EKONOMETRIKA
BAB 7
MODEL DUA
VARIABEL : PENGUJIAN HIPOTESIS
MODEL REDRESI LINIER KLASIK
Asumsi – asumsi MRLK
sebagai berikut:
A7.1. Model regresi berbentuk linier dari segi parameternya; Dari segi variabelnya model ini dapat berbentuk linier
ataupun tak linier. Model regresinya dapat di tulis seperti:
Y1 = B1 + B2 X1
+ ui (6.2)
A7.2. Variabel penjelas X tidak berkolerasi dengan
factor gangguan acak u. Tetapi, jika variable X bersifat nonstokhastik (yaitu,
nilainya merupakan angka yang telah ditentukan sebelumnya), maka asumsi ini
otomatis terpenuhi.
A7.3. Dengan nilai Xi yang tertentu,
nilai rata – rata atau nilai harapan dari factor gangguan acak u adalah nol. Dalam hal ini,
E ( u | xi ) = 0 (7.1)
Faktor ini mewakili semua factor yang tidak di masukkan secara spesifik ke
dalam model.
A7.4. Variasi dari masing – masing ui adalah konstan, atau homoskedasitas
(homo
Artinya sama, dan skedastis artinya
varians). Dalam hal ini:
var ( ui ) = σ2 (7.2)
secara geometris asumsi ini menyatakan distribusi bersyarat dari tiap
populasi Y yang sesuai untuk nilai X tertentu mempunyai varians yang sama. Jika
asumsi ini tidak terpenuhi maka kita memiliki kasus heteroskedastisitas
atau varians tak sama.
A7.5. Tidak ada korelasi diantara dua factor
kesalahan acak. Asumsi ini menyatakan tak ada otokorelasi. Secara aljabar
dituliskan:
kov (ui . ui ) = 0 ,
i ≠ j (7.3)
Disini kov menyatakan kovarians, sedangkan i dan j
adalah dua keselahan acak. (Jika i = j, maka akan memberikan varians dari u
yang berdasarkan persamaan (7.2) adalah konstan.
A7.6. Model regresi di tentukan secara tepat,
sebagai alternative. Tidak ada bias spesifikasi
atau kesalahan spesifikasi pada model yang digunakan dalam analisis
empiris.
VARIASA DAN KESALAHAN STANDAR DARI PENAKSIRAN
KUADRAT TERKECIL BIASA
Varians dan kesalahan
standar dari penaksiran ols adalah ;
var
( b1 ) = = . σ (7.4)
(7.5)
(7.6)
(7.7)
Di mana var = varians dan se
= kesalahan standar, dan σ2 adalah varians dari faktor gangguan acak
ui, yang berdasarkan pada asumsi homoskedasitas bahwa asumsi
sama untuk setiap u.
Setelah σ2 diketahui, maka semau faktor di sisi kanan persamaan diatas dapat dihitung
dengan mudah, yang akan memberikan nilai angka dari avarians dan kesalahan
standar penaksiran ols. σ2 homoskekdastis ditaksir berdasarkan rumus di bawah
ini;
(7.8)
Diamana adalah penaksiran dari σ2 ( kita gunakan tanda ^ untuk mengindikasikan sebuah penaksiran) dan adalah jumlah
kuadrat residu (RSS), yakni , jumlah selisih kuadrat dari Y actual dengan Y
taksiran.
Ekspresi (n – 2) disebut sebagai derajat
kebebasan (d.k)yang merupakan jumlah observasi independent.
Setelah ei dapat di hitung, maka akan mudah untuk di hitung
(7.9)
Perhatikan bahwa yang disebut sebagai kesalahan standar regresi (SER), yang
sesungguhnya merupakan deviasi standar dari nilai Y disekitar
garis regresi yang ditasir.
MENGAPA OLS ? SIFAT – SIFAT DARI PENAKSIRAN OLS
Teorema Gauss – Markov
Berdasarkan asumsi – asumsi dari model regeresi
linear klasik, penaksir ols memiliki varians yang terendah diantara penaksir –
penaksir linear lainnya. Dalam hal ini, penaksiran ols disebuat sebagai
penaksiran tak bias linearterbaik (best linear unblased /BLUE).
Sifat – sifat dari penaksir OLS sebagai berikut:
- b1
dan b2 merupakn penaksir
linear. Artinya
kedua penaksiran itu merupakan fungsi linier dari variable acak Y.
- Keduan
penaksir tidak bias, E(b1) = B1 dan E(b2).
