Tuesday, 14 April 2020

MAKALAH BUDAYA TENTANG NEGERI KEDAH MALAYSIA


MAKALAH BUDAYA
TENTANG NEGERI KEDAH MALAYSIA

                                                                 


BAB I
PEMBAHASAN
1.    Profil Negeri Kedah
Negeri Kedah atau juga dikenal sebagai Kedah Darul Aman  merupakan salah satu negara bagian di Malaysia.
Politik  Kedah menjadi satu sistem politik yang sangat dihormati dan dikagumi di seluruh negara. Antara tokoh-tokoh yang terbesar yang berasal dari Kedah ialah Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj, yaitu Perdana Menteri Malaysia yang pertama dan Tun Dr. Mahathir Mohamed.
Kedah terkenal dengan julukan "Lumbung Beras Malaysia" karena daerah ini merupakan daerah dengan kawasan persawahan terbesar di Malaysia. Kedah juga adalah provinsi yang mengasaskan  Kedaulatan Kesultanan  Melayu.
Negeri Kedah terbagi kepada 11 distrik, yaitu:
1)      Baling
2)      Bandar Baharu
3)      Kota Setar
4)      Kuala Muda
5)      Kubang Pasu
6)      Kulim
7)      Langkawi
8)      Padang Terap
9)      Pendang
10)  Sik
11)  Yan
12)  Pokok Sena
Kota-kota utama di Kedah adalah Alor Setar (ibu kota), Jitra, Sungai Petani, Kuah dan Kuala Nerang.


Ibu kota
Alor Setar
Ibu kota Kerajaan
Anak Bukit
Pemerintahan
Sultan


Menteri Besar

Al Aminul Karim Sultan Sallehuddin ibni Almarhum Sultan Badlishah

Dato’ Seri Utama Haji Mukhriz bin Mahathir
Luas Wilayah
Total

9.500 km2
(3,700 sq mi)

Penduduk (2010)
Laki-laki
Perempuan
Total
Kepadatan


961460
938291
1.899.751
199/km2
Indeks Pembangunan Manusia
HDI

0.670 (medium)
(12th)
Kode pos


Kode panggil

Kode kendaraan
02xxx
05xxx hingga 09xxx

Kode panggil  04

K (Daratan Kedah)
KV (Pulau Langkawi)
Penguasaan Britania   

Pendudukan Jepang   

Aksesi ke dalam Federasi Malaya

1909

1942

1948

2.    Pengertian Bendera Negeri Kedah Darul Aman dan lagu Negeri Kedah Darul Aman
Kedah
قدح
Negara bagian
Kedah Darul Aman



(Bendera Negeri Kedah Darul Aman)



(Lambang Negeri Kedah Darul Aman)




Anak Bulan sabit berwarna hijau di bawah perisai kuning yang tanda negeri ini beragama Islam, dan dilingkungi oleh jambangan padi berwarna kuning di atas latar belakang merah

Merah adalah warna tradisional negeri Kedah yang turun-temurun dan juga melambangkan kemewahan, sementara bulan sabit adalah simbol agama Islam

Perisai melambangkan Sultan Negeri sebagai pelindung dan penjaga rakyatnya

Padi maknanya negeri ini makmur dalam hal kehidupan

Lirik lagu Negeri Kedah

Allah selamat sultan mahkota
Berpanjangan usia di atas Takhta
Memelihara Ugama Nabi kita
Negeri Kedah serata-rata

3.    Peta
4.    Koordinat: 6°07′42″N 100°21′46″E
5.      Sultan dan Menteri Besar
a)      Biodata Sultan Negeri Kedah sekarang

Al Aminul Karim Sultan  Sallehuddin  ibni al-Marhum  Sultan  Badlishah (Jawi:ال أمينل كريم سلطان صالحالدين ابن المرحوم سلطان بدليشاه; lahir di Istana Anak Bukit, Alor Setar, 30 April 1942; umur 77 tahun) adalah Sultan Kedah  ke-29. Ia dinyatakan sebagai Sultan  pada 11 September 2017, setelah  wafatnya sang  kakak tiri, Sultan  Abdul Halim Mu'adzam  Shah.
Berkuasa
11 September 2017 – sekarang
Penobatan
22 Oktober 2018
Pendahulu
Abdul Halim
Pewaris jelas
Tunku Sarafuddin Badlishah
Menteri Besar
Mukhriz Mahathir
Lahir   


30 April 1942 (umur 77)
Istana Anak Bukit, Alor Setar, Kedah, Pendudukan Jepang di Malaya Britania (sekarang Malaysia)
Nama Lengkap
Tunku Mahmud Sallehuddin ibni Tunku Badlishah
Nama Takhta


Al Aminul Karim Sultan Sallehuddin ibni Almarhum Sultan Badlishah
Ayah  

Sultan  Badlishah
Ibu      
Sultanah  Asma
Pasangan        
Sultanah Maliha binti Tengku Ariff
Anak
1.      Tunku Sarafuddin Badlishah
2.      Tunku Shazuddin Ariff
Agama
Islam


 

(Gambar Istana Anak Bukit,  Kedah Darul Aman)
Senarai Sultan Kedah yang dulu-sekarang
Bil
Sultan
Pemerintahan
1
Sultan Mudzafar Shah I
1136-1179
2
Sultan Mu’adzam Shah
1179-1201
3
Sultan Muhammad Shah        
1201 – 1236
4
Sultan Mudzaffar Shah II      
1236 – 1280
5
Sultan Mahmud Shah I          
1280 – 1321
6
Sultan Ibrahim Shah  
1321 – 1373
7
Sultan  Sulaiman Shah I         
1373 – 1422
8
Sultan Ataullah Muhammad Shah I
1422 – 1472
9
Sultan Muhammad Jiwa Zainal Adilin I          
1472 – 1506
10
Sultan Mahmud Shah II        
1506 – 1546
11
Sultan Mudzaffar Shah III
1546 – 1602
12
Sultan Sulaiman Shah II        
1602 – 1625
13
Sultan Rijaluddin Mohd Shah
1625 – 1651
14
Sultan Muhyiddin Mansur Shah
1651 – 1661
15
Sultan Dziaddin Mukarram Shah           
1661 – 1687
16
Sultan Ataullah Muhammad Shah II        
1687 – 1698
17
Sultan Abdullah Mu’adzam Shah
1698 – 1706
18
Sultan Ahmad Tajuddin Halim Shah I
1706 – 1709
19
Sultan Muhammad Jiwa Zainal Adilin II         
1710 – 1778
20
Sultan Abdullah Mukarram Shah           
1778 – 1797
21
Sultan Ahmad Tajuddin Halim Shah II           
1797 – 1843
22
Sultan Zainal Rashid Al-Mu'adzam Shah I 
1843 – 1854
23
Sultan Ahmad Tajuddin Mukarram Shah
1854 – 1879
24
Sultan Zainal Rashid Mu'adzam Shah II           
1879- 1881
25
Sultan Abdul Hamid Halim Shah           
1881 – 1943
26
Sultan Badlishah        
1943 – 1958
27
Sultan Abdul Halim Mu'adzam Shah   
1958 – 2017
28
Sultan Sallehuddin     
2017 – sekarang



b)     Biodata Menteri Besar Kedah sekarang
(Yang Amat Berhormat Dato' Seri Dato' Paduka Mukhriz bin Tun Dr. Mahathir, S.P.M.K., D.H.M.S., D.S.D.K., MP, MLA )
Dato' Seri Mukhriz bin Tun Dr. Mahathir (lahir di Kedah, Malaysia, 25 November 1964; umur 54 tahun) adalah seorang politisi Malaysia yang menjadi Menteri Besar Negara Bagian Kedah dari tahun 2013 hingga 2016 dan menjabat kembali pada 11 Mei 2018. Sebelumnya, ia menjabat dalam pemerintahan Malaysia sebagai Deputi Menteri Perdagangan dan Industri Internasional dari 2009 sampai 2013. Ia adalah putra dari Mahathir Mohamad, yang menjadi Perdana Menteri Malaysia dari 1981 sampai 2003 dan menjabat kembali sejak tahun 2018.



Menteri Besar Kedah
(Mulai Menjabat 11 Mei 2018)
Penguasa monarki
Sultan Sallehuddin
Pendahulu
Daerah pemilihan
Jitra, Kedah
Informasi Pribadi
Lahir
Mukhriz bin Mahathir
25 November 1964 (umur 54)
   Kedah, Malaysia
Kewarganegaraan
 Malaysia
Partai politik
a)      Partai Pribumi Bersatu Malaysia (BERSATU) - Pakatan Harapan (2016 - )
b)      United Malays National Organisation (UMNO) - Barisan Nasional (2004 - 2016)
Pasangan
Norzieta Zakaria
Anak
4
Orang tua
Mahathir Mohamad (Bapa)
Siti Hasmah Mohamad Ali (Ibu)
Alma mater
a)      Universitas Sophia, Jepang
b)      Universitas Boston, United States
Pekerjaan
Politisi
Profesi
Pengusaha

5.      Senarai Menteri Kedah yang dulu-sekarang
Bil
Menteri
Pemerintahan
1
Mohamad Sheriff Osman
1948-1954
2
Tunku Ismail Tunku Yahya
1954-1959
3
Syed Omar Syed Abdullah Shahabuddin
1959-1967
4
Syed Ahmad Syed Mahmud Shahabuddin
1967-1978
5
Syed Nahar Syed Sheh Shahabuddin
1978-1985
6
Osman Aroff
1985-1996
7
Sanusi Junid
1996-1999
8
Syed Razak Syed Zain Barakbah
1999-2005
9
Mahdzir Khalid
2005-2008
10
Azizan Abdul Razak
2008-2013
11
Mukhriz Mahathir
2013-2016
12
Ahmad Bashah Md Hanipah
2016-2018
13
Mukhriz Mahathir
2018-sekarang

6.    Jumlah rumah sakit di Kedah
No
Rumah sakit Pemerintah
Rumah sakit Swasta
1
Kedah Medical Centre
2
Hospital Kulim
Putra Medical Centre
3
Hospital Baling



4
Hospital Langkawi

5
Hospital Sik





6

Hospital Kuala Nerang
7
Hospital Yan
8
Hospital Sungai Petani

7.      Kebudayaan setempat Negeri Kedah
a)      Lebaran
i)                    Pakaian
Hari pertama lebaran biasanya orang-orang Kedah mengenakan pakaian tradisional Baju Melayu untuk lelaki dan Baju kurung atau Kebaya untuk wanita.Sangat langka menemukan orang lokal memakai pakaian busana Muslim modern.
ii)                  Musik Lebara
Untuk lagu lebaran,masyarakat Kedah rata-rata memilih musik Evegreen di Jaman P-Ramlee hingga tahun 80-an. Musik yang terkenal adalah lagu dendangan Saloma.Tidak sedikit artis-artis yang mencoba membuat lagu lebaran.Namun hanya bertahan ditahun pertama saja.Sama juga seperti di Singapura mereka juga mempunyai selera yang sama.
iii)                Balik Kampung (Mudik)
Sepertinya Balik kampung merupakan  satu tradisi yang "wajib" diadakan hampir setiap keluarga. Malahan rebutan balik kampung siapa antara suami istri merupakan  masalah klasik tahunan orang Malaysia.Contohnya, berharap untuk bernikah dengan  laki-laki atau perempuan yatim piatu supaya tidak rebutan balik ke kampung siapa.
iv)                Duit Raya
Kalau berlebaran di Kedah,siap-siaplah menukar uang kecil.Setiap orang yang sudah menikah mempunyai kewajipan memberikan uang lebaran untuk anak kecil dan yang masih belajar atau yang belum bekerja. Biasanya duit raya tersebut akan dimasukkan kedalam amplop khusus semacam ang paw sewaktu malam lebaran. Duit raya bukan hanya diserahkan tuan rumah terhadap tamu. Namun tamu yang kebetulan  lagi bertandang kerumah kerabat yang mempunyai anak 10,siap-siaplah menyerahkan amplop untuk anak-anak mereka termasuklah anak orang lain yang kebetulan sedang berkunjung dirumah kerabat kita tersebut. Tidak cukup disitu.Anak-anak kecil di Kedah punya kebiasaan khusus.Setiap kali lebaran mereka dengan mudahnya mengumpulkan organisasi yang terdiri dari anak-anak kecil sebaya mereka.Kegiatan mereka ialah berburu duit lebaran.Anak-anak kecil ini akan mendatangi setiap rumah walaupun rumah orang tidak mereka kenali. Password mereka..Assalamuailakum..kami mau beraya"..artinya tuan rumah harus segera mengitung jumlah anak kecil tersebut dan segera menyerahkan uang ke mereka.
v)                  Open House
Open house ialah semacam halal bihalal.Bedanya halal bihalal lebih bertujuan silaturahmi dan saling mohon maafan.Open house pula lebih ke acara makan-makan yang disediakan si pengundang.Bisa dikatakan Open House merupakan sebuah pop culture Malaysia yang turut diadobsi pemerintah Indonesia saat ini.Secara positifnya Open house bisa mengeratkan hubungan persahabatan dan lebih Fun.
vi)                Memasang lampu pelita
Kemeriahan Lebaran di Kedah tidak akan lengkap bila para keluarga tidak memasang pelita (lampu minyak) di kompleks mereka. Memiliki pelita adalah cara untuk menunjukkan kegembiraan dari Hari Raya dan untuk menyambut tamu ke rumah mereka. Tanpa pelita, Hari Raya tidak akan sama bagi masyarakat Kedah.
Pelita  yang menyala di sekitar pukul 19.00 akan terus menyala hingga keesokan  harinya.
b)     Bahasa
Bahasa Melayu Kedah boleh dibahagikan kepada beberapa sub-dialek, antaranya Kedah Pesisir (Standar), Kedah Utara, Perlis-Langkawi, Pulau Pinang, Satun dan lain-lain.
Bahasa Melayu Kedah
بهاس ملايو ﻗﺪﺡ
Bahasa Utara
Dituturkan di  Malaysia, Thailand, Myanmar
Wilayah : Kedah, Pulau Pinang, Perlis, Perak Utara (Malaysia), Satun, Phuket. Hat Yai, Songkhla, Phattalung (Thailand), Tanintharyi (Myanmar)
Rumpun bahasa : Austronesia
a)      Melayo-Polinesia
b)      Melayo-Polinesia Inti
c)      Sunda-Sulawesi
d)     Melayik
e)      Melaya
f)       Melayu lokal
g)      Bahasa Melayu Kedah
بهاس ملايو ﻗﺪﺡ





