LAPORAN
PENDAHULUAN
A.
Konsep Syok Kardiogenik
1.
Definisi
Syok kardiogenik adalah
gangguan fungsi sirkulasi mendadak dan kompleks yang mengakibatkan hipoksia jaringan akibat berkurangnya curah
jantung pada keadaan volume intravaskular yang cukup. Syok kardiogenik
merupakan suatu kondisi dimana terjadi hipoksia jaringan sebagai akibat dari
menurunnya curah jantung, meskipun volume intravaskuler cukup. Sebagian besar
kondisi syok ini disebabkan oleh infark miokard akut (Asikin et all, 2016).
Pendapat lain mengatakan
bahwa syok kardiogenik adalah kelainan jantung primer yang menyebabkan kelainan
fungsi jaringan yang tidak cukup untuk mendistribusi bahan makanan dan
mengambil sisa metabolisme. Syok kardiogenik adalah syok yang disebabkan oleh
ketidakadekuatan perfusi jaringan akibat dari kerusakan fungsi ventrikel. Syok
kardiogenik adalah ketidakmampuan jantung mengalirkan cukup darah ke jaringan
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme, akibat dari gangguan fungsi pompa jantung
(Aspiani, 2015).
2.
Etiologi
Syok kardiogenik dapat
disebabkan oleh berbagai penyakit dan kondisi seperti yang akan dijelaskan di
bawah ini, dibagi atas pada bayi baru lahir dan pada bayi dan anak. Pada bayi
baru lahir, syok kardiogenik dapat disebabkan oleh:
a.
Penyakit jantung
bawaan (PJB) yang mengakibatkan berberkurangnya curah jantung dan hipotensi
sistemik: hypoplastic left heart syndrome, stenosis aorta, interrupted aortic
arch, koarktasio aorta berat, anomali arteri koroner.
b.
Kelainan otot
jantung akibat hipoksia dan asidosis berat pada asfiksia intrapartum.
Penyebab syok kardiogenik
terjadi akibat beberapa jenis kerusakan, gangguan atau cedera pada jantung yang
menghambat kemampuan jantungg untuk berkontraksi secara efektif dan memompa
darah. Pada syok kardiogenik, jantung mengalami kerusakan berat sehingga tidak
bisa secara efektif memperfusi dirinya sendiri atau organ vital lainnya. Ketika
keadaan tersebut terjadi, jantung tidak dapat memompa darah karena otot jantung
yang mengalami iskemia tidak dapat memompa secara efektif. Pada kondisi iskemia
berkelanjutan, denyut jantung tidak berarturan dan curah jantung menurun secara
drastic (Yudha, 2011).
Pada bayi dan anak:
a.
Obstruksi
ekstrinsik dan intrinsik pada jalan masuk dan jalan kelua
jantung: tension pneumothorax, hemoperikardium pneumoperikardium, efusi perikardium.
b.
Kelainan otot
jantung: miokarditis (virus, autoimun), kardiomiopati primer atau kardiomiopati
sekunder (hipertiroid, kelainan metabolic defisiensi karnitin), penyakit
neuromuskular dan akibat penggunaan obat kardiotoksik.
c.
Kelainan
metabolik: hipoglikemia berat, insufisiensi adrenal.
d.
Kelainan irama
jantung: takikardia supraventrikel, takikardia ventrikel, fibrilasi ventrikel,
blok AV komplit, long QT syndrome.
e.
Pasca operasi
jantung.
3. Pathway
4. Manifestasi
Klinis
Menurut Aspiani 2015
timbulnya syok kardiogenik dengan infark miokard akut dapat dikategorikan dalam
beberapa tanda dan gejala berikut:
a.
Timbulnya
tiba-tiba dalam waktu 4-6 jam setlah infark akibat gangguan miokard miokard
atau rupture dinding bebas ventrikel kiri
b.
Timbulnya secara
perlahan dalam beberapa hari sebagai akibat infark berulang
c.
