BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kelistrikan merupakan sesuatu yang
biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan biasanya kita tidak terlalu
banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat
ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah
mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda
kecil seperti jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari
bahasa yunani yaitu electron Read More.
Kelistrikan memegang peranan penting
dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam bidang kedokteran yaitu listrik
dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet
pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada tubuh kita disebut
dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang
terdapat pada makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti
makhluk hidup dan kata listrik.
Makalah ini membahas tentang sinyal
listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang dihasilkan di dalam tubuh
berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan berbagai organ.
Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan
listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara
muatan listrik yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya
bersifat elektrik (listrik). Sistem saraf berperan penting pada hampir semua
fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah suatu komputer sentral, menerima
sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan respons yang sesuai.
Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat kita
menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan.
Sinyal-sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu. Dimana, Q : energi panas yang
ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus
mengalir (second).
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal mula ditemukan
biolistrik serta pengertian biolistrik?
2. Apa saja bagian-bagian dari sistem
saraf beserta dengan fungsinya ?
3.
Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?
4. Sebutkan macam-macam neuron ?
5. Jelaskan mengenai sistem kerja
potensial aksi saraf ?
6. Jelaskan mengenai sistem kerja
potensial istirahat saraf ?
7. Bagaimana sinyal listrik dari otot
(Elektromiogram)?
8. Bagaimana sinyal listrik
dari jantung (Elektrokardiogram) ?
1.3
Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui asal mula dan
pengertian dari biolistrik.
2. Mengetahui apa saja bagian-bagian
dari sistem saraf serta fungsinya.
3. Dapat menyebutkan bagian-bagian
neuron dan fungsinya
4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron
5. Menjelaskan kerja potensial aksi
saraf
6. Dapat menjelaskan kerja potensial
istirahat saraf
7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik
dari otot dan sinyal listrik dari jantung.
1.4
Manfaat Penulisan
Dalam penulisan makalah, Dengan
selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan makalah ini diharapkan
mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa
1.
Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada
umumnya mengenai kelistrikan dalam tubuh.
2. Sebagai penambah bahan acuan bagi
kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan materi pelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem saraf dan Neuron
2.1.1
Sistem Saraf
Adapun bagian-bagian dari sistem
saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf
otonom. Berikut penjelasannya:
1.
Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla
spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer ini adalah Serat
saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla
spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau
menghantarkan informasi dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar
yang di sebut saraf efferent. Beberapa yang ada di saraf pusat
a.
Otak
Merupakan alat tubuh yang sangat
penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak
di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian
utama otak adalah otak besar (Cerebrum),
otak kecil (Cerebellum), dan batang
otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak
kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar.
Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan melakukan
kegiatan.
Batang otak terletak di depan otak
kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung antara otak besar dan otak
kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. Fungsi dari
batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut
jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.
b.
Sumsum tulang belakang
Sumsum
tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari
ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam
sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf
penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak
serta sebagai pusat pengatur gerak refleks.
2. Sistem saraf Otonom
Sistem saraf Otonom mengendalikan
ataupun mengatur berbagai organ internal, misalnya jantung, usus dan kelenjar.
Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.
Untuk menanggapi rangsangan, tiga
komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
a)
Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada
tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
b)
Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf
tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung
terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
c)
Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah
diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia
adalah otot dan kelenjar.
2.1.2
Neuron
Struktur dasar dari sistem saraf
disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf (neuron) merupakan bagian
terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima, menginterpretasi,
dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari
tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2
macam, yaitu dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron
terdiri dari sel-sel tubuh yang menerima aliran listrik dari neuron lain
melalui kontak yang disebut sinapsis yang terletak di dendrit atau pada tubuh
sel.
Neuron bergabung membentuk suatu
jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari
badan sel, dendrit, dan akson.
a. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian
yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk menerima rangsangan dari
dendrit dan meneruskannya ke akson.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf
pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel.
c. Akson (Neurit)
Neurit adalah serabut sel saraf
panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit
terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.
Ada tiga macam sel saraf yang
dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:
a)
Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima
rangsangan darireseptor yaitu alat indera.
b)
Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi
mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan
yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.
c)
Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi
menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini
banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.
