BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melihat
perkembangan dunia keperawatan saat ini yang semakin pesat tidak jarang kita
melihat perawat yang beretika tidak, sesuai salah satunya mengenai cara
berkomunikasi pada klien yang tidak memperhatikan faktor umur sehingga beberapa
klien sering menganggap perawat bekerja secara semberono . Maka sehubungan
dengan hal itu dan adanya tugas dari dosen mata kuliah, Memahami sikap
pelayanan perawat maka kami membuat makalah ini dengan judul Sikap perawat
dalam berkomunikasi sesuai pada tingkat usia. (Widjaja.2000)
Komunikasi
adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk
menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan orang lain karena
komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah
berpikir bahwa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah
proses yang kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta
memungkinkan individu berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan
sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis
yang maknanya dipacu dan ditransmisikan.
Untuk
memperbaiki interpretasi pasien terhadap pesan, perawat harus tidak
terburu-buru dan mengurangi kebisingan dan distraksi. Kalimat yang jelas dan
mudah dimengerti dipakai untuk menyampaikan pesan karena arti suatu kata sering
kali telah lupa atau ada kesulitan dalam mengorganisasi dan mengekspresikan
pikiran. Instruksi yang berurutan dan sederhana dapat dipakai untuk
mengingatkan pasien dan sering sangat membantu.
Komunikasi
adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal dan non verbal
dari informasi dan ide. Kominikasi mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga
pada perasaan dan emosi dimana individu menyampaikan hubungan.
Komunikasi
pada lansia membutuhkan peratian khusus. Perawat harus waspada terhadap
perubahan fisik, psikologi, emosi, dan sosial yang memperngaruhi pola
komunikasi. Perubahan yang berhubungan dengan umur dalam sistem auditoris dapat
mengakibatkan kerusakan pada pendengaran. Perubahan pada telinga bagian dalam
dan telinga mengalangi proses pendengaran pada lansia sehingga tidak toleran
terhadap suara.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi
merupakan suatu hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah
hubungan atau dapat diartikan sebaagai saling tukar-menukar pendapat serta dapat
diartikan hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. ( Widjaja.2000)
Komunikasi
adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk
menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang lain. Komunikasi yang biasa dilakukan pada
lansia bukan hanya sebatas tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran dan
pengalaman dan hubungan intim yang .
B. Tujuan dan Fungsi Komunikasi
Pada
umumnya komunikasi mempunyai beberaapa tujuan, antara lain :
1.
Supaya yang kita sampaikan dapat
dimengerti
Sebagai
komunikator kita harus menjelaskan pada komunikan dengan sebaik-baiknya dan
tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita maksudkan.
2.
Dapat memahami orang lain
Kita
sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang
diinginkan, jangan mereka menginginkan kemauannya.
3.
Supaya gagasan dapat diterima orang
orang lain
Kita
harus berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan
persuasif bukan memaksakan kehendak.
4.
Menggerakkan orang lain untuk melakukan
sesuatu
Menggerakkan
sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan yang lebih banyak
mendorang, yang penting harus diingat adalah bagaimana yang baik untuk
melakukannya.
Fungsi
Komunikasi
Apabila
komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai
pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok
mengenai tukar-menukar data, fakta, dan ide maka fungsinya dalam setiap sistem
sosial adalah sebagai berikut :
1.
Informasi, pengumpulan, penyimpanan dan
pemprosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini dan komentar.
2.
Agar dapat dimengerti dan bereaksi
secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain.
3.
Sosialisasi dan penyediaan sumber ilmu
pengetahuan.
Agar
orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif mengerti
akan fungsi sosialnya di dalam masyarakat.
4.
Motivasi.
Tujuannya
yaitu mendorong orang untuk mementukan pilihan dan keinginanya.
5.
Perdebatan dan diskusi.
Menyediakan
dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk menyelesaikan perbedaan pendapat
mengenai masalah publik yang menyangkut kepentingan umum.
6.
Pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Dapat
mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk
ketrampilan dan kemandirian dalam berbagai bidang.
7.
Memajukan kehidupan dan menyebarkan
hasil kebudayaan dan seni.
Mengembangan
kebudayaan maksudnya yaitu mengembangkan kebudayaan serta imajinasi dan
mendorong kreatifitas dan kebutuhan estetikanya.
C. Komunikasi Pada Usia Remaja
1. Perkembangan komunikasi pada masa
remaja
Pada
masa ini, remaja sudah dapat menunjukan kemampuan berdiskusi atau berdebat dan
sudah mulai berfikir secara konseptual, pola pikir remaja sudah mulai
menunjukan kearah yang lebih positif. Oleh karena itu pada saat anak mengalami
ketegangan, mereka mencari rasa aman yang biasa didapatkan pada masa
kanak-kanak. Orang tua ataupun orang yang terdekat dengan remaja harus menghindari
sikap menilai atau menghakimi terhadap apa yang dilakukan.
Remaja
harus diberi kesempatan untuk mengekspresikan perasaannya. remaja butuh diskusi
dalam menangani masalahnya sehingga penjelasan tentang persepsi yang kurang
tepat sangat penting dilakukan. Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini
adalah berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya, hindari beberapa
pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam
komunikasi,.
Dalam
berkomunikasi, remaja sering menggunakan bahasa yang telah berkembang, ia telah
banyak belajar dari lingkungan dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari
kondisi lingkungan, karena kekayaan lingkungan merupakan pendukung bagi
perkembangan peristilahan yang sebagian besar dicapai dengan proses meniru.
lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya
pergaulan teman sebaya dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah
bahasa yang berkembang didalam keluarga atau bahasa itu. Dengan demikian remaja yang berasal dari
lingkungan yang berbeda juga akan berbeda pula kemampuan dan perkembangan
bahasanya, sehingga pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan akan
memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa.
Apabila
remaja bicara disertai emosional maka cara terbaik yang dilakukan adalah
memberi perhatian, mencoba untuk tidak menyela (interupsi) dan hindari
komentar/ekspresi yang menimbulkan kesan terkejut/mencela.
2. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan komunikasi
a.
Pendidikan
Semakin
tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah untuk menerima informasi dan
makin bagus pengetahuan yang dimiliki sehingga penggunaan komunikasi dapat
secara efektif akan dapat dilakukannya. Dalam komunikasi dengan anak atau orang
tua juga perlu diperhatikan tingkat pendidikan khususnya orang tua karena
berbagai informasi akan mudah diterima jika bahasa yang disampaikan sesuai
dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya.
b.
Sikap
Sikap
dalam komunikasi dapat mempengaruhi proses komunikasi berjalan efektif atau
tidak (hal tersebut dapat ditunjukan seseorang yang memiliki sikap kurang baik
akan menyebapkan pendengar kurang percaya terhadap komunikator, demikian
sebaliknya apabila dalam komunikasi menunjukan sikap yang baik maka dapat
menunjukan kepercayaan dari penerima pesan atau informasi). Sikap yang
diharapkan dalam komunikasi tersebut seperti, percaya, empati menghargai dan
lain-lain, kesemuanya dapat mendukung berhasilnya komunikasi yang baik.
