DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A . Latar Belakang............................................................................................ 1
B . Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C . Maksud dan Tujuan..................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA.......................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................... 5
A . Sistem Hormon........................................................................................... 5
B . Jenis-Jenis Kelenjar Hormon dan Hormon yang
Dihasilkan....................... 5
C . Macam macam penyakit akibat
Kelainan Pada Sistem Hormon............... 11
BAB IV PENUTUP............................................................................................. 17
A . Kesimpulan............................................................................................... 17
B . Saran.......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang
mempunyai fungsi untuk memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan
adanya hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik.
Hormon berasal dari kata Hormaein yang artinya memacu
atau menggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak
terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau berlebihan akan
mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh.
Hormonologi : yaitu ilmu yang
mempelajari mengenai seluk beluk hormon. Pada makhluk hidup, khususnya manusia
hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon di
dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan tetapi
memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti sistem saraf yang cara kerjanya
dengan cepat dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena hormon yang dihasilkan
akan langsung diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga memerlukan
waktu yang panjang.
Untuk dapat melakukan kegiaan dan
dapat memberikan reaksi terhadap perubahan-perubahan eksternal maupun internal
diperlukan adanya koordinasi yang tepat di antara kegiatan organ- organ tubuh.
Dalam hal ini siste endokrin merupakan suatu sistem yang dapat menjaga berlangsungnnya
integrasi kegiatan organ tubuh. Hormon yang diahasilakan oleh sistem endokrin
ini memegang peranan yang sangat penting.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem
hormon?
2. Jelaskan jenis-jenis kelenjar hormon
dan hormon yang dihasilkan!
3. Jelaskan penyakit yang ditimbulkan
akibat kelaianan hormon!
C.
Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui sistem hormon
2. Mengetahui
jenis-jenis kelenjar hormon dan hormon yang dihasilkan
3. Mengetahui penyakit akibat kelainan hormon
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Sistem saraf dan hormon memiliki peranan sebagai pengendali, pengaturan
dan koordinasi
aktivitas sel, jaringan, dan alat-alat tubuh. Tanpa pengendalian,
pengaturan, dan koordinasi, fungsi sel dan alat tubuh akan kacau balau
(Wulangi, 1993).
Hormon adalah bahan organik aktif yang berfungsi untuk mengontrol
aktifitas bagian-bagian tubuh (mendorong atau menghambat). Bahan ini
diangkutoleh darah ke seluruh tubuh dan alat sasaran dan bulkan lewat salauran khusus.Karena
itu kelenjar yang menghasilkannya disebut kelenjar buntu atau
kelenjar endokrin. Kelenjar buntu banyak dilewati pembuluh darah dan
pembuluh kapiler bercabang banyak di atara sel parenkim kelenjar
(Jatmika, 1986).
Hormon dihasilkan oleh suatu kelenjar buntu atau kelenjar endokrin.Kelenjar
buntu banyak dilewati pembuluh darah dan pembuluh kapiler bercabang banyak
di atara sel parenkim kelenjar (Jatmika, 1986).
Pengaruh hormon
dapatterjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan kadang-kadang
beberapatahun (Wulangi, 1993).
Pengendalian,
pengaturan, dan koordinasi aktivitas sel, jaringan, dan alat-alat tubuh
dilakuan oleh sistem saraf dan hormon. Tanpa pengendalian,
pengaturan, dan koordinasi, fungsi sel dan alat tubuh akan
kacau balau. Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan,
dan perkembangan. Pengaruh hormon dapat
terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan
kadang-kadang beberapa tahun. Banyak kaitan yang terjadi antara sistem saraf
dan hormon. Kelenjar yang menghasilkan hormon disebut kelenjar endokrin.
Disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkantidak dialirkan
melalui suatu saluran tetapi langsuk masuk ke pembuluh darah (Wulangi, 1993).
Tidak sedikit
hormon yang bertindak sebagai messanger pertama yangmerupakan seri dari
messanger yang berurutan sehingga mengarah kepada adanyarespons spesifik di sel
target. Dalam perjalanannya di dalam darah dan cairaninterstitial, hormon
ini akhirnya bertemu dengan reseptor yang khas untuk hormon tersebut
Reseptor ini terdapat di permukaan
atau di dalam sel target. Interaksi antara hormon dengan reseptor
akan menimbulkan seri langkah yangmempengaruhi satu atau lebih aspek
fisiologi atau metabolisme dari suatu sel (Jatmika, 1986).
