DAFTAR ISI
2.3. Gizi dalam kesehatan masyarakat
2.6. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Status Gizi Seseorang
2.7. Akibat yang Ditimbulkan Karena Gizi Salah (Malnutrisi)
2.8. Cara-Cara Perbaikan Status Gizi
2.9. Penanggulangan Masalah Gizi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keadaan gizi dan kesehatan
masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi, Dewasa ini Indonesia menghadapi
masalah gizi ganda, yakni masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah
gizi kurang umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan,
kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi
(iodium). Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada
lapisan masyarakat tertentu yang disertai dengan minimnya pengetahuan tentang
gizi, menu seimbang, dan kesehatan. Dengan demikian, sebaiknya masyarakat
meningkatkan perhatian terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya gizi salah
(malnutrisi) dan risiko untuk menjadi kurang gizi.
Tingginya angka kematian ini juga
dampak dari kekurangan gizi pada penduduk. Mulai dari bayi dilahirkan,
masalahnya sudah mulai muncul, yaitu dengan banyaknya bayi lahir dengan berat
badan rendah (BBLR<2.5 Kg). Masalah ini berlanjut dengan tingginya masalah
gizi kurang pada balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa sampai dengan usia
lanjut.
Masalah gizi pada hakikatnya adalah
masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan
dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya
masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya
harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.
Suatu penyakit timbul karena tidak
seimbangnya berbagai faktor, baik dari sumber penyakit (agens), pejamu (host)
dan lingkungan (environment). Hal itu disebut juga dengan istilah penyebab
majemuk (multiple causation of diseases) sebagai lawan dari peiiyebab tunggal
(single causation).
Berlandaskan oleh latar belakang di
atas maka di dalam makalah ini akan dibahas mengenai gizi masyarakat.
1. 2 Rumusan Masalah
Makalah ini disusun berdasarkan
rumusan masalah sebagai berikut:
- Apakah
yang dimaksud dengan gizi?
- Apakah
yang dimaksud dengan gizi kesehatan masyarakat?
- Apakah
yang dimaksud dengan status gizi?
1. 3 Tujuan pembahasan
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah:
- Mahasiswa
dapat mengerti tentang pengertian gizi;
- Mahasiswa
dapat memahami gizi dalam kesehatan masyarakat;
- Mahasiswa
Dapat memahami definisi status gizi;
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Gizi
Gizi adalah suatu proses
organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses
digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Secara etimologi, kata “gizi”
berasal dari bahasa Arab “ghidza”, yang berarti “makanan”. Menurut dialek
Mesir, “ghidza” dibaca “ghizi”.
Gizi adalah proses makhluk hidup
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti
(penyerapan), absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan.
2.2. Fungsi dari Gizi
Gizi memiliki beberapa fungsi yang berperan dalam kesehatan
tubuh makhluk hidup, yaitu:
- Memelihara
proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh
yang rusak
- Memperoleh
energi guna melakukan kegiatan sehari-hari
- Mengatur
metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan
tubuh yang lain
- Berperan
dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit (protein).
Tak satu pun jenis makanan yang
mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat,
tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi
anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air
Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan
tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan
sehat.
Makan makanan yang beranekaragam
sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan
yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun
kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu,
makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi
kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis
makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi
makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber
zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara
lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi.
Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan
tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang
berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu.
Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta
hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah
semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin
dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ
tubuh.
2.3. Gizi dalam kesehatan masyarakat
Terkait erat dengan ”gisi kesehatan
masyarakat” adalah ”kesehatan gizi masyarakat,” yang mengacu pada cabang
populasi terfokus kesehatan masyarakat yang memantau diet, status gizi dan
kesehatan, dan program pangan dan gizi, dan memberikan peran kepemimpinan dalam
menerapkan publik kesehatan prinsip-prinsip untuk kegiatan yang mengarah pada
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pengembangan kebijakan dan
perubahan lingkungan.