- E dalam
hal ini, varians kesalahn dari penaksiran OLS tidak bias.
- b3
dan b2 merupakan penaksiran yang efisien:
DISTRIBUSI SAMPLING ATAU DISTRIBUSI
PROBABILITAS DARI PENAKSIRAN OLS
Kita
perlu menambahkan sebuah asumsi untuk mengetahui / memperoleh distribusi sampling
dari penaksiran ols b1 dan b2, ke dalam daftar MRLK
ialah:
A7.7. Dalam FRP Yi = Bi
+ B2Xi + ui, faktor – faktor kesalahan ui
distribusi normal dengan rata – rata sebesar nol dan varians σ2. Dalam hal ini
ui
~ N ( 0, σ2 )
(7.17)
Teorema Limit Sentar
Jika
ada sejumlah besar variable acak yang didistribusikan secara independent dan
identik, maka dengan beberapa pengecualian, distribusi dari jumlah variable
acak tersebut cenderung kearah distribusi normal apabila jumlah variable
semacam itu bertambah sampai tak terhingga.
Yang
didistribusikan secara normal memiliki dua parameter, nilai rata – rata dan
varians. Parameter dari b1
dan b2 yang didistribusikan scara normal sebagai berikut:
b1
~ N (7.18)
b2
~ N (7.19)
PENGUJIAN HIPOTESIS
Ho = B2 = 0
Dalam analisis regresi terapan,
Hipotesis “noll” atau disebut sebagai Hipotesis orang-orangan (straw man hypothesis). Dalam persamaan
(7.19) kita telah menunjukkan b2 mengikuti distribusi normal dengan
rata-rata = B2 dan var (b2) = . Pendekatan
yang dapat digunakan ialah:
1. pendekatan interval keyakinan
2. pendekatan uji signifikansi untuk
menguji suatu hipotesis tentang B2 maupun B1.
Karena b2 mengikuti
distribusi normal dengan rata – rata dan varians yang dinyatakan dalam
persamaan (7.19), diketahui bahwa mengikuti distribusi normal standar.
= ~ N ( 0.1 ) (7.20)
Untuk
menggunakan persamaan (7.20),kita harus mngetahui nilai yang sebenarnya.
Koefisien ini tidak diketahui, namun dapat di taksir dengan 2 yang dinyatakan dalam persamaaan (7.8). Namun
jika mengganti σ dalam persamaan (7.20) dengan penaksiran , maka sisi kanan persamaan (7.20) mengikuti distribusi t
dengan d.k (n-2), dan bukan distribusu normal standar; dalam hal ini,
~ tn – 2 (7.21)
Secara lebih umum:
~ tn – 2 (7.22)
Pendekatan Uji Signifikansi Dalam
Pengujian Hipotesis
Gagasan
utama yang mendasari pendekatan ini dalam pengujian hipotesis adalah statistic
uji dan distribusi sampling atau penarikan sampel dari satistik uji yang
dinyatakan dalam hipotesis nol, H0. Keputusan menerima atau menolak
H0 dilakukan berdasarkan nilai statistic uji yang di perolehdari
data sampel.
Untuk mengilustrasikan pendekatan
ini :
Mengikuti distribusi t dengan d.k. (n-2).
Sekarang jika kita misalkan : H0 : B2 = B2
Dimana B2 adalah
nilai angka tertentu dari B2 ( missal B2 = 0), maka dapat langsung
dihitung dari data sampel:
(7.29)
Tiga hal untuk menggunakan uji t
dalam penerapan nyata:
1. Derajat kebebasan (d.k.) yang selalu
(n-2) untuk model dua variabel.
2. Tingkat signifikasi α , yang
merupakan pilihan subjektif, meskipun angka 1,5 atau 10 persen biasanya
digunakan dalam analisis empiris.
3. Apakah kita akan menggunkan
pengujian satu sisi atau dua sisi.
SEBERAPA COCOK GARIS REGRESI YANG
DISESUAIKAN : KOEFISIEN DETERMINASI, (r2)
Koefisien determinasi dinotasikan dengan
symbol r2. Guna mengetahui cara menghitung r2, dilakukan
langkah – langka sepertii di bawah ini .
