DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFATAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A.
Pengertian
Masyarakat Modern................................................................... 2
B.
Problematika
Masyarakat Modern............................................................... 3
C.
Perlunya
Pembinaan Akhlak........................................................................ 8
BAB III PENUTUP............................................................................................. 15
A.
Kesimpulan................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dengan perkembangan
zaman, manusia harus selalu dibimmbing dengan yang namanya agama, karena dengan
agama manusia akan sukses dunia dan akhirat. Manusia yang hebat tetapi tidak
mempunyai dasar agama yang kuat maka kehebatannya bisa menjerumuskan kedalam
keserakahan dan kerakusan terhadap dunia ini. Begitu pula sebaliknya bagi orang
yang tidak mempunyai kemampuan kemudian diberikan beban hidup seperti halnya
dizaman modern ini, tanpa dasar agama yang kuat maka bisa mengakibatkan banyak
terjadinya tindakan kriminal, serta kesetresan akan meraja lela disebabkan
karena tangungan hidup terlalu berat.
Dengan pemaparan yang
singkat diatas, kita sebagai calon guru PAI sudah menjadi tanggung jawab kita
dalam menanamkan aqidah, menanamkan dasar agama, agar calon-calon orang dewasa
kelak dapat menyeimbangi kehebatanya dengan iman, dapat menyeimbangi ketidak
tahuannya dengan iman, Karena dengan dasar iman yang kuat, mudah-mudahan
generasi manusia berikutnya dapat mengembangkan dunia modern ini dengan IPTEK
yang didasari dengan pengetahuan IMTAQ.
Dalam makalah ini
disajikan bagaimana pengaruh agama terhadap kehidupan modern, dan lebih
rincinya mengenai tasawuf yang harus diterapkan dimasyarakat modern. Harapan
kami, semoga apa yang telah kami pelajari dan kami sampaikan, mudah-mudahan
dapat terealisasi dalam kehidupan yang akan datang, dan menjadi ilmu yang
bermanfaat dikemudian hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Masyarakat Modern
Masyarakat modern
terdiri dari dua kata yaitu masyarakat dan modern. Dalam kamus umum bahasa
Indonesia, W.J.S. Poerdawarminta mengartikan masyarakat sebagai pergaulan hidup
manusia (himpunan orang yang hidup
bersama disuatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tentu). Sedangkan
modern diartikan yang terbaru, secara baru, mutakhir. Dengan demikian
masyarakat modern dapat di artikan dengan himpunan orang yang hidup bersama
disuatu tempat dengan ikatan aturan yang bersifat mutakhir.
Menurut
Deliar Noer yang dikutip dari buku Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A menyebutkan beberapa ciri modern adalah
sebagai berikut:
- Bersifat
rasional
- Berfikir
untuk masa depan yang lebih jauh
- Menghargai
waktu
- Bersikap
terbuka
- Berfikir
obyektif
Selain itu menurut
alfin toffler, sebgaimana dikemukakan jalaludin rahmat yang dikutif dari buku
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A membagi
masyarakat kedalam tiga bagian:
- Masyarakat
pertanian (agricultural society)
Masyarakat pertanian mendasarken ekonominya
pada sektor tanah dan sumber daya alam. Teknologi yang mereka gunakan bersifat
kecil dan tradisional. Informasi yang
mereka dapatkan melalui berita dari mulut ke mulut dan berpusat di slah seorang
yang dianggap tokoh dalam masyarakat itu. Dalam segi ingkungan mereka menganut
sistem keluarga batin, keluarga yang di dasarkan kepada ikatan darah dan
keturunan. Dari segi kejiwaan mereka selalu komitmen dengan lingkungan dan
suasana masa lalu seperti halnya contoh menyelesaikan masalah dengan cara pergi
kedukun dan ahli nujum.
