Friday, 9 December 2022

MAKALAH SISTEM HORMON

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A . Latar Belakang............................................................................................ 1

B . Rumusan Masalah....................................................................................... 2

C . Maksud dan Tujuan..................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN..................................................................................... 5

A . Sistem Hormon........................................................................................... 5

B . Jenis-Jenis Kelenjar Hormon dan Hormon yang Dihasilkan....................... 5

C . Macam macam penyakit akibat Kelainan Pada Sistem Hormon............... 11

BAB IV PENUTUP............................................................................................. 17

A . Kesimpulan............................................................................................... 17

B . Saran.......................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 18

 



BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

 

Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik.

Hormon berasal dari kata Hormaein yang artinya memacu atau menggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh.

Hormonologi : yaitu ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk hormon. Pada makhluk hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti sistem saraf yang cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang.

Untuk dapat melakukan kegiaan dan dapat memberikan reaksi terhadap perubahan-perubahan eksternal maupun internal diperlukan adanya koordinasi yang tepat di antara kegiatan organ- organ tubuh. Dalam hal ini siste endokrin merupakan suatu sistem yang dapat menjaga berlangsungnnya integrasi kegiatan organ tubuh. Hormon yang diahasilakan oleh sistem endokrin ini memegang peranan yang sangat penting.

 


 

B.     Rumusan Masalah

1.  Apa yang dimaksud dengan sistem hormon?

2.   Jelaskan jenis-jenis kelenjar hormon dan hormon yang dihasilkan!

3.   Jelaskan penyakit yang ditimbulkan akibat kelaianan hormon!

C.    Maksud dan Tujuan

1.      Mengetahui sistem hormon

2.      Mengetahui jenis-jenis kelenjar hormon dan hormon yang dihasilkan

3.      Mengetahui penyakit akibat kelainan hormon

  

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

 

Sistem saraf dan hormon memiliki peranan sebagai pengendali, pengaturan dan koordinasi aktivitas sel, jaringan, dan alat-alat tubuh. Tanpa pengendalian, pengaturan, dan koordinasi, fungsi sel dan alat tubuh akan kacau balau (Wulangi, 1993).

Hormon adalah bahan organik aktif yang berfungsi untuk mengontrol aktifitas bagian-bagian tubuh (mendorong atau menghambat). Bahan ini diangkutoleh darah ke seluruh tubuh dan alat sasaran dan bulkan lewat salauran khusus.Karena itu kelenjar yang menghasilkannya disebut kelenjar buntu atau kelenjar endokrin. Kelenjar buntu banyak dilewati pembuluh darah dan pembuluh kapiler  bercabang banyak di atara sel parenkim kelenjar (Jatmika, 1986).

Hormon dihasilkan oleh suatu kelenjar buntu atau kelenjar endokrin.Kelenjar buntu banyak dilewati pembuluh darah dan pembuluh kapiler bercabang banyak di atara sel parenkim kelenjar (Jatmika, 1986).

Pengaruh hormon dapatterjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan kadang-kadang beberapatahun (Wulangi, 1993).

Pengendalian, pengaturan, dan koordinasi aktivitas sel, jaringan, dan alat-alat tubuh dilakuan oleh sistem saraf dan hormon. Tanpa pengendalian, pengaturan, dan koordinasi, fungsi sel dan alat tubuh akan kacau balau. Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Pengaruh hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan kadang-kadang beberapa tahun. Banyak kaitan yang terjadi antara sistem saraf dan hormon. Kelenjar yang menghasilkan hormon disebut kelenjar endokrin. Disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkantidak dialirkan melalui suatu saluran tetapi langsuk masuk ke pembuluh darah (Wulangi, 1993).

