BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semenjak umat manusia menghuni planet bumi ini, sebenarnya
mereka sudah seringkali menghadapi masalah-masalah kesehatan serta bahaya
kematian yang disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan hidup yang ada di
sekeliling mereka seperti benda mati, makhluk hidup, adat istiadat, kebiasaan
dan lain-lain. Namun oleh karena keterbatasan ilmu pengetahuan mereka pada saat
itu, maka setiap kejadian yang luar biasa dalam kehidupan mereka di asosiasikan
dengan hal-hal mistik, seperti wabah penyakit sampar yang berjangkit di suatu
tempat di anggap sebagai kutukan dan kemarahan dewata. (Dr.
Irwan SKM.,M.Kes, 2020)
Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang
di hadapi oleh masyarakat kita saat ini, begitu pula dengan lingkungan sanitasi
& pengolahan limbah di Indonesia. Sanitasi sangat menentukan keberhasilan
dan paradigma pembangunan kesehatan lingkungan di beberapa tahun kedepan
tentunya, semakin maju teknologi di bidang kedokteran, semakin banyak pula
macam penyakit yang mendera masyarkat. Hal ini tentu saja jadi pengaruh oleh
faktor tingkah laku manusia itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa saja Faktor Prilaku Masyarakat
2.
Apa saja Faktor Pelayanan Kesehatan
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui faktor-fakor yang mempengaruhi perilaku masyarakat?
2.
Mengetahui apa saja faktor pelayanan Masyarakat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor Prilaku
Masyarakat
Faktor ini terutama di negara berkembang paling besar
pengaruhnya terhadap munculnya gangguan kesehatan atau masalah kesehatan
masyarakat .Tersedianya jasa pelayanan kesehatan (health service) tanpa
disertai perubahan tingkah laku (peran serta) masyarakat akan mengakibatkan
masalah kesehatan tetap potensial berkembang di masyarakat. Misalnya,
Penyediaan fasilitas dan imunisasi tidak akan banyak manfaatnya apabila ibu-ibu
tidak datang ke pos-pos imunisasi. Perilaku ibu-ibu yang tidak memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang sudah tersedia adalah akibat kurangnya pengetahuan
ibu-ibu tentang manfaat imunisasi dan efek sampingnya. Pengetahuan ibu-ibu akan
meningkat karena adanya penyuluhan kesehatan tentang imunisasi yang di berikan
oleh petugas kesehatan. Perilaku individu atau kelompok masyarakat yang kurang
sehat juga akan berpengaruh pada faktor lingkungan yang memudahkan timbulnya
suatu penyakit. (Dr. Irwan SKM.,M.Kes, 2020)
Perilaku yang sehat akan menunjang meningkatnya derajat
kesehatan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya penyakit berbasis perilaku dan
gaya hidup. Kebiasaan pola makan yang sehat dapat menghindarkan diri kita dari
banyak penyakit, diantaranya penyakit jantung, darah tinggi, stroke, kegemukan,
diabetes mellitus dan lain-lain. Perilaku/kebiasaan memcuci tangan sebelum
makan juga dapat menghindarkan kita dari penyakit saluran cerna seperti diare
dan lainnya.
(Andi, 2016).
B. Faktor
Pelayanan Kesehatan
Ketersediaan pelayanan kesehatan, dan pelayanan kesehatan
yang berkualitas akan berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan yang diimbangi dengan
kelengkapan sarana/prasarana, dan dana akan menjamin kualitas pelayanan
kesehatan. Pelayanan seperti ini akan mampu mengurangi atau mengatasi masalah
kesehatan yang berkembang di suatu wilayah atau kelompok masyarakat. Misalnya,
jadwal imunisasi yang teratur dan penyediaan vaksin yang cukup sesuai dengan
kebutuhan, serta informasi tentang pelayanan imunisasi yang memadai kepada
masyarakat akan meningkatkan cakupan imunisasi. Cakupan imunisasi yang tinggi
akan menekan angka kesakitan akibat penyakit yang bisa dicegah dengan
imunisasi. Saat ini pemerintah telah berusaha memenuhi 3 aspek yang sangat
terkait dengan upaya pelayanan kesehatan, yaitu upaya memenuhi ketersediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dengan membangun Puskesmas, Pustu, Bidan Desa,
Pos Obat Desa, dan jejaring lainnya. Pelayanan rujukan juga ditingkatkan dengan
munculnya rumah sakit-rumah sakit baru di setiap Kab/Kota
Kualitas pelayanan memegang peranan
penting dalam industri jasa. Pelanggan dalam hal ini pasien akan merasa puas
jika mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.