- Masyarakat
industri (industrial society)
Modal dasar masyarakat
indutri adalah peralatan mesin untuk mengolah bahan mentah menjadi barang atau
makanan untuk siap dikonsumsi. Teknologi yang mereka gunakan adalah teknologi
tingi yang hemat tenaga kerja. Informasi yang mereka dapatkan melalui media
cetak ataupun tulisan yang dapat disimpan oleh siapa saja. Keluarga yang mereka
anut adalah keluarga inti yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Secara
psikologi yang di perlukan oleh masyarakat ini adalah manusia yang cerdas,
berilmu pengetahuan, menguasai teknologi, dan lainnya. Dan masyarakat ini
cenderung bersikap keras demi menghasilkan suatu karya.
- Masyarakat
informasi (informatical society)
Yang paling menentukan
bagi masyarakat ini adalah orang –orang yang paling banyak memiliki informasi.
Pada umumnya masyarakat ini menggunakan informasi melalui teknologi yang cukup
canggih sehingga segala akses serba cepat.
Pemanfaatan teknologi pada tahap berikutnya membawa pada perubahan di
bidang lingkungan sosial. Peran informasi yang begitu besar sehingga menggeser
agen-agen sosialis. Adapun kejiwaan masyarakat ini mereka sanggup bertahan
hanyalah mereka yang berorientasi ke depan yang bijak (mampu mengubah pengetahuan
menjadi kebijakan).
B.
Problematika Masyarakat Modern
Kemajuan teknologi
sangat berpengaruh terhadap masyarakat, baik itu berdampak positif ataupun
berdampak negatif. Dalam hal ini terdapat tiga golongan masyarakat dalam
mensikapi kemajuan industri tersebut, yaitu: masyarakat optimis, masyarakat
pesimis dan masyarakat diantara keduannya.
Kemajuan industri bagi
masyarakat yang optimis merupakan suatu anugrah dan rahmat, sehingga oleh
masyarakat ini digunakan untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, kerena
mereka mempunyai modal yang besar dan lahan perekonomian yang besar pula,
sehingga mereka dapat menenaam modal asing yang sangat besar dan mendapatkan
hasil yang sangat besar
Sedangkan sebaliknya bagi kaum pesimis dalam
menghadapi kemajuan indutri dan teknologi, mereka menganggap bahwa kemajuan
industri sangat berdampak negatif bagi mereka, karena mereka menganggap bahwa
kemajuan industri hanya dapat memberikan keuntungan bagi kaum yang mempunyai
modal, para pengusaha dan para pemegang perekonomian. Sehingga mereka kurang
menerima dengan adanya kemajuan di bidang industri ini.
Kemajuan industri apabila di kuasai oleh orang
yang tidak kompoten dan bertanggung jawab, maka perkembangannya akan mengarah
ke dalam hal yang negatif dan bahkan bisa jadi menyimpang dari ajaran agama
islam. bagi orang yang tidak bertanggung jawab mereka akan memenfaatkan keadaan
ini untuk hidup glamor, poya-poya sehingga mereka akan menghalalkkan segala
cara demi mendapatkan kepuasan yang mereka harapkan.
Dengan kemajuan ini bagi mereka yang suka
berhubungan bebas akan lebih leluasa, mengapa demikian? Karena dengan kemajuan
ini alat-alat kontrasepsi, obat pencegah kehamilan lebih banyak beredar dimana
sehingga mudah untuk di dapatkan, menyebabkan para penggunanya tidak merasa
takut untuk melakukan hubungan bebas tersebut.
Adapula kasus lain, seperti halnya dalam
bidang persenjataan, mereka melakukan berbagaai hal demi bisnis mereka laku di
pasaran. Salasatu cara mereka meningkatkannya yaitu dengan cara membuat suasana
yang mencekam sehingga mereka saling bermusuhan, dan konflik dimana-mana, dan
akhirnya mereka pun bisa menjual persenjataan dalam jumlah yang sangat besar.
Menurut Perancis Jacques Elulu yang mengatakan
bahwa kemajuan dalam bidang teknologi akan memberikan pengaruh sebagai
berikut :
1.
Semua kemajuan
teknologi menuntut pengorbananyakni dari satu sisi teknologi memberikan nilai
tambah tapi pada sisi lain dapat mengurangi.
