BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sel
darah manusia. Untuk mengetahui tentang leukemia, kita harus
mengenal dahulu sel-sel darah yang normal serta apa yang terjadi jika terkena leukemia.
Darah manusia terdiri dari cairan yang disebut sebagai plasma darah, dan tiga
kelompok sel darah. Kelompok sel darah itu dibedakan menjadi sel
darah merah, sel darah putih, dan keping-keping darah.
Sel darah putih atau leukosit berfungsi untuk melindungi
tubuh terhadap infeksi atau serangan penyakit lainnya. Sel darah merah atau
eritrosit berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan
tubuh, dan membawa karbon dioksida dari jaringan tubuh kembali ke paru-paru.
Keping-keping darah atau trombosit sangat berperan dalam proses pembekuan
darah. Ketika terjadi leukemia, tubuh akan memproduksi sel-sel darah yang
abnormal dan dalam jumlah yang besar. Pada leukemia, sel darah yang abnormal
tersebut adalah kelompok sel darah putih. Sel-sel darah yang terkena leukemia
akan sangat berbeda dengan sel darah normal, dan tidak mampu berfungsi seperti
layaknya sel darah normal.
Peran
perawat sangatlah penting pada kasus ini. Peran perawat sangat berguna untuk
memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar keperawatan dan kode
etik dalam menangani pasien dengan diagnosa leukemia.
Penyebab leukemia sejauh ini belum diketahui. Namun
banyak penelitian yang dilakukan untuk memecahkan masalah ini. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa leukemia lebih sering menyerang kaum pria
dibandingkan kaum wanita, dan juga pada kelompok orang kulit putih dibandingkan
dengan orang kulit hitam. Namun sampai saat ini belum diketahui mengapa hal
tersebut dapat terjadi. Dalam
Askep ini kami sebagai penulis akan menerangkan asuhan keperawatan pada konsep
teori penyakit leukemia dengan asuhan keperawatan pada kasus penyakit
leukemia tersebut.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan khusus
a) Mampu menjelaskan konsep teori
penyakit leukemia
b) Mampu melakukan pengkajian pada
klien yang mengalami penyakit leukemia
c) Mampu merumuskan diagnosa
keperawatan pada klien yang mengalami leukemia
d) Mampu membuat rencana tindakan
asuhan keperawatan pada klien yang mengalami penyakit leukemia
e) Mampu menerapkan rencana yang telah
disusun pada klien yang mengalami penyakit leukemia
f) Mampu menganalisa kesenjangan yang
terjadi antara konsep teori dengan aplikasi asuhan keperawatan pada klien yang
mengalami penyakit leukemia
g) Mampu menyimpulkan hasil pelaksanaan
asuhan keperawatan pada klien yang mengalami penyakit leukemia
C.
Manfaat
Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diambil dari pembuatan Askep
ini yaitu pembaca dan penulis bisa lebih memahami materi mengenai penyakit leukemia dilihat dari
perbandingan data di lahan dan konsep teori yang sesungguhnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Pengertian
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih
imatur dalam jaringan pembentuk darah (Prof. Dr. Iman, 1997).
Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi
sel darah putih dalam sumsum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal
(Smeltzer, 2002).
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel
darah berupa proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh
adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya
infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain (Mansjoer, 2002).
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari
sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001).
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas
maka penulis berpendapat bahwa leukimia adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh proliferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya
kanker pada alat pembentuk darah.
Sel
darah normal, sel darah terbentuk di sumsum tulang. Tulang sumsum adalah
bahan yang lembut di tengah sebagian besar tulang. Belum menghasilkan sel
darah yang disebut sel batang dan ledakan. Sebagian besar sel darah matang
di sumsum tulang dan kemudian pindah ke pembuluh darah. Darah mengalir
melalui pembuluh darah dan jantung disebut darah perifer. Sumsum
tulang membuat berbagai jenis darah sel. Setiap jenis memiliki fungsi
khusus:
a) Sel darah putih membantu melawan
infeksi
b) Sel darah merah membawa oksigen ke
jaringan seluruh tubuh
c) Trombosit membantu gumpalan darah
terbentuk bahwa kontrol perdarahan
Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur
atau akumulasi sel darah putih dalam sumusm tulang, menggantikan elemen sumsum
tulang normal. Juga terjadi proliferasi di llllllhati, limpa dan nodus
limfatikus, dan invasi organ non hematologis, seperti meninges, traktus
gastrointesinal, ginjal dan kulit.
2.
