ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG
KORONER
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT yang telah memberikan nikmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASKEP PENYAKIT
JANTUNG KORONER ” ini tepat pada waktunya Adapun
dalam pembuatan makalah ini penulis banyak menemukan mambatan dan kesulitan,
namun berkat motifasi, bimbingan dan dukungan serta doa dari berbagai pihak,
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik.
Pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, izinkanlah penulis mengucapkan
banyak terimah kasih. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh
dari sempurna, maka kritik dan saran yang sangat penyusun harapkan dari segala
pihak.
Akhirnya
dengan segala keterbatasan, penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
para penulis khususnya dan para pembaca
umumnya.
Aceh Besar, September 2019
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR
ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 3
A.
Latar Belakang........................................................................................ 3
B. Tujuan Penulisan...................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................. 5
A. Konsep Dasar Medik............................................................................... 5
1. Definisi............................................................................................... 5
2.
Etiologi............................................................................................... 6
3.
Faktor resiko
antara lain adalah:......................................................... 6
4.
Faktor
pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain:........ 7
5.
Manifestasi Klinis............................................................................. 10
6.
Pemeriksaan Diagnostik.................................................................... 10
7.
Penatalaksanaan................................................................................ 12
8. Komplikasi........................................................................................ 12
B. Konsep Dasar Medik............................................................................. 13
1. Pengkajian......................................................................................... 13
2.
Diagnosa Keperawatan..................................................................... 13
3.
Rencana Keperawatan...................................................................... 14
4. Evaluasi............................................................................................. 18
BAB III PENUTUP............................................................................................. 19
A.
Kesimpulan............................................................................................ 19
B. Saran
..................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
C.
Latar Belakang
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan
kelompok penyakit jantung yang terutama disebabkan penyempitan arteri koronaria
akibat proses aterosklerosis atau spasme koroner, atau kombinasi dari keduanya.
Secara statistik, angka kejadian penyakit jantung koroner di dunia terus
meningkat dari tahun ke tahun, baik di negara berkembang maupun negara maju. Di
Amerika misalnya, sekitar 500.000 orang meninggal akibat penyakit ini tiap
tahunnya. Di Eropa, 40.000 dari 1 juta orang juga menderita penyakit jantung
koroner.(http//google.co.id)
Di Indonesia, penyebab kematian mulai
bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit kardiovaskular. Secara keseluruhan,
jumlah kematian akibat PJK di seluruh dunia adalah sekitar 15 juta per tahun
atau 30% dari seluruh kematian dengan berbagai sebab.Manifestasi klinik PJK
yang klasik adalah angina
pektoris.
Angina pektoris ialah suatu sindroma klinis di
mana didapatkan sakit dada yang timbul pada waktu melakukan aktivitas karena
adanya iskemik miokard. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi > 70%
penyempitan arteri koronaria. Angina pektoris dapat muncul sebagai angina
pektoris stabil (APS, stable angina), dan keadaan ini bisa berkembang menjadi
lebih berat dan menimbulkan sindroma koroner akut (SKA) atau yang dikenal
sebagai serangan jantung mendadak (heart attack) dan bisa menyebabkan kematian.
(American Heart Association (AHA))
Mengingat tingginya angka kematian akibat
PJK, maka kami sebagai mahasiswa/i pembuat makalah ini akan menjelaskan lebih
banyak lagi mengenai Angina Pektoris ini.
D.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum penulisan makalah
ini adalah untuk menjelaskan tentang penyakit jantung koroner yaitu angina
pektoris.
2. Tujuan khusus dari makalah ini
adalah:
a. Agar mahasiswa/i
dapat mengetahui gejala dari angina pektoris.
b. Agar mahasiswa/mahasiswi
dapat mengetahui faktor penyebab dan faktor pencetus.
c. Agar mahasiswa/i
memahami bagaimana membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan angina
pektoris.
BAB II
TINJAUAN TEORI
C.
Konsep Dasar Medik
1.
Definisi
Angina pektoris adalah nyeri dada yang
ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat sementara atau reversibel.
(Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993).
Angina pektoris adalah suatu sindroma
kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti
ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah
kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas
berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996)
Angina pektoris adalah suatu istilah yang
digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak
dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis Kardiovaskuler)
Angina pektoris adalah suatu sindroma klinis
yang ditandai dengan episode atau paroksismal nyeri atau perasaan tertekan di
dada depan. (Brunner dan Suddart, 1997
Angina pectoris ialah keadaan di mana
klien merasa sakit dada yang kuat akibat dari penyakit jantung ischemic iaitu
kekurangan pengaliran darah dan oksigen ke myocardium jantung. (Angina
bermaksud tercekik. Pectoris bermaksud dada).