2.
Nilai-nilai
manusia yang tradisional misalnya: harus di korbankan demi efisiensi
3.
Semua kemajuan
teknologi lebih banyak menimbulkan masalah ketimbang memecahkannya.
4.
Efek negatif
teknologi tidak dapat di pisahkan dari efek positifnya. Teknologi tidak pernah
netral. Efek negatif dan positif terjadi serentak dan tidak terpisahkan.
5.
Semua penemuan
teknologi mempunyai efek yang tidak terduga.
Sikap manakah dari tiga sikap yang dikemukakan
diatas itu yang akan diambil, itu tampaknya amat bergantung kepada cara pandang
dan sistem nilai yang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan. Bagi umat islam
yang selalu diajarkan bersikap adil terhadap berbagai masalah, tampaknya sikap
pertengahan yang perlu diambil, yaitu sikap yang dari satu sisi mau menerima
dan memanfaatkan kemajuan dibidang iptek, sedangkan pada sisi lain kita
berusaha menjaga agar iptek tidak disalahgunakan,
Kegiatan dibidang dakwah, jurnalistik,
pengakajian islam perbaikan masyarakat dan sosial kemasyarakatan lainnya akan
lebih efektif dan berhasil secara efesien jika didukung oleh ilmu pengetahuan
dan teknologi. Demikian juga persaudaraan se-iman dan se-agama, sebagaimana
diajarkan nabi Muhammad, Saw. Islam ini adalah sebagai suatu bangunan jasad
yang satu dapat dilahirkan dengan
bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi namun bagaimanakah agar kegiatan-kegiatan
yang bersifat positif dilakukan oleh umat, adalah bergantung kepada sikap
mental dan kepribadian umat.
Sikap hidup yang mengutamakan materi (
materialistik), memperturutkan kesenagan dan kelezatan syahwat (hedonistik),
ingin menguasai semua aspek kehidupan (totaliteristik), ditangan mereka yang
berjiwa dan bermental demikian itu ilmu pengetahuan dan teknologi modern memang
sangat mengkhawatirkan.mereka akan menjadi penyebab kerusakan didaratan dan di
lautan sebagaimana diisyaratkan al-qur’an lihat(Q.S, al-Rum 30-41).
Dari sikap mental yang demikian itu kehadiran
ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan sejumlah problematika
masyarakat modern sebagai berikut:
- Disintegrasi
ilmu pengetahuan
Kehidupan modern antara lain ditandai oleh
adanya spesialisasi dibidang ilmu pengetahuan masing-masing ilmu pengetahuan
memiliki paradigma (cara pandangnya) sendiri dalam memecahkan masalah yang
dihadapi masalah lalu ia pergi kepada kaum teologi, ilmuwan, politisi,
sosiologi, ahli biologi, psikologi, etnologi dan ekonom misalnya, ia akan memberikan
jawaban yang berbeda-beda dan terkadang saling bertolak belakang hal ini pada
akhirnya dapat membingungkan manusia.
Keadaan berbagai ilmu pengetahuan yang saling
bertolak belakang itu diakui oleh Max Scheler sebagai dikutip komarudin hidayat
menurutnya bahwa antara satu disiplin ilmu atau filsafat dan lainnya terdapat
kerenggangan, bahkan tidak tahu menahu, mengingatkan ungkapan pragmented
knowledge yang dikemukakan Hussein Nasr, terjadinya kepingan-kepingan ilmu yang
mengarah pada spesialisasi sehingga jikalau semuanya berjalan sendiri-sendiri
tanpa ada tali pengikat dan penunjuk jalan yang menguasai semuanya yang terjadi
adalah kian jauhnya manusia dari pengetahuan (kearifan).
- Kepribadian
yang terpecah (split personality).