D. Komunikasi pada usia dewasa
1. Pengertian dewasa
Istilah
Adult (dewasa) berasal dari kata latin
yang berarti telah tumbuh menjadi dewasa. Terdapat berbedaan budaya tentang
penentuan usia dewasa. Ada yang menganggap 21 tahun namun secara hukum orang
telah dapat bertanggung jawab akan perbuatannya di usia 18 tahun. Sehingga usia
ini orang dianggap telah syah menjadi dewasa di mata hukum. Masa dewasa dini
dimulai usia 18 sampai 40 tahunan, saat perubahan fisik dan psikologis
menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
2. Komunikasi pada usia dewasa
Menurut
Erikson 1985 pada orang dewasa terjadi tahap hidup intimasi dan isolasi, dimana
pada tahap ini orang dewasa mampu belajar membagi perasaan cinta kasih, minat,
masalah dengan orang lain. Orang dewasa sudah mempunyai sikap-sikap tertentu
seperti pengetahuan tertentu, bahkan tidak jarang sikap itu sudah sangat lama
menetap pada dirinya, Sehingga tidak mudah untuk merubahnya. Juga pengetahuan
yang selama ini dianggapnya benar dan bermanfaat belum tentu mudah digantikan
dengan pengetahuan baru jika kebetulan tidak sejalan dengan yang lama. Tegasnya
orang dewasa bukan seperti gelas kosong yang dapat diisikan sesuatu. Oleh
karena itu dikatakan bahwa kepada orang dewasa tidak dapat diajarkan sesuatu
untuk merubah tingkah lakunya dengan cepat. Orang dewasa belajar kalau ia
sendiri dengan belajar, terdorong akan tidak puas lagi dengan perilakunya yang
sekarang, maka menginginkan suatu perilaku lain dimasa mendatang, lalu
mengambil langkah untuk mencapai perilaku baru itu. Dari segi psikologis. Orang
dewasa dalam situasi komunikasi mempunyai sikap-sikap tertentu yaitu :
a)
Komunikasi adalah suatu pengetahuan yang
diinginkan oleh orang dewasa itu sendiri, maka orang dewasa tidak diajari
tetapi dimotivasikan untuk mencari pengetahuan yang lebih muktahir.
b)
Komunikasi adalah suatu proses emosional
dan intelektual sekaligus, manusia punya perasaan dan pikiran.
c)
Komunikasi adalah hasil kerjasama antara
manusia yang saling memberi dan menerima akan belajar banyak karena pertukaran
pengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai suatu
masalah.
3. Suasana komunikasi
Dengan
adanya faktor tersebut yang mempengaruhi efektifitas komunikasi orang dewasa,
Maka perhatian dicurahkan pada penciptaan suasana komunikasi yang diharapkan
dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam berkomunikasi dengan orang dewasa
adalah :
a)
Suasana Hormat menghormati
Orang
dewasa akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat pribadinya
dihormati, ia lebih senang kalau ia lebih turut berfikir dan mengemukakan
fikirannya.
b)
Suasana Saling Menghargai
Segala
pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, system nilai yang dianut perlu dihargai.
Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka akan dapat menjadi kendala dalam
jalannya komunikasi.
c)
Suasana Saling Percaya
Saling
mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan dapat membawa
hasil yang diharapkan.
d)
Suasana Saling Terbuka
Terbuka
untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain, Hanya dalam
suasana keterbukaan segala alternative dapat tergali. Komunikasi verbal dan non
verbal adalah sling mendukung satu sama lain. Seperti pada anak-anak, perilaku
non verbal sama pentingnya pada orang dewasa. Expresi wajah, gerakan tubuh dan
nada suara memberi tanda tentang status emosional dari orang dewasa. Tetapi
harus ditekankan bahwa orang dewasa mempunyai kendala hal-hal ini.
4. Komunikasi Dewasa
Pada
usia dewasa terjadi:
1)
Puncak kematangan fisik: suatu gejala
dimana suatu individu sudah mencapai batas maksimal pertumbuhan dan
perkembangan fisiknya seperti berat badan, bentuk tubuh dan organ-organ tubuh
didalamnya.
2)
Mental: Bisa mengambil keputusan serta
mampu mengambil resiko dari keputusan sendiri, dapat mengendalikan emosi.
3)
Sosial: Mampu beradaptasi dengan
lingkungan baru, mampu menerima perbedaan didalam lingkungan itu sendiri, bisa
menjadi pemimpin dalam kelompok atau perkumpulan.
Teknik
komunikasi yang harus dilakukan oleh orang tua terhadap remaja yang mulai
beranjak dewasa adalah :
a.
Mendengar supaya remaja mau berbicara.