(6.5)
Dengan
memisalkan huruf kecil menyatakan deviasi dari nilai rata-rata, dapat ditulis
persamaan (7.17) sebagai
yi
= ỷi + ei (7.32)
Perhatikan
pula bahwa ē = 0,yang mana menghasilkan dalam hal ini nilai rata-rata dari Y actual
dan Y taksir adalah sama. Atau
yi = b2xi +
ei (7.33)
Karena ŷi = b2xi
Kini
dengan mengkuadratkan persamaan (7.33) di kedua sisinya dan jumlahkan untuk
seluruh sampel, lalu dengan sedikit manipulasi aljabar sederhana kita peroleh:
(7.35)
Kuadrat pada persamaan (7.35)
didefinisikan:
= variasi
total dari nilai Y actual disekitar rata-rata sampel , yang
disebut total jumlah kuadrat (total sum of squqres/TSS).
= variasi total dari nilai Y taksiran
disekitar nilai rata-rata ( ) disebut jumlah
kuadrat yang dijelaskan (explained sum of squares/ESS)
= disebut
jumlah kuadrat residu (residual sum of squares/RSS)Secara sederhana persamaan
(7.35) adalah:
TSS
= ESS + RSS (7.36)
Jika
RSS relative lebih besar dari ESS maka FRS hanya menjelaskan sebagian kecil
saja dari variasi Y, dan sebaliknya. Jika kita membagi persamaan (7.36) dengan
TSS pada kedua sisinya , mka diperoleh:
(7.37)
kita defiisikan:
(7.38)
Besaran
r2 yang didefinisikan diatas disebut sebagai koefisien determinasi
(sampel), secara verbal r2mengukur bagian / persentase total variasi
Y yang dijelaskan oleh model regresi.
Dua sifar r2
yang bias dicatat:
1. r2 bukan merupakan besaran
negative.
2. Batasnya adalah 0 ≤ r2 ≤ 1
karena sebagian (ESS) tidak dapat lebih besar daripada seluruh (TSS)
RUMUS UNTUK MENGHITUNG r2
Dengan menggunakan persamaan (7.38)
persamaan (7.37) dapat dituliskan :
(7.39)
Oleh karena itu:
(7.40)
Kpefisien korelasi r dapat di hitung
dengan persamaan (7.34) yang dapat dituliskn juga seperti:
(7.42)
(7.43)
Dapat juga dihitung dari koefisien
determinasi r2 yaitu:
(7.44)
PELAPORAN HASIL ANALISIS REGRESI
Jika
kita menyatakan hipotesis nol secara spesifik, maka kita akan mengasumsikan
bahwa itu merupakan hipotesis nol yang sebersa nol.Dan bila kita menolak
hipotesis nol tersebut berarti nilai populasi yang sebenarnya berbeda dari nol.
Salah
satu keunggulan dari pelaporan hasil regresi adalah dapat langsung mengetahui
apakah tia-tiap koefisien yang ditaksir masing-masing signifikan secara
statistic atau dengan kata lain bebeda secara signifikan dari nol. Semakin
kecil nilai p semakin besar bukti yang menentang hipotesis nol.
Hipotesis nol yang
sebesar nol pada dasarnya semacam orang-orangan. Hipotesis ini biasanya
digunakan untuk alas an strategis yaitu untuk mendramatisir signifikan (bobot)
statistic dari koefisisen yang ditaksir.
OUTPUT
Dibawah ini output
untuk contoh tentang lotto yang di peroleh dari program computer eviews:
Dependent variable: Y
Method: Least Squares
Sampel: 1 10
Included Observations; 10
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 7.6181 3.0523 2.4958 0.0372
X 0.0814 0.0112 7.2624 0.0001
R-squared 0.8682
S.E. of regression 2.5468
Sum square resid. 51.8909
Dalam output ini C menyatakan factor
konstanta (titik potong): Prob. Adalah nilai p; sum of square resid adalah RSS; S.E.of regression adalah
kesalahan standar dari regresi. Nilai t yang du sajikan berdasarkan hipotesis
(nol) bahwa koefisien regresi populasi yang sesuai adalah nol.
UJI NORMALITAS
Histogram Residu
Histogram residu merupakan perangkat
grafik sederhana yang digunakan untuk mempelajari sesuatu tentang bentuk fungsi
kepadatan probalitas (FKP) dari suatu varabel acak.
Gambar Probabilitas Normal (GPN)
GPN merupakan perangkat grafik
yang reltif sederhana lainnya untuk mempelajari FKP dari suatu variable acak
yang menggunakan kertas distribusi normal, yakni kertas yang digarisi khusus
untuk menggambar grafik. Hipotesis ini dapat diterima apabila A2
yang dihitung tidak signifikan secara statistic.