Timbulnya
tiba-tiba 2 hingga 10 hari setelah infark miokard disertai timbulnya bising
mitral sistolik, ruptur septum atau disosiasi elektro mekanik. Episode ini
disertai atau tanpa nyeri dada, tetapi sering disertai dengan sesak napas akut
Keluhan dada pada infark
miokard akut biasanya didaerah substernal, rasa seperti ditekan, diperas,
diikat, rasa dicekik, dan disertai rasa takut. Rasa nyeri menjalar ke leher,
rahang, lengan dan punggung. Nyeri biasanya hebat dann berlangsung lebih dari ½
jam, tidak menghilang dengan obat-obatan nitrat. Syok kardiogeenik yang berasal
dari penyakit jantung lainnya, keluhan sesuai dengan penyakit dasarnya.
Tanda penting yang muncul pada syok kardiogenik adalah
sebagai berikut (Yudha,2011):
1. Takikardia : Jantung berdenyut lebih cepat karena
stimulasi simpatis yang berusaha untuk meningkatkan curah jantung. Namun, hal
ini akan menambah beban kerja jantung dan meningkatkan konsumsi oksigen yang
menyebabkan hipoksia miokardium
2. Kulit pucat dan dingin : vasokontriksi sekunder akibat
stimulasi simpatis membawa aliran darah yang lebih sedikit (warna dan
kehangatan) ke kulit
3. Berkeringat : stimulasi simpatis mengakibatkan
kelenjar keringat
4. Sianosis pada bibir dan bantalan kuku: stagnasi darah
di kapiler setelah oksigen yang tersedia di keluarkan
5. Peningkatan CVP (tekanan vena sentral) dan PWCP
(tekanan baji kapiler pulmonal ) : pompa yang mengalami kegagalan tidak mampu
memompa darah, tetapi darah tetap masuk ke jantung, menambah jumlah darah di
dalam jantung, sehingga meningkatkan preload.
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang
perlu dilakukan untuk mendukung penegakan diagnosis syok kardiogenik adalah
sebagai berikut (Asikin, 2016):
a.
EKG : untuk
mengetahui adanya infark miokard dan/atau iskemia miokard
b.
Rongent Dada :
menyingkirkan penyebab syok atau nyeri dada lainnya. Klien dengan syok
kardiogenik sebagian besar menunjukkan adanya gagal ventrikel kiri.
c.
Kateterisasi
Jantung : Menentukan penyebab dan jenis syok dengan melihat tekanan kapiler
paru dan indeks jantung
d.
Enzim Jantung :
mengetahui syok kardiogenik disebabkan oleh infark miokard akut. Enzim jantung
dapat berupa kreatinin kinase, troponin, myoglobin dan LDH
e.
Hitung Darah
Lengkap : melihat adanya anemia, infeksi atau koagulopati akibat sepsis yang
mendasari terjadinya syok kardiogenik
f.
Ekokardiografi :
menentukan penyebab syok kardiogenik dengan melihat fungsi sistolik dan
diastolik jantung
Terdapat beberapa tambahan pemeriksaan penunjang pada
syok kardiogenik menurut pendapat Yudha 2011 :
a.
Pemindaian
Jantung : tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung
b.
Elektrolit : mungkin berubah karena
perrpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, terapi deuretik
c.
Oksimetri nadi :
saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung kongestif
memperburuk penyakit paru obstruktif menahun (POM)
d.
AGD : gagal
ventrikel kiri diatandai alkalosis respiratorik ringan atau hipoksiemia dengan
peningkatan tekanan karbondioksida.
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan secara umum
Tata laksana syok kardiogenik secara umum meliputi:
a.
Pemasangan infus
untuk memberikan bolus cairan 10 mL/kg untuk mengisi pembuluh darah yang
kolaps.
b.
Koreksi keseimbangan asam-basa dan elektrolit
c.
Pemasangan
kateter vena sentral untuk mengukur tekanan vena sentral
Penatalaksanaan
secara spesifik
1.
