ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN SYNDROM NEFROTIK
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur saya panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
serta kasih sayang dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada seluruh
ciptaan-Nya, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW.Alhamdulillah berkat kemudahan yang diberikan Allah SWT,
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “asuhan keperawatan pada pasien
Syndrom nefrotik”.Adapun tujuan dari Penyusunan makalah
ini adalah sebagai salah satu tugas mataajar KAP (Kecakapan Antar Personil).
Dalam Penyusunan makalah ini, saya banyak mengalami kesulitan dan
hambatan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan ilmu pengetahuan yang saya miliki.
saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi saya pada
khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya. Aamiin.
Saya
sebagai penyusun sangat
menyadari bahwa dalam Penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran
yang ditujukan untuk membangun.
Lampoh Keude, Maret 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A Latar Belakang........................................................................................... 1
B Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C Tujuan......................................................................................................... 2
D Manfaat Makalah........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
A. Definisi
Anemia......................................................................................... 3
B. Penyebab
Anemia...................................................................................... 4
C. Gejala
Anemia........................................................................................... 5
D. Jenis-jenis
Anemia..................................................................................... 5
BAB III PENUTUP................................................................................................... 12
A Kesimpulan............................................................................................... 12
B Saran......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada masalah gizi dapat menimbulkan
suatu tidak seimbangnya tubuh manusia dan dapat menimbulkan penyakit lainnya. Masalah gizi adalah masalah
kesehatan masyarakat. Namun penanggulannya tidak dapat dilakukan dengan
pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi
adalah multi faktor, karena itu pendekatan penanggulangan harus melibatkan
berbagai sektor yang terkait.
Dan pada masalah gizi pada anemia
gizi disini merupakan kondisi sakit seseorang yang disebabkan oleh berbagai
faktor, diantaranya yaitu: perdarahan, kekurangan makanan yang mengandung besi,
dan lain-lain. Anemia gizi defisiensi besi dapat dilihat dari kadar Hb, dan
penderita yang sering mengalaminya yaitu pada wanita, disebabkan karena
menstruasi, kehamilan dan pada bayi: karena membutuhkan gizi zat besi yang
tinggi karena proses pertumbuhan yang cepat.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Definisi Anemia
2.
Penyebab Anemia
3.
Gejala Anemia
4.
Jenis-jenis Anemia
5.
Pencegahan Primer pada
Anemia
6.
Pencegahan Sekunder
pada Anemia
7.
Pencegahan Tersier pada
Anemia
8.
Pengobatan Anemia
C.
Tujuan
Makalah ini tiada lain yaitu untuk
memenuhi tugas ilmu gizi, dimana memberi pengetahuan tentang kurangnya gizi
yang lebih khususnya pada anemia defisiensi besi dan juga memberi pengetahuan
bagi pembaca.
D.
Manfaat
Makalah
1.
Mampu mempermudah penyusun dan pembaca
guna memahami materi tentang sistem
imunologi dan Hematologi yang berhubungan dengan Anemia.
2.
Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa perawat
tentang system Imunologi dan Hematologi.
BAB
II
PEMBAHASAN
E.
Definisi
Anemia
Anemia adalah istilah yang
menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan
hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga
di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed
red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256). Dengan
demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan
perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang
seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.
Anemia , dalam bahasa yunani tanpa
darah adalah penyakit kurang darah yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb)
dan sel darah merah (eritrosit) lebih
rendah dibandingkan normal.Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan
eritrosit kurang dari 41% pada pria ,
maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita , wanita yang
memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37% , maka wanita itu dikatakan anemia.Berikut
ini katagori tingkat keparahan pada anemia.
·
Kadar Hb 10 gram- 8
gram disebut anemia ringan.
·
Kadar Hb 8 gram -5 gram
disebut anemia saedang.
·
Kadar Hb kurang dari 5
gram disebut anemia berat.
Karena hemoglobin terdapat dalam
sel darah merah , setiap ganguan pembentukan sel darah merah , baik ukuran
maupun jumlahnya , dapat menyebabkan terjadinya anemia.ganguan tersebut dapat
terjadi ‘’pabrik’’ pembentukan sel (sumsum tulang)maupun ganguan karena
kekurangan komponen penting seperti zat besi , asam folat maupun vitamin B 12.