Uji Jarque-Bera (JB)
JB merupakan uji normalitas yang
kini menjadi sangat popular dan tercangkup didalam beberapa paket computer
statistic. Ini merupakan uji asimtotis / sampel besar dan didasari atas residu
OLS.
Jarque dan Bera telah mengembangkan
statistic uji berikut ini:
(7.47)
Secara simbolis,
(7.48)
Dimana asy adalah secara simbolis.
CATATAN TENTANG RAMALAN
Nilai
penaksiran tersebut tak mungkin sama
dengan nilai rata-rata yang sebenarnya dalam suatu sampel tertentu. Selisih
antara keduanya disebut kesalahan peramalan atau ksalahan prediksi.
BAB 8
REGRESI BERGANDA: PEANAKIRAN DAN PENGUJIAN
MODEL
REGRESI LINEAR TIGA VARIABEL
Dengan
menyatakan fungsi regresi populasi (FRP) 2 variabel, kita dapat menuliskan FRP
3 variabel dalam bentuk nonstokhastik sebagai berikut:
E(Y1)
= B1 + B2 X2t + B3 X3t (8. 1)
Dan dalam bentuk stokhastik adalah sebagai
berikut:
Yt
= B1 + B2 X2t + B3 X3t +
μ1 (8. 2)
= E(Yt) + μt (8. 3)
Ket:
Y = Variabel tak bebas
X2 dan
X3 = Variabel- variabel penjelas
μ = Faktor gangguan stokhastik
t = Observasi ke- t
Arti
Koefisien Regresi Parsial
Koefisien
regresi parsial mencerminkan pengaruh parsial dari sebuah variabel penjelas
tehadap nilai rata-rata variabel tak bebas apabila nilai variabel- variabel
penjelas lainnya yang terdapat didalam model dipertahankan konstan. Artinya B2
mengukur perubahan nilai rata-rata Y, E(Y), untuk tiap unit perubahan dalam X2,
sementara nilai X3 dipertahankan konstan. Demikian pula, B3
mengukur perubahan nilai rata-rata Y untuk tiap unit perubahan dalam X3,
sementara nilai X2 dipertahankan konstan.
ASUMSI-
ASUMSI MODEL REGRESI LINEAR BERGANDA
- Model regresi
ini memiliki parameter- parameter yang bersifat linear sebagaimana
yang ditunjukkan persamaan (8.1)
dan bahwa model ini ditentukan secara tepat.
- X2
dan X3 tidak berkorelasi dengan faktor gangguan μ. Namun jika X2
dan X3 berifat nonstokhastik, maka asumsi ini otomatis
terpenuhi.
- Faktor kesalahan
μ mempunyai nilai rata- rata sebesar nol.
E(μi)
= 0 (8.
4)
- Homokedastisitas
atau varians dari μ adalah konstan.
Var
(μi) = σ2 (8.
5)
- Tidak ada
otokorelasi antara faktor kesalahan μi dan μj.
Cov (μi, μj) i ≠ j (8.
6)
- Tidak ada
kolinearitas nyata antara X2 dan X3. dalam hal ini
tidak ada hubungan linear yang nyata antara kedua variabel penjelas. Ini
merupakan asumsi baru yang akan dijelaskan selanjutnya.
- Untuk pengujian
hipotesis, faktor kesalahan μ mengikuti distribusi normal dengan rata-
rata sebesar nol dan varians σ2 (homoskedastis).
μi
~ N (0, σ2)
(8. 7)
PENAKSIRAN
PARAMETER DALM REGRESI BERGANDA
PENAKSIRAN KUADRAT TERKECIL BIASA
Untuk mendapatkan penaksiran- penakiran OLS,
dituliskan fungsi regresi sampel (FRS) yang sesuai untuk FRP persamaan (8. 2)
sebagai berikut:
Yt
= b1 + b2 X2t + b3 X3t +
et (8.
8)
Ket:
b1
= penaksir dari B1
b2
= penaksir dari B2
b3
= penaksir dari B3
keseimbangan untuk tingkat sampel dari persamaan
(8. 1) adalah
Ŷ
= b1 + b2X2t – b3X3t (8. 9)
Yang merupakan taksiran dari garis regresi
populasi (GRP)
Prinsip OLS memilih nilai- nilai dari
parameter-parameter yang tak diketahui seemikian rupa sehingga jumlah kuadrat
residu (Rss) nya ∑et2 sekecil mungkin. Untuk itu, mula-
mula ditulis persamaan (8. 8) sebagai
et = Yt
– bt – b2 X2t + b3 X3t (8.10)
dengan mengkuadratkan persamaan ini pada kedua
sisi- sisinya dan menjumlahkan diantara seluruh observasi sampel, diperoleh:
Rss = ∑et2 = ∑ (Yt
– b1 – b2 X2t – b3 X3t)2 (8.11)
Minimisasi persamaan (8. 11) melibatkan metode
diferensiasi dalam kalkulus.
