Tuesday, 12 March 2019

MAKALAH BAHASA INDONESIA DIKSI

A.    Diksi
Diksi adalah memilih kata-kata yang tepat dan sesuai untuk mengatakan isi pikirannya. Dalam hal memilih kata-kata ada 3 syarat yang perlu diperhatikan:
1.      Kata-kata yang dipilih itu haruslah tepat
      Artinya kata yang dipilih itu memberi makna yang tepat dengan konteksnya.
2.      Kata-kata yang dipilih iti" haruslah sesuai
      Artinya kata yang dipilih itu sesuai dengan latar social budaya masyarakat penuturnya.
3.      Kata-kata yang dipilih itu haruslah lazim digunakan dalam kehidupan penutur bahasa yang bersangkutan.

Pemakaian Kata-kata dalam Bahasa Tutur
Adalah kata-kata yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti ditaman, dipasar atau ditempat-tempat yang tidak resmi. Akan tetapi, dalam penulisan karangan ilmiah/dalam kegiatan resi yang lain kata ini tidak pantas digunakan :
Contoh :
Kata Tutur              Kata Baku
Dibikin                    Dibuat
Dikasih                  Diberi
Bilang                 Mengatakan



Pemakaian Kata yang Bernilai Rasa
Adalah kata-kata yang tepat dan sesuai digunakan untuk mengatakan objek tertentu. Contoh :
Kata                                                    Untuk
Mati                                                     Binatang
Meninggal                                           Manusia
Gugur                                                  Pahlawan
Wafat                                                  Para Nabi dan Rasul

Pemakaian Kata Bersinonim
Adalah kata-kata yang mempunyai makna yang sama atau mirip.
Contoh :          - Melihat = menyaksikan = mengawasi = menonton =
memperhatikan = memandang = melirik
-  Raya = Besar = agung = akbar

Pemakaian Kata Umum dan Khusus
Kata umum adalah kata yang mengacu pada makna yang umum. Sedangkan kata khusus adalah kata yang mengacu pada makna khusus.
Contoh :
Kata Umum            Kawan Khusus
Jatuh                        Tumbang (pohon besar)
                                                Roboh (rumah/gedung)
                                    Longsor (tanah)
Gugur (bungan/kandungan)
Rebah (badan)
Pemakaian Kata Konkret dan Abstrak
Kata konkrit adalah kata yang merujuk kepada objek yang dapat dilihat, diraba, didengar, dirasakan atau dicium.
Sedangkan kata abstrak adalah kata yang merujuk kepada sifat, konsep atau gagasan.
Contoh :
Kata Konkret            Kata Abstrak
Gunung berapi          Kepribadian
Kambing                   Pandangan hidup
Sekolah                     Demokrasi

Pemakaian kata konotasi dan denotasi
Denotasi yaitu arti yang harus ada dan tidak dapat dipisahkan dari makna definisi yang logis. Disamping arti pokok itu, kelanjutan asosuasi, biasanya bersifat evaluatif atau emosional, pengertian ini disebut Konotasi.
Contoh :     kita memakai kata bendera merah putih secara denotative,
                    maka makna kata tersebut adalah dua carik kain merah dan
                    putih.

Penggunaan bahasa baku dan tak baku
Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal atau situasi resmi, biasanya disebut bahasa baku atau bahasa standar.
Contoh :
a.      Anaknya bersekolah di Jakarta (baku)
b.      Anaknya sekolah di Jakarta (tidak baku)
Pemakaian Kata-kata Teknis dan Populer
Sebenarnya batas antara kata-kata popular dan kata teknik itu bersifat relatif, maksudnya suatu kata yang pada masa tertentu dikelompokkan sebagai kata teknis.
Confoh :
Kata popular             kata teknis
Gengsi                       prestasi
Kuman                      virus
Mata uang                 valuta

B. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas akan dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. Sebuah kalimat yang efektif haruslah memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti yang terdapat dalam pikiran penulis atau pembaca.
Kalimat yang baik pertama sekali haruslah memenuhi persyaratan gramatikal. Hal ini berarti kalimat itu hams disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut meliputi :
    Unsur-unsur penting yang hams dimiliki oleh setiap kalimat
    Aturan-aturan tentang ejaan yang berlaku
    Cara memilih kata dalam kalimat (diksi)



Ciri-ciri kalimat efektif
1.   Kesepadanan dan kesatuan (koherensi)
      Adalah jika tiap unsur yang membentuk kalimat itu memiliki hubungan yang jelas atau harmonis. Selain itu ketidak harmonisan itu dapat juga disebabkan oleh kesalah pemakaian kata depan dan kata penghubung, kesalahan menetapkan keterangan aspek dan perangkaian kata yang bermakna sama.
2.   Kesejajaran (para lelisme)
      Adalah penetapan gagasan yang sama fungsinya dalam suatu struktur grametikal yang tidak sama.
      Konstruksi yang sejajar biasanya menampakkan diri dalam hal berikut : sama membentuk kata kerja, sama berfungsi kata benda.
3.   Penekanan
      Penekanan dalam sebuah kalimat yang sangat perlu agar menampakkan hal apa yang ditonjolkan dalam kalimat itu. Kata yang ingin ditonjolkan itu boleh bergeser dari suatu kata ke kata yang lain asalkan maknanya tidak berubah.
      Penekanan dalam kalimat dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
• Mengubah posisi kata dalam kalimat
• Repetisi
• Mempertentangkan
• Menambah partikel penekanan
4.   Kevariasian
      Kalimat yang bervariasi dalam sebuah paragraph sangat penting karena dapat menghilangkan rasa bosan pada pembaca. Oleh karena itu, kaliinat-kalimat yang dibangun itu perlu divariasikan.
      Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk memvariasikan kalimat, yaitu:                              
• Cara memulai kalimat
• Panjang pendek kalimat
• Struktur atau polanya
• Jenis kalimat

C. Paragraf
Dalam suatu paragraf terkandung suatu unit buah fikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat mengenal, kalimat utama atau kalimat dalam paragraf tersebut, kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membantuk sebuah gagasan.