Mutu pelayanan kesehatan yang dapat menimbulkan tingkat kepuasan pasien dapat
bersumber dari faktor yang relatif sefesifik, seperti pelayanan rumah sakit,
petugas kesehatan, atau pelayanan pendukung (Woodside, 1989). Prioritas
peningkatkan kepuasan pasien adalah memperbaiki kualitas pelayanan dengan
mendistribusikan pelayanan adil, palayanan yang ramah dan sopan, kebersihan,
kerapian, kenyamanan dan keamanan ruangan serta kelengkapan, kesiapan dan
kebersihan peralatan medis dan non medis (Marajabessy, 2008).
Berikut faktor yang mempengaruhi
kualitas pelayanan keperawatan :
1.
Komunikasi, yaitu tata cara informasi
yang diberikan pihak penyedia jasa dan keluhan-keluhan dari pasien. Bagaimana
keluhan-keluhan dari pasien dengan cepat diterima oleh penyedia jasa terutama
perawat dalam memberikan bantuan terhadap keluhan pasien. Misalnya adanya
tombol panggilan didalam ruang rawat inap, adanya ruang informasi yang memadai
terhadap informasi yang akan dibutuhkan pemakai jasa rumah sakit seperti
keluarga pasien maupun orang yang berkunjung di rumah sakit, akan dapat ditarik
kesimpulan bahwa faktor-faktor kepuasan pasien adalah : kualitas jasa, harga,
emosional, kinerja, estetika, karakteristik produk, pelayanan, lokasi,
fasilitas, komunikasi, suasana, dan desain visual.
2.
Meningkatnya biaya pelayanan kesehatan,
sehingga dapat mempengaruhi kualitas pelayanan. Yang dimaksud mempengaruhi
kualitas pelayanan adalah dengan adanya biaya, maka fasilitas pelayanan
kesehatan dapat lebih lengkap seperti, peralatan medis, dan ruang pelayanan.
3.
Dukungan dari lingkungan sekitar :
-
Masyarakat
-
Pemerintah
-
Penunjang pelayanan kesehatan lainnya
Dalam memberikan pelayanan
kesehatan tidak lengkap apabila kita tidak didukung oleh suatu lembaga yang
menaungi perawat apabila terjadi suatu hal yang tidak diinginkan. Untuk
memotivasi seorang perawat, selain kesadaran dari orang itu sendiri, perlu
orang lain yang memberi motivasi karena dengan kehadiran orang lain akan
semakin meningkatkan motivasi dalam diri perawat.
4.
Menyadarkan bahwa masyarakat berhak
mendapatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan baik tanpa memandang strata
social. Walaupun orang itu kaya, miskin kita sebagai perawat tidak boleh
membeda-bedakan, yang membuat pelayanan berbeda adalah seberapa parah penyakit
yang diderita pasien, dalam hal ini kita sebagai perawat harus mampu
menggutamakan mana yang lebih harus diutamakan.
5.
Semakin meningkatnya standar pelayanan
kesehatan. Dunia kesehatan semakin hari semakin meningkat, tidak dipungkiri
pelayanan kesehatan pun harus dituntut untuk lebih memberikan pelayanan yang
semakin bermutu. Missal: hak-hak pasien dalam mendapatkan pelayanan, cepat, dan
tanggap.
6.
Pelayanan keperawatan adalah Kebutuhan
konsumen. Semisal: pasien datang ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan mereka
datang sebagai konsumen maka kita harus melayani mereka dengan baik.
7.
Semakin hari jaman semakin dihadapkan
dengan pengaruh budaya globalisasi yang mempengaruhi cuaca, iklim dan kondisi
sekitar yang tidak menentu dan hal tersebut semakin menambah kebutuhan konsumen
akan pelayanan keperawatan.
8.
Keperawatan sebagai profesi
a.
Suatu profesi memiliki cabang
pengetahuan yang termasuk ketrampilan, kemampuan, dan norma-norma.
b.
Profesi sebagai keseluruhan memiliki
kode etik dalam praktiknya.
c.
Profesi harus mampu menciptakan perawat
professional yang berpendidikan.
