BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Epidemiologi
berasal dari bahasa yunani yaitu Epi yang berarti pada, Demos yangberarti
penduduk, dan Logos yang berarti ilmu. Jadi epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari hal – hal yang berkaitan dengan masyarakat.
Pada era dewasa ini telah terjadi pergeseran
pengertian epidemiologi, yang dulunya lebih menekankan ke arah penyakit menular
ke arah – arah masalah kesehatan dengan ruang lingkup yang sangat luas. Keadaan
ini terjadi karena transisi pola penyakit yang terjadi pada masyarakat,
pergeseran pola hidup, peningkatan sosial, ekonomi masyarakat dan semakin
luasnya jangkauan masyarakat. Mula-mula epidemiologi hanya mempelajari penyakit
yang dapat menimbulkan wabah melalui temuan-temuan tentang jenis penyakit
wabah, cara penularan dan penyebab serta bagaimana penanggulangan penyakit
wabah tersebut. Kemudian tahap berikutnya berkembang lagi menyangkut penyakit
yang infeksi non-wabah. Berlanjut lagi dengan mempelajari penyakit non infeksi
seperti jantung, karsinoma, hipertensi, dll. Perkembangan selanjutnya mulai
meluas ke hal-hal yang bukan penyakit seperti fertilitas, menopouse,
kecelakkaan, kenakalan remaja, penyalahgunaan obat-obat terlarang, merokok,
hingga masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya
masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga
kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek
dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.
Di era modern dan
perkembangan teknologi seperti sekarang ini memicu jangkauan epidemiolgi
semakin meluas. Secara garis besarnya jangkauan atau ruang lingkup epidemiologi
antara lain:
a. Epidemiologi
Penyakit Menular
b. Epidemiologi
Penyakit Tidak Menular
c. Epidemiologi
Kesehatan Reproduksi
d. Epidemiologi
Kesehatan Lingkungan
e. Epidemiologi
Kesehatan Kerja
f. Epidemiologi
Kesehatan Darurat
g. Epidemiologi
Kesehatan Jiwa
h. Epidemiologi
Perencanaan
i. Epidemiologi
Prilaku
j. Epidemiologi
Genetik
k. Epidemiologi
Gizi
l. Epidemiologi
Remaja
m. Epidemiologi
Demografi
n. Epidemiologi
Klinik
o. Epidemiologi
Kausalitas
p. Epidemiologi
Pelayanan Kesehatan, dsb.
Perkembangan epidemiologi
sedemikian pesatnya merupakan tantangan bagi tenaga kesehatan yang harus lebih
cermat dalam mengambil tindakan-tindakan yang tidak melenceng dari jangkauan
tersebut. Adapun yang menjadi pemicu perkembangan pesat tersebut adalah
perkembangan pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih yang menuntut
peningkatan kebutuhan masyarakat utamanya dalam bidang kesehatan sehingga
kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Selain itu, metode epidemiologi
yang digunakan untuk penyakit menular dapat juga digunakan untuk penyakit
non-infeksi. Apalagi dengan munculnya berbagai macam fenomena kesehatan seperti
penyakit baru dan lama (prevalensi) mendorong penelitian juga semakin
meningakat.
Pergeseran ini pula yang
menyebabkan pergeseran pengertian/definisi dalam epidemiologi, yang tadinya
hanya menekankan pada penyakit-penyakit menular, yang meliputi pencegahan,
pemberantasan penyakit menular ke arah mempelajari masalah-masalah kesehatan
yang terjadi pada masyarakat atau sekelompok manusia yang menyangkut frekuensi,
distribusi masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Terdapat beberapa peranan
epidemiologi, antara lain :
a.
Perencanaan kesehatan
b.
Epidemiologi perencanaan
c.
Perencanaan pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan
d.
Perkembangan epidemiologi perencanaan
B.
Tujuan
1. Tujuan
Umum
Diharapkan mahasiswa memahami
tentang ragam penyakit sehingga diharapkan mahasiswa mampu melakukan prosedur
tindakan keperawatan sesuai dengan masalah penyakit yang di derita client.
