MAKALAH
AQIDAH DAN RUANG LINGKUPNYA SERTA KEYAKINAN KEPADA RUKUN
IMAN
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT
berkat Rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan baik dan
tepat waktu. Dalam makalah kami yang berjudul “Akidah dan Ruang Lingkupnya” ada
beberapa hal yang akan dibahas yaitu arti akidah, ruang lingkup akidah, rukun
iman dalam kehidupan manusia.
Makalah ini
dapat dibuat dengan baik karena bantuan dari berbagai pihak yang membantu dalam
meyelesaikan beberapa hambatan dan masalah. Oleh karena itu kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya untuk para pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini,
kami berharap makalah yang telah kami susun ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca pada khususnya dan bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya.
Sehigga ilmu yang didapat dari makalah ini dapat direalisasikan dalam kehidupan
sehari-hari agar iman dan islam kita bisa lebih sempurna.
Aceh Besar, Juni
2019
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFATAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A. Pengertian
Akidah........................................................................................ 3
B. Ruang
Lingkup akidah................................................................................. 4
C. Pengertian
Keyakinan Kepada Allah SWT.................................................. 4
D. Pengertian
Keyakinan Kepada Malaikat ..................................................... 6
E. Pengertian
Keyakinan Kepada Kitab-Kitab................................................. 7
F. Pengertian
Iman Kepada Para Rasul............................................................ 8
G. Pengertian
Keyakinan Kepada Hari Akhir................................................... 9
H. Pengertian
Iman Kepada Qadha dan Qadar.............................................. 10
BAB III
PENUTUP............................................................................................. 12
A. Kesimpulan................................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Beragama adalah suatau bentuk
keyakinan manusia terhadap berbagai hal yang diajarkan oleh agama yang
dianutnya. Beragama berarti meyakini secara bulat terhadap pokok-pokok ajaran
dan keyakinan sebuah agama, oleh karena itu tidak ada manusia yang mengaku
beragama tanpa ia meyakini apa-apa yang ditetapkan oleh agama tersebut.
Dalam agama islam terdapat
pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan rukun iman,terdiri dari enam pilar,
keenam pilar tersebut adalah keyakinan islam terhadap hal-hal ghaib yang hanya
diyakini secara trasendental, sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang diluar
daya nalar manusia. Rukun iman ini terdiri dari: 1. Iman kepada Allah, 2. Iman
kepada Malaikat, 3. Iman kepada Kitab, 4. Iman kepada Rasul, 5. Iman kepada
Hari Akhir, 6. Iman kepada Qadha dan Qadar.
Segala sesuatu yang ALLAH SWT ciptakan
bukan tanpa sebuah tujuan. Allah SWT menciptakan bumi beserta isinya,
menciptakan sebuah kehidupan di dalamnya, bukanlah tanpa tujuan yang jelas. Sama
halnya dengan Allah SWT menciptakan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah SWT
tidak sia-sia, manusia dicptakan sebagai khalifah dimuka bumi untuk mengatur
atau mengelola apa yang ada di bumi beserta segala sumber daya yang ada.
Disamping kita sebagai manusia harus
pandai-pandai mengelola sumber daya yang ada, sebagai manusia juga tidak boleh
lupa akan kodratnya yakni menyembah sang pencipta , Allah SWT, Oleh karena itu,
manusia harus mempunyai akidah yang lurus agar tidak menyimpang dari apa yang
diperintahkan Allah SWT.
Penyempurna Akidah yang lurus kepada
Allah SWT tidak luput dari akidah yang benar kepada malaikat-malaikat Allah,
kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah kepada rasul-rasul Allah untuk
disampaikan kepada kita, umat manusia.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam makalah ini ada beberapa hal yang
akan kami bahas, yaitu :
- Apa
pengertian Aqidah dan ruang lingkup
Aqidah?
- Apa
yang dimaksud Keyakinan
kepada Allah?
- Apa
yang dimaksud Keyakinan
kepada malaikat?
- Apa
yang dimaksud Keyakinan
kepada kitab?
- Apa
yang dimaksud Keyakinan
kepada rasul?
- Apa
yang dimaksud Keyakinan
kepada hari akhir?
- Apa
yang dimaksud Keyakinan
kepada takdir?
C.