Bahasa Melayu Kedah
Bahasa Melayu Standar
Hang
Kamu
Cek
Saya
Hangpa
Kalian
Pi
Pergi
Mai
Datang, Mari
Awat, Pasepa
Mengapa
La
Sekarang
Sat
Sebentar, Sekejap
Ketegaq
Degil
Kot
Mungkin, Barangkali
Gerek
Basikal

c)      Setiap kali bertemu dengan orang yang lebih tua atau wanita, sebaiknya menyapa terlebih dahulu dengan gerakan tubuh yang sopan.
d)     Ketika memasuki, meninggalkan sesebuah tempat atau melewati seseorang, maka harus membungkukkan badan secara moderat, dengan ekspresi “meminta izin”.
e)      Jangan sekali-kali menyentuh seseorang yang berlawanan jenis sekalipun sudah merasa dekat (akrab).
f)       Selalu menggunakan tangan kanan dalam banyak aktifitas seperti makan, berjabat tangan atau meminta izin ketika melewati/berpapasan dengan orang lain.
g)      Orang Kedah menyukai makan dengan tangan supaya lebih kenyang
h)      Orang Kedah cukup berlaku santai, jadi sebaiknya hindari sikap grasa-grusu atau terburu-buru yang kemungkinan akan membuat mereka tidak nyaman ketika berkomunikasi dengan anda.





BAB II
Sejarah Negeri Kedah
1.      Sejarah Negeri Kedah
Sebagai sebuah historiografi, Al-Tarikh Salasilah Negeri Kedah Darul Aman mencatatkan asal usul negeri Kedah yang bermula dengan nama Qalha, tempat pertemuan empat buah kuala sungai, iaitu Sungai Qilah (Kuala Merbok), Kuala Bahang (Kuala Kedah), Kuala Merpah(Kuala Murpah) dan Kuala Bara. Raja Kedah pula bermula dengan Maharaja Derbar Raja yang berasal dari Parsi. Setelah mengalami kekalahan dalam perang, Maharaja Derbar Raja melarikan diri sehingga sampai ke Qalha lalu mengasaskan pemerintahan baginda di situ. Maharaja Derbar Raja juga dicatatkan telah membuka Kota Langkasuka. Sumber dan tarikh berlakunya peristiwa yang berhubungan dengan kedatangan Maharaja Derbar Raja dari Parsi tiada dinyatakan oleh Muhammad Hassan, dan hal ini boleh menimbulkan tanda tanya kepada pembaca. Dalam Hikayat Terung Pipit, ada tercatat nama Kedah sebagai Negeri Lindung Bulan Kedah Tua.
Selepas kemangkatan Maharaja Derbar Raja, pemerintahan Qalha diteruskan oleh beberapa orang zuriat baginda sehinggalah ke zaman pemerintahan Seri Paduka Maha Jiwa yang meramaikan Pulau Langkawi. Seri Paduka Maha Jiwa digantikan oleh putera baginda yang bernama Seri Paduka Derbar Raja. Pada tahun 531 Hijrah, Syeikh Abdullah tiba di Qalha dari Yaman dan mengislamkan Seri Paduka Maharaja Derbar Raja serta menukar nama baginda kepada Sultan al-Muzaffar Syah. Nama Qalha pula ditukar menjadi Kedah Darul Aman. Kedatangan Syeikh Abdullah dari Yaman merupakan suatu peristiwa yang sangat penting  dalam sejarah Kedah terutamanya dari sudut pengislaman raja Kedah dan penukaran nama Kedah yang berkekalan sehingga ke hari ini. Tarikh 531 Hijrah tersebut adalah bersamaan dengan tahun 1136 Masihi, suatu tarikh yang jauh lebih awal daripada Batu Bersurat Terengganu (1303) atau  kedatangan Islam ke Melaka sekitar awal abad ke-15 Syeikh Abdullah kemudian telah membina sebuah menara di puncak Gunung Jerai dan akhirnya meninggal dunia di situ (Padang To’ Syeikh).  
Al-Tarikh Salasilah Negeri Kedah Darul Aman seterusnya menceritakan beberapa peristiwa penting yang berlaku dalam zaman pemerintahan zuriat sultan Kedah mengikut kronologi masa lengkap dengan catatan tarikhnya. Pembangunan Kedah tergambar melalui pembukaan bandar yang baharu, pembinaan bangunan, jalan raya, sungai, parit, sawah, dan demikian juga dengan kemajuan dalam urusan perdagangan, pendidikan, agama, dan sebagainya. Sultan Muhammad Jiwa telah membuka Kota Setar pada tahun 1148 Hijrah (1735) dan Kota Anak Bukit pada tahun 1151 Hijrah (1738). Sultan Abdullah Mukarram Syah menitahkan pembinaan kota batu di Kuala Bahang (sekarang Kota Kuala Kedah). 
Pada tahun 1205 Hijrah (1790) Sultan Abdullah Mukarram Syah membuat surat perjanjian dengan Kapten Light untuk menyerahkan Pulau Pinang kepada Syarikat Hindia Timur “selagi ada matahari dan bulan”. Syarikat Hindia Timur akan membayar sebanyak 6000 ringgit setahun kepada sultan Kedah. Sementara, Sultan Dhia’uddin Mukarram Syah pada tahun 1217 Hijrah (1802) telah membuat surat perjanjian dengan Sir George Leith Baronet untuk menyerahkan Seberang Perai kepada Syarikat Hindia Timur. Syarikat tersebut berjanji akan membayar 4000 ringgit setahun kepada Sultan Abdullah Mukarram Syah hingga anak cucunya “selagi ada matahari dan bulan”. Kedua-dua perjanjian yang sudah berusia melebihi 200 tahun tersebut sewajarnya diberi penilaian semula oleh kerajaan Negeri Kedah pada hari ini.
Di samping itu, raja-raja Kedah tidak terlepas daripada berbagai-bagai ancaman peperangan terutamanya dengan Aceh, Siam, dan Inggeris. Ada pembesar yang tertuduh sebagai pengkhianat (seperti Tengku Yaakob) dan ada pembesar yang disanjung sebagai pembela kerajaan (seperti Tengku Anom). Penceritaan berakhir sehingga ke zaman pemerintahan Sultan Abdul Hamid Halim Syah yang menaiki takhta Kedah pada tahun 1881dalam mana kuasa dan pengaruh Inggeris semakin kuat mencengkam pentadbiran istana kesultanan Kedah. Beberapa siri perang antara Kedah-Siam ada diceritakan oleh Muhammad Hassan yang memiliki persamaan dan perbezaannya berbanding dengan cerita perang KedahSiam seperti tersurat dalam Syair Sultan Maulana.
Sebagai seorang pengarang pada awal abad ke-20, Muhammad Hassan masih kuat terikat dengan konvensi penulisan sejarah istana kesultanan Melayu, menulis berdasarkan sumber-sumber yang ada di istana, malah juga perlu mengikut kehendak raja pemerintah kerajaan. Dalam hal ini ternyata Muhammad Hassan telah meninggalkan penulisan yang berasaskan hikayat dan mitos seperti yang banyak muncul dalam Hikayat Terung Pipit dan Hikayat Merong Mahawangsa. Sebaliknya beliau lebih berpusat kepada menceritakan sejarah kesultanan Kedah mengikut kronologi masa dengan memberikan tumpuan kepada raja, pembesar dan alim ulama yang berperanan dalam sejarah Kedah pada satu-satu masa itu. Nilai sebenar penulisan sejarah yang tersurat dalam Al-Tarikh Salasilah Negeri Kedah Darul Aman  memerlukan pelbagai kajian yang lebih mendalam daripada para sarjana, termasuk secara membandingkannya dengan dokumen-dokumen sejarah Kedah yang lain.   
Di sepanjang sejarahnya sejak zaman- berzaman yang mencatatkan bahawa negeri Kedah adalah sebuah tempat persinggahan, pelabuhan dan  negeri yang kaya dengan hasil mahsulnya. Menurut catatan ahli pengembara sejarah China seperti I-Ching, menyatakan Kedah ataupun dikenali juga dengan gelaran panggilan Chia-cia di kalangan pedagang-pedagang China pada satu ketika oleh para pedagang yang sentiasa datang memperdagangkan hasil mahsul mereka ke negeri Kedah.Dan  negeri Kedah adalah pasti secara langsungnya terlibat sebagai tempat persinggahan, sebagai pelabuhan, pusat perdagangan dan pemerintahan yang masyhur pada saat kegemilangannya di persada antarabangsa pada satu ketika.
Para pedagang yang datang ke negeri Kedah pada abad  ke7-16M samada yang datang dari Negara Arab, India, Parsi, China atau  sebagainya telah mengenali negeri Kedah sebagai salah sebuah  pusat pelabuhan, pusat perdagangan serta menjadi pelabuhan yang aktif di Asia Tenggara.  Namun begitu apa yang lebih menarik tentang negeri Kedah ialah  tidak dinafikan dalam sejarah, Kedah  telah merakamkan bahawa ia juga telah muncul dan  terlibat seiring serta sejajar dengan kebangkitan para pendakwah serta  kebangkitan  para  ulama demi kelangsungan dan juga kemajuan  negeri Kedah dalam pembangunan jasmani, spiritual dan juga material sebagai pusat penyebaran agama Islam dan pusat perkembangan agama Islam.
Kerajaan Kedah  pernah menjadi salah satu kerajaan  purba yang terbesar di Nusantara. Kerajaan ini membentang daripada Divisi Tanintharyi di selatan Myanmar sehingga ke bahagian utara Semenanjung Tanah Melayu. Empayar Kedah juga pernah meliputi seluruh bahagian selatan Thailand. Ini menyebabkan sehingga ke hari ini majoritas Melayu Myanmar dan sebahagian Melayu Thailand berketurunan daripada Melayu Kedah.
2.    Masa Pembentukan Negeri Kedah
Diperkirakan, Negeri Kedah yang merupakan cikal bakal terbentuknya Kesultanan Kedah bermula dari pembentukan pelabuhan pada abad ke-5. Ketika pelabuhan maritim ini berkembang pesat, kawasan ini menjadi ramai karena letaknya yang strategis berada di tengah-tengah antara India dan negara-negara Arab di sebelah barat dan China di sebelah  timur. Negeri Kedah kemudian menjadi kota pelabuhan yang berkembang pesat, yang dikunjungi oleh para pedagang dari Arab, Parsi, China, Eropa, dan India.
Di wilayah ini terdapat sejumlah peninggalan prasejarah yang dapat dijadikan bukti adanya Negeri Kedah, yaitu berupa gua-gua batu kapur yang merupakan tempat tinggal nenek moyang prasejarah, seperti di Kubang Pasu, Kota Star, dan Baling. Di wilayah ini terdapat sebuah gunung yang sangat indah di pesisir pantai, yang dapat dilihat oleh para pelaut yang kebetulan menyusuri Laut Hindia.
Pada masa awal pembentukannya, Negeri Kedah banyak dipengaruhi oleh negeri serantau, seperti Negeri Funan dan juga kerajaan lainnya, seperti Kerajaan Sriwijaya. Institusi politik dan pemerintahan negeri ini pernah dipengaruhi oleh warisan agama Hindu dan Buddha dari India. Pengaruh dua agama tersebut sangat penting dalam awal mula pembentukan Negeri Kedah. Banyak masyarakat di negeri ini yang memeluk agama Hindu dan Buddha.
Masuknya Islam  ke Negeri Kedah kemudian mempengaruhi institusi politik dan pemerintahan yang sudah  mapan itu. Banyak penduduk di negeri ini yang telah memeluk Islam sejak abad pertama Hijriah. Bukti sejarahnya adalah banyaknya pedagang dari negeri Arab yang datang ke negeri ini. Pada abad ke-9 dan 10, banyak orang Islam di China yang melarikan diri ke Negeri Kedah untuk mencari perlindungan. Hal itu disebabkan karena adanya pemberontakan di Canton pada tahun 878 yang melibatkan para pedagang dari Arab. Bukti sejarah lain adalah ditemukannya batu nisan di Tanjung Inggris, Langgar, pada tahun 1962. Di nisan ini tercatat nama Sheikh Abdul Kadir Ibn Husin Shah Alam (Aliran), tanggal 29 Hijriah (651 Masehi) atau 290 H (920 M).
Sejak masuknya Islam ke Negeri Kedah terjadi pula proses Islamisasi terhadap sejumlah raja. Penulis-penulis istana pada saat  itu banyak yang mencatat bagaimana proses pengislaman raja pertama di Negeri Kedah sebagai peristiwa yang sangat penting karena sebagai zaman baru Negeri Kedah. Dalam hal ini, ada dua versi yang berbeda tentang siapakah yang mengislaman Raja Kedah I. Menurut catatan al-Tarikh Salasilah Negeri Kedah, raja pertama di Negeri Kedah, Seri Paduka Maharaja Durbar Raja, telah diislamkan oleh Syeikh Abdullah bin Syeikh Ahmad al-Qaumiri pada tahun 531 H (1136 M). Setelah memeluk Islam ia diberi nama baru, Sultan Muzaffar shah, dan Negeri Kedah dikenal sebagai Darul Aman. Sedangkan menurut Hikayat Merong Mahawangsa, Syeikh Abdullah al-Yamani pernah ditugaskan oleh gurunya Syeikh Abdullah Baghdad untuk mengislamkan Raja Kedah pada saat itu, Raja Phra Ong Mahwangsa. Menurut cerita dalam hikayat ini, Syeikh Abdullah al-Yamani pernah tergoda oleh iblis selama dalam pengembaraannya. Iblis juga menggoda Raja Phra Ong Mahwangsa agar meminum arak. Syeikh Abdullah al-Yamani kemudian dapat mengatasi godaan iblis tersebut dan secara tiba-tiba ia berada di hadapan Raja Phra Ong Mahwangsa dan memintanya agar mau memeluk Islam. Setelah memeluk Islam, Raja Phra Ong Mahwangsa bertukar nama menjadi Sultan Muzaffar Shah.
3.    Masa Pembentukan Kesultanan Kedah
Tidak ada bukti jelas yang mengungkap fakta awal mula terbentuknya Kesultanan Kedah. Berdasarkan sumber-sumber sejarah tradisional Negeri Kedah yang ditulis pada masa Islam, kesultanan ini berdiri sebagai bentuk akulturasi budaya dalam negeri dengan pengaruh luar. Bentuk akulturasi yang sangat ketara adalah pertemuan budaya Arab-Islam dengan budaya masyarakat Melayu. Penulis-penulis istana cenderung memutus hubungan kebudayaan Hindu-Buddha yang datang dari India dengan langsung menarik garis akulturasi Arab-Islam dan Negeri Kedah. Namun demikian, pengaruh Hindu-Buddha tetap dianggap penting, terutama pada masa awal pembentukan Negeri Kedah.
Dalam sumber-sumber sejarah tradisional, disebutkan bahwa pembentukan Kesultanan Kedah tidak terlepas dari fenomena “manusia agung”, yang dianggap sebagai penggagas awal kesultanan ini. Hanya keturunan dari penggagas ini saja yang berhak menjadi sultan. Meski demikian, dalam proses suksesi kepemimpinan sering terjadi konflik dan perebutan kekuasaan karena berbagai faktor.
Ada dua versi perihal keturunan sultan Kedah, yaitu versi al-Tarikh Salasilah Negeri Kedah (ASNK) yang disusun pada tahun 1928 dan versi Hikayat Merong Mahawangsa (HMM). Dato‘ Hj. Wan Shamsudin Mohd. Yusuf  mengatakan bahwa ASNK  merupakan satu-satunya sumber buku yang memuat fakta sejarah Kesultanan Kedah dan dapat dipertanggungjawabkan. Apalagi, ASNK ditulis oleh anak negeri sendiri, yaitu Muhammad Hassan bin Dato‘ Kerani Muhammad Arshad. Menurut Dato‘ Hj. Wan Shamsudin Mohd. Yusof, HMM tidak bisa dijadikan sebagai sumber silsilah Kesultanan Kedah yang lengkap karena beberapa sebab. Sebab yang paling utama adalah bahwa HMM merupakan karya “historiografi” (sastra sejarah) yang sifatnya sama seperti karya-karya yang sejenis, seperti Hikayat Raja-raja Pasai, Sulalatus-Salatin atau Sejarah Melayu. Karya-karya semacam itu tidak mementingkan pentarikhan atau tahun berlakunya suatu peristiwa. Meski adanya perbedaan dua sumber tersebut, di bawah ini akan dibahas bagaimana sejarah silsilah Kesultanan Kedah.
Pertama, menurut Hikayat Merong Mahawangsa, keturunan sultan Kedah dihubungkan dengan bangsa Rom. Penggagas kesultanan ini adalah Merong Mahawangsa yang pernah menaklukkan Maharaja Rom dan kemudian melangsungkan perkawinan dengan Puteri Maharaja dari China. Rombongan Merong Mahawangsa suatu ketika pernah diserang oleh sekelompok penjahat di perairan Kedah, sehingga menyebabkan dirinya terdampar di pantai. Dalam perkembangan selanjutnya, ia diangkat oleh masyarakat Negeri Kedah sebagai raja mereka.
Kedua, menurut al-Tarikh Salasilah Negeri Kedah, Kesultanan Kedah memiliki hubungan dengan sebuah kerajaan di Parsi yang dikenal sebagai Kerajaan Gumarun. Penggagas pendirian Kesultanan Kedah adalah Maharaja Durbar Raja. Ceritanya, ia beserta sejumlah pengikutnya pernah melarikan diri dari Kerajaan Gumarun. Mereka melakukan pengembaraan melalui laut hingga tiba di Kedah. Rakyat Kedah kemudian mengangkat Maharaja Durbar sebagai raja mereka.
Di samping dua versi utama di atas, ternyata ada versi lain yang menghubungkan fenomena “manusia agung” ini dengan berdirinya Kesultanan Kedah. Mustafa Tam (1962), misalnya, menghubungkan Kesultanan Kedah dengan dinasti Maurya di India. Namun, tidak dapat dipastikan bagaimana asal-usul silsilah Kesultanan Kedah dengan dinasti Maurya tersebut