Hal
yang perlu dilakukan oleh orang tua ketika berkomunikasi dengan anaknya adalah
memberikan kesempatan kepada remaja untuk berbicara mengenani apa yang ingin
disampaikannya dan orang tua berusaha untuk mendengarkan apa yang disampaikan
oleh remaja, hal ini dapat membuat remaja merasa nyaman dan mau melanjutkan
pembicaraan dengan orang tua.
b.
Mengenal diri remaja dengan cara
memahami perasaannya.
Agar
komunikasi dapat lebih efektif orang tua perlu meningkatkan kemampuannya dan
mencoba memahami perasaan anak sebagai lawan bicara ketika dia sedang mengalami
masalah, karena banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja, yang
disebabkan karena orang tua kurang dapat memahami perasaan anaknya yang diajak
bicara.
5. Hambatan dalam komunikasi Dewasa
1.
Secara umum hambatan yang terjadi dalam
komunikasi adalah sebagai berikut :
a.
Kurangnya pengetahuan
b.
Perbedan persepsi
c.
Pesan yang kurang jelas
d.
Perbedaan status, pengetahuan dan
bahasa.
2.
Hambatan komunikasi yang sering terjadi
antara orang tua dan remaja adalah :
a.
Orang tua merasa tau lebih banyak dari
pada remaja
b.
Tidak memberikan kesempatan agar remaja
mengemukakan pendapat.
c.
Orang tua cenderung lebih banyak bicara
dari pada mendengarkan.
d.
Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan
yang dialami remaja dan memahaminya.
e.
Tidak berusaha mendengarkan dulu apa
yang sebenarnya terjadi dan yang dialami remaja.
f.
Merasa putus asa dan marah-marah karena
tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan terhadap remaja.
Pada
usia ini pola pikir sudah mulai menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi
konseptualisasi mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau curah
pendapat pada teman sebaya, hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan
rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya
kepercayaan anak dan merupakan masa transisi dalam bersikap dewasa.
Batas
usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21
tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12-15
tahun = masa remaja awal, 15-18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun
= masa remaja akhir.
Tugas
perkembangan pada masa remaja menurut Garison:
a.
Menerima keadaan diri sendiri.
b.
Mendapatkan hubungan baru yang lebih
matang dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin
c.
Menerima keberadaan sebagai pria atau
wanita dan belajar hidup sesuai dengan keadaan ibu
d.
Mendapatkan kebebasan emosional dari
orang tua dan orang-orang dewasa lain
e.
Mendapatkan kemampuan untuk bertanggung
jawab dalam masalah ekonomi dan keuangan
f.
Mendapatkan nilai hidup dan falsafah
hidup.
E. Komunikasi Pada Lansia
1. Pengertian Lansia
Lanjut
usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba
menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya
menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat
diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap
perkembangan kronologis tertentu. Lansia merupakan suatu proses alami yang
ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi
tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir. Dimasa ini
seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan social secara
bertahap.Berdasarkan penelitian oleh Ryan (1994) “
Lanjut
Usia dalam berkomunikasi sering menggunakan perbendaharaan kata yang terbatas
daripada anak muda. Hal ini disebabkan adanya stereotipe dan persepsi orang
muda terhadap lanjut usia sehingga akan berdampak juga pada proses komunikasi.
Sehingga lansia sulit dalam berkomunikasi dengan orang lain harus mengubah
bentuk komunikasi. Bentuk komunikasi adalah ciri karakteristik (tata bahasa dan
berbicara lambat) dengan menggunakan strategi pengenalan (kalimat sederhana dan
penuh artikulasi) dan nada (tone). Peneliti menyarankan disaat lansia telah
memiliki stereotipe yang negatif, lansia lebih suka menjadi target pola
komunikasi ini (Hummert;1990). Jadi bagi praktiisi penting untuk menghindari
pola pembicaraan saat berkomunikasi dengan lansia atau klien lansia yang lemah (Anomin.2004)
Masalah
yang sering pada saat berkomunikasi pada lansia yaitu timbul perilaku dalam komunikasi antara lain
karena komunikator kurang menguasai tekhnik komunikasi. Komunikan mempunyai
pandangan apriori, emosi, suasana yang otoriter, ketidakmampuan untuk berubah
walau salah dan egosentris serta adanya factor situasional yaitu kondisi dan
situasi dimana komunikasi tersebut berlangsung.
