Tuesday, 14 April 2020

MAKALAH


KONSEP KOMUNIKASI DAN HAMBATAN-HAMBATAN SEBAGAI KOMUNIKASI MENDENGAR
YANG EFEKTIF

BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Dalam perilaku manusia komunikasi merupakan proses khusus dan bermakna karena dapat menyatukan pemahaman anatar personal. Pada proses kebidanan komunikasi menjadi sangat penting karena merupakan metode utama dalam memberikan asuhan kebidanan.
Dalam memberikan asuhan kebidanan seorang bidan harus berkomunikasi dengan pasiennya agar pasien mengerti apa asuhan yang akan diberikan bidan kepada pasien tersebut. Tidak hanya dalam konteks kebidanan saja komunikasi itu penting tetapi dalam konteks lain juga komunikasi sangat diperlukan untuk menyampaikan berita atau pesan yang akan disampaikan.

B.  Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pengertian konsep komunikasi?
2.      Apa saja unsur-unsur konsep komunikasi?
3.      Bagaimana komponen dan proses komunikasi pada konsep komunikas?
4.      Apa saja faktor-faktor dan bentuk pada konsep komunikasi?

C.  Tujuan
1.            Mahasiswi mampu menjelaskan pengertian dari konsep komunikasi.
2.            Mahasiswi mampu menjelaskan unsur-unsur konsep komunikasi.
3.            Mahasiswi mampu menjelaskan bagaimana komponen dan proses
komunikasi pada konsep komunikasi.
4.        Mahasiswi mampu menjelaskan faktor-faktor dan bentuk pada konsep komunikasi.




BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Konsep komunikasi
Dalam perilaku manusia komunikasi merupakan proses khusus dan bermakna. Pada proses kebidanan komunikasi menjadi penting karena merupakan metode utama dalam memberikan asuhan kebidanan.
Beberapa ahli menyampaikan pengertian atau definisi komunikasi :
  1. Taylor (1993) mengemukakan komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi terjadi penambahan pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi sehingga mendapatkan pengetahuan.
  2. Burgess (1988) mengemukakan komunikasi adalah penyampaian informasi, makna, dan pemahaman dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Hal ini berarti penerusan informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan dalam komunikasi.
  3. Yuwono (1985) mengemukakan komunikasi adalah kegiatan mengajukan pengertian yang diinginkan dari pengirim informasi kepada penerima informasi dan menimbulkan tingkah laku yang diinginkan penerima informasi.
Dari ketiga pengertian diatas intinya adalah komunikasi merupakan seni penyampaiaan informasi (pesan, ide, sikap, atau gagasan) dari komunikator atau penyampaian berita, untuk mengubah serta membentuk perilaku komunikasi atau penerima
berita (pola, sikap, pandangan, dan pemahamannya), kepola dan pemahaman yang dikehendaki bersama.

