BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seperti yang telah kita ketahui bersama,
obat merupakan salah satu penunjang sarana kesehatan. Segala macam penyakit
tidak dapat lepas begitu saja tanpa keberadaan obat.Dengan penggunaan obat kita
harus mengikuti aturan – aturan tertentu karena obat dalam penggunaan yang
digunakan dalam jumlah yang berlebihan dapat meracuni sedangkan racun yang
digunakan dalam jumlah sedikit justru dapat menjadi obat bagi tubuh kita.Salah
satu dari obat yang sudah sering dipergunakan adalah uterotonik. Obat–obat
uterotonika tidak pernah lepas dari segala masalah kesehatan yang berhubungan
dengan kehamilan dan persalinan.Masalah kehamilan dan persalinan merupakan
masalah yang riskan karena sangat erat dengan keselamatan jiwa seseoramg
sehingga ironis sekali apabila terjadi kesalahan walau hanya sedikit saja.
Hal–hal yang perlu diketahui adalah mengenai nama obat, tujuan penggunaan,
mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi, efek samping, cara pemakaian serta
dosis yang digunakan.
Penggunaan obat yang tidak rasional
merupakan masalah serius dalam pelayanan kesehatan karena kemungkinan dampak
negatif yang terjadi. Di banyak negara, pada berbagai tingkat pelayanan
kesehatan, berbagai studi dan temuan telah menunjukkan bahwa penggunaan obat
jauh dari keadaan optimal dan rasional. Banyak hal yang dapat ditingkatkan
dalam penggunaan obat pada umumnya dan khususnya dalam peresepan obat
(prescribing). Secara singkat, penggunaan obat (khususnya adalah peresepan obat
atau prescribing), dikatakan tidak rasional apabila kemungkinan memberikan
manfaat sangat kecil atau tidak ada sama sekali, sehingga tidak sebanding
dengan kemungkinan efek samping atau biayanya. Penggunaan obat dikatakan
rasional apabila pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan kebutuhannya
secara klinis, dalam dosis yang sesuai dengan ketepatan indikasi.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah pada makalah ini yaitu :
1. Memahami
penggunaan obat Oksitosin?
2. Memahami
penggunaan obat Neurotik?
3. Memahami
penggunaan obat Kardiovaskler?
4. Memahami
penggunaan obat Anti Hipertensi?
C.
Tujuan
Tujuan
dari makalah ini yaitu :
Untuk
mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian penggunaan obat
Oksitosin, Neurotik, Kardiovaskler dan Anti Hipertensi
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Penggunaan
Obat Oksitosin
1.
Pengertian
Oksitosin
Oksitosin adalah hormon alami dengan
fungsi untuk membuat rahim berkontraksi.
Oksitosin digunakan untuk menginduksi
persalinan atau memperkuat kontraksi persalinan ketika melahirkan, dan untuk
mengendalikan perdarahan setelah melahirkan. Oksitosin juga digunakan untuk
merangsang kontraksi rahim pada wanita yang terancam keguguran atau telah
keguguran.
Oksitosin juga dapat digunakan untuk
tujuan yang tidak disebutkan dalam panduan pengobatan ini.
2.
Bagaimana
cara penggunaan Oksitosin
Oksitosin disuntikkan ke dalam pembuluh
darah melalui infus. Anda akan menerima suntikan ini di rumah sakit. Kontraksi dan tanda-tanda vital
lainnya akan diawasi ketat oleh petugas medis ketika Anda menerima oksitosin.
Ini akan membantu dokter menentukan berapa lama Anda harus berada dalam
pengobatan ini.
Selama persalinan, detak jantung bayi
Anda juga akan diawasi dengan monitor jantung janin untuk mengevaluasi efek
oksitosin pada bayi.
3.
Bagaimana
cara penyimpanan Oksitosin
Obat ini paling baik disimpan pada suhu
ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan
di kamar mandi. Jangan dibekukan. Merek lain dari obat ini mungkin memiliki
aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan
produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari
jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Jangan menyiram obat-obatan ke dalam
toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini
bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi.
Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai
bagaimana cara aman membuang produk Anda.
4.
Dosis
Oksitosin
Informasi yang diberikan bukanlah
pengganti dari nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter atau apoteker
Anda sebelum memulai pengobatan.
a. Bagaimana
dosis Oksitosin untuk orang dewasa?
1) Dosis
untuk dewasa saat induksi persalinan:
Dosis
awal:infus IV 0.5-1 miliunit per jam. Selang 30-60 menit dapat ditambahkan
secara bertahap 1-2 miliunit sampai pola kontraksi yang ditetapkan tercapai.
2) Dosis
untuk dewasa saat masa pemulihan perdarahan:
10-14
unit IV infus di 1.000 mL pada tingkat yang cukup untuk mengendalikan
perdarahan. 10 unit IM selanjutnya setelah mengeluarkan plasenta.