Tujuan
Penulisan
Makalah ini ditulis agar kita lebih
memahami apa itu akidah, apa saja yang termasuk ruang lingkup akidah,dan keyakinan kepada Rukun Iman
- Mengetahui pengertian Aqidah dan ruang lingkup
Aqidah?
- Mengetahui yang dimaksud Keyakinan kepada
Allah?
- Mengetahui yang
dimaksud Keyakinan
kepada malaikat?
- Mengetahui yang dimaksud Keyakinan kepada
kitab?
- Mengetahui yang dimaksud Keyakinan kepada
rasul?
- Mengetahui yang dimaksud Keyakinan kepada
hari akhir?
- Mengetahui yang dimaksud Keyakinan kepada
takdir?
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Akidah
1.
Secara Etimologi
kata “akidah” diambil dari kata dasar
“al-aqdu” yaitu ar-rabth (ikatan), al-ibraam (pengesahan), al-ihkam
(penguatan), at-tawatstuq (menjadi kokoh,kuat), asy-syaddu biquwwah (pengikatan
dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan). Diantaranya
juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan).
Akidah artinya ketetapan yang tidak ada
keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedangkan pengertian akidah dalam
agama maksudnya adalah berkaitan dengan
keyakinan bukan perbuatan. Seperti akidah dengan adanya Allah dan utusan-Nya
para Rasul. Bentuk jamak dalam akidah adalah aqa-id.
Akidah Islam itu sendiri bersumber dari
Al-Quran dan As-Sunnah, bukan dari akal atau pikiran manusia. Akal pikiran itu
hanya dikenakan untuk memahami apa yang terkandung pada kedua sumber akidah
tersebut yang mana wajib untuk diyakini dan diamalkan.
2.
Secara Terminology
Akidah menurut istilah adalah perkara
yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa akan menjadi tentram karenanya,
sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak dicampuri
oleh keraguan dan kebimbangan.
3.
Menurut Hasan Al-Banna
“aqa-id” bentuk jamak dari akidah adalah
beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, dan mendatangkan
ketentraman jiwa yang tidak dicampuri sedikit dengan keragua-raguan.
4.
Menurut Abu Bakar Jabir
Al-Jazairy
Akidah adalah sejumlah kebenaran yang
dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah.
Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini
kesakhikhannya dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang
bertentangan dengan kebenaran itu.
B.
Ruang
Lingkup akidah
Menurut Hasan Al-Banna, sistematika
ruang lingkup pembahasan akidah adalah sebagai berikut.
- Ilahiyyat
: pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilahi seperti
wujud Allah dan sifat-sifat Allah
- Nubuwat
: pembahsan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi dan rasul,
termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah, mukjizat dan sebagainya
- Ruhaniyat
: pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik
seperti malaikat, jin, iblis, syaitan, roh dan lain-lain
- Sam’iyyat
: pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam’I
(dalil naqli berupa al-quran dan sunnah) seperti alam barzah, akhirat,
azab kubur, tanda-tanda kiamat, surge dan neraka.
C.
Pengertian
Keyakinan Kepada Allah SWT
Rukun iman yang pertama ialah
iman kepada allah s.w.t. iman kepada Allah s.w.t. adalah yang paling pokok dan
mendasari seluruh ajaran islam, dan ia harus diyakinkan dengan ilmu yang pasti
seperti ilmu yang terdapat dalam kalimat syahadat “laa ilaaha ilallah”. Qur’an
sebagai sumber pokok ajaran islam telah memberikan pedoman kepada kita dalam
mengenal Allah s.w.t. Demikian pula dikemukakannya bukti-bukti yang pasti
tentang kekuasaan-Nya bersama seluruh sifat keagungan-Nya. Bahwa Allah s.w.t.
adalah zat yang Mahasuci,suci daripada sifat yang serupa dengan alam.
Seseorang tidak dikatakan
beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal: Mengimani adanya Allah.
Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan
mengatur alam semesta kecuali Allah. Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada
sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan
selain Allah Ta’ala. Mengimani semua nama dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang
Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang nabi-Nya tetapkan untuk Allah,
serta menjauhi sikap menghilangkan makna, memalingkan makna, mempertanyakan,
dan menyerupakanNya.
Kata iman berasal dari bahasa
Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, iman adalah membenarkan
dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan).
