Thursday, 11 November 2021

MAKALAH PENGUKURAN KEBUGARAN dan PENGEMBANGAN KESADARAN KEBUGARAN

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

 

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A.    Latar Belakang............................................................................................. 1

 

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2

A.    Pengertian Kebugaran.................................................................................. 2

B.    Cara Pengukuran Kebugaran........................................................................ 3

C.    Pengertian Tes dan Pengukuran Kebugaran Jasmani................................... 4

D.    Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ( TKJI ).................................................. 9

E.     Pengembangan Kesadaran Kebugaran....................................................... 10

 

BAB III PENUTUP............................................................................................. 13

A.    Kesimpulan................................................................................................. 13

B.    Saran .......................................................................................................... 13

 

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Tes adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh data. Suatu tes dapat dikatakan baik apabila memenuhi beberapa syarat, antara lain: 1) Valid yaitu mengukur apa yang harus diukur sesuai dengan tujuan (ketepatan dalam pengukuran), misalnya alat ukur untuk tinggi badan menggunakan stadiometer. Poin ini dapat diketahui dari tingkat validitasnya. Validitas adalah derajat ketepatan dalam pengukuran yang diwujudkan dalam bentuk angka, kisaran angkanya ± 1. Validitas sama dengan mengkorelasikan atau menghubungkan dua variabel (gejala yang terjadi di lapangan) atau lebih, contohnya panjang lengan dengan hasil lemparan. 2) Reliabel yaitu keajegan didalam pengukuran, diukur berulang-ulang mendapatkan hasil yang sama (ketetapan). Kisaran angkanya lebih besar, mendekati 1 yaitu 0,9 karena yang dikorelasikan sama. Maksudnya menghubungkan variabel yang sama, misal panjang lengan, jadi yang dikorelasikan adalah panjang lengan antara probandus 1,2,3 dan seterusnya. 3) Objektif yaitu memberikan penilaian apa adanya tidak dipengaruhi variabel manapun (jumlahnya lebih dari tiga). 4) Ada Pedoman Pelaksanaan artinya suatu tes tersebut harus mempunyai tujuan, alat-alat yang digunakan, pelaksanaan atau langkah-langkah yang akan dilalui dalam mengikuti suatu tes, serta mempunyai norma bagi umur dan tingkat tertentu dalam penilaian. 5) Ekonomis artinya alat-alat yang digunakan murah dan mudah didapat.

Pengukuran adalah proses menggunakan alat tersebut untuk mendapatkan data. Pengukuran dimaksudkan menentukan sifat, kemampuan, dan watak seseorang atau kelompok. Nilai atau hasil pengukuran itu sendiri tidak berarti, dan baru berarti setelah dinilai dan diinterpretasikan data yang ada. Evaluasi adalah pemberian pertimbangan, makna, penilaian setelah data itu diambil. Pengukuran menentukan status, sedangkan proses evaluasi menentukan arti tentang status itu.


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Kebugaran

Kebugaran  adalah suatu kondisi tubuh dalam melakukan aktivitas sehari-hari atau melakukan olahraga tanpa merasakan kelelahan dan masih memiliki sisa tenaga untuk melakukan aktivitas lainnya. Manusia harus menjaga kebugaran jasmani agar dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan tidak mudah merasa lelah. Untuk menjaga kebugaran jasmani, terdapat beberapa unsur atau komponen penyusun yang harus diperhatikan, yakni.

1.      Kekuatan. Kekuatan adalah kekuatan otot untuk menerima beban pada saat beraktivitas.

2.      Daya tahan. Daya tahan merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan organ tubuh seperti jantung dan paru-paru secara efisien tanpa mengalami kelelahan

3.      Kecepatan. kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas secara berkesimbungan dalam waktu sesingkat-singkatnya.

4.      Keseimbangan. Keseimbangan merupakan kemampuan untuk mengendalikan organ tubuh dan syaraf sehingga dapat mengendalikan tubuh dengan baik.

5.      Ketepatan. Ketepatan merupakan mengendalikan gerak sesuai dengan sasaran.

Daya tahan tubuh pada manusia dapat di ukur dengan melakukan beberapa tes, yakni.

