DAFTAR
ISI
2. Manfaat
Imunisasi dasar lengkap
3. Waktu
dan Cara Pemberian
Imunisasi
4. Tujuan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
5. Jenis-jenis imunisasi dasar lengkap
F. SOAP
Asuhan Kebidanan pada keluarga Tn. F dengan Imunisasi
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Secara
geografis Desa Lampoh Keude berbatasan dengan beberapa gampong. Sebelah timur
berbatasan dengan Desa Lambro Bileu, sebelah barat desa Cot Peutano, sebelah
utara berbatasan dengan Desa Lamglupang, dan sebelah selatan dengan Desa Babah
Jurong, Desa Lampoh
Keude merupakan bagian desa yang termasuk di Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh
Besar terdiri atas empat dusun yaitu : Dusun Lampoh Cot, Cot Raya,
Lamglee dan Lampoh
Adi. Luas wilayah gampong
Lampoh Keude yaitu 35 Ha (Hektar).
Kegiatan praktik kebidanan komunitas
kompherensif merupakan salah satu metode pembelajaran di Jurusan kebidanan yang
bertujuan agar mendapatkan pengalaman nyata dan praktis di masyarakat dalam
memberikan pelayanan kebidanan. Praktek kebidanan komunitas memberi kesempatan
kepada mahasiswa melakukan intervensi dan pemberdayaan masyarakat terkait
dengan masalah kesehatan yang dijumpai di komunitas.
Prodi
D-IV Kebidanan Abulyatama Aceh sebagai salah satu institusi pendidikan D-IV
Kebidanan yang telah melakukan kegiatan praktik kebidanan komunitas komprehensif
yang berlangsung sejak tanggal 21 Juni 2021 s/d 15 Juli 2021 di Desa Lampoh
Keude Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Adapun kegiatan yang dilakukan
adalah pengumpulan data, analisis data sampai evaluasi sehingga dapat dilakukan
intervensi pada masalah yang didapatkan.
Menurut
WHO tahun 2019 sebagian besar anak saat ini menerima vaksin yang menyelamatkan
jiwa, selama tahun 2017 diperkirakan 116,3 juta atau sekitar 86% anak di bawah
usia satu tahun dunia menerima tiga dosis vaksin Diphtheria Tetanus Pertussis
(DPT3). Anak-anak ini dilindungi dari penyakit menular yang dapat menyebabkan
penyakit serius atau cacat dan berakibat fatal. Pada tahun 2018, diperkirakan
19,4 juta bayi diseluruh dunia tidak tercapai dengan layanan imunisasi rutin
seperti 3 dosis vaksin DPT, sekitar 60% dari anak-anak ini tinggal di 10
negara: Angola, Brasil, Republik Demokratik Kongo, Ethopia, India, Indonesia,
Nigeria, Pakistan, Filipina, Dan Vietnam. Indonesia termasuk2 salah satu Negara
dengan jumlah anak yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap (WHO, 2019)
Berdasarkan data cakupan imunisasi di
Indonesia dalam 4 tahun terakhir yaitu pada tahun 2016 (91,6%), tahun 2017
(91,12%), dan menurun pada tahun 2018 menjadi 57,9%, sedangkan pada tahun 2019
mengalami peningkatan sebesar (94,3%), sedangkan cakupan imunisasi tidak
lengkap 32,9% dengan target RENTSTRA 2018 yaitu 92,5% dimana HB-0 (83,1%), BCG
(86,9%), DPT-HB-Hib 1 (65,4%), DPT-HB-Hib 2 (63,9%), DPT-HB-Hib 3 (61,3%),
polio1-4 dan IPV (25,9%),campak (37,9%). Berdasarkan data tersebut Aceh
merupakan urutan pertama imunisasi dasar lengkap terendah yaitu 49,6% (Kemenkes
RI, 2019).
