DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A.
Latar Belakang........................................................................................ 1
B.
Tujuan..................................................................................................... 1
C.
Manfaat .................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A.
Bentuk- bentuk
perilaku karyawan............................................................... 2
B.
Beberapa konsep
teori motivasi dasar .......................................................... 2
C.
Perbedaan individu
antar karyawan............................................................. 3
D.
Mencocokkan sifat
karyawan ke pekerjaan.................................................. 4
E.
Strategi
meninggkatkan motivasi kerja......................................................... 5
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 7
A.
Kesimpulan................................................................................................... 7
B.
Saran ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
perilaku karyawan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan oleh anggota
organisasi yang dapat secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi
efeksifitas kerja suatu organisasi antara satu individu dengan individu
lainnya Memiliki sifat yang
berbeda. Ada individu yang cekatan dalam
melaksanakan tugas nya, ada individu yang pintar,
tetapi susah
berorganisasi, dan mungkin ada juga individu yang suka membuat alasan agar dapat membolos kerja. Karena perilaku
tiap individu tidak sama, manajer sumber daya manusia harus benar-benar
memahami perilaku masing-masing karyawannya.
Perusahaan menginginkan pencapaian tujuan tanpa mengalami banyak kendala
dan kalaupun ada maka kendala yang dihadapi dapat diminimalisasi. Di antara
tujuan tersebut adalah tujuan memperoleh laba, memenangkan persaingan serta
memberikan kepuasan kepada stakeholer organisasi. Dalam kenyataanya proses
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ternyata bukanlah suatu hal yang
mudah dilaksanakan. Organisasi merupakan kumpilan dari berbagai faktor sumber daya,baik
sumber daya manusia,moral,teknologi,serta keterampilan. Dari sekian banyak
faktor dalam organisasi yang memgang peranan penting adalah faktor sumber daya
manusia.keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan sangat tergantung pada
bagaimana perusahaan tersebut mengelola dan mempersiapkan managenen sumber daya
manusia yang dimilikinya
Organisasi baik pemerintah maupun swasta senatiasa dihadapkan pada berbagai
masalah, diantaranya masalah dalam motivasi kerja, karyawan yang mempengaruhu
perkembangan organisasi. Oleh karena itu, organisasi sangat membutuhkan
karyawan yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja akan memmproleh
hasil kerja yang optimal, sehingga suatu pekerjaan akan terselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu, menjaga karyawan tetap dilibatkan dan diberdayakan
adalah kunci bagaimana keberhasilan perusahaan ketika karyawan berhenti,
seluruh pihak merugi.
B. TUJUAN
Adapun tujuan
pembuatan makalah ini adalah agar dapat memahami konsep, bentuk- bentuk
organisasi, manfaat organisasi dan bisa menerapkan di dalam kehidupan
sehari-hari.
C.
Manfaat
Sebagai sarana
pembelajaran untuk mengetahui hal-hal yang berkaitandengan kegiatan organisasi
dan seperti apa bentuk- bentuk organisasi bisnis, jenis-jenis organisasi
bisnis, komponen- komponen organisasi bisnis dan pengertian organisasi bisnis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
bentuk-bentuk perilaku karyawan
Seorang manajer harus mampu memahami para
karyawannya.pemahaman ini penting karna berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.untuk memahami kondisi karyawannya, seorang manager dapat melihatnya
untuk perilaku karyawannya dikantor. Ada tiga bentuk perilaku karyawan, yaitu
perilaku kinerja, perilaku kewarganegaran organisasi, dan perilaku kontra
produktif :
a)
perilaku kinerja
adalah, serangkaian perilaku terkait pekerjaan. Yang diharapkan dapat ditunjukkan oleh karyawan
dalam organisasi. Pada dasarnya, ini adalah perilaku yang langsung disasar
untuk menjalankan pekerjaan.
b)
Kewargaan
organisasi adalah, perilaku positif yang tidak secara langsung berkonstribusi
pada laba perusahaan. Kewargaan organisasi ini memacu pada perilaku individu
yang memberikan konstribusi positif secara keseluruhan bagi organisasi.
c)
Perilaku
kontraproduktif adalah, perilaku yang menjauhkan karyawan dari kinerja
organisasi. Ketidakhadiran terjadi ketika seseorang karyawan tidak hadir untuk
bekerja
2.2 Perbedaan individu antar karyawan
Perbeda
individu(individual diferences) merupakan antribut pribadi yang berbeda antara
satu orang dengan orang lain.seperti pada beberapa kategori-kategori dasar
perbedaan induvidu antara lain:
A)kepribadian dalam hidup
nyata.