Angina biasanya terjadi waktu latihan, stres
emosi yang parah, atau setelah makan yang berat. Selama periode-periode ini,
otot jantung menuntut lebih banyak oksigen darah daripada arteri-arteri yang
menyempit dapat berikan. Angina secara khas berlangsung dari 1 sampai 15 menit
dan dibebaskan dengan istirahat atau dengan menempatkan tablet nitroglycerin
dibawah lidah. Nitroglycerin mengendurkan pembuluh-pembuluh darah dan
menurunkan tekanan darah. Keduanya istirahat dan nitroglycerin mengurangi
permintaan otot jantung untuk oksigen, jadi membebaskan angina.
2.
Etiologi
Faktor
penyebab Angina Pektoris antara lain:
a. Suplai oksigen yang tidak mencukupi ke sel-sel otot-otot jantung
dibandingkan kebutuhan.
b. Ketika beraktivitas,
terutama aktivitas yang berat, beban kerja jantung meningkat. Otot jantung
memompa lebih kuat.
c. Riwayat merokok
(Baik perokok aktif maupun perokok pasif)
d. Angina disebabkan
oleh penurunan aliran darah yang menuju area jantung. Kadang-kadang , jenis
penyakit jantung yang lain atau hipertensi yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan angina.
e. Ateriosklerosis merupakan
istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal
dan kurang lentur dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah
dalam dari dinding arteri.
f. Spasme arteri coroner
g. Anemia berat
h. Artritis
i.
Aorta Insufisiensi
3. Faktor
resiko antara lain adalah:
Dapat Diubah (dimodifikasi)
a.
Diet (hiperlipidemia)
b.
Rokok
c.
Hipertensi
d.
Stress
e.
Obesitas
f.
Kurang aktifitas
g.
Diabetes Mellitus
h.
Pemakaian kontrasepsi oral
Tidak dapat diubah
a.
Usia
b.
Jenis Kelamin
c.
Ras
d.
Herediter
4. Faktor
pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain:
a.
Emosi
b.
Stress
c.
Kerja fisik terlalu berat
d.
Hawa terlalu panas dan lembab
e.
Terlalu kenyang
f.
Banyak merokok
5.
Patofisiologi
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan
pada ketidak adekuatan suplay oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan
karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis
koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun
jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan
ateriosklerosis.
Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri
koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan
meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat
pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih
banyak darah dan oksigen keotot jantung.
Namun apabila arteri koroner mengalami
kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi
sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi
iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Angina Pectoris Adanya endotel yang cedera
mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksida yang berfungsi untuk
menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat
menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat
penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang.
Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan
gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari
75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan
berkurang.
Sel-sel miokardium menggunakan glikogen
anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan
asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila
kenutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat
dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses
ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan
reda. Sejumlah faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina:
1.
Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara
meningkatkan kebutuhan oksigen jantung.
2.
Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan
vasokontriksi dan peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan
oksigen.
3.
Makan makanan berat akan meningkatkan aliran
darah ke daerah mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan
darah unuk supai jantung.
4.
Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang
menegangkan, menyebabkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan
adrenalin dan meningkatnya tekanan darah dengan demikian beban kerja jantung
juga meningkat.
Penimbunan lemak (lipid) dan jaringan fibrous
pada dinding arteri koroner
↓
Penyempitan pembuluh
darah koroner
↓
Obstruksi / hambatan
aliran darah miokard
↓
Iskemia (berkurangnya
kadar oksigen)
↓
Mengubah metabolisme
aerobik menjadi an aerobik
↓
Tertimbun asam laktat
↓
Ph sel menurun
↓
Muncul efek hipoksia
↓
Mengganggu fungsi ventrikel
kiri
↓
Menurunnya fungsi
ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan berkurangnya jumlah curah
jantung sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut)
↓
Berkurangnya daya
kontraksi dan gangguan gerakan jantung (heremodinamik)
↓
Tekana jantung kiri,
tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dan tekanan dan paru-paru kiri meningkat
↓
Peningkatan ringan
tekanan darah dan denyut jantung
↓
Nyeri
5.
