DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A. Pengertian Imunoserum................................................................................ 2
B. Macam-Macam Imunoserum........................................................................ 3
C. Syarat Imunoserum...................................................................................... 4
D. Penyimpanan Imunoserum........................................................................... 4
E. Bentuk Imunoserum..................................................................................... 4...........
F. Penandaan Imunoserum............................................................................... 6
BAB III PENUTUP............................................................................................... 7
A. Kesimpulan................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tugas seorang farmasi adalah memformulasi obat yang aman dan
nyaman bagi pasien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati pasien
yang memiliki masalah. Walaupun obat menguntungkan pasien dalam banyak hal,
namun beberapa obat dapat menimbulkan efek samping dan apabila pemberian obat
tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya maka akan menimbulkan efek
yang berbahaya. Dan seorang farmasi juga memiliki tanggung jawab dalam memahami
cara penggunaan obat dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah
diberikan, memberikan informasi obat dengan tepat, dapat membantu pasien, dan
membantu pasien untuk menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan.
Oleh karena itu, pada makalah ini akan membahas salah tentang imunoserum,yaitu
pengertian imunoserum, macam-macam imunoserum, penyimpanan imunoserum.
Imunoserum adalah sediaan
cair atau sediaan
kering beku, mengandung imunoglobulin khas yang
diperoleh secara pemurnian serum hewan yang telah dikebalkan. Imunoserum mempunyai
khasiat khas menetralkan
toksin kuman atau
bisa ular atau mengikat
kuman atau virus
atau antigen lain
yang sama dengan
yang digunakan pada pembuatannya.Imunoserum diperoleh
dari hewan sehat
yang telah dikebalkan
dengan penyuntikan toksin atau
toksoida, bisa ular atau suspensi jasad renik atau diberi penisilina. Zat
pengawet yang cocok dapat ditambahkan, dan harus ditambahkan untuk sediaan
yang disimpan dalam
dosis ganda. Sediaan
yang diperoleh dengan
pengeringan bekuan mengandung air
tidak lebih dari 1,0 %. Rekontutitusi
dilakukan pada saat akan digunakan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Imunoserum
Imunoserum adalah sediaan mengandung immunoglobulin khas yang diperoleh
dari serum hewan dengan pemurnian. Imunoserum mempunyai kekuatan khas mengikat
venin atau toksin yang dibentuk oleh bakteri, atau mengikat antigen bakteri,
antigen virus atau antigen lain yang digunakan untuk pembuatan sediaan.
Imunoserum diperoleh dari hewan sehat yang diimunisasi dengan penyuntikkan
toksin atau taksoid, venin suspensi mikroorganisme atau antigen lain yang
sesuai. Selama imunisasi, hewan tidak boleh diberi penisilin. Immunoglobulin
khas diperoleh dari serum yang mengandung yang mengandung kekebalan dengan pengendapan
fraksi dan perlakuan dengan enzim atau dengan cara kimia atau fisika lain.
Imunoserum yang diperoleh dengan perlakuan enzim dan pengendapan fraksi
paling stabil pada pH 6. Metode pembuatan imunoserum sedemikian rupa sehingga
kehilangan aktifitas tidak lebih dari 5% per tahun bila disimpan pada pH 6 pada
suhu 20oC dan tidak lebih dari 20% per tahun bila disimpan pada suhu 37oC.
Imunoserum dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1.
Imunoserum cair : hampir tidak berwarna atau berwarna
kuning pucat, tidak keruh dan hampir tidak berbau kecuali bau pengawet anti
mikroba yang ditambahkan.
2.
Imunoserum kering beku : berupa padatan atau serbuk warna
putih kuning pucat, mudah larut dalam air membentuk larutan tidak berwarna atau
warna kuning pucat dan tidak mempunyai sifat sesuai dengan sediaan cair.
B. Macam-Macam Imunoserum
1.
Imunoserum Antidifteri = Antitoksin Difteri
a.
Persyaratan kadar :
Imunoserum antidifteri mengandung globulin dengan antitoksin khas yang dapat
menetralkan toksin Corynebacterium diphtherioe potensi kurang dari 1000 UI per
ml.
b.
Identifikasi : mempunyai aktivitas
khasmenetralkan toksin
Corynebacterium
diphtheria dan tetap tidak berbahaya bagi hewan yang peka.
c.
Khasiat dan penggunaan adalah untuk pengebalan pasif
2.
Imunoserum Antirabies = Antitoksin Rabies
a.
Persyaratan kadar :
Imunoserum Antirabies mengandung globulin anti khas rabies yang dapat
menetralkan virus rabies.
b.
Identifikasi :
Mempunyai aktivitas khas menetralkan virus rabies dan tetap tidak berbahaya
bagi hewan yang peka.
3.
Imunoserum Antitetanus = Antitoksin Tetanus
a.
Persyaratan kadar : Imunoserum Antitetanus mengandung
globulin antitoksin khas yang dapat menetralkan toksin Clostridium tetani.
b.
Identifikasi : Mempunyai aktivitas
khas menetralkan toksin
Clostridium
tetani dan tetap tidak berbahaya bagi hewan yang peka.
4.
Imunoserum Antibisa Polivalen = Antibisa Ular
a.
Persyaratan kadar : Imunoserum antibisa polivalen adalah
antibisa ular, merupakan larutan steril yang mengandung terutama globulin
dengan anti zat khusus yang dapat menetralkan bisa Ankystrodon rhodostoma,
Bungarus fasciatus, Naja sputatrix. Potensi tiap mili menetralkan tidak kurang
dari 10 LD50 dan tidak lebih dari 25 LD50 bisa Ankystrodon rhodoston, tidak
kurang dari 25 LD50 dan tidak lebih dari 50 LD50 bisa Naja sputatrix.
b.
