Thursday, 21 March 2019

MAKALAH PENGGUNAAN OBAT OKSITOSIN, OBAT NEUROTIK, OBAT KARDIOVASKULER dan OBAT ANTI HIPERTENSI

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Seperti yang telah kita ketahui bersama, obat merupakan salah satu penunjang sarana kesehatan. Segala macam penyakit tidak dapat lepas begitu saja tanpa keberadaan obat.Dengan penggunaan obat kita harus mengikuti aturan – aturan tertentu karena obat dalam penggunaan yang digunakan dalam jumlah yang berlebihan dapat meracuni sedangkan racun yang digunakan dalam jumlah sedikit justru dapat menjadi obat bagi tubuh kita.Salah satu dari obat yang sudah sering dipergunakan adalah uterotonik. Obat–obat uterotonika tidak pernah lepas dari segala masalah kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan.Masalah kehamilan dan persalinan merupakan masalah yang riskan karena sangat erat dengan keselamatan jiwa seseoramg sehingga ironis sekali apabila terjadi kesalahan walau hanya sedikit saja. Hal–hal yang perlu diketahui adalah mengenai nama obat, tujuan penggunaan, mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi, efek samping, cara pemakaian serta dosis yang digunakan.
Penggunaan obat yang tidak rasional merupakan masalah serius dalam pelayanan kesehatan karena kemungkinan dampak negatif yang terjadi. Di banyak negara, pada berbagai tingkat pelayanan kesehatan, berbagai studi dan temuan telah menunjukkan bahwa penggunaan obat jauh dari keadaan optimal dan rasional. Banyak hal yang dapat ditingkatkan dalam penggunaan obat pada umumnya dan khususnya dalam peresepan obat (prescribing). Secara singkat, penggunaan obat (khususnya adalah peresepan obat atau prescribing), dikatakan tidak rasional apabila kemungkinan memberikan manfaat sangat kecil atau tidak ada sama sekali, sehingga tidak sebanding dengan kemungkinan efek samping atau biayanya. Penggunaan obat dikatakan rasional apabila pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan kebutuhannya secara klinis, dalam dosis yang sesuai dengan ketepatan indikasi.
B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1.      Memahami penggunaan obat Oksitosin?
2.      Memahami penggunaan obat Neurotik?
3.      Memahami penggunaan obat Kardiovaskler?
4.      Memahami penggunaan obat Anti Hipertensi?

C.      Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu :
Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian penggunaan obat Oksitosin, Neurotik, Kardiovaskler dan Anti Hipertensi