Manifestasi Klinis
Iskemia otot jantung akan memberi nyeri dengan
derajat yang bervariasi, mulai dari rasa tertekan pada dada sampai nyeri hebat
yang disertai dengan rasa takut atau rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat
terasa pada di daerah belakang sternum atas atau sternum ketiga tengah
(retrosentral). Meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri
tersebut dapat menyebar ke leher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas.
Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak,
tercekik, dengan kualitas yang terus menerus. Rasa lemah di lengan atas,
pergelangan tangan, dan tangan akan menyertai rasa nyeri. Selama terjadi nyeri
fisik, pasien mungkin akan merasa akan meninggal. Karakteristik utama nyeri
tersebut akan berkurang apabila faktor presipitasinya dihilangkan.
Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat,
seperti diperas, terasa panas, kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada
(chest discomfort).
6.
Pemeriksaan Diagnostik
a. Elektrokardiogram
Gambaran
elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu istirahat dan bukan pada waktu
serangan angina seringkali masih normal. Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan
bahwa pasien pernah mendapat infark miokard pada masa lampau. Kadang-kadang EKG
menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina.
Kadang-kadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak
khas. Pada waktu serangan angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi segmen ST
dan gelombang T menjadi negatif.
b. Foto Rontgen Dada
Foto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang
normal, tetapi pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar dan
kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi arkus aorta.
c. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis
angina pectoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark miokard
jantung akut maka sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT, atau LDH. Enzim
tersebut akan meninggi pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya
masih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kadar kolesterol, HDL, LDL, dan
trigliserida perlu dilakukan untuk menemukan faktor resiko seperti
hiperlipidemia dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk menemukan
diabetes mellitus yang juga merupakan faktor risiko bagi pasien angina
pectoris.
d. Uji Latihan Jasmani
Karena pada angina pectoris gambaran EKG seringkali masih normal,
maka seringkali perlu dibuat suatu ujian jasmani. Pada uji jasmani tersebut
dibuat EKG pada waktu istirahat lalu pasien disuruh melakukan latihan dengan
alat treadmill atau sepeda ergometer sampai pasien mencapai kecepatan jantung
maksimal atau submaksimal dan selama latihan EKG di monitor demikian pula
setelah selesai EKG terus di monitor. Tes dianggap positif bila didapatkan
depresi segmen ST sebesar 1 mm atau lebih pada waktu latihan atau sesudahnya.
Lebih-lebih bila disamping depresi segmen ST juga timbul rasa sakit dada
seperti pada waktu serangan, maka kemungkinan besar pasien memang menderita
angina pectoris.
Di tempat yang tidak memiliki treadmill, test latihan jasmani
dapat dilakukan dengan cara Master, yaitu latihan dengan naik turun tangga dan
dilakukan pemeriksaan EKG sebelum dan sesudah melakukan latihan tersebut.
e.
Thallium Exercise Myocardial Imaging
Pemeriksaan ini dilakukan bersama-sama ujian latihan jasmani dan
dapat menambah sensifitas dan spesifitas uji latihan.thallium 201 disuntikkan
secara intravena pada puncak latihan, kemudian dilakukan pemeriksaan scanning
jantung segera setelah latihan dihentikan dan diulang kembali setelah pasien
sehat dan kembali normal. Bila ada iskemia maka akan tampak cold spot pada
daerah yang yang menderita iskemia pada waktu latihan dan menjadi normal
setelah pasien istirahat. Pemeriksaan ini juga menunjukkan bagian otot jantung
yang menderita iskemia.
7.
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk
menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen.
Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi dan kontrol terhadap
faktor risiko. Secara bedah tujuan ini dapat dicapai melalui revaskularisasi
suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau angiosplasti
koroner transluminar perkutan (PCTA = percutaneous transluminal coronary
angioplasty). Biasanya diterapkan kombinasi antara terapi medis dan pembedahan.
Tiga teknik utama yang menawarkan
penyembuhan bagi klien dengan penyakit arteri koroner mencakup penggunaan alat
intrakoroner untuk meningkatkan aliran darah, penggunaan laser untuk menguapkan
plak dan endarterektomi koroner perkutan untuk mengangkat obstruksi. Penelitian
yang bertujuan untuk membandingkan hasil akhir yang dicapai oleh salah satu
atau seluruh teknik di atas, melalui bedah pintas koroner dan PTCA sedang
dilakukan. Ilmu pengetahuan terus dikembangkan untuk mengurangi gejala dan
kemunduran proses angina yang diderita pasien.
8.
Komplikasi
a. Stres psikologis
b. Infark Miokard
c. Aritmia
d. Gagal jantung
D.