B.  Unsur dasar konsep komunikasi
dalam komunikasi setidaknya, harus ada komunikator, pesan, saluran komunikasi, metode komunikasi, komunikan, lingkungan, dan umpan balik.
a.         Komunikator
Komunikator adalah orang yang mau berkomunikasi dengan orang lain, disebut juga pembawa berita/pengirim berita/sumber berita. Komunikator bias individu, keluarga ataupun kelompok yang mengambil inisiatif penyelenggaraan komunikasi dengan individu atau kelompok lain. Dalam proses komunikasi, pengirim berita menggunakan gagasan yang diwujudkan dalam lambing yang berbentuk kata kata yang kemudian disampaikan dengan menggunakan media yang berbentuk ucapan, gerak tangan, telepon. Penyampaian langsung dengan cara tatap muka dan saluran telepon walaupun kedua penyampaian pesan tersebut dilaksanakan secara langsung, namun ada perbedaan mendasar yang dapat mempengaruhi makna komunikasi. Perbedaannya adalah ketika komunikator berbicara dengan komunikasi, indera yang aktif adalah pendengaran. Para pembicara hanya mampu mendengarkan suara tanpa melihat ekspresi wajah atau sikap dua belah pihak. Pembicaraan yang berlangsung dengan menggunakan komunikasi kebahasaan dengan jalinan lisan, sedangkan proses komunikasi langsung dengan cara tatap muka selain menggunakan komunikasi kebahasaan dengan jalinan lisan, juga dapat dipahami komunikasi pengiring yang sifatnya nonverbal, misalnya bahasa kial, bahasa sikap, yang semuanya akan memperjelas isi pesan.
  1. Pesan
Unsur kedua  yang tidak kalah penting adalah pesan. Pesan atau amanat adalah berita yang disampaikan oleh komunikator melalui keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat dan akurat. Kedua sarana, yaitu komunikator dan pesan, lazim digunakan bersama dalam kominkasi. Artinya, konikasi akan berlansung jika ada komunikator dan pesan. Sedangkan unsure lain seperti saluran komunikasi, metode komunikasi, lingkungan, dan umpan baik yang merupakan fantor pendukung. Pesan adalah berita yang disampaikan oleh komunikator melalui lambang atau gerakan.
  1. Saluran komunikasi
Saluran komunikasi adalah sarana untuk menangkap lambang yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk persepsi yang member makna terhadap suatu stimulus atau rangsangan. Persepsi adalah tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu atau satu protes seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera. Saluran komunikasi itu meliputi pendengaran (lambang berupa suara), penglihatan (lambang berupa sinar, pantulan sinar atau gambar), penciuman (lambang yang berupa bau-bauan), dan rabaan (lambang berupa rangsangan perabaan).
Metode komunikasi terdiri atas informative communication (informasi), persuasive communication (metode mendidik), dan coercive/instructive  commucation (metode instruktif). Metode komunikasi adalah cara yang teratur dan terpikir baik untuk mencapai maksud komunikasi, yang merupakan cara kerja persisten untuk  memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
  1. Komunikasi
Dalam proses komunikasi, selain unsur diatas, untuk mewujudkan kegiatan komunikasi perlu dilengkapi dengan keberadaan komunikan. Komunikan adalah pihak lain yang diajak berkomunikasi, yang merupakan sasaran dalam kegiatan komunikasi atau orang yang menerima berita atau lambang.
  1. Umpan balik
Komunikasi dinyatakan berhasil apabial komunikasi mampu memberikan umpan balik yang berbentuk tanggapan atau respons. Umpan balik adalah harus umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya komunikasi. Umpan balik merupakan hasil atau akibat yang berbalik-guna bagi rangsangan atau dorongan untuk bertindak lebih lanjut atau merupakan tanggapan langsung dari pengamatan sebagai hasil kelakuan individu terhadap individu alain. Jenis umpan balik berdasarkan sikap komunikan terdiri atas empat macam jenis umpan balik, antara lain zero umpan balik, umpan balik positif, umpan balik netral, dan umpan balik negatif.
Zero umpan balik berarti tidak ada kejelasan umpan balik dari komunikan, komunikasi bersifat dingin yang disebabkan pesan kurang jelas, lambang bahasa yang digunakan tidak dipahami, dan waktu ataupun tempat tidak tepat sehingga komunikasi tidak bermakna. Umpan balik positif adalah umpan balik dari kominikan dapat dimengerti oleh komunikator. Komunikan berpartisipasi memenuhi ajakan komunikator. Terjadi persetujuan antara komunikator dengan komunikan. Umpan balik netral adalah tanggapan yang disampaikan oleh komunikan tidak mempunyai relevansi dengan pesan yang disampaikan. Umpan balik negatif umpan balik yang disampaikan oleh komunikan tidak mendukung komunikator. Komunikasi bersifat tidak ada persetujuan dan dapat bersifat kritik. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa umpan balik merupakan kebalikan dari proses stimulus-respons.

C.  Komponen konsep komunikasi
Komponen komunikasi merupakan unsur penting yang terdiri atas lima unsur meliputi: unsur dasar komunikasi, sumber dan sasaran, metode komunikasi, bentuk komunikasi, dan teknik komunikasi, yang secara keseluruhan akan membentuk jaringan komunikasi.

D.  Proses konsep komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi termasuk juga suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan.
Proses komunikasi bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Melalui komunikasi sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.
  1. Komunikator
Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam sebuah proses komunikasi.Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan.Seorang komunikator tidak hanya berperan dalam menyampaikan pesan kepada penerima, namun juga memberikan respons dan tanggapan, serta menjawab pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh penerima, dan publik yang terkena dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung.
  1. Pesan
adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain.Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan.Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul.
  1. Penerima
adalah pihak yang memperoleh pesan atau stimulus yang dikirmkan oleh sumber. Stimulus yang diterima tersebut dapat terdiri dari beraneka ragam bentuk, seperti kata-kata, tulisan, gerak-gerik, mimik muka, ekspresi wajah, sentuhan, aroma, serta perbuatan atau tingkah laku lawan bicara.Selanjutnya, peran penerima adalah mencerna dan menanggapi stimulus tersebut dengan mendengar, melihat, membau, atau merasakan.Secara garis besar, penerima dapat terbagi menjadi penerima aktif dan penerima pasif.

