DAFTAR ISI
A. Pengertian Pengawasan
(Controlling)
B. Tujuan Dan Bidang-Bidang
Pengawasan
D. Elemen-Elemen Esensial Dalam
Manajemen Pengawasan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengawas atau controller dapat
diibaratkan dengan navigator kapal. Navigator kapal yang sudah terlatih itu
membantu kapten kapal. Tanpa seorang navigator, kapal dapat terkandas pada batu
karang atau kehilangan haluan, tetapi hak untuk memberi komando tetap berada di
tangan kapten kapal. Navigator hanya memberi petunjuk dan memberitahukan
kapten, bagaimana posisi kapal yang sedang dikemudikan itu. Jadi organisasi
atau badan usaha juga bisa diibaratkan sebagai kapal, sehingga peran pengawas
(controller) sangat penting dalam maju mundurnya suatu organisasi atau badan
usaha.
Pengawasan (Controlling) sendiri
memiliki arti penemuan, penerapan cara dan alat untuk menjamin bahwa rencana
telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan dan mencapai tujuan yang
diharapkan. Dengan adanya manajemen pengawasan (controlling) dimaksudkan untuk
mengawasi kegiatan-kegiatan organisasi agar pelaksanaan kegiatan tersebut
sejalan dengan tujuan yang ditetapkan.
Secara singkat, dapat dikatakan bahwa
fungsi ini berusaha untuk menjamin kegiatan organisasi bergerak ke arah
tujuannya. Dengan adanya fungsi pengawasan, dapat diketahui apakah pelaksanaan
kegiatan berjalan sebagaimana semestinya atau terjadi kesalahan atau
penyimpangan. Jika telah diketahui, tindakan lebih lanjut dapat dilaksanakan.
Kemudian, dapat diusahakan untuk meningkatkannya dan jika terjadi kesalahan
dapat dilakukan perbaikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pengawasan ?
2. Ada
berapa fungsi, tipe, dan proses pengawasan dalam manajemen ?
3. Ada
berapa macam dan jenis-jenis pengawasan jika ditinjau dari setiap segi?
4. Apakah
pengawasan itu merupakan aspek penting dalam manajemen ?
5. Apa
saja asas-asas yang menyangkut tentang pengawasan ?
C. Tujuan
Adapun maksud dan tujuan kami sebagai penulis dalam
membuat makalah ini
1.
Agar
dapat memahami tentang pengertian dari pengawasan.
2.
Agar
mengetahui fungsi, tipe dan proses dalam pengawasan.
3.
Agar
mengetahui prinsip-prinsip dalam pengawasan.
4.
Agar
bisa mengetahui macam dan jenis-jenis pengawasan.
5.
Agar
mengetahui bahwa pengawasan itu adalah aspek yang sangat penting.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pengawasan
(Controlling)
Controling merupakan salah satu fungsi
manajemen yang harus dilaksanakan oleh seorang controller (pengawas).
Pengawasan dilakukan untuk menemukan dan mengoreksi adanya
penyimpangan-penyimpangan dari hasil yang telah dicapai dibandingkan dengan
rencana kerja yang telah ditetapkan, pada setiap tahap-tahap kegiatan perlu
dilakukan pengawasan. Sebab apabila terjadi penyimpangan akan lebih cepat
melakukan koreksi atau perbaikan.
Seorang controller ( pengawas ) harus
menyelaraskan tingkat jaminan sumber daya dengan kebutuhan rencana-rencana yang
pasti dengan proses mencatat atau dengan pengendalian perkembangan ke arah
tujuan pokok dan sasaran serta metode pencapaiannya yang memungkinkan seorang
pengawas melihat lebih awal adanya penyimpangan. Oleh karena itu, pengawasan
berkaitan erat dengan perencanaan.