(Soebroto Ikhsan,Cara Mudah Mengatasi Problem Anemia,Cetakan 1, Yogyakarta 2009)
F.
Penyebab
Anemia
Anemia umumnya disebabkan oleh
perdarahan kronik. Gizi yang buruk atau gangguan penyerapan nutrisi oleh usus.
Juga adapat menyebabkan seseorang mengal;ami kekurangan darah. Demikian juga
pada wanita hamil atau menyusui, jika asupan zat besi berkurang, besar
kemungkinan akan terjadi anemia. Pendarahan saluran pencernaan, kebocoran pada
saringan darah di ginjal, menstruasi yang berlerbihan, serta para pendonor
darah yang tidak diimbangi dengan gizi yang baik dapat mjemiliki resiko anemia.
Perdarahan akut juga dapat menyebabkan kekurangan darah.
Pada saat terjadi pendarahan yang hebat, mungkin gejala anemia belum tampak
transfusi darah merupakan tindakan penanganan terutama jika terjadi pendarahan
akut. Pendarahan teresebut biasanya tidak kita sadari. Pengeluaran darah
biasanya berlangsung sedikit demi sedikit dan dalam waktu yang lama.Berikut ini
tiga kemungkinan dasar penyebab anemia :
1. Penghancuran
sel darah merah yang berlebihan.
Bisa disebut anemia hemolitik
,muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih cepat dari normal (umur sel
darah merah normalnya 120 hari).Sumsum tulang penghasil sel darah merah tidak
dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.
2. Kehilangan
darah.
Kehilangan darah dapat menyebabkan
anemia karena perdarahan berlebihan,pembedahan atau permasalahan dengan
pembekuan darah.Kehilangan darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau
perempuan juga dapat menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan meningkatkan
kebutuhan tubuh akan zat besi ,karena zat besi dibutuhkan untuk membuat sel
darah merah baru.
3. Produksi
sel darah merah yang tidak optimal.
Ini terjadi saat sumsum tulang
tidak dapat membentuk sel darh merah dalam jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi
virus,paparan terhadap kimia beracun atau obat-obatan(antibiotic, antikejang
atau obat kanker).
G.
Gejala
Anemia
Gejala yang sering kali muncul pada
penderita anemia di antaranya:
Ø Lemah
,letih,lesu ,mudah lelah dan lunglai.
Ø Wajah
tampak pucat.
Ø Mata
berkunang-kunang.
Ø Sulit
berkosentrasi dan mudah lupa.
Ø Sering
sakit.
Ø Pada
bayi dan batita biasanya terdapat gejala seperti kulit pucat atau berkurangnya
warna merah muda pada bibir dan bawah kuku.Perubahan ini dapat terjadi
perlahan-lahan sehingga sulit disadari.
Ø Jika
anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel darah merah ,makaterdapat
gejala lain seperyi jaundice,warna kuning pada bagian putih mata ,pembesaran
limpa dan warna urin seperti teh.
H.
Jenis-jenis
Anemia
a)
Anemia Defisiensi zat besi
Anemia yang paling banyak terjadi adalah
anemia akibat kurangnya zat besi . Zat besi merupakan bagian dari molekul
hemoglobin.Oleh sebab itu , ketika tubuh kekurangan zat besi , produksi
hemoglobin akan menurun. Meskipun demikian , penurunan hemoglobin sebetulnya
baru akan terjadi jika cadangan zat besi (Fe) dsala tubuh sudah benar-benar
habis .Kurangnya zat besi dalam tubuh bisa disebabkan banyak hal .Kekurangan
zat besi pada bayi mungkin disebabkan prematuritas, atau bayi tersebut lahir
dari seorang ibu yang menderita kekurangan zat besi.Pada anak-anak mungkin
disebabkan oleh asupan makanan yang kurang mengandung zat besi . Sedabgkan pada
orang dewasa , kurangnya zat besi pada prinsipnya hampir selalu disebabkan oleh
pendaraah menahun atau berulang-ulang yang bisa berasal dari semua bagian
tubuh.
Faktor resiko terjadinya anemia memang
lebih besar pada perempuan di bandingkan kaum pria .cadangan besi dalam tubuh
perempuan lebih sedikit daripada pria ,sedangkan kebutuhan perharinya justru
lebih tinggin .setiap harinya seorang wanita akan kehilangan sekitar 1-2 mg zat
besi melalui ekskresi secara normal .pada saat mentruasi ,kehilangan zat besi bisa
bartambah hingga 1 mg lagi.