Konsep Dasar Medik
1.
Pengkajian
Data Subjektif :
a) Lokasi Nyeri (menyebar
kebagian mana)
b) Dada terasa berat,
kencang, seperti diperas.
c) Awitan dan lamanya nyeri
d) Faktor-faktor pencetus
nyeri: kegiatan, panas, dingin, stres, makanan.
e) Faktor-faktor yang dapat
mengurangi nyeri : istirahat, nitrogliserin.
Data Objektif :
Apabila nyeri angina sedang dialami pasien, fokus perawat adalah
tingkah laku pasien, seperti tampak cemas, ketakutan & memegang dada.
Disamping itu, perawat perlu melihat TTV dan perubahan pada irama jantung.
2.
Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri yang berhubungan
dengan penyumbatan arteria koronaria, vasospasme, hipoksia, uji diagnostik, dan
kegiatan yang melelahkan.
b) Gangguan perfusi
jaringan yang berhubungan dengan hipertensi, angina, penyumbatan arteria
koronaria.
c) Intoleran aktivitas yang
berhubungan dengan kelemahan, suplai oksigen tidak seimbang dengan kebutuhan,
imobilisasi, nyeri kelelahan.
d) Defisit pengetahuan yang
berhubungan dengan kemampuan kognitif.
e) Cemas yang berhubungan
dengan perubahan status kesehatan, perubahan fungsi dan peran, konsep diri,
ancaman kematian
3.
Rencana Keperawatan
1. NYERI
AKUT BERHUBUNGAN DENGAN ISKEMIK MIOKARDIUM
|
|
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan
diharapkan nyeri pasien berkurang/ teratasi
Kriteria hasil : Pasien
menyatakan/menunjukan nyeri hilang, pasien melaporkan episode angina
menurun dalam frekuensi durasi dan beratnya.
|
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat
dengan cepat bila terjadi nyeri dada.
|
Nyeri dan penurunan curah jantung dpat
merangsang sistem saraf simpatis untuk mengeluarkan sejumlah besar nor
epineprin, yang meningkatkan agregasi trombosit dan mengeluarkan trombokxane
A2.Nyeri tidak bisa ditahan menyebabkan respon vasovagal, menurunkan TD dan frekuensi
jantung.
|
Identifikasi terjadinya faktor pencetus, bila
ada: frekuensi, durasi, intensitas dan lokasi nyeri.
|
Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat
evaluasi kemungkinan kemajuan menjadi angina tidak stabil (angina stabil
biasanya berakhir 3 sampai 5 menit sementara angina tidak stabil lebih lama
dan dapat berakhir lebih dari 45 menit.
|
Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher,
bahu, tangan atau lengan (khusunya pada sisi kiri.
|
Nyeri jantung dapat menyebar contoh nyeri
sering lebih ke permukaan dipersarafi oleh tingkat saraf spinal yang sama.
|
Letakkan pasien pada istirahat total selama
episode angina.
|
Menurunka kebutuhan oksigen miokard untuk
meminimalkan resiko cidera jaringan atau nekrosis.
|
Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien
napas pendek
|
Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan
hipoksia dan napas pendek berulang
|
Pantau kecepatan atau irama jantung
|
Pasien angina tidak stabil mengalami
peningkatan disritmia yang mengancam hidup secara akut, yang terjadi pada
respon terhadap iskemia dan atau stress
|
Panatau tanda vital tiap 5 menit selama
serangan angina
|
TD dapat meningkat secara dini sehubungan
dengan rangsangan simpatis, kemudian turun bila curah jantung dipengaruhi.
|
Pertahankan tenang , lingkungan nyaman, batasi
pengunjung bila perlu
|
Stres mental atau emosi meningkatkan kerja
miokard
|
Berikan makanan lembut. Biarkan pasien
istirahat selama 1 jam setelah makan
|
Menurunkan kerja miokard sehubungan dengan
kerja pencernaan, manurunkan risiko serangan angina
|
Kolaborasi:
Berikan antiangina sesuai indikasi:
nitrogliserin: sublingual
|
Nitrigliserin mempunyai standar untuk
pengobatan dan mencegah nyeri angina selam lebih dari 100 tahun
|
2. PENURUNAN
CURAH JANTUNG BERHUBUNGAN DGN PERUBAHAN INOTROPIK (ISKEMIA MIOKARD
TRANSIEN/MEMANJANG)
|
|
Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan
diharapkan terjadi peningkatan curah jantung.