Definisi Gizi kesehatan masyarakat merupakan penyulingan
kompetensi untuk gizi kesehatan masyarakat yang disarankan oleh para pemimpin
nasional dan internasional dilapangan.
Gizi istilah dalam kesehatan
masyarakat mengacu pada gizi sebagai komponen dari cabang kesehatan masyarakat
, ”gizi dan kesehatan masyarakat” berkonotasi koeksistensi gizi dan kesehatan
masyarakat, dan gizi masyarakat mengacu pada cabang kesehatan masyarakat yang
berfokus pada promosi kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat dengan
menyediakan layanan berkualitas dan program-program berbasis masyarakat yang
disesuaikan dengan kebutuhan yang unik dari komunitas yang berbeda dan
populasi. Gizi masyarakat meliputi program promosi kesehatan, inisiatif
kebijakan dan legislatif, pencegahan primer dan sekunder, dan kesehatan di
seluruh rentang hidup
2.4. Definisi Status Gizi
Status gizi adalah ekspresi dari
keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau dapat dikatakan bahwa
status gizi merupakan indikator baik-buruknya penyediaan makanan sehari-hari.
Adapun definisi lain menurut Suyatno, Ir. Mkes, Status gizi yaitu Keadaan yang
diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah asupan (“intake”) zat gizi
dan jumlah yang dibutuhkan (“requirement”) oleh tubuh untuk berbagai fungsi
biologis: (pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan,
dan lainnya). Status gizi yang baik diperlukan untuk mempertahankan derajat
kebugaran dan kesehatan, membantu pertumbuhan bagi anak, serta menunjang
pembinaan prestasi olahragawan. Status gizi ini menjadi penting karena
merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kesakitan atau kematian.
Status gizi yang baik pada seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya
dan juga terhadap kemampuan dalam proses pemulihan kesehatan. Status gizi juga
dibutuhkan untuk mengetahui ada atau tidaknya malnutrisi pada individu maupun
masyarakat. Dengan demikian, status gizi dapat dibedakan menjadi gizi kurang,
gizi baik, dan gizi lebih.
2.5. Indikator Status Gizi
Indikator status gizi yaitu
tanda-tanda yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan keseimbangan antara
asupan dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh. Indikator status gizi umumnya secara
langsung dapat terlihat dari kondisi fisik atau kondisi luar seseorang.
contoh: pertumbuhan fisik → ukuran tubuh → antropometri
(berat badan, tinggi badan, dan lainnya).
2.6. Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Status Gizi Seseorang
a.
Faktor
Lingkungan
Lingkungan yang buruk seperti air
minum yang tidak bersih, tidak adanya saluran penampungan air limbah, tidak
menggunakan kloset yang baik, juga kepadatan penduduk yang tinggi dapat
menyebabkan penyebaran kuman patogen.
Lingkungan yang mempunyai iklim
tertentu berhubungan dengan jenis tumbuhan yang dapat hidup sehingga
berhubungan dengan produksi tanaman.
b.
Faktor
Ekonomi
Di banyak negara yang secara
ekonomis kurang berkembang, sebagian besar penduduknya berukuran lebih pendek
karena gizi yang tidak mencukupi dan pada umunya masyarakat yang berpenghasilan
rendah mempunyai ukuran badan yang lebih kecil.
Masalah gizi di negara-negara miskin
yang berhubungan dengan pangan adalah mengenai kuantitas dan kualitas.
Kuantitas menunjukkan penyediaan pangan yang tidak mencukupi kebutuhan energi
bagi tubuh. Kualitas berhubungan dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi khusus
yang diperlukan untuk petumbuhan, perbaikan jaringan, dan pemeliharaan tubuh
dengan segala fungsinya.
c. Faktor Sosial-Budaya
Indikator
masalah gizi dari sudut pandang sosial-budaya antara lain stabilitas keluarga
dengan ukuran frekuensi nikah-cerai-rujuk, anak-anak yang dilahirkan di
lingkungan keluarga yang tidak stabil akan sangat rentan terhadap penyakit gizi
kurang. Juga indikator demografi yang meliputi susunan dan pola kegiatan
penduduk, seperti peningkatan jumlah penduduk, tingkat urbanisasi, jumlah
anggota keluarga, serta jarak kelahiran.
