KONSEP
KOMUNIKASI DAN HAMBATAN-HAMBATAN SEBAGAI KOMUNIKASI MENDENGAR
YANG EFEKTIF
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam perilaku manusia komunikasi
merupakan proses khusus dan bermakna karena dapat menyatukan pemahaman anatar
personal. Pada proses kebidanan komunikasi menjadi sangat penting karena
merupakan metode utama dalam memberikan asuhan kebidanan.
Dalam memberikan asuhan kebidanan
seorang bidan harus berkomunikasi dengan pasiennya agar pasien mengerti apa
asuhan yang akan diberikan bidan kepada pasien tersebut. Tidak hanya dalam
konteks kebidanan saja komunikasi itu penting tetapi dalam konteks lain juga
komunikasi sangat diperlukan untuk menyampaikan berita atau pesan yang akan
disampaikan.
B. Rumusan
masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan pengertian konsep komunikasi?
2.
Apa
saja unsur-unsur konsep komunikasi?
3.
Bagaimana
komponen dan proses komunikasi pada konsep komunikas?
4.
Apa
saja faktor-faktor dan bentuk pada konsep komunikasi?
C. Tujuan
1.
Mahasiswi
mampu menjelaskan pengertian dari konsep komunikasi.
2.
Mahasiswi
mampu menjelaskan unsur-unsur konsep komunikasi.
3.
Mahasiswi
mampu menjelaskan bagaimana komponen dan proses
komunikasi pada konsep komunikasi.
4.
Mahasiswi
mampu menjelaskan faktor-faktor dan bentuk pada konsep komunikasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Konsep komunikasi
Dalam perilaku manusia komunikasi
merupakan proses khusus dan bermakna. Pada proses kebidanan komunikasi menjadi
penting karena merupakan metode utama dalam memberikan asuhan kebidanan.
Beberapa ahli menyampaikan
pengertian atau definisi komunikasi :
- Taylor (1993) mengemukakan
komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan
dan meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi terjadi
penambahan pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi sehingga
mendapatkan pengetahuan.
- Burgess (1988) mengemukakan
komunikasi adalah penyampaian informasi, makna, dan pemahaman dari
pengirim pesan kepada penerima pesan. Hal ini berarti penerusan informasi
dari pengirim pesan kepada penerima pesan dalam komunikasi.
- Yuwono (1985) mengemukakan
komunikasi adalah kegiatan mengajukan pengertian yang diinginkan dari
pengirim informasi kepada penerima informasi dan menimbulkan tingkah laku
yang diinginkan penerima informasi.
Dari ketiga pengertian diatas
intinya adalah komunikasi merupakan seni penyampaiaan informasi (pesan, ide,
sikap, atau gagasan) dari komunikator atau penyampaian berita, untuk mengubah
serta membentuk perilaku komunikasi atau penerima
berita (pola, sikap, pandangan, dan
pemahamannya), kepola dan pemahaman yang dikehendaki bersama.
B. Unsur
dasar konsep komunikasi
dalam komunikasi setidaknya, harus
ada komunikator, pesan, saluran komunikasi, metode komunikasi, komunikan,
lingkungan, dan umpan balik.
a.
Komunikator
Komunikator adalah orang yang mau
berkomunikasi dengan orang lain, disebut juga pembawa berita/pengirim
berita/sumber berita. Komunikator bias individu, keluarga ataupun kelompok yang
mengambil inisiatif penyelenggaraan komunikasi dengan individu atau kelompok
lain. Dalam proses komunikasi, pengirim berita menggunakan gagasan yang
diwujudkan dalam lambing yang berbentuk kata kata yang kemudian disampaikan
dengan menggunakan media yang berbentuk ucapan, gerak tangan, telepon.
Penyampaian langsung dengan cara tatap muka dan saluran telepon walaupun kedua
penyampaian pesan tersebut dilaksanakan secara langsung, namun ada perbedaan
mendasar yang dapat mempengaruhi makna komunikasi. Perbedaannya adalah ketika
komunikator berbicara dengan komunikasi, indera yang aktif adalah pendengaran.
Para pembicara hanya mampu mendengarkan suara tanpa melihat ekspresi wajah atau
sikap dua belah pihak. Pembicaraan yang berlangsung dengan menggunakan
komunikasi kebahasaan dengan jalinan lisan, sedangkan proses komunikasi
langsung dengan cara tatap muka selain menggunakan komunikasi kebahasaan dengan
jalinan lisan, juga dapat dipahami komunikasi pengiring yang sifatnya
nonverbal, misalnya bahasa kial, bahasa sikap, yang semuanya akan memperjelas
isi pesan.