Kriteria hasil: Pasien melaporkan penurunan episode
dipsnea, angina dan disritmia menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas,
klien berpartisipasi pada perilaku atau aktivitas yang menurunkan kerja
jantung.
|
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Pantau tanda vital, contoh frekuensi jantung,
tekanan darah.
|
Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas,
hipoksemia, dan menurunnya curah jantung. Perubahan juga terjadi pada TD
(hipertensi atau hipotensi) karena respon jantung
|
Evaluasi status mental, catat terjadinya
bingung, disorientasi.
|
Menurunkan perfusi otak dapat menghasilkan
perubahan sensorium.
|
Catat warna kulit dan adanya kualitas nadi
|
Sirkulasi perifer menurun bila curah jantung
turun, membuat kulit pucat dan warna abu-abu (tergantung tingkat hipoksia)
dan menurunya kekuatan nadi perifer
|
Mempertahankan tirah baring pada posisi nyaman
selama episode akut
|
Menurunkan konsumsi oksigen atau kebutuhan
menurunkan kerja miokard dan risiko dekompensasi
|
Berikan periode istirahat adekuat. Bantu dalam
atau melakukan aktivitas perawatan diri, sesuai indikasi
|
Penghematan energy, menurunkan kerja jantung.
|
Pantau dan catat efek atau kerugian respon
obat, catat TD, frekuaensi jantung dan irama (khususnya bila memberikan
kombinasi antagonis kalsium, betabloker, dan nitras)
|
Efek yang diinginkan untuk menurunkan
kebutuhan oksigen miokard dengan menurunkan stress ventricular. Obat dengan
kandungan inotropik negative dapat menurunkan perfusi terhadap iskemik
miokardium. Kombinasi nitras dan penyekat beta dapat memberi efek terkumpul
pada curah jantung.
|
Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala GJK
|
Angina hanya gejalab patologis yang disebabkan
oleh iskemia miokard.penyakit yang emepengaruhi fungsi jantung emnjadi
dekompensasi.
|
Kolaborasi :
Berikan obat sesuai indikasi : penyekat
saluran kalsium, contoh ditiazem (cardizem); nifedipin (procardia);
verapamil(calan).
|
Meskipun berbeda pada bentuk kerjanya,
penyekat saluran kalsium berperan penting dalam mencegah dan menghilangkan
iskemia pencetus spasme arteri koroner dan menurunkan tahanan vaskuler,
sehingga menurunkan TD dan kerja jantung.
|
Penyakit beta, contoh atenolol (tenormin);
nadolol (corgard); propanolol (inderal); esmolal (brebivbloc).
|
Obat ini menurunkan kerja jantung dengan
menurunkan frekuensi jantung dan TD sistolik.
|
3. INTOLERANSI
AKTIFITAS BERHUBUNGAN DENGAN SERANGAN ISKEMIA OTOT JANTUNG, BERKURANGNYA
CURAH JANTUNG.
|
|
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan
diharapkan pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang
diinginkan/diperlukan.
Kriteria hasil : Pasien melaporkan
peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur, pasien menunjukan
penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologis.
|
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Kaji respons klien terhadap aktivitas,
perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 kali per menit di atas frekuensi
istirahat; peningkatan TD yang nyata selama/sesudah aktivitas; dispnea atau
nyeri dada; keletihan dan kelemahan yang berlebihan; diaphoresis; pusing atau
pingsan.
|
Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji
respons fisiologi terhadap stress aktivitas dan, bila ada merupakan indikator
dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.
|
Instruksikan pasien tentang teknik penghematan
energi.
|
Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan
energy, juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
|
Berikan dorongan untuk melakukan
aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi. Berikan bantuan
sesuai kebutuhan.
|
Kemajuan aktivitas bertahap mencegah
peningkatan kerja jantung tiba-tiba. Memberikan bantuan hanya sebatas
kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.
|
4. ANSIETAS
BERHUBUNGAN DENGAN RESPON PATOFISIOLOGIS DAN ANCAMAN TERHADAP STATUS
KESEHATAN.
|
|
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan
diharapkan ansietas pasien turun sampai tingkat yang dapat diatasi.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan
kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat sesuai, pasien menunjukkan
strategi koping efektif/keterampilan pemecahan masalah, pasien melaporkan
ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi.
|
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh tes
stress.
|
Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnose
dan prognosis.
|
Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut,contoh
menolak, depresi, dan marah.
|
Perasaan tidak ekspresikan dapat menimbulkan
kekacauan internal dan efek gambaran diri.