Kebutuhan zat besi pada wanita juga
meningkat pada saat hamil dan melahirkan .ketika hamil seorang ibu di tuntut
untuk memenuhi kebutuhan zat besi untuk dirinya,tetapi juga harus memenuhi
kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janinya.selain itu ,pendarahan saat
melahirkan juga dapat menyebabkan seorang ibu kehilangan banyak zat besi.
b.) Anemia Defisiensi Vitamin C
Anemia
karena kekurangan vitamin c adalah sejenis anemia yang jarang terjadi,yang
disebabkan oleh kekurangan vitamin c yang berat dalam jangka waktu lama.
Penyebab kekurangan vitamin c biasanya adalah kurangnya asupan vitamin c dalam
makanan sehari hari.
Salah satu
fungsi vitamin c adalah membantu menyeret zat besi,sehingga jika terjadi
kekurangan vitamin c ,maka jumlah zat besi yang diserap akan berkurang dan bisa
terjadi anemia. Untuk mendiagnosa penyakit ini dilakukan pengukuran kadar
vitamin c dalam darah. Pada anemia jenis ini sum-sum tulang menghasilkan sel
darah merah berukuran kecil.
c)
Anemia
Makrositik
Jenis anemia ini disebabkan karena tubuh kekurangan
vitamin B12 atau asam folat. Anemia ini memiliki ciri sel-sel darah abnormal
dan berukuran besar (Makrositer) dengan kadar hemoglobin per eritrosit yang
normal atau lebih tinggi (hiperkrom) dan MCV tinggi. MCV atau Mean Corpuscular
Volume merupakan salah satu karakteristik sel darah merah. Sekitar 90% anemia makrositik yang terjadi adalah anemia pernisiosa.
Selain menggangu proses
pembentukan sel darah merah kekurangan vitamin b12 juga mempengaruhi sistem
saraf,sehingga penderita anemia ini akan merasakan kesemutan ditangan dan kaki
,tungkai dan kaki,dan tangan seolah mati rasa,serta kaki dalam bergerak.gejala
lain yang dapat terlihat diantaranya adalah buta warna tertentu,termasuk warna
kuning dan biru,luka terbuka dilidah atau lidah seperti terbakar,penurunan
berat badan,warna kulit menjadi lebih gelap,linglung,depresi,penurunan fungsi
intelektual.
Biasanya kekurangan vitamiin
b12 terdiagnosis pada pemeriksaan darah rutin untuk anemia.pada contoh darah
yang diperiksadibawah mikroskop ,tampak selah merah berukuran besar .juga dapat
dilihat perubahan sel darah putih dan trombosit,terutama jika penderita anemia
dalam jangka waktu yang lama.jiika diduga terjadi kekurangan ,maka dilakukan
pengukuran kadar vitamin b12 dalam darah.
d) Anemia
Hemolitik
Anemia
hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan jauh lebih cepatdari
normal.umur sel darah merah normalnya 120 hari .pada anemia hemolitik,umur sel
darah merah lebih pendek sehingga sumsum tulang penghasil sel darah merah tidak
dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.
e) Anemia Sel
Sabit
Anemia
sel sabit (sickle cell anemia) adalah suatu penyakit keturunan yang ditandai
dengan sel darah merah yang berbentuk sabit ,kaku ,dan anemia hemolitik
kronik.pada penyakit sel sabit,sel darah merah memiliki hemoglobin(prootein
pengangkut oksigen) yang bentuknya abnormal,sehingga mengurangi jumlah oksigen
dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit.sel yang berbentuk
sabit akan menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil dalam limpa
,ginjal,otak,tulang,dan organ lainnya ,dan menyebabkan kurangnya pasokan
oksigen ke organ tersebut.sel sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat melewati
pembuluh darah,kerusakan organ ,bahkan sampai pada kematian.
f) Anemia
Aplastik
Merupakan
jenis anemia yang berbahaya, karena dapat mengancam jiwa.
Anemia aplastik terjadi bila” pabrik”(sumsum tulang
)pembuatan darah merah terganggu .Pada anemia aplastik ,terjadi penurunan
produksi sel darah (eritrosit, leukosit dan trombosit).Anemia aplastik disebabkan oleh bahan kimia ,obat-obatan ,virus dan terkait
dengan penyakit-penyakit yang lain.
b.