3) Dosis
yang digunakan untuk aborsi:
Setelah
penghisapan atau kuretase tajam untuk aborsi elektif, aborsi yang tidak
komplit, dan yang tidak bisa dihindari:
10
unit di 500 mL IV infus.
Sesuaikan
tingkatnya untuk membantu kontraksi di rahim.
Setelah
suntikan intra-amniotik untuk aborsi midtrimester elektif:
10-20
miliunit IV infus per menit. Dosis total tidak boleh melebihi 30 unit dalam
waktu 12 jam karena berisiko keracunan air.
b. Bagaimana
dosis Oksitosin untuk anak-anak?
Keamanan
dan efektivitasnya belum ditetapkan pada pasien di bawah umur (kurang dari 18
tahun).
Dalam
dosis apakah Oksitosin tersedia?
Solusi,
injeksi: 10 unit/mL (1 mL, 10 mL, 30 mL, 50 mL)
5.
Efek
Samping Oksitosin
Efek
samping apa yang dapat dialami karena Oksitosin?
a. Cari
bantuan tenaga medis segera jika Anda mengalami reaksi alergi: gatal-gatal;
kesulitan bernapas; bengkak pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
b. Segera
hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping serius, seperti:
1) Detak
jantung cepat, lambat, atau tidak seimbang
2) Perdarahan
berlebihan tidak lama setelah melahirkan
3) Sakit
kepala, pusing, bicara cadel, berhalusinasi, muntah parah, kelemahan yang
parah, otot keram, kehilangan kordinasi, merasa goyah, kejang, pingsan, nafas
pendek, atau berhenti bernafas
4) Tekanan
darah tinggi yang berbahaya (sakit kepala hebat, penglihatan kabur, telinga
berdengung, cemas, bingung, sakit dada, sesak nafas, detak jantung tidak
seimbang, kejang)
Efek
samping yang tidak serius, yaitu:
a. Mual,
muntah-muntah
b. Pilek,
sakit sinus, atau iritasi
c. Masalah
ingatan
6.
Pencegahan
& Peringatan
Apa
saja yang harus diketahui sebelum menggunakan Oksitosin?
Sebelum menggunakan obat tertentu,
pertimbangkan risiko dan manfaatnya terlebih dahulu. Ini adalah keputusan yang
harus dibuat Anda dan dokter Anda. Untuk obat ini, perhatikan hal berikut:
a. Alergi
Beri
tahu dokter jika Anda mengalami reaksi tak biasa atau alergi pada obat ini atau
obat lain. Beri tahu dokter juga jika Anda memiliki alergi tipe lain seperti
pada makanan, pewarna, pengawet, atau alergi hewan. Untuk produk tanpa resep,
baca label pada kemasan secara saksama.
b. Anak-anak
Tidak
ada informasi yang tersedia antara hubungan usia dengan efek oksitosin pada
pasien anak. Keamanan dan kemanjuran belum ditetapkan.
c. Lansia
Tidak
ada informasi yang tersedia antara hubungan usia dengan efek oksitosin pasien
pasien lanjut usia.
7.
Apakah
Oksitosin aman untuk ibu hamil dan menyusui
Tidak ada penelitian yang memadai
mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau menyusui. Selalu
konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan
risiko sebelum menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko
kehamilan kategori C menurut US Food and Drugs Administration (FDA).
Berikut referensi kategori risiko
kehamilan menurut FDA:
A= Tidak berisiko
B= Tidak berisiko pada beberapa penelitian
C= Mungkin berisiko
D= Ada bukti positif dari risiko
X= Kontraindikasi
N= Tidak diketahui
B. Penggunaan Obat Neurotik
- Pengertian Neurotik
Gangguan neurotik adalah gangguan di mana gejalanya membuat
distres yang tidak dapat diterima oleh penderitanya. Hubungan sosial mungkin
akan sangat terpengaruh tetapi biasanya tetap dalam batas yang dapat diterima.
Gangguan ini relatif bertahan lama atau berulang tanpa pengobatan.
Neurotik merupakan suatu penyakit mental yang lunak,
dicirikan dengan tanda-tanda:
a) wawasan yang tidak lengkap mengenai
sifat-sifat kesukarannya
b) konflik-konflik batin
c) reaksi-reaksi kecemasan
d) kerusakan parsial atau sebagian pada
struktur kepribadiannya
e) seringkali, tetapi tidak selalu ada,
disertai pobia, gangguan pencernaan, dan tingkah laku obsesif kompulsif.
Neurosa adalah kesalahan penyesuaian diri secara emosional
karena tak dapat diselesaikannya suatu konflik sadar. Kecemasan yg timbul dirasakan
secara langsung atau diubah oleh berbagai mekanisme pertahanan psikologik
(defence-mechanism) dan muncullah gejala-gejala subjektif lain yg mengganggu.
Namun sering kali banyak masyarakat beranggapan, gangguan neurotik itu tidak
berbahaya. Padahal banyak penelitian membuktikan sebagian besar masyarakat yang
menderita gangguan neurotik dan tidak menyadarinya bisa berakibat terkena
gangguan psikiotik. Proses terjadinya gangguan neurotik ini sendiri berawal
dari gangguan psikologi kemudian berubah menjadi gangguan fisik bagi penderita.