- Pesan
Unsur kedua yang tidak kalah penting adalah pesan. Pesan atau
amanat adalah berita yang disampaikan oleh komunikator melalui keterangan
mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat dan akurat. Kedua sarana, yaitu
komunikator dan pesan, lazim digunakan bersama dalam kominkasi. Artinya,
konikasi akan berlansung jika ada komunikator dan pesan. Sedangkan unsure lain
seperti saluran komunikasi, metode komunikasi, lingkungan, dan umpan baik yang
merupakan fantor pendukung. Pesan adalah berita yang disampaikan oleh
komunikator melalui lambang atau gerakan.
- Saluran komunikasi
Saluran komunikasi adalah sarana
untuk menangkap lambang yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk persepsi yang
member makna terhadap suatu stimulus atau rangsangan. Persepsi adalah tanggapan
atau penerimaan langsung dari sesuatu atau satu protes seseorang mengetahui
beberapa hal melalui panca indera. Saluran komunikasi itu meliputi pendengaran
(lambang berupa suara), penglihatan (lambang berupa sinar, pantulan sinar atau
gambar), penciuman (lambang yang berupa bau-bauan), dan rabaan (lambang berupa
rangsangan perabaan).
Metode komunikasi terdiri atas
informative communication (informasi), persuasive communication (metode
mendidik), dan coercive/instructive
commucation (metode instruktif). Metode komunikasi adalah cara yang
teratur dan terpikir baik untuk mencapai maksud komunikasi, yang merupakan cara
kerja persisten untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
- Komunikasi
Dalam proses komunikasi, selain
unsur diatas, untuk mewujudkan kegiatan komunikasi perlu dilengkapi dengan
keberadaan komunikan. Komunikan adalah pihak lain yang diajak berkomunikasi,
yang merupakan sasaran dalam kegiatan komunikasi atau orang yang menerima
berita atau lambang.
- Umpan balik
Komunikasi dinyatakan berhasil
apabial komunikasi mampu memberikan umpan balik yang berbentuk tanggapan atau
respons. Umpan balik adalah harus umpan balik dalam rangka proses
berlangsungnya komunikasi. Umpan balik merupakan hasil atau akibat yang
berbalik-guna bagi rangsangan atau dorongan untuk bertindak lebih lanjut atau
merupakan tanggapan langsung dari pengamatan sebagai hasil kelakuan individu
terhadap individu alain. Jenis umpan balik berdasarkan sikap komunikan terdiri
atas empat macam jenis umpan balik, antara lain zero umpan balik, umpan balik
positif, umpan balik netral, dan umpan balik negatif.
Zero umpan balik berarti tidak ada
kejelasan umpan balik dari komunikan, komunikasi bersifat dingin yang
disebabkan pesan kurang jelas, lambang bahasa yang digunakan tidak dipahami,
dan waktu ataupun tempat tidak tepat sehingga komunikasi tidak bermakna. Umpan
balik positif adalah umpan balik dari kominikan dapat dimengerti oleh
komunikator. Komunikan berpartisipasi memenuhi ajakan komunikator. Terjadi
persetujuan antara komunikator dengan komunikan. Umpan balik netral adalah
tanggapan yang disampaikan oleh komunikan tidak mempunyai relevansi dengan
pesan yang disampaikan. Umpan balik negatif umpan balik yang disampaikan oleh
komunikan tidak mendukung komunikator. Komunikasi bersifat tidak ada
persetujuan dan dapat bersifat kritik. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
umpan balik merupakan kebalikan dari proses stimulus-respons.
C. Komponen
konsep komunikasi
Komponen komunikasi merupakan unsur
penting yang terdiri atas lima unsur meliputi: unsur dasar komunikasi, sumber
dan sasaran, metode komunikasi, bentuk komunikasi, dan teknik komunikasi, yang
secara keseluruhan akan membentuk jaringan komunikasi.
D. Proses
konsep komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana
komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan
suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi
ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan
komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi termasuk juga suatu proses penyampaian
informasi dari satu pihak ke pihak lain dimana seseorang atau beberapa orang,
kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Komunikasi berasal dari bahasa
latin communis yang berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang
berarti membuat sama. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada
kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan.
Proses komunikasi bertujuan untuk
menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada
umumnya). Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia
dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Melalui komunikasi
sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak
lain.
- Komunikator
Komunikator adalah pihak yang
bertindak sebagai pengirim pesan dalam sebuah proses komunikasi.Dengan kata
lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif
untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan.Seorang komunikator tidak hanya
berperan dalam menyampaikan pesan kepada penerima, namun juga memberikan
respons dan tanggapan, serta menjawab pertanyaan dan masukan yang disampaikan
oleh penerima, dan publik yang terkena dampak dari proses komunikasi yang
berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung.
- Pesan
adalah setiap pemberitahuan, kata,
atau komunikasi baik lisan maupun tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke
orang lain.Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin pesan
terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal adalah
jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami
isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal
adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara
langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik,
tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan.Pada pesan
non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang
timbul.