Data dari Direktorat Jenderal Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI tahun 2018 Pencapaian
imunisasi dasar lengkap di Provinsi Aceh tahun 2016 (69,1%), tahun 2017
meningkat (70,0%) dan pada tahun 2018 imunisasi dasar lengkap di Aceh mengalami
penurunan yaitu (19,5%), sedangkan pada tahun 2019 capaian imunisasi mengalami
peningkatan sebesar 49, 6%, dengan pencapaian imunisasi HB-0 (53,9%), BCG
(50,7%), DPT[1]HB-Hib 1 (26,9%),
DPT-HB-Hib 2 (24,9%), DPT-HB-Hib 3 (22,0%), Polio 1-4 atau IPV 1-3 (25,9%) dan
Campak (37,9%). Sedangkan Pencapaian desa UCI di Aceh mengalami penurunan yaitu
pada tahun 2016 (66%), tahun 2017 (64%) dan pada tahun 2018 Aceh menurunan
menjadi (48%) urutan ke dua setelah papua sebesar 40,48% desa UCI di Aceh
(Kemenkes RI, 2019).
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di
Kabupaten Aceh Besar Pada tahun 2016 sebanyak (69,11%), meningkat pada tahun
2017 (85,6%) sedangkan pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 48,3%, pada
tahun 2019 capaian imunisasi mengalami penurunan sebesar 28%, cakupan imunisasi
dasar lengkap sebesar 80% dimana HB-0 sebesar 80,3%, BCG sebesar 81,3%, DPT
sebesar 80,1%, HB-3 sebesar 87%, polio-4 sebesar 83,0%, campak sebesar 81%.
Pada tahun 2018 yaitu (48,30%) dimana HB-0 sebesar (77%), BCG sebesar (71%),
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 sebesar (61%), polio sebesar (62,7%), campak sebesar
(50,46%). Pencapaian desa UCI di kabupaten Aceh Besar selama tiga tahun terakhir
yaitu pada tahun 2016 (72%), tahun 2017 yaitu (86%) dan tahun 2018 mengalami
penurunan desa UCI sebesar 44% (Dinkes Aceh Besar, 2019).
Hasil pendataan didapatkan 150 Kepala Keluarga
dengan jumlah Penduduk 597 jiwa. Kondisi kesehatan yang masih kurang sesuai
dijumpai di Desa Lampoh Keude antara
lain yaitu Imunisasi, ASI eksklusif dan rendahnya akseptor Keluarga Berencana.
Berdasarkan rendahnya angka cakupan pemberian
Imunisasi tersebut, maka penulis tertarik untuk mengangkat studi kasus tentang
Imunisasi ini sebagai
keluarga binaan di Desa Lampoh Keude tahun 2021.
B. Tujuan Umum dan Khusus
1. Tujuan
umum
Untuk dapat mengetahui tingkat kesehatan khususnya
ibu dan anak dalam keluarga binaan di Desa
Lampoh Keude Kecamatan Kuta Baro serta
penanggulangannya.
2. Tujuan
khusus
a) Melakukan
pengkajian-pengkajian ibu dan anak dalam konteks keluarga
b) Memahami
dan mentabulasi masalah-masalah kesehatan yang ada pada keluarga
c) Melakukan
perioritas masalah kebidanan yang muncul pada keluarga binaan
d) Merencanakan
tindakan yang akan dilakukan pada keluarga binaan
e) Melaksanakan
sesuai dengan perencanaan yang ada
f) Melakukan
evaluasi hasil tindakan serta membuat dokumentasi secara tertulis dengan
sederhana
C. Manfaat
1. Bagi
institusi pendidikan
Dengan adanya laporan praktik
belajar lapangan (PBL) ini dapat dipergunakan sebagai referensi di Jurusan Kebidanan Universitas Abulyatama Banda Aceh sehingga menambah wawasan pengetahuan mahasiswa.
2. Bagi
kebidanan komunitas
Sebagai bahan masukan bagi
petugas kesehatan untuk mengetahui masalah yang terjadi di masyarakat.
3. Bagi
keluarga binaan
Dapat mengetahui secara dini
adanya masalah kesehatan dalam keluarga.
4. Bagi
penulis
Dapat menambah wawasan dalam
menerapkan manajemen asuhan kebidanan komunitas.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Imunisasi
Dasar Lengkap
1. Definisi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit tertentu, sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Beberapa penyakit menular
yang termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
antara lain TBC, Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Pertusis, Campak, Rubella,
Polio, Radang selaput otak, dan Radang paru-paru (Kemenkes RI, 2018).
