BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana
diketahui, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu membutuhkan
sesamanya dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu tidak dapat dihindari bahwa manusia harus selalu berhubungan
dengan manusia lainnya. Hubungan manusia dengan manusia lainnya, atau hubungan
manusia dengan kelompok, atau hubungan kelompok dengan kelompok inilah yang
disebut sebagai interàksi sosial. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah
suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup
bermasyarakat. Profesor Wilbur Schramm menyebutnya bahwa komunikasi dan
masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya
tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi
(Schramm; 1982).
Komunikasi
sebagai proses berhubungan antar
individu atau antar kelompok yang tak lepas dari komponen komunikator. Sebuah
komunikasi bisa diisi oleh orang-orang yang berkualitas dalam mengungkapkan
pesan. Komunikator yang berkualitas tersebut tidak akan dikuasai jika tidak
memenuhi kriteria seorang komunikator.
Komunikasi
sebagai proses individu/seseorang (komunikator) yang mengirimkan stimulus
(biasanya dalam bentuk verbal/ kata kata) untuk memberikan pengaruh atau
memodifikasi tingkah laku orang lain
(komunikan) [Sosiolog Hovland, Janis dan Kelley, dan Ruben]. Oleh karena
itu penulis akan membahasnya dalam makalah yang berjudul Komunikator dalam
Proses Komunikasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang penulis kemukakan, rumusan masalah yang ingin
dungkapkan yaitu :
1.
Defensii
dari Komunikator ?
2.
Syarat-syarat
dari Komunikator ?
3.
Faktor-faktor
Penghambat Komunikator ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah yang penulis kemukakan, tujuan penelitian yang ingin disajikan
penulis adalah :
- Untuk mengetahui defenisi dari
Komunikator
- Untuk mengetahui Syarat-syarat
dari Komunikator
- Untuk mengetahui Faktor-faktor
Pengahambat Komunikator.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikator
Komunikator
adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Dalam khazanah ilmu
komunikasi, komunikator (communicator) bisa juga bertukar peran sebagai
komunikan atau penerima pesan sehingga komunikator yang baik juga harus berusaha
menjadi komunikan yang baik. Seorang sumber bisa menjadi komunikator/pembicara.
Sebaliknya komunikator/pembicara tidak selalu sebagai sumber. Bisa jadi ia
menjadi pelaksana (eksekutor) dari seorang sumber untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Pengirim adalah
orang yg menyuruh untuk menyampaikan.
Komunikator
dibagi dalam dua tipe utama:
- Komunikator dengan Cintra Diri
Sendiri (The Communicator’s Self Image)
Komunikator
tipe ini lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Proses pengiriman
pesan didasarkan atas keinginan sang komunikator. Mereka mengukur kesuksesan
komunikasi dari segi kesuksesan mencapai target sasaran secara kuantitatif.
Contoh
:
Dalam
sebuah seminar sekelompok panitia merasa berhasil dan bangga ketika seminar itu
dihadiri oleh banyak audience, tapi mereka tidak memperdulikan apakah audience
memahami apa yang disampaikan komunikator atau apakah ada feedback atau respon dari audience.
- Komunikator Dengan Citra
Khalayak (The communicators image of the audience)
Komunikator
dengan citra atau kepentingan khalayak adalah komunikator yang mencoba memahami
kebutuhan audiens. Mereka sedapat mungkin memperoleh empati dengan hal-hal yang
diinginkan oleh khalayak.
Komunikator
tipe ini terbagi atas:
1.
Paternalisme
(paternalism). Hubungan antara komuikator dengan audiens seperti hubungan ayah
dan anak. Komunikator menganggap fungsi mereka adalah untuk mendidik dan
menginformasikan audiens, semenatara kebutuhan subjektif, kepentingan dan
kesukaan diri mereka tidak terlalu menjadi perhatian.
Contoh:
Iklan layanan masyarakat,
misalkan wajib belajar 9 tahun, program KB dll
2.
Spesialisasi
(specialization) ini merupakan proses yang menjadikan komunikator sebagai
bagian dari khalayak yang kepentingan dan kebutuhannya diketahui.
3.
Profesionalisasi
(profesionalization). Efek ini menyebabkan komunikator berpikir bahwa mereka
kompeten untuk memutuskan isi media dan mengetahui lebih baik apa yang
seharusnya dilakukan untuk khalayak.
Contoh:
Editor, Redaktur
pelaksana sebuah majalah/Koran, Dosen dll
4.
Ritualisme
(ritualism). Komunikator tidak melakukan apa pun yang melebihi usaha mereka
menciptakan keadaan menyenangkan audiens. Mereka menjadikan kumunikasi sebagai
alat untuk membangun atau memperkuat kebersamaan diantara target khalayak.