Jenis-jenis
Leukemia
1. Leukemia
Mielogenus Akut (LMA)
LMA mengenai
sel stem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel Mieloid: monosit,
granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit. Semua kelompok usia dapat
terkena; insidensi meningkat sesuai bertambahnya usia. Merupakan leukemia
nonlimfositik yang paling sering terjadi.
2. Leukemia
Mielogenus Kronis (LMK)
LMK juga
di masukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun lebih banyak
sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMK jarang
menyerang individu di bawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi
tanda dan gejala lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama
bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa,
limpa membesar.
3. Leukemia
Limfositik Akut (LLA)
LLA dianggap
sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-laki
lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15
LLA jarang
terjadi. Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan
jaringan perifer, sehingga mengganggu perkembangan sel normal..
4. Leukemia
Limfositik Kronis (LLC)
LLC merupakan
kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70 tahun. Manifestasi klinis
pasien tidak menunjukkan gejala, baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau
penanganan penyakit lain.
3.
Anatomi Fisiologi
a) Anatomi
Sel darah putih, leukosit adalah sel yang
membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh
melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih
tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus
dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga
11x109sel darah putih di dalam seliter darah manusia
dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam setiap
milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah
putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per
tetes. Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat
dengan organ atau jaringan tertentu,
mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu
bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel
asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan
cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic
pluripotent yang ada pada sumsum tulang. Leukosit
turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil,
dan fagosit termasuk makrofaga, neutrofil,
dan sel dendritik. Ada beberapa jenis sel
darah putih yang disebut granulosit atau sel polimorfonuklear yaitu:
dan dua
jenis yang lain tanpa granula dalam sitoplasma:
(skema pembelahan sel darah putih)
b) Fisiologi
Fisiologi sel
darah manusia
1. Leukosit
Leukosit adalah sel darah berinti. Di dalam darah
manusia, jumlah normal leukosit rata-rata 5000-9000 sel/mm3, bila jumlahnya
lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000
disebut leukopenia. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih
mempunyai granula spesifik (granulosit), yang dalam keadaan hidup berupa
tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang
bervariasi, yang tidak
mempunyai granula, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat
atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler : limfosit sel
kecil, sitoplasma sedikit, monosit sel
agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak. Terdapat tiga jenis leukosir
granuler: Neutrofil, Basofil, dan Asidofil (eosinofil) yang dapat dibedakan
dengan afinitas granula terhadap zat warna netral basa dan asam. Granula
dianggap spesifik bila ia secara tetap terdapat dalam jenis leukosit tertentu
dan pada sebagian besar precursor (pra zatnya). Meski masing-masing jenis sel
terdapat dalam sirkulasi darah, leukosit tidak secara acak terlihat dalam
eksudat, tetapi tampak sebagai akibat sinyal-sinyal kemotaktik khusus yang
timbul dalam berkembangnya proses peradangan. (Effendi, 2003)
Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan
humoral organisme terhadap zat-zat asingan. Ketika viskositas darah meningkat
dan aliran lambat, leukosit mengalami marginasi, yakni bergerak ke arah
perifer sepanjang pembuluh darah. Kemudian melekat pada endotel dan
melakukan gerakan amuboid. Melalui proses diapedesis, yakni kemampuan
leukosit untuk menyesuaikan dgn lubang kecil lekosit,
dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus
kedalam jaringan penyambung. Pergerakan leukosit di daerah intertisial pada
jaringan meradang setelah leukosit beremigrasi, atau disebut kemotaktik terarah
oleh sinyal kimia. (Effendi, 2003).
Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada orang dewasa
normal adalah 4000-11000, waktu lahir 15000-25000, dan menjelang hari ke empat
turun sampai 12000, pada usia 4 tahun sesuai jumlah normal. Variasi kuantitatif
dalam sel-sel darah putih tergantung pada usia. waktu lahir, 4 tahun dan pada
usia 14 -15 tahun persentase khas dewasa tercapai. (Effendi, 2003).
2. Fungsi sel
Darah putih
Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam
perlindungan badan terhadap mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit
(fago- memakan), mereka memakan bakteria hidup
yang masuk ke sistem peredaran darah. melalui mikroskop
adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan
oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut
fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan
dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan
cara ini ia dapat mengepung
daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya, menyingkirkan
bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama,
dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang
memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya.
Dengan cara
ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya
dimungkinkan. Sebagai
hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama
sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat
terbentuk nanah. Nanah beisi
"jenazah" dari kawan dan lawan - fagosit yang terbunuh dalam
kinerjanya disebut sel nanah. demikian juga
terdapat banyak kuman yang
mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang
sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang
sehat yang bekerja sebagai fagosit.