Selain itu profesi yang bertugas menangani gangguan psikologi masih sedikit
2.
Gejala-Gejala
Neurotik
Walaupun penderita neurotik menujukkan berbagai gejala,
namun pada umumnya ditunjukkan oleh adanya gambaran diri yang negatif,
cenderung merasa kurang mampu dan merasa rendah diri. Gejala utamanya adalah
kecemasan, selain itu perasaan depresi juga dapat ditemui pada penderita
neurotik, pada umumnya sering terlihat murung. Gejala lain dari neurotik adalah
individu menjadi sangat perasa, penyesuaian diri yang salah, kesulitan
konsentrasi atau dalam mengambil keputusan.
Orang
yang mengalami gangguan neurotik ditandai oleh:
a. Anxiety, sebagai simbol rasa takut,
gelisah, rasa tidak aman, tidak mampu, mudah lelah, dan kurang sehat.
b. Depressive Fluctuations, tanda mudah
tertekan, susah, suasana hati muram, mudah kecewa.
c. Emosional Sensitivity, sangat
perasa, tidak mampu menyesuaikan secara baik emosi dan sosialnya, labil. Mudah
tersinggung dan banyak melakukan mekanisme pertahanan diri.
1) Gejala Utama:
1. Afek depresif
2. Kehilangan minat dan kegembiraan
3. Berkurangnya energi, mudah lelah dan
menurunnya aktivitas.
2) Gejala Tambahan:
a) Konsentrasi dan perhatian berkurang
b) Harga diri dan kepercayaan diri
berkurang
c) Gagasan tentang rasa bersalah dan
tidak berguna
d) Pandangan masa depan yang suram dan
pesimistis
e) Gagasan/perbuatan yang membahayakan
diri atau bunuh diri
f) Tidur terganggu
g) Nafsu makan terganggu
3. Penyebab Neurotik
Sebab-sebab
timbulnya gangguan neurotik, adalah:
1.
Tekanan-tekanan
menyebabkan ketakutan yang disertai dengan kecemasan dan ketegangan-ketegangan
dalam batin sendiri yang kronis berat sifatnya. Sehingga orang yang
bersangkutan mengalami mental breakdown.
2.
Individu
mengalami banyak frustrasi, konflik-konflik emosionil dan konflik internal yang
serius, yang sudah dimulai sejak kanak-kanak.
3.
Individu
sering tidak rasionil sebab sering memakai defence mechanism yang
negatif dan lemahnya pertahanan diri secara fisik dan mental.
4.
Pribadinya
sangat labil tidak imbang dan kemauannya sangat lemah sosial dan tekanan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab
gangguan neurotik bisa berasal dari individu itu sendiri, seperti keterbatasan
individu dalam menghadapi masalahnya, gagalnya individu untuk memecahkan
persoalan yang dihadapi. Penyebab lainnya berasal dari luar individu, seperti
adanya tekanan-tekanan sosial dan tekanan kultural yang sangat kuat, adanya
pengaruh lingkungan yang buruk. Semua itu bisa menyebabkan ketakutan yang
disertai dengan kecemasan, ketegangan batin, frustrasi, konflik-konflik
emosional, individu menggunakan mekanisme pertahanan diri yang negatif, yang
bisa mengakibatkan gangguan mental. Gangguan mental itu adalah perilaku
individu yang neurotik.
4. Terapi Farmakologi
Jenis
Gangguan
|
Obat
lini pertama
|
Obat
Lini Kedua
|
Alternatif
|
Gangguan kecemasan umum
|
Venlafaxin
Paroksetin
Escitalopram
|
Benzodiazepin
Imipramin
Buspiron
|
Hidroksizin
|
Gangguan kepanikan
|
Fluoksamin
Fluoksetin
|
Imipramin
Klomipramin
Alprazolam
Klonazepam
|
Fenelzin
|
Gangguan kecemasan social
|
Paroksetin
Sertralin
Venlafaxin XR
|
Citalopram
Escitalopram
Fluvoxamin
Klonazepam
|
Busipron
Gabapentin
Fenelzin
|
Jenis
Gangguan
|
Obat
lini pertama
|
Dosis
|
Gangguan kecemasan umum
|
Venlafaxin
Paroksetin
Escitalopram
|
75mg/hari
20mg/hari
10mg/hari
|
Gangguan kepanikan
|
Fluoksamin
Fluoksetin
|
20mg/hari
20mg/hari
|
Gangguan kecemasan social
|
Paroksetin
Sertralin
Venlafaxin XR
|
20mg/hari
50mg/hari
37,5/75mg/hari
|
Contoh Resep :
Nama
Obat
: Cipralex
Komposisi
: Escitalopram
Indikasi
: Pengobatan Pada episode depresi mayor, gangguan panic dengan atau tanpa
agoraphobia
Kontra
Indikasi :
Penggunaan bersama MAOI
Dos
: 10mg 1 x/hari. Maks 20mg/hari
Peringatan
: Gejala paradoksial, kejang, riwayat mania atau hipomania, diabetes, gangguan
psikiatrik lain, usia lanjut dan pasien sirosis.