= b1 = b2 X2 + b3
X3 (8.12)
∑ YX2t = b1
∑ X2t + b2 ∑ X22t + b3
∑ X2t X3t (8.13)
∑ Yt X3t =
b1 ∑X3t + b2 ∑X2t X3t +
b3 ∑ X32t (8.14)
Dengan manipulasi aljabar sederhana untuk
persamaan- pesamaan diatas, diperoleh ketiga penaksiran OLS sebagai berikut:
b1 = Ῡ - b2
X2 + b3 X3 (8. 15)
b2 = (8. 16)
b3 = (8. 17)
dimana, huruf kecil menyatakan devlasi dari nilai
rata-rata sampel
VARIANS DAN KESALAHAN
STANDAR DARI PENAKSIR OLS
Tujuan utama kesalahan
standar :
- untuk menetapkan interval
keyakinan bagi nilai – nilai parameter yang sebenarnya
- untuk menguji hipotesis statistic
rumus – rumus yang relevan, tanpa perlu pembuktian adalah sebagai
berikut :
Var (br) = + [] σ2 (8.23)
Se (b1) = (8.24)
Var (b2) = . (8.25)
Se (b2) = (8.26)
Var (b2) = . (8.27)
Se (b3) = (8.28)
Di dalam semua rumus ini, merupakan varians (yang
homoskedastis) dari faktor kesalahan populasi ut. Penaksir OLS dari
varians yang tak diketahui ini adalah
=
Cara pintas menghitung RSS
= - b2 x2t -b3
x3t
KECOCOKAN SUAI DARI
REGRESI BERGANDA YANG DITAKSIR: KOEFISIEN DETERMINASI BERGANDA, R2
TSS = ESS + RSS
Dimana TSS = jumlah total kuadrat variabel tak bebas Y
ESS = Jumlah kuadrat yang dijelaskan
RSS = Jumlah kuadrat residu
R2 = (8.28)
ESS = (8.29)
RSS = (8.30)
R2 = (8.31)
Atau R2 = 1 - = 1 - (8.32)
PENGUJIAN HIPOTESIS DALAM MODEL REGRESI BERGANDA: PENDAPAT UMUM
t = ~ tn-3 (8.33)
t = ~tn-3 (8.34)
t = ~tn-3 (8.35)
PENGUJIAN HIPOTESIS TENTANG MASING – MASING KOEFISIEN REGRESI
PARSIAL
Ho : B2 = 0 dan H1 : B2
0
Dalam hipotesis sebelumnya, diketahui
t =
=
B2 = 0
PENGUJIAN HIPOTESIS
GABUNGAN BAHWA B2 = B3 = 0 ATAU R2
= C
Hipotesis nol H0 : B2 = B2 = 0
(8.37)
Hipotesis nol ini adalah “ hipotesis gabungan “ bahwa B2
dan B3 secara bersama- sama / simultan sama dengan nol. Hipotesis
ini menyatakan bahwa kedua variabel penjelas secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap Y. Ini sama saja dengan mengatakan bahwa
H0 : R3 = 0 (8.38)
Dalam hal ini, kedua variabel penjelas sebanyak nol persen terhadap
variasi variabel tak bebas . Oleh karena itu , kedua himpunan hipotesis (8.37)
dan (8.38) adalah ekuivalen ; yang satumenyiratkan yang lain. Pengujian
terhadap salah satu hipotesis ini disebut “uji signifikasi keseluruhan terhadap
regresi berganda yang ditaksir.
Prosedur uji t, kendati berlaku bagi pengujian signifikansi statistic dari masing-masing koefisien
regresi, tidaklah berlaku bagi pengujian hipotesis gabungan.
Analisis Varians (Anova)
TSS = ESS + RSS
(8.39)
Dalam hal ini
∑ yt2 = B2 ∑ yt X 2t + b3
∑ yt X 3t + ∑ et2
Hubungan Penting Antara F
Dan R2
Hubungan antara koefisien determinasi R2 dan rasio F yang
digunakan dalam ANOVA adalah:
F
= (8.40)
Dimana n = jumlah observasi dan k = jumlah variabel termasuk titik
potong .