2. Keterampilan Komunikasi Pada Lansia
Keterampilan
Komunikasi , dapat meliputi :
1)
Perawat membuka wawancara dengan
memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dan lama wawancara.
2)
Berikan waktu yang cukup kepada pasien
untuk menjawab, berkaitan dengan pemunduran kemampuan untuk merespon verbal.
3)
Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi
klien sesuai dengan latar belakang sosiokulturalnya.
4)
Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas
karena pasien lansia kesulitan dalam berfikir abstrak.
5)
Perawat dapat memperlihatkan dukungan
dan perhatian dengan memberikan respon nonverbal seperti kontak mata secara
langsung, duduk dan menyentuh pasien.
6)
Perawat harus cermat dalam
mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian pasien dan distress yang ada.
7)
Perawat tidak boleh berasumsi bahwa
pasien memahami tujuan dari wawancara pengkajian.
8)
Perawat harus memperhatikan respon
pasien dengan mendengarkan dengan cermat dan tetap mengobservasi.
9)
Tempat mewawancarai diharuskan tidak
pada tempat yang baru dan asing bagi pasien.
10)
Lingkungan harus dibuat nyaman dan kursi
harus dibuat senyaman mungkin.
11)
Lingkungan harus dimodifikasi sesuai
dengan kondisi lansia yang sensitif terhadap, suara berfrekuensi tinggi atau
perubahan kemampuan penglihatan.
12)
Perawat harus mengkonsultasikan hasil
wawancara kepada keluarga pasien atau orang lain yang sangat mengenal pasien.
13)
Memperhatikan kondisi fisik pasien pada
waktu wawancara.
Respon
Perilaku juga harus diperhatikan, karena Pengkajian perilaku merupakan dasar yang
paling penting dalam perencanaan keperawatan pada lansia. Perubahan perilaku
merupakan gejala pertama dalam beberapa gangguan fisik dan mental. Jika
mungkin, pengkajian harus dilengkapi dengan kondisi lingkungan rumah, ini
menjadi modal pada faktor lingkungan yang dapat mengurangi kecemasan pada
lansia. Pengkajian tingkah laku termasuk mendefinisikan tingkah laku,
frekuensinya, durasi, dan faktor presipitasi atau triggers. Ketika terjadi
perubahan perilaku ini sangat penting untuk dianalisis.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan lansia antara lain:
a.
Perubahan fisisk lansia seperti
pendengaran.
Gangguan
pendengaran menyebabkan lansia hanya dapat mendengar suara yang relatif keras
dan pada tempo suara yang lebih lambat.
b.
Normal Agging Process
c.
Perubahan sosial
d.
Pengalaman hidup dan latar belakang
budaya.
Tips
Berkomunikasi Dengan Lansia adalah :
1.
Menyedikan waktu ekstra
2.
Mengurangi kebisingan
3.
Duduk berhadapan
4.
Menjaga kontak mata
5.
Mendengar aktif
6.
Berbicara pelan, jelas, dan keras
7.
Gunakan kata- kata atau kalimat yang
sederhana dan pendek
8.
Menetapkan satu topic dalam satu waktu
9.
Awali percakapan dengan topic sederhana
10.
Bicarakan tentang topic yang familiar
dan menarik bagi lansia
11.
Beri kesempatan pada lansia untuk
menegenang masa lalu
12.
Menyampaikan instruksi secara tertulis
dan sederhana.
3. Perkembangan Komunikasi Pada
Lansia.
a.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan
komunikasi
Faktor-faktor
yang mempengaruhi komunikasi baik sebagai factor pendukung maupun penghambat
terjadinya komunikasi yang efektif, tidak lepas dari unsur-unsur yang terdapat
dalam proses komunikasi itu sendiri.
