaja, 2004)
Misalnya seorang mahasiswa yang duduk di barisan belakang
tertidur merupakan feed back ketika seorang dosen sedang menerangkan
materi saat itu. Dosen tersebut
kemudian menggunakan feed back itu
dengan mengeraskan suara secara tiba-tiba sehingga membangunkan mahasiswa yang
sedang tertidur itu.
4.
Komunikasi
Bersifat Simbolis
Pada dasarnya, komunikasi merupakan tindakan yang dilakukan
dengan mengguakan lambang-lambang seperti; bahasa verbal dalam bentuk
kata-kata, kalimat-kalimat, angka-angka, atau tanda-tanda lainnya.
Selain
bahasa verbal, terdapat lambang-lambang yang bersifat nonverbal yang dapat
dipergunakan dalam komunikasi seperti gerak tubuh, warna, jarak dan lain-lain.
(Sendjaja , 2004)
Misalnya rambu-rambu lalu-lintas di jalan raya menunjukkan
arah, adanya pom bensin, masjid atau rumah makan di depan, atau kondisi jalan.
5.
Komunikasi
Bersifat Transaksional
Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan, yakni memberi
dan menerima. Pengertian transaksional menunjuk pada suatu kondisi bahwa
keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh satu pihak, tetapi oleh
kedua belah pihak yang saling bekerjasama. (Sendjaja, 2004)
Misalnya, ketika sales dengan
calon pembeli, komunikasi terjadi bukan saja berdasarkan fakta bahwa calon
pembeli menafsirkan apa yang dituturkan sang
sales, tetapi juga sales menya,
misalnya calon pembeli mengangguk-anggukkan kepala (tampaknya ia mengerti dan
setuju), mengerutkan kening (agaknya ia belum memahami atau bingung).
6.
Komunikasi
Menembus Ruang dan Waktu
Komunikasi menembus ruang dan waktu maksudnya, komunikator
dan komunikan yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta
tempat yang sama. Hal itu bisa dilakukan dengan bantuan teknologi komunikasi
seperti telepon, video text,
teleconference dan lain-lain. (Sendjaja, 2004)
Contohnya, komunikasi massa di mana penyiaran berita
menggunakan media elektronik. Ketika komunikatornya berada di studio dan
komunikannya berada di mana saja.
B. Karakteristik Komunikasi
Menurut Deddy
Mulyana (2011:78), indikator paling umum untuk mengklasifikasikan karakteristik
komunikasi berdasarkan konteksnya atau tingkatnya adalah jumlah peserta yang
terlibat dalam komunikasi. Istilah ini dikenal dengan tingkatan komunikasi,
yaitu :
1.
Komunikasi
Intrapribadi
Komunikasi
intrapribadi (intrapersonal
communication) adalah komunikasi dengan diri sendiri. Contohnya berpikir.
Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi antarpribadi dan komunikasi dalam
konteks-konteks lainnnya, meskipun dalam disiplin komunikasi tidak dibahas
secara rinci dan tuntas. Dengan kata lain, sebelum berkomunikasi dengan orang
lain kita biasanya berkomunikasi dengan diri sendiri (mempersepsi dan
memastikan makna pesan orang lain), hanya saja caranya sering tidak disadari.
Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada keefektifan
komunikasi kita dengan diri sendiri.
Sejalan
dengan Deddy Mulyana, West dan Turner dalam bukunya Pengantar Teori
Komunikasi:Analisis dan Aplikasi ( 2008 : 32)
menyatakan komunikasi intrapersonal mencakup saat di mana kita membayangkan,
mempresepsikan, melamun, dan menyelesaikan masalah dalam kepala kita.
Komunikasi semacam ini melibatkan banyak penilaian akan perilaku orang lain.
Contohnya, dosen yang memberikan penilaian terhadap mahasiswanya yang tidak
mengerjakan tugas sebagai mahasiswa yang malas. Padahal bisa saja mahasiswa
tersebut sedang sakit atau sedang memiliki permasalahan pribadi.