Tidak sedikit hormon yang bertindak sebagai messanger pertama yangmerupakan seri dari messanger yang berurutan sehingga mengarah kepada adanyarespons spesifik di sel target. Dalam perjalanannya di dalam darah dan cairaninterstitial, hormon ini akhirnya bertemu dengan reseptor yang khas untuk hormon tersebut  Reseptor ini  terdapat di permukaan atau di dalam sel target. Interaksi antara hormon dengan reseptor akan menimbulkan seri langkah yangmempengaruhi satu atau lebih aspek fisiologi atau metabolisme dari suatu sel (Jatmika, 1986).

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Sistem endokrin melibatkan kelenjar endokrin dan hormon (Haqiqi, 2008)

  

 

BAB III

PEMBAHASAN

A.    Sistem Hormon

Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus. Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organic yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon mengatur aktivitas seperti : metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan. Pengaruh hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan bahkan beberapa tahun. Walaupun jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan lain sebagainya.

 

B.     Jenis-Jenis Kelenjar Hormon dan Hormon yang Dihasilkan

1.      Kelenjar Hipotalamus

Kelenjar hipotalamus terletak di bawah otak besar  dan berperan dalam koordinasi sistem saraf dan sistem endokrin dalam tubuh. Pada kelenjar hipotalamus terdapat sel-sel khusus yang menghasilkan hormone pelepas/pembebas dan hormone penghambat. Hormon pelepas bekerja menggiatkan kelenjar hipofisis untuk menghasilkan hormone, sedangkan hormone penghambat bekerja dengan cara menghambat kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormone. Contoh hormon pelepas antara lain TRH (thyroid releasing hormone)  dan GnRH (gonadotrofin  releasing hormone).  TRH akan memacu pengeluaran TSH dikelenjar Tiroid, sedangkan GnRH memacu kelenjar hipofisis anterior mengeluarkan FSH (fiollicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone).

 

2.      Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis Kelenjar Hipofisis ini terletak pada lekukan tulang selatursika di bagian tulang baji dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

3.      Kelenjar anterior hipofisis

Kelenjar  anterior hipofisis merupakan penghasil hormone yang paling beragam dan memengaruhi bermacam-macam organ. Hormone yang dihasilkan yaitu terdapat pada table dibawah ini:

No.

Hormon

Fungsi

1

Hormon Somatrotof

Pertumbuhan sel dan anabolisme protein

2

Hormon Tiroid (TSH)

Mengontrol sekresi hormone oleh kelenjar tiroid

3

Hormon Adrenokortikotropik (ACTH)

Mengontrol sekresi beberapa hormone oleh korteks adrenal

4

Follicle Stimu

 

lating Hormon (FSH)

a. Pada wanita : merangsang perkembangan folikel pada ovarium dan sekresi estrogen

b. Pada testis : menstimulasi testis untuk mengstimulasi sperma

5

Luteinizing hormone (LH)

a. Pada Wanita : bersama dengan estrogen menstimulasi ovulasi dan pembentukan progesterone oleh korpus luteum

b. Pada pria : menstimulasi sel – sel interstitial pada testis untuk berkembang dan menghasilkan testoteron

6

Prolaktin

Membantu kelahiran dan memelihara sekresi susu oleh kelenjar susu

4.      kelenjar  posterior hipofisis

Hormon yang dihasilkan yaitu:

No.

Hormon

Fungsi

1

Oksitosin

Menstimulasi kontraksi otot polos pada rahim wanita selama proses melahirkan

2

Hormon ADH

Menurunkan volume urine dan meningkatkan tekanan darah dengan cara menyempitkan pembuluh darah

 

5.      Kelenjar  intermediet hipofisis

Hormon yang dihasilkan yaitu:

No.

Hormon

Fungsi

1

Melanocyte stimulating hormon (MSH)

Mempengaruhi warna kulit individu

 

6.      Kelenjar gondok (kelenjar tiroid)

Kelenjar gondok merupakan Kelenjar yang terdapat di leher bagian depan di sebelah bawah jakun dan terdiri dari dua buah lobus. Kelenjar tiroid menghasilkan dua macam hormon yaitu tiroksin (T4) dan Triiodontironin (T3). Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari asam amino (tiroksin) yang mengandung yodium. Yodium secara aktif di akumulasi oleh kelenjar tiroid dari darah. Oleh sebab itu kekurangan yodium dalam makanan dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok hingga 15 kali. Hormone yang dihasilkan yaitu:

No.

