Friday, 30 July 2021

MAKALAH ANGINA PEKTORIS STABIL

 

DAFTAR ISI

 

Kata Pengantar …………………………………………………………………………………….I

Daftar Isi ………………………………………………………………………………………….II

BAB  I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………..1

A.    Latar Belakang ……………………………………………………………………………1

B.     Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………….1

C.     Rumusan Masalah ………………………………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………...3

A.    Definisi ………...………………………………………………………………………...3

B.     Etika …………….………………………………………………………………………..3

C.     Patofisiologi …….………………………………………………………………………..5

D.    Manifestasi Klinis………………………………………………………………………...7

E.     Pemeriksaan Diagnostik …...……………………………………………………………..7

F.      Penatalaksaan ………………………………...…………………………………………..9

G.    Komplikasi……………………………………………………………………………….9

H.    Konsep Dasar Medik………………………………………..…………………………..10

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………….19

A.    Kesimpulan ……………………………………………………………………………...19

B.     Saran …………………………………………………………………………………….19

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………...20

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan kelompok penyakit jantung yang terutama disebabkan penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme koroner, atau kombinasi dari keduanya. Secara statistik, angka kejadian penyakit jantung koroner di dunia terus meningkat dari tahun ke tahun, baik di negara berkembang maupun negara maju. Di Amerika misalnya, sekitar 500.000 orang meninggal akibat penyakit ini tiap tahunnya. Di Eropa, 40.000 dari 1 juta orang juga menderita penyakit jantung koroner.(http//google.co.id)

  Di Indonesia, penyebab kematian mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit kardiovaskular. Secara keseluruhan, jumlah kematian akibat PJK di seluruh dunia adalah sekitar 15 juta per tahun atau 30% dari seluruh kematian dengan berbagai sebab.Manifestasi klinik PJK yang klasik adalah angina pektoris.

Angina pektoris ialah suatu sindroma klinis di mana didapatkan sakit dada yang timbul pada waktu melakukan aktivitas karena adanya iskemik miokard. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi > 70% penyempitan arteri koronaria. Angina pektoris dapat muncul sebagai angina pektoris stabil (APS, stable angina), dan keadaan ini bisa berkembang menjadi lebih berat dan menimbulkan sindroma koroner akut (SKA) atau yang dikenal sebagai serangan jantung mendadak (heart attack) dan bisa menyebabkan kematian. (American Heart Association (AHA))

Mengingat tingginya angka kematian akibat PJK, maka kami sebagai mahasiswa/i pembuat makalah ini akan menjelaskan lebih banyak lagi mengenai Angina Pektoris ini.

 

B.     Tujuan Penulisan

1.      Tujuan  Umum 

penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang penyakit jantung koroner yaitu angina pektoris.

 

2.      Tujuan Khusus 

a.       Agar  mahasiswa/i dapat mengetahui gejala dari angina pektoris.

b.      Agar mahasiswa/mahasiswi dapat mengetahui faktor penyebab dan faktor pencetus.

c.       Agar mahasiswa/i memahami bagaimana membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan angina pektoris.

 

C.    Rumusan Masalah

      Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1.    Apakah pengertian dari angina pektoris?

2.     Apa etiologi dari angina pektoris?

3.    Ada berapakah klasifikasi angina pektoris?

4.    Bagaimanakah tanda gejala angina pektoris?

5.    Bagaimanaka pathways angina pectoris?

6.    Bagaimanakah penatalaksanaan angina pectoris?

7.    Bagaimanakah pengkajian keperawatan angina pectoris?

8.    Bagaimanakah diagnose keperawatan dan intervensi angina pectoris?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      DEFINISI

Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat sementara atau reversibel.  (Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993).Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti.  (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996)

Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis Kardiovaskuler) Angina pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau paroksismal nyeri atau perasaan tertekan di dada depan. (Brunner dan Suddart, 1997 Angina pectoris ialah keadaan di mana klien merasa sakit dada yang kuat akibat dari penyakit jantung ischemic iaitu kekurangan pengaliran darah dan oksigen ke myocardium jantung. (Angina bermaksud tercekik. Pectoris bermaksud dada).