Karena kehidupan
manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya kering nilai-nilai
spritual dan terkotak-kotak itu, maka manusianya menjadi pribadi yang
terpecah-pecah (split personality). Kehidupan manusia modern diatur menurut
rumus ilmu yang eksak dan kering. Akibat kini tengah menggelinding proses
hilangnya kekayaan rohaniah, karena dibiarkannya perluasan ilmu-ilmu positif
(ilmu yang hanya mengandalkan fakta-fakta empirik, obyektif, rasional dan
terbatas), dan ilmu-ilmu sosial. Kita sama sekali bukan meremehkan atau tidak
mengahargai jasa yang diberikan ilmu pengetahuan eksak dan sosial tetapi yang
kita inginkan agar ilmu-ilmu tersebut diintegrasikan satu dan lainnya melalui
tali pengikat yaitu ajaran agama dari tuhan.
Jika proses keilmuan yang berkembang itu tidak
berada di bawah kendali agama maka proses kehancuran pribadi manusia akan terus
berjalan. Dengan berlangsungnya proses tersebut, dengan berlangsungnya proses
tersebut, semua kekuatan yang lebih tinggi untuk memprtinggi derajat kehidupan
yang hilang, sehingga bukan hanya kehidupan kita yang mengalami kemerosotan,
tetapi juga kecerdasan dan moral kita.
- Penyalahgunaan
iptek
Sebagai akibat dari terselapasnya ilmu
pengetahuan dan tekonologi dari ikatan spritual maka iptek telah di salah
guanakan dengan segala implikasi negatifnya sebagaimana disebutkan di atas
kemampuan membuat senjata telah di arahkan untuk tujuan penjajahan satu bangsa
atau bangsa lain observasi dan lain-lain, kemampuan dibidang rekayasa genetika
diarahkan untuk tujuan jual-beli manusia. Kecanggihan dibidang teknologi
komunikasi dan lain-lain telah digunakan untuk menggalang kekuatan yang
menghancurkan moral umat sebagainya.
- Pendangkalan
iman
Sebagai akibat lain dari pola pikiran keilmuan
tersebut di atas, khususnya ilmu-ilmu yang hanya yang hanya mengakui
fakta-fakta yang bersifat empiris menyebabkan manusia dangkal imannya.
- Pola
hubungan materialistik
Pola hubungan satu dan lainnya ditentukan oleh
oleh seberapa jauh antara satu dan lainnya dapat memberikan manfaat secara
mental. Akibatnya ia menetapkan pertimbangan material material diatas
pertimbangan akal sehat hati nurani, kemanusiann dan imannya.
- Menghalalkan
segala cara
prinsip menghalalkan segala acara dalam
mencapai tujuan. Jika hal ini terjadi maka terjadilah kerusakan akhlak dalam
segala bidang baik ekonomi, politik, sosial dan sebagainya.
- Stres
dan Prustasi
Kehidupan modern yang demikian kompotitip
menyebabkan manusia harus mengarahkan seluruh pikiran, tenaga, dan
kemampuannya. Mereka hanya berpegang atau bertuhan kepada hal-hal yang bersifat
material yang sama sekali tidak dapat membimbing hidupnya.
Akibatnya jika terkena problema yang tidak
dapat dipecahkan dirinya segera saja dia stres dan prustasi jika hal ini terus
menerus berlanjut akan menjadikan ia gila atau hilang ingatan. Jumlah manusia
yang mengalami kondisi jiwa yang demikian itu kian bertambah banyak jumlahnya.
- Kehilangan
harga diri dan masa depannya
Terdapat sejumlah orang yang terjerumus atau
salah dalam memilih jalan kehidupan. Masa mudanya dihabiskan untuk memperturutkan
hawa nafsu dan segala daya dan cara yang telah di tempuhnya.
Namun ada suatu saat dimana ia sudah tua
renta, fisiknya sudah tidak berdaya, tenaganya sudah tidak mendukung, dan
berbagai kegiatan sudah tidak dapat ia lakukan. Pasilitas dan kemewahan tidak
berguna lagi. Mereka perlu bantuan dari
kekuatan yang berada diluar diriya, yaitu bantuan dari tuhan.
C.
Perlunya Pembinaan Akhlak
1.