Sistem endokrin,
dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh.
Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan
karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise
posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan
atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh
sistem saraf. Sistem endokrin melibatkan kelenjar endokrin dan hormon
(Haqiqi, 2008)
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Sistem Hormon
Asal kata hormon dari bahasa Yunani
yakni hormaen yang berarti menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang
dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi
hormon dinamakan kelenjar endokrin.
Disebut demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh
oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang
mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus. Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organic yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin. Hormon mengatur aktivitas seperti : metabolisme, reproduksi,
pertumbuhan, dan perkembangan. Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme,
reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan. Pengaruh hormon dapat terjadi dalam
beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan bahkan beberapa tahun. Walaupun
jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah
penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat,
dan lain sebagainya.
B.
Jenis-Jenis Kelenjar Hormon dan Hormon yang Dihasilkan
1. Kelenjar
Hipotalamus
Kelenjar hipotalamus terletak di
bawah otak besar dan berperan dalam
koordinasi sistem saraf dan sistem endokrin dalam tubuh. Pada kelenjar
hipotalamus terdapat sel-sel khusus yang menghasilkan hormone pelepas/pembebas
dan hormone penghambat. Hormon pelepas bekerja menggiatkan kelenjar hipofisis
untuk menghasilkan hormone, sedangkan hormone penghambat bekerja dengan cara
menghambat kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormone. Contoh hormon
pelepas antara lain TRH (thyroid releasing hormone) dan GnRH (gonadotrofin releasing hormone). TRH akan memacu pengeluaran TSH dikelenjar
Tiroid, sedangkan GnRH memacu kelenjar hipofisis anterior mengeluarkan FSH (fiollicle
stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone).
Kelenjar
hipofisis Kelenjar Hipofisis ini terletak pada lekukan tulang selatursika di bagian
tulang baji dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan
kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland.
Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
3. Kelenjar anterior hipofisis
Kelenjar anterior hipofisis merupakan penghasil
hormone yang paling beragam dan memengaruhi bermacam-macam organ. Hormone yang
dihasilkan yaitu terdapat pada table dibawah ini:
No. |
Hormon |
Fungsi |
1 |
Hormon Somatrotof |
Pertumbuhan sel dan anabolisme
protein |
2 |
Hormon Tiroid (TSH) |
Mengontrol sekresi hormone oleh
kelenjar tiroid |
3 |
Hormon Adrenokortikotropik (ACTH) |
Mengontrol sekresi beberapa
hormone oleh korteks adrenal |
4 |
Follicle Stimu lating Hormon (FSH) |
a. Pada wanita : merangsang perkembangan folikel
pada ovarium dan sekresi estrogen b. Pada testis : menstimulasi testis untuk mengstimulasi
sperma |
5 |
Luteinizing hormone (LH) |
a. Pada Wanita : bersama dengan estrogen
menstimulasi ovulasi dan pembentukan progesterone oleh korpus luteum b. Pada pria : menstimulasi sel – sel
interstitial pada testis untuk berkembang dan menghasilkan testoteron |
6 |
Prolaktin |
Membantu kelahiran dan memelihara
sekresi susu oleh kelenjar susu |
4.
kelenjar
posterior hipofisis
Hormon yang dihasilkan yaitu:
No. |
Hormon |
Fungsi |
1 |
Oksitosin |
Menstimulasi kontraksi otot polos pada rahim wanita selama proses melahirkan |
2 |
Hormon ADH |
Menurunkan volume urine dan meningkatkan tekanan darah dengan cara
menyempitkan pembuluh darah |
5.
Kelenjar
intermediet hipofisis
Hormon yang dihasilkan yaitu:
No. |
Hormon |
Fungsi |
1 |
Melanocyte stimulating hormon (MSH) |
Mempengaruhi warna kulit individu |
6. Kelenjar
gondok (kelenjar tiroid)
Kelenjar gondok merupakan Kelenjar yang terdapat di
leher bagian depan di sebelah bawah jakun dan terdiri dari dua buah lobus.
Kelenjar tiroid menghasilkan dua macam hormon yaitu tiroksin (T4) dan
Triiodontironin (T3). Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari asam
amino (tiroksin) yang mengandung yodium. Yodium secara aktif di akumulasi oleh
kelenjar tiroid dari darah. Oleh sebab itu kekurangan yodium dalam makanan
dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok hingga 15
kali. Hormone yang dihasilkan yaitu:
No. |
Hormon |
Fungsi |
1 |
Tiroksin |
Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan,
dan kegiatan system saraf |
2. |
Triiodontironin |
Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan
dan kegiatan sistem saraf |
3. |
Kalsitonin |
Menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan cara mempercepat absorpsi
kalsium oleh tulang. |
7.