1.      Tes kecepatan. Tes kecepatan dilakukan dengan cara lari sprint sejauh 60 m.

2.      Tes kekuatan. Tes kekuatan dilakukan dengan cara push up selama 2 menit.

3.      Tes daya tahan. Tes daya tahan dilakukan dengan berlari joging selama 12 menit.

 

 

B.     Cara Pengukuran Kebugaran

Cara mengukur Kebugaran Jasmani dapat dilakukan dengan tes. Tes yang dilakukan untuk mengukur kebugaran jasmani seseorang meliputi:

1.      Kecepatan (speed)

2.      Kekuatan (strenght)

3.      Daya Tahan (endurance)

4.      Daya ledak (power)

Jenis tes yang dapat digunakan untuk mengukur kebugarab jasmani seseorang diantaranya

1.      Cara mengukur kebugaran jasmani

2.      menggunakan Tes kecepatan (speed).

3.      Untuk mengukur kebugaran jasmani seseorang

4.      melalui tes kecepatan dapat dilakukan dengan

5.      lari sprint 60 meter,

 

Parameter yang dapat digunakan dengan kategori usia dan waktu yang ditempuh sebagai berikut:

1.      Usia 12 - 14 tahun

2.      waktu tempuh 5 - 7 detik dikategorikan kondisi

3.      kebugaran jasmani seseorang BAIK

4.      waktu tempuh 8 - 9 detik dikategorikan kondisi

5.      kebugaran jasmani seseorang CUKUP

6.      waktu tempuh 10 detik dikategrikan kondisi kebugaran jasmani seseorang KURANG

Cara mengukur kebugaran jasmani menggunakan tes kekuatan (strenght)

Untuk mengukur kebugaran jasmani seseorang melalui tes kekuatan dapat dilakukan dengan push - up selama 2 menit Parameter yang dapat digunakan dengan banyaknya push - up yang dilakukan selama 2 menit Jika dapat melakukan push-up sebanyak 40 keatas maka dikategorikan kebugaran jasmani BAIK Jika dapat melakukan push-up sebanyak 30-39 maka dikategorikan kebugaran jasmani CUKUP Jika dapat melakukan push-up kurang dari 29 maka dikategorikan kebugaran jasmani KURANG

 

Cara mengukur kebugaran jasmani menggunakan tes daya tahan (endurance) Untuk mengukur kebugaran jasmani seseorang melalui tes daya tahan dapat dilakukan dengan lari jogging selama 12 menit. Parameter yang dapat dilakukan dengan jarak yang ditempuh selama 12 menit tersebut Jika dapat menempuh jarak 2000 meter lebih maka dikategorikan kebugaran jasmani BAIK Jika dapat menempuh jarak 2000 meter-1000 meter dikategorikan kebugaran jasmani CUKUP Jika jarak tempuh kurang dari 1000 meter maka dikategorikan kebugaran jasmani KURANG.

 

C.    Pengertian Tes dan Pengukuran Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari dengan mudah, tanpa rasa lelah yang berlebihan dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu luangnya serta untuk keperluan-keperluan yang mendadak

Menurut Morehouse dan Miller, kebugaran jasmani merupakan bagian dari total fitness yang mempunyai beberapa kompnen antara lain :

1.      Antomical fitness

Antomical fitness merupakan sesuatu hal yang sukar di kembangkan, karena untuk pengembangannya harus dimulai sejak masa pertumbuhan anak-anak. Pengembangannya memerlukan waktu yang sangat banyak dan hasilnya sangat terbatas, karena terbentur pada faktor keturunan.

2.      Physiological fitness

Physiological fitness adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi fisiologinya agar dapat mengatasi keadaan lingkungan atau tugas fisik yang menentukan kerja otot seara cukup efisien, tak mengalami kelelahan dan telah memperoleh pemulihan yang sempurna.

3.      Phsycological fitness

Phsycological fitness menggambarkan tentang keadaan emosi yang stabil dan berguna untuk mengatasi masalah serta membangkitkan kemampuan untuk mengatasi gangguan emosi yang timbul secara mendadak.