Apa arti
pembentukan akhlak
Berbicara masalah
pembentukan akhlak sama dengan berbicara tentang tujuan pendidikan, karena
banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang mengatakan bahwa tujuan
pendidikan adalah pendidikan akhlak. Muhammad Athiyahal-Abrasyi mengatakan
bahwa pendididkan budi pekerti dan ahklak adalah jiwa dan tujuan pendidikan
islam. Ada sebagian ahli bahwa akhlak tidak perlu dibentuk, karena akhlak
adalah insting (garizah) yang dibawa manusia sejak lahir. Ada pula yang
berpendapat bahwa akhlak adalah hasil pendidikan, latihan, pembinaan, dan
perjuangan keras dan sungguh-sungguh. Imam Al-Ghazali mengatakan sebagai
berikut :
“Seandainya
akhlak itu tidak dapat menerima perubahan, maka batallah fungsi wasiat, nasihat
dan pendidikan dan tidak ada pula fungsi hadis nabi mengatakan “perbaikilah
akhlakmu sekalian”.
Dengan demikian bahwa
akhlak merupakan hasil usaha usaha dari pendidikan dan pelatihan, terhadap
potensi rohaniyah yang terdapat dalam diri manusia. hal ini menunjukan bahwa
ahklak memang perlu dibina, dalam binaan tersebut ahklak perlu dirancang dengan
baik, sistematik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, dalam kesungguhan
dalam pembinaan akan membawa hasil berupa terbentuknya pribadi-pribadi muslim
yang berakhlak mulia.
Mengetahui suatu yang
baik adalah salah satu dalam mengetahui yang buruk. Didalam ajaran islam
penentuan baik buruknya akhlak harus didasarkan pada petunjuk al-Quran dan
al-Hadis. Berdasarkan petunjuk tersebut, maka penentuan baik atau buruk dalam
islam tidak semata-mata ditentukan berdasarkan amal perbuatan yang nyata saja,
tetapi lebih dari itu adalah niatnya. Hal yang dinyatakan oleh ahmad amin
dengan mengatakan bahwa hukum akhlak ialah memberi nilai suatu perbuatan bahwa
ia baik atau buruk menurut niatnya.
2.
Metode pembinaan
akhlak
Pembinaan akhlak
merupakan tumpuan perhatian pertama dalam islam. hal ini dapat dilihat dari
salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad SAW. Yang utama adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia. dalam satu hadisnya beliau menegaskan :
Saya hanya diutus untuk
menyempurnakan akhlak mulia ( HR. Ahmad dan Baihaqi).
Demikian terhadap
pembinaan akhlak ini dapat pula dilihat dari perhatian islam terhadap pembinaan
jiwa yang harus didahulukan daripada pembinaan fisik, karena dari jiwa yang
baik inilah akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik yang pada tahap
selanjutnya akan mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh
kehidupan manusia, lahir dan batin.
Adapun sarana yang
paling efektif untuk mempersiapkan dan mendukung tercapainya tujuan
mempersiapkan dalam membentuk akhlak mulia adalah pendidikan. Karena pendidikan
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia yang selalu
ingin berkembang dan berubah. Menurut ilmu psycologi, manusia sesungguhnya
dikatakan sebagai makhluk psycho-pysics neutral karena manusia memiliki
kemandirian jasmaniah dan rohaniah. Didalam kemandiriannya itu manusia
mempunyai potensi dasar atau kemampuan dasar yang merupakan benih yang dapat
tumbuh dan berkembang.pertumbuhan itu memerlukan adanya bimbingan dan
pendidikan.
Adapun metode bimbingan
dan pendidikan itu sendiri meliputi :
a.
Membiasakan diri
dan kontinyu
Dalam pembinaan akhlak
mulia membutuhkan berbagai latihan agar dapat membiasakan diri dan berlangsung
secara kontunyu untuk melakukannya dengan mudah. Sesungguhnya melatih anak
sejak kecil serta mendidik berbuat kebajikan sejak muda merupakan upaya meletakkan
fundasi kebajikan. Sehingga nantinya menjadi suatu kebiasaan yang tidak mudah
tergoyahkan.
b.