Kepribadian (personality)
adalah serangkaian atribut psikologis yang relatif stabil yang membedakan satu
individu dengan individu lain. Kepribadian dalam kehidupan nyata terdapat “lima
besar” sifat kepribadian yang terdiri dari:
- kesetujuan (agreeableness)
adlah kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain.
- pengaturan
diri(conscientiousness) dalam konteks ini merujuk pada kegigihan, sifat mudah
di andalkan,dan keteraturan seseorang.
-emosionalitas(emotionality)
mengacu pada derajat kecendurungan seseorang memiliki padangan dan perilaku
positif atau negatif terhadap orang lain.
-ekstraversi(ekstraversion)
keterbukaan terhadap lingkungan sosial dan fisik mengacu pada tingkat
kenyamanan individu dengan hubungan.
-keterbukaan(openness)mencerminkan
seberapa luwes atau kakunya seseorang dalam hal keyakinannya.
Kerangka pemikiran menurut
myers-briggs antara lain:
Ø Ekstraversi (E)
versus intropersi (I). Ekstrovert memproleh energi berkumpil bersama orang
–orang, sedangkan introvert mudah jenuh dengan orang lain dan membutuhkan
kesendirian untuk mengisi kembali energi mereka.
Ø Pengindera/sensing (S) versus intuisi (E). Tipe
penginderaan lebih menyukai hal-hal konkret, sedangkan intuitif lebih menyukai
konsep abstrak
Ø Memikirkan (T) versus merasakan (F). Individu yang
pemikir berdasarkan keputusan mereka pada logika dan akal, sedangkan individu
yang perasa lebih mendasarkan keputusan perasaan dan emosi.
Ø Menilai(J) versus memahami
(P). orang-orang yang penilai menikmati hal-hal yang rampung atau tujuan yang
tercapai, sedangkan mereka yang pemaham lebih menikmati proses dan situasi yang tidak bisa diduga hasilnya.
Kecerdasan emosional
Konsep kecerdasan emosional telah dikenali beberapa tahun terakhir dan juga
memberikan pengetahuan menarik mengenai kepribadian. Ada beberapa
dimensi-dimensi yang digambarkan sebagai berikut:
§ Kesadaran diri mengacu pada kapasitas seseorang untuk
menyadari apa yang mereka rasakan.
§ Mengelola emosi mengacu pada kapasitas seseorang untuk
mengatasi kecemasan, rasa takut, dan kemarahan sehingga ketiga bentuk emosi ini
tidak meggangu kegiatan individu tersebut.
§ Memotivasi diri sendiri adalah kemampuan sesorang untuk
tetap optimis dan selalu berusaha keras kendati menghadapi hambatan, tantangan,
dan kegagalan.
§ Empati adalah kemampuan seorang untuk memahami perasaan
yang dialami oranglain tanpa harus diberitahukan.
§ Keterampilan bersosialisai membanu orang-orang untuk
bergaul dengan orang lain dan menjalin hubungan yang positif.
Sifat kepribadian lainya dalam
lingkungan kerja
Selain model-model kribadian
kompleks, ada juga beberpa sifat kepribadian secara spesifik antara lain :
v Lokus kendali ( locus of control) adalah derajat sejauh
mana orang-orang menyakini bahwa perilaku mereka memiliki dampak real terhadap
apa yang terjadi pada diri mereka.
v Efikasi diri (self-efienceci) seseorang adalah keyakinan
seseorang atas kemampuanya untuk menjalankan suatu tugas.
v Otoritarianisme(authoritarism), yakni derajat sejauh mana
seseorang menyakini bahwa perbedaan kekuasaan dan status bisa dibenarkan dalam
hierarki sistem sosial seperti organisasi.
v Machiavellianisme(machiavellianism) adalah sifat
kepribadian yang penting lainnya.
v Harga diri ( self-
esteem) adalah derajat sejauh mana seseorang menyakini bahwa dirinya adalah
individu yang berharga dan pantas diperhitungkan.
v Kecendrungan mengambil resiko (risk propensity) adalah
derajat sejauh mana seseorang bersedia mengambil peluang dan membuat keputusan
berisiko.
