Tuesday, 14 April 2020

ASUHAN KEPERAWATAN ASKEP CA RENAL


ASUHAN KEPERAWATAN ASKEP CA RENAL


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat  Allah SWT atas segala rahmat serta kasih sayang dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada seluruh ciptaan-Nya, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.Alhamdulillah berkat kemudahan yang diberikan Allah SWT,
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan keperawatan   Askep Ca Renal.Adapun tujuan dari Penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas mataajar KAP (Kecakapan Antar Personil). Dalam Penyusunan makalah ini, saya banyak mengalami kesulitan dan hambatan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan ilmu pengetahuan yang saya miliki.
saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya pada khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya. Aamiin.
Saya sebagai penyusun sangat menyadari bahwa dalam Penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang ditujukan untuk membangun.





Lampoh Keude,24  Mei  2019

Penulis
                                                                                                             




DAFTAR ISI



KATA PENGATAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.  Pengertian................................................................................................ 1
B.  Etiologi ................................................................................................... 1
C.  Tahap-Tahap Perkembangan Gagal Ginjal Kronik.................................. 2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 5
A.  Konsep Medis.......................................................................................... 5
B.  Etiologi.................................................................................................... 5
C.  Manifestasi Klinis.................................................................................... 6
D.  Pengobatan.............................................................................................. 7
E.   Prognosis................................................................................................. 7
F.   Pencegahan.............................................................................................. 8
A.  Konsep Askep................................................................................ 10...........
B.  Diagnosa keperawatan................................................................... 10
C.  Intervensi........................................................................................ 11

BAB III PENUTUP............................................................................................. 16
A.Kesimpulan............................................................................................. 16
B.Saran....................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 17





BAB I
PENDAHULUAN

D.  Pengertian
Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversibel (tubuh gagal dalam mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit), sehingga menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Muhammad, 2012).
Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal dalam skala kecil. Itu merupakan proses normal bagi setiap manusia seiring bertambahnya usia. Namun hal ini tidak menyebabkan kelainan atau menimbulkan gejala karena masih dalam batas-batas wajar yang dapat ditolerir ginjal dan tubuh. Tetapi karena berbagai sebab, dapat terjadi kelainan di mana penurunan fungsi ginjal terjadi secara progresif sehingga menimbulkan berbagai keluhan dari ringan sampai berat. Kondisi ini disebut gagal ginjal kronik (Colvy, 2010).

E.  Etiologi
Gagal ginjal kronik merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan ireversibel dari berbagai penyebab :
a.       Infeksi : pielonefritis kronik.
b.      Penyakit peradangan : glomerulonefritis.
c.       Penyakit vaskular hipertensif : nefroskeloris benigna, nefrosklerosisi maligna, stenosis arteria renalis.
d.      Gangguan jaringan penyambung : lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa, sklerosis sistemik progresif.
e.       Gangguan kongenital dan herediter : penyakit ginjal polikistik dan asidosis tubulus ginjal.
f.       Penyakit metabolik : diabetes melitus, gout, hiperparatiroidisme dan amiloidosis.
g.      Nefropati toksik : penyalahgunaan analgesik dan nefropati timbal.
h.      Nefropati obstruktif : saluran kemih bagian atas (kalkuli, eoplasma, fibrosis retroperitoneal) dan saluran kemih bagian bawah (hipertrofi prostat, striktur uretra, anomali kongenital apada leher kandung kemih dan uretra).

