Tuesday, 12 March 2019

MAKALAH HEWAN LANGKA INDONESIA Babi Rusa (Babyrousa babirussa)

HEWAN LANGKA INDONESIA
Babi Rusa (Babyrousa babirussa)


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
            Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar makhluk hidup. Lingkungan terdiri atas komponen biotic dan abiotik. Oleh karena lingkungan membentuk suatu sistem maka disebut dengan sistem lingkungan atau ekosistem.
            Perubahan lingkungan selalu terjadi sepanjang sejarah lingkungan itu sendiri. Perubahan lingkungan itu dapat diakibatkan oleh faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam dapat mengubah lingkungan, misalnya lerusan gunung, gempa bumi, kekeringan, angina topan dan kebakaran hutan.
            Pada dasarnya alam mempunyai sifat yang beraneka ragam namun secara alamiah tetap serasi dan seimbang maka diperlukan upaya penjagaan serta perlindungan dan pengawetan alam. Secara konkrit yang dimaksud pengawetan alam adalah upaya-upaya untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan flora dan fauna, tanah dan air serta komponen ekosistem lainnya.
            Untuk menjaga keseimbangan dan keserasian ekosistem harus dilakukan salah satu upaya untuk tercegahnya kepunahan salah satu komponen yang harus dilindungi adalah hewan. Pada masa kini akibat adanya berbagai kerusakan alam yang mengakibatkan berubahnya keteraturan ekosistem baik karena ulah manusia maupun faktor alam.








BAB II
PEMBAHASAN

Babi rusa (babyrousa babi russa) merupakan salah satu hewan yang langka  di Indonesia, hewan ini hanya terdapat di sekitar Sulawesi, Pulau Tagian, Malange, Sula, Buru, dan Maluku.
                                               
Habitat : babirusa banyak ditemukan di hutan bagian hujan tropis. Hewan ini gemar melahap buah-buahan dan tumbuhan, seperti mangga, dan dedaunan. Mereka hanya berburu makanan pada malam hari untuk menghindari dari beberapa binatang buas yang sering menyerang.
            Panjang tubuh babirusa sekitar 87 – 106 cm, tingginya hanya 65 – 80 cm, dan berat tubuhnya mencapai 90 Kg, biasanya mereka hidup berkelompok dengan seekor pejantan yang paling kuat sebagai pemimpinnya.
            Binatang yang pemalut ini bisa menjadi buas  bila diganggu. Taringnya panjang menuat ke atas, berguna melindungi matanya dari duri rotan.
Babirusa betina melahirkan 1 – 2 ekor 1 kali melahirkan. Maka kehamilannya berkisar antara 125 – 150 hari. Babirusa itu akan disusui selama 1 bulan, setelah itu akan mencari makanan sendiri di hutan bebas. Selama serahun babirusa betina hanya melahirkan saru kali. Usia dewasa seekor babirusa 5 – 10 bulan, dan dapat bertahan hingga usia 24 tahun.
            Mereka sering di buru penduduk setempat untuk dimangsa atau sengaja dibunuh karena merusak lahan pertanian, dan perkebunan. Populasi hewan yang juga memangsa larva ini kian sedikit hingga termasuk dalam daftar hewan yang dilindungi. Jumlah mereka diperkirakan tinggal 4000 ekor dan hanya terdapat di Indonesia. Sejak tahun 1996 hewan ini telah termasuk dalam kategori langka dan dilindungi oleh IUCN dan CITES.
            Babirusa tergolong Kingdom Animalia, yang artinya babirusa bersifat :
  1. multiseluler
  2. eukariotik
  3. heterotroph
  4. dapat berpindah tempat.
Sebagai bagian kingdom animalia, babirusa tergolong hewan chordate (bersumbu tubuh), tergolong subfillum vertebrata (hewan bertulang belakang).
            Babirusa ini diklasifikasikan sebagai mamalia. Mamalia sendiri berarti hewan yang memiliki kelenjar susu, untuk menyusui anak-anaknya. Seluruh hewan mamalia adalah bernafas dengan menggunakan paru-paru, tubuhnya di tutupi rambut, dan tergolong hewan homoitermik (bersuhu tubuh stabil), tidak tergantung dengan temperature sekitar).
            Jadi, babirusa merupakan hewan langka yang dilindungi dan bersifat penyendiri. Babirusa termasuk dalam :
Kingdim          : Animalia
Genus              : Babyrousa
Spesies            : Babirusa.

DAFTAR PUSTAKA

Hewan-hewan langka Indonesia (2005). Dikutip pada tanggal 30 April 2009. dari http: ///www.indonesia.com/hewan-hewan langka.

Jasin, Maskoeri. 1987. Sistematika Hewan (Invertebrata dan vertebrata). Sinar Wijaya, Surabaya.

Syamsuri Istamar, dkk. 2000. Biologi. Erlangga, Jakarta








No comments:

Post a Comment