Angina biasanya terjadi waktu latihan, stres emosi yang parah, atau setelah makan yang berat. Selama periode-periode ini, otot jantung menuntut lebih banyak oksigen darah daripada arteri-arteri yang menyempit dapat berikan. Angina secara khas berlangsung dari 1 sampai 15 menit dan dibebaskan dengan istirahat atau dengan menempatkan tablet nitroglycerin dibawah lidah. Nitroglycerin mengendurkan pembuluh-pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Keduanya istirahat dan nitroglycerin mengurangi permintaan otot jantung untuk oksigen, jadi membebaskan angina.

 

B.       ETIOLOGI

1.      Faktor penyebab Angina Pektoris

a.       Suplai oksigen yang tidak mencukupi ke sel-sel otot-otot jantung dibandingkan kebutuhan.

b.      Ketika beraktivitas, terutama aktivitas yang berat, beban kerja jantung meningkat. Otot jantung memompa lebih kuat.

c.       Riwayat merokok (Baik perokok aktif maupun perokok pasif)

d.      Angina disebabkan oleh penurunan aliran darah yang menuju area jantung. Kadang-kadang , jenis penyakit jantung yang lain atau hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan angina.

e.       Ateriosklerosis merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri.         

·         Spasme arteri koroner

·         Anemia berat

·         Artritis

·         Aorta Insufisiensi

 

2.      Faktor resiko

a.       Dapat Diubah (dimodifikasi)

·         Diet (hiperlipidemia)

·         Rokok

·          Hipertensi

·          Stress

·          Obesitas

·          Kurang aktifitas

·          Diabetes Mellitus

·         Pemakaian kontrasepsi oral

b.      Tidak dapat diubah

·         Usia

·         Jenis Kelamin

·         Ras

·         Herediter

 

3.      Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan

a.       Emosi

b.      Stress

c.       Kerja fisik terlalu berat

d.      Hawa terlalu panas dan lembab

e.       Terlalu kenyang

f.       Banyak merokok

 

C.      PATOFISIOLOGI

Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidak adekuatan suplay oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis.

Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung. apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.

Angina Pectoris Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksida yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang.

Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang.

Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kenutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda. Sejumlah faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina:

1.      Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen jantung.

2.      Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen.

3.       Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah unuk supai jantung.

4.      Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, menyebabkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah dengan demikian beban kerja jantung juga meningkat.

Penimbunan lemak (lipid) dan jaringan fibrous pada dinding arteri koroner

Penyempitan pembuluh darah koroner

Obstruksi / hambatan aliran darah miokard

Mengubah metabolisme aerobik menjadi an aerobik

Tertimbun asa laktat

Ph sel menurun

Muncul efek hipoksia

Mengganggu fungsi ventrikel kiri

Menurunnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan berkurangnya jumlah curah jantung sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut)

Berkurangnya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung (heremodinamik)

Tekana jantung kiri, tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dan tekanan dan paru-paru kiri meningkat

Peningkatan ringan tekanan darah dan denyut jantung

Nyeri

 

D.      MANIFESTASI KLINIS

Iskemia otot jantung akan memberi nyeri dengan derajat yang bervariasi, mulai dari rasa tertekan pada dada sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa takut atau rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada di daerah belakang sternum atas atau sternum ketiga tengah (retrosentral). Meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat menyebar ke leher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas.

Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekik, dengan kualitas yang terus menerus. Rasa lemah di lengan atas, pergelangan tangan, dan tangan akan menyertai rasa nyeri. Selama terjadi nyeri fisik, pasien mungkin akan merasa akan meninggal. Karakteristik utama nyeri tersebut akan berkurang apabila faktor presipitasinya dihilangkan. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).

