KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang
Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja danpujisyukurataskehadirat-Nya,yang telah melimpahkan rahmat,hidayah,
daninayah-Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang “ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA DI PMB SILVIA LESTARI”.
Makalah ini telah kami susundengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untukitu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu,Kami menya dari sepenuhnyabahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tatabahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik daripembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA DI PMB SILVIA LESTARI dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Banda aceh, 1 JULI 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................... i
KATA
PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR
ISI ................................................................................................................ iii
BABI :PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latarbelakang..................................................................................................... 1
B.
Tujuan................................................................................................................. 3
C.
Manfaat.............................................................................................................. 3
BABII :TINJAUAN TEORI......................................................................................... 5
A.
Definisi............................................................................................................... 5
B. Etiologi............................................................................................................... 5
C. Patofisiologi........................................................................................................ 7
D. Tanda dan Gejala................................................................................................ 9
E. Diagnosis
........................................................................................................... 9
F. Klasifikasi........................................................................................................... 9
G. Penanganan......................................................................................................... 10
H. Komplikasi.......................................................................................................... 11
BAB III SOAP.............................................................................................................. 13
BAB IV:PENUTUP ..................................................................................................... 15
A. Kesimpulan......................................................................................................... 15
B. Saran
.................................................................................................................. 15
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pre eklampsia
merupakan penyulit kehamilan akut dan dapat terjadi ante, intra, dan post
partum. Dari gejala-gejala klinik pre eklampsia dapat dibagi menjadi pre
eklampsia ringan dan pre eklampsia berat. Pembagian pre eklampsia menjadi berat
dan ringan tidaklah berarti adanya dua penyakit yang jelas berbeda, sebab
seringkali ditemukan penderita pre eklampsia ringan dapat mendadak mengalami
kejang dan jatuh dalam koma ( sarwono, 2010 )
Pre eklampsia
ataupun eklampsia sering kali bertumpang tindih dengan pengertian hipertensi kronis.
Pre eklampsia dan eklampsia berat jarang terjadi namun dapat menyebabkan
komplikasi kehamilan yang serius. Pre eklampsia dan eklampsia berat adalah
penyebab utama kedua kematian maternal langsung. Diperkirakan sekitar 5/1000
persalinan di inggris menderita pre eklampsia parah dan 5/10.000 persalinan
mengalami eklampsia.
Menurut soto dkk (
obstetric critikal care unit of hospital general de mexico experience during
2014-2015 ), eklampsia dan PEB adalah
penyebab utama mortalitas maternal, dengan patofisiomekanisme yang terlibat di
dalamnya adalah gangguan neurologik, hemodinamik, renal, hepatik, dan
hematologik, yang selanjutnya juga menyebabkan gangguan pada fetus. Pre
eklampsia berat dapat disertai dengan gejala nyeri kepala hebat, gangguan
penglihatan, penglihatan kabur, silau terhadap cahaya, nyeri hebat pada
regiohipokondria, muntah hebat, pembengkakan tiba-tiba di wajah, tangan, dan
kaki.
Salah satu penyebab
kematian pada ibu hamil adalah pre eklampsia berat. Kejadian pre eklampsia
dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko pre eklampsia berat meliputi status
primigravida ( kehamilan pertama ), kehamilan kembar, diabetes, hipertensi yang
telah ada sebelumnya, pre eklampsia pada kehamilan sebelumnya, riwayat pre
eklampsia dalam keluarga ( Linda,ddk, 2014 ).
Komplikasi
kehamilan akibat PEB dan eklampsia terjadi pada hampir sekitar 2000 kelahiran
united kingdom dan merupakan satu dari beberapa penyebab utama kematian
maternal, serta outcome yang buruk pada bayi. Dari total kehamilan dengan PEB
dan eklampsia, 23% diantaranya membutuhkan ventilasi mekanik, 35% mengalami
resiko mayor seperti edema paru, gagal ginjal, DIC, HELLP syndrome, sindroma
distress respirasi akut, stroke, bahkan henti jantung. Bayi yang dilahirkan
dari pasien PEB dan eklampsia mengalami kematian sebanyak 1 diantara 14
kelahiran. Sekitar sepertiga dari kasus kejang eklamtik terjadi sebelum pasien
dibawa ke rumah sakit. Karena itu penatalaksanaan pasien PEB dengan ancaman
eklampsia atau pasien eklampsia saat tiba di unit gawat darurat, proses
transfer pasien, sampai dengan penatalaksanaan selanjutnya meliputi prosedur
kelahiran pervaginam atau dengan bedah sesar dan pascabedah, akan sangat
mempengaruhi outcome pasien PEB dan eklampsia.