E.  Faktor yang mempengaruhi konsep komunikasi
Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor (Potte: & Perry, 1993).
  1. Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang, bidan harus mengerti pengaruh perkembangan usia, baik dari sis bahasa maupun proses berpikir seseorang tersebut. Cara berkomunikasi anak usia remaja berbeda dengan anak usia balita. Kepada remaja, Anda mungkin perlu belajar bahasa “gaul” mereka sehingga remaja yang kita ajak bicara akan mersa kita mengerti mereka dan komunikasi akan lancar.
  1. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Persepsi ini dibentuk oleh pengharapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya komunikasi. Misalnya, kata “beton” akan menimbulkan perbedaan persepsi antara ahli bangunan dengan orang awam.
  1. Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi prilaku sehingga penting bagi bidan untuk menyadari nilai seseorang. Bidan perlu berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam hubungan professional, bidan diharapkan tidak terpengaruh oleh nilai pribadi.
Perbedaan nilai tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut, misalnya, klien memandang abortus tidak sebagai perbuatan dosa, sementara bidan memandang abortus sebagai tindakan dosa. Hal ini dapat menyebabkan konflik anatara bidan dengan klien.

  1. Latar belakang sosila budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh factor budaya. Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. Seorang remaja putrid yang berasal dari daerah lain ingin membeli ingin membeli makanan khas disuatu daerah. Pada saat membeli makanan tersebut, remaja ini tiba-tiba menjadi pucat ketakutkan  karena penjual menanyakan padanya berapa banyak cabai merah yang dibutuhkan untuk campuran makanan yang akan dibeli. Apa yang terjadi? Remaja tersebut merasa dimarahi oleh penjual karena menanyakannya cabai itu secara membentak, padahal penjual tidak merasa memarahi remaja terserbut. Hal ini dikarenakan budaya dan logat cara penjual yang memang keras dan tegas sehingga terkesan seperti marah bagi orang yang katar budaya yang barbeda.
  1. Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah, sedih, senang akan dapat mempengaruhi bidan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bidan perlu mengkaji emosi klien dan keluarganya sehingga mampu member asuhan kebidanan dengan tepat. Selain itu, bidan juga perlu mengevaluasi emosi yang ada pada dirinya agar dalam melakukan asuhan kebidanan tidak terpengaruhi oleh emosi bawah sadarnya.
  1. Jenis kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai  gaya komunikasi gaya berbeda Tanned (1990) menyebutkan bahwa wanita dan laki-laki mempunyai perbedaan gaya komunikasi. Dari usia tiga tahun, wanita bermain dengan teman baiknya atau dalam grup kecil, menggunakan bahasa untuk mencari kejelasan dan meminimalkan perbedaan,serta membangun dan mendukung keintiman. Laki-laki dilain pihak, menggunakan bahasa untuk mendapatkan kemandirian aktifitas dalam grup yang lebi besar, dan jika ingin berteman, mereka melakukan dengan bermain.