Bila R=O,F juga sama dengan nol ipso
facto . Semakin besar nilai R2, maka nilai F akan semakin besar pula. Pada batas R2 = 1, nilai F mencapai tak terhingga.
BAB 9
BENTUK FUNGSIONAL
DARI MODEL REGRESI
BAGAIMANA MENGUKUR ELASTISITAS MODEL LOG-LINEARS
Marilah kita meninjau kembali fungsi pengeluaran
untuk membeli lotto yang telah dibahas didalam bab 6 dan 7.namun sekarang
pertimbangkan model fungsi pengeluaran untuk membeli lotto dibawah ini,.( untuk
memudahkan perhitungan aljabalnya.kita akan memperkenalkan faktor kesalahan ui
belakangan).
Y1 = AX1B2 (9.1)
Dimana y adalah pengeluaran untuk membeli lotto
dan x adalah pendapatan disposibel per kapita (PDP)
Model ini memiliki
variable x yang tak linear .2 akan tetapi, marilah menyatakan
persamaan (9.1) dalam bentuk lain namun artinya sama.nyakni sebagai berikut:
Ln y1 = Ln A + B2
ln x1 (9.2)
Dimana ln = logaritma netral,atau dengan kata
lain,logaritma terhadap basis e.3 sekarang, bila kita misalkan
B1 = ln A (9.3)
Kita dapat menuliskan persamaan (9.2) sebagai :
Ln y1 = B1 + B2
ln x1 (9.4)
Dan untuk keperluan penaksiran, kita dapat
menuliskan model ini sebagai
Ln y1 = B1 + B2
ln xi + ui (9.5)
Ini merupakan model regresi linear, karena
parameter B1 da B2 dalam model ini berbentuk linear.4
menariknya,model ini juga linear karena variabel y dan x dinyatakan dalam
bentuk logaritma.
Pengujian Hipotesis dalam model
Log-Linear
Sejauh menyangkut penggujian hipotesis,sama sekali
tidak ada perbedaan antara model linear dan model log-linear.berdasarkan asumsi
bahwa faktor kesalahan mengikuti distribusi normal dengan rata-rata sebesar nol
dan varians konstan sebesar 02.maka berlaku bahwa masing-masing
tanda regresi yang ditaksir didistribusikan secara normal.
MEMBANDINGKAN MODEL REGRESI LINEAR
DAN LOG-LINEAR
Dalam kesempatan ini kita coba bahas sebuah
pertayaan praktis yang penting.kita telah mencocokkan fungsi pengeluaran untuk
membeli lotto yang linear ( dari segi variabel) yakni persamaan (7,46) maupun
fungsi permintaan log-linear yaitu persamaan (9.8) untuk contoh kita tentang
lotto.model manakah yang sebaiknya kita pilih? Kendati teori ekonomi
menunjukkkan bahwa pengeluaran atas suatu barang atau jasa pada umumya
berkorelasi secara positif dengan PDP,9 teori ini sering tidak cukup
menyakinkan untuk memberitahukan bentuk fungsional tertentu yang cocok mengenai
hubungan diantara keduanya.
MODEL REGRESI BERGANDA LOG-LINEAR
Model log-linear dua variabel dengan mudah
digeneralisir menjadi model yang memuat lebih dari satu variabel
penjelas,sebagai contoh,model log-linear tiga variabel dapat di nyatakan
sebagai berikut:
Ln y1 = B1 +
B2 ln X 2i + B3 ln X3t + u1 (9.10)
Dalam model ini, koefisien kemiringan parsial B2
dan B3 juga disebut sebagai koefisien elastisitas parsial.13.jadi,B2
mengukur elastisitas y terhadap x2,dengan mempertahankan
pengaruh X3 pada tingkat yang konstan; B2 mengukur
persentase perubahan y untuk setiap persen perubahan X2.dengan mempertahankan
pengaruh x3 pada tingkat yang konstan.karena pengaruh x3
dipertahankan konstan,maka B2 disebut elasititas parsial.demikian
pula B3 mengukur elatisitas (parsial) dari y terhadap x3,
dengan mempertahankan pengaruh X2 pada tingkat yang konstan .
singkatnya, dalam model berganda log-linear,tiap koefisien kemiringan parsial
mengukur elastisitas parsial variabel tak bebas terhadap variabel penjelas yang
bersangkutan,dengan mempertahankan semua variabel lain pada tingkat yang
konstan.