4.
Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi
terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia yaitu :
1. Faktor
genetik : virus tertentu meyebabkan terjadinya perubahan struktur gen ( T cell
leukemia-lymphoma virus/HTLV).
2. Radiasi
ionisasi : lingkungan kerja, pranatal, pengobatan kanker sebelumnya.
3. Terpapar
zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen
anti neoplastik.
4. Obat-obat
imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol
5. Faktor
herediter, misalnya pada kembar monozigot
6. Kelainan
kromosom : Sindrom Bloom’s, trisomi 21 (Sindrom Down’s), TrisomiG (Sindrom
Klinefelter’s), Sindrom fanconi’s, Kromosom Philadelphia positif,
Telangiektasis ataksia
Gejala penyakit leukemia biasanya ditandai dengan
adanya anemia. Infeksi akan mudah atau sering terjadi karena sel darah putih
tidak dapat berfungsi dengan baik, rasa sakit atau nyeri pada tulang, serta
pendarahan yang sering terjadi karena darah sulit membeku. Jika tidak diobati,
maka akan mengakibatkan leukemia akut dan akhirnya dapat menyebabkan kematian.Penyebab
yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang
menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah
putih. Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak
diketahui.Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu
(misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko
terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya
sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.
5.
Manisfestasi klinis
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit
leukemia adalah sebagai berikut :
a. Pilek tidak
sembuh-sembuh
b. Pucat, lesu,
mudah terstimulasi
c. Demam dan
anorexia
d. Berat badan
menurun
e. Ptechiae,
memar tanpa sebab
f. Nyeri
abdomen
g. Lumphedenopathy
h. Hepatosplenomegaly
Gejala yang tidak khas ialah sakit sendi atau sakit
tulang yang dapat disalahartikan sebagai penyakit rematik. Gejala lain dapat
timbul sebagai akibat infiltrasi sel leukemia pada alat tubuh seperti lesi
purpura pada kulit, efusi pleura, kejang pada leukemia serebral (Iman, 1997).
6.
Patofisiologi
Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang
malignan, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit
dan platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan
trombositipenia. Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan
gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi. Manifestasi
akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem
saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yangt
akan berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor pembekuan dan
peningkatan tekanan jaringan. Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan
berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe, nodus limfe, dan nyeri
persendian (Iman,
1997).
7.
Penatalaksanaan Medis
1. Pelaksanaan
kemoterapi
2. Irradiasi
cranial
3. Terdapat
tiga fase pelaksanaan keoterapi :
a. Fase induksi
Dimulasi 4-6
minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi
kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase induksi
dinyatakan behasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam
sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.
b. Fase
Profilaksis Sistem saraf pusat
Pada fase
ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui
intrathecal untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial
dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf
pusat.
c. Konsolidasi
Pada fase
ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan remisis dan mengurangi
jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, mingguan atau
bulanan dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang
terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan
dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi.
4. Program
terapi
Pengobatan
terutama ditunjukkan untuk 2 hal (Netty Tejawinata, 1996) yaitu:
a) Memperbaiki
keadaan umum dengan tindakan:
·
Tranfusi sel darah merah padat
(Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi. Apabila terjadi perdarahan hebat
dan jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm³, maka diperlukan transfusi
trombosit.
·
Pemberian antibiotik profilaksis
untuk mencegah infeksi.
b) Pengobatan
spesifik
Terutama
ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya tergantung
pada kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
·
Induksi untuk mencapai remisi: obat
yang diberikan untuk mengatasikanker sering disebut sitostatika (kemoterapi).
Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk mengurangi sel-sel
blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat
mengurangi gejala-gajala yang tampak.
·
Intensifikasi, yaitu pengobatan
secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak memperbanyak diri lagi.
·
Mencegah penyebaran sel-sel abnormal
ke sistem saraf pusat
·
Terapi rumatan (pemeliharaan)
dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi
c) Pengobatan
imunologik
Bertujuan
untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam tubuh agar pasien dapat
sembuh sempurna. Pengobatan seluruhnya dihentikan setelah 3 tahun remisi terus
menerus.
B. Konsep Dasar Askep
1.