 

Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas keseharian tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan masih mempunyai cadangan sisa tenaga untuk melakukan aktivitas yang lain Cholik dan Maksum (2007:51). Konsep kebugaran jasmani dapat dibedakan menjadi kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan unjuk kerja (performance). 

Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan antara lain ditentukan oleh empat komponen kebugaran jasmani, yaitu: (1) Daya tahan jantung, paru-paru, dan peredaran darah, (2) Komposisi tubuh, (3) Kekuatan dan daya tahan otot, dan (4) kelenturan sendi dan otot. Komponen kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan tersebut akan membantu mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit degeneratif dan keadaan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, seperti: penyakit jantung koroner, obesitas (kegemukan), dan kelelahan sendi dan otot.

1.      Daya Tahan Jantung-Paru-Peredaran Darah

Daya tahan jantung-paru-peredaran darah adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan system jantung, paru-paru dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus yang melibatkan kontraksi otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.
a. Meningkatkan Daya Tahan Jantung-Paru-paru-Peredaran Darah
Kemampuan daya tahan kardiovaskuler dapat ditingkatkan dengan berbagai latihan, seperti:

1)      Lari Secara Terus-menerus

Latihan ini memperbaiki keadaan tetap atau keseimbangan antara pengeluaran tenaga, pengambilan zat asam selama latihan berlangsung. Latihan ini dilakukan di atas tanah yang tidak bergelombang. Lari 5 sampai 20 km tanpa adanya penambahan kecepatan langkah secara tiba-tiba dan denyut nadi tidak boleh lebih tinggi dari 150 per menit.

2)      Lari dengan Kecepatan dan Jarak yang Bervariasi.

Latihan ini memperlancar atau memperbaiki ketahanan organ-organ tubuh dan bagian-bagian lain dari tubuh si pelari. Latihan sebaiknya di tanah lapang yang sangat bervariasi, yaitu kira-kira 10-12 km dengan lari lambat (jogging) diutamakan. Walaupun demikian, lari yang bervariasi sebaiknya diperpanjang pada kecepatan yang sedang atau (200-600) m, lari cepat (100-150) m, lari dipercepat (25-50) m, dan lari naik turun (40-80) m, lari-lari dengan variasi yang berganti-ganti seperti diselingi dengan jalan sewaktu-waktu.

3)      Lari Fartlek

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeHPJWpqm_KHMW8CJkyt7v6cmMBnZMcPHRQVmL2liy7oEKCaZYwFeRgFaw2W9DIk9zhgB18BItoz8D4VpSYxULDLKOMg_m3pKOgZAob_-_-911aagwJcInGCwB_Fvajrz_JVYms5DNFsOh/s320/Lari+Fartlek.png

Lari Fartlek

Fartlek adalah suatu sistem latihan daya tahan yang maksudnya adalah untuk membangun, mengembalikan atau memelihara kondisi tubuh seseorang. Fartlek sebaiknya dilakukan di alam terbuka yang terdapat bukitbukit semak belukar, selokan-selokan untuk dilompati, tanah berpasir, tanah rumput, tanah lembek, dan sebagainya, bukan di alam yang rata dan yang pemandangannya membosankan. Fartlek biasanya dimulai dengan lari-lari lambat yang kemudian divariasikan dengan lari-lari pendek yang intensif dan dengan lari jarak menengah dengan kecepatan konstan yang cukup tinggi.

Untuk meningkatkan kebugaran jasmani dilakukan suatu latihan kondisi fisik seesuai dengan bagian-bagian tubuh yang dilatih. Latihan kondisi fisik bertujuan untuk meningkatkan kondisi tubuh agar kemampuan fisik seseorang menjadi prima serta untuk menunjang aktivitas olahraga dalam rangka mencapai prestasi yang baik.

Faktor-faktor penunjang agar kondisi fisik seseorang menjadi baik antara lain :

1.      Keteraturan melatih kemampuan gerak manusia yang meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, dan sebagainya.

2.      Tertib dalam kehidupan sehari-hari dalam pengaturan makanan, istirahat, berlatih, dan kegiatan lainnya yang bermanfaat.

3.      menciptakan lingkungan hidup yang segar, tenteram dan menyenangkan setiap orang.