Hormon

Fungsi

1

Tiroksin

Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan, dan kegiatan system saraf

2.

Triiodontironin

Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan dan kegiatan sistem saraf

3.

Kalsitonin

Menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan cara mempercepat absorpsi kalsium oleh tulang.

 

7.      Kelenjar Anak Gondok

Kelenjar Paratiroid (kelenjar anak gondok) terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang bersusun berpasangan yang menghasilkan hormon pada tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar ini menghasilkan hormon yang berfungsi “ mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh “.

Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah:

a.       mengatur metabilisme fosfor

b.      mengatur kadar kalsium darah

8.      Kelenjar Timus

Kelenjar ini merupakan kelenjar yang mmenghasilkan hormone timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosi. Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas. Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa. Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.

9.   Kelenjar Langerhans (kelenjar Pangkreas)

            Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas, sehingga dikenal dengan pulau – pulau Langerhans. Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh menembus membrane sel. Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk cadangan. Di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen (glikogenesis) dan pembentukan lemak (lipogenesis). Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk mensekresikan insulin. Sebaliknya glukogen bekerja secara berlawanan terhadap insulin.

            Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia) merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel – sel targetnya untuk mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan atau ketika konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka pancreas akan merespons dengan cara mensekresikan glukagon, yang mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah.

10.  Kelenjar anak ginjal

            Kelenjar anak ginjal merupakan dua struktur kecil yang terletak di atas ginjal dan dan banyak mengandung darah. Baik secara anatomi maupun secara fungsional, kelenjar ini terdiiri atas dua bagian yang berbeda. Bagian luar disebut korteks adrenal dan bagian dalam disebut medulla adrenal. Berbentuk seperti bola atau topi terletak di atas ginjal.

Hormon dari kelenjar anak ginjal dan fungsinya :

No.

Hormon

Fungsi

1

Bagian korteks adrenal

a. Mineralokortikoid

b. Glukokortikoid

Mengontol metabolisme ion anorganik

Mengontrol metabolisme glukosa

2

Bagian Medula Adrenal

Adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin

Kedua hormon tersebut bekerja sama dalam hal berikut:

a.       dilatasi bronkiolus

b.       vasokonstriksi pada arteri

c.       vasodilatasi pembuluh darah otak dan otot

d.      mengubah glikogen menjadi glukosa dalam hati

e. gerak peristaltik

f. bersama insulin mengatur kadar gula darah

     

11.  Kelenjar kelamin

a.       Ovarium

Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur, hormone estrogen dan hormone progesterone. Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH. Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda – tanda kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus. Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH. Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah dibuahi.

b.       Testis

Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi merangsang pematangan sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan tanda – tanda kelamin pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara. Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis bagian anterior.

Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF (Gonadotropin Releasing Factor) yang berasal dari hipotalamus.

C.     Macam macam penyakit akibat Kelainan Pada Sistem Hormon

 

1. Penyakit Addison

Terjadi karena sekresi yang berkurang dariglukokortikoid. Hal ini dapat terjadi misalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sebab autoimun. Gejala – gejalanya berupa :

a Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na+ dan volume air dari cairan tubuh.

b.  Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, sehingga penderita mudah menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stress kecil saja misalnya flu atau kelaparan.

c.   Lesu mental dan fisik.