. 
4.    Asal Usul Negeri Kedah
Ramai sejarawan yang menganggap Kedah sebagai negeri yang tertua sekali di Tanah Melayu. Pendapat ini diasaskan kepada penemuan arkeologi yang terdapat di kawasan-kawasan terbabit di Kedah yang membuktikan adanya penempatan-penempatan secara teratur semenjak kurun  ke - 4 lagi. Daripada penemuan-penemuan arkeologi, pernah dijumpai bukti yang menunjukkan bahawa kawasan utara semenanjung telah didiami manusia purba semenjak zaman 'Pleistocene' lagi. Di antara alat-alat yang dijumpai termasuklah bahan bercucuk tanam. Daripada kajian yang dibuat didapati bahawa penduduk- penduduk di kawasan tersebut pada ketika itu terdiri daripada golongan orang- orang Melayu -Proto (Proto-Malaya). Mereka hidup dengan menjalankan kerja- kerja bertani di kawasan  pendalaman rendah terutamanya di tepi-tepi sungai. Penduduk-penduduk awal itu mula menunjukkan kemajuan apabila mereka menggunakan alat-alat yang di buat daripada logam.
5.    Asal-usul Nama Kedah
Bagi Sejarah Kedah, terdapat dua lagi bahan rujukan yang terkenal iaitu Hikayat Merong Mahawangsa yang ditulis selepas tahun 1643 dan al tarikh salasilah Negeri Kedah dalam tahun 1927. Maklumat mengenai sejarah awal Kedah  boleh diperolehi daripada unsur-unsur Arab, Parsi, Sanskrit dan Cina.
6.    Asal Nama Kedah - Arab dan Parsi
Unsur-unsur Arab dan Parsi banyak memperkatakan mengenai Kedah yang disebut sebagai " Kilah" (Ibnu Khurdadhbih 846) atau "Kalah" (Ibnu Muhalhal, 941) atau "Qalha", "Qalha" ini dikatakan mempunyai empat buah daerah iaitu Kuala Qilah (Kuala Sungai Merbok sekarang) Kuala Bahang (Kuala Kedah) , Kuala Merpah di Pulau Panjang dekat Setoi (di sempadan Siam) dan Kuala Bara (sebuah Kuala Sungai di kawasan Setoi).
7.    Asal Nama Kedah - Penulisan Sanskrit
Terdapat juga rujukan mengenai Kedah dalam tulisan-tulisan Sankrit yang menyebut Kedah sebagai "Kataha" atau "Kadara" dan tulisan-tulisan Tamil yang menyebur Kedah  sebagai "Kadaram" atau "Kalagam". "Kadaram" bermakna kuali besar dan "Kalagam" pula bermakna warna hitam. Mengikut Wilkinson nama Kedah berasal daripada perkaraan "Kheddah" yang bermaksud perangkap gajah. Ada pula pendapat yang menyatakan bahawa nama Kedah berasal daripada perkataan Arab. "Kedah" yang bermakna gelas berkaki. Pada zaman itu terdapat ramai pedagang Arab yang menjual gelas berkaki disana sini. Mereka sering meneriak perkataan "Kedah" untuk menarik perhatian para pedagang kepada barang dagangan mereka. Daripada hasil penulisan sejarah pedagang­ pedagang China dan kronikel pelayaran mereka terdapat rujukan Kedah dalam pelbagai sebutan. Begitu juga dengan unsur-unsur Siam dan Jawa yang juga menyebut Kedah dengan gaya yang tersendiri.
8.    Asal Nama Kedah - Unsur China
Dari unsur-unsur China, yakni semasa Dinasti Liang (502 - 665) Kedah disebut sebagai "Langgasu" atau " Langa" (atau Langkasuka). Dari penulisan I-Ching (kurun ke-7) Kedah kerapkali pula disebut sebagai "Chiah-Chin" atau "Kie Ta'a"ataupun "Kieteha". Dilaporkan bahawa penduduk-penduduknya mula menduduki kawasan itu dalam kurun pertama sebelum Masihi. Sehingga ke hari ini masih menjadi tanda Tanya di mana sebenarnya kedudukan kerajaan Langkasuka itu. Penulis dan sejarawan Winstedt menganggap Langkasuka, yang disebut juga dalam Hikayat Marong Mahawangsa sebagai nama Kedah dalam bentuk penulisan sastera. Pakar sejarah seperti Quaritch Wales, ahli arkeologi British; G, Coedes, ahli arkeologi Perancis dan Dr. Linehan, sejarawan dan bekas Pengarah Muzium di Tanah Melayu (1948 -1951), menempatkan Langkasuka di kawasan Sungai Bujang. Daripada kronikel China zaman Dinasti Tang (618 - 916) Kedah disebut sebagai "Kora" atau "Kola". Raja Kora dikatakan mempunyai nama keluarga "Sri Pura" dan namanya sendiri ialah Misi Pura. Pengembara Cina, Chao Ju Kua (yang menulis dalam tahun 1250) menyebut Langkasuka sebagai kawasan yang ditakluk oleh Palembang.
9.    Asal Nama Kedah - Penemuan Kajian
Penulis The Study Of Ancient Timesin The Malay Peninsula and Straids Malacca. Roland Braddell menyatakan Kedah pernah disebut sebagai "Gedda". Nama itu dikaitkan dengan perkataan Hindustan "Khadar" yang bermaksud tanah yang sesuai untuk tanaman padi. " Kidara" dalam bahasa Sanskrit juga mempunyai makna yang sama. Lagi satu nama untuk Kedah  ialah "Kala" dalam bahasa Parsi yang bermakna Kota. Diriwayatkan bahawa Raja Kedah yang kedua telah membina sebuah Kota di sebuah tempat yang bemama Serokam. "Serokam" dikaitkan dengan perkataan Hindustan "Sara"yang bermaksud bangunan dan "Kami" yang bermaksud urusan.
Quaritch Wales yang banyak menjalankan kajian arkeologi di Kedah telah menjumpai tapak kota di Serokam. Unsur-unsur India merekodkan perihal "Kataha" nama Kedah tua yang telah ditawan oleh Raja-Raja Chola dari India dalam kurun ke-11. Kataha diperintah oleh seorang yang bernama Sri Visaya. Seterusnya, Kedah dikatakan pernah terletak di bawah kuasa Palembang diikuti dengan kuasa raja-raja Chola dan kemudian kuasa Majapahit. Syair Nagara Kretagama (1365) menyebut nama "Kedah" dan "Langkasuka" sebagai kawasan-kawasan yang dikuasai oleh Majapahit. Sehingga akhir kurun ke-14, Kedah masyhur sebagai pusat perdagangan bijih timah tetapi selepas kejatuhan Palembang dan kemerosotan kuasa Majapahit, Kedah jatuh ke bawah kuasa Siam.
Barbosa, penulis portugis yang menulis dalam tahun 1516, menyatakan bahawa Kedah adalah pusat dagangan pelbagai jenis barangan. Kapal-kapal Arab datang dari merata tempat untuk berdagang. Di Kedah terdapat banyak lada hitam yang dibawa keluar ke China melalui Melaka. Godinho De'Eredia, ahli kartografi Portugis yang menulis diantara tahun-tahun 1597 - 1600 memberi gambaran mengenai pelabuhan di Kedah yang katanya dipenuhi dengan bangunan yang dibuat daripada nibong.
Unsur tempatan yang terkenal mengenai sejarah Kedah ialah Hikayat Marong Mahawangsa yang mengisahkan sejarah awal Kedah. Ramai sejarawan menggunakan Hikayat ini sebagai rujukan, walaupun unsur itu diakui banyak bercampur-baur dengan kisah-kisah yang terkeluar daripada sejarah. Satu lagi unsur tempatan yang popular ialah AI-Tarikh Salasilah Negeri Kedah, Karya Haji Hassan Haji Arshad, seorang pegawai tinggi istana. Dengan menggunakan Hikayat Marong Mahawangsa dan AI-Tarikh Salasilah Negeri Kedah, seseorang dapat membina perjalanan sejarah  negeri Kedah khususnya Salasilah Kesultanan Kedah dari kurun ke-13 hingga ke hari ini.
Ada beberapa maklumat diceritakan secara lisan yang menceritakan tentang makna nama  sebuah negeri di utara tanah air kita iaitu makna perkataan Kedah. Makna negeri Kedah dalam bahasa Melayu Siam ialah sebenarnya dikatakan berasal dari perkataan Kedat.
Nama dan perkataan Kedat ini membawa maksud dalam  istilah sebagai kertas ataupun watikah dan dalam bahasa Thai pula, ianya disebut sebagai Kradat. Watikah yang digambarkan sebagai maksud kepada perkataan Kedat ini adalah satu amanat yang dibawa oleh Merong Mahawangsa ke Nusantara.
Setelah Maharaja Empayar Islam China Dinasti Tang Maharaja Sai Tee Song pada tahun 650M memeluk Islam, baginda telah mengarahkan cucunya iaitu Sultan Muzaffar Shah Merong Mahawangsa untuk membuka sebuah kerajaan di Nusantara.
Ada juga yang menyatakan bahawa nama negeri Kedah ini sebenarnya berasal daripada perkataan Mangkuk Padi. Pihak British dikatakan telah cuba untuk menukar nama Kedah yang asalnya bermaksud Watikah kepada negeri Kedah yang membawa maksud Mangkuk Padi dan usaha-usaha tersebut bermula pada zaman Sultan Muhammad Jiwa Zainal Adilin Shah II (Sultan Kedah ke 19) lagi.
Sultan Kedah juga ada mencipta mata wangnya yang tersendiri dengan menulis Kedah dan Kapten Francis Light yang mana pada masa itu beliau sering kali buat rondaan dari pelabuhan Culcutta sehingga ke Kepulauan Andaman dan Pulau Puket untuk mencari kelemahan kerajaan negeri Kedah.
Hendak dijadikan cerita pada satu  ketika, pihak British berjaya mengesan kelemahan yang ada dimana Kota Star pada masa itu dibawah jagaan Paduka Seri Sultan Perdana Menteri Kedah Muhammad Jiwa dan pihak British berjaya menghasut Paduka Seri Sultan ini dengan mengatur rancangan mengatakan bahawa baginda layak menjadi Raja Melayu di Nusantara.
Dalam tahun 1920 sewaktu zaman pemerintahan Sultan Abdul Hamid Halim Shah (Sultan Kedah ke 26), negeri Kedah berada di bawah pengaruh British dan pada negeri Kedah mula mencipta benderanya yang tersendiri. Hal ini ada ditulis dalam buku Lindungan Bulan muka surat 22 keluaran sempena hari Konvensyen Sejarah Kedah 28 November 1981 hingga 2 Disember 1981.
Dalam tahun 1982, seorang penduduk kampung di Mukim Padang Mat Sirat, Pulau Langkawi telah menemui beratus-ratus keping wang syiling keluaran empayar kerajaan Kedah Tua yang berusia beratus-ratus tahun dahulu.
Penemuan ini adalah  penemuan yang amat penting dalam sejarah negeri Kedah dan negara Malaysia kerana kerana bukan hanya sekeping dua ditemui malah dalam sebuah botol yang dibuat daripada tanah masih lagi berada dalam keadaaan yang baik.
Permukaan wang syiling yang dijumpai itu dibuat daripada perak yang dicampurkan tembaga dengan jelas menunjukkan tertulisnya negeri Kedah dan belakangnya tercatat nama Muhammad Shah. Keadaan wang syiling itu agak kekuning-kuningan dan berukuran kira-kira 15 mm dan berat puratanya ialah 1.9 gram.
Tidak dilupakan juga tentang perihal lambang atau  jata negeri Kedah yang asal dikatakan telah ditukar sewaktu dibawah pengaruh British daripada lambang bunga teratai kepada sebuah perisai tentera yang dicatat di dalamnya dengan perkataan Negeri Kedah.