2. Tujuan
Khusus
Setelah membuat dan memahami isi
makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu :
a. Mengetahui
definisi penyakit itu sendiri.
b. Memahami
definisi penyakit menular & penyakit tidak menular.
c. Mengetahui
ragam penyakit menular & penyakit tidak menular.
d. Mengerti
cara penularan penyakit tersebut.
e. Mengetahui
pencegahan penyakit itu sendiri.
f. Mengetahui
tindakan apa yang harus dilakukan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Penyakit
Sebelum kita
mendeskripsikan suatu penyakit kita juga harus memahami konsep penyakit itu
sendiri, agar kita dapat mendeteksi
penyakit tersebut dan melakukan tindakan kesehatan sesuai prosedur pelayanan
kesehatan. Perbedaan konsep penyakit antara tenaga kesehatan dan masyarakat
menyebabkan gagalnya peningkatan pelayanan kesehatan dalam masyarakat.
Berikut beberapa
pendapat tentang definisi penyakit, antara lain :
1.
Menurut Kathleen Meehan Arias
Penyakit adalah suatu kesakitan
pada organ tubuh yang biasanya memiliki sedikitnya 2 sifat dari kriteria ini :
agen atiologik telah diketahui, kelompok tanda serta gejala yang dapat di
identifikasi, atau perubahan anatomi yang konsisten.
2.
Menurut dr. Beate Jacob
Suatu penyimpangan dari keadaan
tubuh yang normal atau ketidakharmonisan jiwa.
3.
Menurut Wahyudin Rajab, M.epid
Keadaan yang bersifak objektif dan
rasa sakit yang bersifat subyektif.
4.
Menurut dr. Eko Dudiarto
Kegagalan mekanisme adaptasi suatu
organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga
timbul gangguan pada fungsi atau struktur organ atau sistem tubuh.
5.
Menurut Azizan Haji Baharuddin
Keadaan yang diakibatkan oleh
kerusakan keseimbangan fungsi tubuh dan bagian badan.
Jadi dari
beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan penyakit adalah suatu keadaan
tidak normal pada suatu organisme atau
minda yang menyebabkan ketidakseimbangan, ketidakselesaan, disfungsi, atau
tekanan/stress kepada orang yang terkait atau berhubungan dengannya. Kadang
kala istilah ini digunakan secara umum untuk menerangkan kecederaan, kecacatan,
sindrom, simptom, keserongan tingkah laku, dan variasi biasa sesuatu struktur
atau fungsi, sementara dalam konteks lain boleh dianggap sebagai kategori yang
boleh dibedakan.
B.
Macam
Penyakit
Perhatian
terhadap penyakit menular dan tidak menular makin hari semakin meningkat,
karena semakin meningkat nya frekuensi kejadiannya pada masyarakat. Dari tiga
penyebab utama kematian (WHO, 1990). Penyakit dapat dibedakan menjadi 2
karakteristik, yaitu :
1. Penyakit Menular/Penyakit Infeksi
Penyakit
menular atau penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh sebuah
agen biologi seperti virus, bakteri, maupun parasit, bukan disebbakan karena
faktor fisik, seperti luka bakar atau kimia seperti keracunan.
Oleh
sebab itu, mengapa penyakit ini disebut penyakit infeksi karena penyakit ini
ditularkan penderita melalui infeksi virus, bakteri maupun parasit yang
ditularkan oleh penderita, penularan penyakit ini dapat ditularkan melalui
udara, jarum suntik, transfusi darah, serta tempat makan atau minum bekas
penderita yang masih kurang bersih saat dicuci, hubungan seksual, dll. Namun
bukan berarti penyakit ini tidak bisa dihindari, pola hidup sehat dan
lingkungan dapat mennghindari dari penyakit ini.
Penyakit
ini adalah penyakit yang paling menakutkan dibandingkan dengan penyakit tidak
menular karena penyakit ini masih sulit dalam pengobatannya dan dapat
mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani.
Ada
beberapa jenis penyakit menular, dibawah ini di contohkan 6 penyakit menular,
antara lain :
a.
Penyakit kulit
Ini
adalah salah satu jenis penyakit menular yang banyak sekali jenisnya, dan mudah
menular dari satu orang ke orang lain. Penularan yang paling sering terjadi
adalah melalui kontak langsung atau kita menggunakan barang yang juga dipakai
oleh penderita, contohnya handuk, baju, dll.
