PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD
PERIODE MADINAH
Sesudah 13 tahun menjalankan agama di kota Mekkah, Nabi telah mengakhiri
zaman Mekkah ini dengan “Hijrah” ke
Madinah. Disinilah beliau menegakkan pertama kali akan suatu negara memenuhi
tugas keduniawiannya, sebagai lanjutan dan tugas keagamaan yang dijalankannya
selama di Mekkah.
Nabi Muhammad milai membentuk “Ummat Islam” yang dimasuki oleh seluruh
manusia (rakyat) yang tidak memandang apa kabilah dan suku bangsanya, dan
dengan tindakannya itu, dimulailah fase politik dan da’wah islam, nabi Muhammad
telah menetapkan kepribadian politik di samping kepribadian agama.
“Peraturan
negara yang didirikan oleh Nabi di Madinah itu, adalah semacam asas politik
yang baru, karena ia menghimpun antara dua prinsip, yaitu musyawarah dan
kekuasaan.
Disamping itu setelah beliau berada di madinah beliau menyusun
langkah-langkah guna mengembangkan jaran islam dan cepat menyebar keseluruh
pelosok dunia. Khususnya di tanah arab itu sendiri
Ada beberapa
langkah yang dilakukan Nabi dalam pengembangan islam di kota Madinah. Sehingga
ajaran islam dengan mudah dapat diterima masyarakat kota tersebut
langkah-langkah yaitu sebagai berikut:
1.
Memberikan kemerdekaan beragama kepada penduduk
Madinah. Langkah pertama ini memberikan angin segar terhadap islam. Islam mengajurkan kepada para pemeluknya agar
menghormati kepercayaan yang dianut pemeluk agama lain masuk kedalam agama
islam. Agama islam mengajarkan “ Tidak ada paksaan dalam beragama”.
Kebijaksanaan Nabi tersebut mengundang simpati pemeluk agama lain,
sehingga ada sebagian diantar mereka yang suka rela meninggalkan agama lama mereka.
2.
Islam mengajarkan bahwa manusia adalah umat yang
satu oleh sebab itu kita wajib
memelihara persaudaraan dan saling menolong, untuk itu Nabi Muhammad mengadakan
perjanjian perdamaian penduduk madinah yang belum beragama islam. Perjanjian
itu dikenal dengan deklorasi madinah yang dilaksanakan pada pada tahun 623 M. Atau tahun kedua hijrah. Isi
perjanjiannya yaitu: bahwa kaum muslimin dan Yahudi Madinah hidup damai serta
bebas memeluk gama dan menjalankan agamanya masing-masing. Muhammad Rasulullah
adalah pemimin umat untuk seluruh penduduk madinah. Bila terjadi perselisihan
di antara kaum yahudi dan kaum muslim maka penyelesaiannya dikembalikan kepada
keadilan Nabi sebagai pemimpin tertinggi di Madinah.
3.
Mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshar. Umat
islam yang datang kemadinah imigran tidak membawa bekal dan persediaan yang
cukup oleh sebab itu kaum anshar tidak berasal dari penduduk madinah, dengan
senang hari membantu kaum muhajirin dengan tujuan ingin memperkuat tali
persaudaraan antara umat islam madinah dengan umat islam yang berasal dari kota
makkah. Dengan adanya tali persaudaraan itu maka Allah menurunkan ayat 10 dan
surat Al-Hujarat : bahwa sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara”.
Dengan demikian islam menjadi sebuah agama yang di senangi masyarakat
madinah pada waktu itu. Karena islam telah melebur seluruh sistem yang
berkembang dikalangan masyarakat arab di warisi secara turun-temurun
DAFTAR PUSTAKA
Murodi. 1994 ”Sejarah Kebudayaan Islam” Karya
Toho Putra:Semarang
No comments:
Post a Comment