2.2 Potensial listrik saraf
1.
Potensial aksi sel
Urutan tahap
potensial aksi adalah sebagai berikut:
a. Tahap Istirahat (Resting Membrane
Potential)
Tahap ini adalah tahap potensial
membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.
b. Tahap Depolarisasi
Membran tiba-tiba menjadi permeable
terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA mengalir ke dalam akson. Keadaan
polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan potensial meningkat dengan arah
positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.
c. Tahap
Repolarisasi
Tahap ini, dalam
waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable
terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada
normal. Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan
membentuk kembali potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa
ini disebut repolarisasi membran.
Aktivitas sel dari keadaan
polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke polarisasi lagi
disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.
Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif
dan kemudian kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu
impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential).
Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu aktivitas sel-sel lain yang ada
di sekitarnya.
Perubahan-perubahan potensial
membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi, repolarisasi, dan kembali
istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial tersebut berupa
impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi
tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.
Fase 0 adalah fase pada saat kanal
sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga ion-ion sodium dengan
cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal potasium mulai
membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal sodium
terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal
lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut
plateau. Fase 3 adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan
kalsium-sodium terpicu-tegangan serta membukanya kanal potasium
terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.
2.
Potensial istirahat sel
Dalam keadaan istirahat, antara sisi
dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda potensial yang disebut dengan
potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini
berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel.Dalam
keadaan istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat
ion-ion potasium dan sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.
Difusi ion-ion potasium dan sodium
menembus membran sel akan mempengaruhi potensial di sisi dalam dan luar membran
sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion tersebut pada potensial membran
sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut secara
sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi
keduanya secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu
pengaruh difusi ion potasium.
2.3
Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)
Informasi diagnostik tentang otot
dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini, kita menelusuri
transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut
menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik
yang dirangsang secara elektris. Otot dimisalkan terdiri dari banyak
unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah neuron bercabang tunggal
dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang terhubung
ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran
serat otot mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot
dimulai nol
Dalam penyusunan makalah ini,
penulis mendapatkan materi pembahasan dengan mencari ke media internet dan
sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut dirangkum dengan
memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.
2.4
Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)
a. Pengertian
Biolistrik
Biolistrik adalah daya listrik hidup
yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar dari setiap titik
tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan. Pikiran
kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam pusat
akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini
kemudian diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.
Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di
tuntut oleh sesuatu supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau
bagian-bagian tubuh lainnya.
Biolistrik merupakan energi
yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP (Adenosine Tri
Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang
bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan
fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan
tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada
permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons)
menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB)
mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan
isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat
menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.
b. Hukum
dalam Biolistrik
Ada dua hukum dalam biolistrik,
yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.
Hukum Ohm menyatakan bahwa :
“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding
langsung dengan arus yang melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari
konduktor”.
Rumusnya yaitu : R ꞊ V/I
Dimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V :
tegangan (Volt).
Hukum joule menyatakan bahwa :
“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda
potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”.
Rumusnya yaitu : Q =V I t
eh potensial aksi yang bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui
ujung pelat motorik ke serat otot, menyebabkan serat otot saling kontraksi. Hubungan antara dua buah saraf
disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau hubungan saraf otot
disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupunNeuromial
Junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan
cara lompat dari satu sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini
penting pada sel membran otot, karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat
kimia yang terdapat pada otot akan trigger/ bergetar/ berdenyut
menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot
hal mana otot akan mengalami relaksasi.
2.5
Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)
Jantung mempunyai aktifitas listrik
meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler Nodus, Berkas His dan Serabut
Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik jantung dihasilkan
oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung
(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris
memerlukan rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses
masuknya ion Na+ ke dalam sel disebut proses depolarisasi.
Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah
bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit,
ion Na+ akan masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi
spontan. Depolarisasi spontan ini menghasilkan gelombang depolarisasi untuk
seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel membran otot jantung oleh perambatan
potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga terjadi denyut jantung.