Khasiat dan penggunaan adalah untuk pengebalan pasif.
C. Syarat Imunoserum
Imunoserum, bila perlu direkonstitusi seperti tertera pada label harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
1.
pH antara 6,0 sampai 7,0
2.
Protein total tidak lebih dari 17%
3.
Albumin, kecuali dinyatakan lain dalam monografi,
jika ditetapkan secara
elektroforesis, imunoserum menunjukkan tidak lebih dari sesepora protein yang mempunyai
mobilitas albumin.
4.
Protein asing, jika ditetapkan dengan uji pengendapan
menggunakan imunoserum khas, hanya mengandung protein galur hewan yang
digunakan.
5.
Fenol, imunoserum yang mengandung fenol sebagai pengawet
tidak lebih dari 0,25%
6.
Toksisitas abnormal, memenuhi syarat
7.
Sterilisasi, memenuhi syarat seperti yang tertera pada
uji sterilitas
8.
Protein, lakukan
penetapan potensi dengan membandingka terhadap baku menggunakan metode seperti yang tertera pada
masing-masing monografi . Hasil dinyatakan dalam unit per ml.
D. Penyimpanan Imunoserum
Wadah dan penyimpanan, dalam wadah terlindungi dari cahaya. Kecuali
dinyatakan lain, sediaan cair harus disimpan pada suhu 2oC sampai 8oC, hindari
pembekuan.
Pada umumnya, imunoserum cair setelah disimpan 3 tahun dan potensi
imunoserum kering-beku setelah disimpan 5 tahun tidak lagi dapat dianggap sama
dengan potensi yang tertera pada etiket.
E. Bentuk Imunoserum
Cairan hampir tidak berwarna atau berwarna kuning pucat, tidak keruh, dan
hampir tidak berbau kecuali bau pengawet antimikroba yang ditambahkan.
Berbentuk Sediaan kering berupa padatan atau serbuk warna putih kuning pucat,
mudah larut dalam air membentuk larutan tidak berwarna atau warna kuning pucat,
dan tidak mempunyai sifat sesuai dengan sediaan cair.
F. Pembuatan imunoserum
Imunoserum diperoleh dari hewan sehat yang diimunisasi dengan penyuntikan
toksin atau taksoid, venin suspensi mikroorganisme atau antigen lain yang
sesuai. Selama imunisasi hewan tidak boleh diberi penisilin. Imunoglobulin khas
diperoleh dari serum yang mengandung kekebalan dengan pengendapan fraksi dan
perlakuan dengan enzim atau dengan cara kimia atau fisika.
Dapat ditambahkan pengawet antimikroba yang sesuai. Bila sediaan dikemas
dalam dosis ganda. Sediaan akhir steril dapat dibagi secara aseptik dalam wadah
steril dan tertutup kedap untuk menghindari kontaminasi. cara lainnya , setelah sediaan dibagikan dalam wadah steril dapat
dibekukeringkan untuk mengurangi kadar
air hingga tidak lebih dari 1,0% b/b. Kemudian wadah ditutup kedap dalam hampa
udara atau diisi gas nitrogen bebas
oksigen atau gas inert lain yang sesuai sebelum ditutup kedap; pada setiap
kasus wadah ditutup kedap sedemikian rupa untuk meniadakan kontaminasi.
Imunoserum direkonsitusi segera sebelum digunakan. Imunoserum yang diperoleh dengan perlakuan enzim dan pengendapan
fraksi paling stabil pada pH 6. Metode pembuatan imunoserum sedemikian rupa
sehingga kehilangan aktifitas tidak lebih dari 5% per tahun bila disimpan pada
pH 6 pada suhu 20º C dan tidak lebih dari 20% pertahun bila disimpan pada suhu
37º C.
G. Penandaan Imunoserum
Penandaan, pada penandaan tertera :
1.
Jumlah minimum unit per ml
2.
Dosis
3.
Tanggal kadaluarsa
4.
Kondisi penyimpanan
5.
Volume rekonstitusi untuk serbuk-kering
6.
Bahan tambahan dan Nama spesies sumber imunoserum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Imunoserum adalah sediaan mengandung immunoglobulin khas yang diperoleh
dari serum hewan dengan pemurnian. Imunoserum mempunyai kekuatan khas mengikat
venin atau toksin yang dibentuk oleh bakteri, atau mengikat antigen bakteri,
antigen virus atau antigen lain yang digunakan untuk pembuatan sediaan.
Imunoserum dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
- Imunoserum cair
- Imunoserum kering beku
Macam – macam
imunoserum terdiri dari :
- Imunoserum Antidifteri = Antitoksin Difteri
- Imunoserum Antirabies = Antitoksin Rabies
- Imunoserum Antitetanus = Antitoksin Tetanus
- Imunoserum Antibisa Polivalen = Antibisa Ular
DAFTAR PUSTAKA
Anief.Moh.
2015. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta. UGM
Farmakope
Indonesia Edisi III
Farmakope
Indonesia Edisi V
Farmakope
Indonesia Edisi III
Farida,
Yeni. 2014. Vaksin dan Imunosera. FMIPA.UNS :Surakarta
www.depkses.go.id,
artikel.2016. Vaksin untuk pencegahan dan serum untuk pengobatan.
No comments:
Post a Comment