- Penerima
adalah pihak yang memperoleh pesan
atau stimulus yang dikirmkan oleh sumber. Stimulus yang diterima tersebut dapat
terdiri dari beraneka ragam bentuk, seperti kata-kata, tulisan, gerak-gerik,
mimik muka, ekspresi wajah, sentuhan, aroma, serta perbuatan atau tingkah laku
lawan bicara.Selanjutnya, peran penerima adalah mencerna dan menanggapi
stimulus tersebut dengan mendengar, melihat, membau, atau merasakan.Secara
garis besar, penerima dapat terbagi menjadi penerima aktif dan penerima pasif.
E. Faktor
yang mempengaruhi konsep
komunikasi
Proses komunikasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor (Potte: & Perry, 1993).
- Perkembangan
Agar
dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang, bidan harus mengerti pengaruh
perkembangan usia, baik dari sis bahasa maupun proses berpikir seseorang
tersebut. Cara berkomunikasi anak usia remaja berbeda dengan anak usia balita.
Kepada remaja, Anda mungkin perlu belajar bahasa “gaul” mereka sehingga remaja
yang kita ajak bicara akan mersa kita mengerti mereka dan komunikasi akan
lancar.
- Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi
seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Persepsi ini dibentuk oleh
pengharapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya
komunikasi. Misalnya, kata “beton” akan menimbulkan perbedaan persepsi antara
ahli bangunan dengan orang awam.
- Nilai
Nilai adalah standar yang
mempengaruhi prilaku sehingga penting bagi bidan untuk menyadari nilai
seseorang. Bidan perlu berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai
sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam
hubungan professional, bidan diharapkan tidak terpengaruh oleh nilai pribadi.
Perbedaan nilai tersebut dapat
dicontohkan sebagai berikut, misalnya, klien memandang abortus tidak sebagai
perbuatan dosa, sementara bidan memandang abortus sebagai tindakan dosa. Hal
ini dapat menyebabkan konflik anatara bidan dengan klien.
- Latar belakang sosila budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan
sangat dipengaruhi oleh factor budaya. Budaya juga akan membatasi cara
bertindak dan berkomunikasi. Seorang remaja putrid yang berasal dari daerah
lain ingin membeli ingin membeli makanan khas disuatu daerah. Pada saat membeli
makanan tersebut, remaja ini tiba-tiba menjadi pucat ketakutkan karena penjual menanyakan padanya berapa
banyak cabai merah yang dibutuhkan untuk campuran makanan yang akan dibeli. Apa
yang terjadi? Remaja tersebut merasa dimarahi oleh penjual karena menanyakannya
cabai itu secara membentak, padahal penjual tidak merasa memarahi remaja
terserbut. Hal ini dikarenakan budaya dan logat cara penjual yang memang keras
dan tegas sehingga terkesan seperti marah bagi orang yang katar budaya yang
barbeda.
- Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif
terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah, sedih, senang akan dapat
mempengaruhi bidan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bidan perlu mengkaji
emosi klien dan keluarganya sehingga mampu member asuhan kebidanan dengan
tepat. Selain itu, bidan juga perlu mengevaluasi emosi yang ada pada dirinya
agar dalam melakukan asuhan kebidanan tidak terpengaruhi oleh emosi bawah
sadarnya.
- Jenis kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi gaya berbeda Tanned (1990)
menyebutkan bahwa wanita dan laki-laki mempunyai perbedaan gaya komunikasi.
Dari usia tiga tahun, wanita bermain dengan teman baiknya atau dalam grup
kecil, menggunakan bahasa untuk mencari kejelasan dan meminimalkan
perbedaan,serta membangun dan mendukung keintiman. Laki-laki dilain pihak,
menggunakan bahasa untuk mendapatkan kemandirian aktifitas dalam grup yang lebi
besar, dan jika ingin berteman, mereka melakukan dengan bermain.
- Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mempengaruhi
komunikasi. Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit merespon
pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih
tinggi. Bidan perlu mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga dapat
berinteraksi dengan baik dan dapat memberi asuhan kebidanan yang tepat pada
klien.
- Peran dan Hubungan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran
dan hubungan anatar orang yang berkomunikasi. Cara komunikasi seorang bidan
dengan koleganya, dengan cara komunikasi seorang bidan pada klien akan berbeda,
tergantung peran. Demikian juga anatara orang tua dan anak.
- Lingkungan
Lingkungan interaksi akan
mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana yang bising, tidak ada privasi
yang tepat, akan menimbulkan kerancuan, ketegangan, dan ketidak nyamanan.