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Penggunaan Obat Oksitosin
1.      Pengertian Oksitosin
Oksitosin adalah hormon alami dengan fungsi untuk membuat rahim berkontraksi.
Oksitosin digunakan untuk menginduksi persalinan atau memperkuat kontraksi persalinan ketika melahirkan, dan untuk mengendalikan perdarahan setelah melahirkan. Oksitosin juga digunakan untuk merangsang kontraksi rahim pada wanita yang terancam keguguran atau telah keguguran.
Oksitosin juga dapat digunakan untuk tujuan yang tidak disebutkan dalam panduan pengobatan ini.
2.      Bagaimana cara penggunaan Oksitosin
Oksitosin disuntikkan ke dalam pembuluh darah melalui infus. Anda akan menerima suntikan ini di rumah sakit. Kontraksi dan tanda-tanda vital lainnya akan diawasi ketat oleh petugas medis ketika Anda menerima oksitosin. Ini akan membantu dokter menentukan berapa lama Anda harus berada dalam pengobatan ini.
Selama persalinan, detak jantung bayi Anda juga akan diawasi dengan monitor jantung janin untuk mengevaluasi efek oksitosin pada bayi.
3.      Bagaimana cara penyimpanan Oksitosin
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan. Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman membuang produk Anda.
4.      Dosis Oksitosin
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.
a.       Bagaimana dosis Oksitosin untuk orang dewasa?
1)      Dosis untuk dewasa saat induksi persalinan:
Dosis awal:infus IV 0.5-1 miliunit per jam. Selang 30-60 menit dapat ditambahkan secara bertahap 1-2 miliunit sampai pola kontraksi yang ditetapkan tercapai.
2)      Dosis untuk dewasa saat masa pemulihan perdarahan:
10-14 unit IV infus di 1.000 mL pada tingkat yang cukup untuk mengendalikan perdarahan. 10 unit IM selanjutnya setelah mengeluarkan plasenta.
3)      Dosis yang digunakan untuk aborsi:
Setelah penghisapan atau kuretase tajam untuk aborsi elektif, aborsi yang tidak komplit, dan yang tidak bisa dihindari:
10 unit di 500 mL IV infus.
Sesuaikan tingkatnya untuk membantu kontraksi di rahim.
Setelah suntikan intra-amniotik untuk aborsi midtrimester elektif:
10-20 miliunit IV infus per menit. Dosis total tidak boleh melebihi 30 unit dalam waktu 12 jam karena berisiko keracunan air.
b.      Bagaimana dosis Oksitosin untuk anak-anak?
Keamanan dan efektivitasnya belum ditetapkan pada pasien di bawah umur (kurang dari 18 tahun).
Dalam dosis apakah Oksitosin tersedia?
Solusi, injeksi: 10 unit/mL (1 mL, 10 mL, 30 mL, 50 mL)
5.      Efek Samping Oksitosin
Efek samping apa yang dapat dialami karena Oksitosin?
a.       Cari bantuan tenaga medis segera jika Anda mengalami reaksi alergi: gatal-gatal; kesulitan bernapas; bengkak pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
b.      Segera hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping serius, seperti:
1)      Detak jantung cepat, lambat, atau tidak seimbang
2)      Perdarahan berlebihan tidak lama setelah melahirkan
3)      Sakit kepala, pusing, bicara cadel, berhalusinasi, muntah parah, kelemahan yang parah, otot keram, kehilangan kordinasi, merasa goyah, kejang, pingsan, nafas pendek, atau berhenti bernafas
4)      Tekanan darah tinggi yang berbahaya (sakit kepala hebat, penglihatan kabur, telinga berdengung, cemas, bingung, sakit dada, sesak nafas, detak jantung tidak seimbang, kejang)
Efek samping yang tidak serius, yaitu:
a.       Mual, muntah-muntah
b.      Pilek, sakit sinus, atau iritasi
c.       Masalah ingatan
6.      Pencegahan & Peringatan
Apa saja yang harus diketahui sebelum menggunakan Oksitosin?
Sebelum menggunakan obat tertentu, pertimbangkan risiko dan manfaatnya terlebih dahulu. Ini adalah keputusan yang harus dibuat Anda dan dokter Anda. Untuk obat ini, perhatikan hal berikut:
a.       Alergi
Beri tahu dokter jika Anda mengalami reaksi tak biasa atau alergi pada obat ini atau obat lain. Beri tahu dokter juga jika Anda memiliki alergi tipe lain seperti pada makanan, pewarna, pengawet, atau alergi hewan. Untuk produk tanpa resep, baca label pada kemasan secara saksama.

b.      Anak-anak
Tidak ada informasi yang tersedia antara hubungan usia dengan efek oksitosin pada pasien anak. Keamanan dan kemanjuran belum ditetapkan.
c.       Lansia
Tidak ada informasi yang tersedia antara hubungan usia dengan efek oksitosin pasien pasien lanjut usia.
7.      Apakah Oksitosin aman untuk ibu hamil dan menyusui
Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C menurut US Food and Drugs Administration (FDA).
Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA:
 A= Tidak berisiko
 B= Tidak berisiko pada beberapa penelitian
 C= Mungkin berisiko
 D= Ada bukti positif dari risiko
 X= Kontraindikasi
 N= Tidak diketahui