Sikap di lingkungan kerja
Sikap ( atitudes) mencerminkan
keyakinan dan perasaan seseorang mengenai ide-ide tertentu,situasi, atau individu
lain. Sikap dibentuk oleh berbagai kelakuan, antara lain nilai nilai yang kita
pegang, pengalaman kita dan kerpibadian
kita. Sikap biasanya dipandang.
sebagai kecendrungan satbil
untuk berperilaku terhadap suatu objek dengan cara tertentu. Terdapat pandangan
bahwa sikap memiliki 3 komponen, antara lain:
1)
Kognisi(cognition)adalah
pengetahuan yang di pegang seseorang mengenai sesuatu.
2)
Efek(affect)seseorang
adalah persaan individu mengenai suatu hal.
3)
Intensi(intention)memadu
perilaku seseorang.
Ketika dua bentuk kognisi atau
persepsi saling bertolak belakang atau inkongruen, seseora ng mengalami bentuk konflik dan kecemasan yang
di sebut sebagi disonansi kognitif(kognitive dissonance)
Sikap utama yang berkaitan
dengan pekerjaan
Berikut
sifat-sifat penting antara lain:
ü Kepuasan kerja (job satisfaction) mencerminkan derajat
sejauh mana orang-orang memilih sikap positif terhadap pekerjaan mereka.
ü Komitmen organisasi(organizational commitment)
mencerminkan indetifikasi seseorang dengan organisasi dan misi perusahaan.
2.3 mencocokan
pekerjaan dan individu
Dengan beragam perbedaan individu dan beragam bentuk
perilaku karyawan yang dapat terjadi dalam satu organisasi, tidak heran apabila
manager selalu ingin mencocokkan antara individu dengan pekerjaan yang mereka
jalankan. Dua metode utama dalam memahami bagaimana pencocokkan ini terjadi
antara lain kontrak psikologis dan kesesuaian individu-pekerjaan
1.) Kontrak psikologis
Kontrak psikologis adalah
serangkaian ekspetasi yang dimiliki oleh karyawan dan organisasi terkait dengan
apa yang karyawan akan berikan bagi organisasi dan berikan bagi organisasi dan
apa yang organisasi berikan sebagian sebagai imbalannya.tidak seperti kontrak
bisnis, kontrak psikologis tidak tertulis dan tidak seluruh ketentuannya
dinegosiasikan secara ekspilit.
2.) kesesuian
individu-pekerjaan
Mengacu pada derajat sejauhmana
kontribusi seseorang dan insensif dari organisasi cocok satu sama
lain.kesesuaian individu- pekerjaan yang baik memiliki keseimbangan
antarakontribusi yang dihasilkan individu dan insentif yang diberikan organisasi.
2.4 Beberapa
Konsep Teori Motivasi Dasar.
Motivasi adalah sejumlah
kekuatan yang mendorong orang-orang untuk berprilaku dalam cara tertentu ada 3
macam cara pendekatan hubungan manusia di tempat kerja ialah: teori klasik dan
manajenenilmiah, teori perilaku awal, dan teori motivasi kontenporer.
1. Teori klasik, teori klasik ini merupakan motivasi para
pekerja/karyawan semata hanya karna uang.
2. Teori perilaku awal teori ini bertujuan untuk
meninggkatkan produktivitas, teori ini juga mengadakan konteks ujian secara
psikologis agar mereka dapat dengan mudah mengetahui bakat, dan bagaimana
ambisi si karyawan dalam bekerja.
3. Teori motivasi kontenporer, yaitu terdiri dari 2 jenis
yaitu teori ekspentasi dan teori keadilan
Teori ekspentasi ialah teori
motivasi yang menyatakan bahwa orang-orang termotivasi bekerja untuk memproleh
imbalan yang karyawan inginkan dan bisa mereka dapatkan
Teori keadilan ialah teori
motivasi yang menyatakan karyawan akan dibayar sesuai dengan apa yang telah mereka
kerjakan, semakin banyak hal yang bisa karyawan kerjakan maka semakin banyak
hasil atau imbalan yang diterima
2.5 Menjelaskan Strategi Dan Motivasi Kepada
Karyawan
Kepuasan dalam bekerja merupakan keadaan emosional yang menyenangkan
ataupun tidak menyenangkan. dimana sangat terlihat ketika karyawan tidak puas
maka karyawan akan berhenti bekerja,karyawan mengeluh, tidak patuh atau
mengelakkan sebagian tanggung jawab pekerjaan.
Sementara kepuasan karyawan yaitu salah satu tujuan yang
ingin dicapai oleh karyawan dalam suatu pekerjaan tersebut.
1.