Imunisasi adalah pemberian kekebabalan tubuh
terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh
tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang
(Dinengsih & Hendriyani, 2018). Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk merangsang
sistim imunologi tubuh untuk membentuk antibodi (kekebalan) yang spesifik
sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan (Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi, PD3I). Kepercayaan dan perilaku kesehatan ibu juga hal yang
penting karena akan mempengaruhi status imunisasi anak (Emilya dkk., 2017).
2. Manfaat
Imunisasi dasar lengkap
Manfaat imunisasi yaitu dapat membentuk imunitas
kelompok (herd immunity), sehingga dapat mengurangi transmisi virus ke usia
yang lebih dewasa dan melindungi kelompok tersebut ketika memasuki usia
reproduksi. Penurunan17 kasus penyakit diharapkan dapat berkontribusi terhadap
penurunan angka kematian neonatal, bayi dan balita di Indonesia (Kemenkes RI,
2018).
Imunisasi merupakan salah satu intervensi kesehatan
yang terbukti paling cost-effective (murah), karena dapat mencegah dan
mengurangi kejadian kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat PD3I yang
diperkirakan 2 hingga 3 juta kematian tiap tahunnya. Kekebalan yang didapatkan
seseorang melalui imunisasi merupakan kekebalan aktif, sehingga apabila
terpapar suatu penyakit tertentu maka hanya akan mengalami sakit ringan dan
tidak sampai sakit. Penyakit menular seperti TBC, Difteri, Tetanus, Hepatitis
B, Pertusis, Campak, Polio, Radang selaput otak, dan Radang paru-paru merupakan
beberapa penyakit yang termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat Dicegah dengan
Imunisasi (PD3I). Imunisasi akan memberikan perlindungan bagi anak terhadap
penyakit berbahaya tersebut dan dapat mencegah kecacatan serta tidak akan
menimbulkan kematian (Dilyana, 2019).
3. Waktu
dan Cara Pemberian Imunisasi
a.
Waktu
Pemberian Imunisasi
Tabel
1.1 Waktu pemberian imunisasi
Umur |
Jenis
Imunisasi |
0 bulan |
Hepatitis B0 |
1 bulan |
BCG, Polio1 |
2 bulan |
DPT-HB-Hib 1,
Polio 2 |
3 bulan |
DPT- HB-Hib 2,
Polio 3 |
4 bulan |
bulan DPT-HB-Hib
3 |
9 bulan |
Campak |
Sumber : Kemenkes RI, 2017.
b.
Cara
Pemberian Imunisasi
Tabel
1.2 Cara pemberian imunisasi
Vaksin |
Dosis |
Cara pemberian |
Hepatitis B |
0,5 ml |
Disuntikkan secara intramuscular didaerah paha |
BCG |
0,05 ml |
Secara intrakutan didaerah lengan kanan atas |
Polio |
2 tetes |
Diteteskan
kemulut |
DPT-HB-Hib |
0,5 ml |
Intramuscular pada anterolateral paha lengan kanan untuk balita |
Campak |
0,5 ml |
Subkutan biasanya dilengan kiri atas |
Sumber
: Kemenkes RI, 2017
4. Tujuan
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah
terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu
pada sekelompok masyarakat dan bahkan menghilangkan penyakit tertentu di dunia,
program imunisasi dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti seperti TBC, difteri, pertusis,
tetanus, dan campak (Afriani dkk., 2014).
Program
imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah
penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering
terjangkit, melalui imunisasi tubuh tidak mudah terserang penyakit menular
sangat efektif mencegah suatu penyakit dan menurunkan angka morbiditas (angka
kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) pada balita (Simanjuntak, 2019),
5. Jenis-jenis
imunisasi dasar lengkap
a.
Hepatitis B (HB-O)
Imunisasi
Hepatitis B berfungsi untuk memberi tubuh kekebalan terhadap penyakit hepatitis
B, penyakit hepatitis disebabkan oleh virus yang telah mempengaruhi organ liver
(hati). Bayi yang terjangkit virus hepatitis beresiko terkena kangker hati atau
kerusakan pada hati. Imunisasi ini harus didapat segera setelah bayi baru
lahir, paling lambat 12 jam setelah kelahiran dengan dosis pemberian sebanyak
0,5 ml secara intra muskular.