BAB III
TEMPAT WISATA
1.    Tempat-tempat penting di Negeri Kedah
a)      Makam Mahsuri
Mahsuri merupakan seorang gadis kelahiran Pulau Langkawi. Beliau dilahirkan oleh pasangan Pandak Mayah dan Endah Alang pada penghujung kurun ke-18 Masihi di Kampung Ulu Melaka, Langkawi. Mahsuri turut digelar sebagai Puteri Mahsuri dan dengan jolokan Puteri Langkawi.
Kehidupan dan sejarah Mahsuri telah dilitupi lagenda pulau tersebut yang sememangnya terkenal dengan lagenda dan kisah rakyatnya. Kisah yang paling popular tentang kehidupan beliau adalah ketika saat akhir sebelum beliau dibunuh yang hingga kini dijadikan sebagai bahan untuk persembahan teater bangsawan hinggalah kepada cerita kanak-kanak.
b)    Kehidupan
Menurut anggaran, kehidupan awal Mahsuri adalah ketika Langkawi di bawah pemerintahan Sultan Abdullah Mukarram Shah III (1778-1797) dan Sultan Ziyauddin Mukarram Shah II ibni al-Marhum Sultan Muhammad Jiwa Zainal Azilin Muadzam Shah (1797-1803) iaitu ketika Pandak Mayah baru sahaja berhijrah ke Langkawi.
Dikhabarkan bahawa pasangan Pandak Mayah dan Cik Alang telah datang dari Kampung Kemala, Phuket, Thailand ataupun dahulunya dikenali dengan nama (Siam). Mereka berhijrah ke Langkawi untuk mengubah keadaan hidup mereka bagi menjadi lebih baik. Pada masa itu pasangan suami isteri ini bekerja sebagai petani dan pencari rotan.Lama kelamaan rezeki mereka semakin murah hinggakan mereka telah  mampu membeli tanah dari masyarakat setempat. Diceritakan juga oleh orang lama-lama di Langkawi bahawa keluarga Pandak Mayah ini telah menjalankan perniagaan kemenyan serta sarang burung. Ini telah melipat kali gandakan lagi rezeki mereka sekeluarga sehingga mereka ini menjadi salah satu keluarga yang berada di Langkawi.
Pandak Mayah boleh dikatakan sabagai orang yang berada di Langkawi kerana mempunyai tanah sawah yang luas dan terlibat dengan perniagaan sarang Burung Layang-layang Padi.
Apabila rezeki mereka sudah melimpah ruah, maka atas kuasa Tuhan dikurniakan pula keluarga Pandak Mayah ini seorang cahaya mata perempuan. Pandak Mayah telah menamakan bayi perempuan itu dengan nama Mahsuri. Sesetengah sumber memberitahu bahawa Mahsuri juga turut dikenali dengan nama timangannya iaitu Siti. Mahsuri membesar dan diasuh dengan penuh adat resam serta tata susila oleh kedua orang tuanya. Sejak zaman kanak-kanak lagi Mahsuri telah menunjukkan ciri-ciri luar biasa dimana dia tidak seperti kanak-kanak yang lain. Mahsuri sering menonjol dikalangan rakan sepermainannya kerana dikatakan dia sering memakai pakaian berwarna hitam, ini adalah warna kegemarannya, disamping itu, dari segi paras rupanya yang tak jemu mata memandang, dari segi tutur katanya dan tingkah lakunya yang penuh sopan santun cukup melambangkan betapa tingginya budi pekerti dan akhlak Mahsuri. Sehinggalah meningkat dewasa, ciri-ciri kewanitaannya lebih terserlah, dengan wajah yang cantik rupawan, serta hati budi yang yang sangat baik. Sehinggakan menjadi buah mulut seluruh penduduk Langkawi dan akhirnya sampailah ke telinga Wan Yahya turut dikenali dengan nama Dato Pekermajaya. Dia adalah wakil sultan untuk memerintah Langkawi pada masa tersebut.
Mahsuri dikahwinkan dengan seorang pemuda dan pahlawan tempatan iaitu Wan Derus, iaitu adik kepada wakil Sultan di Langkawi, Datuk Pekerma Jaya dan Wan Mahora.
c)    Fitnah
Ketika pemerintahan Sultan Ahmad Tajuddin Halim Shah II ibni al-Marhum Sultan Ziyauddin Mukarram Shah (1803-1843), hubungan Kedah-Siam menjadi keruh. Mahsuri hamil ketika Wan Derus keluar dari Langkawi (tidak diketahui tujuannya tetapi sumber menyatakan beliau berperang dengan tentera Siam di Kuala Kedah). Sepeninggalan beliau, Mahsuri dikhabarkan tinggal bersama ibu bapanya. Ketika waktu tersebut, Deramang, seorang penyair kembara (sesetengah sumber mengatakan beliau peniaga berasal dari Sumatera) singgah di Langkawi. Kebolehannya menambat hati penduduk Langkawi lalu dengan ihsan ibu bapa Mahsuri, Deramang tinggal di rumahnya untuk mengajarkan syair dan dendang.
Kepandaian Deramang dalam bersyair menaikkan nama Mahsuri sebagai tuan rumah dan menimbulkan kecemburuan Wan Mahura, kakak iparnya sebagai isteri pembesar Pulau Langkawi. Kelahiran anak Mahsuri, Wan Hakim, mencetuskan fitnah apabila Wan Mahura menuduh Mahsuri bermukah (melakukan hubungan sulit) dengan Deramang.
Atas sebab itu, Mahsuri dan Deramang ditahan dan dijatuhkan hukuman bunuh oleh Dato Pekermajaya abang iparnya sendiri setelah termakan hasutan isterinya. Tanpa menunggu Wan Derus pulang, Mahsuri dan Deramang di bawa ke Padang Matsirat, pusat Langkawi ketika itu, untuk dijatuhkan hukuman. Mahsuri diikat di sebuah batang pokok dan ditikam dengan tombak. Menurut lagenda, tombak yang digunakan tidak dapat menembusi tubuh Mahsuri. Akibat terseksa,Mahsuri mendedahkan bahawa dia hanya dapat ditikam dengan tombak sakti (terdapat pihak yang menyatakan bahawa senjata itu adalah keris kepunyaan nenek moyangnya) yang terdapat di dalam  rumahnya.
Kata-kata terakhir Mahsuri amatlah masyhur apabila ia seringkali diulang dalam mana-mana persembahan. Ayat-ayat terakhir Mahsuri adalah berupa sumpahan untuk tidak menghalalkan darahnya jatuh ke bumi kerana beliau mangsa fitnah dan mengutuk pulau Langkawi untuk tidak tenteram dan permai ibarat padang jarak padang tekukur selama tujuh keturunan.
Walaupun dipujuk dan dirayu ibu bapa Mahsuri, hukuman tetap dijalankan dan Mahsuri dibunuh tanpa dosa yang dituduh. Menurut lagenda, Mahsuri mengalirkan darah berwarna putih hanya kerana kata-katanya yang tidak menghalalkan darahnya jatuh ke bumi. Deramang turut dibunuh kemudiannya walaupun bertindak ganas. Mahsuri dikebumikan oleh ibu bapanya bersebelahan dengan harta tebusan yang ingin digunakan untuk menebusnya. Mahsuri dikatakan meninggal pada tahun 1819 Masihi bersamaan 1235 Hijrah.
d)   Sumpahan  Mahsuri
Seminggu selepas Mahsuri dibunuh, Wan Derus pulang setelah Kedah gagal menewaskan Siam. Selepas mengetahui akan hakikat tentang isterinya, dia kecewa lalu membawa anaknya, Wan Hakim keluar dari Siam. Sejurus itu, tentera Siam menyerang pulau tersebut. Langkawi hancur dan hangus.
Datuk Pekerma Jaya melarikan diri bersama bersama orang kuatnya, Panglima Hitam. Malangnya, Datuk Pekerma Jaya ditangkap oleh tentera Siam di Sungai Langkanah dan diseksa serta dibunuh dengan kejam. Begitu juga dengan Wan Mahura yang dirogol dan diseksa tentera Siam. Anak mereka, Wan Muhamad Ali bergegas pulang dari Pulau Pinang untuk membalas dendam. Kejayaannya mendorong sultan melantiknya sebagai pengganti ayahnya. Walau bagaimanapun, pulau Langkawi tidak pernah makmur kerana kegiatan lanun dan jenayah yang teruk.
e)    Penutup Sumpahan
Sebelum 1980-an, Langkawi memang tidak makmur hinggakan orang mengatakan yang kerbau lebih banyak berbanding manusia di sana. Ketika Tunku Abdul Rahman masih menjadi pegawai daerah, Tunku sentiasa melawat Langkawi tetapi tiada siapa yang tahu di mana tempat pengkebumian Mahsuri. Maka, Tunku mencari sehingga menemui sebuah kubur yang tersembunyi lalu dibinakan sebuah makam, yang dikenali sebagai Makam Mahsuri.
Menjelang 1980-an, Langkawi menjadi lebih makmur (satu daripadanya disebabkan kedatangan pekerja untuk membina makam Mahsuri). Ada yang menyatakan kemakmuran itu disebabkan lahirnya keturunan ketujuh Mahsuri (ada yang mengatakan kelapan) menamatkan segala sumpahan Mahsuri ke atas pulau Langkawi. Keturunan ketujuh Mahsuri iaitu Sirintra Yayee atau Nong May atau nama Melayunya, Wan Aishah Wan Nawawi menetap di Kampung Kemala, Phuket, Thailand ketika pertama kali dijejaki.
Kebetulan pula ketika itu, Langkawi menjadi pusat pelancongan dan jualan bebas cukai lalu menarik lebih ramai pengunjung ke pulau itu. Perdana Menteri Malaysia yang keempat, Tun Dr. Mahathir turut membantu mempromosikan Langkawi dengan menambahkan infrastruktur dan menjadikannya pusat pertunjukan seperti LIMA.






