MAKALAH
AFEKSIA
NEONATURUN
KATA
PENGANTAR
Segala puji
hanya milik Allah SWT.
Shalawat dan salam
selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat
limpahan dan rahmat-Nya saya mampu
menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam
penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan. Dan saya menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang
tua, sehingga kendala-kendala yang saya hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan memberikan wawasan yang lebih luas. Saya sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing saya meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan
makalah saya di
masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.
Banda Aceh, April 2018
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar Belakang...................................................................................... 1
B.
Tujuan................................................................................................... 1
C.
Rumusan Masalah................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.
Defenisi Asfiksia Neonatorum.............................................................. 3
B.
Etiologi.................................................................................................. 4
C.
Patofisiologi.......................................................................................... 6
D.
Man1festasi Klinis................................................................................ 7
E.
Penatalaksanaan Klinis.......................................................................... 7
F.
Pemeriksaan Diagnostik........................................................................ 8
BAB III PENUTUP............................................................................................... 9
A.
Kesimpulan........................................................................................... 9
B.
Saran..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Asfiksia neonaturium ialah suatu
keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah (Hutchinson,1967).keadaan ini disertai dengan hipoksia,hiperkapnia dan
berakhir dengan asidosis.Hipoksia yang terdapat pada penderita Asfiksia ini
merupakan fackor terpenting yang dapat menghambat adaptasi bayi baru lahir
terhadap kehidupan ekstrauterin (Grabiel Duc,1971) .penilaian statistik dan
pengalaman klinis atau patologi anatomis menunjukkan bahwa keadaan ini
merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir.Hal ini
dibuktikan oleh Drage dan Berendes (1966) yang mendapatkan bahwa skor Apgar
yang rendah sebagai manifestasi hipoksia berat pada bayi saat lahir akan
mmperlihatkan angka kematian yang tinggi
Haupt(1971)memperlihatkan bahwa
frekuensi gangguan perdarahan pada bayi sebagai akibat hipoksia sangat
tinggi.Asidosis,gangguan kardiovaskuler serta komplikasinya sebagai akibat
langsung dari hipoksia merupakan penyebab utama kegagalan ini akan sering
berlanjut menjadi sindrom gangguan pernafasan pada hari-hari pertama setelah
lahir(james,1959).Penyelidikan patologi anatomis yang dilakukan oleh Larrhoce
dan Amakawa(1971)Menunjukkan nekrosis berat dan difus pada jaringan otak bayi
yang meninggal karena hipoksia.
B.
Tujuan
1.
Mengetahui definisi Asfiksia
2.
Mengetahui etiologi
AsfiksiaMengetahui manifestasi klinis Asfiksia
3.
Mengetahui komplikasi Asfiksia
4.
Mengetahui tentang
penatalaksanaan Asfiksia
5.
Mengetahui tentang
patofisiologi dari Asfiksia
6.
Melakukan asuhan keperawatan
pada anak dengan Asfiksia
C. Rumusan Masalah
- Apa definisi Asfiksia ?
- Apa etiologi Asfiksia ?
- Apa manifestasi klinis Asfiksia ?
- Apa komplikasi Asfiksia ?
- Bagaimana tentang penatalaksanaan
Asfiksia ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi Asfiksia Neonatorum
Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir
yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga
dapat menurunkan O2 dan mungkin meningkatkan C02 yang menimbulkan akibat buruk
dalam kehidupan lebih lanjut.(¹ ² )
Atas dasar pengalaman klinis, Asfikia Neonaiorum dapat
dibagi dalam :
- "Vigorous baby'' skor apgar
7-10, dalam hal ini bayi dianggap sehat dan tidak memerkikan istimewa.
- "Mild-moderate asphyxia"
(asfiksia sedang) skor apgar 4-6 pada pemeriksaan fisis akan terlihat
frekuensi jantung lebih dari lOOx/menit, tonus otot kurang baik atau baik,
sianosis, refick iritabilitas tidak ada
- Asfiksia berat: skor apgar 0-3.
Pada pemeriksaan fisis ditemukan' frekuensi jantung kurang dari
l00x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pucat,
reflek iritabilitas tidak ada
Asfiksia berat dengan henti jantung yaitu keadaan :
1.