F.   Tahap-Tahap Perkembangan Gagal Ginjal Kronik
Berikut ini tahap-tahap perkembangan penyakit gagal ginjal kronik menurut Muhammad (2012), yaitu:
a.    Penurunan cadangan ginjal (faal ginjal antara 40-75%)
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang terjadi dalam tubuh penderita, di antaranya:
1)   sekitar 40-75% nefron tidak berfungsi,
2)   laju filtrasi glomerulus 40-50% normal,
3)   BUN dan kreatinin serum masih normal, dan
4)   pasien asimtomatik
Tahap ini merupakan tahap perkembangan penyakit ginjal yang paling ringan, karena faal ginjal masih dalam kondisi baik. Oleh karena itu, penderita juga belum merasakan gejala apapun. Bahkan, hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan bahwa faal ginjal masih berada dalam batas normal.
Selain itu, kreatinin serum dan kadar BUN (blood urea nitrogen) masih berada dalam batas normal dan penderita asimtomatik. Gangguan fungsi ginjal baru diketahui setelah pasien diberi beban kerja yang berat, seperti tes pemekatan kemih dalam waktu lama atau melalui tes GFR dengan teliti.
b. Indufisiensi ginjal (faal ginjal antara 20-50%)
Pada tahap ini, beberapa hal yang terjadi dalam tubuh penderita, di antaranya:
1)   sekitar 75-80% nefron tidak berfungsi,
2)   laju filtrasi glomerulus 20-40% normal,
3)   BUN dan kreatinin serum mulai meningkat,
4)   Anemia dan azotemia ringan, sert
5)   nokturia dan poliuria
Pada tahap ini, penderita masih dapat melakukan tugas-tugas seperti biasa, walaupun daya dan konsentrasi ginjal menurun. Pengobatan harus dilakukan dengan cepat untuk mengatasi kekurangan cairan, kekurangan garam, dan gangguan jantung. Selain itu, penderita juga harus diberi obat untuk mencegah gangguan faal ginjal. Apabila langkah-langkah ini dilakukan dengan cepat dan tepat, perkembangan penyakit ginjal yang lebih berat pun dapat dicegah.
Pada stadium ini, lebih dari 75% jaringan ginjal yang berfungsi telah rusak.
Selain itu, kadar BUN dan kreatinin serum juga mulai meningkat melampaui batas normal.
c.  Gagal ginjal (faal ginjal kurang dari 10%)
Beberapa hal yang terjadi dalam tubuh penderita, di antaranya:
1)   laju filtrasi glomerulus 10-20% normal,
2)   BUN dan kreatinin serum meningkat,
3)   anemia, azotemia, dan asidosis metabolik,
4)   poliuria dan nokturia, serta
5)   gejala gagal ginjal.
6)   End-Stage Meal Disease (ESRD)
Pada tahap ini, beberapa hal yang terjadi dalam tubuh penderita, di antaranya:
1)    lebih dari 85% nefron tidak berfungsi,
2)    laju filtrasi glomerulus kurang dari 10% normal,
3)    BUN dan kreatinin tinggi,
4)    anemia, azotemia, dan asidosis metabolik,
5)    berat jenis urine tetap 1,010,
6)    oliguria, dan
7)    gejala gagal ginjal.
Pada stadium akhir, kurang lebih 90% massa nefron telah hancur. Nilai GFR 10% di bawah batas normal dan kadar kreatinin hanya 5-10 ml/menit, bahkan kurang dari jumlah tersebut. Selain itu, peningkatan kreatinin serum dan kadar BUN juga meningkat secara mencolok.
Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita tidak sanggup mempertahankan homeostatis cairan dan elektrolit didalam tubuh. Biasanya, penderita menjadi oliguri (pengeluaran kemih kurang dari 500ml/hari karena kegagalan glomerulus). Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita harus mendapatkan pengobatan dalam bentuk transplantasi ginjal atau dialisis.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa awalnya penderita penyakit gagal ginjal tidak menunjukan gejala apapun. Kemudian, penyakit ini berkembang secara perlahan-lahan. Kelainan fungsi ginjal hanya dapat diketahui dari pemeriksaan laboratorium. Pada tahap ringan dan sedang, penderita penyakit gagal ginjal kronik masih menunjukan gejala-gejala ringan, meskipun terjadi peningkatan urea didalam darahnya.
Pada stadium ini, ginjal tidak dapat menyerap air dari air kemih, sehingga volume air kemih bertambah. Oleh karena itu, penderita mengalami nokturia (sering berkemih pada malam hari). Selain itu, penderita juga mengalami tekanan darah tinggi, karena ginjal tidak mampu membuang kelebihan garam dan air. Hal inilah yang memicu penyakit stroke atau gagal jantung.
Lambat laun, limbah metabolik yang tertimbun didalam darah semakin banyak. Maka, penderita menunjukan berbagai macam gejala, seperti mudah lelah, letih, kurang siaga, kedutan otot, kelemahan otot, kram, anggota gerak seperti tertusuk jarum, dan hilangnya rasa pada daerah-daerah tertentu. Selain itu, nafsu makan penderita menurun, merasa mual dan muntah, terjadi peradangan pada lapisan mulut (stomatitis), rasa tidak enak dimulut, dan penderita mengalami penurunan berat badan dan malnutrisi. Apabila tekanan darah tinggi, penderita akan kejang. Dan kelainan kimia darah menyebabkan kelainan fungsi otak penderita (Muhammad, 2012).