Efek
Samping
: Penurunan nafsu makan dan libido, insomnia, somnolen, pusing sinusitis,
mual,diare, konstipasi, keringat berlebihan, gangguan ejakulasi, impotensi,
lemah, panas.
Interaksi
obat
: MAO non selektif, moklobemid, selegilin, tramadol, sumatriptan, bupropion,
omeprazole, flueksetin, metoprolol, antidepresan atau antipsikotik.
5. Terapi Non-Farmakologi
·
Olahraga
Teratur
·
Asupan
Diet Berimbang
·
Hindari
minum alcohol atau menggunakan narkoba dan pengobatan yang tidak dianjurkan
·
Tidur
yang cukup
·
Bersabar
dan bersikap baik pada diri sendiri
·
Curhat
·
Lakukan
rutinitas
·
Hindari
lembur
·
melakukan
psikoterapi
C.
Obat
Sistem Kardiovaskuler
1.
Pengertian
Obat Sistem Kardiovaskuler
Obat kardiovaskuler merupakan kelompok
obat yang mempengaruhi & memperbaiki sistem kardiovaskuler (jantung dan
pembuluh darah ) secara langsung ataupun tidak langsung. Jantung dan pembuluh darah
merupakan organ tubuh yang mengatur peredaran darah sehingga kebutuhan makanan
dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik. Jantung sebagai organ pemompa darah sedangkan pembuluh darah
sebagai penyalur darah ke jaringan.
Sistem kardiovaskuler dikendalikan oleh
sistem saraf otonom melalui nodus SA, nodus AV, berkas His, dan serabut
Purkinye. Pembuluh darah juga
dipengaruhi sistem saraf otonom melalui saraf simpatis dan parasimpatis. Setiap gangguan dalam sistem tersebut
akan mengakibatkan kelainan pada sistem kardiovaskuler
Obat kardiovaskuler, 9 sub kelas :
·
Obat inotropik positif
·
Obat anti-aritmia
·
Obat antihipertensi
·
Obat anti-angina
·
Diuretik
·
Obat sistem koagulasi darah
·
Obat hipolipidemik
·
Obat untuk syok dan hipotensi
·
Obat untuk gangguan sirkulasi darah.
a. Obat
inotropik positif (anti gagal jantung )
Obat inotropik positif bekerja dengan
meningkatkan kontraksi otot jantung(miokardium). Indikasi : gagal jantung,
keadaan jantung gagal untuk memompa darah dalam volume yang dibutuhkan tubuh.
Keadaan tersebut terjadi karena jantung bekerja terlalu berat (kebocoran katup
jantung, kekakuan katub, atau kelainan sejak lahir di mana sekat jantung tidak
terbentuk dengan sempurna ) atau karena suatu hal otot jantung menjadi lemah.
Ada 2 jenis obat inotropik positif,
yaitu :
a) Glikosida
jantung adalah alkaloid yang berasal dari tanaman Digitalis purpureayang
kemudian diketahui berisi digoksin dan digitoksin.
b) Penghambat
fosfodiesterase merupakan penghambat enzim fosfodiesterase yang selektif
bekerja pada jantung. Hambatan enzim ini menyebabkan peningkatan kadar siklik
AMP (cAMP) dalam sel miokard yang akan meningkatkan kadar kalsium intrasel.
Contoh
: Milrinon , Aminiron
b. Obat-obat
antiaritmia
Obat-obat
antiaritmia dapat dibagi berdasar penggunaan kliniknya untuk :
- aritmia
supraventrikel misal : adenosin, verapamil, digoxin
- aritmia
supraventrikel dan aritmia ventrikel misal : disopiramid, beta bloker
- aritmia
ventrikel misal : lidokain, meksiletin
c. Obat
antihipertensi
Sering digunakan obat yang melebarkan
pembuluh darah (vasodilator), yang bisa melebarkan arteri, vena atau keduanya. Pelebar
arteri akan melebarkan arteri dan menurunkan tekanan darahsehingga mengurangi
beban kerja jantung. Pelebar vena akan melebarkan vena dan menyediakan ruang
yang lebih untuk darah yang telah terkumpul dan tidak mampu memasuki bagian
kanan jantung sehingga mengurangi penyumbatan dan mengurangi beban jantung
Contoh vasodilator :
Paling
banyak digunakan adalah ACE-inhibitor (Angiotensin Converting Enzyme
inhibitor). Efek pada pembuluh darah :
ACE-inhibitor
: melebarkan arteri & vena
Nitroglycerin :
hanya melebarkan vena
Hydralazine : hanya melebarkan arteri
d. Obat-obat
antiangina
Sebagian besar pasien angina pektoris (
nyeri dada ) diobati dengan beta-bloker atau antagonis kalsium.