  1. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mempengaruhi komunikasi. Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit merespon pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Bidan perlu mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga dapat berinteraksi dengan baik dan dapat memberi asuhan kebidanan yang tepat pada klien.
  1. Peran dan Hubungan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan anatar orang yang berkomunikasi. Cara komunikasi seorang bidan dengan koleganya, dengan cara komunikasi seorang bidan pada klien akan berbeda, tergantung peran. Demikian juga anatara orang tua dan anak.
  1. Lingkungan
Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana yang bising, tidak ada privasi yang tepat, akan menimbulkan kerancuan, ketegangan, dan ketidak nyamanan. Misalnya, berdiskusi ditempat yang ramai tentu tidak nyaman. Untuk itu bidan perlu menyiapkan lingkungan yang teapt dan nyaman sebelum memulia interaksi dengan klien.
Begitu juga dengan lingkungan fisik. Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ketempat lain. Misalnya, saat seseorang berkomunikasi dengan sahabatnya akan berbeda apabila berbicara dengan pimpinannya.
Lingkungan sosial. Tingkah laku dan cara berkomunikasi suasana lingkungan. Misalnya, seseorang berpenampilan lembut tetapi sering  menggunakan kata-kata yang kasar dalam pembicaraan. Kata-kata kasar tersebut diperoleh dari lingkungan pergaulannya.
  1. Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunikasi. Jarak tentunya akan member rasa aman dan control. Misalnya, individu yang merasa terancam ketika seseorang tidak dikenal tiba-tiba berada pada jarak yang sangat dekat dengan dirinya. Hal itu juga yang dialami oleh klien pada saat pertama kali berinteraksi dengan bidan. Untuk itu bidan perlu memperhitungkan jarak yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien.
  1. Citra diri
Manusia mempunyai gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosial, kelebihan dan kekurangannya. Citra diri terungkap dalan komunikasi. Misalnya, pembicaraan orangtua bersama anaknya dengan menentukan ekspresi dan persepsi orang. Misalnya, “kamu mesti jadi bidan karena akan dihormati masyarakat dan mudah mendapatkan uang.”
Pihak lain yakni orang yang diajak berkomunikasi mempunyai gambaran khas pada dirinya. Pada saat berkomunikasi akan dirasakan campur tangan citra diri dan citra pihak lain.
  1. Kondisi fisik
Kondisi fisik mempunyai pengaruh terhadap komunikasi. Artinya indera pembicaraan mempunyai andil terhadap kelancaraan dalam komunikasi. Misalnya, seorang tuna wicara akan kesulitan apabila berbicara dengan orang yang normal.