Contoh
: cacar air, kudis, panu, dll.
1. Cacar
air (Chicken Pox)
Penyakit ini
masih sering menjadi wabah di Indonesia, penyakit ini dapat menyerang siapa
saja tidak pandang usia. Penyebab penyakit ini adalah karena adanya virus
Varisella-Zoster, virus ini hanya terdapat pada manusia dan primata (simian)
saja, struktur partikel virus (virrion) berukuran 120 - 300 nm yang terdiri
dari (glikoprotein, kapsid, amplop (selubung) virus, dan nukleokapsid yang melindungi
bagian inti berisi DNA genom utas ganda,nukleokapsid berbentuk ikosahedral,
berdiameter 100 – 110 nm dan terdiri dari 162 protein yang disebut kapsomer ),
genom virus ini berukuran 125 kb (kilo basa), dan mengandung sedikitnya 69
daerah pada gen – gen tertentu. Virus ini akan mengalami inaktivasi pada suhu
56 – 60o C dan menjadi tidak berbahaya aapabila bagian amplop (selubung) dari
virus ini rusak. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui pernapasan. Virus
ini menyerang kekebalan tubuh.
Gejala dari
cacar air sendiri adalah badan cepat lemah, lesu, badan terasa tidak enak,
pusing/sakit kepala, nyeri sendi dan demam. Sehari sampai tiga hari muncul
bintik – bintik merah yang berukuran kecil yang membentuk papula (menonjol) dan
berisi cairan, biasanya bintik – bintik ini bermula pada bagian dada, perut
atau punggung, setelah itu baru menyebar ke bagian tubuh lain dan terasa gatal. Bintik ini lama kelamaan
akan pecah dan membentuk lepuhan, lepuhan ini akan mengering dan akan hilang
bekasnya, asal tidak digaruk.
Pengobatan dan
pencegahan, untuk pengobatan dapat diberikan salep yang mengandung Asiklovir 5%
(Anti virus), dan hanya di oleskan pada bagian lepuhan yang sudah pecah saja.
Penderita cacar air disarankan untuk tetap mandi seperti biasa. Imunisasi vaksin
varisella bisa diberikan mulai umur 12 bulan.
b.
Parainfluenza
Penyakit
virus pernafasan ini menjadi penting karena penularannya yang sangat cepat
seperti halnya penyakit menular lewat pernapasan lainnya. Pada umumnya penyakit
ini terjadi oleh infeksi virus parainfluenza saja gejalanya hanya ringan atau subklinis. Terdapat empat virus yang
terdapat dalam keluarga parainfluenza, yang ditandai dengan tipe 1-4 yaitu
virus mempunyai genom RNA helai-tunggal, tidak bersegmen dengan pembungkus
mengandung lipid yang berasal dari pertunasan melalui membran sel. Bagian
antigenik utama adalah tonjolan – tonjolan protein pembungkus yang menunjukkan
sifat – sifat hemaglutinasi (protein HN) dan fusi sel ( protein F).
Virus
parainfluenza menyebar dari saluran pernapasan oleh sekresi yang teraerosol
atau kontak tangan langsung denga sekresi. Pada umur 3th anak – anak biasanya
mengalami infeksi tipe 1-3, tipe 3 bersifat endemik dan dapat menyebabkan
penyakit pada bayi sebelum umur 6 bulan,
dan dapat mengganggu sistem imun. Sedangkan pada tipe 1&2 lebih
musiman dan terjadi pada musim panas dan musim gugur, tipe 4 lebih sukar
tumbuh. Virus parainfluenza bereplikasi dalm epitel pernapasan tanpa bukti
adanya penyebaran sistemik, kecenderungan menimbulkan penyakit pada jalan napas
lebih besar pada laring, trakhea, bronkus, . Penghancuran sel pada jalan napas
atas dapat menyebbakan invasi bakteri dan menimbulkan trakeitis bakteri.
Obstruksi tuba eustachii dapat menyebabkan invasi bakteri sekunder ruang
telinga tengah dan otitis media akut.
c.
