ASUHAN KEPERAWATAN ASKEP CA RENAL
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
serta kasih sayang dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada seluruh
ciptaan-Nya, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW.Alhamdulillah berkat kemudahan yang diberikan Allah SWT,
saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asuhan keperawatan
Askep Ca Renal”.Adapun tujuan dari Penyusunan makalah
ini adalah sebagai salah satu tugas mataajar KAP (Kecakapan Antar Personil).
Dalam Penyusunan makalah ini, saya banyak mengalami kesulitan dan
hambatan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan ilmu pengetahuan yang saya miliki.
saya berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi saya pada
khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya. Aamiin.
Saya sebagai
penyusun sangat menyadari bahwa dalam Penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran
yang ditujukan untuk membangun.
Lampoh Keude,24 Mei 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGATAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Pengertian................................................................................................ 1
B. Etiologi ................................................................................................... 1
C. Tahap-Tahap Perkembangan Gagal Ginjal Kronik.................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN....................................................................................... 5
A. Konsep
Medis.......................................................................................... 5
B. Etiologi.................................................................................................... 5
C. Manifestasi
Klinis.................................................................................... 6
D. Pengobatan.............................................................................................. 7
E.
Prognosis................................................................................................. 7
F.
Pencegahan.............................................................................................. 8
A. Konsep
Askep................................................................................ 10...........
B. Diagnosa
keperawatan................................................................... 10
C. Intervensi........................................................................................ 11
BAB III
PENUTUP............................................................................................. 16
A.Kesimpulan............................................................................................. 16
B.Saran....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
D. Pengertian
Gagal ginjal kronik
adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversibel (tubuh gagal
dalam mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit),
sehingga menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah)
(Muhammad, 2012).
Gagal ginjal kronik
adalah penurunan fungsi ginjal dalam skala kecil. Itu merupakan proses normal
bagi setiap manusia seiring bertambahnya usia. Namun hal ini tidak menyebabkan
kelainan atau menimbulkan gejala karena masih dalam batas-batas wajar yang
dapat ditolerir ginjal dan tubuh. Tetapi karena berbagai sebab, dapat terjadi
kelainan di mana penurunan fungsi ginjal terjadi secara progresif sehingga
menimbulkan berbagai keluhan dari ringan sampai berat. Kondisi ini disebut
gagal ginjal kronik (Colvy, 2010).
E. Etiologi
Gagal ginjal kronik
merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan ireversibel
dari berbagai penyebab :
a.
Infeksi : pielonefritis kronik.
b.
Penyakit peradangan : glomerulonefritis.
c.
Penyakit vaskular hipertensif : nefroskeloris benigna,
nefrosklerosisi maligna, stenosis arteria renalis.
d.
Gangguan jaringan penyambung : lupus eritematosus
sistemik, poliarteritis nodosa, sklerosis sistemik progresif.
e.
Gangguan kongenital dan herediter : penyakit ginjal
polikistik dan asidosis tubulus ginjal.
f.
Penyakit metabolik : diabetes melitus, gout,
hiperparatiroidisme dan amiloidosis.
g.
Nefropati toksik : penyalahgunaan analgesik dan
nefropati timbal.
h.
Nefropati obstruktif : saluran kemih bagian atas
(kalkuli, eoplasma, fibrosis retroperitoneal) dan saluran kemih bagian bawah
(hipertrofi prostat, striktur uretra, anomali kongenital apada leher kandung
kemih dan uretra).
F.
Tahap-Tahap
Perkembangan Gagal Ginjal Kronik
Berikut ini tahap-tahap
perkembangan penyakit gagal ginjal kronik menurut Muhammad (2012), yaitu:
a.
Penurunan cadangan
ginjal (faal ginjal antara 40-75%)
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang terjadi
dalam tubuh penderita, di antaranya:
1)
sekitar 40-75% nefron
tidak berfungsi,
2)
laju filtrasi glomerulus
40-50% normal,
3)
BUN dan kreatinin serum
masih normal, dan
4)
pasien asimtomatik
Tahap ini merupakan
tahap perkembangan penyakit ginjal yang paling ringan, karena faal ginjal masih
dalam kondisi baik. Oleh karena itu, penderita juga belum merasakan gejala
apapun. Bahkan, hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan bahwa faal ginjal
masih berada dalam batas normal.