B.       Penggunaan Obat Neurotik
  1. Pengertian Neurotik
Gangguan neurotik adalah gangguan di mana gejalanya membuat distres yang tidak dapat diterima oleh penderitanya. Hubungan sosial mungkin akan sangat terpengaruh tetapi biasanya tetap dalam batas yang dapat diterima. Gangguan ini relatif bertahan lama atau berulang tanpa pengobatan.
Neurotik merupakan suatu penyakit mental yang lunak, dicirikan dengan tanda-tanda:
a)      wawasan yang tidak lengkap mengenai sifat-sifat kesukarannya
b)      konflik-konflik batin
c)      reaksi-reaksi kecemasan
d)     kerusakan parsial atau sebagian pada struktur kepribadiannya
e)      seringkali, tetapi tidak selalu ada, disertai pobia, gangguan pencernaan, dan tingkah laku obsesif kompulsif.
Neurosa adalah kesalahan penyesuaian diri secara emosional karena tak dapat diselesaikannya suatu konflik sadar. Kecemasan yg timbul dirasakan secara langsung atau diubah oleh berbagai mekanisme pertahanan psikologik (defence-mechanism) dan muncullah gejala-gejala subjektif lain yg mengganggu. Namun sering kali banyak masyarakat beranggapan, gangguan neurotik itu tidak berbahaya. Padahal banyak penelitian membuktikan sebagian besar masyarakat yang menderita gangguan neurotik dan tidak menyadarinya bisa berakibat terkena gangguan psikiotik. Proses terjadinya gangguan neurotik ini sendiri berawal dari gangguan psikologi kemudian berubah menjadi gangguan fisik bagi penderita. Selain itu profesi yang bertugas menangani gangguan psikologi masih sedikit
2.      Gejala-Gejala Neurotik
Walaupun penderita neurotik menujukkan berbagai gejala, namun pada umumnya ditunjukkan oleh adanya gambaran diri yang negatif, cenderung merasa kurang mampu dan merasa rendah diri. Gejala utamanya adalah kecemasan, selain itu perasaan depresi juga dapat ditemui pada penderita neurotik, pada umumnya sering terlihat murung. Gejala lain dari neurotik adalah individu menjadi sangat perasa, penyesuaian diri yang salah, kesulitan konsentrasi atau dalam mengambil keputusan.
Orang yang mengalami gangguan neurotik ditandai oleh:
a.       Anxiety, sebagai simbol rasa takut, gelisah, rasa tidak aman, tidak mampu, mudah lelah, dan kurang sehat.
b.      Depressive Fluctuations, tanda mudah tertekan, susah, suasana hati muram, mudah kecewa.
c.       Emosional Sensitivity, sangat perasa, tidak mampu menyesuaikan secara baik emosi dan sosialnya, labil. Mudah tersinggung dan banyak melakukan mekanisme pertahanan diri.
1)      Gejala Utama:
1.      Afek depresif
2.      Kehilangan minat dan kegembiraan
3.      Berkurangnya energi, mudah lelah dan menurunnya aktivitas.
2)      Gejala Tambahan:
a)      Konsentrasi dan perhatian berkurang
b)      Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
c)      Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
d)     Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
e)      Gagasan/perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri
f)       Tidur terganggu
g)      Nafsu makan terganggu
3.      Penyebab Neurotik
Sebab-sebab timbulnya gangguan neurotik, adalah:
1.      Tekanan-tekanan menyebabkan ketakutan yang disertai dengan kecemasan dan ketegangan-ketegangan dalam batin sendiri yang kronis berat sifatnya. Sehingga orang yang bersangkutan mengalami mental breakdown.
2.      Individu mengalami banyak frustrasi, konflik-konflik emosionil dan konflik internal yang serius, yang sudah dimulai sejak kanak-kanak.
3.      Individu sering tidak rasionil sebab sering memakai defence mechanism yang negatif dan lemahnya pertahanan diri secara fisik dan mental.
4.      Pribadinya sangat labil tidak imbang dan kemauannya sangat lemah sosial dan tekanan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab gangguan neurotik bisa berasal dari individu itu sendiri, seperti keterbatasan individu dalam menghadapi masalahnya, gagalnya individu untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Penyebab lainnya berasal dari luar individu, seperti adanya tekanan-tekanan sosial dan tekanan kultural yang sangat kuat, adanya pengaruh lingkungan yang buruk. Semua itu bisa menyebabkan ketakutan yang disertai dengan kecemasan, ketegangan batin, frustrasi, konflik-konflik emosional, individu menggunakan mekanisme pertahanan diri yang negatif, yang bisa mengakibatkan gangguan mental. Gangguan mental itu adalah perilaku individu yang neurotik.

4.      Terapi Farmakologi
Jenis Gangguan
Obat lini pertama
Obat Lini Kedua
Alternatif
Gangguan kecemasan umum
Venlafaxin
Paroksetin
Escitalopram
Benzodiazepin
Imipramin
Buspiron
Hidroksizin
Gangguan kepanikan
Fluoksamin
Fluoksetin
Imipramin
Klomipramin
Alprazolam
Klonazepam
Fenelzin
Gangguan kecemasan social
Paroksetin
Sertralin
Venlafaxin XR
Citalopram
Escitalopram
Fluvoxamin
Klonazepam
Busipron
Gabapentin
Fenelzin

Jenis Gangguan
Obat lini pertama
Dosis
Gangguan kecemasan umum
Venlafaxin
Paroksetin
Escitalopram
75mg/hari
20mg/hari
10mg/hari
Gangguan kepanikan
Fluoksamin
Fluoksetin
20mg/hari
20mg/hari
Gangguan kecemasan social
Paroksetin
Sertralin
Venlafaxin XR
20mg/hari
50mg/hari
37,5/75mg/hari
Contoh Resep :
Nama Obat                  : Cipralex
Komposisi                   : Escitalopram
Indikasi                       : Pengobatan Pada episode depresi mayor, gangguan panic dengan atau tanpa agoraphobia
Kontra Indikasi           : Penggunaan bersama MAOI
Dos                              : 10mg 1 x/hari. Maks 20mg/hari
Peringatan                   : Gejala paradoksial, kejang, riwayat mania atau hipomania, diabetes, gangguan psikiatrik lain, usia lanjut dan pasien sirosis.
Efek Samping             : Penurunan nafsu makan dan libido, insomnia, somnolen, pusing sinusitis, mual,diare, konstipasi, keringat berlebihan, gangguan ejakulasi, impotensi, lemah, panas.
Interaksi obat              : MAO non selektif, moklobemid, selegilin, tramadol, sumatriptan, bupropion, omeprazole, flueksetin, metoprolol, antidepresan atau antipsikotik.
5.      Terapi Non-Farmakologi
·         Olahraga Teratur
·         Asupan Diet Berimbang
·         Hindari minum alcohol atau menggunakan narkoba dan pengobatan yang tidak dianjurkan
·         Tidur yang cukup
·         Bersabar dan bersikap baik pada diri sendiri
·         Curhat
·         Lakukan rutinitas
·         Hindari lembur
·         melakukan psikoterapi