Demam Berdarah
Cara
penularannya melalui virus yang terdapat
pada nyamuk Aighes Aygepti yang menghisap darah organ.
d.
Penyakit Kelamin
Cara
penularannya melalui hubungan sex yang tidak sehat dan sering berganti
pasangan. Penyakit yang timbul bukan hanya menyerang alat kelamin saja tetapi
dapat menjalar ke organ lain.
e.
HIV/AIDS
Virus
yang berasl dari simpanse ini dapat merusak sistem imunitas, tetapi virus ini
tidak menimbulkan kematian. Tapi jika virus HIV mengenai penyakit lain seperti
menyerang organ vital bias menimbulkan kematian. Apabila sistem imun pada tubuh
telah rusak resiko berbagai virus akan masuk ke tubuhpun sangat besar dan tubuh
akan rentan terhadap penyakit.
f.
TBC
Tuberculosis
(TBC, MTB, TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri “mycobacterium
tuberculosis”. Yang menyerang pada organ paru – paru, dan juga dapat menyerang
pada organ lain. Bakteri yang sekeluarga dengan bakteri mycobacterium
tuberculosis ini juga dapat menimbulkan infeksi dan memunculkan gejala yang
mirip.
Bakteri
ini ditularkan melalui udara (airborne), yaitu ketika penderita bersin atau
batuk dan bakteri akan keluar dan terhirup oleh orang sehat. Biasanya penderita
TBC akan diisolasi dikarenakan mudahnya penyebatran penyakit TBC.
2.
Penyakit
Tidak Menular/Noninfeksi
Penyakit tidak
menular (PTM) atau penyakit noninfeksi adalah suatu penyakit yang tidak
disebabkan karena kuman melainkan dikarenakan adanya masalah fisiologis atau
metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Biasanya penyakit ini terjadi karena
pola hidup yang kurang sehat seperti merokok, faktor genetik, cacat fisik,
penuaan/usia, dan gangguan kejiwaan. Contohnya : sariawan, batuk, sakit perut,
demam, hipertensi, DM, obesitas, osteoporosis, depresi, RA, keracunan, dsb.
Penyakit tidak
Menular terjadi akibat interaksi antara agent (Non living agent) dengan host
dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi dll) dan lingkungan sekitar
(source and vehicle of agent). Penyakit tidak menular biasa disebut juga dengan
penyakit kronik, penyakit non-infeksi, new communicable disease, dan penyakit
degeneratif.
Penyakit Tidak
Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Keadaan dimana
penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu
bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban ganda
dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan
bidang kesehatan di Indonesia.
PTM mempunyai beberapa karakteristik, diantaranya :
a. Penularan
tidak melalui rantai penularan tertentu
b. Masa
inkubasi yang panjang dan latent
c. Penyakit
berlangsung lama
d. Sulit
untuk didiagnosa
e. Biaya
pencegahan dan pengobatannya yang cukup tinggi
f. Mempunyai
variasi yang cukup luas
g. Multifaktor
Dibawah
ini adalah beberapa penyakit tidak menular yang bersifat kronis, yaitu :
1. Penyakit
yang dapat menyebabkan kematian, yaitu :
a. Penyakit
jantung iskemik
b. Kanker
c. CHF
d. DM
e. Cerebrovasculer
disease
f. Chronic
obstructive pulmonary disease
g. cirrhosis
2. Penyakit
yang termasuk dalam special-interest, banyak menyebabkan masalah kesehatan tetapi
frekuensinya kurang, antara lain :
a. Osteoporosis
b. Gagal
ginjal kronis
c. Mental
retardasi
d. Epilepsi
e. Lupus
erithematosus
f. Collitis
ulcerative
3. Penyakit
yang akan menjadi perhatian di masa yang akan datang, antara lain
a.
Defesiensi nutrisi
b.
Alkoholisme
c.
Ketagihan obat
d. Penyakit
– penyakit mental
e.
Penyakit yang berhubungan dengan
lingkungan pekerjaan
Faktor resiko yang dapat
menimbulkan penyakit tidak menular, antara lain :
1.