f)       Masjid  Zahir
   
Masjid Zahir atau juga dikenali sebagai Masjid Zahrah merupakan Masjid Negeri Kedah. Masjid Zahir merupakan masjid tertua di bumi Malaysia. Bangunan bersejarah ini terletak di tengah-tengah bandar raya Alor Setar. Ia juga dikenali sebagai Masjid Raja kerana ia merupakan masjid Diraja dan terletak di perkarangan Istana Pelamin.
Masjid Zahir merupakan  mercu  tanda yang terkenal di Alor Setar, dengan ciri kubah hitam - satu kubah utama dan lima kubah lebih kecil, yang melambangkan lima rukun Islam.
g)      Sejarah
Mula dibina pada 22 Rabiulawal 1330H (11 Mac 1912) atas usaha YTM Tunku Mahmud Ibni Almarhum Sultan Tajuddin Mukarram Shah, tapak masjid ini pada asalnya ialah tanah pusara wira-wira Kedah yang gugur semasa mempertahankan Kedah daripada serangan Siam (1821). Reka bentuk masjid ini diilhamkan daripada Masjid Azizi di Bandar Langkat, Sumatera Utara. Ia dihiasi lima kubah utama sebagai lambang lima Rukun Islam.
Upacara perasmiannya dilakukan pada hari Jumaat, 6 Zulhijjah 1333H (15 Oktober 1915) oleh DYMM Almarhum Sultan Abdul Hamid Halim Shah. Tunku Mahmud telah membaca khutbah Jumaat sementara baginda Sultan Abdul Hamid Shah mengimamkan solat Jumaat.


h)     Binaan bangunan
Masjid Zahir mempunyai keluasan tapak kira-kira 124,412 kaki persegi. Dewan tengahnya (Dewan Solat) berukuran 62 x 62 kaki persegi dan dikelilingi oleh beranda berukuran 8 kaki lebar dengan 4 anjung yang setiap satunya terdapat sebuah kubah. Pembinaan masjid ini mengambil masa selama 3 tahun.
Di belakang Masjid Zahir, terdapat Kompleks Bangunan Mahkamah Syariah dan Pusat Pendidikan Asas Kanak-Kanak. Bangunan ini juga terletak berhadapan dengan Balai Nobat dan Istana Pelamin. Masjid ini merupakan antara mercu tanda seni bina negeri Kedah dan antara masjid tercantik di Malaysia.
i)        Beras Terbakar
Beras Terbakar merupakan tempat yang didakwa terdapatnya beras terbakar selepas tewasnya Datuk Kerma Wijaya mempertahankan Pulau Langkawi daripada serangan musuh iaitu angkatan tentera Siam. Tempat ini terletak di Kampung Raja, Mukim Padang Matsirat. Kawasan ini kini terletak di dalam kawasan tanah milik perseorangan.



Sejarah
  
(Beras Terbakar)                                 (Plakat yang menceritakan peristiwa             beras terbakar)
Mengikut cerita orang terdahulu, Pemerintahan Pulau Langkawi bertempat di Kampung Raja. Selepas kejadian pembunuhan Mahsuri atas perintah Datuk Kerma Wijaya, Pulau Langkawi telah diserang oleh pihak Siam. Pertempuran yang dahsyat sehingga mengorbankan Datuk Kerma Wijaya dan panglima-panglima yang hebat telah berlaku di Selat Berhala Balik yang kini merupakan selat jalan masuk ke Pelabuhan Kuah sekarang.
Melihat kepada keadaan yang tidak memihak kepada pihak Datuk Kerma Wijaya, beliau telah mengarahkan  penduduk Langkawi supaya menanam beras simpanan yang ada agar tidak jatuh  ke tangan pihak musuh. Kesan kekalahan itu telah menyebabkan beras simpanan yang ditanam  itu telah terbakar. Kekalahan Datuk Kerma Wijaya dan kejadian beras terbakar dikatakan ada kaitan dengan Sumpahan Mahsuri.
Panduan  perjalanan
Selepas melalui pelbagai cabaran dan proses pembangunan, kini kawasan beras terbakar telah dipagar sebagai tanda letaknya tapak beras terbakar. Kawasan ini terletak di dalam kawasan tanah persendirian di kawasan Padang Mat Sirat. Untuk ke kawasan beras terbakar, anda perlu melalui kawasan bazar yang terdapatnya kedai-kedai kecil yang menjual pelbagai barangan seperti kain batik, produk berasaskan gamat dan cenderamata. Di penghujung laluan, akan kelihatan pintu masuk ke sebuah rumah Melayu tradisional. Sebaik melepasi pintu masuk, di sebelah kiri anda akan terletaknya tapak beras terbakar.
j)       Kubu British
Kubu ini terletak di persimpangan jalan antara Kepala Batas dengan Bukit Pinang berhampiran kem tentera dan lapangan terbang Sultan Abdul Halim. Sejarah pembinaan kubu-kubu pertahanan tentera British telah bermula menjelang tahun 1940an lagi. Tujuannya ialah untuk mempertahankan Tanah Melayu daripada serangan tentera Jepun.
Terdapat 26 buah kubu di seluruh Kedah. Kebanyakannya terletak di daerah Kota Setar dan Kubang Pasu. Ia dibina di beberapa kawasan penting dan strategik seperti sekitar padang lapangan terbang Alor Setar, Sungai Petani, Jambatan Sungai Bukit Pinang dan kawasan pantai laut Kedah. Namun pembinaan kubu-kubu ini di genangi air kerana ia dibina di tanah rendah dan ketika itu musim hujan. Akibatnya tentera British terpaksa berundur ke selatan Kedah.
Walaupun kubu-kubu dibina oleh tentera British namun bagi orang-orang tempatan  ia lebih dikenali sebagai "Kubu Jepun".


k)     Gua Kerbau
Terletak di Bukit Keplu, Kampung Kodiang Lama. Merupakan tempat perlindungan dan tempat merancang strategi peperangan semasa pemerintahan Tunku Anum untuk menentang Raja Ligor yang menyerang Kedah.
Gua Kerbau juga pernah menjadi tempat kediaman masyarakat purba. Berdasarkan  pada penyelidikan dan  penemuan, artifak yang ditemui di Gua Kerbau ialah alat-alat batu zaman neolitik serta tembikar berkaki tiga yang mempunyai persamaan dengan penemuan di Bukit Tenku Lembu Perlis dan Bankau di Thailand.
l)        Titi besi
Titi ini terletak lebih kurang 2km dari pekan Kepala Batas. Ianya dibina pada zaman pemerintahan British di Tanah Melayu. Tujuannya adalah untuk perhubungan antara utara negeri Kedah dengan pekan Kepala Batas, kerana di sini terdapatnya lapangan terbang tentera dan kubu-kubu pertahanan. Semasa kemasukan Jepun ke Kedah mereka telah mengebom titi yang menyeberangi Sungai Kedah. Pada waktu itu dikatakan ramai tentera British dan Punjab yang sedang berehat di bawah jambatan itu telah terkorban. Oleh itu kampung tersebut telah dinamakan Kampung Titi Besi.
m)   Istana Che Sepacendra
Menurut batu penerangan yang disediakan oleh pihak Muzium, Istana ini dibina oleh Sultan Abdul Hamid Halim Shah II untuk isteri pertamanya bernama Che Sepacendra dalam  tahun 1882. Istana ini dibina di Kampung Baru dan turut dikenali sebagai Istana Kampung Baru. Senibina istana ini dikatakan dari pengaruh siam. Disini juga lahir 3 orang anak Sultan Abdul Hamid iaitu Tunku Ibrahim (Tengku Sulung), Tunku Zamzam dan Tunku Kasim (Tengku Laksmana). Istana ini akhirnya ditinggalkan kosong selepas kemangkatan Permaisuri Che Sepachendra.
Tungku Ibrahim apabila dewasa menjadikan istana lama ini sebagai sekolah Inggeris dan diberi nama Sekolah Perempuan Kampung Baru pada tahun 1922 dan kemudiannya sekolah ini dipindahkan ke jalan langgar yang kini dikenali sebagai Sekolah Menengah Sultanah Asma. Kemudian istana ini dijadikan sekolah Rendah Tunku Abdul Halim dan juga cawangan pejabat Pendidikan Kedah dalam tahun 1954. Di belakang istana ini terdapat sebatang sungai kecil bernama Sungai Raja  yang mudik ke hilirnya akan menjumpai Sungai Kedah  yang menyusur terus ke Kuala Kedah. Walaubagaimanapun, ada yang mengatakan bahwa Che Sepachandra adalah isteri ketiga.
2.      Tempat wisata di Negeri Kedah
a)      Menara Alor Setar

Menara Alor Star meruapakan menara telekomunikasi ke 19 yang tertinggi di dunia. Menara ini sebagai tanda pembangunan pesat di negeri Kedah. Anda dapat melihat pemandangan Kedah dari ketinggian dengan menaiki Menara Alor Star. Menara ini berada di ketinggian 88 kaki. Tak hanya menikmati pemandangan anda juga dapat makan di restoran dan membeli oleh-oleh khas Kedah.
Lokasi Menara Alor Star berada di tengah-tengah kota Bandar Alor Star tepatnya di persimpangan utama Lebuhnya Darun Aman dan Balairong Seri.




b)     Langkawi Sky Bridge
Langkawi Sky Bridge adalah jembatan kabel cancang melengkung yang diperuntukkan khusus pejalan kaki dengan panjang 125 meter (410 ft) di Malaysia. Jembatan ini berlokasi di ketinggian 700 meter (2300 ft) di atas permukaan laut di puncak Gunung Mat Chinchang di Pulau Langkawi, sebuah pulau di kepulauan Langkawi, Kedah. Adegan terakhir dari film India Don: The Chase Begins Again berlatar di sini. Jembatan Langit Langkawi dapat diakses oleh Kereta Kabel Langkawi.
c)      Pantai Merdeka
Pantai Merdeka merupakan pantai liburan yang terletak di tanah besar negeri Kedah, Malaysia. Pantai Merdeka terletak di Daerah Kuala Muda, 60 km ke selatan Alor Setar.
Pantai Merdeka terkenal sebagai pantai liburan dan wisata bagi penduduk setempat dan negeri-negeri berdekatan seperti Pulau Pinang dan Perak Utara. Kemudahan-kemudahan yang terdapat di sini termasuk rumah penginapan calet, rumah rehat, tempat perkemahan, kolam renang dan tempat-tempat makan.
Berdekatan dengan pantai tersebut terdapat perkampungan nelayan seperti Tanjung Dawai, Telok Nipah dan Kampung Pulau Sayak yang juga menjadi tempat yang menarik pelancong terutama pada akhir minggu.
d)     Gunung Jerai
Gunung Jerai merupakan sebuah gunung yang terdapat di negeri Kedah, Malaysia, di antara perbatasan daerah Kuala Muda dan Yan. Gunung Jerai mempunyai ketinggian setinggi 1.217 meter.
Dikatakan sebuah batu besar berbentuk sebuah kapal ada di puncak gunung ini. Penduduk setempat di situ menggelarinya "Batu Kapal". Menurut legenda, kapal tersebut adalah milik Maharaja Merong Mahawangsa yang telah disumpah oleh Sang Kelembai ketika Maharaja tersebut mencoba melabuhkan kapalnya di Pulau Serai, nama asli Gunung Jerai.
Gunung Jerai menawarkan aktivitas melintasi hutan bagi pencinta alam. Terdapat pelbagai tumbuh-tumbuhan tropika yang termasuk kawasan hutan Dipterokarp Bukit, dan hutan Dipterokarp Atas.
e)      The Carnival water and land  theme park
Sebuah taman tema air di Kedah yang terletak di dalam Cinta Sayang&Country Golf Resort di Sungai Petani. Mempunyai tarikan permainan air seperti tidal wave, waterslide, discovery island dan sebagainya untuk anak-anak ataupun golongan remaja. Tarikan yang paling mendebarkan disini adalah waterslide yang bermula di atas menara setinggi 15m dan  panjang slide 140 meter.
f)       Kolam air panas, Ulu Lenggong
Mata Air Panas Ulu Legong yang terletak di Baling ini merupakan salah satu tumpuan para pelancong di Kedah.
Mata Air Panas Ulu Legong merupakan mata air panas semulajadi yang menawarkan kolam air panas dengan suhu antara 38؛C - 49؛C.
Mata Air Panas Ulu Legong dibuka 24 jam dan disediakan dengan kemudahan seperti bilik bersalin pakaian, kawasan duduk, bilik air, dan kafeteria 24 jam. Terdapat juga kolam khas untuk wanita.
g)      Muzium Padi
Muzium Padi ialah sebuah muzium di Gunung Keriang, daerah Alor Star. Muzium ini menerangkan kegiatan penanaman and penuaian padi di negeri Kedah, yang juga dikenali sebagai "Jelapang Padi Malaysia" dan turut juga menjalankan penyelidikan ke atas tanaman padi.
Kegiatan kebudayaan seperti permainan kampung tradisi, membuat dan bermain layang-layang, serta permainan gasing juga dipertunjukkan kepada para pelawat.
Muzium padi ini terletak di bawah kelolaan Perbadanan Muzium Negeri Kedah, dan dibangunkan sebagai salah satu kawasan tarikan pelancong. Muzium ini terbahagi kepada 2 tingkat ruang pameran dan satu tingkat ke atas tempat lakaran pemandangan Bukit Keriang.