C.      Obat Sistem Kardiovaskuler
1.      Pengertian Obat Sistem Kardiovaskuler
Obat kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang mempengaruhi & memperbaiki sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah ) secara langsung ataupun tidak langsung.  Jantung dan pembuluh darah merupakan organ tubuh yang mengatur peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik. Jantung sebagai organ pemompa darah sedangkan pembuluh darah sebagai penyalur darah ke jaringan.
Sistem kardiovaskuler dikendalikan oleh sistem saraf otonom melalui nodus SA, nodus AV, berkas His, dan serabut Purkinye. Pembuluh darah juga dipengaruhi sistem saraf otonom melalui saraf simpatis dan parasimpatis. Setiap gangguan dalam sistem tersebut akan mengakibatkan kelainan pada sistem kardiovaskuler
Obat kardiovaskuler, 9 sub kelas :
·         Obat inotropik positif
·         Obat anti-aritmia
·         Obat antihipertensi
·         Obat anti-angina
·         Diuretik
·         Obat sistem koagulasi darah
·         Obat hipolipidemik
·         Obat untuk syok dan hipotensi
·         Obat untuk gangguan sirkulasi darah.
a.       Obat inotropik positif (anti gagal jantung )
Obat inotropik positif bekerja dengan meningkatkan kontraksi otot jantung(miokardium). Indikasi : gagal jantung, keadaan jantung gagal untuk memompa darah dalam volume yang dibutuhkan tubuh. Keadaan tersebut terjadi karena jantung bekerja terlalu berat (kebocoran katup jantung, kekakuan katub, atau kelainan sejak lahir di mana sekat jantung tidak terbentuk dengan sempurna ) atau karena suatu hal otot jantung menjadi lemah.
Ada 2 jenis obat inotropik positif, yaitu :
a)      Glikosida jantung adalah alkaloid yang berasal dari tanaman Digitalis purpureayang kemudian diketahui berisi digoksin dan digitoksin.
b)      Penghambat fosfodiesterase merupakan penghambat enzim fosfodiesterase yang selektif bekerja pada jantung. Hambatan enzim ini menyebabkan peningkatan kadar siklik AMP (cAMP) dalam sel miokard yang akan meningkatkan kadar kalsium intrasel.
Contoh : Milrinon ,  Aminiron
b.      Obat-obat antiaritmia
Obat-obat antiaritmia dapat dibagi berdasar penggunaan kliniknya untuk :
-       aritmia supraventrikel misal : adenosin, verapamil, digoxin
-       aritmia supraventrikel dan aritmia ventrikel misal : disopiramid, beta bloker
-       aritmia ventrikel misal : lidokain, meksiletin
c.       Obat antihipertensi
Sering digunakan obat yang melebarkan pembuluh darah (vasodilator), yang bisa melebarkan arteri, vena atau keduanya. Pelebar arteri akan melebarkan arteri dan menurunkan tekanan darahsehingga mengurangi beban kerja jantung. Pelebar vena akan melebarkan vena dan menyediakan ruang yang lebih untuk darah yang telah terkumpul dan tidak mampu memasuki bagian kanan jantung sehingga mengurangi penyumbatan dan mengurangi beban jantung