Namun, bayi harus mendapatkan suntikan vitamin K1 dulu 30 menit sebelum
divaksin. Setelah jadwal vaksin yang pertama, imunisasi hepatitis B juga harus
diulang saat usia 2,3,4 bulan. Pengulangan imunisasi ini bertujuan untuk
“memperbarui” jangka waktu perlindungannya dan memperkuat sistem imun anak. (Febri, 2012)
Efek Samping:
Reaksi lokal seperti
rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi
yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.
Penanganan efek samping:
Orang
tua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak ASI (Air Susu Ibu). Bekas
suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin. Jika demam kenakan pakaian yang
tipis dan berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3-4 jam (maksimal 6 kali dalam
24 jam). Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.
b.
BCG
Imunisasi
BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit tuberculosis (TBC),
yaitu penyaki paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis
Complex dan sangat menular biasanya lewat udara oleh batuk seseorang yang
terinfeksi penyakit tersebut.
Cara pemberian
dan Dosis :
Dosis pemberian 0.05
ml, sebanyak 1 kali, disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas
(insertion musculus deltoideus), dengan menggunakan ADS 0,05 ml (Sumiati,
2015).
Efek samping :
2-6 minggu setelah
imunisasi BCG daerah bekas suntikan timbul bisul kecil (papula) yang semakin
membesar dan dapat terjadi ulserasi dalam waktu 2-4 bulan, kemudian menyembuh
perlahan dengan menimbulkan jaringan parut dengan diameter 2-10 mm.
Penanganan efek samping :
Apabila
ulkus mengeluarkan cairan perlu dikompres dengan cairan antiseptik. Apabila
cairan bertambah banyak atau koreng semakin membesar anjurkan orang tua membawa
bayi ke tenaga kesehatan.
c.
Pentavalen
(DPT-Hb-Hib)
Vaksin pentavalen merupakan vaksin kombinasi dari vaksin DPT, vaksin HB, dan vaksin HiB (haemophilus influenza tipe B) diberikan untuk
mencegah 6 penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis
(radang otak).Vaksin kombinasi adalah pemberian dua atau lebih vaksin yang
berbeda dalam satu suntikan saja. Ini mengurangi jumlah suntikan pada tubuh
anak yang biasanya menimbulkan rasa nyeri, bengkak bahkan trauma
anak pada jarum suntik, pemberian beberapa
vaksin kombinasi tidak menyebabkan masalah kesehatan kronis. Kombinasi
vaksin terbukti efektif memberikan perlindungan pada anak selama masa
pertumbuhan tubuh dan perkembangan sistem kekebalan tubuhnya.Jadwal pemberian
vaksin ini sebanyak 3 kali, yaitu pada usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan
secara intramuskular. Jika tidak dicegah sejak dini, beragam penyakit ini bisa
menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius pada anak di masa
depannya.Difteri, misalnya, dapat menyebabkan penyumbatan jalur napas dan
melumpuhkan kerja jantung. Sementara batuk rejan bisa berujung
pada infeksi pneumonia, dan tetanus bisa melumpuhkan saraf dan
otot-otot tubuh. (Febri, 2012)
Cara pemberian dan
dosis :
Efek samping:
Reaksi
lokal sementara, seperti bengkak, nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikan
disertai demam dapat timbul dalam sejumlah besar kasus. Kadang-kadang reaksi
berat, seperti demam tinggi, irritabilitas (rewel), dan menangis dengan nada
tinggi dapat terjadi dalam 24 jam setelah pemberian.
Penanganan efek samping :
Orang tua dianjurkan
untuk memberikan minum lebih banyak ASI (Air susu ibu) atau sari buah. Bekas
suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin. Jika demam kenakan pakaian yang
tipis dan berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3-4 jam (maksimal 6 kali dalam
24 jam). Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat. Jika reaksi
bertambah berat dan menetap bawa bayi ke dokter
d.
Polio
Vaksin polio terdiri dari 4 rangkaian yang harus dilengkapi semuanya. Vaksin yang
pertama diberikan segera setelah bayi baru lahir, yang kedua pada usia 2 bulan,
3 bulan, dan terakhir saat menginjak 4 bulan. Pada pemberian Dosis
pertama 0,5 ml vaksin polio tetes pada usia 6-12 minggu. Dosis kedua diberikan
8 minggu setelah dosis pertama. Dosis ketiga diberikan pada usia 6 bulan,
paling lambat diberikan pada usia 18 bulan (Febri,
2012)
Kontra indikasi:
Pada individu yang
menderita immune deficiency tidak ada efek berbahaya yang timbul akibat
pemberian polio pada anak yang sedang sakit.