Selain itu, kreatinin
serum dan kadar BUN (blood urea nitrogen) masih berada dalam batas normal dan
penderita asimtomatik. Gangguan fungsi ginjal baru diketahui setelah pasien
diberi beban kerja yang berat, seperti tes pemekatan kemih dalam waktu lama
atau melalui tes GFR dengan teliti.
b.
Indufisiensi ginjal
(faal ginjal antara 20-50%)
Pada tahap ini, beberapa hal yang terjadi dalam
tubuh penderita, di antaranya:
1)
sekitar 75-80% nefron
tidak berfungsi,
2)
laju filtrasi glomerulus
20-40% normal,
3)
BUN dan kreatinin serum
mulai meningkat,
4)
Anemia dan azotemia
ringan, sert
5)
nokturia dan poliuria
Pada
tahap ini, penderita masih dapat melakukan tugas-tugas seperti biasa, walaupun
daya dan konsentrasi ginjal menurun. Pengobatan harus dilakukan dengan cepat
untuk mengatasi kekurangan cairan, kekurangan garam, dan gangguan jantung.
Selain itu, penderita juga harus diberi obat untuk mencegah gangguan faal
ginjal. Apabila langkah-langkah ini dilakukan dengan cepat dan tepat,
perkembangan penyakit ginjal yang lebih berat pun dapat dicegah.
Pada
stadium ini, lebih dari 75% jaringan ginjal yang berfungsi telah rusak.
Selain
itu, kadar BUN dan kreatinin serum juga mulai meningkat melampaui batas normal.
c.
Gagal ginjal (faal
ginjal kurang dari 10%)
Beberapa hal yang
terjadi dalam tubuh penderita, di antaranya:
1)
laju filtrasi glomerulus
10-20% normal,
2)
BUN dan kreatinin serum
meningkat,
3)
anemia, azotemia, dan
asidosis metabolik,
4)
poliuria dan nokturia,
serta
5)
gejala gagal ginjal.
6)
End-Stage Meal
Disease (ESRD)
Pada tahap ini, beberapa
hal yang terjadi dalam tubuh penderita, di antaranya:
1) lebih dari 85% nefron tidak berfungsi,
2) laju filtrasi glomerulus kurang dari 10% normal,
3) BUN dan kreatinin tinggi,
4) anemia, azotemia, dan asidosis metabolik,
5) berat jenis urine tetap 1,010,
6) oliguria, dan
7) gejala gagal ginjal.
Pada
stadium akhir, kurang lebih 90% massa nefron telah hancur. Nilai GFR 10% di
bawah batas normal dan kadar kreatinin hanya 5-10 ml/menit, bahkan kurang dari
jumlah tersebut. Selain itu, peningkatan kreatinin serum dan kadar BUN juga
meningkat secara mencolok.
Pada
stadium akhir gagal ginjal, penderita tidak sanggup mempertahankan homeostatis
cairan dan elektrolit didalam tubuh. Biasanya, penderita menjadi oliguri
(pengeluaran kemih kurang dari 500ml/hari karena kegagalan glomerulus). Pada
stadium akhir gagal ginjal, penderita harus mendapatkan pengobatan dalam bentuk
transplantasi ginjal atau dialisis.
Berdasarkan
uraian tersebut dapat diketahui bahwa awalnya penderita penyakit gagal ginjal
tidak menunjukan gejala apapun. Kemudian, penyakit ini berkembang secara
perlahan-lahan. Kelainan fungsi ginjal hanya dapat diketahui dari pemeriksaan
laboratorium. Pada tahap ringan dan sedang, penderita penyakit gagal ginjal
kronik masih menunjukan gejala-gejala ringan, meskipun terjadi peningkatan urea
didalam darahnya.