Meskipun demikian, senyawa nitrat kerja
singkat, masih berperan penting untuk tindakan profilaksis sebelum kerja fisik
dan untuk nyeri dada yang terjadi sewaktu istirahat.
·
Golongan nitrat
merelaksasi
otot polos pembuluh vena, menyebabkan alir balik vena berkurang sehingga
mengurangi beban hulu jantung. merupakan vasodilator koroner yang potencontoh :
ISDN (Isosorbid dinitrat )
·
Golongan antagonis kalsium
Antagonis
kalsium bekerja dengan cara menghambat influks ion kalsium transmembran, yaitu
mengurangi masuknya ion kalsium melalui kanal kalsium lambat ke dalam sel otot
polos, otot jantung dan saraf.
Berkurangnya
kadar kalsium bebas di dalam sel-sel tersebut menyebabkan berkurangnya
kontraksi otot polos pembuluh darah (vasodilatasi), kontraksi otot jantung
(inotropik negatif), serta pembentukan dan konduksi impuls dalam jantung
(kronotropik dan dromotropik negatif).
Contoh
: Diltiazem , Nifedipin
·
Golongan beta-bloker
Menghambat
adrenoseptor beta (beta-bloker) di jantung, pembuluh darah perifer, bronkus,
pankreas & hati.
Beta-bloker
dapat mencetuskan asma dan efek ini berbahaya. Karena itu, harus dihindarkan
pada pasien dengan riwayat asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronis.
Contoh
: Propranolol
e. Diuretik
Sering
sebagai kombinasi obat jantung
Fungsi
: mengurangi penimbunan cairan, menambah pembentukan air kemih, membuang
natrium dan air dari tubuh melalui ginjal.
Contoh
: Hidroclortiazide (HCT) & Furosemide
Mengurangi
cairan akan menurunkan jumlah darah yang masuk ke jantung sehingga mengurangi beban kerja jantung.
Pemberian
diuretik sering disertai dengan pemberian tambahan Kalium, karena diuretik
tertentu menyebabkan hilangnya Kalium
f. Obat
yang mempengaruhi sistem koagulasi darah
Pembentukan
trombus berlangsung melalui 3 tahap, yaitu :
pemaparan
darah pada suatu permukaan trombogenik vaskuler yang rusak. suatu rangkaian
peristiwa terkait dengan trombosit. pengaktifan mekanisme pembekuan melalui
peran penting trombin dalam pembentukan fibrin. Trombin sendiri merupakan suatu
perangsang agregasi dan adhesi platelet yang sangat kuat.
D.
Obat
Anti Hipertensi
1.
Pengertian
Obat Anti Hipertensi
Pengobatan hipertensi biasanya ditujukan
untuk mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas akibat tekanan darah
tinggi. Terapi farmakologi untuk hipertensi ringan dan sedang dilakukan secara
monoterapi dengan salah satu dari obat berikut : diuretik, β-bloker, penghambat
ACE, antagonis kalsium, dan α-bloker (termasuk α,β-bloker). Antihipertensi
lainnya, yakni vasodilator langsung, adrenolitik sentral (α2 agonis) dan
penghambat saraf adrenergik, tidak digunakan untuk monoterapi tahap pertama,
tetapi hanya antihipertensi tambahan. Jika respon kurang atau parsial, akan
dilakukan penambahan obat ke-2 dari golongan lain sedangkan jika respon kecil,
dilakukan penggantian jenis obat.
Pilihan obat bagi masing-masing penderita
(individualisasi individu) bergantung pada (1) efek samping metabolik dan
subyektif yang ditimbulkan; (2) adanya penyakit lain yang mungkin diperbaiki
atau diperburuk oleh AH yang dipilih; (3) adanya pemberian obat lain yang
mungkin berinteraksi dengan AH yang diberikan dan (biaya pengobatan).
Berikut adalah jenis-jenis atau kelompok
obat anti hipertensi :
1. Diuretik
Efek nyang ditimbulkan adalah
peningkatan ekskresi natrium, klorida dan air sehingga mengurangi volume plasma
dan cairan ekstrasel. Vasodilatasi perifer yang terjadi disebabkan adanya
penyesuaian pembuluh darah perifer terhadap pengurangan volume plasma terus
menerus. Selain itu, dapat pula terjadi pengurangan kekakuan dinding pembuluh
darah dan bertambahnya daya lentur (compliance) vaskulor)
2. Penghambat
Adrenergik
Mekanisme β-adrenergik sebagai anti
hipertensi masih belum jelas. Diperkirakan ada beberapa cara, yakni (1)
pengurangan denyut jantung dan kontraktilitas miokard menyebabkan curah jantung
berkurang. Reflek baroreseptor serta hambatan β2 vaskular menyebabkan
resistensi perifer pada awalnya meningkat; (2) hambatan pelepasan NE melalui
hambatan reseptor β2 prasinaps; (3) hambatan sekresi renin melalui hambatan
rereptor β1 di ginjal; dan (4) efek sentral. Penurunan TD oleh β-bloker yang
diberikan per oral berlangsung lambat. Efek tampak dalam 24 jam sampai 1
minggu. Pemberian pada orang normal tidak akan menyebabkan hipotensi.