Pengkajian
a. Data biografi pasien
Leukemia banyak menyerang laki-laki
dari pada wanita dan menyerang pada usia lebih dari 20 tahun khususnya pada
orang dewasa.
b. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada penyakit leukemia ini klien
biasanya lemah, lelah, wajah terlihat pucat, sakit
kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.
b) Riwayat
penyakit
Pada riwayat penyakit klien dengan
leukemia, kaji adanya tanda-tanda anemiayaitu pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat. Kaji adanya
tanda-tanda leucopenia yaitu
demam dan
adanya infeksi. Kaji adanya
tanda-tanda trombositopenia yaitu ptechiae, purpura, perdarahan
membran mukosa. Kaji adanya
tanda-tanda invasi ekstra medulola yaitu limfadenopati, hepatomegali, splenomegali. Kaji adanya
pembesaran testis. Kaji adanya hematuria, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi
disekitar rectal,
nyeri ( Lawrence,
2003).
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya
gangguan hematologis, adanya faktor herediter misal kembar monozigot.
d) Riwayat
kebiasaan sehari-hari
Perbedaan
pola aktivitas dirumah dan dirumah sakit.
e) Riwayat psikososial
a. Psikologi
Pada kasus ini biasanya klien dan
keluarga takut dan cemas terhadap
penyakit yang diderita. Klien sangat membutukan dukungan
dari keluarga dan perawat.
b. Sosial
Ekonomi
Klien mempunyai
hubungan yang baik dengan keluarga maupun dengan tetangga disekitar rumahnya
dengan adanya keluarga dan tetangga yang membesuk serta klien hidup dalam keadaan ekonomi
yang sederhana.
f) Data penunjang
Data laboratorium pada klien dengan
leukemia :
·
Anemi
normokrom normositer
·
Leukosit
>15.000/mm3 (5000-10000/ mm3)
·
Sitogenik
: kelainan pada kromosom 12, 13, 14, kadang-kadang pada kromosom 6, 11
·
Hb
: 7,3 mg / dl ( N : 12.0 – 16.0 g/dL).
·
Trombosit
: 100.000 (150.000-400.000/mm3)
·
SDP
: 60.000/cm (50.000)
·
PT/PTT : memanjang
·
Copper
serum : meningkat
·
Zink
serum : menurun
g) Penatalaksanaan
Terapi dan obat yang diberikan pada
klien dengan leukemia :
·
Transfusi
bila perlu
·
Klorambusil
2.
Diagnosa Keperawatan
a. Resiko
infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
b. Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
c. Resiko
terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit
d. Resiko
tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
e. Perubahan
membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen
kemoterapi
f. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise,
mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis
g. Nyeri yang
berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
h. Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi,
imobilitas.
i.
Gangguan citra tubuh berhubungan
dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan.
j.
Perubahan proses keluarga
berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia (Simon, 2003).
3.
Intervensi dan Rasional
a) Dx. 1
Tujuan :
pasien bebas dari infeksi
Kriteria
hasil :
a. Normotermia
b. Hasil kultur
negative
c. Peningkatan
penyembuhan
Intervensi :
1. Pantau suhu
dengan teliti (TTV)
Rasional :
untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
2. Tempatkan klien dalam
ruangan khusus
Rasional :
untuk meminimalkan terpaparnya klien dari sumber infeksi
3. Anjurkan
semua pengunjung dan staf rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan
dengan baik
Rasional :
untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif
4. Gunakan
teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasif
Rasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi
Rasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi
5. Evaluasi keadaan klien terhadap
tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi
mukosa, dan masalah gigi
Rasional :
untuk intervensi dini penanganan infeksi
6. Inspeksi
membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik
Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organisme
Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organisme
7. Berikan
periode istirahat tanpa gangguan
Rasional :
menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler
8. Berikan diet
lengkap nutrisi sesuai usia
Rasional :
untuk mendukung pertahanan alami tubuh
9. Berikan
antibiotik sesuai ketentuan
Rasional :
diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus
b) Dx. 2
Tujuan :
terjadi peningkatan toleransi aktifitas
Kriteria hasil : - klien tidak
pusing
- Klien
tidak lemah
- HB
12 gr/%
- Leukosit
normal
- Tidak
anemis
Intervensi :
1. Evaluasi
laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dala
aktifitas sehari-hari
Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan
2. Berikan
lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan
Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan
regenerasi seluler atau penyambungan jaringan
3. Kaji
kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan
Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan
membantu pemilihan intervensi
4. Berikan
bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi
Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas
perawatan diri
5. Kolaborasikan pemasangan tranfusi
darah
Rasional :
transfusi darah dapat meningkatkan kadar hemoglobin di dalam darah klien.