9.
Adanya standar praktik. Untuk menilai
kualitas pelayanan keperawatan diperlukan standar praktik keperawatan yang
merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang
diwujudkan dalam bentuk proses keperawatan baik dari pengkajian sampai evaluasi
serta pendokumentasian asuhan keperawatan.
10.
Asuhan keperawatan dengan
pendokumentasian yang benar. Supaya pelayanan keperawatan berkualitas maka
perawat diharapkan bisa menerapkan asuhan keperawatan dengan pendokumentasian
yang benar. Namun seringkali perawat belum maksimal dalam melaksanakan
dokumentasi. Kelancaran pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan ditentukan
oleh kepatuhan perawat dikarenakan asuhan keperawatan merupakan tugas perawat
sebagai tenaga profesional yang bekerja di rumah sakit selama 24 jam secara
terus menerus yang dibagi dalam 3 (tiga) shift, yaitu pagi, sore dan malam.
Dengan porsi waktu yang cukup lama kontak dengan klien, maka perawat mempunyai
andil yang cukup besar dalam melakukan asuhan keperawatan dengan pendekatan
proses keperawatan.
11.
Kepatuhan perawat adalah perilaku
perawat sebagai seorang yang profesional terhadap suatu anjuran, prosedur atau
peraturan yang harus dilakukan atau ditaati. Kepatuhan perawat dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan diartikan sebagai ketaatan untuk melaksanakan
pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai prosedur tetap (protap) yang telah
ditetapkan karena kesalahan sekecil apapun yang dilakukan seorang perawat akan
berdampak terhadap citra keperawatan secara keseluruhan dan akan dimintai
pertanggungjawaban dan tanggung gugat oleh konsumen.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesehatan masyarakat itu
sangat banyak diantaranya ada faktor genetik, faktor pelayanan Kesehatan, serta
perilaku manusia. Sedangkan ditinjau dari segi lingkungan faktor-faktor yang mempengaruhi Kesehatan
masyarakat itu ada 4 yaitu, faktor lingkungan, fakor lingkungan sosial, faktor
lingkungan biologis, faktor lingkungan sosial budaya, dan faktor lingkungan
ekonomi. Secara ringkas Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri
host, baik benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang
terbentuk akibat interaksi semua elemen tersebut, Sedangkan Lingkungan Fisik
Bersifat abiotik atau benda mati seperti air, udara, tanah, cuaca, makanan,
rumah, panas, sinar, radiasi dan lain-lain.
Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan
manusia sepanjang waktu dan masa, serta memegang peran penting dalam proses terjadinya
penyakit pada masyarakat, seperti kekurangan persediaan air bersih terutama
pada musim kemarau dapat menimbulkan penyakit diare. Lingkungan biologis
Bersifat biotik atau benda hidup seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, virus,
bakteri, jamur, parasit, serangga dan lain-lain yang dapat berfungsi sebagai
agen penyakit, reservoar infeksi, vektor penyakit atau pejamu (host)
intermediate.
Hubungan manusia dengan lingkungan biologisnya bersifat
dinamis dan bila terjadi ketidakseimbangan antara hubungan manusia dengan
lingkungan biologis maka manusia akan menjadi sakit. Lingkungan sosial Berupa
kultur, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, agama, sikap, standar dan gaya
hidup, pekerjaan, kehidupan kemasyarakatan, organisasi sosial dan politi
DAFTAR PUSAKA
Depkes
RI. Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta. 2013
Swansburg
C.R. Pengembangan Staf Keperawatan, Suatu Pengembangan SDM. Jakarta. EGC. 2010
Marajabessy, Y. (2008) ‘Analisis Kepuasan Pasien terhadap
PelayananRawat Inap di RSUD Kota Tidore Kepulauan Maluku Utara. Intitut
Pertanian, Bogor’, Analisis Kepuasan Pasien terhadap PelayananRawat Inap di
RSUD Kota Tidore Kepulauan Maluku Utara. Intitut Pertanian, Bogor, (Intitut
Pertanian, Bogor).
Woodside G. Arch, Frey L. Lisa, Daly Timothy Robert
(1989), Linking Service Quality, Customer Satisfaction, and Behavioral
Intention, Journal of Health Care Marketing, Vol. 9, No. 4 (December 1989), pp.
5-17.
No comments:
Post a Comment