Efek samping yang mungkin muncul
diantaranya adalah bronkospasme, memperburuk gangguan pembuluh darah perifer,
rasa lelah, insomnia, eksaserebrasi gagal jantung, dan menutupi gejala
hipoglikemia; juga, hipertrigliseridemia dan menurunkan kadar kolestrol HDL
(kecuali β-bloker dengan ISA dan labetalol); serta mengurangi kemampuan
berolahraga. Efek samping dapat dikurangi dengan pengaturan diet. Selain itu,
pengurangan aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus dapat memperburuk
fungsi ginjal.Hipertensi rebound jarang terjadi pada penghentian β-bloker
secara mendadak.
2.
Vasodilator
Hidralazin. Hidralazin merelaksasi otot
polos arteriol dengan mekanisme yang belum dapat dipastikan. Salah satu
kemungkinan kerjanya adalah sama dengan kerja nitrat organik dan natrium
nitropusid, dengan melepaskan nitrogen oksida (NO) yang mengaktifkan guanilat
siklase dengan hasil akhir defosforilasi berbagai protein, termasuk protein
kontraktil dalam sel otot polos. Vasodilatasi dapat menyebabkan peningkatan
denyut dan kontaktilitas jantung, peningkatan renin plasma, dan retensi cairan
yang justru melawan efek hipotensif obat. Hidralazin menurunkan TD diastolik lebih
banyak daripada TD sistolik dengan menurunkan resistensi perifer. Oleh karena
itu, hidralazin lebih selektif mendilatasi arteriol dari pada vena.
Hidralazin oral biasanya digunakan
sebagai obat ke-3 kepada diuretik dan β-bloker. Retensi cairan akan dihambat
oleh diuretik sedangkan refleks takikardia terhadap vasodilatasi akan dihambat
oleh β-bloker. Karena tidak menimbulkan hipotensi ortostatik atau sedasi,
hidralazin dapat ditambahkan sebagai obat ke-2 kepada diuretik untuk penderita
usia lanjut yang tidak dapat mentoleransi efek samping penghambat adrenergik.
Pada mereka, refleks baroreseptor kurang sehingga tidak terjadi takikardia
dengan hidralazin tanpa β-bloker. Hidralazin sekarang jarang digunakan karena
masih ada yang lebih aman. Hidralazin IV digunakan untuk hipertensi darurat,
terutama glomerulonefritis akut atau eklamasia.
Absorpsi dari saluran cerna cepat dan
hampir sempurna, tetapi mengalami metabolisme lintas pertama di hati yang
besarnya ditentukan fenotip asetilasi penderita. Pada asetilasi lambat,
didapatkan kadar plasma yang tinggi, insiden hipotensi berlebihan dan
toksisitas lainnya juga tinggi sehingga perlu pengecilan dosis.
Efek samping yang dapat muncul ialah
retensi natrium dan air bila tidak ada diuretik. Takikardia diatasi dengan
β-bloker. Tanpa β-bloker dan diuretik dapat terjadi iskemia miokard pada
penderita PJK. Hidralazin juga dapat menyebabkan sindrom Lupus.
Minoksidil. Minoksidil bekerja pada sel
otot polos vaskular dengan meningkatkan permeabilitas membran sel terhadap K+
sehingga terjadi hiperpolarisasi. Dilatasi akan menurunkan resistensi perifer
dan menurunkan TD sistolik dan diastolik. Efek hipotensif disertai denyut
jantung dan curah jantung.
Minoksidil efektif untuk semua penderita
, maka berguna untuk terapi jangka panjang hipertensi berat yang refrakter
terhadap kombinasi 3 obat yang terdiri dari diuretik, penghambat adrenergik dan
vasodilator lain. Minoksidil efektif untuk hipertensi akselerasi atau maligna
dengan penyakit ginjal. Untuk mengatasi retensi cairan dan takikardia,
pemberian minoksidil perlu dilengkapi diuretik dan penghambat adrenergik.
Efek samping yang sering muncul ialah
retensi cairan, takikardia, sakit kepala, angina pectoris (pada penderita PJK).
Selain itu, efusi pleural dan perikardial terjadi pada 3% penderita. Komplikasi
terjadi pada penderita gangguan ginjal berat dan mungkin akibat retensi cairan.
Biasanya efusi hilang saat minoksidil dihentikan. Penghentian minoksidil
mendadak dapat menyebabkan hipertensi rebound. Minoksidil biasanya tidak menyebabkan
hipotensi ortostatik, kecuali jika diberikan pada guanetidin. Selain itu adalah
hipertrikosis.