1)
Faktor Sumber Pesan (Source)
Sebagai
seorang professional (perawat), sumber pesan/informasi adalah sangat penting.
Beberapa factor sumber yang mempengaruhi kasus komunikasi adalah :
·
Bahasa yang digunakan
Kebanyakan
sumber-sumber informasi/pesan menggunakan bahasa asing (Inggris) yang
menghambat individu memperoleh sumber karena kenyatannya memang belum banyak
yang memahami bahasa asing tersebut.
·
Factor teknis
Terkait
dengan teknis operasional dalam memanfaatkan sumber informasi.
·
Ketersediaan dan keterjangkauan sumber
Bentuk
ketersediaan sumber dari buku, surat kabar, dan internet, individu dapat
menjangkau untuk memperoleh informasi/pesan dengan mengakses internet atau
membeli buku-buku sebagai sumber informasi.
2)
Factor komunikator (Comunicator)
Komunikasi
dapat berjalan lancar dan efektif karena adanya factor komunikator.
·
Penampilan dan sikap
Penampilan
komunikator meliputi sikap, ekspresi verbal maupun non verbal, busana yang dipakai
dan kerapian komunikator. Sikap yang ditunjukan seperti senyum, rendah hati,
saling percaya.
·
Penguasaan masalah
Seorang
komunikator akan tegas dan mantap dalam menyampaikan pesan bila dia menguasai
apa yang akan disampaikan.
·
Penguasaan bahasa
Penguasaan
bahasa dapat membantu komunikator dalam memperoleh sumber yang bagus dan
berkualitas.
·
Kesempatan
Kesempatan
bagi komunikator adalah adanya waktu dan tempat serta suasana psikologis yang
memungkinkan terlaksananya komunikasi secara dinamis.
·
Saluran
Saluran
yang dimaksud adalah alat indra yang digunakan komunikator dalam mendapatkan
dan menyampaikan pesan.
3)
Factor Pesan (massage)
·
Teknik penyampaian pesan yang digunakan
penyampaian
pesan yang digunakan ini sering terganggu karena factor bahasa (language factor)
dan factor tehnis (noice factor) selama pesan disamaikan.
·
Bentuk pesan
Bentuk
pesan yang disampaikan dapat bersifat informative, persuasive, dan koersif.
·
Pesan sesuai kebutuhan
Pesan
yang disampaikan seorang komunikator dapat menimbulkan keterarikan atau
sebaliknya kepada komunikan,
·
Jelas
Pesan
yang disampaikan dengan jelas dan mudah diterima oleh komunikan akan lebih
Nampak hasilnya dan efektifnya proses komunikasi.
·
Simple
isi
pesan yang disampaikan tidak terlalu banyak.
4)
Factor media/saluran
Menurut
Kariyoso (1994), media/sarana yang digunakan adalah mata, hidung, otak, tangan,
dan telinga. Kerusakan yang terjadi pada salah satu media ini mengalami
kerusakan maka akan berpengaruh pada jalannya komunikasi.
5)
Factor umpan balik
Terjadinya
umpan balik dalam proses komunikasi menandakan komunikasi berjalan aktif.
6)
Factor komunikan
Keberhasilan
komunikasi tidak bisa lepas dari peran dan pengaruh komunikan.
7)
Factor efek
Komunikasi
dengan tujuan tertentu bila tidak membawa dampak atau efek yang nyata maka
orang akan jemu atau bosan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi
pada dasarnya harus memperhatikan kematangan orang atau klien yang diajak
berbicara berdasarkan tingkatan usia, dalam hal ini yaitu kesempurnaan indra,
kesempurnaan dan kematangan otak , kematangan psikologi sehingga pada akhirnya
kita dapat menyesuaikan gaya bahasa, tekanan suara, dan jenis bahasa yang kita
gunakan.
Komunikasi
adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk
menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang lain.