Pemberian
obat-obatan
Sesuai dengan kinerja
jantung yang terganggu, obat-obatan untuk meningkatkan curah jantung dapat
berupa obat-obatan inotropik, diuretik, dan obat-obatan vasodilator.14
a.
Inotropic
·
Dopamin dan
dobutamin diberikan secara parental
·
Digoksin merupakan preparat digitalis yang cukup
sering digunakan untuk mengobati gagal jantung pada anak. Pada kasus gagal
jantung, digoksin diberikan untuk meningkatkan kontraksi miokardium.
·
Milrinion,
termasuk dalam penghambat fosfodiestrase-3 (phosphodiestrase 3/ PDE-3) yang
bekerja dengan cara menghambat hidrolisis 3’5’ siklik adenosin monofosfat
(cyclic AMP) intraselular.
b.
Diuretik
·
Furosemid adalah
golongan diuretik kuat yang bekerja di ansa henle tubulus ginjal. Furosemid
biasanya dipakai pada anak dengan dosis 1-2 mg/kgBB/hari. Dapat diberikan
secara oral atau intravena dengan dosis yang sama
·
Antagonis
aldosterone, Pemberian spironolakton, suatu diuretik inhibitor aldosteron akan
mengefektifkan kerja furosemid dengan jalan mencegah reabsorpsi cairan di
tubulus distal.
c.
Vasodilator
Obat ini meningkatkan isi
sekuncup tanpa meningkatkan kontraktilitas sehingga tidak menambah konsumsi
oksigen pada otot jantung. Obat ini terutama sangat bermanfaat untuk anak
dengan gagal jantung akibat kardiomiopati atau penderita dengan insufisiensi
mitral atau aorta yang berat atau pasca-bedah jantung dan sering digunakan
bersama dengan digitalis dan diuretik. Penggunaan vasodilator pada penderita
PJB dengan pirau kiri ke kanan yang besar (defek septum atrium, duktus
arteriosus persisten) juga dilaporkan bahwa hasilnya baik.
7. Komplikasi
Menurut buku yang di tulis
oleh Aspiani 2015 komplikasi yang muncul dari syok kardiogenik adalah:
a.
Henti jantung paru
b.
Disritmia
c.
Gagal multisystem
organ
d.
Stroke
e.
Tromboemboli
B.
Asuhan
Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian pada pasien
dengan kasus syok kardiogenik meliputi :
a.
Identitas pasien
Identitas klien meliputi
nama, umur, jenis kelamin (dapat terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan),
agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, tanggal pengkajian, ruang rawat,
nomor rekam medis, dan alamat.
b.
Riwayat Kesehatan
1)
Keluhan utama
Keluhan utama biasanya nyeri
dada yang dirasakan pasien meskipun dalam keadaan istirahat. Biasanya nyerinya
menjalar kelengan dan punggung.
2)
Riwayat kesehatan
sekarang
3)
Riwayat penyakit
dahulu
Riwayat kesehatan terdahulu
terdiri dari penyakit yang pernahdialami, alergi, imunisasi, kebiasaan/pola
hidup, obat-obatanyangdigunakan. Kaji apakah klien memiliki riwayat DM,
hipertensi, dankebiasaan merokok.
4)
Riwayat Penyakit
Keluarga Kaji mengenai penyakit yang pernah keluarga alami (penyakit jantung,
DM, hipertensi).
5)
B1: Breath Sesak
nafas, apnea, Depnea,
6)
B2: Blood Denyut
nadi lemah, nadi cepat, teratur/tidak teratur, EKGAritmia, Suara jantung bisa
tidak terdengar pada VF. Tekanan darahsukar / tidak dapat diukur/ normal,
Saturasi oksigen bisa menurun< 32 90%.
7)
B3: Brain Menurunnya/hilangnya kesadaran,
gelisah, disorientasi waktu, tempat dan orang.
8)
B4: Bladder Produksi urine menurun, warna
urine lebih pekat dari biasanya, oliguria, anuria.
9)
B5: bowel Konstipasi.