Bunyi jantung fetus menghilang
tidak lebih dari 10 menit sebelu lahir lengkap.
2.
Bunyi jantung bayi menghilang
post partum.
B.
Etiologi
Asfiksia janin atau neonatus akan
terjadi jika terdapat gangguan perlukaran gas atau pengangkutang O2 dari ibu
kejanin. Gangguan ini dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan atau segera
setelah lahir. Hampir sehagian hes;ir asfiksia bayi baru lahir meriip;ik;in
kcltiniutan asfiksia janin, karena itu penilaian janin selama kehamilan dan
persalinan. memegang peran penting untuk keselamatan bayi atau kelangsungan
hidup yang sempurna tanpa gejala sisa.
Pengolongan penyebab kegagalan
pernafasan pada bayi terdiri dari:
- Faktor Ibu
a.
Hipoksia ibu Terjadi karena
hipoventilasi akibat pemberian obat analgetika atau anestesia dalam. Hal ini
akan menimbulkan hipoksia janin.
b.
Gangguan aliran darah uterus Mengurangnya
aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke
plasenta dan kejanin. Hal ini sering ditemukan pada :
·
Ganguan kontraksi uterus,
misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus akibat penyakit atau obat.
·
Hipotensi mendadak pada ibu
karena perdarahan.
·
Hipertensi pada penyakit
akiomsia dan lain-lain.
- Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh
luas dan kondisi plasenta. .Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan
mendadak pada plasenta, misalnya solusio plasenta, perdarahan plasenta dan
lain-lain.
- Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya
aliran darah dalam pcmbuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas
antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan :
tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher kompresi tali pusat antar janin
dan jalan lahir dan lain-lain.
- Faktor Neonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baun lahir dapat
terjadi karena
1.
Pemakaian obat anestesia/analgetika
yang berlebihan pada ibu secara langsung dapat menimbulkan depresi pusat
pernafasan janin.
2.
Trauma yang terjadi pada
persalinan, misalnya perdarah intrakranial. Kelainan konginental pada bayi,
misalnya hernia diafrakmatika atresia/stenosis saluran pernafasan, hipoplasia
paru dan lain-lain.
C.
Patofisiologi
Pernafasan spontan bayi baru lahir
bergantung kepada kondisi janin pada masa kehamilan dan persalinan. Proses
kelahiran sendiri selalu menimbulkankan asfiksia ringan yang bersifat sementara
pada bayi (asfiksia transien), proses ini dianggap sangat perlu untuk
merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar lerjadi “Primarg gasping” yang
kemudian akan berlanjut dengan pernafasan.
Bila terdapat gangguaan pertukaran
gas/pengangkutan O2 selama kehamilan persalinan akan terjadi asfiksia yang
lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fugsi sel tubuh dan bila tidak
teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan fungsi ini dapat
reversibel/tidak tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia. Asfiksia yang
terjadi dimulai dengan suatu periode apnu (Primany apnea) disertai dengan
penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha bernafas
(gasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur. Pada penderita
asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi selanjutnya berada
dalam periode apnu kedua (Secondary apnea). Pada tingkat ini ditemukan
bradikardi dan penurunan tekanan darah.
Disamping adanya perubahan klinis,
akan terjadi pula G3 metabolisme dan pemeriksaan keseimbangan asam basa pada
tubuh bayi. Pada tingkat pertama dan pertukaran gas mungkin hanya menimbulkan
asidoris respiratorik, bila G3 berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi
metabolisme anaerobik yang berupa glikolisis glikogen tubuh , sehingga glikogen
tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkuang.asam organik terjadi akibat
metabolisme ini akan menyebabkan tumbuhnya asidosis metabolik. Pada tingkat
selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskuler yang disebabkan oleh beberapa
keadaan diantaranya hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi
fungsi jantung terjadinya asidosis metabolik akan mengakibatkan menurunnya sel
jaringan termasuk otot jantung sehinga menimbulkan kelemahan jantung dan
pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan menyebabkan akan tingginya
resistensinya pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan kesistem
tubuh lain akan mengalami gangguan. Asidosis dan gangguan kardiovaskuler yang
terjadi dalam tubuh berakibat buruk terhadap sel otak. Kerusakan sel otak yang
terjadi menimbuikan kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya.