Gerakan ritmis jantung dikendalikan
oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh rangsangan spontan dari
sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini membentuk sinoatrial (SA) node,
atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node
berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat
ditingkatkan atau dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon
jantung terhadap kebutuhan darah tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik
dari SA node memulai depolarisasi saraf dan otot dari kedua atrium, menyebabkan
atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi
dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos ke atrioventrikular (AV) node,
yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri, menyebabkan mereka
kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum. Saraf
dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.
Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. SA node memulai gelombang
depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70
sekon sehingga terjadi kontraksi atrium.
2. Gelombang depolarisasi berlanjut ke
AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.
3.
Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH)
dan diteruskan ke bundle branch (BB) –> BB mengalami
depolarisasi.
4.
Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –>
berakhir di epikardium –> terjadi kontraksi otot jantung.
5.
Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.
Hubungan antara pemompaan jantung
dengan potensi listrik pada kulit dapat dipahami dengan mempertimbangkan
perambatan potensial aksi di dalam jantung.
Aliran arus yang dihasilkan tubuh
memulai terjadinya penurunan potensi optika geometri.Gejala-gala ini hanya dapat dengan
menghitung ciri-ciri seperti yang ditunjukkan skema pada
resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel
adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis
ekuipotensial
a.
Optik Fisik
Gejala cahaya seperti dispersi,interferensi dan polarisasi tidak
dapat dijelaskan melalui metode fisik dari cahaya tersebut. Gejala-gelaja ini
hanya dapat dijelaskan dengan menghitung ciri-ciri fisik dari cahaya tersebut.
Sir Isaac Newton (1642-1727),
cahay itu menggambarkan peristiwa cahaya sebagai sebuah aliran dari butir-butir
kecil (teori korpuskuler). Sedangkan dengan menggunakan teori kwantum yang
dipelopori Plank (1858-1947), cahaya itu sendiri atas kwanta atau foton-foton,
tampaknya agak mirip dengan teori Newton yang lama itu, dengan menggunakan
teori Max Plank dapat menjelaskan mengapa benda itu panas apabila terkena sinar.
Thomas Young (17773-1829) dan
August James Clark Mexwell (1831-1879) berkebangsaan Skotlandia, dari hasil
percobaannya dapat menjelaskan bahwa cepat rambat cahaya (3 X 10 m/detik)
sehingga berkesimpulan bahwa cahaya adalah gelombang elektronmagnetik.
Huygens (1690) menganggap
cahaya itu sebagai gejala gelombang dari sebuah sumber cahaya menjalarkan
getaran-getaran ke semua jurusan. Setiap titik dari ruangan yang bergetar
olehnya dapat dianggap sebagai sebuah pusat gelombang baru. Inilah prinsip dari
Huygens yang belum bisa menjelaskan perjalanan cahay dari suatu medium ke
medium lain.
Dari hasil percobaan Einstein
(1879-1955) dimana logam disinari dengan cahaya akan memancarkan elektron (
gejala foto listrik). Hal ini dapat disimpulakan bahwa cahaya memiliki sifat
fartikel dan gelombang magnetik dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa
cahaya mempunyai sifat materi (partikel)
dan sifat gelombang.
b.
Lengsa
Berdasarkan bentuk pembukaan lensa maka lensa dapat
dibedakan menjadi dua
1.
Lensa yang
mempunyai pembukaan sferis
2.
Lensa yang
mempunyai pembukaan silindris. Pembukaan sferis ada dua macam pula yaitu
a.
Lensa konvergen
atau konveks yaitu sinar sejajar yang menembus lensa akan berkumpul menjadi
bayangan nyata.juga disebut lensa positif atau lensa cembung
b.
Lensa divergen atau
konkaf yaitu sinar yang sejajar yang menembus lensa akan menyebar lensa itu di
sebut lensa negatif atau lensa cekung
Lensa yang mempunyai permukaan selindris disebut lensa
silimdris. Lensa ini mempunyai focus yang positif dan ada pula mempunyai focus
negatif.
c.
Kesehatan Lensa
Berdasarkan persamaan berkaitan
dengan jarak beda. Jarak bayangan, banyak focus, radius kelengkungan lensa
serta sinar yang datang paraksial akan kemungkinan adanya kesesatan lensa (
aberasi lensa). Aberasi ini ada bermacam-macam
1.