Pada
stadium ini, ginjal tidak dapat menyerap air dari air kemih, sehingga volume
air kemih bertambah. Oleh karena itu, penderita mengalami nokturia
(sering berkemih pada malam hari). Selain itu, penderita juga mengalami tekanan
darah tinggi, karena ginjal tidak mampu membuang kelebihan garam dan air. Hal
inilah yang memicu penyakit stroke atau gagal jantung.
Lambat
laun, limbah metabolik yang tertimbun didalam darah semakin banyak. Maka,
penderita menunjukan berbagai macam gejala, seperti mudah lelah, letih, kurang
siaga, kedutan otot, kelemahan otot, kram, anggota gerak seperti tertusuk
jarum, dan hilangnya rasa pada daerah-daerah tertentu. Selain itu, nafsu makan
penderita menurun, merasa mual dan muntah, terjadi peradangan pada lapisan
mulut (stomatitis), rasa tidak enak dimulut, dan penderita mengalami penurunan
berat badan dan malnutrisi. Apabila tekanan darah tinggi, penderita akan
kejang. Dan kelainan kimia darah menyebabkan kelainan fungsi otak penderita
(Muhammad, 2012).
BAB II
PEMBAHASAN
G. Konsep Medis
Carsinoma sel ginjal (
renal cell carcinoma ) adalah tumor malignansi renal tersering, dua kali lebih
sering ditemukan pada laki-laki dibandingkan pada wanita.
Kanker ginjal
menyebabkan 2% dari semua penyakit kanker yang menyerang orang dewasa di
Amerika serikat. Penyakit ini menyerang laki-laki hampir dua kali lebih banyak
dari pada wanita dan umumnya mengenai laki-laki pada usia diatas 55 tahun.
Insidensi carsinoma sel ginjal ( kanker ginjal ) mengenai 3 per 1000 orang dan
ditemukan sekitar 31.000 kasus baru ditemukan disetiap tahun , serta 12.000
orang meninggal karena kanker ginjal di AS.
H. Etiologi
Tidak semua tumor
merupakan kanker ( keganasan ). Tumor yang ganas disebut tumor maligna. Sel-sel
dari tumor ini menyusup dan merusak jaringan disekitarnya. sel-sel ini juga
keluar dari tumor asalnya dan memasuki aliran darah tau system getah bening,
dan akan terbawa ke bagian tubuh lainnya ( proses ini dikenal sebagai metastase
tumor ).
Penyebab mengganasnya
sel-sel ginjal tidak diketahui. Namun, penelitian telah menemukan factor-faktor
tertentu yang tampaknya meningkatkan risiko terjadinya kanker ginjal. Risiko
terjadinya carcinoma sel ginjal meningkat sejalan dengan bertambahnya usia.
Kanker ini paling sering terjadi pada usia 50-70 tahun. Pria memiliki risiko 2
kali lebih besar dibandingkan wanita.
- Factor risiko lainnya, yaitu:
· Merokok;
· Kegemukan
· Tekanan darah tinggi
· Lingkungan kerja ( pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki
resiko tinggi, juga pekerja yang terpapar oleh asbes );
· Dialisa ( penderita gagal
jantung kronik yang menjalani dialisa menahun, memiliki risiko tinggi )
· Penyinaran
I.
Manifestasi Klinis
Pada stadium dini,
kanker ginjal jarang menimbulkan gejala. Pada stadium lanjut, gejala yang
paling banyak ditemukan adalah hematuria ( adanya darah di dalam air
kemih). Hematuria bisa diketahui dari air kemih yang tampak kemerahan atau
diketahui melalui analisis air kemih.
Nyeri tumpul pada daerah
punggung terjadi sebagai akibat dari tekanan balik yang ditimbulkan oleh
kompresi ureter, perluasan tumor ke daerah perienal atau perdarahan ke dalam
jaringan ginjal.
Nyeri yang bersifat
kolik terjadi jika bekuandarah atau massa sel tumor bergerak turun melalui
ureter.