h)     Air Terjun Lata Seri Perigi

Air terjun yang berdekatan di kaki Gunung Jerai, Yan, Kedah. Lokasinya hanya terletak 5km dari Pekan Yan  dan 35 km dari bandar Alor Setar. Hutan lipur ini mempunyai air terjun yang paling tinggi di Negeri Kedah dengan ketinggian melebihi 100 meter.
i)        Rumah  Merdeka
Satu tempat bersejarah di Alor Setar yang menyimpan banyak memori menteri Malaysia yang pertama yaitu Tunku Abdul Rahman yang juga dikenali dengan Bapa Kemerdekaan Malaysia. Rumah papan 2 tingkat ini merupakan rumah kediaman beliau satu masa dulu yang kini masih dikekalkan susun aturnya seperti asal. Pelancong boleh melihat suasana dalam  kediaman dengan beberapa koleksi barangan peribadi Tunku dan juga keluarga beliau.


j)       Muzium Kota Kuala Kedah
Kalau di Penang terkenal dengan Fort Cornwalis sebagai satu destinasi kubu bersejarah yang berusia ratusan tahun lamanya, di Kedah pula terdapat peninggalan tapak asal yaitu Kota Kuala Kedah yang wujud sejak kurun ke 17 lagi. Masih terdapat kubu-kubu berbongkah batu merah yang masih kukuh dan pernah satu ketika dulu menjadi benteng pertahanan faripada serangan Bugis,Aceh dan Siam. Kubu merah jingga yang masih utuh ini sering menjadi lokasi  photoshoot.
Di muzium yang terletak di dalam  rumah kayu berwarna putih pula terdapat beberapa artifak bersejarah yang sangat menarik untuk dilihat seperti seramik antik, mata wang lama,pedang samurai jepang dan sebagainya.




BAB IV
ADAT ISTIADAT
1.      Kebudayaan/adat istiadat
a)      Adat istiadat dalam perkahwinan
Merisik
Apa yang dikatakan merisik itu ialah mengambil tahu latar belakang keluarga sebelah si dara terutama mengenai perangai serta gerak geri si dara itu seperti adakah si dara itu pandai uruskan rumahtangga, masak-memasak, baik kelakuannya serta rupa wajahnya dan lain-lain lagi. Wakil-wakil yang dihantar biasanya mempunyai ikatan persaudaraan keluarga sebelah pihak lelaki.
Menengok sulit:
Selepas mengetahui sedikit sebanyak tentang latar belakang si dara dan keluarga itu, orang tengah akan berjanji untuk melihat si dara itu sendiri. Apabila dipersetujui, orang tengah tadi akan pergi ke rumah si dara untuk memberitahu hajatnya yang sebenar.
Buka cakap:
Buka cakap dibuat setelah tengok-menengok selesai. Ibu bapa si teruna akan menyampai hajatnya untuk meminang si dara tersebut. Semasa datang, mereka membawa tepak sirih "Cik Puan" sebagai tanda hendak buka cakap. Selepas persetujuan diterima sambil berbual, sirih dimakan oleh kedua-dua pihak. Biasanya pihak si dara memohon penangguhan sepurnama untuk memberitahu saudara mara atas pinangan ini.


Wakil daripada si teruna sedang bertanya tentang latar belakang si dara semasa merisik
Cincin emas jenis belah rotan dibawa semasa merisik

Meminang dan bertunang
Satu rombongan atau kumpulan yang kecil datang meminang dengan membawa tepak sirih serta sebentuk cincin sebagai tanda pertunangan antara kedua-dua pihak. Apabila pinangan telah diterima barulah perjanjian belanja tangga (mas kahwin) ditetapkan. Kedua pihak akan bermuafakat menetapkan hari yang baik untuk mengadakan majlis keramaian ini. Biasanya hantaran bersama-sama mas kahwin juga ditetapkan (angka yang baik ialah lima bekas dan balasan daripada si dara ialah sembilan bekas).
Rombongan meminang daripada pihak lelaki
Tepak sirih pembuka bicara dan penutup kata dalam meminang, juga penghulu hantaran dalam istiadat pertunangan
Sebentuk cincin emas daripada pengantin lelaki untuk pengantin perempuan semasa majlis pertunangan
Hantaran daripada pihak lelaki
Ibu saudara pengantin lelaki selalunya menyarung cincin ke jari pengantin perempuan semasa upacara pertunangan dijalankan
Sebentuk cincin emas dibawa semasa meminang dan disarungkan ke jari pengantin perempuan sebagai tanda setuju
Rombongan dan hantaran daripada pihak lelaki
Sirih junjung yang siap digubah
Berandam dan berasah gigi
Pengantin perempuan akan diandam oleh Mak Andam untuk menaikkan seri. Mak Andam memang kerjanya mengambil upah menjadi "emak pengantin" dan dia juga yang menjadi pengasuh sepanjang majlis perkahwinan itu berlangsung.
Bahan-bahan yang digunakan oleh Mak Andam untuk melulur dan mewangikan badan pengantin perempuan
Sebelum disolek, wajah pengantin mestilah dibersihkan terlebih dahulu
Wajah pengantin disolek oleh Mak Andam sebelum upacara bersanding     
Subang yang dipakai oleh pengantin Melayu dahulu
Kedua-dua sisir rambut ini diperbuat daripada kulit kura-kura. Pemidangnya dibuat daripada emas dan diukir dengan motif awan larat bunga cina yang melingkungi bentuk sisir itu
Sepasang gelang tangan emas dengan reka bentuk potong wajik
Dokoh emas direka dengan motif bunga dan daun   
Tiga jenis pending yang berlainan corak dan bentuk

Cucuk Sangggul Jurai yang gemar dipakai oleh pengantin Melayu dahulu dan sekarang    
Kerongsang berangkai tiga
Dua jenis cucuk sanggul, di kiri cucuk sanggul jenis teguh dan di kanan adalah cucuk sanggul goyang.    
Cara cucuk sanggul goyang dipakai ke rambut pengantin
Gelang kaki pintalan tali yang dibentuk daripada emas, biasanya dipakai oleh pengantin Melayu dahulu  
Gambar menunjukkan gelang kaki yang sedang dipakai oleh pengantin
Set butang empat biji yang dipakai oleh pengantin lelaki pada kot   
Agok atau rantai papan ini biasanya dipakai oleh pengantin lelaki Melayu
Jenis ikatan tengkolok yang dipakai oleh pengantin lelaki Melayu   
Pengantin perempuan yang telah siap diandam secara tradisional
Masjid berkhatam al-Quran
Tujuan asal mengadakan majlis ini untuk bersyukur kerana tamatnya pengajian Al-Quran seseorang pelajar. Majlis berkhatam Al-Quran selain merupakan satu adat yang bercorak agama, ia diadakan bertujuan untuk mengingati jasa seorang murid kepada gurunya. Hadiah bunga telur biasanya diberikan kepada guru tersebut.
Akad Nikah
Akad nikah merupakan satu perkara yang wajib dalam Islam. Akad nikah dilakukan oleh Kadi atau Jurunikah. Kadi ialah ketua agama bagi sesuatu daerah.

Tandatangan sedang diturunkan oleh pengantin perempuan tanda setuju
Wang  mas kahwin daripada pengantin lelaki
Barang-barang hantaran daripada pihak pengantin perempuan sebagai membalas hantaran daripada pihak pengantin lelaki
Upacara akad  nikah dijalankan mengikut hukum Islam, lazimnya dilakukan oleh seorang Kadi yang bertauliah
Doa selepas akad nikah          
Pengantin lelaki sedang menyerahkan mas kahwin kepada pengantin perempuan
Salah satu acara membatalkan air sembahyang yang dilakukan selepas akad nikah
Bersanding
Kemuncak bagi sesuatu majlis perkahwinan ialah upacara persandingan. Ia dilangsungkan sehari selepas istiadat berinai besar dijalankan. Pengantin akan disandingkan di atas pelamin yang dihias indah. Selesai majlis persandingan mereka akan dibawa ke rumah pengantin lelaki untuk majlis bertandang.
Sebuah cerana yang digunakan untuk mengisi bunga rampai
Bekas serba guna berbentuk leper digunakan untuk mengisi barang hantaran.
Bilik pengantin dihias dengan begitu indah, sama ada bertemakan tradisional atau moden
Pelamin serba biru
Pengantin disambut dengan iringan bunga manggar
Pengantin zaman sekarang lebih gemar memakai pakaian tradisional dilengkapi dengan barang kemas
Kedua-dua mempelai sedang bersanding di atas pelamin
           
Mempelai sedang ditepung tawar oleh tetamu semasa upacara persandingan diadakan

b)     Berendoi
Berendoi berasal daripada kata “endoi”, iaitu buaian yang lazimnya digunakan untuk menidurkan bayi atau kanak-kanak. Berendoi adalah bentuk persembahan yang berunsur keagamaan. Lagu-lagunya adalah berunsur nasihat kepada anak-anak dan juga ibu bapa.
Berendoi ialah satu daripada kesenian melayu lama yang masih diamalkan di negeri-negeri utara Malaysia terutamanya negeri Kedah. Perkataan berendul adalah loghat negeri Kedah yang bermakna mendodoi anak.
Berendoi dilagu oleh sekumpulan kaum lelaki melayu atau perempuan melayu dalam lingkungan minimum tiga orang.
Acara berendul diadakan untuk tujuan tertentu seperti membayar niat, menyambut kelahiran anak dan memeriahkan lagi majlis mencukur jambul atau akikah.
Peralatan persembahan ialah sebuah “endoi” atau buaian digantung di tengah-tengah rumah, air satu jag dan juga sirih pinang yang diletakkan di dalam tepak sireh. Upacara berendoi ini boleh diadakan pada siang atau malam hari.
 
Satu kumpulan endoi biasanya berjumlah empat atau lebih. Upacara berendoi akan dimulakan dengan bacaan Maulud dan lagu yang didendangkan ialah Selawat Nabi sebelum diikuti dengan lagu-lagu lain. Isi lagu-lagu berendoi berupa puji-pujian kepada nabi dan juga nasihat kepada kanak-kanak dan juga ibu bapa. Jumlah lagu yang didendangkan pada setiap kali persembahan bergantung pada kehendak  tuan  rumah.
Untuk pakaian persembahan, selalunya kaum lelaki memakai baju Melayu, bersongkok putih atau berserban dan berkain. Jika kumpulan berendoi itu terdiri daripada kaum wanita sahaja, maka pakaiannya adalah seperti mana yang lazim dipakai oleh wanita hari ini, iaitu berbaju kurung dan bertudung. Berendoi berfungsi alat hiburan dan pengajaran serta nasihat supaya anak mendengar nasihat ibu bapa. Nasihat bercorak agama disampaikan melalui lagu-lagu Nabi Muhammad dan Rukun Islam yang menceritakan sejarah nabi dan kehidupan nabi.
c)      Pakaian dan perhiasan negeri kedah
Sejarah China pada abad Dinasti Liang ada menyebut bahawa penduduk Langkasuka tidak suka berambut panjang. Kepala mereka dicukur licin dan mereka memakai pakaian yang ditenun daripada kapas dan berbaju tanpa lengan. Kaum wanita pula memakai kain kapas dan perhiasan pertama yang berbentuk seperti cincin bergantungan di seluruh badan.
Pakaian sering dikaitkan dengan fesyen, walau bagaimanapun pakaian tradisional sesuatu bangsa bukan fesyen. Oleh itu, ia tidak berubah dan di dalamnya terkandung intisari seni budaya dan peradaban bangsa itu. Ia boleh berkekalan sehingga menjadi klasik dengan mengabadikan segala keindahannya atau pakaian tersebut disayangi, dihargai dan dipelihara.
Di Kedah, pakaian tradisional yang terkenal ialah Baju Kedah. Baju Kedah dipercayai berasal dari Selatan Thai. Pakaian ini dipakai oleh ramai wanita Kedah. Baju Kedah boleh disifatkan sebagai pakaian sehari-hari atau pakaian basahan. Ia dibuat singkat sampai keparas punggung dan biasanya dipakai dengan kain batik atau pun pelikat tanpa banyak hiasan.
Orang lelaki Kedah pula gemar memakai Seluar Hitam dan Baju Baba yang juga berwarna hitam. Selain daripada Baju Baba, dipakai juga baju Melayu Cekak Musang dan Baju Petani Leher Johor, sampingnya Kain Pelikat Tapak Catur dan setangan dikepala ialah kain batik. Di pinggang sentiasa terselit Golok Kedah. Masing-masing tidak berkasut dan yang berada Berpayung Cina. Orang-orang yang dihormati pula memakai Kain Bebat di pinggang. Bebat yang baik ialah dari Sutera Siam atau pun Kain Cindai.
Perhiasan pakaian kepala pula merupakan jenis-jenis pakaian kepala seperti tengkolok, selendang, songkok dan semutar. Perhiasan diri pula merupakan barang-barang kemas yang terdiri dari rantai, gelang tangan, gelang kaki, subang dan cincin. Kasut pula terdiri daripada terompah kayu, kasut-kasut yang bertekat dan ditaburi dengan manik.
Kehebatan dan kepelbagaian Pakaian Tradisional Kedah dianggap sebagai satu cabang kebudayaan tradisi Kedah yang menekankan bentuk-bentuk dan reka corak yang tersendiri.
Baju Kedah dipercayai berasal dari Selatan Thai. Baju Kedah selalunya diperbuat daripada kain cita (kapas) yang berbunga kecil ataupun kain kasa nipis yang jarang dan keras. Baju Kedah boleh disifatkan sebagai pakaian sehari-hari atau pakaian basahan. Ia dibuat singkat sampai ke paras punggung dan biasanya dipakai dengan kain batik atau pun pelikat tanpa banyak hiasan.
Baju Kedah dipercayai berasal dari Selatan Thai di mana wanita kini memakai baju yang berleher potongan bujur sireh. Ianya dikenakan bersahaja ketika bekerja di rumah sebagai pakaian harian.
                