|
Dorong keluarga dan teman untuk menganggap
pasien sebelumnya.
|
Meyakinkan pasien bahwa peran dalam keluarga
dan kerja tidak berubah.
|
Kolaborasi : berikan sedative, tranquilizer
sesuai indikasi
|
Mungkin diperlukan untuk membantu pasien
rileks sampai secara fisik mampu untuk membuat strategi koping adekuat.
|
5. KURANG
PENGETAHUAN (KEBUTUHAN BELAJAR) MENGENAI KODISI, KEBUTUHAN PENGOBATAN
BERHUBUNGAN DENGAN KURANGNYA INFORMASI.
|
|
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan
diharapkan pengetahuan pasien bertambah.
Kriteria hasil : Pasien
menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan, berpartisipasi
dalam program pengobatan serta melakukan perubahan pola hidup.
|
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Kaji ulang patofisiologi kondisi. Tekankan
perlyunya mencegah serangan angina.
|
Pasien dengan angina membutuhkan belajar
mengapa hal itu terjadi dan apakah dapat dikontrol. Ini adalah focus
manajemen terapeutik supaya menurunkan infark miokard.
|
Dorong untuk menghindari faktor/situasi yang
sebagai pencetus episode angina, contoh: stress emosional, kerja fisik, makan
terlalu banyak/berat, terpajan pada suhu lingkungan yang ekstrem
|
Dapat menurunkan insiden /beratnya episode
iskemik.
|
Kaji pentingnya control berat badan,
menghentikan merokok, perubahan diet dan olahraga.
|
Pengetahuan faktor resiko penting memberikan
pasien kesempatan untuk membuat perubahan kebutuhan.
|
Tunjukan/dorong pasien untuk memantau nadi
sendiri selama aktivitas, jadwal/aktivitas sederhana, hindari regangan.
|
Membiarkan pasien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang dapat dimodifikasi untuk menghindari stress jantung dan tetap
dibawah ambang angina.
|
Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi
serangan angina, contoh menghentikan aktivitas, pemberian obat bila perlu,
penggunaan teknik relaksasi.
|
Menyiapkan pasien pada kejadian untuk
menghilangkan takut yang mungkin tidak tahu apa yang harus dilakukan bila
terjadi serangan.
|
Kaji ulang obat yang diresepkan untuk
mengontrol/mencegah serangan angina.
|
Angina adalah kondisi rumit yang sering
memerlukan penggunaan banyak obat untuk menurunkan kerja jantung, memperbaiki
sirkulasi koroner, dan mengontrol terjadinya serangan.
|
Tekankan pentingnya mengecek dengan dokter
kapan menggunakan obat-obat yang dijual bebas.
|
Obat yang dijual bebas mempunyai potensi
penyimpangan.
|
4.
Evaluasi
a) Mengungkapkan bahwa
nyeri angina berkurang atau hilang.
b) Menunjukkan hemodinamik
yang stabil (nadi dan tekanan darah) dengan melakukan kegiatan seperti
aktivitas hidup sehari-hari.
c) Dapat mengidentifikasi
kegiatan yang melelahkan dan dapat menghindarinya.
d) Dapat menyebutkan
faktor-faktor pencetus serangan angina.
e) Dapat menjelaskan sifat
angina & pengobatannya.
f) Dapat menjelaskan teknik
yang efektif untuk menangani stres.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
C.
Kesimpulan
Dari makalah yang telah dibuat maka dapat
disimpulkan bahwa Angina Pektoris merupakan nyeri dada sementara atau perasaan
tertekan didaerah jantung. atau nyeri dada yang disebabkan oleh
tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap miokardium. Angina Pektoris merupakan
suatu penyakit berbahaya yang timbul karena penyempitan arteri yang menyalurkan
darah ke otot-otot jantung.
D.
Saran
1. Mahasiswa
diharapkan lebih memahami konsep dari penyakit angina pektoris sebagai dasar
dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.
2. Mahasiswa
harus mampu memberikan pengarahan dan motivasi pada keluarga dengan klien yang
menderita angina pektoris.
DAFTAR PUSTAKA
Mary Baradero, Mary
Wilfrid Dayrit, Yakobus Siswadi, 2008, Seri Asuhan Keperawatan Kilen Gangguan Kardiovaskuler, Jakarta:
EGC
http://samudra-fox.blogspot.com/2012/04/laporan-pendahuluan-angina-pectoris.html
http://seputarsehat.com/asuhan-keperawatan-angina-pectoris
No comments:
Post a Comment