 

E.       PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.      Elektrokardiogram

 Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu istirahat dan bukan pada waktu serangan angina seringkali masih normal. Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark miokard pada masa lampau. Kadang-kadang EKG menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina. Kadang-kadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada waktu serangan angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi segmen ST dan gelombang T menjadi negatif.

 

2.      Foto Rontgen Dada

Foto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang normal, tetapi pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi arkus aorta.

 

3.      Pemeriksaan Laboratorium

 Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pectoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark miokard jantung akut maka sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT, atau LDH. Enzim tersebut akan meninggi pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kadar kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida perlu dilakukan untuk menemukan faktor resiko seperti hiperlipidemia dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk menemukan diabetes mellitus yang juga merupakan faktor risiko bagi pasien angina pectoris.

 

4.      Uji Latihan Jasmani

Karena pada angina pectoris gambaran EKG seringkali masih normal, maka seringkali perlu dibuat suatu ujian jasmani. Pada uji jasmani tersebut dibuat EKG pada waktu istirahat lalu pasien disuruh melakukan latihan dengan alat treadmill atau sepeda ergometer sampai pasien mencapai kecepatan jantung maksimal atau submaksimal dan selama latihan EKG di monitor demikian pula setelah selesai EKG terus di monitor. Tes dianggap positif bila didapatkan depresi segmen ST sebesar 1 mm atau lebih pada waktu latihan atau sesudahnya. Lebih-lebih bila disamping depresi segmen ST juga timbul rasa sakit dada seperti pada waktu serangan, maka kemungkinan besar pasien memang menderita angina pectoris.

Di tempat yang tidak memiliki treadmill, test latihan jasmani dapat dilakukan dengan cara Master, yaitu latihan dengan naik turun tangga dan dilakukan pemeriksaan EKG sebelum dan sesudah melakukan latihan tersebut.

 

 

 

5.      Thallium Exercise Myocardial Imaging

 Pemeriksaan ini dilakukan bersama-sama ujian latihan jasmani dan dapat menambah sensifitas dan spesifitas uji latihan.thallium 201 disuntikkan secara intravena pada puncak latihan, kemudian dilakukan pemeriksaan scanning jantung segera setelah latihan dihentikan dan diulang kembali setelah pasien sehat dan kembali normal. Bila ada iskemia maka akan tampak cold spot pada daerah yang yang menderita iskemia pada waktu latihan dan menjadi normal setelah pasien istirahat. Pemeriksaan ini juga menunjukkan bagian otot jantung yang menderita iskemia.

 

F.       PENATALAKSANAAN

Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor risiko. Secara bedah tujuan ini dapat dicapai melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau angiosplasti koroner transluminar perkutan (PCTA = percutaneous transluminal coronary angioplasty). Biasanya diterapkan kombinasi antara terapi medis dan pembedahan.

Tiga teknik utama yang menawarkan penyembuhan bagi klien dengan penyakit arteri koroner mencakup penggunaan alat intrakoroner untuk meningkatkan aliran darah, penggunaan laser untuk menguapkan plak dan endarterektomi koroner perkutan untuk mengangkat obstruksi. Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan hasil akhir yang dicapai oleh salah satu atau seluruh teknik di atas, melalui bedah pintas koroner dan PTCA sedang dilakukan. Ilmu pengetahuan terus dikembangkan untuk mengurangi gejala dan kemunduran proses angina yang diderita pasien.

 

G.      KOMPLIKASI

1)      Stres psikologis

2)      Infark Miokard

3)      Aritmia

4)      Gagal jantung

 

 

H.      KONSEP DASAR MEDIK

1.      Pengkajian

Data Subjektif :

1)      Lokasi Nyeri (menyebar kebagian mana)

2)      Dada terasa berat, kencang, seperti diperas.

3)      Awitan dan lamanya nyeri

4)      Faktor-faktor pencetus nyeri: kegiatan, panas, dingin, stres, makanan.