Dari penelitian
deskriptif retrospektif yang dilakukan oleh patty, lalenoh, dan wuisan, periode
2014 – agustus 2016 untuk memperoleh data mengenai presentase morbiditas dan
mortalitas pasien PEB dan eklampsia yang dirawat di ICU dan HCU , berdasarkan
data rekam medik yang lengkap dan memenuhi kriteria inklusi, didapatkan
sebanyak 33 pasien yang terkumpul, 11 sampel diantaranya adalah status
penderita PEB (33%) dan 22 sampel adalah status penderita eklampsia (67%).
Angka kejadian HELLP syndrome dari pasien-pasien PEB dan eklampsia yang dirawat
di ICU dan HCU, didapatkan sebanyak 9 orang (27,3%) dan yang mengalami komplikasi DIC adalah
sebanyak 1 orang (3%). Pasien PEB dan eklampsia yang membutuhkan support
ventilator adalah sebanyak 5 orang. Penelitian tersebut dilakukan secara retrospektif
dan disimpulkan bahwa mortalitas lebih tinggi dijumpai pada pasien eklampsia
dengan presentasi sebesar 9.1%. pada pasien-pasien PEB dan eklampsia yang
dirawat di ICU dan HCU.
Tingginya kejadian
pe eklampsia-eklampsia di negara-negara berkembang dihubungkan dengan rendahnya
status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan yang dimiliki kebanyakan
masyarakat. Kedua hal tersebut saling terkait dan sangat berperan dalam
menentukan tingkat penyerapan dan pemahaman terhadap berbafai informasi/masalah
kesehatan yang timbul baik pada dirinya ataupun untuk lingkungan sekitarnya (
zuhrina,2010).
Berdasarkan hasil
survey demografis kesehatan indonesia ( SDKI ) pada tahun 2012, angka kematian
ibu (AKI) di indonesia masih sangat tinggi, AKI dari 228 pada 2007 menjadi 359
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013 sedangkan target yang ingin dicapai
pemerintah dalam menurunkan angka kematian ibu pada tahun 2015 yang merupakan
sasaran millenium development goals ( MDGS ) yaitu AKI sebesar 102/100.000
kelahiran hidup ( Kemenkes ,2014).
B.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat di PMB
Silvia Lestari.
2.
Tujuan Khusus
·
Mahasiswa dapat
melakukan pengkajian data subjektif pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat
di PMB Silvia Lestari.
·
Mahasiswa dapat
mengetahui data objektif pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat di PMB
Silvia Lestari.
·
Mahasiswa dapat
menentukan analisa pada ibu hamil dengan pre eklampsia di PMB Silvia Lestari.
·
Mahasiswa mampu
melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang sesuai data objektif pada
ibu hamil dengan pre eklampsia di PMB Silvia Lestari.
C.
Manfaat
1.
Bagi PMB
Sebagai
bahan masukan dan menambah referensi dalam mengaplikasikan tindakan yang tekah
dijalankan.
2.
Bagi Bidan
Membantu
menambah referensi dalam hal pemahaman dan perkembangan pengetahuan dan
penatalaksanaan dapat digunakan untuk menetapkan strategi tepat sehingga dapat
memberikan asuhan kebidanan.
3.
Bagi Institusi
Pendidikan
Sebagai
wacana bagi institusi pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan dimasa yang
akan datang.
4.