c) Dx. 3
Tujuan :
klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan
Kriteria hasil : HB 12gr/%
Tidak anemis
Intervensi :
1. Gunakan
semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah ekimosis
Rasional :
karena perdarahan memperberat kondisi dengan adanya anemia
2. Cegah ulserasi
oral dan rectal
Rasional :
karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah
3. Gunakan
jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi
Rasional :
untuk mencegah perdarahan
4. Menggunakan
sikat gigi yang lunak dan lembut
Rasional :
untuk mencegah perdarahan
5. Laporkan
setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat, dan
pucat)
Rasional :
untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahan
6. Hindari
obat-obat yang mengandung aspirin
Rasional :
karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit
7. Ajarkan
orang tua dan klien yang
lebih besar ntuk mengontrol perdarahan hidung
Rasional :
untuk mencegah perdarahan
d) Dx. 4
Tujuan
: Tidak terjadi kekurangan volume cairan, pasien tidak mengalami mual dan
muntah
Kriteria hasil : - klien tidak lemah
dan anemis
- Turgor
kulit baik
- Mukosa
bibir lembab, tidak sianosis
Intervensi :
1. Berikan
antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi
Rasional :
untuk mencegah mual dan muntah
2. Berikan
antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterap
Rasional :
untuk mencegah episode berulang
3. Kaji
respon klien terhadap
anti emetic
Rasional :
karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum berhasil
4. Hindari
memberikan makanan yang beraroma menyengat
5. Rasional :
bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntah
6. Anjurkan
makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional :
karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baik
7. Berikan
cairan intravena sesuai ketentuan
Rasional :
untuk mempertahankan hidrasi
e) Dx. 5
Tujuan :
pasien tidak mengalami mukositis oral
Kriteria hasil : - kesehatan oral
klien baik
Intervensi :
1. Inspeksi
mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral
Rasional :
untuk mendapatkan tindakan yang segera
2. Hindari
mengukur suhu oral
Rasional :
untuk mencegah trauma
3. Gunakan
sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari yang dibalut
kasa
Rasional :
untuk menghindari trauma
4. Berikan
pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau tanpa larutan
bikarbonat
Rasional :
untuk menuingkatkan penyembuhan
5. Gunakan
pelembab bibir
Rasional :
untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah pecah-pecah (fisura)
6. Hindari
penggunaan larutan lidokain pada anak kecil
Rasional :
karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks muntah yang
mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan kejang
7. Berikan diet
cair, lembut dan lunak
Rasional :
agar makanan yang masuk dapat ditoleransi klien
8. Inspeksi
mulut setiap hari
Rasional :
untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
9. Dorong
masukan cairan dengan menggunakan sedotan
Rasional :
untuk membantu melewati area nyeri
10. Hindari
penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesia
Rasional :
dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat membusukkan gigi, memperlambat
penyembuhan dengan memecah protein dan dapat mengeringkan mukosa
11. Berikan
obat-obat anti infeksi sesuai ketentua
Rasional :
untuk mencegah atau mengatasi mukositis
12. Berikan
analgetik
Rasional :
untuk mengendalikan nyeri
BAB III
TINJAUAN
KASUS
No.
Reg
: 111234
Tanggal
masuk : 10-11-2010
Tanggal Dikaji : 10-11-2010
Ruangan : Melati
Diagnosa
Medis : Leukemia
A.
Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama
: Tn. Z
Umur
: 27 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat
: Sukamerindu
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Anak
ke : 1
Penanggung Jawab
Nama
: Ny.K
Umur
: 50 tahun
Jenis
Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Sukamerindu
Pekerjaan
: Wiraswasta
Hub dengan
klien : Ibu kandung
b. Keluhan Utama
Klien datang dengan keluhan utama
demam, lemah, tidak bertenaga dan nafsu makan menurun disertai mual dan muntah.
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan sekarang
Klien Tn. Z masuk IGD Rumah sakit M.
Yunus Bengkulu pada tanggal 10 Desember 2010 diantar keluarga pukul 12.45 WIB
dengan keluhan utama demam, lemah disertai dengan nafsu makan menurun dan rasa
mual muntah.Keluhan tersebut dirasakan sejak 5 bulan
terakhir, dan akhir-akhir
ini sering disertai dengan
suka pingsan. Pada saat perawat melakukan pengkajian tanggal 10 Desember 2010
pukul 13.30 Wib di ruangan Melati didapatkan bahwa klien tampak pucat,
lemah, pusing, berkunang saat berdiri dan nafsu makan menurun, klien
tampak gelisah.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelumnya klien belum pernah masuk
rumah sakit dengan penyakit yang dialami klien saat ini.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam anggota keluarga klien, kakek
klien pernah menderita penyakit yang sama dengan penyakit yang sedang diderita
klien saat ini dan tidak ada yang mengalami penyakit menular.
d. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan
Umum : Lemah
b) Kesadara : Compos
Mentis
c) TTV
TD : 110/70 mmHg
N
: 108x/menit
S : 38,50C
RR
: 18x/menit
GCS,
: E = 4
M = 6
V = 5
JUMLAH : 15
d) Kepala :
Inspeksi : Warna
rambut hitam, penyebaran merata,
tidak terdapat ketombe/kotoran.