5)      Faktor-faktor yang dapat mengurangi nyeri : istirahat, nitrogliserin.

 

Data Objektif :

Apabila nyeri angina sedang dialami pasien, fokus perawat adalah tingkah laku pasien, seperti tampak cemas, ketakutan & memegang dada. Disamping itu, perawat perlu melihat TTV dan perubahan pada irama jantung.

 

2.      Diagnosa Keperawatan

1.      Nyeri yang berhubungan dengan penyumbatan arteria koronaria, vasospasme, hipoksia, uji diagnostik, dan kegiatan yang melelahkan.

2.      Gangguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan hipertensi, angina, penyumbatan arteria koronaria.

3.      Intoleran aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan, suplai oksigen tidak seimbang dengan kebutuhan, imobilisasi, nyeri kelelahan.

4.      Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan kemampuan kognitif.

5.      Cemas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan, perubahan fungsi dan peran, konsep diri, ancaman kematian.

 

 

3.      Rencana Keperawatan

1.      NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN ISKEMIK MIOKARDIUM

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang/ teratasi

Kriteria hasil : Pasien menyatakan/menunjukan nyeri hilang, pasien  melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi durasi dan beratnya. 

INTERVENSI

RASIONAL

Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dada.

Nyeri dan penurunan curah jantung dpat merangsang sistem saraf simpatis untuk mengeluarkan sejumlah besar nor epineprin, yang meningkatkan agregasi trombosit dan mengeluarkan trombokxane A2.Nyeri tidak bisa ditahan menyebabkan respon vasovagal, menurunkan TD dan frekuensi jantung. 

Identifikasi terjadinya faktor pencetus, bila ada: frekuensi, durasi,  intensitas dan lokasi nyeri.

Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat evaluasi kemungkinan kemajuan menjadi angina tidak stabil (angina stabil biasanya berakhir 3 sampai 5 menit sementara angina tidak stabil lebih lama dan dapat berakhir lebih dari 45 menit.

Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan atau lengan (khusunya pada sisi kiri.

Nyeri jantung dapat menyebar contoh nyeri sering lebih ke permukaan dipersarafi oleh tingkat saraf spinal yang sama.

Letakkan pasien pada istirahat total selama episode angina.

Menurunka kebutuhan oksigen miokard untuk meminimalkan resiko cidera jaringan atau nekrosis.

Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek

Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan napas pendek berulang

Pantau kecepatan atau irama jantung

Pasien angina tidak stabil mengalami peningkatan disritmia yang mengancam hidup secara akut, yang terjadi pada respon terhadap iskemia dan atau stress

Panatau tanda vital tiap 5 menit selama serangan angina

TD dapat meningkat secara dini sehubungan dengan rangsangan simpatis, kemudian turun bila curah jantung dipengaruhi.

Pertahankan tenang , lingkungan nyaman, batasi pengunjung bila perlu

Stres mental atau emosi meningkatkan kerja miokard

Berikan makanan lembut. Biarkan pasien istirahat selama 1 jam setelah makan

Menurunkan kerja miokard sehubungan dengan kerja pencernaan, manurunkan risiko serangan angina

Kolaborasi:

Berikan antiangina sesuai indikasi: nitrogliserin: sublingual

Nitrigliserin mempunyai standar untuk pengobatan dan mencegah nyeri angina selam lebih dari 100 tahun

2.      PENURUNAN CURAH JANTUNG BERHUBUNGAN DGN PERUBAHAN INOTROPIK (ISKEMIA MIOKARD TRANSIEN/MEMANJANG)

Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan terjadi peningkatan curah jantung.

Kriteria hasil: Pasien melaporkan penurunan episode dipsnea, angina dan disritmia menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas, klien berpartisipasi pada perilaku atau aktivitas yang menurunkan kerja jantung. 

INTERVENSI

RASIONAL

Pantau tanda vital, contoh frekuensi jantung, tekanan darah.

Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas, hipoksemia, dan menurunnya curah jantung. Perubahan juga terjadi pada TD (hipertensi atau hipotensi) karena respon jantung

Evaluasi status mental, catat terjadinya bingung, disorientasi.

Menurunkan perfusi otak dapat menghasilkan perubahan sensorium.

Catat warna kulit dan adanya kualitas nadi

Sirkulasi perifer menurun bila curah jantung turun, membuat kulit pucat dan warna abu-abu (tergantung tingkat hipoksia) dan menurunya kekuatan nadi perifer

Mempertahankan tirah baring pada posisi nyaman selama episode akut

Menurunkan konsumsi oksigen atau kebutuhan menurunkan kerja miokard dan risiko dekompensasi

Berikan periode istirahat adekuat. Bantu dalam atau melakukan aktivitas perawatan diri, sesuai indikasi

Penghematan energy, menurunkan kerja jantung.

Pantau dan catat efek atau kerugian respon obat, catat TD, frekuaensi jantung dan irama (khususnya bila memberikan kombinasi antagonis kalsium, betabloker, dan nitras)

Efek yang diinginkan untuk menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan menurunkan stress ventricular. Obat dengan kandungan inotropik negative dapat menurunkan perfusi terhadap iskemik miokardium. Kombinasi nitras dan penyekat beta dapat memberi efek terkumpul pada curah jantung.

Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala GJK

Angina hanya gejalab patologis yang disebabkan oleh iskemia miokard.penyakit yang emepengaruhi fungsi jantung emnjadi dekompensasi.

Kolaborasi :

Berikan obat sesuai indikasi : penyekat saluran kalsium, contoh ditiazem (cardizem); nifedipin (procardia); verapamil(calan).

Meskipun berbeda pada bentuk kerjanya, penyekat saluran kalsium berperan penting dalam mencegah dan menghilangkan iskemia pencetus spasme arteri koroner dan menurunkan tahanan vaskuler, sehingga menurunkan TD dan kerja jantung.

Penyakit beta, contoh atenolol (tenormin); nadolol (corgard); propanolol (inderal); esmolal (brebivbloc).

Obat ini menurunkan kerja jantung dengan menurunkan frekuensi jantung dan TD sistolik.

3.      INTOLERANSI AKTIFITAS BERHUBUNGAN DENGAN SERANGAN ISKEMIA OTOT JANTUNG, BERKURANGNYA CURAH JANTUNG.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan.

Kriteria hasil : Pasien melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur, pasien menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologis.

INTERVENSI

RASIONAL

Kaji respons klien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 kali per menit di atas frekuensi istirahat; peningkatan TD yang nyata selama/sesudah aktivitas; dispnea atau nyeri dada; keletihan dan kelemahan yang berlebihan; diaphoresis; pusing atau pingsan.  

Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respons fisiologi terhadap stress aktivitas dan, bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.

Instruksikan pasien tentang teknik penghematan energi.

Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energy, juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan.

Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba. Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.

4.      ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN RESPON PATOFISIOLOGIS DAN ANCAMAN TERHADAP STATUS KESEHATAN.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ansietas pasien turun sampai tingkat yang dapat diatasi.

Kriteria hasil : Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat sesuai, pasien menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan pemecahan masalah, pasien melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi.

INTERVENSI

RASIONAL

Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh tes stress.

Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnose dan prognosis.

Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut,contoh menolak, depresi, dan marah.

Perasaan tidak ekspresikan dapat menimbulkan kekacauan internal dan efek gambaran diri.

Dorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien sebelumnya.

Meyakinkan pasien bahwa peran dalam keluarga dan kerja tidak berubah.

Kolaborasi : berikan sedative, tranquilizer sesuai indikasi

Mungkin diperlukan untuk membantu pasien rileks sampai secara fisik mampu untuk membuat strategi koping adekuat.

5.  KURANG PENGETAHUAN (KEBUTUHAN BELAJAR) MENGENAI KODISI, KEBUTUHAN PENGOBATAN BERHUBUNGAN DENGAN KURANGNYA INFORMASI.

Tujuan  : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan pasien bertambah.