BAB II
PEMBAHASAN

G. Konsep Medis
Carsinoma sel ginjal ( renal cell carcinoma ) adalah tumor malignansi renal tersering, dua kali lebih sering ditemukan pada laki-laki dibandingkan pada wanita.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuhnYla2FEMGKHP68_pcmc_Rzvifq0VptsdMYQ5MpddlmmteIzwBelcgY059SVVAkjRuH6OXS_kEd4SMtdQVx5t_uXHnrXBcCmXLKrXqQUL1i3uJGqBtFM8U3-JGG0-076bz9Dj9pW6sQP/s200/CA.GINJAL.jpg
Kanker ginjal menyebabkan 2% dari semua penyakit kanker yang menyerang  orang dewasa di Amerika serikat. Penyakit ini menyerang laki-laki hampir dua kali lebih banyak dari pada wanita dan umumnya mengenai laki-laki pada usia diatas 55 tahun. Insidensi carsinoma sel ginjal ( kanker ginjal ) mengenai 3 per 1000 orang dan ditemukan sekitar 31.000 kasus baru ditemukan disetiap tahun , serta 12.000 orang meninggal karena kanker ginjal di AS.

H.  Etiologi
Tidak semua tumor merupakan kanker ( keganasan ). Tumor yang ganas disebut tumor maligna. Sel-sel dari tumor ini menyusup dan merusak jaringan disekitarnya. sel-sel ini juga keluar dari tumor asalnya dan memasuki aliran darah tau system getah bening, dan akan terbawa ke bagian tubuh lainnya ( proses ini dikenal sebagai metastase tumor ).
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Namun, penelitian telah menemukan factor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan risiko terjadinya kanker ginjal. Risiko terjadinya carcinoma sel ginjal meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Kanker ini paling sering terjadi pada usia 50-70 tahun. Pria memiliki risiko 2 kali lebih besar dibandingkan wanita.
  1. Factor risiko lainnya, yaitu:
·      Merokok;
·      Kegemukan
·      Tekanan darah tinggi
·      Lingkungan kerja ( pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko tinggi, juga pekerja yang terpapar oleh asbes );
·      Dialisa ( penderita gagal jantung kronik yang menjalani dialisa menahun, memiliki risiko tinggi )
·      Penyinaran

I.     Manifestasi Klinis
Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menimbulkan gejala. Pada stadium lanjut, gejala yang paling banyak ditemukan adalah hematuria ( adanya darah di dalam air kemih). Hematuria bisa diketahui dari air kemih yang tampak kemerahan atau diketahui melalui analisis air kemih.
Nyeri tumpul pada daerah punggung terjadi sebagai akibat dari tekanan balik yang ditimbulkan oleh kompresi ureter, perluasan tumor ke daerah perienal atau perdarahan ke dalam jaringan ginjal.
Nyeri yang bersifat kolik terjadi jika bekuandarah atau massa sel tumor bergerak turun melalui ureter.
Tekanan darah tinggi terjadi akibat tidak kuatnya aliran darah ke beberapa bagian atau seluruh ginjal sehingga memicu dilepaskannya zat kimia pembawa pesan untuk meningkatkan tekanan darah. Polisitemia sekunder terjadi akibat tingginya kadar hormone eritropoietin, yang merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan pembentukan sel darah merah.
ü  Tanda-tanda lain dari Carsinoma ginjal adalah;
·      Warna urin abnormal ( gelap atau coklat ) karena terdapat darah dalam urin.
·      Kehilangan berat badan lebih dari 5%
·      Kebanyakan Carsinoma ginjal teridentifikasi secara kebetulan pada saat pemeriksaan diagnostic abdomen seperti CT-scan
·      Gejala yang Nampak mungkin berkaitan dengan metastase tumor seperti fraktur patologi pada paha.

