BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Pada tahun 1884, seorang
bakteriologiwan Denmark secara kebetulan menemukan prosedur pewarnaan gram.
Pewarnaan ini mungkin merupakan salah satu prosedur yang amat penting dan
paling banyak digunakan dalam klasifikasi bakteri. Dengan metode ini, bakteri
dapat dipisahkan secara umum menjadi dua kelompok besar yaitu 1)organisme yang
dapat menajahan kompleks pewarna primer ungu kristal iodium sampai pada akhir
prosedur (sel-sel tampak biru gelap atau ungu), disebut gram positive; 2)
organisme yang kehilangan kompleks warna ungu kristal pada waktu pembilasan
dengan alkohol namun kemudian terwarnai oleh pewarna tandingan, safranin
(sel-sel tampak merah muda), disebut gram negative (Hadieotomo,1988).
Bakteri
memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang
berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil
pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada
coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus
pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung. Melihat
dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri
itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal
tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan
salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi
(Dwidjoseputro.1998).
Prinsip dasar dari pewarnaan ini
adalah adanya ikatan ion antara komponen seluler dari bakteri dengan senyawa
aktif dari pewarnaan yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya
muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarnaan. Berdasarkan
adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa. Teknik
Pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit tapi perlu ketelitian dan kecermatan
bekerja serta mengikuti aturan dasar yang berlaku (Lay.1994).
Bakteri juga dapat dibedakan melalui
teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna
merah atau ungu. Bakteri gram negative ditandai dengan pewarnaan ungu,
sedangkan yang positif berwarna merah. Hal ini bertujuan untuk memberikan
warna pada bakteri pada akhirnya dapat diidentifikasi dengan mudah. Selain itu,
ada endospore yang yang bias diwarnai. Endospore adalah organism yang dibentuk
dalam kondisi yang stress karena kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan
untuk tetap berlanjut dilingkungan sampai kondisi mnjadi baik. Teknik pewarnaan
gram haruslah sesuai prosedur karena dapat mengakibatkan kesalahn identifikasi
data apakah gram positif atau gram negative, sehingga diperlukan agar
mengetahui jalannya mekanisme pewarnaanya(Tryana, 2008).
B.
TUJUAN
1.
Mahasiswa mampu memahami dan melakukan pewarnaan gram
terhadap suatu jenis bakteri
2.
Mahasiswa mampu mengidentifikasi suatu jenis bakteri
termasuk bakteri gram positif atau gram negative
3.
Mahasiswa mampu mengamati berbagai morfologi bakteri
4.
Mahasiswa mampu menggambarkan dan menggolongkan barbagai
morfologi bakteri.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. BAKTERI
GRAM POSITIF DAN BAKTERI GRAM NEGATIF
1.
Gram
Positif
Gram-positif
adalah bakteri yang Mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses
pewarnaan Gram sehingga akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop. Gram positif dan
gram negatif adalah klasifikasi bakteri yang dibedakan dari ciri- ciri fisik
bakteri tersebut. perbedaan yang mendasar terdapat pada peptidoglikan yang
terkandung dalam dinding sel kedua bakteri tersebut. pada bakteri gram positif
lapisan peptidoglikannya lebih tebal, sedangkan pada gram negatif lapisan
peptidoglikan lebih tipis.
2.
Gram
Negatif
Gambar: bakteri gram negatif
Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak
mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga
akan berwarna merah bila diamati dengan mikroskop
B.
BERIKUT PERBEDAAN
KARAKTERISTIK ANTARA BAKTERI GRAM POSITIF DAN GRAM NEGATIF
1.
Dinding sel
- Gram
positif : homogen dan tebal (20-80 nm) sebagian besar tersusun dari
peptidoglikan sebagian lagi terdiri dari polisakarida lain dan asam
teikoat.
- Gram negatif : terdiri lapisan membran luar dan
membran dalam, diantaranya terdapat lapisan peptidoglikan setebal 2-7 nm, tebal
membran luar 7-8 nm tersusun dari polisakarida, lipid, dan protein.
2.
Bentuk sel
- Gram
positif : bulat, batang atau filamen.
- Gram negatif : bulat, oval, batang lurus atau
melingkar seperti koma, heliks atau flamen, dan beberapa memiliki kapsul
pelindung.
3.
Reproduksi
- Gram
positif : pembelahan biner.
- Gram negatif : pembelahan biner, kadang pertunasan.
4.
Metabilosme
- Gram
positif: kemoorganoheterotrof.
- Gram negatif: fototrof, kemolitoaotutrof,
kemoorganoheterotrof.
5.
Alat gerak
- Gram
positif: kebanyakan nonmitil, bila memiliki motil maka tipe falgelanya adalah petritrikus
- Gram
negatif: motil dan non motil, bentuk flagela bervariasi, polar, iopotrikus dan
petritrikus.
C.
CONTOH BAKTERI GRAM
POSITIF DAN GRAM NEGATIF SERTA PERANNYA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
1.