Dapat memberikan
informasi mengenai masalah kebidanan khususnya asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan pre eklampsia berat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Definisi
Pre eklampsia (PE)
adalah gangguan yang terjadi setelah minggu ke 20 kehamilan dan ditandai dengan
hipertensi dan proteinuria. ( Silasi Michele,2010)
Pre eklampsia dalah
penyakit yang ditandai dengan adanya hipertensi, proteinuria dan edema yang
timbul selama kehamilan atau sampai 48 jam postpartumm. Umumnya terjadi pada
trimester III kehamilan. Pre eklampsia dikenal juga dengan sebutan Pregnancy
Incduced Hipertension (PIH) gestosis atau toksemia kehamilan ( Maryunani,
dkk,2012 ).
Pre eklampsia
merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra,dan post
partum. Dari gejala-gejala klinik pre eklampsia dapat dibagi menjadi pre
eklampsia ringan dan pre eklampsia berat. Pembagian pre eklampsia menjadi
ringan dan berat tidakllah berarti
adanya dua penyakit yang jelas berbeda, sebab seringkali ditemukan penderita
pre eklampsia ringan dapat mendadak mengalami kejang dan jatuh dalam koma. (
Sarwono,2010 )
Pre eklampsia
merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang di tandai dengan adanya
disfungsi plasenta dan respons maternal terhadap adanya inflamasi sistemik
dengan aktifitas endotel dan koagulasi. Diagnosis pre eklampsia ditegakkan
berdasarkan adanya hipertensi dan proteinuria pada uasia kehamilan 20 minggu.
Edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik karena sangat banyak
ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal. ( POGI,2014 )
B.
Etiologi
Terdapat beberapa
teori yang diduga sebagai etiologi dari pre eklampsia, meliputi (
Pribadi,A,2015)
1)
Abnormalitas invasi
tropoblas
Invasi tropoblas yang tidak terjadi atau kurang sempurna,
maka akan terjadi kegagalan romedeling a. Spiralis. Hal ini mengakibatkan darah
menuju lakuna hemokorioendotel mengalir kurang optimal dan bila jangka waktu
lama mengakibatkan hipooksigenasi atau hipoksia plasenta. Hipoksia dalam jangka
lam menyebabkan kerusakan endotel pada plasenta yang menambah berat hipoksia.
Produk dari kerusakan vaskuler selanjutnya akan terlepas dan memasuki darah ibu
yang memacu gejala klinis pre eklampsia.
2)
Maladaptasi
imunologi antara maternal-plasenta
Berawal pada awal trimester kedua pada wanita yang
kemungkinan terjadi pre eklampsia. Th1 akan meningkat dan rasio Th1/Th2
berubah. Hal ini disebabkan karena reaksi inflamasi yang distimulasi oleh
mikropartikel plasenta dan adiposit
3)
Maladaptasi
kadiovaskular atau perubahan proses inflamasi dari proses kehamilan normal.
4)
Faktor genetik,
termasuk faktor yang diturunkan secara mekanisme epigenetik.
Dari sudut pandang herediter, pre eklampsia adalah
penyakit multifaktorial dan poligenik. Predisposisi herediter untuk pre eklampsia
mungkin merupakan hasil interaksi dari ratusan gen yang diwariskan baik secara
maternal ataupun paternal yang mengontrol fungsi enzimatik dan metabolisme pada
setiap sistem organ. Faktor plasma yang diturunkan dapat menyebabkan pre
eklampsia
5)
Faktor nutrisi,
kurangnya intake antioksidan.
John et al (2012) menunjukan pada populasi umumnya
konsumsi sayuran dan buah-buahan yang tinggi antioksidan dihubungkan dengan
turunnya tekanan darah. Penelitian yang dilakukan Zhang,ddk (2013) menyatakan
insidensi pre eklampsia meningkat dua kali pada wanita yang mengkonsumsi asam
askorbat kurang dari 85 mg.
Faktor resiko dan berpengaruh terhadap progrerisitas pre
eklampsia ( Pribadi,A,2015 )
1.
Faktor usia ibu
2.
Paritas
3.
Usia kehamilan
4.
Indeks massa tubuh
( IMT ). Nilai IMT diatas 30 dengan kategori obesitas, resiko pre eklampsia
meningkat hingga 4 kali lipat.
C.
Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya pre
eklampsia, dapat dijelaskan sebagai berikut ( cunningham,2014 )
1.
Sistem
kardiovaskular
Pada pre eklampsia endotel mengeluarkan vasoaktif yang
didominasi oleh vasokontriktor, seperti endotel dan tromboksan A2. Selain itu,
terjadi penurunan kadar renin, angiotensin I, angiotensin II dibandingkan
kehamilan normal.
2.
Perubahan
metabolisme
Pada perubahan metabolisme terjadi hal-hal sebagai
berikut
a.
penurunan
reproduksi prostaglandin yang dikeluarkan oleh plasenta.
b.
Perubahan
keseimbangan produksi prostaglandin yang menjurus pada peningkatan tronboksan
yang merupakan vasokontriktor yang kuat, penurunan produksi postasiklin yang
berfungsi sebagai vasodilator dan menurunnya produksi antiotensi II/III yang
menyebabkan makin meningkatnya asensitivitas otot pembuluh darah terhadap
vasopressor.
c.
Perubahan ini
menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah dan vasavasorum sehingga terjadi kerusakan,
nekrosis pembuluh darah, mengakibatkan permeabilitas meningkatkan serta
kenaikan darah.
d.
Kerusakan dinding
pembuluh darah, menimbulkan dan memudahkan trombosit mengadakan agregasi dan
adhesi serta akhirnya mempersempit, lumen dan makin mengganggu aliran darah ke
organ vital.
e.
Upaya mengatasi
timbunan trombosit ini terjadi lisis, sehingga dapat menurunkan jumlah
trombosit darah serta memudahkan jadi pendarahan. ( Manuaba,2012)
3.
Sistem darah dan
koagulasi
Pada perempuan dengan pre eklampsia terjadi trombositopenia,penurunan
kadar beberapa faktor pembukuan, dan eritrosit dapat memiliki bentuk yang tidak
normal sehingga mudah mengalami hemolisis. Jelas pada endotel dapat menyebabkan
peningkatan angregasi trombosit, ,menurunkan lamanya hidup, serta menekankan
kadar antitrobin III. ( cunningham,2014 )
4.
Homeostatis (
cairan tubuh )
Pada pre eklampsia terjadi rentensi natrium karna
meningkatnya sekresi deoksikortikoteron yang merupakan hasil konversi
progesteron. Pada wanita hamil yang mengalami pre eklampsia berat, volume
ekstraselular akan meningkatkan
bermanifestasi menjadi edema yang lebih berat dari pada wanita hamil
yang normal.mekanisme terjadinya retensi air disebabkan karna endotelia injury
(cunningham,2014 )
5.
Ginjal
Selama kehamilan normal terjadi penurunan aliran darah keginjal
dan laju filtrasiglomerulus. Pada pre eklampsia terjadi perubahan seperti
peningkatan retensi arteri eferen ginjal dan perubahan bentuk
endotelglomerulus. Filtrasi yang semakin menurun menyebabkan kadar kreatinin
serum meningkat. Terjadi penurunan aliran darah keginjal, menimbulkan perfusi
dan fitrasi ginjal menurun menimbulkan oliguria. Kerusakan pembuluh darh
glomerulus dan bentuk glomerulu-kapilariendometelia menimbulkan proteinuria.(
cunningham,2014 )
6.
Serebrovakular dan
gejala neurologis lain.
Gangguan seperti sakit kepala dan gangguan penglihatan.
Mekanisme menyebsbksn pasti kejang belum jelas. Kejang diperkirakan terjadi
akibat vasospasma sebral, edema, dan kemungkinan hipertensi mengganggu
autoregulasi serta sawar darah otak.
7.
Hepar
Para pre eklampsia ditemukan infrakhepar dan mekrosis.
Infrakheppar dapat berlanjut menjadi pendarahan sampai hematum. Apabila hematum
meluas dapat terjadi rupture supkapular. Nyeri perut kuadran kanan atas atau
nyeri epigastrum disebabkan oleh teregangnya kapsula glisson.
8.
Mata
Dapat terjadi vasospasma retina, edema retina, ablastro
retina, sampai kebutaan.