Palpasi : Tidak
terdapat benjolan.
e) Mata :
Inspeksi :
Tidak terdapat sekret, konjungtiva anemis, penglihatan baik.
f) Hidung :
Inspeksi : Bentuk
simetris, tidak ada pembengkakan, tidak terdapat secret.
g) Mulut :
Inspeksi : Mukosa bibir
kering, pucat, tidak
terdapat lesi.
h) Telinga :
Inspeksi : Bersih
tidak terdapat serumen, tidak ada lesi.
Palpasi :
Tidak terdapat benjolan, tidak ada peradangan, pendengaran baik.
i)
Leher :
Inspeksi : warna
kulit merata, tidak terdapat lesi.
Palpasi : tidak terdapat pembesaran venajugolaris pada leher
j)
Dada/Thorak :
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak
terdapat lesi, warna kulit sama dengan sekitar.
Palpasi : Tidak
terdapat benjolan, pengembangan paru kiri & kanan tidak sama.
Perkusi : Bunyi
jantung mur mur, bunyi paru resonances.
Auskultasi : Pernapasan bronchovesiculer.
k) Abdomen :
Inspeksi : Tidak
terdapat lesi, tidak ada luka bekas operasi, warna sama dengan sekitar.
Palpasi : terdapat
hepatomegali dan splenomegali.
Auskultasi : Bising usus 20x/menit.
Perkusi : Bunyi
tympani.
l)
Genetalia :
Inspeksi : Tidak
terdapat lesi, warna sama dengan sekitar, tidak terdapat iritasi, bentuk
simetris.
Palpasi : Tidak terdapat
nyeri tekan pada daerah perineal.
m) Extremitas :
Atas : Tangan
kanan terpasang infus, pergerakan lemah, reflek bisep & trisep baik.
Bawah :
Pergerakan lemah, reflek patela baik, reflek bisep & trisep baik.
n) Kulit : pucat ,
turgor buruk, texture
halus.
e. Riwayat Psikososial
1. Psikologi
Klien tampak
cemas dengan keadaan penyakitnya. Hubungan klien dengan keluarga baik.
Terlihat keluarga ramai
menjenguk klien di Rumah
Sakit.
2. Sosial dan
ekonomi
Klien bekerja sebagai wiraswasta, banyak
kerabat klien mengunjungi klien ketika dirawat.
3. Data Spiritual
Kepercayaan dan
keyakinan klien terhadap agama cukup, sebelum sakit klien sering beribadah.
f. Data Penunjang
Hb : 9,3 mg /
dl ( N : 12.0 – 16.0 g/dL).
Leukosit : 24000 / mm3
(5000-10000/ mm3)
Trombosit : 100.000 (150.000-400.000/mm3)
SDP
: 60.000/cm (50.000)
PT/PTT
: memanjang
Copper serum : meningkat
Zink serum : menurun
- Analisa Data
Nama
: Tn. Z Ruangan
: Melati
Umur :27 Tahun No.
Register : 111234
No.
|
Data Senjang
|
Interpretasi
Data
|
Masalah
|
1.
2.
|
DS :
- Klien mengeluh
badannya terasa lemah
- Klien mengatakan tidak nafsu makan
-
klien mengatakan mual dan muntah
DO :
- Klien
tampak gelisah
- Klien
tampak pucat dan lemah
- Turgor kulit jelek
- Mukosa bibir kering
- BB awal 55kg
- BB sekarang 49kg
- TB 160cm
DS :
- Kilen mengatakan
pusing
- Klien mengatakan badannya lemah
- Klien mengatakan berkunang saat berdiri
- Klien mengatakan mengalami tanda-tanda ini sejak 5
bulan terakhir.