Pengawasan ( Controlling ) dapat
diartikan secara negatif, positif, dan dalam arti luas. Dalam arti negatif
pengawasan dapat diartikan sebagai tindakan mencari-cari kesalahan kemudian
memberikan sanksi, dan melakukan larangan-larangan. Dalam arti positif
pengawasan ialah tindakan-tindakan agar organisasi atau perusahaan berjalan
terarah, tidak terjadi kesalahan-kesalahan, penyimpangan atau kebocoran di
segala bidang. Sedangkan dalam arti luas, pengawasan adalah aktifitas
controller untuk melakukan pengamatan, penelitian dan penilaian dari
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi atau perusahaan yang sedang atau telah
berjalan untuk mencapain tujuan yang telah ditetapkan.
Adapun pengertian pengawasan menurut
beberapa pakar ekonomi, antara lain :
1.
Earl P Strong: Pengawasan adalah
proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar sesuai dengan
ketetapan-ketetapan dalam rencana.
2.
Haroold Koontz: Pengawasan adalah
pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar
rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaah dapat
terselenggara.
3.
C. G. R. Terry: Pengawasan dapat
dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu, standar apa
yang sedang dijalankan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bila perlu
melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu
selaras dengan standar.
4.
Schermerhorn, menyatakan bahwa
pengawasan adalah merupakan proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan
pengambilan tindakan yang dapat
mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang
teleh ditetapkan tersebut.
5.
Stoner, Freeman dan Gilbert,
menyatakan bahwa pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala
akifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
6.
Secara lebih lengkap, mockler,
dalam Stoner, Freeman, dan Gilbert mengemukakan fungsi pengawasan dalam
manajemen adalah upaya sistematis dalam menetapkan standar kinerja dan berbagai
tujuan yang direncanakan, mendesain system informasi umpan balik, membandingkan
antara kinerja yang dicapai dengan yang telah ditetapkansebelumnya,
menentukan,apakah terdapat penyimpangan dan tingkat signifikan dari setiap
penyimpangan tersebut, danmengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan
bahwa seluruh sumber daya perusahaan dipergunakan secara efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan perusahaan.
7.
Mockler secara lengkap menguraikan
bahwa pada intinya pengawasan tidak hanya berfungsi untuk menilai apakah
sesuatu itu berjalan ataukah tidak, akan tetapi termasuk tindakan koreksi yang
mungkin diperlukan maupun penentuan sekaligus penyesuaian standar yang terkait
dengan pencapaian tujuan dari waktu ke waktu.
B. Tujuan Dan Bidang-Bidang Pengawasan
Griffin menjelaskan bahwa terdapat
empat tujuan dari pengawasan :
1.
Adaptasi Lingkungan, maksudnya
adalah agar perusahaan dapat terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dilingkungan
perusahaan, baik lingkungan yang bersifat internal maupun lingkungan
eksternal.dengan demikianfungsi pengawasan tidak saja dilakukan untuk
memastikan agar kegiatan perusahaan berjalan sebagaimana rencana yang telah
ditetapkan, akan tetapi juga agar kegiatan yang dijalankan sesuai dengan
perubahan lingkungan, karena sangat memungkinkan perusahaan juga merubah
rencana perusahaan disebabkan terjadi berbagai perubahan dilingkungan yang
dihadapi perusahaan.
2.
Meminimumkan Kegagalan, maksudnya
adalah ketika perusahaan melakukan kegiatan produksi, misalnya perusahaan
berharap agar kegagalan seminimal mungkin.oleh karena itu perusahaaan perlu
menjalankan fungsi pengawasan agar kegagalan-kegagalan tersebut dapat
diminimumkan.
3.
Meminimumkan Biaya, maksudnya adalah
ketika perusahaan mengalami kegagalan maka akan ada pemborosan yang tidak
memberikan keuntungan bagi perusahaan.maka untuk meminimumkan biaya sangat
diperlukan adalah pengawasan.
4.
Antisipasi Kompleksitas
Organisasi, maksudnya adalah agar perusahaan dapat mengantispasi berbagai
kegiatan organisasi yang kompleks.kompleksitas tersebut mulai dari pengelolaan
terhadap produk, tenaga kerja hingga berbagai prosedur yang terkait
denganmanajemen organisasi.