Komunikasi
yang biasa dilakukan pada lansia bukan hanya sebatas tukar-menukar perilaku,
perasaan, pikiran dan pengalaman dan hubungan intim yang . Respon Perilaku juga
harus diperhatikan, karena Pengkajian perilaku merupakan dasar yang paling
penting dalam perencanaan keperawatan pada lansia. Perubahan perilaku merupakan
gejala pertama dalam beberapa gangguan fisik dan mental. Jika mungkin,
pengkajian harus dilengkapi dengan kondisi lingkungan rumah, ini menjadi modal
pada faktor lingkungan yang dapat mengurangi kecemasan pada lansia.
Komunikasi
adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk
menetapkan, mempertaankan dan meningkatkan kontrak dengan oran lain karena
komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah
berpikir bawa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah
proses yang kompleks yang melibatkan tingka laku dan hubungan serta
memungkinkan individu berasosiasi denan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya.
Hal itu merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yan maknanya
dipacu dan ditransmisikan.
Berkomunikasi pada orang dewasa perawat akan lebih mudah
menjalin hubungan saling percaya dengan klien, sehingga akan lebih efektif
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang telah diterapkan, memberikan kepuasan
profesional dalam pelayanan keperawatan dan akan meningkatkan profesi.
Disamping itu, salah satu tujuan komunikasi
dewasa adalah membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban
perasaan atau pikirannya serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi
yang ada bila pasien percaya pada hal-hal yang diperlukan. penerapan komunikasi
pada dewasa.
B. Saran
Sebaiknya
dalam melakukan komunikasi, kita harus bersikap ramah, sopan, dan mampuh
menempatkan diri terhadap orang yang diajak berkomunikasi, dengan melihat
tingkatan usia, sosial, latar belakang,dan budayanya.
DAFTAR PUSTAKA
Anomin.2004.Komunikasi Pada
lansia.Diakses pada tanggal 07 November2008 pukul 13.30 wib.
Azwar,Azrul.1988.Pengantar administrasi
Kesehatan edisi kedua.Jakarta:Binapura Aksara
Brunner and Suddarth.2001.Keperawatan
Medikal Bedah Volume 1.Jakarta:EGC.
Keliat, Anna.1996.Hubungan .Jakarta:EGC.
Potter and Perry.2005.Fundamental
Keperawatan Volume 1.Jakarta:EGC.
Widjaja.2000.Ilmu
Komunikasi.Jakarta:Rineka Cipta.
www.komunikasi lansia.com
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb,
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan
rahmat,taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas kelompok dalam membuat makalah yang berjudul “KOMUNIKASI PADA REMAJA,
DEWASA dan LANSIA.” Makalah ini disusun
sebagai bahan diskusi kelompok kami.
Makalah
ini disususun berdasarkan hasil diskusi kelompok kerja kami dan pengupulan data
dari beberapa buku panduan yang ada,
serta dengan bantuan dari dunia maya yaitu melalui situs internet, dan yang
lainnya.
kami
menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu
dengan adanya bantuan dari semua pihak yang terkait.
Dalam
penyusunan makalah ini kami sudah berusaha menyajikan semaksimal mungkin, namun
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, maka kami
mengharapkan masukan ataupun saran dari Dosen pembimbing serta teman-teman
lainnya dalam menyempurnakan penulisan makalah kami agar dapat bermamfaat bagi
seluruh pembaca.
Wassalamualaikum
Wr.Wb.
Aceh Besar,
November 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.
Pengertian
Komunikasi................................................................................ 3
B.
Tujuan
dan Fungsi Komunikasi.................................................................... 3
C.
Komunikasi
Pada Usia Remaja.................................................................... 4
D.
Komunikasi
pada usia dewasa..................................................................... 6
E.
Komunikasi
Pada Lansia...................................................................... ..... 10
BAB III PENUTUP............................................................................................. 16
A.
Kesimpulan................................................................................................. 16
B.
Saran........................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 18
No comments:
Post a Comment