J.    Pengobatan
·      Saat ini pengobatan standar untuk kanker yang masih terbatas di ginjal adalah pembedahan untuk mengangkat seluruh ginjal (nefrektomi simplek atau nefrotomi radikal).
·      Pada nefrektomi radikal, dilakukan pengangkatan ginjal dan kelanjar adrenal diatasnya, jaringan di sekitar ginjal serta beberapa kelenjar getah bening. Pada nefrektomi simplek, dilakukan pengangkatan ginjal saja.
·      Pada prosedur embolisasi arteri, disuntikkan suatu zat khusus ke dalam pembuluh darah yang menuju ke ginjal. Dengan menyumbat pembuluh ini, tumor akan kekurangan oksigen dan zat gizi lainnya.
·      Embolisasi arteri bisa digunakan sebelum pembedahan atau untuk mengurangi nyeri dan perdarahan jika pembedahan tidak mungkin dilakukan. Embolisasi arteri bisa menyebabkan mual, muntah atau nyeri yang bersifat sementara.
·      Terapi penyinaran biasanya digunakan untuk mengurangi nyeri pada kanker yang telah menyebar ke tulang. Efek samping dari terapi penyinaran adalah kulit di tempat penyinaran menjadi merah atau gatal, mual dan muntah.
·      Imunoterapi menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Diberikan suatu zat yang dikenal sebagai pengubah respon biologis, misalnya interferon atau interleukin-2. Secara normal, zat tersebut dihasilkan oleh tubuh dan juga dibuat di laboratorium untuk membantu mengobati penyakit. Efek samping yang timbul berupa menggigil, demam, mual, muntah dan penurunan nafsu makan.

K.  Prognosis
Jika kanker belum menyebar, maka pengangkatan ginjal yang terkena dan pengangkatan kelenjar getah bening akan memberikan peluang untuk sembuh.
Jika tumor telah menyusup ke dalam vena renalis dan bahkan telah mencapai vena kava, tetapi belum menyebar sisi tubuh yang jauh, maka pembedahan masih bisa memberikan harapan kesembuhan. Tetapi kanker ginjal cenderung menyebar dengan cepat, terutama ke paru-paru.
Jika kanker telah menyebar ke tempat yang jauh, maka prognosisnya jelek karena tidak dapat diobati dengan penyinaran, kemoterapi maupun hormon.

L.  Pencegahan
Ambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan Anda dapat membantu mengurangi risiko kanker ginjal.  Untuk mengurangi risiko Anda, cobalah untuk:
1.    Berhenti merokok.  Jika Anda merokok, berhenti.  Banyak pilihan untuk berhenti termasuk program-program dukungan, obat-obatan dan produk-produk pengganti nikotin.  Beritahu dokter Anda Anda ingin berhenti, dan diskusikan pilihan Anda bersama-sama.
2.    Makan lebih banyak buah dan sayuran.  Tambahkan lebih banyak buah dan sayuran untuk diet Anda.  Berbagai buah-buahan dan sayuran membantu memastikan bahwa Anda memperoleh semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh Anda.  Mengganti beberapa camilan Anda dan lauk pauk dengan buah-buahan dan sayur-sayuran dapat membantu Anda menurunkan berat badan.
3.    Menjaga berat badan yang sehat.  Bekerja untuk mempertahankan berat badan yang sehat.  Jika Anda kelebihan berat badan atau kegemukan, mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi setiap hari dan mencoba untuk melaksanakan sebagian besar hari dalam seminggu.  Tanyakan kepada dokter Anda tentang strategi lain yang sehat untuk membantu Anda menurunkan berat badan.
4.    Kontrol tekanan darah tinggi.  Mintalah dokter Anda untuk memeriksa tekanan darah Anda pada pertemuan berikutnya.  Jika tekanan darah Anda tinggi, Anda dapat mendiskusikan pilihan-pilihan untuk menurunkannya.  Langkah-langkah gaya hidup seperti berolahraga, penurunan berat badan dan perubahan diet dapat membantu.  Beberapa orang mungkin perlu menambahkan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah mereka.  Diskusikan pilihan dengan dokter Anda.
5.    Kurangi atau hindari paparan racun lingkungan.  Jika Anda bekerja dengan bahan kimia beracun, ambil tindakan pengamanan khusus seperti memakai masker dan sarung tangan tebal.  Di Amerika Serikat, perusahaan diwajibkan untuk memberi tahu Anda apa bahan kimia Anda mungkin terpapar pada pekerjaan.  Mengikuti prosedur keselamatan kerja, dan bertanya kepada dokter Anda jika ada cara lain untuk melindungi diri dari paparan bahan kimia
.