Tes dapat diartikan sebagai suatu bentuk pertanyaan untuk menilai pengetahuan. Dalam konteks kebugaran jasmani, tes merupakan suatu bentuk pengukuran untuk menilai kemampuan aktivitas jasmaniah. Sedangkan pengukuran kebugaran jasmani merupakan proses pengumpulan data atau informasi dari suatu objek tertentu. Dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur yang meliputi :

1.      Tes dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan.

2.      Tes dalam bentuk uji keterampilan gerak.

Tes berupa skala dan alat ukur lainnya yang baku ( meter, berat atau suhu ). Suatu tes dan pengukuran kebugaran jasmani harus memenuhi beberapa syarat atau kriteria berikut ini :

1.      Kesahihan (validasi)

Suatu tes dikatakan sahih apabila tes tersebut mengukur sesuai dengan tujuannya atau sesuai dengan tuntutan yang harus diukur.

2.      Keterandalan (reliabilitas)

Suatu alat ukur diartikan andal (reliable) apabila alat ukur tersebut memperoleh hasil pengukuran secara tetap atau konsisten pada pengukuran kedua dengan atlet dan pelatih yang sama.

3.      Objektivitas

Objektivitas merupakan konsistensi hasil suatu tes yang diperoleh dari dua atau lebih pengetes atau tester dan memperoleh hasil pengukuran yang seragam pada atlet-atlet yang sama dengan waktu pengukuran yang sama.

4.      Norma

Norma adalah petunjuk atau pedoman untuk mengetahui hasil suatu pengukuran berdasarkan tempat seorang atlet yang melakukan tes. Norma dapat digolongkan menjadi lima tingkatan, misalnya tingkatan sangat baik, baik, sedang, kurang, dan sangat kurang.

5.      Tuntunan pelaksanaan baku

Dalam setiap tes atau pengukuran harus ada tuntutan yang baku tentang bagaimana tes tersebut harus dilakukan. Tuntutan atau petunjuk tersebut berlaku bagi atlet yang dites maupun pelatih yang mengetes.

Hasil pengukuran dapat dinyatakan dalam skor kuantitatif yang dapat diolah secara statistik dan hasil pengukuran dapat berupa skor, frekuensi, waktu, jarak dan jumlah. Pengukuran dalam olahraga harus dilakukan berdasarkan asas-asas berikut :

1.      Pengukuran harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang tercapai.

2.      Metode pengukuran harus bersifat menyeluruh baik tes, pengukuran maupun evaluasi.

3.      Alat ukur yang digunakan dalam proses pengukuran harus valid dan reliabel.

4.      Tes dan pengukuran hendaknya dilakukan oleh petugas yang sesuai dengan bidangnya.

 

Aspek-aspek pengukuran kebugaran jasmani, yaitu :

1.      Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan antara lain :

a.       daya tahan jantung dan paru-paru

b.      kekuatan otot

c.       daya tahan otot

d.      fleksibilitas

e.       komposisi tubuh

f.       Kesegaran jasmani yang behubungan dengan keterampilan antara lain :

g.      kecepatan

h.      kekuatan (power)

i.        keseimbangan

j.        kelincahan

k.      koordinasi

l.        kecepatan reaksi

Fungsi dari tes dan pengukuran kebugaran jasmani dalam proses pengajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan meliputi :

1.      mengukur dan menilai kemampuan fisik siswa.

2.      menentukan status kondisi fisik siswa.

3.      mengetahui perkembangan kemampuan fisik siswa.

4.      memberikan bimbingan dalam meningkatkan kebugaran jasmani siswa.

5.      memberi masukan bahan penilaian pelajaran -

 

D.    Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ( TKJI )

Tes kesegaran jasmani Indonesia dibedakan antara putera dan puteri

1.      Untuk putera terdiri dari :

a.       Lari cepat 60 meter,

b.      Gantung angkat tubuh 60 detik,

c.       Baring duduk atau Sit – up 60 detik,

d.      Loncat tegak, dan

e.       Lari 1200 meter.

2.      Untuk puteri terdiri dari :

a.       Lari cepat 60 meter,

b.      Gantung siku tekuk,

c.       Baring duduk atau Sit – Up 60 detik,

d.      Loncat tegak,

e.       Lari 1000 meter.