BAGAIMANA MENGUKUR LAJU PERTUMBUHAN
: MODEL SEMI-LOG
Model Tren Linear
Sebagai model perhitungan yang cepat dan layak
pakai, para peneliti menaksir model berikut ini:
Y1 = B1 + B2t
+ u t (9.13)14
Dalam hal ini,regresi y terhadap t saja; dimana
waktu di ukur secara urut,model semacam itu cocok disebut sebagai model tren
linear,dan variabel waktu t disebut sebagai variabel tren.17 jika
koefisien kemiringan dari model diatas bernilai positif,berarti terdapat tren
ke atas dari y, sedangkan jika negatif berarti terdapat tren kebawah dari y.
Cacatan peringatan : cara tradisional dalam
memperkenalkan variabel tren t dalam model-model seperti (9.18) dan (9.22) kini
banyak dipertanyakan oleh pakar ekonometrika deret berkala genersi
sekarang.mereka berpendapat bahwa cara semacam itu hanya dapat di benarkan
apabila faktor kesalahan u t dalam model-model diatas tak dapat
berubah – ubah (stasioner)
MODEL LIN-LOG : BILAMANA VARIABEL PENJELASNYA
BERBENTUK LOGARITMA
Dalam bagian terdahulu kita telah membahas tentang
model pertumbuhan dimana variabel tak bebasnnya berbentuk logaritma namun
variabel penjelasnya berbentuk linear.kita dapat menyebut model semacam itu
sebagai model log-lin atau model pertumbuhan.
MODEL-MODEL KEBALIKAN
Model-model seperti yang
terdapat dibawah ini disebut sebagai model kebalikan atau berbanding
terbalik(reciprocal model)
Yi = B1 + B2 1 (9.28)
Model ini memiliki variabel X yang berbentuk
nonlinear karena variabel tersebut
merupakan model dalam bentuk kebalikan atau berbanding terbalik,namun
model tersebut merupakan model regresi linear karena parameter – parameter nya
linears.
MODEL – MODEL REGRESI POLINOMIAL
Yang disebut sebagai fungsi kubik,atau secara
lebih umum,fungsi polinomial tingkat tiga dalam variabel X- panakat tertinggi
dari x menyatakan tingkatan dari fungsi polimial.
REGRESI MELEWATI TITIK NOL
Adakalanya regresi mengamsumsi bentuk seperti
dibawah ini,yang kita ilustrasikan dengan model dua variabel.meskipun
generalisasi menjadi model regresi berganda cukup mudah dilakukan.
Y1 =B2X2
+ u1 (9.35)
Dalam model ini, titik potongya tidak ada alias nol.dan
karenanya disebut regresi melewati titik nol.untuk persamaan ini dapat
ditunjukkan bahwa26
b2 = (9.36)
var (b2) = (9.37)
(9.38)
Jika kita bandingkan rumus-rumus tersebut dengan
rumus-rumus untuk model dua variabel yang memiliki titik potong.yakni
sebagaimana yang dinyatakan dalam persamaan (6.17).(7.6).(7.8) kita dapat
melihat beberapa perbedaan. Pertama,dalam model tampa titik potong,kita
menggunakan perhitungan kasar untuk jumlah kuadrat dan perkalian
silangnya,sedangkan dalam model titik potong, kita menggunakan jumlah perkalian
kuadrat dan perkalian
silang yang disesuaikan terhadap nilai
rata-rata.kedua,d.k.dalam menghitung sekarang sebesar (n-1)
dan bukannya (n-2) karena dalam persamaan (9.35) kita hanya mempunyai satu
koefisien yang diketahui.ketiga, rumus konvensional dalam menghitung r2 yang
kita gunakan selama ini secara tegas mengamsumsikan bahwa model tersebut
mempunyai titik.oleh karena itu, kita sebaiknya tidak menggunakan rumus
itu.jika kita menggunakan rumus tersebut,maka kadang-kadang akan mendapatkan
hasil yang tidak masuk akal karena nilai hitung r2 bisa menjadi
negatif.terakhir,untuk model-model yang memiliki titik potong, jumlah dari
residu yang di taksir. ∑ûi = ∑ei selalu sebesar
nol,tetapi untuk model yang tidak memiliki titik potong halnya tidak selalu
demikian.