F.   Bentuk Komunikasi
Pelaksaan kegiatan komunikasi pada prinsipnya disesuaikan dengan kebutuhan sasaran yang akan membuat jalinan komunikasi. Jaringan komunikasi yang disesuiakan dengan kebutuhan akan mewujudkan bentuk komunikasi yang menggambarkan proses dan pelaksaan komunikasi tersebut.
Bentuk komunikasi yang terjadi berdasarkan kebutuhan terdiri atas komunikasi pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa.
a.         Komunikasi pribadi/ komunikasi interpersonal
Komunikasi pribadi terdiri atas komunikasi intrapribadi dan komunikasi antar pribadi. Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang terjadi dalam diri individu. Komunikasi tersebut akan membantu seseorang atau individu agar tetap sadar akan kejadian disekitarnya. Misalnya, bila kita sedang melamun, berarti kita sedang melakukan komunikasi. Komunikasi antrapribadi adalah komunikasi antara dua orang dan terjadi kontal langsung dalam bentuk percakapan. Bentuk komunikasi tersebut juga disebut dialog komunikasi. Pelaksanaan komunikasi antrapribadi dapat berlangsung dengan cara berhadapan muka atau melalui media komunikasi, antara lain dengan menggunakan pesawat telepon atau radio komunikasi. Sifat komunikasi itu dua arah atau timbal balik,  disebut juga komunikasi dua arah karena komunikator dan komunikan saling bertukar fungsi.
Komukasi antarpribadi disebut efektif bila akhirnya menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Keadaan komunikator dan komunikan dalam posisi seimbang dan mempunyai kebersamaan. Dalam proses komunikasi antarpribadi, kemampuan komunikator diperlukan untuk mengeksperikan diri pada peranan orang lain yang disebut empati. Untuk mencapai keberhasilan dalam komunikasi dengan tatap muka, maka didukungb dengan penggunaan komunikasi kebahaan, bahasa kial, dan bahasa sikap.
Ketiga peran bahasa tersebut dilaksankan secara gabungan, kadang disertai dengan berpelukan sehingga muncul keserasian dalam komunikasi antarpribadi.
Misalnya:
1.      Penggunaan komunikasi kebahasaan.
Komunikator menggunakan kata-kata menunjukan kesediaan untuk berkomunikasi, “saya senang dapat berjumpa dengan Anda.”
2.      Penggunaan bahasa kial
Komunikator menggunakan bahsa kial dengan gerakan tangan atau gerakan tubuh, “komukator mengajak berjabat tangan, atau membungkukkan tubuh.”
3.      Menggunakan bahasa sikap.
Komukator mengekspresikan perasaan senang dengan memandang penuh penuh perhatian dan senyum dikulum.
  1. Komunikasi antar kelompok
Komunikasi antarkelompok adalah komunikasi antara seseorang (komunikator) dengan sejumlah orang yang berkumpul bersama dalam kelompok. Dalam komunikasi antarkelompok, ada dua tahap aktivitas untuk melaksanakan pendekatan. Tahap pertama adalah tahap gagasan dan tahap kedua adalah tahap emosional sosial. Tahap gagasan adalah tahapan ketika individu dalam kelompok saling menggungkapkan gagasannya, berkomunikasi untuk membahas dan memecahkan masalah yang dihadapi. Modal utama dalam komunikasi ini adalah keinginan bersama. Pada tahap emosional sosial, anggota kelompok saling menegangrasa untuk membina persatuan dan keutuhan antarpribadi dalam kelompok. Pada tahapan ini kelompok menyadari tanggung jawab serta perjuangan bersama, mengorbankan tujuan dan kepentingan pribadi. Sifat komunikasi tersebut seperti pada komunikasi antarpribadi, tapi dalam skala yang lebih besar.
Ada dua bentuk kelompok yang ada dalam komunikasi antarkelompok, yaitu kelompok kecil dan kelompok besar. Kelompok kecil adalah kelompok dengan anggota yang jumlahnya terbatas, bersifat normal, terorganisasi, dan biasanya terlembagakan, sedangkan pada kelompok besar, jumlah anggota banyak.
  1. Komunikasi masa
Komunikasi masaa adalah komunikasi umum bukan komunikasi pribadi pesan yanf disampaikan tidak ditujukan pada satu orang saja, tetapi bagi semua orang atau anggota khalayak. Komunikasi massa menyampaikan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah banyak dengan menggunakan media yang meliputi surat kabar, radio, tv, film dan lain-lain. Sifat komunikasi massa adalah umum, heterogen, nonpribadi, dan menimbulkan keserampakan dengan paham yang sama.