Dengan demikian, iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah
itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaan Nya,
kemudian pengakuan ini diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal
perbuatan secara nyata. Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang
yang beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila
seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak
diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang
tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga
unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat
dipisahkan.Beriman kepada Allah sebagai Khaliq merupakan rukun iman yang
pertama.Pembuktian adanya Allah SWT dapat dilakukan dengan 2 cara :
- Dalil Aqli ( menggunakan akal ), contoh melihat
ciptaan-Nya
- Dalil Naqli ( menyakini Al Qur’an dan Hadits Nabi
Muhammad SAW )
Allah swt adalah Tuhan yang
wajib dipercayai oleh setiap muslim, Dialah yang menciptakan semua makhluk,
mematikannya, lalu membangkitkannya kembali. dia pemberi rizeki kepada setiap
makhluk, mengirimkan angin dan menurunkan hujan, menciptakan siang dan malam,
menundukkan matahari dan bulan sehingga keduanya berjalan menurut waktu yang
ditentukan.
Di dalam Al-Qur'an disebutkan
kata "Allah" sebanyak 2.697 kali. Penyebutnya itu selalu menerangkan
tentang keesaan Allah swt yang merupakan salah satu sifat-Nya dari beberapa
nama-Nya yang indah. Semuanya menjelaskan suatu kepercayaan yang tertanam dalam
hati tentang keberadaan Allah swt dan merupakan rukun iman yang pertama.
- Fungsi Beriman Kepada Allah SWT
a.
Dapat Menentramkan
hati manusia , (Q.S.Ar-Ra’d : 28)
b.
Mendatangkan
Keuntungan dan Kebahagiaan hidup (Q.S Al-Ashr : 1-3)
c.
Menyelamatkan hidup
manusia dunia dan akhirat
D.
Pengertian
Keyakinan Kepada Malaikat
Iman kepada Malaikat adalah masalah
akidah yang kedua sesudah iman kepada Allah s.w.t. pengetahuan kita tentang
malaikat hanya semata-mata berdasarkan Qur’an dan keterangan-keterangan Nabi.
Para Malaikat termasuk persoalan alam gaib, tidak bersifat material namun
sebagai tabiatnya bahwa dia dia dapat menjelma kealam material. Kita wajib
beriman kepada para malaikat oleh karena Qura’an dan nabi memerintahkannya,
sebagaimana wajibnya beriman kepada Allah dan para Nabi-Nya.
1.
Sifat-sifat
Malaikat,Qur’an menerangkan bahwa mereka adalah hamba Allah yang mulia tidak
pernah durhaka, tidak maksiat dan tidak pernah menentang perintah Allah. Mereka
tidak butuh makan dan minum, selalu taat terhadap segala perintahnya Allah yang
diamanatkan kepadanya.
2.
Tugas Malaikat
Bertugas
menyampaikan wahyu-wahyu Allah kepada para Nabi dan Rasul, seperti tugas Jibril
a.s. kemudian ada yang bertugas mengurusi rezeki para makhluk; ada yang
mencatat amal perbuatan manusia, yang baik dan yang buruk; dan ada yang
mengurus pencabutan roh manusia. Begitu juga sebagian merekaitu mengurusi
syurga dan neraka,dan memikul arasy.kemudian sebagaian bertugas menegakkan
kemaslahatan serta kebutuhan-kebutuhan manusia. Masih banyak lagi tugas-tugas
malaikat yang telah ditentukan Allah kepadanya, yang sama sekali tidak
bersangkut-paut dengan urusan materi dan perihal hidup dan kehidupan insan di
dunia.
E.
Pengertian
Keyakinan Kepada Kitab-Kitab
Risalah Allah itu ialah wahyu-wahyu
Allah kepada para Rasul yang diutus kepada setiap bangsa dan umat manusia
sepanjang sejarah. Rasul-rasul yang menerima wahyu-wahyu itu adalah
manusia-manusia pilihan Allah diantara kelompok-kelompok manusia yang memiliki
ciri-ciri khas dan karakteristik dalam segi-segi rohaniah dan jasmaniah
wahyu-wahyu yang diterima oleh para Rasul itulah yang dinamai Shuhuf” atau
“Kitab”. Setiap Rasul yang diutus Allah kepada manusia,dipersenjatai dengan
kitab. Kitab itulah yang menjadi pedoman pemimpin baginya,dan kitab itulah
menjadi kamus atau undang-undang buat manusia yang dipimpinnya.