Misalnya, berdiskusi ditempat yang ramai tentu tidak nyaman. Untuk itu bidan
perlu menyiapkan lingkungan yang teapt dan nyaman sebelum memulia interaksi
dengan klien.
Begitu juga dengan lingkungan fisik.
Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ketempat lain. Misalnya, saat
seseorang berkomunikasi dengan sahabatnya akan berbeda apabila berbicara dengan
pimpinannya.
Lingkungan sosial. Tingkah laku dan
cara berkomunikasi suasana lingkungan. Misalnya, seseorang berpenampilan lembut
tetapi sering menggunakan kata-kata yang
kasar dalam pembicaraan. Kata-kata kasar tersebut diperoleh dari lingkungan
pergaulannya.
- Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunikasi.
Jarak tentunya akan member rasa aman dan control. Misalnya, individu yang
merasa terancam ketika seseorang tidak dikenal tiba-tiba berada pada jarak yang
sangat dekat dengan dirinya. Hal itu juga yang dialami oleh klien pada saat
pertama kali berinteraksi dengan bidan. Untuk itu bidan perlu memperhitungkan
jarak yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien.
- Citra diri
Manusia mempunyai gambaran tertentu
mengenai dirinya, status sosial, kelebihan dan kekurangannya. Citra diri
terungkap dalan komunikasi. Misalnya, pembicaraan orangtua bersama anaknya
dengan menentukan ekspresi dan persepsi orang. Misalnya, “kamu mesti jadi bidan
karena akan dihormati masyarakat dan mudah mendapatkan uang.”
Pihak lain yakni orang yang diajak
berkomunikasi mempunyai gambaran khas pada dirinya. Pada saat berkomunikasi
akan dirasakan campur tangan citra diri dan citra pihak lain.
- Kondisi fisik
Kondisi fisik mempunyai pengaruh
terhadap komunikasi. Artinya indera pembicaraan mempunyai andil terhadap
kelancaraan dalam komunikasi. Misalnya, seorang tuna wicara akan kesulitan
apabila berbicara dengan orang yang normal.
F. Bentuk
Komunikasi
Pelaksaan kegiatan komunikasi pada
prinsipnya disesuaikan dengan kebutuhan sasaran yang akan membuat jalinan
komunikasi. Jaringan komunikasi yang disesuiakan dengan kebutuhan akan
mewujudkan bentuk komunikasi yang menggambarkan proses dan pelaksaan komunikasi
tersebut.
Bentuk komunikasi yang terjadi
berdasarkan kebutuhan terdiri atas komunikasi pribadi, komunikasi kelompok, dan
komunikasi massa.
a.
Komunikasi
pribadi/ komunikasi interpersonal
Komunikasi pribadi terdiri atas
komunikasi intrapribadi dan komunikasi antar pribadi. Komunikasi intrapribadi
adalah komunikasi yang terjadi dalam diri individu. Komunikasi tersebut akan
membantu seseorang atau individu agar tetap sadar akan kejadian disekitarnya.
Misalnya, bila kita sedang melamun, berarti kita sedang melakukan komunikasi.
Komunikasi antrapribadi adalah komunikasi antara dua orang dan terjadi kontal
langsung dalam bentuk percakapan. Bentuk komunikasi tersebut juga disebut
dialog komunikasi. Pelaksanaan komunikasi antrapribadi dapat berlangsung dengan
cara berhadapan muka atau melalui media komunikasi, antara lain dengan
menggunakan pesawat telepon atau radio komunikasi. Sifat komunikasi itu dua
arah atau timbal balik, disebut juga
komunikasi dua arah karena komunikator dan komunikan saling bertukar fungsi.
Komukasi antarpribadi disebut
efektif bila akhirnya menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlibat
dalam komunikasi tersebut. Keadaan komunikator dan komunikan dalam posisi
seimbang dan mempunyai kebersamaan. Dalam proses komunikasi antarpribadi,
kemampuan komunikator diperlukan untuk mengeksperikan diri pada peranan orang
lain yang disebut empati. Untuk mencapai keberhasilan dalam komunikasi dengan
tatap muka, maka didukungb dengan penggunaan komunikasi kebahaan, bahasa kial,
dan bahasa sikap.
Ketiga peran bahasa tersebut
dilaksankan secara gabungan, kadang disertai dengan berpelukan sehingga muncul
keserasian dalam komunikasi antarpribadi.
Misalnya:
1.
Penggunaan
komunikasi kebahasaan.
Komunikator menggunakan kata-kata
menunjukan kesediaan untuk berkomunikasi, “saya senang dapat berjumpa dengan
Anda.”
2.
Penggunaan
bahasa kial
Komunikator menggunakan bahsa kial
dengan gerakan tangan atau gerakan tubuh, “komukator mengajak berjabat tangan,
atau membungkukkan tubuh.”
3.
Menggunakan
bahasa sikap.