Contoh vasodilator :
Paling banyak digunakan adalah ACE-inhibitor (Angiotensin Converting Enzyme inhibitor). Efek pada pembuluh darah :
ACE-inhibitor :  melebarkan arteri & vena
Nitroglycerin   :  hanya melebarkan vena
Hydralazine      : hanya melebarkan arteri
d.      Obat-obat antiangina
Sebagian besar pasien angina pektoris ( nyeri dada ) diobati dengan beta-bloker atau antagonis kalsium.
Meskipun demikian, senyawa nitrat kerja singkat, masih berperan penting untuk tindakan profilaksis sebelum kerja fisik dan untuk nyeri dada yang terjadi sewaktu istirahat.
·         Golongan nitrat
merelaksasi otot polos pembuluh vena, menyebabkan alir balik vena berkurang sehingga mengurangi beban hulu jantung. merupakan vasodilator koroner yang potencontoh : ISDN (Isosorbid dinitrat )
·         Golongan antagonis kalsium
Antagonis kalsium bekerja dengan cara menghambat influks ion kalsium transmembran, yaitu mengurangi masuknya ion kalsium melalui kanal kalsium lambat ke dalam sel otot polos, otot jantung dan saraf.
Berkurangnya kadar kalsium bebas di dalam sel-sel tersebut menyebabkan berkurangnya kontraksi otot polos pembuluh darah (vasodilatasi), kontraksi otot jantung (inotropik negatif), serta pembentukan dan konduksi impuls dalam jantung (kronotropik dan dromotropik negatif).
Contoh :  Diltiazem , Nifedipin



·         Golongan beta-bloker
Menghambat adrenoseptor beta (beta-bloker) di jantung, pembuluh darah perifer, bronkus, pankreas & hati.
Beta-bloker dapat mencetuskan asma dan efek ini berbahaya. Karena itu, harus dihindarkan pada pasien dengan riwayat asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronis.
Contoh : Propranolol
e.       Diuretik
Sering sebagai kombinasi obat jantung
Fungsi : mengurangi penimbunan cairan, menambah pembentukan air kemih, membuang natrium dan air dari tubuh melalui ginjal.
Contoh : Hidroclortiazide (HCT) & Furosemide
Mengurangi cairan akan menurunkan jumlah darah yang masuk ke jantung sehingga  mengurangi beban kerja jantung.
Pemberian diuretik sering disertai dengan pemberian tambahan Kalium, karena diuretik tertentu menyebabkan hilangnya Kalium
f.       Obat yang mempengaruhi sistem koagulasi darah
Pembentukan trombus berlangsung melalui 3 tahap, yaitu :
pemaparan darah pada suatu permukaan trombogenik vaskuler yang rusak. suatu rangkaian peristiwa terkait dengan trombosit. pengaktifan mekanisme pembekuan melalui peran penting trombin dalam pembentukan fibrin. Trombin sendiri merupakan suatu perangsang agregasi dan adhesi platelet yang sangat kuat.