Sesuai dengan pengertian pengawasan
dalam arti luas, maka pengawasan bertujuan :
1.
Menemukan dan menghilangkan
kemacetan yang mungkin timbul.
2.
Melakukan pencegahan dan perbaikan
kesalahan yang ada.
3.
Mencegah penyimpangan
4.
Mengadakan koreksi apakah hasil
sesuai rencana,
5.
Memperoleh efisiensi dan
efektifitas.
6.
Mendidik pegawai dan mempertebal
rasa tanggung jawab.
Dalam kenyataannya pengawasan tidak
hanya dilakukan bagi para pekerja di perusahaan, namun mencakup hampir semua
bidang dalam perusahaan. Secara singkat pengawasan dapat dilakukan pada bidang
:
1.
Produksi
Di bidang
ini pengawasan dimulai saat menerima pesanan dari pembeli, kemudian melakukan
pembelian bahan sampai dengan produk selesai dibuat. Hal ini meliputi pula
pengawasan persediaan barang dan pengawasan kualitas serta kuantitas produk.
1.
Pemasaran
Tugas
bagian ini dimulai saat produk akan dikirim ke pasar atau konsumen. Oleh karena
itu biasanya pengawasan berawal dari sini, tetapi adakalanya bagi perusahaan
yang cukup besar sebelumnya sudah dimulai dengan riset dan mengumpulkan
informasi dari pasar.
2.
Keuangan
Bidang
ini harus ditangani dengan cepat, tepat, dan akurat. Pengolahan dan pengawasan
yang kurang teliti akan berakibat terjerumusnya perusahaan di dalam masalah
keuangan yang bertujuan agar perusahaan dapat menekan biaya-biaya yang
digunakan.
3.
Personalia
Bidang
ini merupakan factor penting yang akan ikut menentukan tercapainya tujuan suatu
organisasi sehingga perlu mendapatkan perhatian yang serius. Tugas dari bidang
ini adalah mengatur, membina, menggerakkan, mengarahkan, serta mengembangkan
pegawai agar mampu menyelesaikan tugas-tugasnya secara efektif dan efisien guna
menunjang tercapainya tujuan perusahaan atau organisasi.
4.
Administrasi (Perkantoran)
Bidang
ini merupakan penerapan fungsi manajemen dibidang perkantoran, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan kantor agar tujuan
perusahaan dapat tercapai dan karyawan merasa puas.
C. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan dimaksudkan untuk
mengawasi kegiatan-kegiatan organisasi agar pelaksanaan kegiatan tersebut
sejalan dengan tujuan yang ditetapkan. Begitu pula dengan seluruh unsur yang
ada didalamnya agar saling mendukung dan bekerja bersama-sama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, Secara singkat, dapat dikatakan bahwa fungsi ini
berusaha untuk menjamin kegiatan organisasi bergerak ke arah tujuannya.
Fungsi pengawasan meliputi beberapa
tindakan, antara lain :
1.
Menetapkan standar prestasi.
2.
Mengukur prestasi yang sedang
berjalan dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan.
3.
Mengambil tindakan untuk
memperbaiki prestasi yang tidak sesuai dengan standar.
Pengawasan merupakan suatu proses untuk
menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Pengawasan
manajemen adalah usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan
tujuan perencanaan, membandingkan kegiatan nyata dengan tujuan perencanaan,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyipangan serta mengambil tindakan
koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
dipergunakan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan
dengan cara paling efektif dan efisiensi dalam pencapaian tujuan-tujuan
perusahaan.
Ada tiga tipe pengawasan, berdasarkan
proses kegiatan yaitu :
1.
Pengawasan Pendahuluan
(Feedforward Control’s)
Dirancang
untuk mengantisipasi adanya penyimpangan dari standar atau tujuan dan
memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan.
2.