Aberasi sferis
(disebabkan oleh kecembungan lensa)
Sinar paraksia/ sinar-sinar dari pinggir lensa yang
berbentuk bayangan paberasi ini dapat dihilangkan dengan dipergunakan diefragma
yang diletakkan di depan lensa atau dengan lensa gabunagn aplanatis yang
terdiri dari dua lensa yang jenis kacanya berlainan.
2.
Koma
Aberasi ini terjadi akibat tidak sanggupnya lensa
membentuk bayangan dari sinar di tengah-tengah dan sianr tepi. Berbeda dengan
aberasi speris pada aberasi koma sebuah titik benda akan terbentuk bayangan
seperti bintang berekor, gejala koma ini tidak dapat diperbaiki dengan
diakfragma
3.
Astigmatisma
Merupakan suatu sesatan lensa yang disebab oleh titk
benda berbentuk sudut besar denagn sumbu sehingga bayangna yang terbentuk ada
dua primer dan sekunder. Apabila sudut anatara sumbu denagn titik benda relatif
kecil maka kemungkinan besar akan berbentuk koma.
4.
Kelengukumgan medan
Bayangan yang dibentuk oleh lensa pada layar letaknya
tidak dalam suatu biadang datar melainkan pada bidang lenkung. Peristiwa ini
disebut lengkungan medan atau lengkungan bidang bayaangan
5.
Distorsi
Distorsi atau gejala terbentuknya bayangan
palsu.Terjadinya bayangan palsu ini karna itu didepan atau dibelakang lengsa
diletakkan diafragma atau cela.Benda berbentuk kisi akan tanpakbayangan
berbentuk tong atau berbentu bantal.gejala distorsi ini dapat dihilangkan
dengan memasang sebuah cela diantara dua buah lensa.
6.
Aberasi kromatis.
Prinsip dasar terjadinya aberasi kromatis oleh karna
focus lensa berbeda- beda untuk tiap-tiap warna.Akibatnya bayangan yang
berbentuk akan tanpak berbagai jarak dari lensa.ada dua macam aberasi kromatis
yaitu:
Aberasi kromatis aksial/longitudinal:perubahan jarak
bayangansesuai dengan indeks.
Aberasi krormatis leteral ;perubahan aberasi dalam ukuran
bayangan.
Untuk menghilangkan terjadinya aberasi kromatis dipakai
lensa flinta dan kaca krown.
7.
Mata
Banyak pengetahuan yang kita peroleh melalui suatu
penglihatan,ada tiga macam kompenem pada pengideraan penglihatan;
1)
.Mata memfokuskan
bayangan pada retina
2)
.sistem saraf mata
yang memberikan informasi ke otok.
3)
.korteks
penglihatan salah satu yang mengnalisa penglihatan tersebut.
d.
Alat Optik Mata
Bagian-bagian
pada mata terdiri dari.
1.
Retina
Terdapat ros
batang dank ones/kerucut,fungsi ros untuk mrlihat pada malam haris sedangkan
kone untuk melihat siang hari.Dari retina ini akan dilanjutkan kesaraf
toptikus.
2.
Fovea sentralis.
Daerah cekung
yang berukuran 0,25 mmdi tengah-tengahnya terdapat munculan lutea ( binti
kuning) 7.
3.
komea atau
lensa mata paling depan dan berfungsi
memfokuskan benda dengan cara refreksi ,tebalnya 0,5 mm sedangkan lengsa
terdiri dari kristal mempunyai dua permukaan dengan jari-jari kelengkungan 7,8
m fungsinya adalah memfukuskan objek pada berbagai jarak.
4.
pupil.
Di tengah iris
terdapat pupil yang fungsi mengatur cahaya yang masuk.apabila cahaya terang
pupil menguncup demikian sebaliknya.
Sistem 0ptic
mata serupa dengan kamera tv bahkan lebih mahal oleh karna itu:
a.
mata biasa
mengamati objek dengan sudut yang sangat besar.
b.
tiap mata mempunyai
kelompok mata dan ada cairan lubrikasi.
c.
dalam suatu detik
dapat menfokus objek berjarak 20 cm.
d.
mata sangat efektif
pada intensitas cahaya 10:1
e.
diafragma mata diatur secara otomatis oleh iris.
f.