Metabolismenya ekstensif terutama
menjadi metabolit yang tidak aktif. Kadar plasma tidak berkorelasi dengan
respon terapi. Diazoksid. Bekerja
pada sel otot polos arteriol, mengaktifkan kanal K+ yang sensitif ATP sehingga
terjadi hiperpolarisasi menyebabkan dilatasi arteriol. Vena tidak dipengaruhi.
TD turun dengan cepat dan denyut jantung beserta curah jantung meningkat.
Obat ini digunakan pada hipertensi
darurat. Diazoksid efektif untuk hipertrofi ensefalopati, maligna dan berat
dengan glomerunefritis akut dan kronik. Penurunan TD yang cepat dapat beresiko
iskemia koroner.
Efek samping yang ada misalnya
hipotensi, takikardia, iskemia jantung dan otak akibat hipotensi, azotemia,
hipersensitifitas. Natrium
Nitroprusid. Gugus nitroso pada molekul natrium nitrosupid akan dilepaskan
sewaktu kontak dengan eritrosit. NO mengaktifkan enzim guanilat siklase pada
otot polos pembuluh darah dan menyebabkan dilatasi arteriol dan venula.
Nitroprusid merupakan obat paling cepat
dan selalu efektif untuk pengobatan hipertensi darurat. Namun, perlu infus
kontinyu untuk mempertahankan efek hipotensifnya.
Efek samping yang ada berupa
vasodilatasi yang berlebihan, kemudian muntah, mual dan muscle twitching.Obat
ini juga dapat memperburuk hipoksemia arteri pada penderita dengan PPOM karena
mengganggu vasokonstriksi pembuluh darah paru sehingga ventilasi dan perfusi
tidak seimbang.
3.
Penghambat
Enzim Angiotensin
Penghambat ACE bekerja langsung,yaitu
kaptropil dan lisinopril dan ada pula yang tidak langsung (pro drug).
a. Sistem
Renin-AngiotensinAldoster
Renin disekresi oleh sel jukstglomerular di dinding
arteriol aferen dan glomerulus ke dalam darah bila perfusi ginjal menurun
(karena TD turun atau stenosis pada arteri ginjal), bila terdapat deplesi
natrium dan atau terjadi stimulasi adrenergik (melalui reseptor β1).
Renin akan memecah angiotensinogen menjadi
angiotensin I (AI). AI akan dikonversi oleh ACE yang terikat pada endotel yang
menghadap ke lumen di seluruh sistem vaskuler, menjadi Angiotensin II (AII)
yang sangat aktif. AII bekerja pada reseptor otot polos vaskuler, korteks
adrenal, jantung dan SSP untuk menimbulkan konstriksi arteriol dan venula (efek
pada arteriol lebih kuat), stimulasi sintesis dan sekresi aldosteron, stimulasi
jantung, dan sistem simpatis dan efek SSP berupa stimulasi konsumsi air dan
peningkatan sekresi ADH. Akibatnya terjadi resistensi perifer, reabsorpsi
natrium dan air serta peningkatan denyut jantung dan curah jantung.
ACE juga kininase II yang mengaktifkan bradikinin
yang merupakan vasodilator arteriol sistemik yang poten, kerjanya melaui EDRF
dan prostlagandin. Sistem RAA
berperan dalam mempertahankan TD dan volume intravaskular saat terdapat deplesi
natrium dan cairan.
Penghambatan ACE akan mengurangi pembentukan AII
sehingga TD turun. Karena efek vasokonstriksi paling kuat antara lain ada di
pembuluh darah ginjal, pengurangan AII akan menimbulkan vasodilatasi renal yang
kuat. Penurunan TD oleh penghambat ACE disertai pengurangan resistensi perifer,
tanpa refleks takikardia. Kerja golongan obat ini sepertinya ada yang melalui
sistem kinin. Hambatan inaktivasi bradikinin akan menyebabkan vasodilatasi.
Penghambat ACE efektif untuk hipertensi ringan, sedang
, maupun berat. Pada hipertensi berat, penghambat ACE ditambahkan vasodilator
obat ke-3 pada diuretik dan β-bloker. Penghambat ACE akan lebih efektif pada
penderita muda. Pemberian bersama dengan penghambat adrenergik akan menimbulkan
hipotensi berat berkepanjangan.
Efek samping yang mungkin muncul ialah,batuk kering,
ganguan pengecapan, rash eritromatosisn maupun udem angioneurotik. Dosis
pertama ACE dapat menimbulkan hipotensi simptomatik. Selain itu, ada pula gagal
ginjal akut, proteinuria, dan hiperkalemia.
4.