Kelenjar Anak Gondok
Kelenjar
Paratiroid (kelenjar anak gondok) terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat
di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang bersusun berpasangan yang
menghasilkan hormon pada tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian belakang
kelenjar tiroid, kelenjar ini menghasilkan hormon yang berfungsi “ mengatur
kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh “.
Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah:
a.
mengatur metabilisme fosfor
b. mengatur kadar kalsium darah
8.
Kelenjar Timus
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang mmenghasilkan
hormone timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosi. Terletak di
sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas. Timus membesar sewaktu
pubertas dan mengacil setelah dewasa. Kelenjar ini merupakan kelenjar
penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak
berfungsi lagi.
9. Kelenjar
Langerhans (kelenjar Pangkreas)
Kelenjar pankreas merupakan
sekelompok sel yang terletak pada pankreas, sehingga dikenal dengan pulau –
pulau Langerhans. Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon.
Insulin mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh
menembus membrane sel. Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam
bentuk cadangan. Di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen
(glikogenesis) dan pembentukan lemak (lipogenesis). Kadar glukosa yang tinggi
dalam darah merupakan rangsangan untuk mensekresikan insulin. Sebaliknya
glukogen bekerja secara berlawanan terhadap insulin.
Peningkatan
glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia) merangsang
pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel – sel targetnya untuk
mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan
atau ketika konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka pancreas akan
merespons dengan cara mensekresikan glukagon, yang mempengaruhi hati untuk
menaikkan kadar glukosa darah.
10. Kelenjar
anak ginjal
Kelenjar
anak ginjal merupakan dua struktur kecil yang terletak di atas ginjal dan dan
banyak mengandung darah. Baik secara anatomi maupun secara fungsional, kelenjar
ini terdiiri atas dua bagian yang berbeda. Bagian luar disebut korteks adrenal
dan bagian dalam disebut medulla adrenal. Berbentuk seperti bola atau topi
terletak di atas ginjal.
Hormon dari kelenjar anak ginjal dan
fungsinya :
No. |
Hormon |
Fungsi |
1 |
Bagian korteks adrenal a. Mineralokortikoid b. Glukokortikoid |
Mengontol metabolisme ion
anorganik Mengontrol metabolisme glukosa |
2 |
Bagian Medula Adrenal Adrenalin (epinefrin) dan
noradrenalin |
Kedua hormon tersebut bekerja sama
dalam hal berikut: a.
dilatasi bronkiolus b.
vasokonstriksi pada arteri c.
vasodilatasi pembuluh darah otak dan otot d.
mengubah glikogen menjadi glukosa dalam hati e. gerak peristaltik f. bersama insulin mengatur kadar gula darah |
11. Kelenjar
kelamin
a. Ovarium
Merupakan kelenjar kelamin wanita
yang berfungsi menghasilkan sel telur, hormone estrogen dan hormone
progesterone. Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang
oleh FSH. Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda – tanda
kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta
kulit menjadi halus. Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang
oleh LH. Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima
sel telur yang sudah dibuahi.
b. Testis
Testis mensekresikan hormon
testosterone yang berfungsi merangsang pematangan sperma (spermatogenesisi) dan
pembentukan tanda – tanda kelamin pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut,
bulu dada, jakun, dan membesarnya suara. Sekresi hormon tersebut dirangsang
oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis bagian anterior.
Sewaktu pubertas, hipofisis anterior
memproduksi gonadotrofin, yaitu hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini
dipengaruhi oleh GnRF (Gonadotropin Releasing Factor) yang berasal dari
hipotalamus.
C. Macam
macam penyakit akibat Kelainan Pada Sistem Hormon
1. Penyakit Addison
Terjadi karena sekresi yang
berkurang dariglukokortikoid. Hal ini dapat terjadi misalnya karena kelenjar
adrenal terkena infeksi atau oleh sebab autoimun. Gejala – gejalanya berupa :
a Berkurangnya volume dan tekanan
darah karena turunnya kadar Na+ dan volume air dari cairan tubuh.
b. Hipoglikemia dan turunnya daya tahan
tubuh terhadap stress, sehingga penderita mudah menjadi shock dan terjadi
kematian hanya karena stress kecil saja misalnya flu atau kelaparan.
c. Lesu mental dan fisik.