Pencegahan
Primer pada Anemia
a)
Pendidikan
Pendidikan dan upaya yang ada
kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi melalui makanan Konsumsi tablet
zat besi dapat menimbulkan efek samping yang mengganggu sehingga orang
cenderung menolak tablet yang diberikan. Agar mengerti, harus diberikan
pendidikan yang tepat misalnya tentang bahaya yang mungkin terjadi akibat
anemia, dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu penyebab anemia adalah
defisiensi zat besi. Asupan zat besi dari makanan dapat ditingkatkan melalui tiga cara :
a)
Pemastian konsumsi makanan yang cukup mengandung
kalori sebesar yang semestinya dikonsumsi.
b)
Meningkatkan ketersediaan hayati zat besi yang
dimakan, yaitu dengan jalan mempromosikan makanan yang dapat memacu dan
menghindarkan pangan yang bisa mereduksi penyerapan zat besi.
c)
peningkatan gizi berupa makan makanan yang mengandung
vitamin zat bezi, seperti sayur-sayuran (bayam, kangkung, jagung), telur, kismis.
b) Pola
istirahat
Mengacu pada
kegiatan/aktifitas yang mengakibatkan tubuh mengalami/beresiko terkena
anemia.menghindari kondisi dimana tubuh mengalami gangguan pembentukan sel
darah merah.dan istirahat yang dianjurkan adalah minimal 8 jam per hari.
d)
Pola Hidup
menjaga
agar sedikitnya
jumlah hemoglobin dalam eritrosit. Kekurangan hemoglobin ini menyebabkan
kemampuan darah mengikat oksigen berkurang.
e)
Pola Aktifitas
Menjaga
kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat.
Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan
genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya. Menghindari
situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen.
Melakukan tes darah secara rutin untuk
melihat profil darah dan mencegah terjadinya anemia.
c)
Melakukan tes laboratoriu
Mengetahui
kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan antara anemia biasa dengan anemia
pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal, maka dapat dilakukan
pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari.
c.
Pencegahan
Sekunder pada Anemia
a)
. Pengawasan penyakit infeksi
Pengobatan yang efektif dan tepat
waktu dapat mengurangi dampak gizi yang tidak diingini. Meskipun, jumlah
episode penyakit tidak berhasil dikurangi, pelayanan pengobatan yang tepat
telah terbukti dapat menyusutkan lama serta beratnya infeksi. Tindakan yang
penting sekali dilakukan selama penyakit berlangsung adalah mendidik keluarga
penderita tentang cara makan yang sehat selama dan sesudah sakit. Pengawasan
penyakit infeksi memerlukan upaya kesehatan seperti penyediaan air bersih,
perbaikan sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan. Jika terjadi infeksi
parasit, tidak bisa disangkal lagi, bahwa cacing tambang (Ancylostoma dan
Necator) serta Schistosoma yang menjadi penyebabnya. Sementara peran parasit
usus yang lain terbukti sangat kecil. Ada banyak bukti tertulis, bahwa parasit
parasit dalam jumlah besar dapat menggaggu penyerapan berbagai zat gizi. Karena
itu, parasit harus dimusnahkan secara rutin. Bagaimanapun juga, jika pemusnahan
parasit usus tidak dibarengi dengan langkah pelenyapan sumber infeksi,
reinfeksi dapat terjadi sehingga memerlukan obat lebih banyak. Pemusnahan
cacing itu sendiri dapat efektif dalam hal menurunkan parasit, tetapi
manfaatnya di tingkat hemoglobin sangat sedikit. Jika asupan zat besi
bertambah, baik melalui pemberian suplementasi maupun fortifikasi makanan,
kadar hemoglobin akan bertambah meskipun parasitnya sendiri belum tereliminasi.
b)
Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi
Fortifikasi makanan yang banyak
dikonsumsi dan yang diproses secara terpusat merupakan inti pengawasan anemia
di berbagai negara. Fortifikasi makanan merupakan salah satu cara terampuh
dalam pencegahan defisiensi zat besi. Di negara industri, produk makana fortifikasi
yang lazim adalah tepung gandum serta roti makanan yang terbuat dari jagung dan
bubur jagung. Di negara sedang berkembang lain telah dipertimbangkan untuk
memfortifikasi garam, gula, beras dan saus ikan.