D.
Tanda dan Gejala
Gejala klinis pre eklampsia
sangat bervariasi dari yangn ringan sampai yang mengancam kematian pada ibu.
Efek yang sama terjadi pula pada janin, mulai dari yang ringan, pertumbuhan
janin terhambat ( PJT ) dengan
komplikasi pasca salin sampai kematian intriuterin ( Pribadi,A,2015)
Gejala pre eklampsia dan
tandanya menurut Morgan (2012) MELIPUTI
1.
Hipertensi
peningkatan sitolig sebesar 30mmHg atau diastolig sebesar 15mmHg.
2.
Hipertensi nyata
terutama disertai konus pergelangan kaki yang sementara atau terus menerus.
3.
Edema wajah
4.
Gangguan
penglihatan
5.
Mengantuk atau
sakit kepala ( pertanda konvulsi )
6.
Peningkatan tajam
jumlah proteinuria ( lebih kurang 59 pada specimen 24jam, atau bila menggunakan
uji dipstik 3+ sampai 4+).
7.
Oliguria = keluaran
urin kurang dari 30 ml/jam atau kurang dari 500ml/jam
8.
Nyeri epigetrium
karna distensi hati
E.
Diagnosis
Pada umumnya diagnosis pre
eklampsia didasarkan atas adanya dua dari triastanda utama : hipertensi, edema
dan proteinuria. Hal ini memang berguna untuk kepentingan statistik, tetapi
dapat merugikan penderita karna tiap tanda dapat merupakan bahaya kendatipun
ditemukan sendiri. ( wibomo,dk,2013 )
F.
Kasifikasi Pre eklampsia
American Congres Of
Obstetricians and Gynekologist ( ACOG ) (2013 ) mengklasifikasikan hipertensi
dalam kehamilan menjadi :
1.
Pre eklampsia dan
eklampsia. Eklampsia adalah timbulnya kejang granmall pada perempuan dengan pre
eklampsia . eklampsia dapat terjadi sebelum, selama, atau setelah kehamilan.
Pre eklampsia sekarang diklasifikasikan menjadi
2.
Pre eklampsi tanpa
tanda bahaya
3.
Pre eklampsia
dengan tanda bahaya, apabila ditemukan dari gejala atau tanda berikut ini
a.
TD sistol ≥160mmHg
atau TD diastol≥110mmhg ada dua pengukurangan dengan selang 4 jam saat pasien
posisi tirah baring.
b.
Trombositopenia
< 100.000/µ L
c.
Gangguan fungsi hati
dengan meningkatnya tranminase 2 kali dari nilai normal, nyeri perut kanan
atas, presisten berat atau nyeri epigastrium yang tidak membaik dengan
pengobatan atau keduanya.
d.
Insufisiensi renal
yang progresif ( konsentrasi kreatin serum ,>1.1 mg/dl )
e.
Edema paru
f.
Gangguan sebral dan
penglihatan
4.
Hipertensi kronis
adalah hipertensi yang sudah ada sebelum kehamilan.
5.
Hipertensi kronis
dengan superim posed pre eklamsia adalah pre eklamsia yang terjadi pada
perempuan hamil yang hipertensi kronis.
6.
Hipertensi gestational
adalah tekanan darah setelah usia kehamialan lebih dari 20 minggu tanpa adannya
protein uria / kelainan sistemik lainnya.
G.
Penanganan
Pengobatan pada pre eklamsia
hannya dapat dilakukakn secara sistmatis karena etologi pre eklamsia dan faktor
apa dalam kehamilan yang menyebabkannya, belum di ketahui. Tujuan utama dalam
penaganan menurut wibowo, dkk, ( 2013 ) adalah
1.
Mencegah terjadinya
pre eklampsia berat dan eklampsia.
2.
Melahirkan janin
hidup
3.
Melahirkan janin
hidup dengan trauma sekecil-kecilnya.
Wibowo
dan Rahimhamdhi (2013 ) mengklasifikasi penanganan pre eklampsia sebagai
berikut
1.