2. Sindrom Cushing
a.
Otot – otot mengecil dan menjadi lemah karena
katabolisme protein.
b. Osteoporosis
c. Luka yang sulit sembuh
d. Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan)
3. Sindrom
Adrenogenital
Kelainan dimana terjadi kekurangan produksi
glukokortikoid yang biasanya akibat kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid
pada kelenjar adrenal. Akibatnya kadar ACTH meningkat dan zona retikularis
dirangsang untuk mensekresi androgen yang menyebabkan timbulnya tanda – tanda
kelainan sekunder pria pada seorang wanita yang disebut virilisme yang
timbulnya janggut dan distribusi rambut seperti pria, otot – otot tubuh seperti
pria, perubahan suara, payudara mengecil, klitoris membesar seperti penis dan
kadang – kadang kebotakan.
Pada pria di bawah umur timbul
pubertas perkoks, yaitu timbulnya tanda – tanda kelamin sekunder di bawah umur.
Pada pria dewasa gejala – gejala diatas tertutup oleh tanda – tanda kelamin
sekunder normal yang disebabkan oleh testosterone. Tetapi bila timbul sekresi
berlebihan dari estrogen dan progesterone timbul tanda – tanda kelamin sekunder
wanita antara lain yaitu ginaekomastia (payudara membesar seperti pada wanita).
4. Peokromositoma
Tumor adrenal medulla yang
menyebabkan hipersekresi adrenalin dan noradrenalin dengan akibat sebagai
berikut :
a. Basa metabolisme meningkat
b. Glukosa darah meningkat
c. Jantung berdebar
d. Tekanan darah meninggi
e. Berkurangnya fungsi saluran
pencernaan
f. Keringat pada telapak tangan
Kesemuanya menyebabkan berat badan
menurun dan tubuh lemah. Pengobatanya melalu operasi. Pembengkakan dari
kelenjar tiroid yang menimbulkan pembenjolan pada leher bagian depan. Penyebab
struma antara lain peradangan, tumor ataupun defisiensi yodium. Pada defisiensi
yodium, struma terjadi karena kadar T4 dan T3 menurun, kadar TASH meningkat,
hal ini menrangsang sel – sela folikel untuk hipertropi dan hyperplasia.
5. Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) adalah
penyakit yang disebabkan oleh kalainan hormon yang mengakibatkan sel – sel
dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah. Penyakit ini timbul
ketikda dala darah tidak terdapat cukup insulin dalam darah. Pada kedua hal tersebut,
sel – sel tubuh tidak mendapat cukup glukosa daridarah sehingga kekurangan
energi dan akhirnya terjadi pembakaran cadangan lemak dan protein tubuh.
Sementara itu, system pencernaan tetap dapat meyerap glukosa dari makanan
sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi sangat tinggi dan akhirnya
diekskresi bersama urin. Penderita DM dapat meninggal karena penyakit yang
dideritanya atau karena komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini, misalnya
penyakit ginjal, gangguan jantung dan gangguan saraf. DM terdapat dua macam
tipe yaitu DM Tipe I (insuline dependent) yaitu diabetes yang timbul akibat
dari kerusakan sel – sel beta pancreas karena infeksi virus atau kerusakan gen.
Gen adalah materi genetic yang membawa sifat – sifat yang diturunkan. Diabetes tipe
I biasanya timbul sebelum penderita berusia 15 tahun. Penderita membutuhkan
suplemen insulin yang diberikan dengan cara penyuntikan.
DM tipe II timbul karena sel – sel
tubuh tidak mampu bereaksi terhadap indulin walaupun sel – sel beta pancreas
memproduksi cukup insulin. Penyakit ini bersifat mneurun dan merupakan akibat
kerusakan gen yang mengkode reseptor insulin pada sel. Biasanya DM tipe II
berasosiasi dengan kegemukan dan baru timbul setelah penderita berusia 40
tauhn. Penyakit ini dapat dikontrol dengan pengaturan konsumsi gula dan
mengurangi berat badan. Selain itu dianjurkan untuk mengurangi konsumsi lemak
dan garam.