Tengkolok                          Songkok                        Cucuk sanggul
Tengkolok diiperbuat daripada sekeping kain songket yang berbentuk empat segi sama. Kain songket tersebut dilipat menjadi tiga segi mengikut rekaan yang diingini.
Songkok adalah pakaian kepala yang berbentuk bujur/lonjong dengan permukaan atas yang rata diperbuat daripada kain baldu.
Cucuk Sangggul Goyang berbentuk sekuntum bunga yang berlapis. Cucuk sanggul ini dihiaskan dengan batu permata intan untuk memberikan kilauan apabila dipancar cahaya.

Perhiasan diri
Seorang gadis yang berhias lengkap dengan barang-barang kemas.
  
Kasut Bertekat                                            Kasut bertekat lelaki
Diperbuat daripada kulit manakala bahagian atas hadapan dibalut dengan baldu, bertumit tinggi dan lebar. Motif yang paling kerap disulamkan ialah motif bunga dan burung.
Diperbuat daripada kulit. Hujung bahagian atas hadapan bertutup penuh dan bundar. Motif yang ditekatkan ialah motif bunga raya.
   
Kain Batik Bercorak Bunga               Kain Sarung (Pelikat)
Kain batik bercorak bunga-bungaan selalunya dipadankan dengan baju kebaya sulam. Digunakan ketika menghadiri majlis keramaian.
Kain pelikat adalah satu jenis pakaian tropika untuk lelaki dan wanita. Kain yang berlipat dua, lebar dua meter dan berjahit di sebelah tepi ini didapati sesuai digunakan mengikut cuaca, iklim dan cara hidup penggunanya.
Dari segi rupa bentuk dan reka corak, kain sarung berciri tersendiri ini digunakan sama ada untuk pakaian harian, majlis-majlis tertentu ataupun majlis istiadat.
2.      Kesenian
a)      Seni Tari
1.      Tarian Cinta Sayang
Tarian Cinta Sayang merupakan tarian yang terkenal di Negeri Kedah. Tarian ini merupakan sejenis tarian untuk bersukaria atau penyeri majlis. Penari-penarinya menari berpasang-pasangan iaitu lelaki dan wanita. Penari-penari lelaki memakai baju Melayu yang lengkap dengan songkok dan kain songket. Penari-penari wanita memakai baju kebaya labuh dan selendang panjang disangkut di bahu.
2.      Mek Mulung

Mek Mulung adalah drama tari rakyat yang berasal dari Siam tetapi telah diperkenalkan kepada masyarakat Negeri Kedah iaitu Kampung Perik, Kuala Nerang dan akhirnya ke Kampung Wang Tepus, Jitra. Persembahan Mek Mulung akan dimulakan dengan 'bertabuh' di mana alat muzik akan dimainkan serentak. Upacara pembukaan akan dimainkan dengan 'lagu bertabik'. Raja atau Pak Mulung merupakan watak utama. Ia dibantu oleh tiga peranan iaitu Peran Tua, Peran Muda, Peran Kiau dan ahli nujum yang dipanggil Tok Wak. Pakaian Raja atau Pak Mulung ialah sepasang baju Melayu, samping songket, tengkolok, sibai, ikat bengkung dan sebilah keris. Manakala Peran memakai kain pelekat, ikat pinggang, baju singlet serta seluar. Tok Wak pula memakai kain biasa serta topeng. Alat-alat muzik terdiri dari semborong, ibu semborong, anak semborong, gong, serunai dan cerek.


3.      Jikey
Jikey adalah teater rakyat yang berbentuk drama tari yang terkenal dikalangan penduduk-penduduk Utara Semenanjung terutamanya di Negeri Kedah. Jikey juga berunsur pemujaan Watak India atau Benggali ini berjanggut dan berbaju merah serta selendang dililitkan di kepala. Watak lawak memakai singlet atau kemeja, seluar serta kain batik sebagai samping serta topeng. Raja berpakaian dari songket warna biru muda lengkap dengan mahkota serta memakai rantai leher yang dibuat dari manik. Watak puteri memakai baju maxi. Dalam persembahan Jikey, warna merah menjadi pilihan utama sama ada dari penggunaan tirai hinggalah kepada pakaian watak-wataknya. Alat-alat muzik yang digunakan ialah gendang, serunai, cerek yang diperbuat daripada buluh, loceng dan  tamborin.
4.      Tarian Inai
Tarian Inai ini merupakan salah satu tarian yang berasal dari daerah Riau, dimana tarian ini sendiri merupakan sejenis tarian Melayu tradisional. Tarian ini sendiri merupakan tarian istana yang ditarikan semasa hidupnya manjlis berkhatan anak pembesar-pembesar istana. Dalam hal ini sendiri tarian ini sendiri pun biasanya dipersembahkan kepada kanak-kanak ini semasa mereka hendak dikhatankan dan duduk di atas pelaminan. Dikhatankan ini sendiri merupakan bahasa yang dulu ada, dimana artinya sendiri adalah sama dengan sudah siap untuk melakukan pernikahan ataupun sudah siap untuk jenjang perkawinan dalam sebuah hubungan.
Tarian Inai ini sendiri pun sangat terkenal di Perlis, utara dari Kedah dan juga Kelantan. Tarian ini sendiri pun jarang dipersembahkan berbanding tarian istana yang lain, hal ini bukan dikarenakan tarian ini merupakan tarian yang jelek atau mengandung makna yang tidak bagus, tetapi tarian ini sendiri pun biasanya hanya ditampilkan pada acara-acara khusus seperti perkawinan, berkhatan, dan juga pertabalan ataupun penobatan raja yang ada pada zaman tersebut. Tarian ini sendiri merupakan tarian yang sangat penting keberadaanya pada saat ada peristiwa penting pada zaman dahulu sendiri, karena tidak sembarang orang juga dapat melihat tarian ini.
Tarian ini juga mempunyai adat istiadat dan juga memiliki pergerakan jari dan juga tangan yang rumit ataupun sulit untuk dipahami dibandingkan dengan beberapa tarian lainnya. Dalam pergerakan tarian ini sendiri tarian ini terus berkelanjutan dalam tari bulatan yang dilakukan terus menerus. Dalam hal ini sendiri tarian ini mempunyai gabungan pergerakan tarian yang terdapat dalam Mak Yong. Silat dan juga kedudukan akrobatik yang dikenali meliuk, dimana  para penari tersebut membongkokkan badan ke belakang sementara mereka sendiri berdiri dengan muka memandang ke arah lantai yang ada pada zaman tersebut. pada masa lalu sendiri, tarian ini biasanya dipersembahkan oleh dua lelaki.


5.      Tarian Canggung
Tarian Canggung amat popular di bahagian Utara Semenanjung Malaysia seperti Negeri Perlis dan Kedah. Dalam bahasa Thai, canggung bermaksud menari. Tarian Canggung biasanya ditarikan pada musim-musim keramaian seperti selepas musim menuai. Tarian ini bertujuan meghiburkan para petani. Tarian ini disertakan dengan berbalas-balas pantun oleh pemuda dan pemudi yang menarikannya.
b)     Seni bina
1.      Rumah panjang
 
Rumah panjang di Kampung Kodiang Lama Kedah. Pada bahagian dinding terdapat kelarai yang diperbuat daripada pokok bertam.
Rumah panjang Kedah di Kampung Kodiang Lama yang pada dindingnya terdapat kelarai yang dibuat daripada pelupuh.
2.      Rumah Beranjung
 
Rumah beranjung dan mempunyai beranda ini dirakam di Kampung Sungai Ular, Kulim Kedah.
3.      Rumah Tradisional
 