Pengawasan Berjalan (Concurrent
Control’s)
Pengawasan
yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan Merupakan proses di mana
aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu atau syarat tertentu
harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan - kegiatan bisa dilanjutkan, untuk menjadi
semacam peralatan "double check" yang telah menjamin ketepatan
pelaksanaan kegiatan.
3.
Pengawasan Umpan Balik (Postaction
Control’s)
Pengawasan
ini adalah untuk memastikan bahwa output yang dihasilkan sesuai dengan standar
dengan kata lain sebagai pengukur hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.
Ada beberapa tahap proses pengawasan
antara lain :
1.
Penetapan standard kegiatan
2.
Penentuan pengukuran kegiatan
3.
Pengukuran pelaksanaan kegiatan
nyata
4.
Membandingkan pelaksanaan kegiatan
dengan standard dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan.
5.
Mengambil tindakan pengoreksian
bila dianggap perlu
D. Elemen-Elemen Esensial Dalam Manajemen Pengawasan
Esensi kontrol terletak pada pengawasan
langkah-langkah yang ada dikaitkan dengan hasil yang diinginkan yang ditentukan
di dalam proses perencanaan. Elemen-elemen esensial dalam tiap sistem kontrol
adalah :
1.
Tujuan yang ditentukan sebelumnya,
demikian juga rencana, kebijaksanaan, standar, norma, aturan keputusan,
kriteria, atau tolak ukur.
2.
Alat pengukur untuk kegiatan yang
sedang berjalan (bila mungkin secara kuantitatif).
3.
Alat untuk pembanding kegiatan
yang sedang berjalan dengan kriteria.
4.
Beberapa sarana koreksi atas
kegiatan yang sudah berjalan seperti untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Elemen pertama dari suatu sistem
melibatkan jawaban atas pertanyaan: kira-kira hasilnya akan bagaimana? Elemen
ini menuntut perhatian akan masa yang akan datang atas apa yang diinginkan dan
apa yang diharapkan. Usaha untuk meramalkan kejadian yang akan datang merupakan
dasar untuk menafsirkan kejadian yang aktual sedang berjalan. Ramalan yang
lemah sekalipun, merupakan kerangka kerja untuk lebih baik memahami pengalaman.
Kriteria yang ditentukan sebelumnya dapat diterapkan dengan bebas. Tujuannya
bisa dinilai oleh orang lain, baik atau tidak baik.
Suatu sistem kontrol yang berfaedah
tidak dinilai dari baiknya tujuan. dia hanya menyajikan sarana yang mengarahkan
aktifitas ke suatu tujuan aktual. Kriteria yang di tentukan sebelumnya harus
dinyatakan secara eksplisit. Maka dari itu, pernyataan kuantitatif lebih
diutamakan. Dalam manajemen produksi, unit-unit fisik, seperti angkutan
per-ton, jarak, unit-unit per jam, kerja mesin, atau berat limbah per-unit
keluaran atau out put, dapat memberikan
tolok ukur yang sederhana dan langsung untuk operasi. Dalam manajemen
financial, nilai uang atau dollar berlaku sebagai pernyataan khusus untuk
norma-norma. Seringkali para manajer financial menggunakan keberhasilan yang
lalu sebagai tolok ukur kasar untuk mengontrol operasi yang berjalan,
contohnya, laporan 12 bulan yang lalu. Asumsinya adalah bahwa prestasi yang
lalu tidak terlalu jelek dan bahwa apabila dapat disamakan atau dilewati, maka
perusahaan tidak akan mundur. Para manajer pemasaran sebaliknya seringkali
menggunakan data- data industry sebagai tolok ukur yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk membandingkan hasil-hasil penjualannya sendiri. Mereka juga
mengembangkan yang didasarkan pada potensi pasar untuk digunakan sebagai tujuan
yang ditentukan sebelumnya.