Keteladanan
Akhlak yang baik tidak
dapat dibentuk hanya dengan pelajaran, intruksi, dan larangan. Menanamkan sopan
santun memerlukan pendidikan yang panjang dan harus ada pendekatan yang
lestari. Pendidikan tidak akan sukses, melainkan disertai dengan pemberian
contoh teladan yang baik dan nyata.
c.
Melatih
intropeksi diri.
Dalam hubungan ini Ibn
sina mengatakan jika seseorang menghendaki dirinya berakhlak utama, hendaknya
ia lebih dahulu menegetahui kekurangan dan cacat yang ada dalam dirinya, dan
membatasi sejauh mungkin untuk tidak berbuat kesalahan, sehingga kecacatannya
itu tidak terwujud dalam kenyataan.
d.
Melihat faktor
kejiwaan
Menurut penelitian para
psikolog bahwa kejiwaan manusia itu berbeda-beda menurut perbedaan tingkat
usia.
3.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi akhlak
Untuk menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak pada khususnya dan
pendidikan umumnya, ada tiga aliran yang sudah amat populer yaitu :
a.
Aliran Nativisme
Dalam aliran ini faktor
yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor
pembawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecendrungan, bakat, akal dan
lain-lain. Jika seseorang sudah memiliki pembawaan atau kecendrungan kepada
yang baik, maka dengan sendirinya orang tersebut akan baik. Aliran ini tampak
begitu yakin terhadap potensi batin yang ada dalam diri manusia.
b.
Aliran Empirisme
Dalam aliran ini faktor
yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari
luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang
diberikan. Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak itu baik,
maka baiklah anak itu. Demikian sebaliknya. Aliran ini tampak lebih begitu
yakin kepada peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan pengajaran.
c.
Aliran
konvergensi
Dalam aliran ini
berpendapat pembentukan akhlak dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu
pembawaan si anak, dan eksternal yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat
secara khusus. atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial. Fitrah dan
kecenderungan kearah baik yang ada dalam diri manusia dibina secara intensif
melalui berbagai metode.
Menurut Hamzah ya’kub
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentukanya akhlak dipengaruhi dan ditentukan
oleh dua faktor, yaitu :
- Faktor
Intern
Faktor intern adalah
faktor yang datang pada diri sendiri yaitu fitrah yang suci yang merupakan
bakat bawaan sejak manusia lahir dan mengandung pengertian tentang kesucian
anak yang lahir dari pengaruh-pengaruh luarnya. Unsur yang terdapat pada faktor
intern, diantaranya adalah :
a.
Instink (naluri)
Insting adalah kesanggupan melakukan hal-hal yang
kompleks tanpa latihan sebelumnya, terarah pada tujuan yang berarti bagi si
subyek, tidak disadari dan berlangsung secara mekanis.
b.
Kebiasaan
Kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang
sehingga menjadi mudah dikerjakan. kebiasaan dipandang sebagai fitrah yang
kedua setelah naluri, karena 99% perbuatan manusia terjadi karena kebiasaan.
c.
Keturunan
Ahmad amin mengatakan bahwa perpindahan sifat-sifat
tertentu dari orang tua kepada keturunannya, maka disebut al-waratsah atau
warisan sifat-sifat. Warisan sifat orang tua terhadap keturunannya, ada yang
sifatnya langsung dan tidak langsung terhadap anaknya, misalnya terhadap
cucunya.
d.
Keinginan atau
Kemauan Keras
Kemauan keras atau kehendak merupakan suatu fungsi
jiwa untuk dapat mencapai sesuatu, kehendak merupakan kekuatan dari dalam.
Itulah yang menggerakkan manusia berbuat dengan sungguh-sungguh.
e.