Efek Samping:
Sangat jarang terjadi
reaksi sesudah imunisasi polio oral. Setelah mendapat vaksin polio oral bayi
boleh makan minum seperti biasa. Apabila muntah dalam 30 menit segera diberi
dosis ulang
Penanganan efek
samping:
Orang tua tidak perlu
melakukan tindakan apa pun
e.
Campak
Imunisasi
campak diberikan untuk mencegah penyakit campak (measles). Pemberian vaksin
campak hanya diberikan satu kali, dapat dilakukan pada umur 9-11 bulan dengan
dosis 0,5 cc0,5
ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas
atau anterolateral paha. sebelum
disuntikan, vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan dengan pelarut steril yang
telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut (Febri, 2012)
Efek samping:
Hingga 15% pasien dapat
mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari
setelah vaksinasi.
Penanganan efek
samping:
Orang tua dianjurkan
untuk memberikan minum lebih banyak ASI (air susu ibu) atau saribuah. Bekas
suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin. Jika demam kenakan pakaian yang
tipis dan berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3-4 jam (maksimal 6 kali dalam
24 jam). Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat. Jika reaksi
tersebut berat dan menetap bawa bayi ke dokter (Kementerian Kesehatan RI,
2018).
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM
KONTEKS KELUARGA Tn.
F DI DESA LAMPOH KEUDE
Desa : Lampoh
Keude
Tgl.
Pengambilan data : 28 Juli 2021
Dusun :
Lampoh Cot
Nama Pendata :
Puspita Dewi
A. Data dan Identifikasi
1.
Biodata
Nama KK : Tn.F
Umur :
38 Tahun
Pendidikan :
SMP
Pekerjaan :
Petani
Agama :
Islam
Alamat :
Desa Lampoh Keude Dusun Lam Glee
2.
Nama Anggota Keluarga
NO |
Nama |
Umur |
L/P |
Status |
Pendidikan |
Pekerjaan |
Agama |
1. |
Ny.A |
35 tahun |
P |
Istri |
SMA |
IRT |
Islam |
2. |
An.A |
5 tahun |
L |
Anak |
Paud |
- |
Islam |
3. |
An.S |
3,5 tahun |
P |
Anak |
- |
- |
Islam |
4. |
An.M |
5 bulan |
P |
Anak |
- |
- |
Islam |
3. Kegiatan
sehari- hari
a. Kebiasaan
tidur
1) Tn.
F tidak rutin tidur siang,
tidur malam ± 6 jam/hari
2) Ny.
A tidur
siangnya tidak rutin tapi, kadang-kadang. tidur malam ± 7 jam/hari
3) By.
M rutin tidur siang, tidur malam ± 14 jam/hari
b. Kebiasaan
makan
Semua
anggota keluarga makan 3x sehari dengan makanan pokok nasi, lauk pauk sesuai
dengan kemampuaan keluarga, keluarga tetap makan secara bersama-sama setiap hari. Pola eliminasi seluruh anggota keluarga
menyatakan BAB ± 2x/hari dan BAK ± 5x/hari.
c. Kebersihan
perorangan/personal hygiene
Mandi,
gosok gigi dan ganti baju 2x/ hari.
d. Pola
kebiasaan kesehatan
1) Ada anggota keluarga
yang merokok : Suami
2) Tidak
ada waktu khusus untuk berolahraga
e. Keadaan
sosial ekonomi
Penghasilan
Tn. F ± diatas Rp. 800.000/bulan jumlah tersebut digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari- hari. Keluarga ada menabung.
4. Data lingkungan
a.
Perumahan
1)
Jenis rumah :
Kayu/Papan
2)
Atap rumah :
Seng
3)
Lantai rumah : Semen
4)
Ventilasi : Cukup
5)
Kebersihan dan
kerapian : Cukup
6)
Pembuangan sampah :
Terbuka dibelakang
rumah dibakar 1 minggu 3 kali
b.
Sumber air
dipergunakan untuk keperluan sehari- hari : Air sumur
c.