Tingkat
pendidikan juga termasuk dalam faktor ini. Tingkat pendidikan berhubungan
dengan status gizi karena dengan meningkatnya pendidikan seseorang, kemungkinan
akan meningkatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan daya beli makanan.
d. Faktor Biologis/Keturunan
Sifat
yang diwariskan memegang kunci bagi ukuran akhir yang dapat dicapai oleh anak.
Keadaan gizi sebagian besar menentukan kesanggupan untuk mencapai ukuran yang
ditentukan oleh pewarisan sifat tersebut. Di negara-negara berkembang
memperlihatkan perbaikan gizi pada tahun-tahun terakhir mengakibatkan perubahan
tinggi badan yang jelas.
e. Faktor Religi
Religi
atau kepercayaan juga berperan dalam status gizi masyarakat, contohnya seperti
tabu mengonsumsi makanan tertentu oleh kelompok umur tertentu yang sebenarnya
makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tersebut.
Seperti ibu hamil yang tabu mengonsumsi ikan.
2.7. Akibat yang Ditimbulkan
Karena Gizi Salah (Malnutrisi)
Gizi salah berpengaruh negatif
terhadap perkembangan mental, perkembangan fisik, produktivitas, dan
kesanggupan kerja manusia. Gizi salah yang diderita pada masa periode dalam
kandungan dan periode anak-anak, menghambat kecerdasan anak. Anak yang
menderita gizi salah tingkat berat mempunyai otak yang lebih kecil daripada
ukuran otak rata-rata dan mempunyai sel otak yang kapasitasnya 15%-20% lebih
rendah dibandingkan dengan anak yang bergizi baik. Studi di beberapa negara
menunjukkan bahwa anak yang pernah menderita gizi salah, hasil tes mentalnya
kurang bila dibandingkan dengan hasil tes mental anak lain yang bergizi baik.
Anak yang menderita gizi salah mengalami kelelahan mental serta fisik, dan
dengan demikian mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi di dalam kelas, dan
seringkali ia tersisihkan dari kehidupan sekitarnya.
Anak yang berasal dari keluarga
dengan tingkat sosial ekonomi rendah telah diteliti memiliki persentase di
bawah ukuran normal bagi tinggi dan berat badan anak sehat. Sedangkan hubungan
antara zat gizi dan produktivitas kerja telah dikenal baik sejak satu abad yang
lalu oleh orang-orang yang mempunyai budak belian yang melihat bahwa gizilah
berarti penurunan nilai modal. Produktivitas pekerja yang disiksa atau mendapat
tekanan akan memberikan hasil yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
keadaan yang diurus dengan baik, dalam artian diberikan makanan yang bergizi
cukup baik.
Gizi salah merupakan sebab-sebab
penting yang berhubungan dengan tingginya angka kematian di antara orang dewasa
meskipun tidak begitu mencolok bila dibandingkan dengan angka kematian di
antara anak-anak yang masih muda. Dampak relatif yang ditimbulkan oleh gizi
salah ialah melemahkan daya tahan tehadap penyakit yang biasanya tidak
mematikan dan perbaikan gizi adalah suatu faktor utama yang membantu
meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. Status gizi juga berhubungan
langsung dengan lamanya waktu yang diperlukan untuk penyembuhan setelah
menderita infeksi, luka, dan operasi yang berat.