3.      Kegunaan tes

TKJI dipergunakan untuk mengukur dan menentukan tingkat kesegaran jasmani.

4.      Alat dan fasilitas

a.       Lintasan lari ( lapangan yang datar dan tidak licin ),

b.      Stopwatch, bendera start, formulir tes, peluit, alat tulis, penghapus

c.       Papan berskala untuk loncat tegak, serbuk kapur

 

 

5.      Ketentuan pelaksanaan

a.       TKJI ini merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan secara berurutan dan tidak terputus-putus.

b.      Urutan pelaksanaan tes sebagai berikut :

Pertama                : Lari cepat 60 meter

Kedua                  : - Gantung ankat tubuh untuk putera

 - Gantung siku tekuk untuk puteri

Ketiga                  : Baring duduk atau Sit – Up 60 detik

Keempat               : Loncat tegak

Kelima                  : - Lari 1200 meter untuk putera

-  Lari 1000 meter untuk puteri

 

E.       Pengembangan Kesadaran Kebugaran

Kesehatan sangat penting bagi manusia, karena tanpa kesehatan yang baik, setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Semakin padatnya aktivitas yang dilakukan seseorang menjadikan mengabaikan masalah berolahraga. Tidak adanya waktu luang karena kesibukan di kantor, di kampus, di perusahaan, mengakibatkan seseorang tersita waktu kesempatan untuk berolahraga. Olahraga pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap manusia di dalam kehidupan, agar kondisi fisik dan kesehatannya tetap terjaga dengan baik. Oleh karena itu, manusia ingin berusaha menjaga kesehatannya dan salah satu cara agar kesehatan tetap terjaga dengan baik adalah melalui olahraga.

Dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menunjang kesehatan, perlu adanya tindakan atau upaya yang dilakukan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Hal ini akan terwujud tentunya tidak hanya dari pemangku kebijakan olahraga yang menggerakkan, tetapi bagaimana tingkat kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi olahraga.

Perkembangan zaman yang semakin maju, maka partisipasi masyarakat dalam pembangunan olahraga akan menentukan postur dan kemajuan pembangunan olahraga sampai ke suatu daerah. Pembangunan olahraga yang bertumpu pada peran serta masyarakat dahulu telah dicoba dalam kemasan "gerakan memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat". Artinya seluruh warga masyarakat mengenal dan menggemari berbagai jenis olahraga serta membiasakan diri untuk berolahraga. Meningkatkan partisipasi segenap lapisan masyarakat, sehingga menjadi bagian dari kebiasaaan. Dengan demikian, tercipta masyarakat yang (1) sehat jasmani dan rohani,(2) terbentuk kepribadian, yang antara lain berani, berdisiplin, jujur, dan cinta tanah air, bangsa, dan negara, (3) berkembang tingkat pengetahuan dan kecerdasan, dan (4)berkembang rasa sosial. (Direktorat Keolahragaan, 1987: 5).

Masyarakat Indonesia saat ini masih kurang menyadari akan pentingnya hidup sehat. Hal ini terjadi karena kurangnya animo/minat dan apresiasi masyarakat terhadap olahraga. Hasil Susenas menunjukkan bahwa partisipasi penduduk berumur 10 tahun ke atas dalam melakukan olahraga mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Peningkatan partisipasi olahraga hanya terjadi dari tahun 2000 sebesar 22,6 persen menuju tahun 2003 menjadi sebesar 25,4 persen. Dalam kurun waktu 2003, 2006, dan 2009 partisipasi penduduk dalam melakukan olahraga terus menurun, yaitu dari 25,4 persen pada tahun 2003, turun menjadi 23,2 persen pada tahun 2006, dan terakhir turun menjadi 21,8 persen pada tahun 2009. Pola tersebut berlaku baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Partisipasi berolahraga penduduk perkotaan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan penduduk perdesaan. Kondisi ini didukung oleh fasilitas dan jenis olahraga yang berkembang di perkotaan lebih banyak dibandingkan di perdesaan

Aktivitas fisik dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan osteoporosis, bentuk kanker, obesitas, dan cedera. Partisipasi dalam aktivitas fisik juga dikenal untuk mengurangi depresi, stres dan kecemasan, dan meningkatkan kepercayaan diri, tingkat energi, kualitas tidur, dan kemampuan untuk

. Secara fisiologis, olahraga dapat dijadikan wahana pemberdayaan kemampuan fungsi fisiologis seperti meningkatkan kesehatan, kebugaran, dan meningkatkan kualitas komponen kondisi fisik seperti kerja jantung dan paru-paru, kelincahan, kecepatan, dan kekuatan.