- HB 9,3 gr / %
- Leukosit
24000/mm3
DO :
- Klien
tampak lemah
- Klien tampak pucat
- Klien tampak anemis
- Aktivitas klien tampak dibantu
|
Sel mesenkim
↓
Sel blast, mioblast
↓
Proliferasi SDP immatur
↓
Akumulasi
↓
Infiltrasi
↓
Hati
↓
Hematomegali
↓
Gg nutrisi
Kegagalan sumsum tulang belakang
↓
Produksi eritrosit menurun
↓
Transfor nutrisi kejaringanmenurun
↓
Kelemahan
↓
Intoleransi aktivitas
|
Gangguan nutrisi
Intoleransi aktivitas
|
- Diagnosa
Keperawatan
Nama
: Tn. Z Ruangan
: Melati
Umur
: 27 Tahun No.
Register : 111234
No
|
Diagnosa
keperawatan
|
Tanggal
ditemukan
|
Paraf
|
Tanggal
teratasi
|
Paraf
|
1.
2.
|
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia,
malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia |
10-11-10
10-11-10 |
ji
ji
|
- Intervensi
Keperawatan
Nama
: Tn. Z Ruangan
: Melati
Umur
: 27 Tahun No. Register : 111234
No
dx
|
Tgl/jam
|
Tujuan
dan kriteria hasil
|
Rencana
Tindakan
|
Rasional
|
Paraf
|
1
|
10-11-10/ 14.00
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil :
- Klien tidaktampak gelisah
- Klien tidakpucat dan lemah
- Turgor kulit baik
- Mukosa bibir lembab
- Tidak anoreksia
- BB meningkat
|
1. Dorong klien untuk tetap rilekssaat makan
2. Izinkan klien memakan semua makanan yang dapat ditoleransi,
rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makanklien meningkat
3. Berikan
makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen
yang dijual
4. Izinkan klienuntuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan
5. Dorong
masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering
6. Dorong klienuntuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient
7. Timbang
BB, ukur TB
|
1. Jelaskan
bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari mual dan muntah serta
kemoterapi
2. Untuk
mempertahankan nutrisi yang optimal
3. untuk
memaksimalkan kualitas intake nutrisi
4. Untuk
mendorong agarklien mau makan
5. Karena
jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik
6. kebutuhan
jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk menghilangkan produk
sisa suplemen dapat memainkan peranan penting dalam mempertahankan masukan
kalori dan protein yang adekuat
7. membantu
dan mengidentifikasikan malnutrisi kalori, khususnya bila BB kurang dari
normal
|
ji
|
2
|
11-10-10
15.00 |
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri. DenganKriteria hasil :
- Kilen tidak
pusing
- Klien tidak lemah
- Klien tidak berkunang saat berdiri
- HB 12 gr / %
- Leukositnormal
- Klien tidak tampak pucat
- Klien tidak tampak anemis
|
1. Evaluasi
laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hari
2. Berikan
lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan
3. Kaji
kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan
4. Berikan
bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi
5. Kolaborasikan
dengan pemberian transfusi darah
|
1. Menentukan
derajat dan efek ketidakmampuan
2. Menghemat
energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambungan jaringan
3. Mengidentifikasi
kebutuhan individual dan membantupemeliharaan
intervensi
4. Memaksimalkan
sediaan energi untuk tugas perawatan diri
Pemberian transfusi darah akan
meningkatkan kadar hemoglobin di dalam darah
|
ji
|
- Implementasi
Keperawatan
Nama
: Tn. Z Ruangan
: Melati
Umur
: 27 Tahun No.
Register : 111234
Tgl/jam
|
No
|
Tindakan
Keperawatan
|
Respon
hasil
|
Paraf
|
10-11-10
14.30 15.30 |
1
2 |
1. Mendorong klien untuk tetap rileks saat makan
2. Mengizinkan klien memakan semua makanan yang dapat ditoleransi,merencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat
selera makan klien meningkat
3. Memberikan
makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen
yang dijual
4. Mengizinkan klien untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan
makanan
5. Mendorong
masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering
6. Mendorong klien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient
7. Menimbang BB dan mengukur TB
1. Mengevaluasi
laporan kelemahan,memperhatikan ketidakmampuan untuk
berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hari
2. Memberikan
lingkungan tenang dan memerlukanistirahat
tanpa gangguan
3. Mengkaji
kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan
4. Memberikan
bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi
5. Mengkolaborasikan
pemberian transfusi darah
|
- Klien
makan dengan rileks
- Klien
hanya menghabiskan 3/4 porsi makanannya
- Nutrisi
klien tercukupi
- Klien
memilih sendiri makanan yang ia inginkan sesuai dengan diit yang telah
disarankan
- Klien
ingin memakan makanannya
- Nutrisi
klien tercukupi
- BB
klien 52kg dan TB 160cm
- Klien
tampak masih berbaring di tempat tidur
- Lingkungan
tenang, klien merasa nyaman
- Klien
tampak bersemangat
- Klien
mengikuti instruktur yang diberikan
- Hb
klien meningkat
|
ji
ji |
- Evaluasi
Nama
: Tn. Z Ruangan
: Melati
Umur
: 27 Tahun No.