Lanjut
West dan Turner, komunikasi intrapersonal juga memberikan kesempatan bagi
komunikator untuk menilai dirinya sendiri. Dalam hal ini orang memiliki
kemampuan untuk mengevaluasi dirinya sendiri. Contonya, Andi berpikir bahwa ia
seorang pasangan yang setia tapi ada saat-saat tertentu ia merasa ia bukan
teman yang dapat dipercaya. Jadi, berkomunikasi dengan diri sendiri sering kali
berakibat pada penghakiman terhadap diri sendiri. Di sisi lain Virginia Satir
(dalam West dan Turner, 2008: 35) berpendapat bahwa dialog-dialog internal
dapat membantu individu-individu untuk memperkuat penghargaan diri (self-esteem).
Penelitian
dalam komunikasi intrapersonal berfokus pada kognisi, simbol, dan niat yang
dimiliki seseorang. Sikap terhadap perilaku tertentu, proses bermimpi,
imajinasi, rasa malu terhadap diri sendiri, dan motivasi diri merupakan
karakteristik komunikasi intrapersonal. Diskusi mengenai komunikasi
intrapersonal lanjut West dan Turner (2008:36), difokuskan pada peranan diri
sendiri dalam proses komunikasi. Ketika berkomunikasi dengan diri sendiri.
Ketika individu berkomunikasi dengan diri sendiri, proses tersebut dapat
sepenuhnya disengaja (seperti mengatakan terhadap diri sendiri, “selera
dekorasi saya lumayan juga”) atau tidak disengaja (seperti mengatakan terhadap
diri sendiri, “saya sungguh bodoh” setelah terjatuh di tangga). Tanpa memahami
diri sendiri, akan sulit memahami diri orang lain.
2.
Komunikasi
Antarpribadi
Komunikasi
antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara
orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap
reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi
ini adalah komunikasi diadik (dyadic
communication) yang melibatkan hanya dua orang, seperti suami-istri, dua
sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid, dan sebagainya. Ciri-ciri komunikasi
diadik adalah: pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat;
pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan
spontan, baik secara verbal ataupun nonverbal.
Berinteraksi
dalam tiap hubungan ini memberikan kesempatan kepada komunikator untuk
memaksimalkan fungsi berbagai macam saluran (penglihatan, pendengaran,
sentuhan, dan penciuman) untuk digunakan dalam sebuah interaksi. Dalam konteks
ini, saluran-saluran ini berfungsi secara simultan bagi kedua partisipan
interaksi. Sebagai contoh, seorang anak mungkin akan menangis sambil berteriak
mencari ibunya,danibunya akan menenangkan anaknya dengan elusan dan sentuhan,
memandang mata anaknya dan mendengarkan isakannya mereda. (West dan Turner,
2008: 36)
Keberhasilan
komunikasi ini menjadi tanggung jawab para peserta komunikasi. Kedekatan
hubungan pihak-pihak yang berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan
atau repons nonverbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif,
dan jarak fisik yang sangat dekat. Meskipun setiap orang dalam komunikasi
antarpribadi bisa saja mengubah topik pembicaraan, kenyataannya komunikasi
antarpribadi bisa saja didominasi oleh sutau pihak. Misalnya, komunikasi yang berlangsung
saat KBM antara guru dan siswa didominasi oleh guru.
Kita
biasanya menganggap pendengaran dan penglihatan sebagai indra primer, padahal
sentuhan dan penciuman juga sama pentingnya dalam menyampaikan pesan-pesan
bersifat intim. Komunikasi antar pribadi sangat potensial untuk mempengaruhi
atau membujuk orang lain, karena kita dapat mengggunakan kelima alat indra tadi
untuk mempertinggi daya bujuk pesan kita. Kenyataannya komunikasi ini membuat
manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat
media massa.
3.
Komunikasi
Kelompok
Kelompok
adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling ketergantungan) mengenal
satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut,
meskipun setiap anggota boleh jadi punya peran berbeda. Kelompok ini misalnya
adalah keluarga, tetangga, kawan-kawan terdekat; kelompok diskusi; kelompok
pemecahan masalah atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu
keputusan.
Komunikasi
kelompok dengan sendirinya melibatkan juga komunikasi antarpribadi, karena itu
kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Terkait ini, West dan Turner (2008: 37) menambahkan semakin bertambah jumlah orang, semakin besar
kesempatan bagi hubungan personal untuk berkembang. Hal ini akan mempengaruhi
kelompok dalam hal apakah mereka akan terfokus pada tujuan mereka dan apakah
anggota kelompok merasa puas dengan pengalaman mereka. Hal ini berarti
komunikasi individu dipengaruhi oleh keberadaan individu lainnya. Salahsatu
karakteristik yang paling menonjol dalam komunikasi kelompok adalah tingkat
kebersamaan yang tinggi dan ikatan yang kuat.