A.  Konsep Askep
1.    Pengkajian
Merupakan langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan dari proses keperawatan. Pengkajian harus dilakukan secara teliti sehingga didapatkan informasi yang tepat. Adapun hal-hal yang dikaji dalam kasus ini :
1.    Identitas klien
2.    Riwayat kesehatan klien
·      Riwayat kesehatan masa lalu seperti penyakit yang pernah diderita, riwayat pembedahan, penyakit keturunan, kelainan pembekuan darah, riwayat alergi & trauma.
·      Riwayat kesehatan sekarang: meliputi alasan MRS.
3.    Pemeriksaan fisik
·      Keadaan umum
·      Berat badan
·      Pengkajian head to toe
·      TTV
·      Kaji pola nutrisi
·      Adanya nyeri tekan pada bagian abdomen bawah
·      Periksa adanya benjolan pada perut
·      Adanya perdarahan per uretra
B.  Diagnosa keperawatan
1.    Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.
2.    Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan pasien mngatakan nyeri, pasien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.
3.    Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan pasien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping.
4.    Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti intruksi/pencegahan komplikasi.
5.    Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek samping kemotherapi dan radiasi/radiotherapi
6.    Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.
C.  Intervensi
1.      Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.
a.  Tujuan :
-     Pasien dapat mengurangi rasa cemasnya
-     Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif
-     Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi
dalam pengobatan.
b.        Tindakan :
-     Tentukan pengalaman pasien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya
-     Berikan informasi tentang prognosis secara akurat
-     Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai
-     Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu pasien mempersiapkan diri dalam pengobatan
-     Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll
-     Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system
-     Berikan lingkungan yang tenang dan nyama
-     Pertahankan kontak dengan pasien, bicara dan sentuhlah dengan wajar.
2.      Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan pasien mngatakan nyeri, pasien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.
a.       Tujuan :
-     Pasien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas
-     Melaporkan nyeri yang dialaminya
-     Mengikuti program pengobatan
-     Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkin
b.      Tindakan :
-                    Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas
-          Evaluasi therapi : pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan pasien dan keluarga tentang cara menghadapinya
-           Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan musik atau nonton TV
-           Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik.
-           Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu.
Kolaboratif:
-                    Disusikan penanganan nyeri dengan dokter dan juga dengan pasien
-          Berikan analgetik sesuai indikasi seperti morfin, methadone, narcotik dll
3.      Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan pasien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping.
a.       Tujuan :
·      Pasien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda malnutrisi
·      Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat
·      Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya.
b.      Tindakan :
·      Monitor intake makanan setiap hari, apakah pasien makan sesuai dengan kebutuhannya
·      Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan
·      Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis
·      Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk pasien.
·      Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas.
·      Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau keluarga
·      Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum makan
·      Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami pasien
Ø Kolaboratif :
·      Amati study laboraturium seperti total limposit, serum transferin dan albumin
·      Berikan pengobatan sesuai indikasi
Phenotiazine, antidopaminergic, corticosteroids, vitamins khususnya A,D,E dan B6, antacid
·      Pasang pipa nasogastrik untuk memberikan makanan secara enteral, imbangi dengan infus.
4.      Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti intruksi/pencegahan komplikasi.
a.       Tujuan :
-     Pasien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada tingkatan siap
-     Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti prosedur tersebut
-     Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam pengobatan
-     Bekerjasama dengan pemberi informasi
  1. Tindakan :
-     Review pengertian pasien dan keluarga tentang diagnosa, pengobatan dan akibatnya
-     Tentukan persepsi pasien tentang kanker dan pengobatannya, ceritakan pada pasien tentang pengalaman pasien lain yang menderita kanker
-     Beri informasi yang akurat dan faktual. Jawab pertanyaan secara spesifik, hindarkan informasi yang tidak diperlukan
-     Berikan bimbingan kepada pasien/keluarga sebelum mengikuti prosedur pengobatan, therapy yang lama, komplikasi. Jujurlah pada pasien.
-     Anjurkan pasien untuk memberikan umpan balik verbal dan mengkoreksi miskonsepsi tentang penyakitnya
-     Review pasien /keluarga tentang pentingnya status nutrisi yang optimal
-     Anjurkan pasien untuk mengkaji membran mukosa mulut secara rutin, perhatikan adanya eritema, ulcerasi
-     Anjurkan pasien memelihara kebersihan kulit dan rambut

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
1.      Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut (Slamet Suyono, 2001).
2.      Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring.
3.      Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin – aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).

B.Saran
Jika ada kesalahan dan kekeliruan pada makalah ini maka kami  mohon kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi kesempurnaan kedepan.








DAFTAR PUSTAKA

1)      Surharyanto. toto Toto  dan Abdul Madjid, 2009 . Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan gangguan system perkemihan, Jakarta : TIM
2)      Dr. Nursalam, M.Nurs. ( Hons ), 2006. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan, Jakarta : Salemba Medika



No comments:

Post a Comment