Elemen kedua dalam sistem kontrol ialah
pengukuran prestasi aktual. Langkah ini pada umumnya menuntut perhatian khusus
dan pengeluaran, karena pencatatan dan laporan-laporan haruslah disusun untuk
menyampaikan informasi dalam bentuk yang cocok untuk sistem kontrol.
Pengukuran-pengukuran prestasi aktual harus dalam unit sama dengan yang
ditentukan kriteria sebelumnya. Pelaporan prestasi aktual yang benar menaikkan
nilai sistem kontrol. Perbaikan- perbaikan dalam pemprosesan data yang baru ini
meningkatkan kecepatan pelaporan data-data tersebut.
Elemen ketiga sistem kontrol melibatkan
studi pertautan. Teknik tersebut seperti ratio, kecenderungan, ekuasi
matematis, dan peta-peta membantu mengartikan pengukuran-pengukuran prestasi
aktual dengan menunjukan hubungan antara pengalaman aktual atas kriteria yang
ditetapkan terdahulu. Gunanya pembandingan prestasi yang lalu dengan prestasi
yang sudah direncanakan ialah tidak hanya untuk mengetahui apabila ada
kesalahan tetapi juga untuk memungkinkan manajer meramalkan problem di masa
datang. Suatu sistem kontrol yang baik akan memberikan informasi secepatnya
sehingga hambatan-hambatan dapat dicegah.
Elemen keempat suatu sistem kontrol
ialah tahap membuat koreksi. Elemen keempat ini melibatkan suatu keputusan
untuk tidak melakukan kegiatan apapun apabila prestasi “tidak terkontrol”.
Dua tipe dasar kekeliruan yang
menghinggapi manajer dalam mengambil tindakan korektif ialah :
1.Mengambil tindakan justru ketika tidak diperlukan.
2.Salah mengambil langkah justru ketika langkah korektif diperlukan.
Suatu sistem kontrol yang baik harus
memberikan beberapa dasar yang membantu manajer mengestimasikan
resiko-resikonya sehubungan dengan tipe-tipe kekeliruan di atas. Sudah barang
tentu, tes akhir suatu sistem kontrol ialah tindakan korektifnya jatuh pada
waktu yang tepat.
.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang telanh dirangkum dari bagian awal sampai akhir:
- Controling merupakan salah
satu fungsi manajemen yang harus dilaksanakan oleh seorang controller (
pengawas).
- Pengawasan memiliki tujuan
untuk menemukan kemacetan, mencegah penyimpangan, melakukan
koreksi,memperoleh efisiensi dan efektifitas, dan mempertebal rasa
tanggung jawab dan dapat dilakukan pada bidang produksi, pemasaran,
keuangan, personalia, dan administrasi.
- Elemen-elemen esensial dalam
sistem kontrol adalah sebagai alat ukur, pembanding, dan sarana koreksi
kegiatan yang sedang berjalan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
- Fungsi pengawasan dimaksudkan
untuk mengawasi kegiatan-kegiatan organisasi agar pelaksanaan kegiatan
tersebut sejalan dengan tujuan yang ditetapkan.dan meemiliki tiga tipe
pengawasan berdasarkan proses kegiatan, yaitu ada tipe pengawasan
pendahuluan, pengawasan berjalan, dan pengawasan umpan balik.
DAFTAR PUSTAKA
T. Hani Handoko,
2003, Manajemen Edisi 2. Yogyakarta, BPFE - YOGYAKARTA .
Sule, Ernie
Tisnawati, dkk. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Penada Media Group
http:\\www.elearning.gunadarma.ac.id/.../bab7_dasar_dan_teknik_pengawasan\
(17 Mei 2013)
http://evynurhidayah.blogspot.com/2011/04/makalah-mpk-pengawasan-manajemen.html
(17 Mei 2013)
http://zahranmirzan.blogspot.com/2013/01/makalah-pengantar-manajemen-controlling.html
(17 Mei 2013)
http://thohamuhammad.blogspot.co.id/2014/09/makalah-manajemen-controlling.html
No comments:
Post a Comment