2.  Sindrom Cushing

Kumpulan gejala – gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dari glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga dapat disebabkan oleh pemerian obat – obatan kortikosteroid yang berlebihan.
Gejalanya berupa :

 

a.          Otot – otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme  protein.

b.      Osteoporosis

c.       Luka yang sulit sembuh

d.      Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan)

 

3.      Sindrom Adrenogenital

Kelainan dimana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang biasanya akibat kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya kadar ACTH meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk mensekresi androgen yang menyebabkan timbulnya tanda – tanda kelainan sekunder pria pada seorang wanita yang disebut virilisme yang timbulnya janggut dan distribusi rambut seperti pria, otot – otot tubuh seperti pria, perubahan suara, payudara mengecil, klitoris membesar seperti penis dan kadang – kadang kebotakan.

Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu timbulnya tanda – tanda kelamin sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa gejala – gejala diatas tertutup oleh tanda – tanda kelamin sekunder normal yang disebabkan oleh testosterone. Tetapi bila timbul sekresi berlebihan dari estrogen dan progesterone timbul tanda – tanda kelamin sekunder wanita antara lain yaitu ginaekomastia (payudara membesar seperti pada wanita).

 

 

 

4.      Peokromositoma

Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan noradrenalin dengan akibat sebagai berikut :

a.       Basa metabolisme meningkat

b.      Glukosa darah meningkat

c.       Jantung berdebar

d.      Tekanan darah meninggi

e.       Berkurangnya fungsi saluran pencernaan

f.       Keringat pada telapak tangan

Kesemuanya menyebabkan berat badan menurun dan tubuh lemah. Pengobatanya melalu operasi. Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang menimbulkan pembenjolan pada leher bagian depan. Penyebab struma antara lain peradangan, tumor ataupun defisiensi yodium. Pada defisiensi yodium, struma terjadi karena kadar T4 dan T3 menurun, kadar TASH meningkat, hal ini menrangsang sel – sela folikel untuk hipertropi dan hyperplasia.

 

5.      Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan oleh kalainan hormon yang mengakibatkan sel – sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketikda dala darah tidak terdapat cukup insulin dalam darah. Pada kedua hal tersebut, sel – sel tubuh tidak mendapat cukup glukosa daridarah sehingga kekurangan energi dan akhirnya terjadi pembakaran cadangan lemak dan protein tubuh. Sementara itu, system pencernaan tetap dapat meyerap glukosa dari makanan sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi sangat tinggi dan akhirnya diekskresi bersama urin. Penderita DM dapat meninggal karena penyakit yang dideritanya atau karena komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini, misalnya penyakit ginjal, gangguan jantung dan gangguan saraf. DM terdapat dua macam tipe yaitu DM Tipe I (insuline dependent) yaitu diabetes yang timbul akibat dari kerusakan sel – sel beta pancreas karena infeksi virus atau kerusakan gen. Gen adalah materi genetic yang membawa sifat – sifat yang diturunkan. Diabetes tipe I biasanya timbul sebelum penderita berusia 15 tahun. Penderita membutuhkan suplemen insulin yang diberikan dengan cara penyuntikan.

DM tipe II timbul karena sel – sel tubuh tidak mampu bereaksi terhadap indulin walaupun sel – sel beta pancreas memproduksi cukup insulin. Penyakit ini bersifat mneurun dan merupakan akibat kerusakan gen yang mengkode reseptor insulin pada sel. Biasanya DM tipe II berasosiasi dengan kegemukan dan baru timbul setelah penderita berusia 40 tauhn. Penyakit ini dapat dikontrol dengan pengaturan konsumsi gula dan mengurangi berat badan. Selain itu dianjurkan untuk mengurangi konsumsi lemak dan garam.

Bagaimana cara mendeteksi diabetes, gejala awal diabetes ialah penderita merasa lemas, tidak bertenaga, ingin makan yang manis, sering buang air kecil, dan mudah sekali merasa haus. Kombinasi dari gejala – gejala di atas serta memiliki kerabat yang juga menderita diabetes mengharuskan seseorang melakukan tes toleransi glukosa. Pada tes toleransi glukosa diharuskan minum larutan gula kemudian kadar glukosanya diukur pada tiap interval waktu. Diabetes bukan satu – satunya penyakit yang ditimbulkan oleh insulin. Bebrapa orang memiliki sel – sel beta pancreas yang terlalu aktif sehingga mensekresi terlalu banyak insulin ketika mengkonsumsi gula.