.kormea terdiri dari
sel –SEL hidup namun tidak mendapat vaskularisasi.
g.
tekanan bola mata
diatur secara otomatis sehingga mencapai 20 mmhg.
h.
tiap mata
dilindungi oleh tulang .
i.
bayangan terbentuk
oleh mata akan diteruskan oleh otok.
j.
.bola mata
dilengkapi dengan otot-otot mata yang mengatur gerakan bola mata .
(M =
muskulus=otot)
M. rekus
medialis =menarik bola mata kedalam
M. rekus
lateralis =menarik bola mata samping.
M . superior =menarik bola mata keatas.
M. inferior= kebawah.
M.obligus
inferior=memutar kesamping atas
M. superior=mengatur kesamping kedalam
Kelumpuhan
salah satu otot mata akan timbul salah satu gejala yang disebut strabismu (mata
juling) ada tiga mmacam strabismu yaitu strabismu horizantar,vertical dan
torsional
e.
Gaya Akomodasi
Dalam
hal menfokuskan objek pada retina,lensa mata memegang peranan penting,komea
mempunyai fungsi penting memfokuskan objek secara tetap demikian pula bola
mata(diameter bula mata 20-23 MM)kemanpuan maata untuk memfokuskan objek
disebut daya akomodasi,selema mata melihat jauh tidak terjadi akmodasi semakin
dekat benda yang dilihan semakin jauh tidak terjadi akomodasi semakin dekat
semakin kuat mata/lensa berakomodasi daya akomodasi ini tergantung pada
umur,usia semakin tua akomodasi ini semakin turun halini disebutkan kekenyalan
lensa/elastistas lensa semakin berkurang.
Jarak
terdekat dari benda agar dapat melihat masih jelas dikatakan benda terletak
lebih dekat funktum proksimum jarak funktum proksimum terdapat pada nyata
P(disbut diameter) akan disebut Ap(aksal proksimum):pada saat ini mata
barakomodasi sekuat-nya ( mata berakomodasi maksimum).jarak joauh dari benda
agar dapat dilihat dengan jelas dikatakan dengan benda terletak pada titik jauh
/funktum remetum.jarak funktum remotum terdapat pda mata yang dinyatakan
r(dalam meter) maka disebut ar(aksial protimom)pada saat ini mata tidak dapat
berokomodasi lepas.
Selisih A dengan AR
disebu lebart akormodasi dapat dinyataka.
A:lebar akomodasi
yaitu perbedaan akomodasi maksimal dengan lepas akomodasi maksiamal
Secara emperis
A=0,0028(80 th-L)dioptri.
Umur= dalam tahun.
Bertambah jauh
titik dekat akibat umur tersebut mata prebiop.prebiop ini merupan cacat
penglihatan,ada satu dari sekian jumlah orang tidak mempunyai lensa mata.mata
demikian disebut mata afasia
f.
Penyimpangan
Penglihatan
Mata
yang mampunyai titik jauh/ funktum ramortum sehingga akan memberi bayangan benda
secsra tajam pada selaput retina.dikatakan dengan mata emotropia sedangkan mata
yang mempunyai titik jauh yang bukan tak terhingga mata demikian disebut mata
emotropia
1. Mata emotropia mempunyai dua bentuk;myopia(penglhat
dekat)
2. Hipermetropia (penglihatan jauh).
MIOPIA.
Mata emotropia yang mempunyai p dan r terlalu terlalu
kecil disebut mata myopia.Matamyiopi bentuk mata lonjol maka benda berjauhan
tak hingga akan tergambar tajam benda pada titik dekat tanpa akomodasi kuat
akan benda yang lebih dekat
g.
Hipermetropia.
Mata
ametropia yang mempunyai terlalu besar dikatakan hepermetropia.Kalau
diperhatikan bola mata hipermetropia maka bola mata yang diliahat agak gepeng
dari normal
Kelainan
pada lensa mata yaitu astigmatisma Atigma terjadi salsh satu apabila komponem
sytem lensa menjadi bentu telur dari pada sferi
h.