Secara sosial, olahraga dapat digunakan sebagai media sosialisasi melalui interaksi dan komunikasi dengan orang lain atau lingkungan sekitar. Salah satu indikasi meningkatnya keinginan masyarakat akan derajat kesehatan yang tinggi, penampilan jasmani yang proporsional dan aktualisasi diri yang lebih luas dalam lingkungannya mencerminkan bahwa kebutuhan masyarakat semakin beragam sehingga membutuhkan tempat atau wahana yang dapat menyalurkan serta memenuhi kebutuhan terse Kemalasan dalam melakukan atau menyelesaikan sesuatu adalah hal yang sering dialami oleh semua orang. Dalam berolahraga, malas adalah hal yang cukup sering ditemui. Hal ini biasanya disebabkan oleh 2 dua hal, yaitu

pertama, ketakutan akan sakit setelah melakukan olahraga. Rasa pegal yang muncul 1-2 hari sesudah latihan biasanya merupakan suatu pengalaman yang membuat jera, sehingga orang berpikir dua kali kalau diajak untuk kembali berolahraga. Sesi latihan dengan intensitas yang terlalu tinggi yang melebihi kapasitas tubuh adalah menjadi penyebabnya, ibarat bayi yang masih merangkak harus dipaksa berlari.

Kedua, kurangnya kesadaran terhadap pentingnya kesehatan dan kebugaran. Orang yang tidak merasa perlunya menjadi pintar biasanya memang tidak rajin belajar. Sama juga dengan orang yang tidak menyadari pentingnya kebersihan biasanya akan malas untuk mandi. Demikian juga, orang yang kurang menyadari pentingnya hidup sehat dan bugar akan malas untuk berolahraga but

 


BAB III

PENUTUP

 

A.        Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil tes yang dilakukan saat mengikuti Tes Pengukuran dan Evaluasi, banyak sekali siswa yang nilai tesnya apabila dikonversikan terhadap norma yang ada ini kurang bagus. Ini bisa disebabkan oleh banyak factor baik dari dalam diri individu sendiri ataupun dari luar, missalnya ketidak seriusan saat melakukan tes, tingkat kebugaran jasmani rendah, pengetahuan tentang tes sangat minim.

 

B.         Saran

Saat hendak melakukan olah raga, hendaklah memperhatikan kondisi kesiapan tubuh dan kesehatan, karena setiap melakukan kebugaran jasmani hendak memiliki kesiapan yang matang agar dapat mencapai sesuatu yang diharapkan.

 

 

 

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Anonimous. Moeslim. Tes dan Pengukuran Jilid I.

 

Iskandar  Z. Adisapoetra. (1999). Panduan Teknis Tes & Latihan Kesegaran Jasmani Untuk Anak Sekolah. Jakarta

 

Staf Personil, Pembinaan Manusia Dan Pendidikan Hankam. (1975). Buku Petunjuk Lapangan Dan Buku Petunjuk Tehnik Latihan Binjas Abri Untuk Satuan Lapangan Abri. Cetakan Kedua..Jakarta: Departemen Pertahanan Keamanan.

 

Tim Lab Fisiologi. (2006) Petunjuk Praktikum Fisiologi Manusia. Yogyakarta. Laboratorium Fisiologi FIK UNY

 

The Nelson Hand Reaction Test: Buku kesehatan, tes pengukuran dan evaluasi halaman 88.

 

The Nelson Foot Reaction Test: Buku kesehatan, tes pengukuran dan evaluasi halaman 88.

 

www.google.com/bompa book  Johnson B.L. & Nelson J.K. Practical Measurements for Evaluation in PE 4th Ed. 1986

 

No comments:

Post a Comment