Faktor resiko untuk timbulnya penyakit
tidak menular yang belum kronis belum ditemukan secara keseluruhan :
a. Untuk
setiap penyakit, faktor resiko dapat berbeda – beda (merokok, hipertensi,
hiperkolesterolemia)
b. Satu
faktor resiko dapat menyebabkan penyakit yang berbeda – beda, missal : merokok
dapat menimbulkan kanker paru, penyakit jantung koroner, kanker laring.
c. Untuk
kebanyakan penyakit, faktor – faktor resiko yang telah diketahui hanya dapat
menerangkan sebagian kecil kejadian penyakit, tetapi etiologinya secara pasti
belum diketahui.
2.
Faktor resiko yang telah diketahui ada
kaitannya dengan penyakit tidak menular yang bersifat kronis, antara lain :
a. Tembakau
b. Alkohol
c. Kolesterol
d. Hipertensi
e. Diet
f. Obesitas
g. Aktivitas
h. Stress
i.
Pekerjaan
j.
Lingkungan
k. Gaya
hidup
C.
Cara
Penularan Penyakit
Terdapat tiga
aspek sifat utama penularan penyakit dari orang ke orang, antara lain :
1. Waktu
generasi (Generation Time)
Yaitu masa
antara masuknya penyakit pada penjamu tertentu sampai masa kemampuan maksimal
penjamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit. Perbedaan masa tunas
ditentukan oleh masuknya unsur penyebab sampai timbulnya gejala penyakit
sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan gejala yang terselubung,
sedangkan waktu generasi untuk waktu masuknya
usur penyebab penyakit hingga timbulnya kemampuan penyakit tersebut
untuk menularkan kepada penjamu lain.
2. Kekebalan
kelompok (Herd Immunity)
Yaitu kemampuan
atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan/penyebaran
unsur penyebab penyakit menular tertentu didasarkan pada tingkat kekebalan
tubuh suatu anggota kelompok tersebut. Herd Immunity adalah faktor utama dalam
proses kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan penyakit tersebut.
3. Angka
serangan (Attack Rate)
Yaitu sejumlah
kasus yang berkembang dan muncul dalam satu satuan waktu tertentu dikalangan
anggota kelompok yang mengalami kontak serta memiliki resiko/kerentanan
terhadap penyakit tersebut. Angka serangan ini bertujuan untuk menganalisis
tingkat penularan dan tingkat keterancaman dalam keluarga, dimana tata cara dan
konsep keluarga, sistem hubungan keluarga dengan masyarakat serta hubungan
individu dalam kehidupan sehari – hari pada kelompok populasi tertentu
merupakan unit epidemiologi tempat penularan penyakit berlangsung.
D.
Tindakan
Pencegahan
Pencegahan
penyakit dating dari diri sendiri, individu dapat meminimalkan pola hidup yang
tidak sehat dan memaksimalkan pola hidup
sehat. Dibawah ini beberapa tindakan pencegahan untuk penyakit menular dan
penyakit tidak menular, diantaranya :
a. Menjaga
kebersihan lingkungan
Di lingkungan
kita banyak sekali hal – hal yang bias kita lihat dan evaluasi, seperti, sampah
dan kotoran yang menumpuk, drainase yang kotor serta ventilasi/lubang untuk
pertukaran udara didalam rumah yang buruk bias menjadi sebab timbulnya berbagai
macam penyakit, khususnya penyakit saluran pernapasan.
b. Cuci
tangan dengan sabun
Kita tahu bahwa
tangan adalah organ yang digunakan untuk berbagai aktivitas, dan tangan
beresiko sebagai perantara virus untuk masuk ke tubuh. Tangan menjadi media
perantara kuman maupun mikroorganisme yang lain. Saat kita tanpa sengaja
memegang bekas ludah atau kotoran, maka penyakit mudah sekali masuk kedalam
tubuh.
c. Olahraga
yang teratur dan istirahat yang cukup
Membiasakan diri
untuk melakukan kegiatan rutin dengan berolahraga dapat membantu meningkatkan
daya tahan tubuh. Istirahat yang cukup membantu tubuh agar tetap bugar. Pola
makan yang seimbang, perlunya mengatur pola makan, terutama menu makanan sehat,
hindari makanan yang bersesiko terhadap kesehatan seperti, minuman bersoda dan
beralkohol, makanan ringan/snack, makanan olahan/makanan yang mengandung
pengawet, makanan yang ,mengandung Na, makanan tinggi kolesterol, dsb.
d. Pola
hidup yang sehat
Selalu berpikir
positip membantu kita terhindar dari stress.