c). Tranfusi
Darah
Suatu tindakan medis yang bertujuan
mengganti kehilangan darah pasien. Darah yang tersimpan di dalam kantong darah
dimasukan ke dalam tubuh melalui selang infus.
d)
. Pemberian tablet atau suntikan zat
besi
Pemberian tablet tambah darah pada
pekerja atau lama suplementasi selama 3- 4 bulan untuk meningkatkan kadar
hemoglobin, karena kehidupan sel darah merah hanya sekitar 3 bulan atau
kehidupan eritrosit hanya berlangsung selama 120 hari, maka 1/20 sel eritrosit
harus diganti setiap hari atau tubuh memerlukan 20 mg zat besi perhari. Tubuh
tidak dapat menyerap zat besi (Fe) dari makanan sebanyak itu setiap hari, maka
suplementasi zat besi tablet tambah darah sangat penting dilakukan.
Suplementasi dijalankan dengan memberikan zat gizi yang dapat menolong untuk
mengoreksi keadaan anemia gizi. Karena menurut hasil penelitian anemia gizi di Indonesia sebagian besar
disebabkan karena kekurangan zat besi.
e) .Melakukan tes laboratorium
Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga
bisa membedakan antara anemia biasa dengan anemia pernicious. Bila
ternyata kadar vitamin B12 normal, maka dapat dilakukan pemberian asam folat
dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari.
f). Suplemen asam folat dapat
merangsang pembentukan sel darah merah.
d.
Pencegahan
Tersier pada Anemia
a)
pemberian suntikan
untuk menghentikan pendarahan
pemberian suntikan untuk menghentikan pendarahan
seperti vitmin B12 atau B kompleks.
b)
Mengonsumsi bahan makanan sumber utama zat besi, asam folat, vitamin B6, dan
vitamin B12 seperti daging dan sayuran sesuai kecukupan gizi yang dianjurkan.
c)
Melakukan tes laboratorium untuk mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga
bisa membedakan antara anemia biasa dengan anemia pernicious. Bila
ternyata kadar vitamin B12 normal, maka dapat dilakukan pemberian asam folat
dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari.
d) Mengkonsumsi Suplemen asam folat
dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
e) Menjaga kondisi dimana tubuh
kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi,
vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi
seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan
sebagainya. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen.
e.
Pengobatan
Anemia
Perlu diketahui, anemia hanyalah
sebuah gejala dan menemukan penyebabnya adalah langkah penting dalam penanganan
anemia.Pada dasarnya pengobatan akan disesuaikan dengan penyebab terjadinya
anemia .
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia adalah
gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, eleman
tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah,
yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak
tipe anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999)
-
Berikut ini katagori tingkat
keparahan pada anemia.:
·
Kadar Hb 10 gram- 8 gram
disebut anemia ringan.
·
Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut
anemia saedang.
·
Kadar Hb kurang dari 5 gram
disebut anemia berat.
Kemungkinan
dasar penyebab anemia:
1.
Penghancuran
sel darah merah yang berlebihan.
Bisa disebut anemia hemolitik
,muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih cepat dari normal (umur sel
darah merah normalnya 120 hari).Sumsum tulang penghasil sel darah merah tidak
dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.
2.
Kehilangan darah.
Kehilangan darah dapat menyebabkan
anemia karena perdarahan berlebihan,pembedahan atau permasalahan dengan
pembekuan darah.Kehilangan darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau
perempuan juga dapat menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan meningkatkan
kebutuhan tubuh akan zat besi ,karena zat besi dibutuhkan untuk membuat sel
darah merah baru.
3.
Produksi sel darah
merah yang tidak optimal.
Ini terjadi saat sumsum tulang
tidak dapat membentuk sel darh merah dalam jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi
virus,paparan terhadap kimia beracun atau obat-obatan (antibiotic, antikejang
atau obat kanker).
B. Saran
Bagi pembaca dan masyarakat sebaiknya
harus menjaga kesehatan lingkungan dan makanan serta pola makan agar memenuhi kecukupan
akan Fe pada tubuh kita.Sehingga
kita terjauh dari penyakit terlebih anemia yang di sebabkan karena kurangnya
zat besi untuk memproduksi darah.
DAFTAR PUSTAKA
http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/05/gejala-anemia-penyebab-faktor-risiko.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia
http://anemia029.blogspot.com
No comments:
Post a Comment