10) B6: Bone
Perfusi dingin basah pucat, CRT > 2 detik, diaforesis, kelemahan.
1.
Keluhan utama
a)
Kualitas Nyeri
Dada : seperti terbakar, tercekik, rasa menyesakkan nafas atau seperti
tertindih barang berat.
b)
Lokasi dan
radiasi : retrosternal dan prekordial kiri, radiasi menurun ke lengan kiri
bawah dan pipi, dagu, gigi, daerah epigastrik dan punggung.
c)
Faktor pencetus : mungkin terjadi saat
istirahat atau selama kegiatan.
d)
Lamanya dan faktor-faktor yang meringankan :
berlangsung lama, berakhir lebih dari 20 menit, tidak menurun dengan istirahat,
perubahan posisi ataupun minum Nitrogliserin.
e)
Tanda dan gejala
: Cemas, gelisah, lemah sehubungan dengan keringatan, dispnea, pening,
tanda-tanda respon vasomotor meliputi : mual, muntah, pingsan, kulit dingin dan
lembab, cekukan dan stresgastrointestinal, suhu menurun.
f)
Pemeriksaan fisik
: mungkin tidak ada tanda kecuali dalam tanda tanda gagalnya ventrikel atau
kardiogenik shok terjadi. BP normal, meningkat atau menurun, takipnea, mula-mula
pain reda kemudian kembali normal, suara jantung S3, S4 Galop menunjukan
disfungsi ventrikel, sistolik mur-mur, M. Papillari disfungsi, LVdisfungsi
terhadap suara jantung menurun dan perikordial friksinrub, pulmonary crackles,
urin output menurun, Vena jugular amplitudonya meningkat ( LV disfungsi ), RV
disfungsi, ampiltudovena jugular menurun, edema periver, hati lembek.
g)
Parameter Hemodinamik: penurunan PAP, PCWP,
SVR, CO/ CI.
2. Diagnosa
Kepeawatan
Diagnosa keperawatan adalah
pernyataan jelas, singkat dan pasti tentang masalah pasien yang nyata serta
penyebabnya dapat dipecahkan atau diubah melalui tindakan keperawatan menurut
Gordon (1982), dalam Dermawan (2012).
a.
Bersihan jalan
nafas tidak efektif (D.149)
b.
Gangguan
pertukaran gas (D.0003)
c.
Pola nafas tidak
efektif (D.0005)
d.
Defisit nutrisi
(D.0019)
e.
Risiko perfusi
serebral tidak efektif (D.0017).
DAFTAR PUSTAKA
1.
Cho CS, Rothrock
SG. Circulatory emergencies: shock. Dalam: Baren JM, Rothrock SG, Brennan JA,
Brown L, penyunting. Pediatric emergency medicine. Philadelphia: Elsevier;
2008.h.78-93.
2.
Fisher JD, Nelson
DG, Beyersdorf H, Satkowiak LJ. Clinical spectrum of shock in the pediatric
emergency department. Pediatr Emerg Care. 2010;26:622-5.
3.
Zaki SA, Dolas A.
Refractory cardiogenic shock in an infant with congenital hypothyroidism.
Indian J Crit Care Med. 2012;16:151-3
4.
Bell LM. Shock.
Dalam: Fleishe GR, Ludwig S, Henretig FM, penyunting. Textbook of pediatric
emergency medicine. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins;
2006.h.51-62.
5.
Alwi I, Nasution
SA. Syok Kardiogenik. Dalam Sudoyo AW dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, ed
kelima jilid I. Interna Publishing. Jakarta ; November 2009
6.
Ren X, Lenneman
A. Cardiogenic Shock. Medscape Reference. May 2013. Available from www.emedicine.medscape.com
7.
Hochman JS, Menon
Venu. Clinical manifestations and diagnosis of cardiogenic shock in acute
myocardial infarction. UpToDate. Wolters Kluwer Health. Juni 2013 Available
from www.uptodate.com
No comments:
Post a Comment