2.8. Cara-Cara Perbaikan Status
Gizi
Pengaturan makanan adalah upaya
untuk meningkatkan status gizi, antara lain menambah berat badan dan
meningkatkan kadar Hb. Berikut adalah pengaturan makanan yang bertujuan untuk
meningkatkan status gizi:
- Kebutuhan
energi dan zat gizi ditentukan menurut umur, berat badan, jenis kelamin,
dan aktivitas;
- Susunan
menu seimbang yang berasal dari beraneka ragam bahan makanan, vitamin, dan
mineral sesuai dengan kebutuhan
- Menu
disesuaikan dengan pola makan;
- Peningkatan
kadar Hb dilakukan dengan pemberian makanan sumber zat besi yang berasal
dari bahan makanan hewani karena lebih banyak diserap oleh tubuh daripada
sumber makanan nabati;
- Selain
meningkatkan konsumsi makanan kaya zat besi, juga perlu menambah makanan
yang banyak mengandung vitamin C, seperti pepaya, jeruk, nanas, pisang
hijau, sawo kecik, sukun, dll.
2.9. Penanggulangan
Masalah Gizi
Seperti yang telah kita ketahui,
masalah gizi yang salah kian marak di negara kita. Dengan demikian diperlukan
penanggulangan guna memperbaiki gizi masyarakat Indonesia. Berikut ini
cara-cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi gizi salah, baik gizi kurang
maupun gizi lebih.
a) Penanggulangan masalah gizi kurang
Upaya
pemenuhan persediaan pangan nasional terutama melalui peningkatan produksi
beraneka ragam pangan;
§ Peningkatan usaha perbaikan gizi
keluarga (UPGK) yng diarahkan pada pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan
ketahanan pangan tingkat rumah tangga;
§ Peningkatan upaya pelayanan gizi
terpadu dan sistem rujukan dimulai dari tingkat Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu),
hingga Puskesmas dan Rumah Sakit;
§ Peningkatan upaya keamanan pangan
dan gizi melalui Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG);
§ Peningkatan komunikasi, informasi,
dan edukasi di bidang pangan dan gizi masyarakat;
§ Peningkatan teknologi pangan untuk mengembangkan
berbagai produk pangan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat luas;
§ Intervensi langsung kepada sasaran
melalui pemberian makanan tambahan (PMT), distribusi kapsul vitamin A dosis
tinggi, tablet dan sirup besi serta kapsul minyak beriodium;
§ Peningkatan kesehatan lingkungan;
§ Upaya fortifikasi bahan pangan
dengan vitamin A, Iodium, dan Zat Besi;
§ Upaya pengawasan makanan dan
minuman;
§ Upaya penelitian dan pengembangan
pangan dan gizi.
b) Penanggulangan masalah gizi lebih
Dilakukan
dengan cara menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui pengurangan
makanan dan penambahan latihan fisik atau olahraga serta menghindari tekanan
hidup/stress. Penyeimbangan masukan energi dilakukan dengan membatasi konsumsi
karbohidrat dan lemak serta menghindari konsumsi alkohol.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan maka dapat dibuat beberapa kesimpulan yaitu :
- Gizi
adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi.
- Definisi
Gizi kesehatan masyarakat merupakan penyulingan kompetensi untuk gizi
kesehatan masyarakat yang disarankan oleh para pemimpin nasional dan
internasional dilapangan.
- Status
gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator
baik-buruknya penyediaan makanan sehari-hari
3.2 Saran
1.
Agar
penerimaan petani meningkat maka mata rantai pemasaran harus diperpendek,
antara lain melalui koperasi seperti KUD (koperasi unit desa). Salah satu
tujuan ideal koperasi adalah mengambil alih peranan pedagang pengumpul dan pedagang
menengah dalam mekanisme pemasaran produksi. Berbagai kasus menunjukkan bahwa
adanya koperasi justru memperpanjang mata rantai pemasaran karena peranan
pedagang perantara masih tetap berfungsi.
2.
Agar
stabilitas harga pangan tetap terjamin maka pemerintah daerah harus campur
tangan secara langsung maupun tidak langsung dalam system pangan.
DAFTAR PUSTAKA
http://astaqauliyah.com/2010/05/makalah-gizi-analisis-situasi-gizi-dan-kesehatan-masyarakat/
http://one.indoskripsi.com/click/12275/0
No comments:
Post a Comment