D.      Obat Anti Hipertensi
1.      Pengertian Obat Anti Hipertensi
Pengobatan hipertensi biasanya ditujukan untuk mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas akibat tekanan darah tinggi. Terapi farmakologi untuk hipertensi ringan dan sedang dilakukan secara monoterapi dengan salah satu dari obat berikut : diuretik, β-bloker, penghambat ACE, antagonis kalsium, dan α-bloker (termasuk α,β-bloker). Antihipertensi lainnya, yakni vasodilator langsung, adrenolitik sentral (α2 agonis) dan penghambat saraf adrenergik, tidak digunakan untuk monoterapi tahap pertama, tetapi hanya antihipertensi tambahan. Jika respon kurang atau parsial, akan dilakukan penambahan obat ke-2 dari golongan lain sedangkan jika respon kecil, dilakukan penggantian jenis obat.
Pilihan obat bagi masing-masing penderita (individualisasi individu) bergantung pada (1) efek samping metabolik dan subyektif yang ditimbulkan; (2) adanya penyakit lain yang mungkin diperbaiki atau diperburuk oleh AH yang dipilih; (3) adanya pemberian obat lain yang mungkin berinteraksi dengan AH yang diberikan dan (biaya pengobatan).
Berikut adalah jenis-jenis atau kelompok obat anti hipertensi :
1.      Diuretik
Efek nyang ditimbulkan adalah peningkatan ekskresi natrium, klorida dan air sehingga mengurangi volume plasma dan cairan ekstrasel. Vasodilatasi perifer yang terjadi disebabkan adanya penyesuaian pembuluh darah perifer terhadap pengurangan volume plasma terus menerus. Selain itu, dapat pula terjadi pengurangan kekakuan dinding pembuluh darah dan bertambahnya daya lentur (compliance) vaskulor)
2.      Penghambat Adrenergik
Mekanisme β-adrenergik sebagai anti hipertensi masih belum jelas. Diperkirakan ada beberapa cara, yakni (1) pengurangan denyut jantung dan kontraktilitas miokard menyebabkan curah jantung berkurang. Reflek baroreseptor serta hambatan β2 vaskular menyebabkan resistensi perifer pada awalnya meningkat; (2) hambatan pelepasan NE melalui hambatan reseptor β2 prasinaps; (3) hambatan sekresi renin melalui hambatan rereptor β1 di ginjal; dan (4) efek sentral. Penurunan TD oleh β-bloker yang diberikan per oral berlangsung lambat. Efek tampak dalam 24 jam sampai 1 minggu. Pemberian pada orang normal tidak akan menyebabkan hipotensi.
Efek samping yang mungkin muncul diantaranya adalah bronkospasme, memperburuk gangguan pembuluh darah perifer, rasa lelah, insomnia, eksaserebrasi gagal jantung, dan menutupi gejala hipoglikemia; juga, hipertrigliseridemia dan menurunkan kadar kolestrol HDL (kecuali β-bloker dengan ISA dan labetalol); serta mengurangi kemampuan berolahraga. Efek samping dapat dikurangi dengan pengaturan diet. Selain itu, pengurangan aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus dapat memperburuk fungsi ginjal.Hipertensi rebound jarang terjadi pada penghentian β-bloker secara mendadak.
2.      Vasodilator
Hidralazin. Hidralazin merelaksasi otot polos arteriol dengan mekanisme yang belum dapat dipastikan. Salah satu kemungkinan kerjanya adalah sama dengan kerja nitrat organik dan natrium nitropusid, dengan melepaskan nitrogen oksida (NO) yang mengaktifkan guanilat siklase dengan hasil akhir defosforilasi berbagai protein, termasuk protein kontraktil dalam sel otot polos. Vasodilatasi dapat menyebabkan peningkatan denyut dan kontaktilitas jantung, peningkatan renin plasma, dan retensi cairan yang justru melawan efek hipotensif obat. Hidralazin menurunkan TD diastolik lebih banyak daripada TD sistolik dengan menurunkan resistensi perifer. Oleh karena itu, hidralazin lebih selektif mendilatasi arteriol dari pada vena.
Hidralazin oral biasanya digunakan sebagai obat ke-3 kepada diuretik dan β-bloker. Retensi cairan akan dihambat oleh diuretik sedangkan refleks takikardia terhadap vasodilatasi akan dihambat oleh β-bloker. Karena tidak menimbulkan hipotensi ortostatik atau sedasi, hidralazin dapat ditambahkan sebagai obat ke-2 kepada diuretik untuk penderita usia lanjut yang tidak dapat mentoleransi efek samping penghambat adrenergik. Pada mereka, refleks baroreseptor kurang sehingga tidak terjadi takikardia dengan hidralazin tanpa β-bloker. Hidralazin sekarang jarang digunakan karena masih ada yang lebih aman. Hidralazin IV digunakan untuk hipertensi darurat, terutama glomerulonefritis akut atau eklamasia.
Absorpsi dari saluran cerna cepat dan hampir sempurna, tetapi mengalami metabolisme lintas pertama di hati yang besarnya ditentukan fenotip asetilasi penderita. Pada asetilasi lambat, didapatkan kadar plasma yang tinggi, insiden hipotensi berlebihan dan toksisitas lainnya juga tinggi sehingga perlu pengecilan dosis.
Efek samping yang dapat muncul ialah retensi natrium dan air bila tidak ada diuretik. Takikardia diatasi dengan β-bloker. Tanpa β-bloker dan diuretik dapat terjadi iskemia miokard pada penderita PJK. Hidralazin juga dapat menyebabkan sindrom Lupus.
Minoksidil. Minoksidil bekerja pada sel otot polos vaskular dengan meningkatkan permeabilitas membran sel terhadap K+ sehingga terjadi hiperpolarisasi. Dilatasi akan menurunkan resistensi perifer dan menurunkan TD sistolik dan diastolik. Efek hipotensif disertai denyut jantung dan curah jantung.
Minoksidil efektif untuk semua penderita , maka berguna untuk terapi jangka panjang hipertensi berat yang refrakter terhadap kombinasi 3 obat yang terdiri dari diuretik, penghambat adrenergik dan vasodilator lain. Minoksidil efektif untuk hipertensi akselerasi atau maligna dengan penyakit ginjal. Untuk mengatasi retensi cairan dan takikardia, pemberian minoksidil perlu dilengkapi diuretik dan penghambat adrenergik.
Efek samping yang sering muncul ialah retensi cairan, takikardia, sakit kepala, angina pectoris (pada penderita PJK). Selain itu, efusi pleural dan perikardial terjadi pada 3% penderita. Komplikasi terjadi pada penderita gangguan ginjal berat dan mungkin akibat retensi cairan. Biasanya efusi hilang saat minoksidil dihentikan. Penghentian minoksidil mendadak dapat menyebabkan hipertensi rebound. Minoksidil biasanya tidak menyebabkan hipotensi ortostatik, kecuali jika diberikan pada guanetidin. Selain itu adalah hipertrikosis.
Metabolismenya ekstensif terutama menjadi metabolit yang tidak aktif. Kadar plasma tidak berkorelasi dengan respon terapi. Diazoksid. Bekerja pada sel otot polos arteriol, mengaktifkan kanal K+ yang sensitif ATP sehingga terjadi hiperpolarisasi menyebabkan dilatasi arteriol. Vena tidak dipengaruhi. TD turun dengan cepat dan denyut jantung beserta curah jantung meningkat.
Obat ini digunakan pada hipertensi darurat. Diazoksid efektif untuk hipertrofi ensefalopati, maligna dan berat dengan glomerunefritis akut dan kronik. Penurunan TD yang cepat dapat beresiko iskemia koroner.
Efek samping yang ada misalnya hipotensi, takikardia, iskemia jantung dan otak akibat hipotensi, azotemia, hipersensitifitas. Natrium Nitroprusid. Gugus nitroso pada molekul natrium nitrosupid akan dilepaskan sewaktu kontak dengan eritrosit. NO mengaktifkan enzim guanilat siklase pada otot polos pembuluh darah dan menyebabkan dilatasi arteriol dan venula.
Nitroprusid merupakan obat paling cepat dan selalu efektif untuk pengobatan hipertensi darurat. Namun, perlu infus kontinyu untuk mempertahankan efek hipotensifnya.
Efek samping yang ada berupa vasodilatasi yang berlebihan, kemudian muntah, mual dan muscle twitching.Obat ini juga dapat memperburuk hipoksemia arteri pada penderita dengan PPOM karena mengganggu vasokonstriksi pembuluh darah paru sehingga ventilasi dan perfusi tidak seimbang.