Komukator mengekspresikan perasaan
senang dengan memandang penuh penuh perhatian dan senyum dikulum.
- Komunikasi antar kelompok
Komunikasi antarkelompok adalah
komunikasi antara seseorang (komunikator) dengan sejumlah orang yang berkumpul
bersama dalam kelompok. Dalam komunikasi antarkelompok, ada dua tahap aktivitas
untuk melaksanakan pendekatan. Tahap pertama adalah tahap gagasan dan tahap
kedua adalah tahap emosional sosial. Tahap gagasan adalah tahapan ketika
individu dalam kelompok saling menggungkapkan gagasannya, berkomunikasi untuk
membahas dan memecahkan masalah yang dihadapi. Modal utama dalam komunikasi ini
adalah keinginan bersama. Pada tahap emosional sosial, anggota kelompok saling
menegangrasa untuk membina persatuan dan keutuhan antarpribadi dalam kelompok.
Pada tahapan ini kelompok menyadari tanggung jawab serta perjuangan bersama,
mengorbankan tujuan dan kepentingan pribadi. Sifat komunikasi tersebut seperti
pada komunikasi antarpribadi, tapi dalam skala yang lebih besar.
Ada dua bentuk kelompok yang ada
dalam komunikasi antarkelompok, yaitu kelompok kecil dan kelompok besar.
Kelompok kecil adalah kelompok dengan anggota yang jumlahnya terbatas, bersifat
normal, terorganisasi, dan biasanya terlembagakan, sedangkan pada kelompok
besar, jumlah anggota banyak.
- Komunikasi masa
Komunikasi masaa adalah komunikasi
umum bukan komunikasi pribadi pesan yanf disampaikan tidak ditujukan pada satu
orang saja, tetapi bagi semua orang atau anggota khalayak. Komunikasi massa
menyampaikan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam
jumlah banyak dengan menggunakan media yang meliputi surat kabar, radio, tv,
film dan lain-lain. Sifat komunikasi massa adalah umum, heterogen, nonpribadi,
dan menimbulkan keserampakan dengan paham yang sama.
Misal:
Pemberian informasi tentang
penggunaan garam iodium dalam makanan yang merupakan salah satu upaya
pencegahan gondok endemik dan kretinisme.
- Komunikasi interpersonal
1.
Konteks
(lingkungan) merupakan sesuatu yang kompleks. Antara dimensi fisik, sosial-psikologis dan dimensi temporal
saling mempengaruhi satu sama lain. Kita mesti memahami bahwa kenyamanan
ruangan, peranan seseorang dan tafsir budaya serta hitungan waktu, merupakan
contoh dari sekian banyak unsur lingkungan komunikasi. Komunikasi sering
berubah-ubah, tidak pernah statis melainkan selalu dinamis.
2.
Komponen
sumber-penerima menunjukkan bahwa keterlibatan seseorang dalam berkomunikasi
bahwa ia adalah sumber yang juga penerima. Sebagai sumber dalam berkomunikasi
menunjukkan bahwa Anda mengirim pesan. Anda mengirim pesan berarti Anda
berbicara, menulis, memberikan isyarat tubuh atau tersenyum. Enkoding-Dekoding.
Baik sebagai sumber ataupun sebagai penerima, seseorang mengawali proses
komunikasi dengan mengemas pesan (pikiran atau suatu ide) yang dituangkan ke
dalam gelombang suara (lembut, berapi-api, tegas, marah dan sebagainya) atau ke
dalam selembar kertas.
3.
Kompetensi
Komunikasi; mengacu pada kemampuan Anda berkomunikasi secara efektif (dari
Spitzberg dan Cupach, 1989). Kompetensi ini mencakup pengetahuan tentang peran
lingkungan dalam mempengaruhi isi dan bentuk pesan komunikasi. Suatu topik
pembicaraan dapat dipahami bahwa hal itu layak dikomunikasikan pada orang
tertentu dalam lingkungan tertentu, tetapi hal itu pula tidak layak untuk orang
dan lingkungan yang lain.
4.
Pesan
dan Saluran. Pesan sebenarnya merupakan produk fisik dari proses kodifikasi.
Jika seseorang itu berbicara, maka pembicaraan itu adalah pesan. Jika seseorang
itu menulis, maka tulisan itu adalah pesan. Bila kita melakukan suatu gerakan,
maka gerakan itu adalah pesan. Pesan itu dipengaruhi oleh kode atau kelompok
simbol yang digunakan untuk mentransfer makna atau isi dari pesan itu sendiri
dan dipengaruhi oleh keputusan memilih dan menata kode dan isi tersebut.