Register : 111234
Tgl
|
No dx
|
Perkembangan
|
Paraf
|
13-11-10
13-11-10 |
1
2
|
S = - Klien mengatakan sudah ada nafsu makan tapi sedikit
- klien mengatakan tidak mual dan muntah
O =- Klien masih tampak pucat
dan lemah
- Turgor
kulit baik
- Mukosa
bibir lembab
- BB
awal 55kg
- BB
sekarang 52kg
- TB
160cm
A
= Masalah teratasi sebagian
P = Intervensi dilanjutkan
S = - Kilen mengatakan pusing
- HB 10 gr / %
- Leukosit 12.000/mm3
TD : 120/70 mmHg
N : 95x/menit
S
: 37,50C
RR
: 18x/menit
O
=- Klien tampak
lemah
- Klien
tampak pucat
- Konjungtiva tampak anemis
- Aktivitas klien tampak dibantu
A
= masalah teratasi sebagian
P = intervensi dilanjutkan
|
ji
ji
|
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan.
Adapun kesimpulan dari pembuatan Askep ini yaitu Leukemia merupakan
kanker yang terjadi pada sel darah manusia. Untuk mengetahui tentang
leukemia, kita harus mengenal dahulu sel-sel darah yang normal serta
apa yang terjadi jika terkena leukemia.Dan kepada pembaca dan penulis bisa
lebih memahami materi mengenaipenyakit
leukemia dilihat dari perbandingan data di lahan dan konsep
teori yang sesungguhnya.
B.
Saran.
Kami yakin Askep ini banyak kekurangannya maka dari
itu kami sangat mengharapkan saran dari teman-teman dalam penambahan untuk
kelengkapan Askep ini,karna dari saran yang kami terima dapat mengkoreksi Askep
yang kami buat ini.atas saran dari teman-teman kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer Suzanne
C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa
Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.
Tucker, Susan
Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And Outcome.
Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 19983. Doenges, Marilynn E.
Nursing Care Plans: Guidelines For Planning And Documenting Patient Care. Alih
Bahasa I Made Kariasa. Ed.
Jakarta : EGC;
19994. Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease
Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed.
Jakarta : EGC;
19945. Reeves, Charlene J et al. Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko
Setyono. Ed. I. Jakarta : Salemba Medika; 2001
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah diberi nikmat sehat sehingga kami
dapat menyelesaikan Askep keperawatan medikal bedah dengan judul leukemia.
Tidak lupa kita kirimkan shalawat beriring salam kepada junjungan kita nabi
besar Muhammad SAW karena atas berkat dari beliaulah kita dapat merasakan alam
yang penuh dengan pengetahuan dan teknologi seperti saat ini.
Dalam penulisan Askep ini penulis
banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua atas bantuan yang telah diberikan kepada
penulis.
Penulis menyadari di dalam
penyusunan Askep ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kami
selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan Askep selanjutnya.
Banda
Aceh, Mei 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang............................................................................................. 1
B.
Tujuan
Penulisan.......................................................................................... 2
C.
Manfaat
Penulisan........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.
Pengkajian
................................................................................................... 3
1.
Pengertian
............................................................................................... 3
2.
Jenis-jenis
Leukemia................................................................................ 4
3.
Anatomi
Fisiologi.................................................................................... 5
4.
Etiologi.................................................................................................... 8
5.
Manisfestasi
klinis................................................................................... 9
6.
Patofisiologi............................................................................................. 9
7.
Penatalaksanaan
Medis.......................................................................... 10
B.
Konsep
Dasar Askep.................................................................................. 11
1.
Pengkajian............................................................................................. 11
2.
Diagnosa
Keperawatan.......................................................................... 13
3.
Intervensi
dan Rasional......................................................................... 14
BAB III TINJAUAN KASUS............................................................................ 19
A.
Pengkajian.................................................................................................. 19
B.
Analisa
Data............................................................................................... 23
C.
Diagnosa
Keperawatan.............................................................................. 24
D.
Intervensi
Keperawatan............................................................................. 24
E.
Implementasi
Keperawatan........................................................................ 26
F.
Evaluasi...................................................................................................... 27
BAB IV PENUTUP............................................................................................. 28
A.
Kesimpulan................................................................................................. 28
B.
Saran........................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 29
No comments:
Post a Comment