Maka kita wajib beriman kepada
kitab-kitab Allah, menjadi salah satu dari rukun iman. Wajib beriman kepada
kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan kepada para Rasul-Nya; sebagaimana
sistem iman kepada para Rasul, maka pengingkaran kepada salah satu kitab Allah,
sama artinya pengingkaran terhadap seluruh kitab Allah. Dan mengingkari kitab Allah,
sama pula artinya mengingkari kepada para Rasul,para Malaikat dan kepada Allah
sendiri. Jumlah kitab-kitab itu tidak pernah disebut angkanya dalam Qur’an.
Akan tetapi nama kitab-kitab yang sampai kepada kita terbatas. Kita hanya
mengetahui sebagaimana yang tersebut dalam Qur’an dan yang diberitakan oleh
Nabi. Mengenai kitab agama lain, kita tidak dapat mengtakan dengan tegas bahwa
kitab-kitab itu adalah palsu seluruhnya, apakah diantara ayat-ayatnya adalah
firman Allah,Qur’an sebagai standar untuk menilainya. Bila ada persamaannya
dengan ayat-ayat Qur’an, maka dapat
diduga bahwa ayat-ayat dari kitab-kitab itu mungkin firman Allah.
- Jumlah
kitab yang kita ketahui:
a)
Kitab Taurat yang
diturunkan kepada Nabi Musa a.s.
b)
Kitab Zabur yang
diturunkan kepada Nabi Daud a.s.
c)
Kitab Injil yang
diturunkan kepada Nabi Isa a.s.
d)
Kitab Al-Qur’an yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w.
F.
Pengertian
Iman Kepada Para Rasul
Para Rasul berkewajiban menyampaikan
risalah dan wahyu yang diterimanya itu kepada manusia. Karena itulah iman
kepada Rasul berarti mempercayai bahwa Allah telah memilih diantara manusia
menjadi utusan-utusan-Nya dengan tugas risalah kepada manusia sebagai
hamba-hamba Allah dengan wahyu yang diterimanya dari Allah s.w.t. untuk
memimpin manusia kejalan yang lurus dan untuk keselamatan dunia dan akhirat.
Sesungguhnya mereka adalah manusia-manusia biasa juga. Selaku manusia,maka
mereka memiliki sifat-sifat kemanusia yang umum seperti:
makan,minum,tidur,berumah tangga,nikah,hidup dan bergaul dalam masyarakat,kemudian
mati. Selanjutnya merekapun berkata-kata dan berbicara menurut bahasa dari
bangsa atau umat dimana mereka diutus. Hanya saja bahwa para Rasul itu
diberikan sifat-sifat khas, merupakan keistemewaan mereka melebihi daripada
manusia biasa. Sebagai mana seorang pemimpin dalam suatu pergerakan atau dalam
suatu organisasi, sudah barang tentu dia harus memiliki banyak keistimewaan
dibandingkan dengan para anggota lainnya. Mereka adalah teladan utama. “uswatun
hasannah” bagi manusia. Para rosul hakikatnya adalah rahmat ilahi yang
dianugrahkan kepada manusia. Maka sepanjang sejarah manusia dan dari segala
bangsa, Allah telah mengutus Rasul untuk memimpin manusia kejalan yang benar.
- Tugas
Rasul
a)
Tugas para rasul tugas
rohaniah,misi spiritual. Mereka bertugas memimpin manusia untuk mengenal
Tuhannya.
b)
Bertugas mengajar
manusia tentang akidah dan ibadah menurut garis Allah. Menuntun manusia dalam
hidup duniawi menyucikan rohaniahnya.
- Empat
sifat para Rasul
a) Pertama,sifat
benar.
b) Kedua
kepercayaan atau amanah.
c) Ketiga
menyampaikan atau tablig.
d) Keempat
sifat kecerdasan.
G.