Tekanan darah tinggi
terjadi akibat tidak kuatnya aliran darah ke beberapa bagian atau seluruh
ginjal sehingga memicu dilepaskannya zat kimia pembawa pesan untuk meningkatkan
tekanan darah. Polisitemia sekunder terjadi akibat tingginya kadar
hormone eritropoietin, yang merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan
pembentukan sel darah merah.
ü Tanda-tanda lain dari Carsinoma ginjal adalah;
· Warna urin abnormal ( gelap atau coklat ) karena terdapat darah
dalam urin.
· Kehilangan berat badan lebih dari 5%
· Kebanyakan Carsinoma ginjal teridentifikasi secara kebetulan pada
saat pemeriksaan diagnostic abdomen seperti CT-scan
· Gejala yang Nampak mungkin berkaitan dengan metastase tumor
seperti fraktur patologi pada paha.
J.
Pengobatan
· Saat ini pengobatan standar untuk kanker yang masih terbatas di
ginjal adalah pembedahan untuk mengangkat seluruh ginjal (nefrektomi simplek
atau nefrotomi radikal).
· Pada nefrektomi radikal, dilakukan pengangkatan ginjal dan
kelanjar adrenal diatasnya, jaringan di sekitar ginjal serta beberapa kelenjar
getah bening. Pada nefrektomi simplek, dilakukan pengangkatan ginjal saja.
· Pada prosedur embolisasi arteri, disuntikkan suatu zat khusus ke
dalam pembuluh darah yang menuju ke ginjal. Dengan menyumbat pembuluh ini,
tumor akan kekurangan oksigen dan zat gizi lainnya.
· Embolisasi arteri bisa digunakan sebelum pembedahan atau untuk
mengurangi nyeri dan perdarahan jika pembedahan tidak mungkin dilakukan.
Embolisasi arteri bisa menyebabkan mual, muntah atau nyeri yang bersifat
sementara.
· Terapi penyinaran biasanya digunakan untuk mengurangi nyeri pada
kanker yang telah menyebar ke tulang. Efek samping dari terapi penyinaran
adalah kulit di tempat penyinaran menjadi merah atau gatal, mual dan muntah.
· Imunoterapi menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan
kanker. Diberikan suatu zat yang dikenal sebagai pengubah respon biologis,
misalnya interferon atau interleukin-2. Secara normal, zat tersebut dihasilkan
oleh tubuh dan juga dibuat di laboratorium untuk membantu mengobati penyakit.
Efek samping yang timbul berupa menggigil, demam, mual, muntah dan penurunan
nafsu makan.
K. Prognosis
Jika kanker belum
menyebar, maka pengangkatan ginjal yang terkena dan pengangkatan kelenjar getah
bening akan memberikan peluang untuk sembuh.
Jika tumor telah
menyusup ke dalam vena renalis dan bahkan telah mencapai vena kava, tetapi
belum menyebar sisi tubuh yang jauh, maka pembedahan masih bisa memberikan
harapan kesembuhan. Tetapi kanker ginjal cenderung menyebar dengan cepat,
terutama ke paru-paru.
Jika kanker telah
menyebar ke tempat yang jauh, maka prognosisnya jelek karena tidak dapat
diobati dengan penyinaran, kemoterapi maupun hormon.
L. Pencegahan
Ambil langkah-langkah
untuk meningkatkan kesehatan Anda dapat membantu mengurangi risiko kanker
ginjal. Untuk mengurangi risiko Anda, cobalah untuk:
1.
Berhenti merokok.
Jika Anda merokok, berhenti. Banyak pilihan untuk berhenti termasuk
program-program dukungan, obat-obatan dan produk-produk pengganti
nikotin. Beritahu dokter Anda Anda ingin berhenti, dan diskusikan pilihan
Anda bersama-sama.
2.
Makan lebih banyak buah
dan sayuran. Tambahkan lebih banyak buah dan sayuran untuk diet
Anda. Berbagai buah-buahan dan sayuran membantu memastikan bahwa Anda
memperoleh semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh Anda. Mengganti beberapa
camilan Anda dan lauk pauk dengan buah-buahan dan sayur-sayuran dapat membantu
Anda menurunkan berat badan.
3.
