HEWAN
LANGKA INDONESIA
Babi
Rusa (Babyrousa babirussa)
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Lingkungan adalah
segala sesuatu yang terdapat di sekitar makhluk hidup. Lingkungan terdiri atas
komponen biotic dan abiotik. Oleh karena lingkungan membentuk suatu sistem maka
disebut dengan sistem lingkungan atau ekosistem.
Perubahan
lingkungan selalu terjadi sepanjang sejarah lingkungan itu sendiri. Perubahan
lingkungan itu dapat diakibatkan oleh faktor alam dan faktor manusia. Faktor
alam dapat mengubah lingkungan, misalnya lerusan gunung, gempa bumi,
kekeringan, angina topan dan kebakaran hutan.
Pada dasarnya alam
mempunyai sifat yang beraneka ragam namun secara alamiah tetap serasi dan
seimbang maka diperlukan upaya penjagaan serta perlindungan dan pengawetan
alam. Secara konkrit yang dimaksud pengawetan alam adalah upaya-upaya untuk
menjaga kelestarian dan keseimbangan flora dan fauna, tanah dan air serta
komponen ekosistem lainnya.
Untuk menjaga
keseimbangan dan keserasian ekosistem harus dilakukan salah satu upaya untuk tercegahnya
kepunahan salah satu komponen yang harus dilindungi adalah hewan. Pada masa
kini akibat adanya berbagai kerusakan alam yang mengakibatkan berubahnya
keteraturan ekosistem baik karena ulah manusia maupun faktor alam.
BAB II
PEMBAHASAN
Babi rusa (babyrousa babi russa) merupakan salah satu hewan yang
langka di Indonesia ,
hewan ini hanya terdapat di sekitar Sulawesi, Pulau Tagian, Malang e,
Sula, Buru , dan Maluku.
Habitat : babirusa banyak ditemukan di hutan bagian
hujan tropis. Hewan ini gemar melahap buah-buahan dan tumbuhan, seperti mangga,
dan dedaunan. Mereka hanya berburu makanan pada malam hari untuk menghindari
dari beberapa binatang buas yang sering menyerang.
Panjang tubuh
babirusa sekitar 87 – 106 cm, tingginya hanya 65 – 80 cm, dan berat tubuhnya
mencapai 90 Kg, biasanya mereka hidup berkelompok dengan seekor pejantan yang
paling kuat sebagai pemimpinnya.
Binatang yang
pemalut ini bisa menjadi buas bila
diganggu. Taringnya panjang menuat ke atas, berguna melindungi matanya dari
duri rotan.
Babirusa betina melahirkan 1 – 2 ekor 1 kali melahirkan. Maka
kehamilannya berkisar antara 125 – 150 hari. Babirusa itu akan disusui selama 1
bulan, setelah itu akan mencari makanan sendiri di hutan bebas. Selama serahun
babirusa betina hanya melahirkan saru kali. Usia dewasa seekor babirusa 5 – 10
bulan, dan dapat bertahan hingga usia 24 tahun.
Mereka sering di
buru penduduk setempat untuk dimangsa atau sengaja dibunuh karena merusak lahan
pertanian, dan perkebunan. Populasi hewan yang juga memangsa larva ini kian
sedikit hingga termasuk dalam daftar hewan yang dilindungi. Jumlah mereka
diperkirakan tinggal 4000 ekor dan hanya terdapat di Indonesia . Sejak tahun 1996 hewan
ini telah termasuk dalam kategori langka dan dilindungi oleh IUCN dan CITES.
- multiseluler
- eukariotik
- heterotroph
- dapat berpindah tempat.
Sebagai bagian kingdom animalia, babirusa tergolong
hewan chordate (bersumbu tubuh),
tergolong subfillum vertebrata (hewan bertulang belakang).
Babirusa ini
diklasifikasikan sebagai mamalia. Mamalia sendiri berarti hewan yang memiliki
kelenjar susu, untuk menyusui anak-anaknya. Seluruh hewan mamalia adalah bern afas dengan menggunakan paru-paru, tubuhnya di tutupi
rambut, dan tergolong hewan homoitermik (bersuhu tubuh stabil), tidak tergantung
dengan temperature sekitar).
Jadi, babirusa
merupakan hewan langka yang dilindungi dan bersifat penyendiri. Babirusa
termasuk dalam :
Kingdim : Animalia
Genus : Babyrousa
Spesies : Babirusa.
DAFTAR PUSTAKA
Hewan-hewan langka Ind onesia
(2005). Dikutip pada tanggal 30 April 2009. dari http:
///www.indonesia.com/hewan-hewan langka.
Jasin, Maskoeri. 1987. Sistematika Hewan (Invertebrata dan vertebrata). Sinar
Wi jaya, Surabaya .
Syamsuri Istamar, dkk. 2000. Biologi. Erlangga, Jakarta
No comments:
Post a Comment