Pengertian Keyakinan Kepada Hari Akhir
Iman kepada hari akhir adalah masalah
yang paling berat dari segala macam akidah dan kepercayaan manusia. Mempelajari
keyakinan manusia tentang masalah hidup kembali sesudah mati atau hakikat
kehidupan manusia sesudah rohnya berpisah dengan jasmaninya, ada tiga pola
keyakinan : pertama, kelompok manusia yang pola kepercayaannya menganggap bahwa
apabila manusia telah mati,maka sejarah hidupnya telah tamat pula. Kedua,
kelompok manusia yang mempunyai pola kepercayaan bahwa apabila manusia telah
mati maka ia mengalami kehidupan baru kembali (reinkarnasi). Ketiga, kelompok
manusia yang mempunyai pola kepercayaan tentang adanya hari akhir. Ia adalah
tumpuan tujuan akhir dari seluruh perjalanan sejarah manusia.
Iman kepada hari akhir yaitu
mengimani semua yang terjadi di alam barzakh (di antara dunia dan akhirat)
berupa fitnah kubur (nikmat kubur atau siksa kubur). Mengimani tanda-tanda hari
kiamat. Mengimani hari kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di Surga
atau Neraka.
Hari akhir sama dengan hari
kiamat. Para Ulama membagi kiamat menjadi 2 macam yaitu :
1.
Kiamat Sugra,
adalah kiamat kecil yaitu rusaknya sebagian makhluk, misalnya kematian dan
terjadinya bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir dan
sebagainya
2.
Kiamat Kubra,
adalah kiamat besar yaitu hancurnya alam semesta dengan segala isinya serempak,
atau berakhirnya seluruh alam ini secara serempak.
Sungguh, hari Kiamat itu akan
datang aku merahasiakan (waktunya) agar setiap orang dibalas sesuai dengan apa
yang dia usahakan (QS. Thoha : 15)
- Tanda-tanda hari Akhir
Tanda-tanda hari kiamat diterangkan oleh Rasulullah saw
dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syibah, Muslim dan Turmudzi.
Tanda-tanda hari kiamat adalah sebagai berikut :
a.
Tanda-tanda Kiamat
Kecil, antara lain :
·
Hamba sahaya
perempuan melahirkan tuannya
·
Ilmu agama dianggap
tidak penting
·
Perzinaan, minuman
keras, fitnah, pembunuhan merajalela dimana-mana
·
Jumlah wanita lebih
banyak dari laki-laki dengan perbandinga 50:1
·
Banyak terjadi
gempa bumi / musibah / bencana alam
·
Lahirnya Dajjal
(tukang dusta) yang mengaku dirinya utusan Allah SWT
2.
Tanda-tanda Kiamat
Besar, antara lain :
·
Matahari terbit
dari barat
·
Munculnya binatang
ajaib yang dapat berbicara
·
Rusaknya Ka’bah
dengan sendirinya
·
Seluruh manusia
menjadi kafir dan lenyapnya al-Qur’an
·
Berkuasanya bangsa
Ya’juj dan Ma’juj dimuka bumi
Dengan demikian, iman yang kelima
ini,iman kepada hari akhir mempunyai nilai yang sangat tinggi dalam hidup dan
kehidupan manusia di dunia. Ia menunjukkan bahwa kehidupan duniawi ini ada
artinya, bukan hidup yang sekedar hanya hidup dan sesudah itu lalu mati dan
tidak punya kelanjutannya lagi. Seluruh amal perbuatan manusia tidak akan
sia-sia.
H.
Pengertian
Iman Kepada Qadha dan Qadar
Iman kepada qadha dan qadar adalah tiang
iman yang ke enam atau rukun iman yang terakhir. Qadha dan Qadar dalam
pembicaraan sehari-hari adalah takdir. Kita wajib percaya bahwa Allah lah yang
telah menciptakan segala sesuatu dan bahwasannya allah telah menentukan segala
sesuatu sebelum dia menciptakan segala kejadian dan mengatur segala yang ada
dengan pengetahuan,ketentuan,kebijaksanaan dan ketentuanNya. Adapun segala yang
dilakukan manusia itu semuanya atas Qada dan Qadhar Nya. Sedangkan manusia
hanya dapat berikhtiar.