Penangan pre
eklampsia ringan
Istrirahat ditempat tidur karena dengan berbaring dengan
sisi tubuh dapat menyebabkan pengaliran darah ke plasenta menikat, aliran darah
ke ginjal lebih bnyak tekanan fena ektremitas bawah turun dan reabsobsi cairan
dari daerah tersebut bertambah, selain itu juga mengurangi kebutuhan volume
darah yang beredar. Pemberian fenobaritar 3x30 mg sehari akan menenangkan
penderita dan dapat juga menurunkan tekanan darah.
2.
Penanganan pre
eklamsia berat
Pada penderita yang masuk kerumah sakit sudah dengan
tanda- tanda dan gejala-gejala pre eklamsia berat, harus segera di beri sedatif
yang kuat untuk mencengah timbulnnya kejang- kejang. Apabila sesudah 12 sampai
24 jam bahaya akut dapat diatasi, dapat dipikirkan cara yang terbaik untuk
menghentikan kehamilan, tindakan ini perlu untuk mencengah seterusnnya bahaya-
bahaya eklamsia. Sebagai pengobatan untuk mencengah timbulnnya kejang-kejang
dapat di berikan : ( 1) larutan sulfa magneikus 40% dengan kegunaan selain
menengkan, juga menurunkan tekanan darah dan meningkatkan diuresis,(@)
klorpomazin somg (#) dia zepam (3) 20mg intramuskular.
H.
Komplikasi
Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin,
usaha utama ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita pre eklampsia
dan eklampsia. Komplikasi yang tersebut di bawah ini biasanya terjadi pada pre
eklampsia berat dan eklampsia :( Wibowo, dkk, 2013 )
1. Solusio plasenta
Karena adanya takanan darah tinggi maka pembuluh darah dapat mudah pecah, sehingga terjadi hematomretropalsenta yang dapat menyebabkan sebagian plasenta dapat terlepas.
2. Hipofibrinogenemia
Adanyakekurangan fibrinogen yang
beredardalamdarah ,biasanya di bawah 100 mg persen. Sehingga pemeriksaan kadar fibrinogen harussecaraberkala.
3. hemolisis
Kerusakan atau penghancuran sel darah merah karena gangguan integritas membrane sel darah merah yang menyebabkan pelepasan hemoglobin.Menunjukkan gejala klinik hemolisis yang dikenal karena ikterus.
4. Perdarahanotak
Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal padapen derita eklampsia.
5. Kelainanmata
Kehilangan penglihatan untuk sementara,yang berlangsung sampai seminggu.Perdarahankadang-kadang terjadi pada retina yang merupakan tandagawatakanterja dinya apopleksi aserebri.
6. Edema paru
7. Nekrosishati
Nekro sisperiportalhatipada eklampsia merupakan akibatvasopasmusarteriolumum.Kerusakansel-selhati dapatdiketahui dengan pemeriksaan sel lhati, terutama penentuanenzim-enzimnya.
8. Sindroma HELLP
Merupakan
sindrome kumpulan gejala klinis berupa gangguan fungsi hati, hepatoseluler,
peningkatan enzim hati ( SGOT, SGPT) gejala subjektif ( cepat lelah, mual,
muntah, dan nyeri epigastrium ) hemolosis akibat kerusakan membral eritrosit
oleh radikal bebas asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Trombositopenia( <
150.000/ cc) agresi ( adhesi trombosit di dinding vaskuler ) kerusakan
tromboksan ( vasokon striktor kuat ) lisosom( manuba, 2012 )
9. Kelainan ginjal
Kelainanini berupaendoteliosisglomerulus yaitu pembengkakan sitoplasmaselendotelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lainnya.Kelainanlain yang dapat timbul ialah anuria sampai gagal ginjal.
10. Komplikasi lain yaitu lidahtergigit, trauma danfraktur karena jatuh akibat kejang - kejang pneumonia
aspirasi, dan DIC.
11. Prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intra uterin.
BAB III
SOAP
Hari/ tanggal :
Senin, 1 juli 2019
Tempat :
PMB Silvia Lestari
S : Ny i usia 43 Tahun datang ke PMB
Silvia Lestari ingin memeriksakan kehamilannya, ibu mengeluh bengkak pada
wajah, tangan dan kaki disertai sesak nafas, ibu mengatakan ini kehamilannya
yang ke delapan dan pernah mengalami keguguran satu kali. HPHT 8-10-2018
O : Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : composmentis
TTP : 15-7-2019
TTV :
TD :
170/108 mmhg
N : 80x/menit
R : 24x/menit
T : 36,5° C
BB
sebelum hamil : 92 kg
BB
sekarang : 101 kg
Pemeriksaan Abdomen :
Leopold 1 : tinggi fundus uteri 34 cm
Leopold 2 : bagian kanan terasamemanjang seperti
papan ( punggung )
Bagian kiri teraba kecil-kecil ( ektremitas )
Leopold 3 : bagian terbawah teraba janin teraba
bulat keras melenting ( kepala)
Leopold 4 : bagian terbawah sudah masuk PAP (
divergen )
Auskultasi
DJJ : 143x/menit
TBBJ : 3.565 gr ( 34-11) 155
A : G8P6A1 usia kehamilan 39
minggu dengan pre eklampsia berat
P :
1.
Memberitahukan ibu
hasil pemeriksaan→hasilnnya tidak normal
2.
Memberitahukan ibu
bahwa keadaanya harus segera dirujuk untuk memperoleh perawatan secara intensif
dan optimal di rumah sakit.
3.
Memberi dukungan
sepenuhnya pada ibu dan keluarga dengan cara menyakinkan ibu dan keluarga bahwa
perawatan medis yang ditanda tangani oleh dokter ahli akan lebih baik karena
peralatan dan prasarana yang tersedia lebih komplit untuk menangani komplikasi
yang mungkin terjadi.
4.
Menerapkan BAKSOKU
dalam tindakan merujuk, menyertakan bidan, dan mempersiapkan alat yang memadai
untuk proses rujukan, persiapan kendaraan, surat, dan obat-obatan yang mungkin
diperlukan
5.
Melakukan
kolaborasi dengan dokter SPOG.
6.
Ibu paham dengan
keadaannya dan mengerti dengan penjelasan bidan
7.
Ibu bersedia dan
mau dirujuk.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan Asuhan Kebidanan kehamilan dengan Pre
eklampsia di PMB Silvia Lestari, diperoleh data subjektif ibu mengatakan
bengkak pada wajah, tangan dan kaki dan sesak nafas, dan data objektif keadaan umum sedang, TD 170/108 mmHg,N
80x/Menit, RR 24x/Menit, pada pemeriksaan abdomen didapatkan L1 TFU 34cm, L2
Puka,L3 kepala,L4 sudah masuk PAP, analisa yaitu Ny.i G8P6A1 usia kehamilan 39
minggu dengan pre eklampsia berat.
Asuhan bagi ibu pre eklampsia yaitu bidan merujuk dan
berkolaborasi dengan dokter SPOG untuk memperoleh perawatan secara intensif dan
optimal agar dapat menangani komplikasi yang mungkin terjadi dengan menerapkan
BAKSOKU.
B.
Saran
1.
Bagi pasien
Untuk
mencapai keberhasilan dalam asuhan kebidanan dengan letak lintang diperlukan
kerjasama yang baik dengan ibu untuk memecahkan masalah yang timbul.
2.
Bagi petugas
Untuk mencapai keberhasilan dalam memberikan asuhan
maka para petugas kesehatan harus meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam
bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjos, 2016. Ilmu
Kebidanan, Jakarta : PT.Bina Pustaka.
Cunningham,FG, ddk.2014.Obstetri Williams volume 1.Jakarta:ECG
Pribadi,A,ddk.2015.Kehamilan
Resiko Tinggi.Jakarta : CV. Sagung seto.
Redman CW,dkk.2014.Imunology
Of Abnormal Pregnancy and Preeklampsia.Amsterdam : academia press.
Mackenzie RM,dkk.2012.Endhotelial
FOS experience and preeklampsia.BJOG
Manuaba.I.BG.2012.Pengantar
Kuliah Obstetri.Jakarta:ECG
No comments:
Post a Comment