Sebagai akibatnya kadar glukosa dalam darah turun dibawah normal. Kondisi ini disebut hipoglisemia, biasanya terjadi 2 – 4 jam setelah makan, yang ditandai dengan rasa lapar, lemas, berkeringat, dan gelisah. Pada beberapa kasus, otak tidak mendapat cukup glukosa sehingga penderita dapat menjadi pingsan, koma, bahkan meninggal. Hipoglisemia tidak lazim ditemukan dan kebanyakan dapat dikontrol dengan meningkatkan frekuensi makan yan glebih serind dan dalam jumlah kecil.

 

6.      Hipotiroidea

Keadaan dimana terjadi kekurangan hormone tiroid. Bila terjadi pada masa bayi dan anak, hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh menjadi pendek karena pertumbuhan tulang dan otot tersumbat, disertai kemunduran mental karena sel – sel otak kurang berkembang.
Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut buncit, leher pendek, dan lidah yang besar. Kretinisme dapat diobati dengna pemberian hormone tiroid asalkan tidak terlambat. Bila terjadi pada orang dewasa, hipotiroidea menimbulkan miksedema. Gejala – gejala berupa kulit tebal, muka bengkak, rambut kasar, mudah gemuk, lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh rendah, lamban secara fisik atau mental. Hipotiroid dapat terjadi bila terdapat defisiensi yodium pada makanan. Hal ini dapat dihindarkan dengan mengkonsumsi garam beryodium.

 

 

7.      Hipertiroidea

Keadaan dimana hormon tiroid disekresikan melebihi kadar normal. Gejala – gejalanya berupa berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar, jantung berdebar dan BMR maneingkatmelebihi 20 sampai 100.

Hipertiroidea paling sering terdapat pada penyakit Graves, suatu penyakit auto imun dimana terbentuk antibody (thyroid stimulating antibody, TSA6) terhadap reseptor TSH pada sel –sel tiroid, mengaktifkan reseptor – reseptor. Ini, maka kadar T4 dan T3 darah meninkat. Penyakit Graves juga disertai dengan goiter (struma, pembengkakan kelenjar tiroid, dan penonjolan bola mata (eksoptalmus) yang disebabkan oleh reaksi radang terhadap imun kompleks pada otot bola mata eksternal dan jaringan sekitar bola mata.

 

 


 

BAB IV

PRNUTUP

A.    Kesimpulan

 

1.      Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus.

 

2.      Kelenjar hipotalamus, kelenjar hipofisis, kelenjar gondok (tiroid), kelenjar anak gondok, kelenjar timus, kelenjar pangkreas, kelenjar anak ginjal, kelenjar kelamin.

 

3.      Penyakit addinson, sindrom cushing, sindrom adrenogenital, peokromositoma, diabetes mellitus, hipotiroidea, hipertiroidea.

 

B.     Saran

Dengan adanya makalah ini aku harapkan para pembaca dapat mengetahui lebih banyak lagi tentang Asam Nukleat guna menambah wawasan untuk pembelajaran.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anonim. 7 April 2009. Sistem Hormon Manusia. Dunia BiologiAsyik. http://yusnia-bio.blogspot.com/2009/03/sistem-hormon-manusia.html (Diakses 01 Mei 2015)

Anonim . Macam macam penyakit akibat Kelainan Pada Sistem Hormon. Smart clik. http://www.g-excess.com/3976/macam-macam-penyakit-akibat-kelainan-pada-sistem-hormon (Diakses 01 Mei 2015)

Poedjiadi, Anna. 2005.Dasar-dasar Biokimia.UI press.Jakarta

 

 

No comments:

Post a Comment