3.      Penghambat Enzim Angiotensin
Penghambat ACE bekerja langsung,yaitu kaptropil dan lisinopril dan ada pula yang tidak langsung (pro drug).
a.       Sistem Renin-AngiotensinAldoster
Renin disekresi oleh sel jukstglomerular di dinding arteriol aferen dan glomerulus ke dalam darah bila perfusi ginjal menurun (karena TD turun atau stenosis pada arteri ginjal), bila terdapat deplesi natrium dan atau terjadi stimulasi adrenergik (melalui reseptor β1).
Renin akan memecah angiotensinogen menjadi angiotensin I (AI). AI akan dikonversi oleh ACE yang terikat pada endotel yang menghadap ke lumen di seluruh sistem vaskuler, menjadi Angiotensin II (AII) yang sangat aktif. AII bekerja pada reseptor otot polos vaskuler, korteks adrenal, jantung dan SSP untuk menimbulkan konstriksi arteriol dan venula (efek pada arteriol lebih kuat), stimulasi sintesis dan sekresi aldosteron, stimulasi jantung, dan sistem simpatis dan efek SSP berupa stimulasi konsumsi air dan peningkatan sekresi ADH. Akibatnya terjadi resistensi perifer, reabsorpsi natrium dan air serta peningkatan denyut jantung dan curah jantung.
ACE juga kininase II yang mengaktifkan bradikinin yang merupakan vasodilator arteriol sistemik yang poten, kerjanya melaui EDRF dan prostlagandin. Sistem RAA berperan dalam mempertahankan TD dan volume intravaskular saat terdapat deplesi natrium dan cairan.
Penghambatan ACE akan mengurangi pembentukan AII sehingga TD turun. Karena efek vasokonstriksi paling kuat antara lain ada di pembuluh darah ginjal, pengurangan AII akan menimbulkan vasodilatasi renal yang kuat. Penurunan TD oleh penghambat ACE disertai pengurangan resistensi perifer, tanpa refleks takikardia. Kerja golongan obat ini sepertinya ada yang melalui sistem kinin. Hambatan inaktivasi bradikinin akan menyebabkan vasodilatasi.
Penghambat ACE efektif untuk hipertensi ringan, sedang , maupun berat. Pada hipertensi berat, penghambat ACE ditambahkan vasodilator obat ke-3 pada diuretik dan β-bloker. Penghambat ACE akan lebih efektif pada penderita muda. Pemberian bersama dengan penghambat adrenergik akan menimbulkan hipotensi berat berkepanjangan.
Efek samping yang mungkin muncul ialah,batuk kering, ganguan pengecapan, rash eritromatosisn maupun udem angioneurotik. Dosis pertama ACE dapat menimbulkan hipotensi simptomatik. Selain itu, ada pula gagal ginjal akut, proteinuria, dan hiperkalemia.