Kualitas air :
Tidak berbau, tidak
berwarna, dan tidak berasa
d.
Saluran pembuangan
air limbah (SPAL) : Got
Jarak
sumber pembuangan limbah :
Lebih dari 10 m dari sumur
(± 7 m).
a)
Keadaan : terpelihara.
b)
Kondisi :
terpelihara
e.
Pembuangan Tinja :
Septi Tank
Jarak
jamban : <10
meter dari sumur
5.
Pemanfaatan
fasilitas kesehatan :
Bila
ada anggota keluarga yang sakit diperiksa di PUSKESMAS
atau Bidan Desa.
Keluarga
mempunyai Asuransi Kesehatan yaitu BPJS.
6. Keadaan
Kesehatan Keluarga
1. Tidak
ada penyakit yang sering diderita Tn. F
2. Tidak
ada penyakit yang sering diderita Ny. A
3. Tidak
ada penyakit yang sering diderita By. M
7. Riwayat
Imunisasi Dasar Lengkap
Sejak
kelahiran anak pertama Tn.
F dan Ny. A,
ibu mengatakan tetap memberikan Imunisasi kepada anak pertama dan kedua tetapi
hanya imunisasi HB0 saja.
Namun karena kurangnya pengetahuan sang ibu
dan faktor ketakutan terhadap efek dari imunisasi yang beredar dimasyarakat,
sehingga Ibu tidak mau memberi
imunisasi kepada anak yang ke tiga.
B. Pemeriksaan fisik
C. Analisa Data
Masalah
kesehatan yang ada di keluarga Tn. F dan Ny. S disebabkan karena kurangnya pengetahuan
ibu tentang Imunisasi dan tingginya rasa kekhawatiran terhadap efek samping
imunisasi.
D.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan
data dan analisa yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan bahwa
permasalahan yang muncul disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang
Imunisasi
E. Prioritas Masalah
Untuk mengatasi masalah keluarga Tn.
F secara keseluruhan tidak mungkin, oleh karena itu perlu dilakukan prioritas
masalah kesehatan, dimana masalah kesehatan yang mengacam kehidupan dan mengancam
kesehatan keluarga itulah yang menjadi prioritas masalah.
F. SOAP Asuhan Kebidanan pada
keluarga Tn. F dengan Imunisasi
Hari/ tanggal : Rabu/28 juli 2021
Tempat : Rumah Pasien
Pukul : 15.00 wib
IDENTITAS / BIODATA
Nama ibu : Ny. A Nama
anak
:
By. M
Umur : 35 tahun Umur
: 5
bulan
Agama : Islam Jenis Kelamin :
laki-laki
Pekerjaan : IRT Anak ke : Tiga
Alamat : Lampoh Keude
a. Subjek
Ny. A
mengatakan by.M tidak pernah diberikan imunisasi. Ibu dan suami tidak ingin
memberikan imunisasi kepada by.M dikarnakan khawatir anak nya menjadi sakit.
b. Objek
Keadaan
Umum : Baik
TTV :
-
Nadi :
120 x/m
-
Pernafasan : 32 x/m
-
Suhu : 36,2 ℃
BB
: 8,5 kg
TB : 70 cm
c. Pemeriksaan
Fisik
Kepala : Bersih, rambut hitam, tidak
ada benjolan.
Wajah : Oval, tidak pucat
Mata : Simetris, konjungtiva
merah muda, sclera putih.
Hidung :
Bersih, tidak ada benjolan
Telinga :
Bersih, tidak ada benjolan
Mulut
: Tidak ada stomatis,
tidak pucat
Leher : Tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, tidak merah
Dada : Simetris, Tidak ada
rettraksi
Perut : Datar, hati dan limfa
tidak teraba
Genitalia :
Normal
Ektremitas :
Normal
d. Assesment
By.