Gram positif :
Staphylococus: penyebab impetigo, keracunan makanan,
bronkitis.
Streptococus: penyebab pneumonia, meningitis, karies
gigi.
Enterococus: penyebab enteritis.
Listeria: penyebab listeriosis.
Basillus: penyebab anthrax (Basillus anthrachis).
Clostridium: penyebab tetanus (Clostridium tetani).
Mycobacterium: penyebab tuberkulosa, difteri.
Mycoplasma: penyebab jerawat,
peumonia.
2.
Gram negatif :
Salmonella: penyebab thypus (Salmonella thyposa),
salmonelosis.
Escherichia: penyebab gastroenteritis / radang saluran
cerna (Escherichia coli).
Shigella: penyebab disentri.
Pseudomonas: penyebab infeksi luka bakar.
Hellicobacter: penyebab tukak lambung.
Haemophilus: penyebab bronkhitis , pneumonia (Heumophilus
influenzae).
Bordetella: penyebab batuk rejan (Bordetella
pertussis)
Chlamydia: penyebab
pneumonia, uretritis, trakoma.
Bakteri gram negatif lebih berbahaya saat
menimbulkan penyakit dibanding gram positif karena bakteri jenis gram negatif
dapat menghasilkan endotoksin, dan memiliki enzim pada kapsula yang dapat
menimbulkan resistensi terhadap antibiotik. Namun
bakteri juga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, contohnya:
ü Escherichia coli yang benyak
ditemukan di dalam usus besar berperan dalam pembusukan makanan dan penghasil
vitamin K (gram negatif)
ü Rhizobium dapat
menyuburkan tanah
ü Pseudomonas
denitrificans dapat menghasilkan vitamin B12 (gram negatif)
ü Lactobasillus
casei membantu dalam pembuatan keju (gram positif)
ü Lactobacillus
bulgaris membantu pembuatan yoghurt (gram positif)
ü Acetobacer cylinum membantu
pembuatan nata de coco (gram negatif)
ü Acetobacer membantu dalam
pembuatan cuka (gram negatif)
ü Sterptococus
griseus untuk pembuatan antibiotik (gram positif).
Bakteri dapat diklasifikasikan
berdasarkan metoda pewarnaan gram menjadi 2 kelompok besar, yaitu bakteri gram
positif dan bakteri gram negatif. Pewarnaan ini membedakan bakteri
berdasarkan karakteristik fisik dan kimia dinding sel-nya. Pewarnaan Gram
meliputi 3 proses utama, yaitu pengecatan dengan kristal violet, dekolorisasi
(penghapusan warna)dengan etil alkohol atau aseton, kemudiancounterstaining atau
pemberian pewarna kontras menggunaan air fukhsin.
Bakteri Gram Positif
Bakteri Gram Negatif
Pada awal pengecatan, semua bakteri
akan berwarna ungu, proses dekolorisasi dan pemberian warna kontraslah yang
membedakan antara kedua jenis bakteri ini. Bakteri gram positif akan
menunjukkan warna ungu karena memiliki lapisan peptidoglikan tebal yang menahan
kristal violet selama pengecatan gram.Sedangkan pada bakteri gram negatif akan
berwarna merah akibat tipisnya dinding peptidoglikan sehingga kristal violet
terbuang selama proses dekolorisasi dan pemberian air fukhsin akan mengecat
bakteri gram negatif menjadi merah.
D. PEWARNAAN
GRAM
Tujuan
pewarnaan terhadap mikroorganisme ialah untuk :
1. Mempermudah
melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, maupun fungi.
2. Memperjelas
ukuran dan bentuk jasad
3. Melihat
struktur luar dan kalau memungkinkan struktur dalam jasad.
4. Melihat
reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan
kimia dapat diketahui.
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode
untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif
dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode
ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram
(1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan
antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif
berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat
bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu,
pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai
dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan
asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus
Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar
zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding
sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga
sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti
pewarnaan sederhana atau Gram.
Dalam
pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
ü Zat
warna utama (violet kristal)
ü Mordan
(larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
ü Pencuci
/ peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan
uantuk melunturkan zat warna utama.
ü Zat
warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel
yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak
mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri
gram-positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci
dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram,
suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang
membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda.
Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Pengecatan
gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu :
1) Pemberian
cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu
2) Pengintesifan
cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ
3) Pencucian
(dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam
4) Pemberian
cat lawan yaitu cat warna safranin
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan
negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap
antara dinding sel dan membran
sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari
dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang
dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi
peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan
peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
Pewarnaan Gram
Reagen :
·
Kristal violet (pewarnaan primer)
·
Larutan lugol (untuk memfiksasi kristal violet di
dinding sel)
·
Etil alcohol,aseton, alcohol 96% (untuk dekolorisasi)
·
Air fukhsin atau Safranin (pewarnaan kontras)
·
Air
Langkah
kerja
·
Suspensi kuman ( biakan kuman dalam tetesan garam
fisiologis) disebarkan setipis mungkin dan melingkar diatasglass deck
·
Biarkan mengering atau dapat dihangatkan di atas api
·
Fiksasi suspensi dengan dilewatkan diatas api 3 kali
·
Warnai kuman dengan kristal violet selama 5 menit
·
Bersihkan kristal violet yang tidak terikat dengan bilasan
air yang lembut (jangan melebihi 5 detik)
·
Beri larutan lugol, biarkan selama 1 menit untuk memfiksasi
kristal violet).