Misal:
Pemberian informasi tentang penggunaan garam iodium dalam makanan yang merupakan salah satu upaya pencegahan gondok endemik dan kretinisme.
  1. Komunikasi interpersonal
1.      Konteks (lingkungan) merupakan sesuatu yang kompleks. Antara dimensi fisik,   sosial-psikologis dan dimensi temporal saling mempengaruhi satu sama lain. Kita mesti memahami bahwa kenyamanan ruangan, peranan seseorang dan tafsir budaya serta hitungan waktu, merupakan contoh dari sekian banyak unsur lingkungan komunikasi. Komunikasi sering berubah-ubah, tidak pernah statis melainkan selalu dinamis.
2.      Komponen sumber-penerima menunjukkan bahwa keterlibatan seseorang dalam berkomunikasi bahwa ia adalah sumber yang juga penerima. Sebagai sumber dalam berkomunikasi menunjukkan bahwa Anda mengirim pesan. Anda mengirim pesan berarti Anda berbicara, menulis, memberikan isyarat tubuh atau tersenyum. Enkoding-Dekoding. Baik sebagai sumber ataupun sebagai penerima, seseorang mengawali proses komunikasi dengan mengemas pesan (pikiran atau suatu ide) yang dituangkan ke dalam gelombang suara (lembut, berapi-api, tegas, marah dan sebagainya) atau ke dalam selembar kertas.
3.      Kompetensi Komunikasi; mengacu pada kemampuan Anda berkomunikasi secara efektif (dari Spitzberg dan Cupach, 1989). Kompetensi ini mencakup pengetahuan tentang peran lingkungan dalam mempengaruhi isi dan bentuk pesan komunikasi. Suatu topik pembicaraan dapat dipahami bahwa hal itu layak dikomunikasikan pada orang tertentu dalam lingkungan tertentu, tetapi hal itu pula tidak layak untuk orang dan lingkungan yang lain.
4.      Pesan dan Saluran. Pesan sebenarnya merupakan produk fisik dari proses kodifikasi. Jika seseorang itu berbicara, maka pembicaraan itu adalah pesan. Jika seseorang itu menulis, maka tulisan itu adalah pesan. Bila kita melakukan suatu gerakan, maka gerakan itu adalah pesan. Pesan itu dipengaruhi oleh kode atau kelompok simbol yang digunakan untuk mentransfer makna atau isi dari pesan itu sendiri dan dipengaruhi oleh keputusan memilih dan menata kode dan isi tersebut. Menurut Sendjaja (1994) mengutip pendapat Reardon bahwa kendala utama dalam berkomunikasi seringkali lambang atau simbol yang sama mempunyai makna yang berbeda. Umpan Balik dan Maju. Suatu cara yang dapat dipertimbangkan untuk menghindari dan mengoreksi terjadinya distorsi disarankan untuk menggunakan komunikasi interpersonal; dan menghidupkan proses umpan balik secara efektif. Umpan balik merupakan pengecekan tentang sejauhmana sukses dicapai dalam mentransfer makna pesan sebagaiman dimaksudkan semula. Setelah si-penerima pesan melaksanakan pengkodean kembali, maka yang bersangkutan sesungguhnya telah berubah menjadi sumber. Maksudnya bahwa yang bersangkutan mempunyai tujuan tertentu, yakni untuk memberikan respon atas pesan yang diterima, dan ia harus melakukan penkodean sebuah pesan dan mengirimkannya melalui saluran tertentu kepada pihak yang semula bertindak sebagai pengirim.!
5.      Gangguan; merupakan komponen yang mendistorsi pesan. Gangguan merintangi sumber dalam mengirim pesan dan merintangi penerima dalam menerima pesan. Gangguan ini dapat berupa fisik, psikologis dan semantik. Bukankah desingan suara mobil, pAndangan atau pikiran yang sempit dan penggunaan istilah yang menimbulkan arti yang berbeda-beda, merupakan contoh dari masing-masing jenis gangguan yang dapat mendistorsi pesan yang dimaksudkan dalam komunikasi.
6.      Efek Komunikasi. Pada setiap peristiwa komunikasi selalu mempunyai konsekuensi atau dampak atas satu atau lebih yang terlibat. Dampak itu berupa perolehan pengetahuan, sikap-sikap baru atau memperoleh cara-cara/gerakan baru sebagai refleksi psiko-motorik.