Menjaga berat badan yang
sehat. Bekerja untuk mempertahankan berat badan yang sehat. Jika
Anda kelebihan berat badan atau kegemukan, mengurangi jumlah kalori yang
dikonsumsi setiap hari dan mencoba untuk melaksanakan sebagian besar hari dalam
seminggu. Tanyakan kepada dokter Anda tentang strategi lain yang sehat
untuk membantu Anda menurunkan berat badan.
4.
Kontrol tekanan darah
tinggi. Mintalah dokter Anda untuk memeriksa tekanan darah Anda pada
pertemuan berikutnya. Jika tekanan darah Anda tinggi, Anda dapat
mendiskusikan pilihan-pilihan untuk menurunkannya. Langkah-langkah gaya
hidup seperti berolahraga, penurunan berat badan dan perubahan diet dapat
membantu. Beberapa orang mungkin perlu menambahkan obat-obatan untuk
menurunkan tekanan darah mereka. Diskusikan pilihan dengan dokter Anda.
5.
Kurangi atau hindari
paparan racun lingkungan. Jika Anda bekerja dengan bahan kimia beracun,
ambil tindakan pengamanan khusus seperti memakai masker dan sarung tangan
tebal. Di Amerika Serikat, perusahaan diwajibkan untuk memberi tahu Anda
apa bahan kimia Anda mungkin terpapar pada pekerjaan. Mengikuti prosedur
keselamatan kerja, dan bertanya kepada dokter Anda jika ada cara lain untuk
melindungi diri dari paparan bahan kimia
.
A. Konsep Askep
1.
Pengkajian
Merupakan langkah awal
yang sangat menentukan keberhasilan dari proses keperawatan. Pengkajian harus
dilakukan secara teliti sehingga didapatkan informasi yang tepat. Adapun
hal-hal yang dikaji dalam kasus ini :
1.
Identitas klien
2.
Riwayat kesehatan klien
· Riwayat kesehatan masa lalu seperti penyakit yang pernah diderita,
riwayat pembedahan, penyakit keturunan, kelainan pembekuan darah, riwayat
alergi & trauma.
· Riwayat kesehatan sekarang: meliputi alasan MRS.
3.
Pemeriksaan fisik
· Keadaan umum
· Berat badan
· Pengkajian head to toe
· TTV
· Kaji pola nutrisi
· Adanya nyeri tekan pada bagian abdomen bawah
· Periksa adanya benjolan pada perut
· Adanya perdarahan per uretra
B. Diagnosa
keperawatan
1.
Cemas / takut
berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi,
peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan
keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan
kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri,
stimulasi simpatetik.
2.
Nyeri (akut) berhubungan
dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem
suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker
ditandai dengan pasien mngatakan nyeri, pasien sulit tidur, tidak mampu
memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.
3.
Gangguan nutrisi (kurang
dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan
kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi
lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue,
ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan pasien mengatakan intake tidak
adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau
lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi,
abdominal cramping.
4.
Kurangnya pengetahuan
tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya
informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan sering
bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam
mengikiuti intruksi/pencegahan komplikasi.
5.
Resiko tinggi kerusakan
membran mukosa mulut berhubungan dengan efek samping kemotherapi dan
radiasi/radiotherapi
6.
Resiko tinggi kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemotherapi, deficit
imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.
C. Intervensi
1.
Cemas / takut
berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi,
peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan
keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan
kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri,
stimulasi simpatetik.
a.
Tujuan :
- Pasien dapat mengurangi rasa cemasnya
- Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif
- Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi
dalam
pengobatan.
b.
Tindakan :
- Tentukan pengalaman pasien sebelumnya terhadap penyakit yang
dideritanya
- Berikan informasi tentang prognosis secara akurat
- Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah,
takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai
- Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu pasien
mempersiapkan diri dalam pengobatan
- Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial,
ketidak berdayaan dll
- Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system
- Berikan lingkungan yang tenang dan nyama
- Pertahankan kontak dengan pasien, bicara dan sentuhlah dengan
wajar.
2.