4.
Komunikasi
Publik
Komunikasi
publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang
(khalayak), yang tidak bisa dikenal satu per satu. Komunikasiini seperti
pidato, ceramah atau kuliah umum.
Karakteristik
dari komunikasi publik biasanya berlangsung lebih formal dan lebih sulit
daripada komunikasi kelompok, karena komunikasi publik menuntut persiapan pesan
yang cermat, keberanian dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang. Daya
tarik fisik pembicara sering merupakan faktor penting yang menentukan
efektivitas pesan, selain keahlian dan kejujuran pembicara. Karakteristik
lainnya yakni komunikasi public cenderung pasif. Umpan balik yang mereka
berikan terbatas. Ciri-ciri komunikasi publik adalah :
a.
Terjadi di tempat umum
(publik), misalnya auditorium, gereja, masjid, dll
b.
Merupakan peristiwa
social yang biasanya telah direncanakan, misalnya kampanye pilkada, khotbah
pemuka agama, dll
c.
Terdapat agenda
d.
Beberapa orang ditunjuk
untuk menjalankan fungsi-fungsi khusus, seperti memperkenalkan pembicara dan
sebagainya
e.
Bertujuan memberikan
penerangan, menghibur, memberikan penghormatan atau membujuk
5.
Komunikasi
Organisasi
Komunikasi
organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal
dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok.
Komunikasi organisasi sering kali melibatkan komunikasi intrapersonal,
komunikasi antarpersonal dan ada kalanya komunikasi publik.
Komunikasi
formal dalam konteks ini adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni
komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan
komunikasi informal tidak bergantung pada sturktur organisasi. Hal ini
dipertegas oleh West dan Turner (2008: 38) yang menyatakan adanya hierarki
dalam hampir semua organisasi. Hierarki adalah prinsip-prinsip pengaturan di
mana orang diberikan urutan di atas atau di bawah yang lain. Di bawah ini
merupakan contoh dari hierarki dalam sebuah universitas.
Gambar 1.1
Contoh
hierarki dalam PT
( West dan
Turner, 2008: 39)
6.
Komunikasi
Massa
Komunikasi
massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar,
majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal, yang
dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada
sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim dan heterogen.
Salahsatu karakteristik yang menonjol dalam komunikasi ini yakni pesan-pesannya
bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media
elektronik).
West
dan Turner (2008: 40) menambahkan karakteristik komunikasi massa yakni menyasar
khalayak dalam jumlah besar. Komunikasi kepada khalayak dalam jumlah besar ini
melalui banyak saluran komunikasi. Karakteristik unik dari komunikasimassa
disebutkan adalah kemampuan baik pengirim maupun penerima untuk melakukan
kontrol. Karakteristik lain yaitu komunikasi massa lebih terkendali dan
terbatas. Maksudnya, komunikasi dipengaruhi biaya politik dan
kepentingan-kepentingan lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
seluruh uraian dapat disimpulkan :
1. Komunikasi
secara keseluruhan amat terpengaruh oleh karakteristik pada setiap tingkatan
komunikasi yang ada.
2. Karakteristik
komunikasi itu sendiri juga dipengaruhi oleh komunikator, pesan , saluran dan
khalayak.
3. Karakteristik
komunikasi secara umum dipengaruhi oleh proses, partisipasi, kerjasama,
bersifat transaksional dan dapat menembus ruang dan waktu.
B. Kritik dan Saran
Karakteristik komunikasi dari masing-masing tingkatan
komunikasi mempunyai kelemahannya masing-masing. Oleh sebab itu, sistem ini tidak sepenuhnya
sempurna, dan sebagaimana mungkin telah diketahui, sering kali terdapat overlap atau perpotongan di antara
tingkatan-tingkatan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar. 2011. Bandung:
Rosda.
West, Richard., Lynn H. Turner. Pengantar
Teori Komunikasi:Analisis dan Aplikasi. 2008. Jakarta: Salemba Humanika.
Mulyadi, Sendjaja. Pengantar
Ilmu Komunikasi. 2004. Jakarta: Universitas Terbuka.
No comments:
Post a Comment