Bagaimana cara mendeteksi diabetes,
gejala awal diabetes ialah penderita merasa lemas, tidak bertenaga, ingin makan
yang manis, sering buang air kecil, dan mudah sekali merasa haus. Kombinasi
dari gejala – gejala di atas serta memiliki kerabat yang juga menderita
diabetes mengharuskan seseorang melakukan tes toleransi glukosa. Pada tes
toleransi glukosa diharuskan minum larutan gula kemudian kadar glukosanya
diukur pada tiap interval waktu. Diabetes bukan satu – satunya penyakit yang
ditimbulkan oleh insulin. Bebrapa orang memiliki sel – sel beta pancreas yang
terlalu aktif sehingga mensekresi terlalu banyak insulin ketika mengkonsumsi gula.
Sebagai akibatnya kadar glukosa
dalam darah turun dibawah normal. Kondisi ini disebut hipoglisemia, biasanya
terjadi 2 – 4 jam setelah makan, yang ditandai dengan rasa lapar, lemas,
berkeringat, dan gelisah. Pada beberapa kasus, otak tidak mendapat cukup
glukosa sehingga penderita dapat menjadi pingsan, koma, bahkan meninggal.
Hipoglisemia tidak lazim ditemukan dan kebanyakan dapat dikontrol dengan
meningkatkan frekuensi makan yan glebih serind dan dalam jumlah kecil.
6. Hipotiroidea
Keadaan dimana terjadi kekurangan
hormone tiroid. Bila terjadi pada masa bayi dan anak, hipotiroidea menimbulkan
kretinisme yaitu tubuh menjadi pendek karena pertumbuhan tulang dan otot
tersumbat, disertai kemunduran mental karena sel – sel otak kurang berkembang.
Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut buncit, leher pendek, dan lidah
yang besar. Kretinisme dapat diobati dengna pemberian hormone tiroid asalkan
tidak terlambat. Bila terjadi pada orang dewasa, hipotiroidea menimbulkan
miksedema. Gejala – gejala berupa kulit tebal, muka bengkak, rambut kasar,
mudah gemuk, lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh rendah, lamban secara
fisik atau mental. Hipotiroid dapat terjadi bila terdapat defisiensi yodium
pada makanan. Hal ini dapat dihindarkan dengan mengkonsumsi garam beryodium.
7. Hipertiroidea
Keadaan dimana hormon tiroid
disekresikan melebihi kadar normal. Gejala – gejalanya berupa berat badan
menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar, jantung berdebar dan BMR
maneingkatmelebihi 20 sampai 100.
Hipertiroidea paling sering terdapat
pada penyakit Graves, suatu penyakit auto imun dimana terbentuk antibody
(thyroid stimulating antibody, TSA6) terhadap reseptor TSH pada sel –sel
tiroid, mengaktifkan reseptor – reseptor. Ini, maka kadar T4 dan T3 darah
meninkat. Penyakit Graves juga disertai dengan goiter (struma, pembengkakan
kelenjar tiroid, dan penonjolan bola mata (eksoptalmus) yang disebabkan oleh
reaksi radang terhadap imun kompleks pada otot bola mata eksternal dan jaringan
sekitar bola mata.
BAB IV
PRNUTUP
A. Kesimpulan
1. Asal kata hormon dari bahasa Yunani
yakni hormaen yang berarti menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang
dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi
hormon dinamakan kelenjar endokrin.
Disebut demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh
oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus.
2. Kelenjar
hipotalamus, kelenjar hipofisis, kelenjar gondok (tiroid), kelenjar anak
gondok, kelenjar timus, kelenjar pangkreas, kelenjar anak ginjal, kelenjar
kelamin.
3. Penyakit
addinson, sindrom cushing, sindrom adrenogenital, peokromositoma,
diabetes mellitus, hipotiroidea, hipertiroidea.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini aku harapkan
para pembaca dapat mengetahui lebih banyak lagi tentang Asam Nukleat guna
menambah wawasan untuk pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
7 April 2009. Sistem Hormon Manusia. Dunia BiologiAsyik.
http://yusnia-bio.blogspot.com/2009/03/sistem-hormon-manusia.html (Diakses 01
Mei 2015)
Anonim .
Macam macam penyakit akibat Kelainan Pada Sistem Hormon. Smart clik.
http://www.g-excess.com/3976/macam-macam-penyakit-akibat-kelainan-pada-sistem-hormon
(Diakses 01 Mei 2015)
Poedjiadi,
Anna. 2005.Dasar-dasar Biokimia.UI press.Jakarta
No comments:
Post a Comment