·
Buang larutan lugol, bilas dengan etil alcohol atau
alkohol 96% secara lembut hingga tidak ada zat warna yang mengalir lagi.Pada
tahap ini bakteri gram negative akan tampak tidak berwarna ungu lagi.Sedangkan
bakteri gram positif tetap berwarna ungu
·
Bilas sampel dengan air, dan beri pewarnaan kontras dengan
air fukhsin selama 1-2 menit. Bakteri gram positif tetap berwarna ungu dan
bakteri gram negative akan menjadi merah akibat pewarnaan kontras
·
Cuci sampel dan periksa dengan mikroskop.
Karakteristik bakteri gram positif :
·
Memiliki cytoplasmic lipid membrane
·
Memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal
·
Terdapat asam teichoic dan lipoid yang membentuk lapisan
asam lipoteichoic yang berguna untuk chelating agen dan untuk
adhesi tipe tertentu
·
Beberapa spesies memiliki kapsul polisakarida
·
Beberapa spesies memiliki flagellum
·
Jika terdapat akan diperkuat oleh 2 cincin, berbeda dengan
bakteri gram negative yang flagellumnya diperkuat oleh 4 cincin.
Karakteristik bakteri gram negative
:
·
Memiliki Cytoplasmic membrane
·
Lapisan peptidoglikan tipis
·
Memiliki membran tambahan diluar lapisan peptidoglikan yang
dipisahakan oleh spasium periplasmik
·
Membran luar terdiri atas Lipopolisakarida (LPS) yang
tersusun oleh lipid A, inti polisakarida, antigen O
·
Terdapat porin di membran luar sebagai pori-pori untuk
molekul tertentu
·
Memiliki S-layer (Surface layer) yang melekat langsung pada
membran luar
·
Jika memiliki flagella, maka akan disokong oleh 4 buah
cincin
·
Tidak memiliki asam teichoic ataupun asam lipoteichoic
·
Lipoprotein merekat pada polisakarida
·
Kebanyakan tidak mengalami sporulasi.
Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri
gram positif dan bakteri gram negative adalah sebagai berikut :
Pembeda |
Bakteri
gram positif |
Bakteri
gram negatif |
Dinding
sel :
Lapisan peptidoglikan
Kadar lipid |
lebih
tebal 1-4 % |
lebih
tipis 11-22% |
Resistensi
terhadap alkali (1% KOH) |
tidak
larut |
Larut |
Kepekaan
terhadap Iodium |
lebih
peka |
kurang
peka |
Toksin
yang dibentuk |
Eksotoksin |
endotoksin |
Resistensi
terhadap tellurit |
lebih
tahan |
lebih
peka |
Sifat
tahan asam |
ada yang
tahan asam |
tidak
ada yang tahan asam |
kepekaan
terhadap penisilin |
lebih
peka |
kurang
peka |
kepekaan
terhadap streptomisin |
tidak
peka |
Peka |
Bakteri gram positif memiliki
lapisan petidoglikan yang tebal tetapi tidak memiliki membranluar. Sedangkan
pada bakteri gram negative, lapisan peptidoglikan tipis dan memilki membran
luar yang tersusun atas Lipopolisakarisa (LPS) dan protein.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri
sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau
pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya
yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan. Zat
warna asam yang bermuatan negatif lazimnya tidak digunakan untuk mewarnai
mikroorganisme, namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai latar belakang
sediaan pewarnaan. Hal
ini dilakukan agar bakteri yang terlihat kontras dapat kita lihat dengan jelas
pada mikrskop, kita juga dapat melihat bentuk dari mikroba tersebut.
B. SARAN
kami menyadari akan kekurangan bahan
dari materi makalah ini jadi penyusun menyarankan apabila terdapat kekurangan
atau isi dari makalah ini maka saran – saran kritik dari pembaca adalah penutup
dari semua kekurangan kami dan menjadikan semua itu guna menjadi bahan acuan
untuk memotivasi dan menyempurnakan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D.1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Malang : Djambatan
Hadioetomo. 1988. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek.
Jakarta: PT Gramedia
Lay, Bibiana.W.1994.Analisis Mikroba di Laboratorium.Jakarta
: Rajawali
Suriawiria. 2002. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek.
Jakarta: PT. Garaemedia
Tryana, S.T. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Malang: Djambatan
Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM
Press.
No comments:
Post a Comment