Strategi untuk meningkatkan kepuasan dan moral kerja
Untuk strategi meningkatkan kepuasan dan moral kerja
karyawan, perusahaan-perusahaan biasanya mencoba untuk membuat dan
menginplementasikan beberapa jenis program yang dirancang untuk membuat
pekerjaan lebih menarik, sehingga para karyawan bisa meningkatkan kepuasan dan
meningkatkan kepuasan moral dan karyawan antara lain:
a.
Menaikkan upah
karyawan
b.
Memberikan kenaikan
jabatan kepada karyawan yang berpartisipasi.
c.
Kepastian kerja
d.
Memberikan bonus
uang tunai kepada karyawan yang bekerja baik di dalam perusahaan
e.
Memberikan
komposisi kepada karyawan
f.
Menciptakan
lingkuangan kerja yang harmonis
2.
Motivasi dalam lingkuangn kerja
Dalam hal ini dibutuhkan manejer yang mampu untuk memotivasi karyawan secara
aktif dan harus dapat mempengaruhi tingkat motivasi karyawan, jika salah satu
karyawan kinerjanya harus diperbaiki,
maka manejer harus turut ikut campur dan membantu menciptakan atmosfet yang
mendorong, mendukung, dan mempertahankan perbaikan.
3.
Strategi untuk meningkatkan motivasi kerja
Ada 3 aspek penting yang berpengaruh terhadap kesuksesan
seseorang dalam bekerja yaitu, SKILL, ATITUDE dan MOTIVASI. Untuk aspek skill
dapat ditingkatkan dengan melakukan program training, untuk atitude dapat
dilakukan dengan program training pengembangan diri, sedangkan untuk meningkatkan
motivasi seringkali tidak sekedar memberikan input pengetahuan tetapi juga
perlu melihat akar masalah yang membuat kurangnya termotivasi. Motifasi sering
terpengaruhi dari faktor luar maupun dalam. Adapun strategi yang menambahkan
motivasi karyawan antara lain:
a.
Sasaran
Sasaran yang
jelas dan tegas akan membantu individu untuk tetap fokus pada tujuan yang
realistis. Karena semakin tidak realistis semakin mudah untuk individu menjadi
frustasi.
b.
Partisipasi
Umumnya setiap
orang akan lebih bersemangat jika mengerjakan suatu tugas dimana ia punya
kontribusi dalam prosesnya. Libatkan lah bawahan kita untuk memikirkan langkah-langkah
pengembangan perusahaan.
c.
Pengakuan
Lakukan
pengakuan non-financial berupa pujian dari atasan akan memberikan dampak yang
sangat besar bagi individu. Pengakuan sendiri berkaitan dengan enam kebutuhan
dasar manusia yang paling dicari.
d.
Komunikasi
Dengan
melakukan komunikasi yang intens maka bawahan akan merasa lebih dipercaya dan
merasa aman. Hal ini tentunya akan membantu individu untuk bekerja dengan
tenang.
e.
Kesempatan
Pada umumnya
setiap orang memiliki keinginan untuk berkembang, namun banyak hal yang
berpengaruh, antara lain : adanya kesempatan untuk berkontribusi dan
meninggkatkan potensi dirinya
f.
Kerjasama
Manusia adalah
mahluk sosial, dimana manusia tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan individu
lain untuk meneruskan hidup. maka interaksi antar satu dengan yang lain sangat
dibutuhkan.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Motivasi karyawan merupakan suatu keadaan yang
mendorong,atau menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang dilakukannya
sehingga mencapai tujuanya.
Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau mengugah
seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga
dapat memproleh hasil unruk mencapi tujuan tertentu.
Kegunaan motivasi
karyawan adalah untuk mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan,
tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar. Sebagai pengarah artinya, mengarahkan perbuatan
kepada pencapaian tujuan yang diingnkan. Sebagai penggerak berfungsi sebagai mesin
bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya
suatu pekerjaan.
3.2
SARAN
Dekemian yang penulis dapat
paparkan mengenai perilaku dan motivasi karyawan dan yang berkaitan dengannya,
tentunya penulis menyadari atas segala kekurangannya. Maka dari itu, penulis
berharap para pembaca dan penyimak memberikan kritikdan saran yang membangun
demi kesempurnaan ya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Ebert, griffin.2017.
pengantar bisnis. Jakarta: erlangga
2.
http://gitawiratama.blogspot.com/2015/01/bab-8-perilaku-dan-motivasi-karyawan.html
3.
http://phnharapan.blogspot.com/2015/05/makalah-motivasi-karyawan.html
No comments:
Post a Comment