Menurut Sendjaja (1994) mengutip pendapat Reardon bahwa kendala utama dalam
berkomunikasi seringkali lambang atau simbol yang sama mempunyai makna yang
berbeda. Umpan Balik dan Maju. Suatu cara yang dapat dipertimbangkan untuk
menghindari dan mengoreksi terjadinya distorsi disarankan untuk menggunakan
komunikasi interpersonal; dan menghidupkan proses umpan balik secara efektif.
Umpan balik merupakan pengecekan tentang sejauhmana sukses dicapai dalam
mentransfer makna pesan sebagaiman dimaksudkan semula. Setelah si-penerima
pesan melaksanakan pengkodean kembali, maka yang bersangkutan sesungguhnya telah
berubah menjadi sumber. Maksudnya bahwa yang bersangkutan mempunyai tujuan
tertentu, yakni untuk memberikan respon atas pesan yang diterima, dan ia harus
melakukan penkodean sebuah pesan dan mengirimkannya melalui saluran tertentu
kepada pihak yang semula bertindak sebagai pengirim.!
5.
Gangguan;
merupakan komponen yang mendistorsi pesan. Gangguan merintangi sumber dalam
mengirim pesan dan merintangi penerima dalam menerima pesan. Gangguan ini dapat
berupa fisik, psikologis dan semantik. Bukankah desingan suara mobil, pAndangan
atau pikiran yang sempit dan penggunaan istilah yang menimbulkan arti yang
berbeda-beda, merupakan contoh dari masing-masing jenis gangguan yang dapat
mendistorsi pesan yang dimaksudkan dalam komunikasi.
6.
Efek
Komunikasi. Pada setiap peristiwa komunikasi selalu mempunyai konsekuensi atau
dampak atas satu atau lebih yang terlibat. Dampak itu berupa perolehan
pengetahuan, sikap-sikap baru atau memperoleh cara-cara/gerakan baru sebagai
refleksi psiko-motorik.
G. Hambatan-hambatan Komunikasi dan
Bagaimana Cara Mengatasinya
Sponsors Link
Dalam
Pengantar Ilmu Komunikasi telah disinggung bahwa komunikasi adalah suatu proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan/komunikate agar terjadi
pengertian bersama. Proses komunikasi tidak akan berjalan apabila tidak
didukung oleh berbagai elemen atau komponen komunikasi yaitu pengirim (sender),
pesan (message), encoding, saluran (channel), penerima (receiver), decoding,
umpan balik (feedback), gangguan/hambatan (noise), dan konteks (context).ads
Setiap
elemen atau komponen dalam proses komunikasi menunjukkan kualitas komunikasi
itu sendiri. Masalah akan timbul apabila salah satu dari elemen komunikasi
tersebut mengalami hambatan yang menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif.
Hambatan
komunikasi ini dapat terjadi pada semua konteks komunikasi, yaitu komunikasi
antarpribadi atau komunikasi interpersonal, komunikasi massa, komunikasi
organisasi atau komunikasi kelompok. Hambatan komunikasi yang terjadi dalam
berbagai konteks komunikasi dapat menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif.
(Baca : Komunikasi Yang Efektif)
1.
Pengertian Komunikasi
Komunikasi
adalah suatu proses pertukaran informasi yang berupa kata-kata, nada suara, dan
bahasa tubuh. Berbagai hasil studi menunjukkan bahwa saat kita berkomunikasi
atau bertukar informasi, kita menggunakan kata-kata sekitar 7 persen, nada
suara sekitar 55 persen dan bahasa tubuh sekitar 38 persen.
Kemudian
agar komunikasi dapat berjalan efektif, maka kita harus memahami bentuk-bentuk
informasi ini, bagaimana menggunakan bentuk-bentuk informasi dengan efektif dan
hambatan dalam proses komunikasi. (Baca : Prinsip-prinsip Komunikasi
Business
Dictionary menjelaskan pengertian hambatan komunikasi dalam konteks komunikasi
organisasi, yaitu rintangan yang terjadi dalam lingkungan kerja saat menyajikan
pertukaran ide atau gagasan atau pikiran. Adapun hambatan yang terjadi meliputi
perbedan status, perbedaan gender, perbedaan budaya, prasangka dan lingkungan
organisasi. (Baca : Komunikasi Gender)
- Proses
Komunikasi
Komunikasi
berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh
komunikan/komunikator. Pertama-tama, komunikator atau pengirim atau sender
menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan/komunikator.
Dalam
artian, komunikator memformulasikan pikiran dan/atau apa yang dirasakan ke
dalam lambang yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan/komunikate.
Pesan sebagai bentuk keluaran dari proses penyandian yang dilakukan oleh
komunikator. Kemudian dikirimkan melalui saluran tertentu atau media komunikasi
dapat berupa komunikasi tatap muka maupun bermedia.