Mulai melakukan pendekatan terhadap agama dapat menenangkan emosi,
menghindari pergaulan bebas dan setia pada satu pasangan.
e. Pemberian
Imunisasi
Pemberian
imunisasi lebih baik diberkan mulai sejak Balita untuk mencegah penularan
penyakit.
f. Nutrisi
yang baik
Perkuat fungsi
tubuh dengan pola makanan yang bergizi yang mengandung tinggi protein, tinggi
serat, tinggi mineral, dan sebisa mungkin hindari konsumsi makanan/minuman yang
dapat merugikan tubuh.
g. Melakukan
promkes
Misalnya :
·
kampanye kesadaran kesehatan
·
Promkes
·
Pendidikan kesehatan masyarakat
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari makalah
diatas dapat disimpulkan bahwa Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal –
hal yang berhubungan dengan masyarakat. Di dalam kesehatan ilmu Epidemiologi
sangatlah penting karena didalamnya terdapat peran dan tindakan yang harus
dilakukan untuk pencegahan masalah kesehatan tersebut. Contohnya saja
penanaganan dalam masalah penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Penyakit menular
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, parasit, ataupun bakteri. Sedangkan
penyakit tidak menular bikan disebabkan dari virus, parasit ataupun bakteri
melainkan disebabkan karena adanya masalah fisiologis. Penyakit tersebut dapat
dihindari dari diri sendiri yaitu dengan menjaga gaya hidup, dan pola makanan.
B.
Saran
Setelah memahami
tentang Epidemiologi diharapkan mahasiswa mampu menerapkan Ilmu Epidemiologi
dalam kehidupan sehari – hari. Dikarenakan bahayanya penyakit menular dan
penyakit tidak menular diharapkan masyarakat mampu menceganya.
DAFTAR
PUSTAKA
Syafrudin, dkk. 2009. Ilmu Kesehatan
Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta. Penerbit: Trans Info Media
Wahyuni,puji,dkk.2009. dasar ilmu kesehatan
masyarakat dalam kebidanan.jakarta. penerbit: fitramaya
Notoadmojo.seokidjo.2011.kesehatan masyarakat
ilmu dan seni. Jakarta. Penerbit: rineko cipto.
Ikbal.mubarak. 2012.ilmu kesehatan masyarakat.
Jakarta. Penerbit : salemba medika
http://www.docstoc.com/docs/36710914/riwayat-alamiah-penyakit.
diakses tanggal 20 juni 2010.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wbAlhamdulillah puji syukur
saya panjatkan kepada Allah Tuhan Yang MahaEsa, karena berkat rahmat,
ridho dan hidayah dari-Nya lah sehingga pada hari inisaya dapat menyelesaikan
makalah ini. Tak lupa sholawat beriring
salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw, yang telah membawa kita semua kezaman
yang berilmu pengetahuan seperti sekarang. Makalah ini disusun dengan judul “EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR &
PENYAKIT TIDAK MENULAR” Makalah ini disusun
oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diripenyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran danterutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.Saya mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telahmembantu dalam
penyelesaian makalah ini. Saya menyadari bahwa memangmakalah ini belum
sempurna seutuhnya.
Untuk itu saya mengharapkan kritik
dansaran dari pembaca yang bersifat membangun guna untuk perbaikan di masa
yangakan datang.Terakhir pesan dari
saya semoga makalah ini dapat dipahami
danselanjutnya dapat bermanfaat di bidang pendidikan dan di dunia
perkuliahan, serta bermanfaat untuk
pembangunan kesehatan bangsa ini.
Banda Aceh, April 2016
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Tujuan
Penulisan.................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 4
A.
Definisi Penyakit................................................................................ 4
B.
Macam Penyakit................................................................................. 5
C.
Cara Penularan Penyakit................................................................... 11
D.
Tindakan Pencegahan....................................................................... 12
BAB III PENUTUP............................................................................................ 14
A. Kesimpulan ....................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15
No comments:
Post a Comment