D. Man1festasi Klinis
Asfiksia biasanya merupakan akibat
dari hipoksi janin yang menimbulkan tanda:
1.
DJJ lebih dari 1OOx/mnt/kurang
dari lOOx/menit tidak teratur
2.
Mekonium dalam air ketuban pada
janin letak kepala
3.
Apnea
4.
Pucat '
5.
sianosis
6.
penurunan terhadap stimulus.
E. Penatalaksanaan Klinis
1.
Tindakan Umum
§ Bersihkan jalan nafas : kepala bayi dileakkan lebih rendah agar
lendir mudah mengalir, bila perlu digunakan larinyoskop untuk membantu
penghisapan lendir dari saluran nafas ayang lebih dalam.
§ Rangsang reflek pernafasan : dilakukan setelah 20 detik bayi tidak
memperlihatkan bernafas dengan cara memukul kedua telapak kaki menekan tanda
achiles.
§ Mempertahankan suhu tubuh.
2.
Tindakan khusus
§ Asfiksia berat
Berikan O2 dengan tekanan positif dan intermiten melalui
pipa endotrakeal. dapat dilakukan dengan tiupan udara yang telah diperkaya
dengan O2. Tekanan O2 yang diberikan tidak 30 cm H 20. Bila pernafasan spontan
tidak timbul lakukan message jantung dengan ibu jari yang menekan pertengahan
sternum 80 –100 x/menit.
§ Asfiksia sedang/ringan
Pasang relkiek pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri)
selama 30-60 detik. Bila gagal lakukan pernafasan kodok (Frog breathing) 1-2
menit yaitu : kepala bayi ektensi maksimal beri Oz 1-2 1/mnt melalui kateter
dalam hidung, buka tutup mulut dan hidung serta gerakkan dagu ke atas-bawah
secara teratur 20x/menit
§ Penghisapan cairan lambung untuk mencegah regurgitasi
F. Pemeriksaan Diagnostik
1.
Pemeriksaan darah Kadar As.
Laktat. kadar bilirubin, kadar PaO2, PH
2.
Pemeriksaan fungsi paru
3.
Pemeriksaan fungsi
kardiovaskuler
4.
Gambaran patologi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asfiksia Neonatorum adalah suatu
keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir, sehingga dapat menurunkan O2 dan mungkin meningkatkan C02 yang
menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.
Dari etiologinya,asfiksia neonatorum
bisa berasal dari banyak factor,diantaranya:
1.
Faktor ibu: hipoksia ibu,gangguan
aliran darah uterus
2.
Faktor plasenta: gangguan
mendadak pada plasenta
3.
Faktor fetus: kompresi
umbilicus
4.
Faktor neonates: depresi pusat
pernapasan bayi baru lahir
Sedangkan berdasarkn klasifikasinya,asfiksia neonatorum
dibagi:
1.
Vigorous Baby
2.
Mild Moderate asphyksia /
asphyksia sedang
3.
Asphyksia berat
Tindakan untuk mengatasi asfiksia
neonatorum disebut resusitasi bayi baru lahir yang bertujuan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan membatasi gejala sisa yang mungkin
muncul.
B. Saran
Setelah pembaca mengetahui apa
pengertian dan etiologi dari asfiksia neonatorum,diharapkan pembaca bias
mengantisipasi terhadap terjadinya asfiksia neonatorum dan dapat melakukan
pencegahan serta memahami tindakan pengobatan yang dapat dilakukan pada bayi
dengan asfiksia neonatorum.(
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Acuan Panduan ASUHAN PERSALINAN NORMAL&INISIASI MENYUSUI DINI. Edisi 3
(Refisi) Jakarta : Jaringan Pelatihan Klinik, 2007
Dr.
Rusepno Hassan Dkk. Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak. Infomedika Jakarta 1985
Prof.
Dr. Hanifa Winkjosastro, SpOG. Ilmu Kebidanan Edisi Ke 3. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirahardjo, Jakarta. 2007
Prof.
Dr. Rustam Mochtar, MPH. Sinopsis Obstetri Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Setiawan
S.Kp Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan
Bidan. Penerbit Buku Kedokteran. Cetakan I. 1998. EGC.
No comments:
Post a Comment