G. Hambatan-hambatan Komunikasi dan Bagaimana Cara Mengatasinya
Sponsors Link
Dalam Pengantar Ilmu Komunikasi telah disinggung bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan/komunikate agar terjadi pengertian bersama. Proses komunikasi tidak akan berjalan apabila tidak didukung oleh berbagai elemen atau komponen komunikasi yaitu pengirim (sender), pesan (message), encoding, saluran (channel), penerima (receiver), decoding, umpan balik (feedback), gangguan/hambatan (noise), dan konteks (context).ads
Setiap elemen atau komponen dalam proses komunikasi menunjukkan kualitas komunikasi itu sendiri. Masalah akan timbul apabila salah satu dari elemen komunikasi tersebut mengalami hambatan yang menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif.
Hambatan komunikasi ini dapat terjadi pada semua konteks komunikasi, yaitu komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal, komunikasi massa, komunikasi organisasi atau komunikasi kelompok. Hambatan komunikasi yang terjadi dalam berbagai konteks komunikasi dapat menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif. (Baca  : Komunikasi Yang Efektif)
1.         Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi yang berupa kata-kata, nada suara, dan bahasa tubuh. Berbagai hasil studi menunjukkan bahwa saat kita berkomunikasi atau bertukar informasi, kita menggunakan kata-kata sekitar 7 persen, nada suara sekitar 55 persen dan bahasa tubuh sekitar 38 persen.
Kemudian agar komunikasi dapat berjalan efektif, maka kita harus memahami bentuk-bentuk informasi ini, bagaimana menggunakan bentuk-bentuk informasi dengan efektif dan hambatan dalam proses komunikasi. (Baca : Prinsip-prinsip Komunikasi
Business Dictionary menjelaskan pengertian hambatan komunikasi dalam konteks komunikasi organisasi, yaitu rintangan yang terjadi dalam lingkungan kerja saat menyajikan pertukaran ide atau gagasan atau pikiran. Adapun hambatan yang terjadi meliputi perbedan status, perbedaan gender, perbedaan budaya, prasangka dan lingkungan organisasi. (Baca : Komunikasi Gender)
  1. Proses Komunikasi
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan/komunikator. Pertama-tama, komunikator atau pengirim atau sender menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan/komunikator.
Dalam artian, komunikator memformulasikan pikiran dan/atau apa yang dirasakan ke dalam lambang yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan/komunikate. Pesan sebagai bentuk keluaran dari proses penyandian yang dilakukan oleh komunikator. Kemudian dikirimkan melalui saluran tertentu atau media komunikasi dapat berupa komunikasi tatap muka maupun bermedia.
Kemudian, komunikan/komunikator mengawal sandi (decode) pesan dari komunikator. Maksudnya adalah komunikan/komunikator melakukan penafsiran lambang yang dikirimkan oleh komunikator ke dalam konteks pengertiannya.
Apabila komunikan/komunikator memberikan persepsi yang berbeda terhadap pesan yang disampaikan komunikator, maka akan terjadi sebuah hambatan atau gangguan komunikasi. Terakhir, umpan balik atau feedback akan terjadi manakala komunikan/komunikate memberikan respon atau tanggapan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator dan mengembalikan pesan kepada komunikator.
Komunikator – Pesan – Media pengantar pesan – Komunikan – Efek pesan
H.  Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi
Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang menghalangi atau mengganggu tercapainya komunikasi yang efektif. Hambatan komunikasi dapat mempersulit dalam mengirim pesan yang jelas, mempersulit pemahaman terhadap pesan yang dikirimkan, serta mempersulit dalam memberikan umpan balik yang sesuai.
Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu hambatan personal, hambatan fisik, hambatan kultural atau budaya, serta hambatan lingkungan
a.    Hambatan personal
Hambatan personal merupakan hambatan yang terjadi pada peserta komunikasi, baik komunikator maupun komunikan/komunikate. Hambatan personal dalam komunikasi meliputi sikap, emosi, stereotyping, prasangka, bias, dan lain-lain.
b.    Hambatan kultural atau budaya
Komunikasi yang kita lakukan dengan orang yang memiliki kebudayaan dan latar belakang yang berbeda mengandung arti bahwa kita harus memahami perbedaan dalam hal nilai-nilai, kepercayaan, dan sikap yang dipegang oleh orang lain.
Hambatan kultural atau budaya mencakup bahasa, kepercayan dan keyakinan. Hambatan bahasa terjadi ketika orang yang berkomunikasi tidak menggunakan bahasa yang sama, atau tidak memiliki tingkat kemampuan berbahasa yang sama.
Hambatan juga dapat terjadi ketika kita menggunakan tingkat berbahasa yang tidak sesuai atau ketika kita menggunakan jargon atau bahasa “slang” atau “prokem” atau “alay” yang tidak dipahami oleh satu atau lebih orang yang diajak berkomunikasi.
Hal lain yang turut memberikan kontribusi terjadinya hambatan bahasa adalah situasi dimana percakapan terjadi dan bidang pengalaman ataupun kerangka referensi yang dimiliki oleh peserta komunikasi mengenai hal yang menjadi topik pembicaraan. (Baca : Komunikasi Antar Budaya)
c.    Hambatan fisik
Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi. Hambatan fisik komunikasi mencakup panggilan telepon, jarak antar individu, dan radio. Hambatan fisik ini pada umumnya dapat diatasi.
d. Hambatan lingkungan
Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh manusia sebagai peserta komunikasi. Terdapat beberapa faktor lingkungan yang turut mempengaruhi proses komunikasi yang efektif. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat mengalami rintangan yang dipicu oleh faktor lingkungan yaitu latar belakang fisik atau situasi dimana komunikasi terjadi. Hambatan lingkungan ini mencakup tingkat aktifitas, tingkat kenyamanan, gangguan, serta waktu.