Ketajaman
penglihatan.
Ketajaman penglihatan
dipergunaan untuk menentukan pergunaan kaca mata, diklinik dikenal dengan nama
visus tapih bagi seorng ijlis fisika
ketajaman penglihatan ini disebu resolusi mata vissu bukan saja memberi pengertian tentang obtiknya(kaca
mata) tetapih mempunyai arti lebih luas yaitu memberi keterangan tentang baik
buruknya fungsi mata keseluruhannya oleh karna itu definisi virus adlah nilai
kebaikan sudut (dalam menit) terkecil dimana benda masi kelihatan dan dapat
dibedakan.
i.
Tengah Cahaya
Bagian
mata yanng tangkap cahaya adalah retina ada dua tipe fotoreseptor pada retina
yaitu rod (batang) dan cone (kerucup).
j.
Penyusuaian
Terhadap Terang Dan Gelap
Dari
ruang gelap masuk kedalam ruang terang kurang mengalami kesuliatan dalam
penglihatan.Tetapih apabila dari ruang terang masuk kedalam ruang gelam akan
tanpak kesulitan dalam penglihatan dan diperlukan waktu tertentu agar
memperoleh penyusuaian.pendapat ini telah lama diketahui orang,apabila kepekaan
retina cukup besar.
Fonemena
yang penyusuai terang dan gelap
a.mekanisme
penyusuai terang (cahaya).
Pada kerucut dan
batang terjadi perubahan dipengaruhi energi sinar yang disebut foto kimia ini.
B.mekanisme gelap.
Seorang
masuk keruang gelap yang tadinya berada diruang terang jumlah rhodopsi didalam
rod sangat sedikit sebagai orang tersbut akibat tidak dapat melihat apa- apa
diruang yang gelap,membetuk rhodopsi dalm rod sangat perlahan-lahan.
k.
Tanggap warna.
Salah
satu kemanpuan mata adalah warna namun makanisme tanggap warna tersbut belum
diketahui jelas dengan menggunakan mengamatan skotopi pada instensi cahayabyang
lemak tidak ada respon terhadap warna. Membedakan warna pada objek yang
letaknya dari pusat medan penglihatan
a. teori tanggap warna
b. buta warna.
l.
Peralatan dalam
memeriksa mata.
Dari
sekian banyak memeriksa mata,hanya beberapa peralatan yang dibahas dalam kaitan
pemeriksa mata. Ad tiga prinsip dalam memeriksa mata yaitu,
Ø Memeriksa mata bagian dalam,
Ø Pengukuran daya fokus mata,
Ø Pengukuran kelengkungan kornea,
Peralatan dalam
memeriksa mata dan lensa ada 6 macam yaitu.
Ø Opthalmoskop
Ø Retinoskop
Ø Pupilo meter
Ø Keratometer
Ø Lenso meter
Ø Ternometer dari shcitz.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Dari uraian makalah di atas dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari
pancaran elektron-elektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi)
dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.
2.
Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm,
rumusnya : R = V/I. Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.
3.
Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian,
yaitu sistem saraf pusat yang berfungsi sangat penting dan sebagai pusat
pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem saraf otonom yang
berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal, misalnya
jantung, usus dan kelenjar.
4.
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron.
Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls
(rangsangan).
5.
Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf
yaitu Perubahan yang menghasilkan suatu impuls tegangan yang
disebut potensial aksi (action potential). dan potensial
istirahat saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar
membran sel terdapat suatu beda potensial yang disebut dengan potensial
istirahat sel (cell resting potential).
6.
Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat
potensial aksi tersebut menimbulkan kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat
diperoleh dari otot atau unit motorik yang dirangsang secara elektris
(listrik).
7.
Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung
dengan ion Na+ yang ada di dalam tubuh. Alat yang digunakan
untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf (EKG).
3.2 Saran
Dengan mengucap syukur
Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik,
dan tentunya masih jauh dari harapan.
Oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang
membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Cameron,
John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee
Ruslan,
Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta :
Nuha Medika
Purwanto.
2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.
wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram
No comments:
Post a Comment