M umur 5 bulan dengan tidak diberikan imunisasi dasar lengkap
e. Planning
1) Beritahu
ibu tentang kondisi anaknya
2) Beritahu
ibu tentang pentingnya imunisasi dasar lengkap
3) Beritahu
ibu untuk cara mengatasi efek samping imunisasi pada bayi
4) Anjurkan
ibu untuk tetap menjaga kesehatan dan gizi anak
5) Anjurkan
ibu untuk datang ke Fasilitas kesehatan seperti posyandu setiap bulan nya untuk
memeriksakan tumbuh kembang bayinya
f. Pelaksanaan
Memberi
penyuluhan kesehatan mengenai pengertian imunisasi, tujuan imunisasi,
jenis-jenis imunisasi, keuntungan dan efek sampingnya.
g. Evaluasi
Setelah doiberikan penyuluhan ibu dapat menjelaskan
kembali tentang pengertian Imunisasi,
tujuan Imunisasi, jenis- jenis Imunisasi, keuntungan dan efek sampingnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan praktik
lapangan di Desa Lampoh Keude Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar
diketahui bahwa masih ada ibu yang tidak mengetahui tentang Imunisasi dan tidak
mau memberikan imunisasi dasar lengkap kepada anaknya.
hal ini desebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang Imunisasi dan
tingginya kekhawatiran terhadap efek samping imunisasi. Oleh karena itu penulis
melakukan pendekatan dan memberikan penyuluhan kepada keluarga khususnya ibu
tentang pentingnya Imunisasi.
B. Saran
1.
Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada Jurusan Kebidanan Universitas
Abulyatama untuk lebih memberi bimbingan kepada mahasiswa dalam melaksanakan pendataan dan penulisan laporan, sehingga hasil pendataan tersebut dapat
memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi.
2. Bagi Kebidanan Komunitas
Diharapkan dapat menjadi referensi bagi petugas
kesehatan.
3.
Bagi Keluarga Binaan
Diharapkan bagi ibu untuk memberikan yang tepat bagi bayi.
4.
Bagi Penulis
Diharapkan bagi petugas kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan pada Ibu dan Anak.
DAFTAR PUSTAKA
-
Afriani
Tri, Retnosari Andratjati, Subdibyo Supardi. “Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak
Dan Pengeolaan Vaksin Di Puskesmas Dan Posyandu Kecamatan X Kota Depok.”
Jurnal Bulletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol 12.1 Hal 135-142. (2014)
-
Dillyana,
Tri Anisca. "Hubungan Pengetahuan,
Sikap Dan Persepsi Ibu Dengan Status Imunisasi Dasar Di Wonokusumo."
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal Of Health Promotion And Health Education
Hal 67-77.Vol 7 No 1 (2019).
-
Dinengsih
dan Hendriyani. “Hubungan Antara
Pendidikan, Pengetahuan, Dukungan Keluarga Dan Peran Tenaga Kesehatan Dengan
Kepatuhan Ibu Dalam Melakukan Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di112
Desa Aweh Kabupaten Lebak Provinsi Banten.” Jurnal Kesehatan Kusuma Husada.
Hal 202-212. (2018).
-
Dinas Kesehatan
Aceh Besar. Profil Kesehatan Aceh Besar
Tahun 2019. Kabupaten Aceh
Besar.2019.
-
Emilya,
Selvia, Yuniar Lestari, And Asterina Asterina. "Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Terhadap Tindakan
Imunisasi Dasar Lengkap Di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun
2014." Jurnal Kesehatan Andalas.Hal 386-390.Vol 6.No 2 (2017)
-
Febri. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemberian imunisasi campak pada batita di wilayah kerja pukesmas lareh sago
halaban kabupaten 50 kota tahun 2012. Universitas Sumatera Utara Medan
-
Kemenkes
RI. Data dan Informasi Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2019.
-
Kemenkes
RI.PID 2019.Tingkatkan Cakupan Dan Mutu
Imunisasi Lengkap. Jakarta: Kementrian kesehatan RI, 2019
-
Kemenkes
RI. Data Dan Informasi Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2018
-
Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI,
2018.
-
Kemenkes RI. Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2017.
-
Simanjuntak,
Samuel M., And Indah Nurnisa Nurnisa. "Peningkatan
Penget Dan Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dengan Pendekatan Promosi118 Kesehatan
Tentang Imuniasi Dasar." Media Karya Kesehatan 2.1 (2019).
-
Sumianti,
K. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Toto Utara
Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango.” Gorontalo.Fikkung.2015
-
World Health
Organization. Immunization
Coverage. 2019.
-
World Health
Organization. Immunization
Week. 2019.
No comments:
Post a Comment