Contoh:
Informasi Pelaksanaan kerja
bakti diLingkungan, ceramah dalam mimbar-mimbar keagamaan.
B. Syarat-Syarat Komunikator
Diperlukan
persyaratan tertentu untuk para komunikator dalam sebuah program komunikasi,
baik dalam segi sosok kepribadian maupun dalam kinerja kerja. Dari segi kepribadian,
agar pesan yang disampaikan bisa diterima oleh khalayak maka sseorang
komunikator mempunyai hal berikut:
- Kepandaian
Komunikator
yang menguasai teknik bicara & menulis surat memilih simbol/lambang yang
tepat. Cukup membangkitkan minat pendengar,pembaca & dapat memberikan
keterangan-keterangan secara sistematis serta mudah ditangkap.
- Sikap komunikator
Sikap
sombong, angkuh menyebabkan pendengar muak dan menolak uraian dari
komunikator.Sikap ragu-ragu menyebebkan pendengar kurang percaya terhadap uraian
komunikator.Tetapi sokap tegas akan menyebabkan pendengar percaya dan sikap ini
harus bersumber pada hubungan kemanusiaan (human relaton).Makin baik hubungan
kemanusiaannya makin lancarlah komunikasi.
- Pengetahuan Komunikator
Komunikator
yang kaya akan pengetahuan dan menguasai secara mendalam apa yang akan
disampaikan akan lebih mudah menyampaikan uraian-uraian yang mudah menemukan
contoh-contoh, sehingga komunikasinya makin lancar.
- Sistem sosial
Dalam hal ini ada dua
macam sistem sosial, yaitu :
a.
Sistem
sosial yang bersifat formal (organisasi)
b.
Sistem
sosial nonformal (susunan masyarakat biasa)
- Keadaan lahiriah komunikator
Terutama
dalam komunikasi lisa, suara yang mantap, ucapan yang jelas, lagak lagu yang
baik, serta gerakan tangan yang sehat dapat mendukung pembicaraan.
- Memiliki kedekatan dengan khalayak.
Jarak
seseorang dengan sumber memengaruhi perhatiannya pada sepsan tertentu. Semakin
dekat jarak semakin besar pula peluang untuk terpapar pesan itu. Hal ini
terjadi dalam arti jarak secara fisik ataupun secara sosial.
Kesamaan
(similirity) merupakan faktor penting lainnya yang memengaruhi penerimaan pesan
oleh khalayak. Kesamaan ini antara lain meliputi gender, pendidikan, umur,
agama, latar belakang sosial, ras, hobi, dan kemampuan bahasa. Kesamaan juga
bisa meliputi maslah sikap dan orientai terhadao berbagai aspek seperti buku,
musik, pakaian, pekerjaan, keluarga, dan sebagainya. Preferensi khalayak
terhadap seorang komunikator berdasarkan kesamaan budaya, agama, ras,
pekerjaan, dan pendidikan berpengaruh terhadap proses seleksi, interpretasi,
dan pengingatan pesan sepanjang hidupnya.
Dikenal
kredibilitasnya dan otoritasnya. Khalayak cenderung memerhatikan dan mengingat
pesan dari sumber yang mereka percata sebagai orang yang memiliki pengalaman
dan atau pengetahuan yang lias. Menurut Ferguson, ada dua faktor kredibilitas
yang sangat penting untuk seorang sumber: dapat dipercaya (trustworthiness) dan
keahlian (expertise). Faktor-faktor lainnya adalah tenang/sabar (compusere),
dinamisn, bisa bergaul (sociability), terbuka (extroversion) dan memiliki
kesamaan dengan audiens.
Menunjukkan
motivasi dan niat. Cara komunikator menyampaikan pesan berpengaruh terhadap
audiens dalam memberi tanggapan terhadap pesan tersebut. Respon khlayak akan
berbeda menanggapi pesan yang ditunjukkan untuk kepentingan informasi
(informative) dari pesan yang diniatkan untuk meyakinkan (persuasive) mereka.
Pandai
dalam cara penyampaian pesan Gaya
komunikator menyampaikan (delivery) pesan juga menjadi faktor penting dalam
proses penerimaan informasi.
C. Faktor – Faktor Penghambat Komunikator
Komunikasi
berasal dari bahasa latin, yaitu communis, dalam pengertian di sini tidak ada
hubungannya dengan partai komunis pada kegiatan politik. Communis dalam
komunikasi adalah sama, maksudnya adanya kesamaan makna mengenai sesuatu hal.
Beberapa
Faktor Penghambat komunikasi adalah :
1.
Tidak
adanya konsekwensi timbal-balik. Komunikasi terjadi sebagai konsekuensi dari
hubungan sosial masyarakat, baik komunikasi yang terjadi antara dua orang atau
lebih. Karena terjadinya hubungan maka timbul interaksi di dalamnya.
2.