CACATAN TENTANG SKALA PENGUKURAN
Berbagai variabel, entah itu variabel ekonomi atau
bukan,dinyatakan dalam berbagai satuan pengukuran.sebagai contoh, kita dapat
menyatakan temperatur dalam satuan fahrenheit atau celcius.PDB dapat diukur
dalam satuan juta atau miliar dolar AS.apakah hasil regresi sensitif terhadap
satuan pengukuran? Jawabannya adalah bahwa beberapa hasil regresi memang sensitif edangkan beberapa lainnya tidak.untuk menunjukkan
tentang hal ini,perhatikan data yang disajikan dalam tabel (9.10).
- Variabel:
PMDNSBM = penanaman modal dalam negeri swasta brutto(dalam miliar dolar AS tahun 1992)
- PMDNSBJ =
penanaman modal dalam negeri swasta brutto ( dalam juta dollar AS harga
konstan tahun1992)
- PDBM = produk
domestik brutto ( dalam miliar dolar AS harga konstan tahun 1992)
- PDBJ = produk
domestik brutto ( dalam juta dolar AS harga konstan tahun 1992)
Tabel 9.10 Penanaman Modal Dalam Negeri Swasta
Bruto Dan Produk Domestik Bruto,Amerika Serikat 1988-1997
TAHUN
|
PMDNSBM
|
PMDMSBJ
|
PDBM
|
PDBJ
|
1988
|
828,2
|
828200
|
5865,2
|
5865200
|
1989
|
863,5
|
863500
|
6062,0
|
6062000
|
1990
|
815,0
|
815000
|
6136,3
|
6136300
|
1991
|
738,1
|
738100
|
6079,4
|
6079400
|
1992
|
790,4
|
790400
|
6244,4
|
6244400
|
1993
|
863,6
|
863600
|
6389,6
|
6389600
|
1994
|
975,7
|
975700
|
6610,7
|
6610700
|
1995
|
996,1
|
996100
|
6761,6
|
6761600
|
1996
|
1084,1
|
1084100
|
6994,8
|
6994800
|
1997
|
1206,4
|
1206400
|
7269,8
|
7269800
|
Tabel ini memberikan data tentang penanaman modal
dalam negeri swasta brutto yang diukur dalam miliar dolar AS (PDBM) dan data
yang sama dinyatakan dalam juta dolar AS (PDBJ).
IKHTISAR TENTAG BENTUK –BENTUK
FUNGSIONAL
Dalam bab ini kita akan
membahas beberapa model regeresi yang meskipun parameter nya linier, namu
variabelnya tak perlu linier.untuk masing-masing model tersebut,kita mencatat
beberapa fitur khususnya dan juga berbagai situasi yang mungkin cocok untuk
menerapkannya.sebagaimana yang ditunjukkan oleh tabel (9.11) untuk model-model
yang variabelnya linier (VL) koefisien kemiringannya konstan tetapi koefisien
elastisitas nya berubah-ubah .sedangkan untuk model log atau log
linier,koefisien elastisitasnya berubah-ubah.koefisien elastisitasnya konstan
tetapi koefisien kemiringannya berubah-ubah.
IKHTISAR
Dalam bab ini kita akan
membahas model-model yang parameternya linier,atau yang dapat di buat linier
melalui transpormasi yang sesuai.namun variabel-variabelnya tidak perlu
linier.ada banyak model semacam itu, yang masing-masing memiliki penerapan
khusus.kita membahas lima jenis model penting yang parameternya linier namun
variabelnya tak linier yaitu:
1. model log-linier, dimana variabel tak bebas maupun
variabel penjelasnya dinyatakan dalam bentuk logaritma.
2. model log-lin atau model pertumbuhan,dimana
variabel tak bebasnya berbentuk logaritma namun variabel bebasnya berbentuk
linier.
3. model lin-log, dimana variabel tak bebasnya
berbentuk linier namun variabel bebasnya berbentuk logaritma.
4. model kebalikan ,dimana variabel tak bebasnya
berbentuk linier tetapi variabel bebasnya tidak .28
5. model polinomial,dimana variabel bebasnya memiliki
pangkat yang berbeda-beda.
Penyusunan model mensyaratkan keseimbangan antara
teori,ketersediaan data tentang sifat – sifat statistik dari berbagai model
yang ada, maupun penjelas yang sulit di pahami yang disebut penilaian praktis.
Apapun model yang dipilih
dalam praktek,kita harus memperhatikan dengan cermat satuan yang di gunakan
dalam mengukur v maupun variabel bebasnya. Karena penafsiran atas koefisien –
koefisien regresi akan tergantung pada satuan pengukuran tersebut.
No comments:
Post a Comment