Hati Nurani
Hati nurani merupakan suatu kekuatan yang
sewaktu-waktu memberikan peringatan (isyarat) apabila tingkah laku manusia
berada diambang bahaya dan keburukan. Funsi hati nurani adalah memperingati
bahaya perbuatan buruk dan berusaha mencegahnya. Jika seseorang terjerumus
melakukan keburukan, maka batin merasa tidak senang dan selain memberikan
isyarat untuk mencegahdari keburukan, juga memberikan kekuatan yang mendorong
manusia untuk melakukan perbuatan yang baik. Oleh karena itu, hati nurani
termasuk salah satu faktor yang ikut membentuk akhlak manusia.
- Faktor
ekstern
Faktor ekstern adalah
faktor yang diambil dari luar yang mempengaruhi kelakuan atau perbuatan
manusia, yaitu meliputi :
a.
Lingkungan
Lingkungan alam mampu mematahkan/mematangkan
pertumbuhan bakat yang dibawa seseorang: lingkungan pergaulan mampu
mempengaruhi pikiran, sifat, dan tingkah laku.
b.
Pengaruh
keluarga
Fungsi keluarga yaitu memberikan pengalaman kepada
anak baik melalui penglihatan atau pembinaan menuju terbentuknya tingkah laku
yang diinginkan oleh orang tua.
c.
Pengaruh sekolah
Sekolah adalah lingkungan kedua setelah pendidikan
keluarga dimana dapat mempengaruhi akhlak. Didalam sekolah berlangsung beberapa
bentuk dasar dari kelangsungan pendidikan. Pada umumnya yaitu pemebentukan
sikap-sikap dan kebiasaan, dari kecakapan-kecakapan pada umumnya, belajar
bekerja bersama dengan kawan sekelompok melaksanakan tuntunan-tuntunan dan
contoh yang baik, dan belajar menahan diri dari kepentingan orang lain.
d.
Pendidikan
masyarakat
Masyarakat merupakan kumpulan individu dalam
kelompok yang diikat oleh ketentuan negara, kebudayaan, dan agama. Ragam
pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat meliputi segala bidang baik
pembentukan kebiasaan. Kebiasaan pengertian (pengetahuan), sikap dan minat maupun
pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
- Tujuan
dan manfaat akhlak mulia
Menurut Ali Abdul Halim
Mahmud tujuan pembentukan akhlak setidaknya memiliki tujuan yaitu :
a.
Mempersiapkan
manusia-manusia yang beriman yang selalu beramal sholeh. Tidak ada suatu pun yang
menyamai amal saleh dalam mencerminkan akhlak mulia. tidak ada pula yang
menyamai akhlak mulia dalam mencerminkan keimanan sesesorang kepada allah dan
konsistensinya kepada manhaj islam.
b.
Mempersiapkan
insan yang beriman dan saleh yang menjalani kehidupannya sesuai dengan ajaran
islam, melaksanakan apa yang diperintahkan agama dengan meninggalkan apa yang
diharamkan, menikmati hal-hal yang diperbolehkan serta menjauhi segala sesuatu
yang dilarang.
c.
Mempersiapkan
insan beriman dan saleh yang bisa berinteraksi secara baik dengan sesamanya.
Baik dengan orang muslim maupun nonmuslim. Mampu bergaul dengan orang-orang
yang ada disekelilingnyadengan mencari ridha allah, yaitu dengan mengikuti
ajaran-ajarannya dan petunjuk-petunjuk nabinya, dengan semua ini dapat terciptanaya
kestabilan masyarakat dan kesinambungan hidup umat manusia.
d.
Mempersiapkan
insan beriman dan saleh yang mampu dan mau mengajak orang lain ke jalan allah,
melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dan berjuang fii sabilillah demi tegaknya
agama islam.
e.
Mempersiapkan
insan beriman dan saleh yang mau merasa bangga dengan persaudaraanya sesama
muslim dan selalu memberikan hak-hak persaudaraan tersebut, mencintai dan
membenci hanya karena allah, dan sedikitpun tidak kecut dalam celaan orang
hasad selama dia berada dijalan yang benar.
f.