Kegunaan Paragraf
Yaitu untuk menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebihianjut topik sebelumnya (yang lama).

Macam-macam paragraf
Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi:
- Paragraf pembuka
- Paragraf penghubung
- Paragraf penutup

Syarat-syarat Pembentukan Paragraf
Dalam pengembangan paragraf, anda hams menyajikan dan mengorganisasikan gagasan anda, suatu paragraf yang memenuhi persyaratan. Persyaratan itu adalah :
- Kepaduan
- Kesatuan
- Kelengkapan

D.   Kalimat dalam Bahasa Indonesia
1. Kalimat adalah satuan yang terkecil, dalam wujud lisan/tulisan mengungkapkan pikiran yang utuh a. Dalam wujud lisan, kaiimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti dengan kesenyapan. b. Dalam wujud tulisan, kaiimat dimulai dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), tanda seru (!).
2.   Kalimat Dasar adalah kaiimat yang :
a.   Terdiri atas 1 klausa
b.   Unsur-unsurnya lengkap
c.   Susunan unsur-unsurnya menurut urutan yang paling umum
d.   Tidak mengandurig pertanyaan/pengingkaran
Kalimat dasar merupakan struktur yang paling pokok dalam sebuah kalimat. Dengan kata lain, unsur predikat, subjek dan objek serta pelengkap tetap harus ada dalam struktur dasar.
3.   Kalimat majemuk adalah struktur kaiimat yang didalamnya terdapat 2 kalimat dasar atau lebih.
Kalimat majemuk dibedakan kedalam 2 macam yaitu :
a.         Kalimat majemuk setara
    Kalimat-kalimat dasar dalam kalimat majemuk itu, masing-masing dapat terdiri sendiri, yang satu tidak tergantung pada yang lain, baik struktur maupun maknanya.
Jenis-jenis kaiimat majemuk setara :
a)      Kalimat majemuk yang menyatakan penjumlahan
b)      Kalimat majemuk yang menyatakan peristiwa
c)      Kalimat majemuk yang menyatakan pemilihan
d)     Kafimat majemuk yang menyatakan perlawanan
e)      Kalimat majemuk bertingkat
Yaitu kalimat yang mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu inti kalimat itu.
Misal : Keterangan, subjek dan objek.
Unsur kalimat majemuk bertingkat
Dua pernyataan berikut akan menjadi kalimat majemuk bertingkat jika disisipkan konjungsi, misalnya : ketika, karena, supaya, meskipun, jika atau sehingga.
Contoh : saya masuk ketika mereka diam.

E. Imbuhan
Acapkali sebuah kata/bentuk dasar perlu diberi imbuhan dulu untuk dapat digunakan di dalam petuturan. Imbuhan ini dapat mengubah makna jenis dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang fungsinya berbeda dengan kata dasar/bentuk dasarnya.
Imbuhan mana yang harus digunakan tergantung pada keperluan penggunaannya di dalam pertuturan. Imbuhan yang ada dalam Bahasa Indonesia adalah :
• Akhiran         : -kan, -i, dan -nya
• Awalan         : ber, per, me, di, ter, ke, se, pe
• Sisipan         : -el, -em, dan -er
• Gabungan      : ber-kan, ber-an, per-kan, per-i, me-kan, me-i, memper-kan

Akhiran-kan
Yaitu tidak mempunyai variasi bentuk, jadi, untuk situasi dan kondisi manpun bentuknya sama. Fungsinya adalah membentuk kata kerja transitif. Contoh :
- Gunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
- Cepat padamkan api itu
Awalan Ber-
Awalan ber- mempunyai 3 macam bentuk, yaitu :
a. Ber-
Digunakan secara umum, yaitu yang tidak dengan be- atau be-I seperti pada kata-kata :
berlibur berguna berair
b. Be-
Digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan (r), seperti pada kata-kata :
Beragam
Beracun
Berevolusi
c. Bel-
Digunakan hanya pada dasar ajar. sehingga menjadi belajar, sedangkan contoh lain tidak ada.

Imbuhan Gabungan ter-i
Yaitu awalan ter- dan akhiran -i yang bersama-sama digunakan pada sebuah kata dasar atau sebuah bentuk. Fungsinya adalah membentuk kata kerja intransitif.
Contoh :    Permintaan kami akhirnya terpenuhi juga.
                  Terpenuhi artinya "dapat dipenuhi"















DAFTAR PERPUSTAKAAN

Keraf G. (1995). Diksi dan Gaya Bahasa, Komposisi Lanjutan Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Sugono, D. (1997). Berbahasa Indonesia dengan benar, Puspa Swara  : Jakarta
Tarigan, HG. (1998). Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa : Bandung







No comments:

Post a Comment