Mengimani kejadian yang baik
maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah Ta’ala. Karena seluruh makhluk
tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka begitupula perbuatan mereka adalah
ciptaan Allah. Iman kepada qada dan qadar dalam kehidupan sehari-hari lebih
popular dengan sebutan takdir. Iman kepada Qada dan Qadar artinya percaya dan
yakin bahwasahnya, Allah SWT memiliki kehendak, keputusan dan ketetapan atas
semuanya makhlukNya termasuk segala sesuatu meliputi semua kejadian yang
menimpa seluruh makhluk hidup, termasuk manusia dan benda-benda yang ada di
alam semesta. Kejadian itu bisa berupa hidup atau mati, baik atau buruk,
kemunculan atau kemusnahan. Sedangkan menurut bahasa pengertian qada dan qadar
adalah sebagai berikut :
- Arti Qada :
·
Qada berarti hukum
atau keputusan (Q.S. An-Nisa : 65)
·
Qada berarti
mewujudkan atau menjadikan (Q.S. Fussilat : 12)
·
Qada berarti
kehendak (Q.S. Ali-Imron : 47)
·
Qada berarti
perintah (Q.S. Al-Isra : 23)
- Arti Qadar :
·
Qadar berarti
mengatur atau menentukan sesuatu menurut batas-batasnya (Q.S. Fussilat : 10)
·
Qadar berarti
ukuran (Q.S. Ar-Ra’du : 17)
·
Qadar berarti
kekuasaan atau kemampuan (Q.S. Al-Baqarah : 236)
·
Qadar berarti
ketentuan atau kepastian (Q.S. Al-Mursalat : 23)
·
Qadar berarti perwujudan
kehendak Allah SWT terhadap semua makhluknya dalam bentuk-bentuk batasan
tertentu (Q.S. Al-Qomar : 49)
Dengan kata lain Qada dan
Qadar, adalah sama-sama merupakan ketetapan, keputusan, kehendak Allah SWT atas
seluruh makhluknya. Sebagian pendapat mengatakan Qada adalah ketetapan Allah
SWT yang akan terjadi. Sedangkan Qadar, ketetapan Allah SWT atas makhluknya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat kita lihat
bahwa akidah dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Akidah yang memeperkuat
iman kita. Akidah adalah ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang
mengambil keputusan, atau sebuah keyakinan. Keyakinan yang kokoh kepada Allah
SWT dimana tidak ada keraguan di dalam dirinya. Yakin bahwa Allah itu Esa/
satu, dan tidak berbuat kafir atau menyekutukan Allah.
Aqidah dalam kehidupan umat muslim perlu
kita pelajari dan amalkan. Akidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati,dapat mendatangkan ketentraman jiwa dan menjadi
keyakinan yang tidak tercampur dengan keraguan-keraguan. Sedangkan iman menerut
pengertian sesungguhnya ia lah kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan
penuh keyakinan,tidak bercampur syak dan ragu serta memberi pengaruh bagi
pandangan hidup.
B.
Saran
Demikianlah makalah
tentang pokok aqidah dan rukun iman. Kami menyadari makalah ini jauh dari kata
sempurna maka dari itu kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan
untuk perbaikan makalah ini. Harapan kami, semoga makalah ini dapat memberi
pengetahuan baru dan bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
Afdil.
“Aliran-aliran dalam akidah” . 8 oktober 2014.
http://mufdil.wordpress.com/2009/08/03/aliaran-aliran-dalam-ilmu-kalam/
Almustaghrak,
Ilham. “Arti dan Ruang Lingkup Akidah”. 8 Oktober 2014.
http://digitalreferensi.blogspot.com/2012/11/arti-dan-ruang-lingkup-aqidah.html
Ardhi.
“Makalah Akidah Islam”. 8 Oktober 2014
http://ardhi21.blogspot.com/2012/10/makalah-aqidah-islam_260.html
Dr.
Nashir bin Abdul Karim Al-Aql.” Dirasat fil Ahwaa' wal Firaq wal Bida' wa
Mauqifus Salaf minhaa” diakses dari
http://koepas.org/index.php/2013-07-30-03-42-10/akidah/310-ppas 8 Oktober 2014
Fathan,
Mulia. “Akidah dan Ruang lingkupnya”. 8 oktober 2014.
http://makalahruanglingkuppembahasanaqidah.blogspot.com/
Hadhiri
SP, Choiruddin. 20005. Klasifikasi Kandugan Al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani/
Mubarok,
Amin. 2015. Himpunan Putusan Tarjih. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah
Razak,
Nazaruddin. 1973. Dienul Islam. Bandung: PT Alma’arif
No comments:
Post a Comment