Kurangannya
pemahaman terhadap permasalahan. Dalam berkomunikasi mungkin kita menginginkan
sebuah hasil atau lebih dari beberapa kemungkinan yang diperoleh, yaitu;
pemahaman atas apa yang disampaikan, pengaruh sikap, hubungan yang semakin baik
dan menimbulkan tindakan yang diinginkan.
3.
Hambatan
Sosio-antro-psikologis
adalah hambatan yang
terjadi dalam konteks situasional, dalam hal ini seorang komunikator (penyampai
pesan) harus mampu memperhatikan situasi ketika komunikasi sedang
dilangsungkan, sebab situasi akan sangat berpengaruh terhadap proses komunikasi
terutama pada faktor: Sosiologis-antro-psikologis.
4.
Hambatan
Semantis
Hambatan sematis adalah
hambatan yang terjadi di dalam diri komunikator, yaitu menyangkut bahasa yang
digunakan sebagai alat penyampaian pesannya. Gangguan semantis bisa menyebabkan
salah tafsir yang pada akhirnya akan mengakibatkan salah komunikasi.
5.
Hambatan
Mekanis
Hambatan mekanis adalah
hambatan yang banyak dijumpai pada media yang digunakan dalam berkomunikasi,
misalkan pada telepon, televisi, dan radio yang sinyalnya terganggu dan lain
sebagainya.
6.
Hambatan
Ekologis
Hambatan ekologis adalah
hamatan yang disebabkan oleh lingkungan dimana proses komunikasi sedang dilangsungkan.
Jadi hambatan tersebut datangnya karena lingkungan. Misalnya; ketika sedang
asik mengobrol di sebuah café, terdengar suara riuh kendaraan, ketika sedang
berpidato terjadi hujan besar dan lain sebagainya.
Agar
tidak terjadi gangguan ekologis seorang komunikator harus terlebih dahulu
menyiapkan antisipasi atau memikirkan dengan matang di mana komunikasi akan
dilaksanakan.
7.
Kejelasan
topik dan tema yang kadang tidak terfokus. Komunikan akan mengambil inisiatif
sesuai dengan apa yang ia duga yang belum tentu sesuai dengan maksud
komunikator. Dalam pidato-pidato kenegaraan khususnya, komunikasi semantis
harus jelas dan tegas dengan memilih kalimat-kalimat yang mengandung persepsi
yang jelas dengan susunan kalimat yang logis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikator
adalah seorang yang menyampaikan pesan kepada khalayak dengan mempertimbangkan perannya sebagai komunikator demi
menyukseskan proses komunikasi
sehingga komunikan dapat menerima pesan dengan jelas. Dan artinya seorang komunikator telah sukses menyampaikan pesannya kepada komunikan. Jika memang pesan
tersebut membutuhkan perbuatan dari komunikan,
komunikan tersebut akan melakukan atau mengaplikasiakan pesan yang disampaikan oleh komunikator
dalam kehidupan komunikan.
Syarat-Syarat
Komunikator
1.
Kepandaian
2.
Sikap
komunikator
3.
Pengetahuan
Komunikator
4.
Sistem
sosial
5.
Keadaan
lahiriah komunikator
6.
Memiliki
kedekatan dengan khalayak.
Faktor – Faktor
Penghambat Komunikator
1.
Tidak
adanya konsekwensi timbal-balik
2.
Kurangannya
pemahaman terhadap permasalahan
3.
Hambatan
Sosio-antro-psikologis
4.
Hambatan
Semantis
5.
Hambatan
Mekanis
6.
Hambatan
Ekologis
7.
Kejelasan
topik dan tema yang kadang tidak terfokus
DAFTAR PUSTAKA
Alo, Lilliweri.2008.Dasar – Dasar
Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Arikunto, Dr. Suharsimi.1988.Organisasi
dan Administrasi Pendidikan Teknologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arni, Dr. Muhammad.2002. Komunikasi
Organisasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Modul SKOM 4206 Perencanaan Program
Komunikasi
Mulyana, Deddy. 2013.Ilmu Komunikas:
Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penyampai
(Komunikator).
Maksud dan tujuan
kami menyusun makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah serta menambah pengetahuan tentang Konsep
Komunikator.
Kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan karena kurangnya pengetahuan
dan terbatasnya referensi yang kami dapatkan, sehingga kami memerlukan saran
dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat pengetahuan bagi pembaca mengenai Konsep Komunikator.
Banda Aceh, Oktober
2017
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar Belakang............................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C.
Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.
Pengertian
Komunikator.............................................................................. 3
B.
Syarat-Syarat
Komunikator.......................................................................... 4
C.
Faktor – Faktor
Penghambat Komunikator.................................................. 6
BAB III PENUTUP............................................................................................... 9
A.
Kesimpulan................................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 10
No comments:
Post a Comment