Kriteria hasil  : Pasien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan, berpartisipasi dalam program pengobatan serta melakukan perubahan pola hidup.

INTERVENSI

RASIONAL

Kaji ulang patofisiologi kondisi. Tekankan perlyunya mencegah serangan angina.

Pasien dengan angina membutuhkan belajar mengapa hal itu terjadi dan apakah dapat dikontrol. Ini adalah focus manajemen terapeutik supaya menurunkan infark miokard.

Dorong untuk menghindari faktor/situasi yang sebagai pencetus episode angina, contoh: stress emosional, kerja fisik, makan terlalu banyak/berat, terpajan pada suhu lingkungan yang ekstrem

Dapat menurunkan insiden /beratnya episode iskemik.

Kaji pentingnya control berat badan, menghentikan merokok, perubahan diet dan olahraga.

Pengetahuan faktor resiko penting memberikan pasien kesempatan untuk membuat perubahan kebutuhan.

Tunjukan/dorong pasien untuk memantau nadi sendiri selama aktivitas, jadwal/aktivitas sederhana, hindari regangan.

Membiarkan pasien untuk mengidentifikasi aktivitas yang dapat dimodifikasi untuk menghindari stress jantung dan tetap dibawah ambang angina.

Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi serangan angina, contoh menghentikan aktivitas, pemberian obat bila perlu, penggunaan teknik relaksasi.

Menyiapkan pasien pada kejadian untuk menghilangkan takut yang mungkin tidak tahu apa yang harus dilakukan bila terjadi serangan.

Kaji ulang obat yang diresepkan untuk mengontrol/mencegah serangan angina.

Angina adalah kondisi rumit yang sering memerlukan penggunaan banyak obat untuk menurunkan kerja jantung, memperbaiki sirkulasi koroner, dan mengontrol terjadinya serangan.

Tekankan pentingnya mengecek dengan dokter kapan menggunakan obat-obat yang dijual bebas.

Obat yang dijual bebas mempunyai potensi penyimpangan.

 

 

 

4.      Evaluasi

1.      Mengungkapkan bahwa nyeri angina berkurang atau hilang.

2.      Menunjukkan hemodinamik yang stabil (nadi dan tekanan darah) dengan melakukan kegiatan seperti aktivitas hidup sehari-hari.

3.      Dapat mengidentifikasi kegiatan yang melelahkan dan dapat menghindarinya.

4.      Dapat menyebutkan faktor-faktor pencetus serangan angina.

5.      Dapat menjelaskan sifat angina & pengobatannya.

6.      Dapat menjelaskan teknik yang efektif untuk menangani stres.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III
PENUTUP

 

A.    KESIMPULAN

Dari makalah yang telah dibuat maka dapat disimpulkan bahwa Angina Pektoris merupakan nyeri dada sementara atau perasaan tertekan  didaerah jantung. atau nyeri dada yang disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap miokardium. Angina Pektoris merupakan suatu penyakit berbahaya yang timbul karena penyempitan arteri yang menyalurkan darah ke otot-otot jantung.


B. SARAN

1)      Mahasiswa diharapkan lebih memahami konsep dari penyakit angina pektoris sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.

2)      Mahasiswa harus mampu memberikan pengarahan dan motivasi pada keluarga dengan klien yang menderita angina pektoris.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Mary Baradero, Mary Wilfrid Dayrit, Yakobus Siswadi, 2008, Seri Asuhan Keperawatan Kilen Gangguan Kardiovaskuler, Jakarta: EGC

http://samudra-fox.blogspot.com/2012/04/laporan-pendahuluan-angina-pectoris.html

http://seputarsehat.com/asuhan-keperawatan-angina-pectoris

http://sistemkardiovaskular.blogspot.com/2009/01/penyakit-arteri-koronari.html

 

 

No comments:

Post a Comment