Mempersiapkan
insan beriman dan saleh yang mersa bahwa dia adalah bagian dari seluruh umat
islam yang berasal dari daerah, suku, dan bahasa. Atau insan yang siap
melaksanakan kewajiban yang harus ia penuhi demi seluruh umat islam selama dia
mampu.
g.
Mempersiapkan
insan beriman dan saleh yang merasa bangga dengan loyalitasnya kepada agama
islam dan berusaha sekuat tenaga demi tegaknya panji-panji islam dimuka bumi.
Atau insan yang rela mengorbankan harta, kedudukan, waktu, dan jiwanya demi
tegaknya syariat islam.
Adapun manfaat akhlak mulia ini,
meliputi :
- Memperkuat dan menyempurnakan agama
- Mempermudah perhitungan amal
diakhirat
- Menghilankan kesulitan
- Selamat hidup dinunia dan ahkirat
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masyarakat modern
terdiri dari dua kata yaitu masyarakat dan modern. Dalam kamus umum bahasa
Indonesia, W.J.S. Poerdawarminta mengartikan masyarakat sebagai pergaulan hidup
manusia (himpunan orang yang hidup
bersama disuatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tentu). Sedangkan
modern diartikan yang terbaru, secara baru, mutakhir. Dengan demikian
masyarakat modern dapat di artikan dengan himpunan orang yang hidup bersama
disuatu tempat dengan ikatan aturan yang bersifat mutakhir.
Selain itu menurut
alfin toffler, sebgaimana dikemukakan jalaludin rahmat yang dikutif dari buku
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A membagi
masyarakat kedalam tiga bagian:
- Masyarakat
pertanian (agricultural society)
- Masyarakat
industri (industrial society)
- Masyarakat
informasi (informatical society)
Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap
masyarakat, baik itu berdampak positif ataupun berdampak negatif. Dalam hal ini
terdapat tiga golongan masyarakat dalam mensikapi kemajuan industri tersebut,
yaitu: masyarakat optimis, masyarakat pesimis dan masyarakat diantara
keduannya.
Ada beberapa cara yang
digunakan dalam pembentukan akhlak. Pembinaan akhlak yang ditempuh dalam islam
adalah menggunakan cara atau sistem yang integrated, yaitu sistem yang
menggunakan berbagai sarana peribadatan dan lainnya secara simultan untuk
diarahkan pada pembinaann akhlak. Cara lain yang ditempuh untuk pembinaaan
akhlak adalah pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara
kontinyu.
Dalam tahap-tahap
tertentu, pembinaan akhlak, khususnya akhlak lahiriyah dapat pula dilakukan
dengan cara paksaan yang lama kelamaan tidak lagi terasa dipaksa. Selanjutnya
yang tak kalah ampuhnya yaitu melalui keteladanan. Pendidikan itu tidak akan
sukses, melainkan jika disertai dengan pemberian contoh teladan yang baik dan
nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Brunessen,
Van Martin. Urban Sufism. Jakarta: Rajawali Press
http://asno-dharmasraya.blogspot.com/2011/12/peran-tasawuf-dalam-kehidupan-modern.html
Diposkan oleh Asno
http://khotimhanifudinnajib.blogspot.com/2011/07/peranan-tasawuf-dalam-dunia-moderen.html
Ma’arif,
Syamsul. 2009. Selamatkan Pendidikan Dasar Kita. (Semarang: Need’s Press)
Mujab
M, Ahmad. 2002. Membangun Pribadi Muslim. (Jogjakarta: Menara Kudus)
Nata,
Abuddin. 2012. Akhlak tasawwuf. (Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada)
Nata,Abudin.2010.Akhlak
Tasawuf,rajawali pers:Jakarta.
Nurulhaq,
Dadan & Baihaqi, Wildan. 2014. Ilmu akhlak dan tasawuf (bahan ajar).
Bandung.
Toriqudin,
Muhammad. Sekularitas Tasawuf. Malang :
UIN-Malang Press
Ya’qub,
Hamzah. 1993. Etika Islam. (Bandung: Diponegoro)
No comments:
Post a Comment