Rumah tradisional ini kepunyaan Tuan Guru Haji Abdul Rahman Merbok, Kedah. Satu lagi di Langgar, Kedah.
c)      Seni Rupa
Seni anyaman ialah milik masyarakat Melayu yang masih dikagumi dan digemari sehingga hari ini. Kegiatan seni anyaman ini telah bermula sejak zaman dahulu lagi. Ini boleh dilihat pada rumah-rumah masyarakat zaman dahulu di mana dinding rumah mereka dianyam dengan buluh dan kehalusan seni anyaman itu masih bertahan sehingga ke hari ini. Rumah yang berdinding dan beratapkan nipah tidak panas kerana lapisan daun nipah yang tebal menebat pengaliran haba.
Seni anyaman dipercayai bermula dan berkembang tanpa menerima pengaruh luar. Penggunaan tali, akar dan rotan merupakan asas pertama dalam penciptaan kraftangan anyaman yang telah menjadi usaha tradisi sejak berabad-abad lalu. Bahan-bahan asas tumbuhan ini tumbuh meliar di hutan-hutan, paya-paya, kampung-kampung dan kawasan di sekitar pasir pantai.
Pelbagai rupabentuk kraftangan dapat dihasilkan melalui proses dan teknik anyaman dari jenis tumbuhan pandanus (pandan dan mengkuang). Bentuk-bentuk anyaman dibuat didasarkan kepada fungsinya. Misalnya bagi masyarakat petani atau nelayan, kerja-kerja anyaman dibentuk menjadi bakul, topi, tudung saji, tikar dan aneka rupa bentuk yang digunakan sehari-harian.
Selain daripada tumbuhan jenis pandanus, bahan asas lain yang sering digunakan ialah daripada tumbuhan bertam, jenis palma engeissona tritis dan nipah. Berdasarkan bahan dan rupa bentuk anyaman yang dihasilkan, seni anyaman ini merupakan daya cipta dari kelompok masyarakat luar istana yang lebih mengutamakan nilai gunaannya. Walau bagaimanapun pada sekitar tahun 1756 hingga1794 telah terdapat penggunaan tikar Raja yang diperbuat daripada rotan tawar dan anyaman daripada bemban.
Proses menganyam disebut juga sebagai "menaja". Untuk memulakan satu-satu anyaman waktu yang baik ialah pada sebelah pagi atau malam. Dalam keadaan cuaca yang redup atau dingin, daun-daun lebih lembut dan mudah dibentuk tanpa meninggalkan kesan-kesan pecah. Biasanya beberapa orang melakukan anyaman ini berkelompok di halaman rumah atau beranda rumah pada waktu malam, petang atau waktu-waktu senggang pada sebelah pagi (jika kelapangan, kerana waktu pagi biasanya dipenuhi dengan kerja-kerja tertentu).
Rupa bentuk anyaman tradisi yang masih kekal penciptaan dan fungsinya hingga kini ialah tikar. Selain tikar yang datar dengan sifat dua dimensi, terdapat rupa bentuk anyaman tiga dimensi. Bentuk-bentuk anyaman begini biasanya digunakan oleh masyarakat pada masa dahulu untuk mengisi atau menyimpan bahan-bahan keperluan hidup dan kegunaan seharian. Beberapa daripada rupa bentuk ini ialah bakul, kampit (bekas belacan), tudung saji, kembal (rombong) dan sebagainya.
Terdapat dua ciri-ciri penting dalam ragam hias anyaman, iaitu penciptaan kelarai (motif) dan corak. Istilah kelarai dikhususkan kepada motif yang "berbentuk" (selalunya unsur alam) sementara corak dimaksudkan kepada susunan warna tanpa memperlihatkan kepada susunan warna dan bentuk motif. Anyaman tanpa kelarai disebut sebagai "gadas". Terdapat kira-kira 51 jenis kelarai yang berdasarkan unsur-unsur alam semulajadi seperti unsur-unsur tumbuhan dan binatang.
Di sesetengah tempat kelarai dimaksudkan kepada anyaman yang diperbuat daripada buluh dan digunakan sebagai dinding atau penyekat ruang rumah. Sementara di sesetengah tempat lain anyaman seperti ini diperbuat daripada bahan bertam yang disebut sebagai tupas. Ciptaan kelarai atau tupas lebih kukuh, tegas dan kasar bersesuaian dengan fungsinya sebagai penyekat ruang. Tiada bukti yang jelas untuk menetapkan tarikh bermulanya penciptaan kelarai. Melalui kajian yang dibuat dapat dikatakan bahawa penciptaan kelarai dalam anyaman merupakan satu perlakuan yang telah lama berlaku.
Bunga sulam merupakan satu teknik yang terdapat dalam ragam hias anyaman di mana ia akan mencantikkan lagi hasil yang telah dibentuk. Teknik sulam adalah teknik susun susup. Kesan bentuk bunga yang dibuat lebih merupakan kesan geometri asas seperti susunan bentuk tiga, segi empat, potong wajik dan sebagainya lagi.
Seni kerja tangan anyaman adalah sesuatu yang unik lagi rumit buatannya. Namun begitu, usaha untuk mempertahankan keunikan seni ini haruslah diteruskan agar tidak ditelan peredaran zaman. Budaya negara bukan sahaja dicerminkan melalui bahasa pertuturan dan adat resam bangsanya tetapi juga dicerminkan melalui kehalusan kerja tangan bermutu tinggi. Seni warisan yang unik ini wajar diberi perhatian, sokongan dan bantuan supaya dapat terus dipelihara dan dimanfaatkan bersama.
Zaman dahulu menganyam tikar,
Sunyi menyepi desa terpinggir,
Seni anyaman haruslah diajar,
Jangan tinggal sebutan dibibir.
Buluh muda mudah dilentur,
Buat ampaian penyidai jala,
Semangat juang belum luntur,
Seni anyaman jangan dilupa.
Kelarai Cik Kedah Berakar
Juga digelar Kelarai Permaidani kerana seperti corak permaidani. Kelarai ini menggunakan anyaman ghadas sebagai sempadan mengelilingi ciptaan lain.
Kelarai Cik Kedah Bersila
Dikenali juga sebagai Bunga Dalam Kelarai. Di luar dan di dalamnya dikelilingi berhati atau kelarai yang digemari.
Kipas Anyam
Kipas anyam hasil anyam daripada daun pandan atau mengkuang, beranyam gadas atau kelarai, bertulang buluh. Kipas yang dianyam dengan cantik digunakan oleh masayarakat Melayu Kedah pada zaman dahulu semasa upacara perkahwinan untuk para tetamu yang datang manakala selalunya untuk pengantin digunakan kipas yang ditekat dengan benang emas dan perak. Namun begitu asas bagi kipas yang ditekat ini selalunya adalah daripada buluh.
Topi Mengkuang
Topi mengkuang dipakai oleh petani atau peladang yang sedang menjalankan kerja-kerja di sawah padi. Masyarakat negeri Kedah pada zaman dahulu amat gemar menggunakan topi mengkuang seperti di dalam gambar kerana mudah dianyam sendiri di rumah. Gambar hiasan telah diambil di rumah Lang Bedah di Kampung Tengah, Telok Bagan, Kedah.
Tikar dan bakul (Kembal)
d)     Tikar dan bakul (kembal) dianyam dengan menggunakan daun mengkuang tanpa diwarnakan masih menjadi kegunaan harian bagi sesetengah masyarakat kampung. Masyarakat kampung di negeri Kedah lebih gemar menjadikan bakul mengkuang yang kecil sebagai bekas sirih.
d)
d)     Permainan Rakyat
Aci Sorok

Batu Seremban
Sepak Bulu Ayam
 
Jengkek Kapal Terbang
 
Tuju Para
Ketuk Pedang
 
Rebut Tiang

Congkak
 
Tuju (Baling) pot (Tin)

3.Makanan Tradisional
Kuih
  
Baulu                                                Cucur Manis  

  
Cucur Peniram                           Cucur Jawa     
   
Kuih Kapal Terbang                           Kuih Loyang
 
Kuih Karas                                  Kuih Bunga Pudak
Makanan
   
Gulai Batang Pisang                         Laksa Kedah
        
Nasi Daging Air Asam            Bihun sup sambal merah
 
Pek Nga                                       Gulai Siam                     



4.      (Pengobatan Tradisional)
Akar Tunjuk Langit
Nama saintifik : Helmintostachy zeylanica
Berkhasiat untuk mengubati penyakit batuk kokol, sifilis, cirit-birit dan untuk mengelak ibu-ibu yang baru melahirkan anak demam. Caranya ialah dengan mengunyah beberapa hirisan rizom pokok ini bersama sireh dan telan segala air daripada kunyahan ini. Amalkan selama beberapa hari sehingga penyakit-penyakit tadi menjadi semakin berkurangan.
Asam Jawa
Nama saintifik : Tamarindus indicus Linn
Bagi melegakan bisul, daun asam jawa ini dicampur dengan sedikit kunyit dan disapu pada kawasan bisul. Kulit batang pokok ini direbus dan airnya diminum untuk mengubati lelah.





Pokok Ati-ati
Nama saintifik : Coleus blumei Benth
Berkhasiat mengubati penyakit darah tinggi dengan cara mengambil beberapa helai daun pokok ini lalu direbus selama 4 jam atau 6 jam. Biar sehingga air rebusan menjadi pekat lalu diminum setiap hari. Bagi mengubati luka, beberapa helai daun yang tua ditumbuk sehingga lumat. Hasil tumbukan ini kemudian dipupuk atas luka dan diulang beberapa kali sehingga luka itu sembuh.
Bawang Putih
Nama saintifik : Allium sativum
Beberapa ulas bawang putih direbus selama lebih kurang 6 jam dan airnya diminum untuk menghilangkan sakit tekak, batuk dan selsema. Bagi menahan serangan cacing, kunyah sedikit bawang putih mentah setiap hari selama beberapa hari. Sebagai penawar bagi sengatan  kala jengking dan lipan, umbisinya digiling lumat dan disapu pada bahagian yang cedera lalu dibalut dengan kain.
Belimbing Buluh
Nama saintifik : Averrhoa bilimbi L
Air belimbing buluh yang muda digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi, kencing manis dan untuk mengelakkan pitam. Bagi merawat batuk, daun, bunga dan buah belimbing buluh direbus dalam jumlah yang sama banyak sehingga mendidih dan airnya diminum setiap pagi.
Pokok Betik
Nama saintifik : Carica papaya Linn
Daun betik yang muda ditumbuk dengan sedikit temuhitam dan garam hingga lumat bersama sedikit air lalu diminum airnya bagi mengubati demam panas. Bagi mengubati ketuat, getah disapu pada ketuat itu dua kali sehari selama satu minggu. Ketuat itu akan menjadi lembut dan akan hilang sedikit demi sedikit.
Bunga Tahi Ayam
Nama saintifik : Lantana camara Linn
Daunnya yang telah ditumbuk digunakan untuk merawat luka dan ulser. Ia juga dipupuk pada bahagian yang bengkak untuk menghilangkan bengkak. Air rendamannya boleh disapu pada sendi untuk mengubati sengal tulang.
a)      Gelenggang Besar
Nama saintifik : Cassia alata
Daun tumbuhan ini boleh dimakan untuk mengubati penyakit kulit seperti kudis, kurap, kayap, panau dan jangkitan kulat. Daunnya juga boleh dimakan untuk melegakan sembelit.
Halia
Nama saintifik : Zingiber officinale Rose
Bagi mengubati sakit perut, sedikit halia (lebih kurang 10 cm panjang) direbus selama kira-kira 3 jam dan kemudian airnya diminum apabila sejuk. Bagi tujuan menghilangkan sendawa, 10 cm rizom halia ditumbuk bersama dengan lada putih. Kedua-dua campuran ini dibancuh bersama sedikit air lalu diminum.
Kadok
Nama saintifik : Piper sarmentosum Roxb
Berkhasiat mengubati batuk, selsema, sakit gigi dan sengal tulang dengan cara merebus keseluruhan pokok ini dan airnya diminum. Bagi mengubati penyakit malaria, ambil segenggam daun kadok yang segar dan rebus di dalam periuk dengan 3 cawan air. Rebusan air tadi kemudiannya diminum setiap hari sehingga penyakit sembuh. Bagi tujuan mengubati penyakit sukar buang air, beberapa helai daun direbus selama beberapa jam dan air rebusan tadi diminum.
Kelapa
Nama saintifik : Cocos nucifera
Minyak kelapa digunakan untuk membuat minyak urut. Minyak urut adalah campuran minyak dan bahan-bahan herba lain untuk digunakan dalam proses mengurut badan dan mengurangkan sakit ketika mengurut. Air kelapa pula digunakan untuk meredakan cirit-birit.
Lengkuas
Nama saintifik : Alpinia galanga Swartz
Daunnya direbus dan air rebusannya digunakan sebagai losyen bayi. Tuaman daun yang telah direbus juga digunakan untuk mengubati sengal tulang.
Letup-letup
Nama saintifik : Phyalis minima L
Mengubati pening kepala, sakit pinggang dan barah dengan cara mengambil sedikit daun dan batangnya dan ditumbuk sehingga lumat dan kemudian dipupukkan di bahagian yang sakit.
Lidah Buaya
Nama saintifik : Aloe vera
Jus daripada pokok  ini digunakan untuk melembutkan kulit, mengubati luka dan kudis. Ekstrak daripada daunnya yang kering digunakan sebagai julap untuk memudahkan pembuangan air besar.
Melur
Nama saintifik : Jasminum sambac Ait
Bunganya digunakan untuk menggalakkan pengeluaran susu bagi ibu yang menyusukan anak dengan cara menyapunya pada buah dada. Rebusan bunga ini diminum bagi mengubati demam.
Mengkudu
Nama saintifik : Morinda citrifolia Linn
Buah yang masak, dimakan untuk membersihkan darah bagi wanita. Daunnya dilayur dan didemah pada dada dan perut untuk mengubati demam dan sakit di dalam perut.
Misai Kucing
Nama saintifik : Orthosiphon aristatus
Daun misai kucing direbus bersama sedikit kunyit yang dipotong halus dan hasil rebusan tadi dicampur dengan sedikit gula batu lalu digaul hingga sekata. Campuran itu kemudiannya diminum sekali sehari di waktu pagi atau petang bagi tujuan membantu melawas pembuangan air kecil.
Pegaga
Nama saintifik : Hydrocotyle asiatica Linn
Bagi mengubati penyakit pitam, daun pegaga dan kacang hijau direbus dan diembunkan pada waktu malam. Apabila pagi, bahan ini ditambah dengan sedikit gula dan dimakan. Bagi mengubati sengal badan, daun dan bawang direbus dan airnya diminum.

Peria
Nama saintifik : Momordica charantia L
Daun dididihkan dan air rebusannya digunakan sebagai losyen pada kulit. Bijinya dimakan dan dilaporkan boleh menurunkan tekanan darah tinggi. Daunnya juga dimakan untuk menambahkan nafsu makan dan menambahkan susu ibu.



Petai
Nama saintifik : Parkia speciosa Hassk
Bijinya dimakan sebagai ulam dan dikatakan boleh mengubati diabetes.
Senduduk
Nama saintifik : Melastoma malabathricum Linn
Daun dan akar yang telah digiling, ditabur di atas kudis untuk menyembuhkannya. Bagi mengubati kudis cacar, daun dan akarnya digiling hingga lumat dan disapu pada bintik-bintik yang terdapat pada badan pesakit bagi mengelakkan daripada terjadinya parut. Akarnya digunakan untuk membasuh mulut bagi merawat sakit gigi.
Serai
Nama saintifik : Cymbopogon citratus
Bagi mengubati sakit kepala dan sengal tulang, beberapa helai daun serai ditumbuk hingga lumat, kemudian dipupuk pada dahi sehingga sakit kepala beransur berkurangan. Bagi tujuan menghindar dari serangan nyamuk, beberapa helai daun serai ditumbuk dan ditapis airnya. Kemudian disapu pada permukaan kulit yang terdedah kepada nyamuk. Nyamuk akan mengelak dari bahagian itu.    
Sireh
Nama saintifik : Piper betle L
Daun sirih dimakan bersama-sama gambir untuk mengubati penyakit cirit-birit. Daun sirih juga boleh digulung dan disumbat ke dalam lubang hidung untuk memberhentikan pengaliran darah daripada dalam hidung.
Terung Belanda
Nama saintifik : Solanum torvum Swartz
Buahnya dimakan untuk meningkatkan nafsu makan dan mengurangkan tekanan darah tinggi. Daunnya juga dimakan sebagai ulam untuk mengubati penyakit pitam.      
Setawar
Nama saintifik : Costus speciosus Smith
Batangnya digunakan sebagai ubat untuk merawat kulit yang meruam dan berair. Caranya ialah dengan menumbuk batangnya yang segar dan sapukan pada kulit yang berkenaan.

No comments:

Post a Comment