Nyeri (akut) berhubungan
dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem
suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker
ditandai dengan pasien mngatakan nyeri, pasien sulit tidur, tidak mampu
memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.
a.
Tujuan :
- Pasien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas
- Melaporkan nyeri yang dialaminya
- Mengikuti program pengobatan
- Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri
melalui aktivitas yang mungkin
b.
Tindakan :
-
Tentukan riwayat nyeri,
lokasi, durasi dan intensitas
-
Evaluasi therapi :
pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan pasien dan keluarga
tentang cara menghadapinya
-
Berikan pengalihan
seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan musik atau
nonton TV
-
Menganjurkan tehnik
penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira, dan
berikan sentuhan therapeutik.
-
Evaluasi nyeri, berikan
pengobatan bila perlu.
Kolaboratif:
-
Disusikan penanganan nyeri
dengan dokter dan juga dengan pasien
-
Berikan analgetik sesuai
indikasi seperti morfin, methadone, narcotik dll
3.
Gangguan nutrisi (kurang
dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan
kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi
lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue,
ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan pasien mengatakan intake tidak
adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20%
atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi,
abdominal cramping.
a.
Tujuan :
· Pasien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan
tidak ada tanda malnutrisi
· Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat
· Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan
penyakitnya.
b.
Tindakan :
· Monitor intake makanan setiap hari, apakah pasien makan sesuai
dengan kebutuhannya
· Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan
berat badan
· Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar
parotis
· Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan
intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk pasien.
· Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan
makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas.
· Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama
teman atau keluarga
· Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum
makan
· Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami
pasien
Ø Kolaboratif :
· Amati study laboraturium seperti total limposit, serum transferin
dan albumin
· Berikan pengobatan sesuai indikasi
Phenotiazine,
antidopaminergic, corticosteroids, vitamins khususnya A,D,E dan B6, antacid
· Pasang pipa nasogastrik untuk memberikan makanan secara enteral,
imbangi dengan infus.
4.
Kurangnya pengetahuan
tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya
informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan sering
bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam
mengikiuti intruksi/pencegahan komplikasi.
a.
Tujuan :
- Pasien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan
pengobatan pada tingkatan siap
- Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan
mengikuti prosedur tersebut
- Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi
dalam pengobatan
- Bekerjasama dengan pemberi informasi
- Tindakan :
- Review pengertian pasien dan keluarga tentang diagnosa, pengobatan
dan akibatnya
- Tentukan persepsi pasien tentang kanker dan pengobatannya,
ceritakan pada pasien tentang pengalaman pasien lain yang menderita kanker
- Beri informasi yang akurat dan faktual. Jawab pertanyaan secara
spesifik, hindarkan informasi yang tidak diperlukan
- Berikan bimbingan kepada pasien/keluarga sebelum mengikuti
prosedur pengobatan, therapy yang lama, komplikasi. Jujurlah pada pasien.
- Anjurkan pasien untuk memberikan umpan balik verbal dan
mengkoreksi miskonsepsi tentang penyakitnya
- Review pasien /keluarga tentang pentingnya status nutrisi yang
optimal
- Anjurkan pasien untuk mengkaji membran mukosa mulut secara rutin,
perhatikan adanya eritema, ulcerasi
- Anjurkan pasien memelihara kebersihan kulit dan rambut
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Gagal
ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan
fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut
(Slamet Suyono, 2001).
2. Pada
waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus)
diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron
yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai
reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring.
3. Manifestasi
klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi, (akibat
retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin –
aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan
berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh
toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang,
perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).
B.Saran
Jika
ada kesalahan dan kekeliruan pada makalah ini maka kami mohon kritik maupun saran yang sifatnya
membangun dari pembaca demi kesempurnaan kedepan.
DAFTAR PUSTAKA
1)
Surharyanto. toto Toto
dan Abdul Madjid, 2009 . Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan gangguan
system perkemihan, Jakarta : TIM
2)
Dr. Nursalam, M.Nurs. (
Hons ), 2006. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan,
Jakarta : Salemba Medika
No comments:
Post a Comment