Antagonis
Kalium
Ada
beberapa karakteristik untuk obat jenis ini, yaitu :
1. Golongan
dihidropiridin (DHP, nifedipin, nikardipin, isradipin, felodipin, amilodipin)
bersifat vaskuloselektif dan generasi yang baru mempunyai selektivitas yang
lebih tinggi. Sifat ini menguntungkan manusia, karena, tidak ada efek langsung
pada nodus SA danAV, menurunkan resistani perifer tanpa disfungsi jantung
berarti, dan relatif aman dalam kombinasi dengan β-bloker
2. Bioavailabilitas
oral yang rendah dari kebanyakan antagonis kalsium disebabkan oleh eliminasi
presistemik di hati yang tinggi. Dalam hal ini, bioavailabilitas oral
3. Kadar
Puncak yang cepat dicapai kebanyakan antagonis kalsium menyebabkan TD turun
secara cepat, mencetuskan iskemia miokard atau serebral
4. Metabolism
yang hampir sempurna oleh hati dari semua antagonis kalsium menunjukan bahwa
penggunaannya penderita pada sirosis hati dan usia lanjut harus hati hati.
Efek samping yang mungkin dijumpai ialah
penurunan TD yang terlalu besar dan cepat, angina pektoris pada PJK, efek
vasodilatasi, edema perifer, bradiaritmia maupun konstipasi. Kalsium antagonis
tidak memiliki efek samping metabolik, baik lipid, karbohidrat maupun asam
urat.
BAB III
PENUTUP
Oksitosin adalah hormon alami dengan
fungsi untuk membuat rahim berkontraksi.
Oksitosin digunakan untuk menginduksi
persalinan atau memperkuat kontraksi persalinan ketika melahirkan, dan untuk
mengendalikan perdarahan setelah melahirkan. Oksitosin juga digunakan untuk
merangsang kontraksi rahim pada wanita yang terancam keguguran atau telah
keguguran.
Oksitosin juga dapat digunakan untuk
tujuan yang tidak disebutkan dalam panduan pengobatan ini.
Oksitosin disuntikkan ke dalam pembuluh
darah melalui infus. Anda akan menerima suntikan ini di rumah sakit. Kontraksi dan tanda-tanda vital
lainnya akan diawasi ketat oleh petugas medis ketika Anda menerima oksitosin.
Ini akan membantu dokter menentukan berapa lama Anda harus berada dalam
pengobatan ini.
Selama persalinan, detak jantung bayi
Anda juga akan diawasi dengan monitor jantung janin untuk mengevaluasi efek
oksitosin pada bayi.
DAFTAR
PUSTAKA
Deglin
,Vallerand.2005.Pedoman Obat untuk Perawat .Jakarta
Fkui,bagian
Frmakologi .1995 .jakarta
Pearce,Evelyn
C.2002.Anatomi dan fisiologi untuk paramedis.Gramedia Pustaka Umum.Jakarta.
Mycek,J.
M.2001.farmakologi ulasan bergambar disinke-2 .PT Elex Media komputido kelompok
gramedia .Jakarta.
Tan. H.T.dan
Raharja.2002 Obat-obatpenting.Gramedia pustaka Umum .Jakarta.
Mycek,Mary.dkk.2011.Farmakologi
Ulasan Bergambar.Widya Medik:Jakarta
Sulistia Ban
Gunawan.2007.Farmakologi terapi .Ui-Press:Jakarta
Tjay.Tan Hoan
dan Kiranan Raharja .2001.Obat-obatan Penting :Jakarta
Tan Hoan
Tjay,kirana Raharja 2007 . obat-obatan penting :Jakarta
Bertram
G.Katzung .1997 .Farmakologi Dasar dan Klinik :Jakarta
KATA
PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis memperoleh kesehatan dan kekuatan untuk dapat
menyelesaikan “Tugas Makalah Pengkajian Penggunaan Obat” ini.
Penghargaan
yang tulus dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan
kepada seluruh pihak, khususnya kepada dosen pembibing atas kebijaksanaan dan
kesediaannya dalam membimbing sehingga “Tugas Makalah Pengkajian Penggunaan
Obat” ini dapat terselesaikan.
Penulis
menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi penyampaian yang
menjadikan “Tugas Makalah Pengkajian Penggunaan Obat” ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan dari
semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
Banda Aceh, Mei 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Rumusan
Masalah
C.
Tujuan
BAB
II PEMBAHASAN
- Penggunaan
Obat Oksitosin
1.
Pengertian
Oksitosin
2.
Bagaimana
cara penggunaan Oksitosin
3.
Bagaimana
cara penyimpanan Oksitosin
4.
Dosis
Oksitosin
5.
Efek
Samping Oksitosin
6.
Pencegahan
& Peringatan
7.
Apakah
Oksitosin aman untuk ibu hamil dan menyusui
- Penggunaan
Obat Neurotik
1.
Pengertian
Neurotik
2.
Gejala-Gejala
Neurotik
3.
Penyebab
Neurotik
4.
Terapi
Farmakologi
5.
Terapi
Non-Farmakologi
6.
Obat
Sistem Kardiovaskuler
7.
Pengertian
Obat Sistem Kardiovaskuler
- Obat Anti
Hipertensi
1.
Pengertian
Obat Anti Hipertensi
2.
Vasodilator
3.
Penghambat
Enzim Angiotensin
4.
Antagonis
Kalium
No comments:
Post a Comment