4.      Antagonis Kalium
Ada beberapa karakteristik untuk obat jenis ini, yaitu :
1.       Golongan dihidropiridin (DHP, nifedipin, nikardipin, isradipin, felodipin, amilodipin) bersifat vaskuloselektif dan generasi yang baru mempunyai selektivitas yang lebih tinggi. Sifat ini menguntungkan manusia, karena, tidak ada efek langsung pada nodus SA danAV, menurunkan resistani perifer tanpa disfungsi jantung berarti, dan relatif aman dalam kombinasi dengan β-bloker
2.       Bioavailabilitas oral yang rendah dari kebanyakan antagonis kalsium disebabkan oleh eliminasi presistemik di hati yang tinggi. Dalam hal ini, bioavailabilitas oral
3.       Kadar Puncak yang cepat dicapai kebanyakan antagonis kalsium menyebabkan TD turun secara cepat, mencetuskan iskemia miokard atau serebral
4.       Metabolism yang hampir sempurna oleh hati dari semua antagonis kalsium menunjukan bahwa penggunaannya penderita pada sirosis hati dan usia lanjut harus hati hati.
Efek samping yang mungkin dijumpai ialah penurunan TD yang terlalu besar dan cepat, angina pektoris pada PJK, efek vasodilatasi, edema perifer, bradiaritmia maupun konstipasi. Kalsium antagonis tidak memiliki efek samping metabolik, baik lipid, karbohidrat maupun asam urat.

BAB III
PENUTUP

Oksitosin adalah hormon alami dengan fungsi untuk membuat rahim berkontraksi.
Oksitosin digunakan untuk menginduksi persalinan atau memperkuat kontraksi persalinan ketika melahirkan, dan untuk mengendalikan perdarahan setelah melahirkan. Oksitosin juga digunakan untuk merangsang kontraksi rahim pada wanita yang terancam keguguran atau telah keguguran.
Oksitosin juga dapat digunakan untuk tujuan yang tidak disebutkan dalam panduan pengobatan ini.
Oksitosin disuntikkan ke dalam pembuluh darah melalui infus. Anda akan menerima suntikan ini di rumah sakit. Kontraksi dan tanda-tanda vital lainnya akan diawasi ketat oleh petugas medis ketika Anda menerima oksitosin. Ini akan membantu dokter menentukan berapa lama Anda harus berada dalam pengobatan ini.
Selama persalinan, detak jantung bayi Anda juga akan diawasi dengan monitor jantung janin untuk mengevaluasi efek oksitosin pada bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Deglin ,Vallerand.2005.Pedoman Obat untuk Perawat .Jakarta

Fkui,bagian Frmakologi .1995 .jakarta

Pearce,Evelyn C.2002.Anatomi dan fisiologi untuk paramedis.Gramedia Pustaka Umum.Jakarta.

Mycek,J. M.2001.farmakologi ulasan bergambar disinke-2 .PT Elex Media komputido kelompok gramedia .Jakarta.

Tan. H.T.dan Raharja.2002 Obat-obatpenting.Gramedia pustaka Umum .Jakarta.

Mycek,Mary.dkk.2011.Farmakologi Ulasan Bergambar.Widya Medik:Jakarta

Sulistia Ban Gunawan.2007.Farmakologi terapi .Ui-Press:Jakarta

Tjay.Tan Hoan dan Kiranan Raharja .2001.Obat-obatan Penting :Jakarta

Tan Hoan Tjay,kirana Raharja 2007 . obat-obatan penting :Jakarta

Bertram G.Katzung .1997 .Farmakologi Dasar dan Klinik :Jakarta

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis memperoleh kesehatan dan kekuatan untuk dapat menyelesaikan “Tugas Makalah Pengkajian Penggunaan Obat” ini.
Penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada seluruh pihak, khususnya kepada dosen pembibing atas kebijaksanaan dan kesediaannya dalam membimbing sehingga “Tugas Makalah Pengkajian Penggunaan Obat” ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi penyampaian yang menjadikan “Tugas Makalah Pengkajian Penggunaan Obat” ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.


Banda Aceh,   Mei 2017
Penulis



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
  1. Penggunaan Obat Oksitosin
1.      Pengertian Oksitosin
2.      Bagaimana cara penggunaan Oksitosin
3.      Bagaimana cara penyimpanan Oksitosin
4.      Dosis Oksitosin
5.      Efek Samping Oksitosin
6.      Pencegahan & Peringatan
7.      Apakah Oksitosin aman untuk ibu hamil dan menyusui
  1. Penggunaan Obat Neurotik
1.      Pengertian Neurotik
2.      Gejala-Gejala Neurotik
3.      Penyebab Neurotik
4.      Terapi Farmakologi
5.      Terapi Non-Farmakologi
6.      Obat Sistem Kardiovaskuler
7.      Pengertian Obat Sistem Kardiovaskuler
  1. Obat Anti Hipertensi
1.      Pengertian Obat Anti Hipertensi
2.      Vasodilator
3.      Penghambat Enzim Angiotensin
4.      Antagonis Kalium

No comments:

Post a Comment