Kemudian,
komunikan/komunikator mengawal sandi (decode) pesan dari komunikator. Maksudnya
adalah komunikan/komunikator melakukan penafsiran lambang yang dikirimkan oleh
komunikator ke dalam konteks pengertiannya.
Apabila
komunikan/komunikator memberikan persepsi yang berbeda terhadap pesan yang
disampaikan komunikator, maka akan terjadi sebuah hambatan atau gangguan
komunikasi. Terakhir, umpan balik atau feedback akan terjadi manakala
komunikan/komunikate memberikan respon atau tanggapan terhadap pesan yang
disampaikan oleh komunikator dan mengembalikan pesan kepada komunikator.
Komunikator
– Pesan – Media pengantar pesan – Komunikan – Efek pesan
H. Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi
Hambatan
komunikasi adalah segala sesuatu yang menghalangi atau mengganggu tercapainya
komunikasi yang efektif. Hambatan komunikasi dapat mempersulit dalam mengirim
pesan yang jelas, mempersulit pemahaman terhadap pesan yang dikirimkan, serta
mempersulit dalam memberikan umpan balik yang sesuai.
Secara
garis besar, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu hambatan
personal, hambatan fisik, hambatan kultural atau budaya, serta hambatan
lingkungan
a.
Hambatan personal
Hambatan
personal merupakan hambatan yang terjadi pada peserta komunikasi, baik
komunikator maupun komunikan/komunikate. Hambatan personal dalam komunikasi
meliputi sikap, emosi, stereotyping, prasangka, bias, dan lain-lain.
b.
Hambatan kultural atau budaya
Komunikasi
yang kita lakukan dengan orang yang memiliki kebudayaan dan latar belakang yang
berbeda mengandung arti bahwa kita harus memahami perbedaan dalam hal
nilai-nilai, kepercayaan, dan sikap yang dipegang oleh orang lain.
Hambatan
kultural atau budaya mencakup bahasa, kepercayan dan keyakinan. Hambatan bahasa
terjadi ketika orang yang berkomunikasi tidak menggunakan bahasa yang sama,
atau tidak memiliki tingkat kemampuan berbahasa yang sama.
Hambatan
juga dapat terjadi ketika kita menggunakan tingkat berbahasa yang tidak sesuai
atau ketika kita menggunakan jargon atau bahasa “slang” atau “prokem” atau
“alay” yang tidak dipahami oleh satu atau lebih orang yang diajak
berkomunikasi.
Hal
lain yang turut memberikan kontribusi terjadinya hambatan bahasa adalah situasi
dimana percakapan terjadi dan bidang pengalaman ataupun kerangka referensi yang
dimiliki oleh peserta komunikasi mengenai hal yang menjadi topik pembicaraan.
(Baca : Komunikasi Antar Budaya)
c.
Hambatan fisik
Beberapa
gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi. Hambatan fisik
komunikasi mencakup panggilan telepon, jarak antar individu, dan radio.
Hambatan fisik ini pada umumnya dapat diatasi.
d.
Hambatan lingkungan
Tidak
semua hambatan komunikasi disebabkan oleh manusia sebagai peserta komunikasi.
Terdapat beberapa faktor lingkungan yang turut mempengaruhi proses komunikasi
yang efektif. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat mengalami rintangan
yang dipicu oleh faktor lingkungan yaitu latar belakang fisik atau situasi
dimana komunikasi terjadi. Hambatan lingkungan ini mencakup tingkat aktifitas,
tingkat kenyamanan, gangguan, serta waktu.
I. Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi
Berbagai
hambatan komunikasi yang dapat menyebabkan ketidakefektifan komunikasi dapat
kita atasi dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini :
1.
Pengirim pesan/komunikator/sender
Komunikasi
adalah suatu proses yang berlangsung dua arah dan diawali oleh pengirim pesan.
Pengirim pesan hendaknya merumuskan informasi sedemikian rupa agar tujuan
komunikasi tercapai. Pengirim pesan harus proaktif dalam membuat
penerima/komunikan/komunikator/receiver mengerti dan memahami pesan yang
disampaikan. Seringkali, apa yang dikatakan tidak selalu sesuai dengan apa yang
didengar. Untuk menghindarinya, hal-hal yang harus dilakukan adalah :
·
Menyatakan satu ide atau gagasan dalam
satu waktu.
·
Menyatakan ide atau gagasan dengan
singkat.
·
Memberikan penjelasan ketika diperlukan.
·
Melakukan pengulangan jika diperlukan.
·
Menerima dan memberikan umpan balik.
·
Melakukan pilihan kata, nada suara dan
bahasa tubuh yang tepat.
·
Mengembangkan sikap empati terhadap
penerima/komunikan/komunikate/receiver
dalam mengatasi hambatan kultural atau budaya dalam komunikasi.