I.     Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi
Berbagai hambatan komunikasi yang dapat menyebabkan ketidakefektifan komunikasi dapat kita atasi dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini :
1.    Pengirim pesan/komunikator/sender
Komunikasi adalah suatu proses yang berlangsung dua arah dan diawali oleh pengirim pesan. Pengirim pesan hendaknya merumuskan informasi sedemikian rupa agar tujuan komunikasi tercapai. Pengirim pesan harus proaktif dalam membuat penerima/komunikan/komunikator/receiver mengerti dan memahami pesan yang disampaikan. Seringkali, apa yang dikatakan tidak selalu sesuai dengan apa yang didengar. Untuk menghindarinya, hal-hal yang harus dilakukan adalah :
·         Menyatakan satu ide atau gagasan dalam satu waktu.
·         Menyatakan ide atau gagasan dengan singkat.
·         Memberikan penjelasan ketika diperlukan.
·         Melakukan pengulangan jika diperlukan.
·         Menerima dan memberikan umpan balik.
·         Melakukan pilihan kata, nada suara dan bahasa tubuh yang tepat.
·         Mengembangkan sikap empati terhadap
penerima/komunikan/komunikate/receiver dalam mengatasi hambatan kultural atau budaya dalam komunikasi.
  1. Pesan
Pesan merupakan informasi sederhana yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima. Pesan dapat berupa pesan verbal maupun pesan non verbal. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya masalah, pengirim harus :
·      Menggunakan terminologi yang tepat.
·      Berbicara dengan jelas.
·      Waktu pengiriman pesan disesuaikan dengan kesiapan penerima pesan untuk mendengarkan atau menerima pesan.
·      Menggunakan volume suara yang sesuai.
Pesan yang disampaikan hendaknya bersifat inklusif dan informatif. Inklusif artinya bahwa pesan berisi segala sesuatu yang diperlukan oleh penerima pesan untuk memahami maksud pengirim. Informasi artinya pesan merupakan sesuatu yang ingin diketahui oleh penerima pesan.
  1. Penerima/komunikan/komunikate/receiver
Penerima pesan membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk itu, penerima pesan harus memegang kendali atas seluruh proses komunikasi yang berlangsung. Agar penerima pesan memegang kendali, adalah penting bagi penerima pesan untuk yakin bahwa pengirim pesan memahami apa yang diinginkan oleh penerima pesan dan mengapa mereka menginginkannya.
Aktif mendengarkan adalah suatu proses yang digunakan oleh penerima pesan untuk memfasilitasi komunikasi dan meningkatkan penampilan. Dalam artian, penerima pesan aktif dalam proses komunikasi. Agar penerima pesan dapat mendengarkan dengan aktif, hal-hal yang perlu dilakukan oleh penerima pesan adalah :
Fokus perhatian pada pesan yang disampaikan dengan memberikan momen prioritas. Jika memungkinkan melihat atau melakukan kontak mata kepada pengirim pesan.
Mendengar dan melihat isi pesan tidak langsung atau non verbal sama baiknya ketika mendengarkan kata-kata. Perhatikan petunjuk non verbal yang menyajikan informasi berdasar pada apa yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan. Persepsi yang diberikan oleh penerima pesan terhadap pesan dan pengirim pesan dapat berbeda. Pilihan kata, nada suara, posisi tubuh, geture dan gerakan mata merefleksikan perasaan dibalik kata-kata yang diucapkan.
Menjaga pikiran tetap terbuka dan hindari penilaian.
Melakukan verfikasi terhadap apa yang didengar atau disampaikan. Jangan berasumsi bahwa persepsi yang diberikan terhadap pesan merupakan bentuk persetujuan dengan tujuan pengirim pesan. Berikan umpan balik yang tepat kepada pengirim pesan.
  1. Umpan Balik Pesan
Penerima yang efektif memverifikasi pemahaman mereka terhadap pesan yang dikirim oleh pengirim pesan. Mereka menyadari kata-kata, nada suara, dan bahasa tubuh ketika mereka memberikan umpan balik. Berbagai bentuk umpan balik yang diberikan dapat berupa pengakuan, pengulangan, dan parafrase.
Kemudian, yang dimaksud dengan pengakuan adalah bahwa penerima pesan telah menerima dan memahami pesan yang disampaikan. Untuk pesan yang bersifat informatif yang rumit, pengakuan saja tidaklah cukup untuk memastikan dan memahami pesan yang disampaikan. Sedangkan, yang dimaksud dengan pengulangan adalah mengulang kembali kata-kata yang disampaikan oleh pengirim pesan.
Terakhir, yang dimaksud dengan parafrase adalah mengulang kata-kata yang disampaikan oleh penerima pesan sendiri kepada pengirim pesan. Parafrase memungkinkan penerima pesan untuk melakukan verifikasi terhadap pemahaman pesan dan menunjukkan kepada pengirim pesan bahwa penerima pesan mendengarkan pesan dengan baik.

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dari pemaparan makalah yang kami buat, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan hal yang penting dan sangat dibutuhkan bagi seorang bidan. Bahkan para ahlipun menyebutkan bahwa komunikasi itu merupakan proses pertukaran informasi antara satu orang dengan orang lainnya. Didalamnya pun ada unsur, komponen dan proses dalam berkomunikasi. Tidak semua orang dapat berkomunikasi dengan cara yang baik. Namun kita sebagai calon bidan harus mampu berkomunikasi dengan semua orang. Baik itu antara individu dengan individu, dengan orang yang lebih tua ataupun dengan masyarakat luas .

B.  Saran
Dari makalah yang telah kami buat, diharapkan semua mahasiswa mampu menyerap informasi dan isi makalah ini.  Baik itu sebagai referensi maupun sebagai bahan acuan untuk mengerjakan tugas selanjutnya .






DAFTAR PUSTAKA

Christina lia uripni, untung sujianto, tatik indrawati. (2003). Komunikasi kebidanan. EGC. Jakarta



























No comments:

Post a Comment