- Pesan
Pesan
merupakan informasi sederhana yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan kepada
penerima. Pesan dapat berupa pesan verbal maupun pesan non verbal. Untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya masalah, pengirim harus :
· Menggunakan
terminologi yang tepat.
· Berbicara
dengan jelas.
· Waktu
pengiriman pesan disesuaikan dengan kesiapan penerima pesan untuk mendengarkan
atau menerima pesan.
· Menggunakan
volume suara yang sesuai.
Pesan
yang disampaikan hendaknya bersifat inklusif dan informatif. Inklusif artinya
bahwa pesan berisi segala sesuatu yang diperlukan oleh penerima pesan untuk
memahami maksud pengirim. Informasi artinya pesan merupakan sesuatu yang ingin
diketahui oleh penerima pesan.
- Penerima/komunikan/komunikate/receiver
Penerima
pesan membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk itu,
penerima pesan harus memegang kendali atas seluruh proses komunikasi yang
berlangsung. Agar penerima pesan memegang kendali, adalah penting bagi penerima
pesan untuk yakin bahwa pengirim pesan memahami apa yang diinginkan oleh
penerima pesan dan mengapa mereka menginginkannya.
Aktif
mendengarkan adalah suatu proses yang digunakan oleh penerima pesan untuk
memfasilitasi komunikasi dan meningkatkan penampilan. Dalam artian, penerima
pesan aktif dalam proses komunikasi. Agar penerima pesan dapat mendengarkan
dengan aktif, hal-hal yang perlu dilakukan oleh penerima pesan adalah :
Fokus
perhatian pada pesan yang disampaikan dengan memberikan momen prioritas. Jika
memungkinkan melihat atau melakukan kontak mata kepada pengirim pesan.
Mendengar
dan melihat isi pesan tidak langsung atau non verbal sama baiknya ketika
mendengarkan kata-kata. Perhatikan petunjuk non verbal yang menyajikan
informasi berdasar pada apa yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan.
Persepsi yang diberikan oleh penerima pesan terhadap pesan dan pengirim pesan
dapat berbeda. Pilihan kata, nada suara, posisi tubuh, geture dan gerakan mata
merefleksikan perasaan dibalik kata-kata yang diucapkan.
Menjaga
pikiran tetap terbuka dan hindari penilaian.
Melakukan
verfikasi terhadap apa yang didengar atau disampaikan. Jangan berasumsi bahwa
persepsi yang diberikan terhadap pesan merupakan bentuk persetujuan dengan
tujuan pengirim pesan. Berikan umpan balik yang tepat kepada pengirim pesan.
- Umpan
Balik Pesan
Penerima
yang efektif memverifikasi pemahaman mereka terhadap pesan yang dikirim oleh
pengirim pesan. Mereka menyadari kata-kata, nada suara, dan bahasa tubuh ketika
mereka memberikan umpan balik. Berbagai bentuk umpan balik yang diberikan dapat
berupa pengakuan, pengulangan, dan parafrase.
Kemudian,
yang dimaksud dengan pengakuan adalah bahwa penerima pesan telah menerima dan
memahami pesan yang disampaikan. Untuk pesan yang bersifat informatif yang
rumit, pengakuan saja tidaklah cukup untuk memastikan dan memahami pesan yang
disampaikan. Sedangkan, yang dimaksud dengan pengulangan adalah mengulang
kembali kata-kata yang disampaikan oleh pengirim pesan.
Terakhir,
yang dimaksud dengan parafrase adalah mengulang kata-kata yang disampaikan oleh
penerima pesan sendiri kepada pengirim pesan. Parafrase memungkinkan penerima
pesan untuk melakukan verifikasi terhadap pemahaman pesan dan menunjukkan
kepada pengirim pesan bahwa penerima pesan mendengarkan pesan dengan baik.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan makalah yang kami
buat, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan hal yang penting dan sangat
dibutuhkan bagi seorang bidan. Bahkan para ahlipun menyebutkan bahwa komunikasi
itu merupakan proses pertukaran informasi antara satu orang dengan orang
lainnya. Didalamnya pun ada unsur, komponen dan proses dalam berkomunikasi.
Tidak semua orang dapat berkomunikasi dengan cara yang baik. Namun kita sebagai
calon bidan harus mampu berkomunikasi dengan semua orang. Baik itu antara
individu dengan individu, dengan orang yang lebih tua ataupun dengan masyarakat
luas .
B. Saran
Dari
makalah yang telah kami buat, diharapkan semua mahasiswa mampu menyerap
informasi dan isi makalah ini. Baik itu
sebagai referensi maupun sebagai bahan acuan untuk mengerjakan tugas
selanjutnya .
DAFTAR
PUSTAKA
Christina lia uripni, untung sujianto, tatik
indrawati. (2003). Komunikasi kebidanan.
EGC. Jakarta
No comments:
Post a Comment