Friday, 30 July 2021

MAKALAH ANOREKSIA

 

BAB 1

PENDAHULUAN

 

 

1.1                 Latar Belakang

Dalam satu di antara banyak negara, terdapat beberapa orang yang sengaja membuat diri mereka sendiri lapar-terkadang sampai meninggal. Mereka juga terobsesi dengan berat badan dan bermaksud mencapai citra tubuh yang terlalu kurus. Pola yang disfungsional ini disebut dengan anoreksia nervosa (anorexia nervosa). Sperti gangguan psikologis lainnya, anoreksia sering disertai dengan berbagai bentuk psikopatologi, termasuk depresi, gangguan kecemasan dan gangguan penyalahgunaan zat.

Gangguan makan seperti anoreksia sering terjadi pada anak usia SMA maupun perguruan tinggi, terutama pada wanita muda. Meskipun jumlah yang terdiagnosis mengalami gangguan makan pada siswa perguruan tinggi tidak setinggi yang kita kira, namun anda kemungkinan pernah mengenal orang-orang di antara anda yang menderita anoreksia, seperti makan yang berlebihan atau diet yang berlebihan.

Anoreksia nervosa dahulu jarang sekali terjadi, namun peningkatannya semakin terlihat di Amerika dan negara maju lainnya. Mayoritas kasus terjadi pada wanita, terutama gangguan ini umumnya mulai muncul pada masa remaja dan dewasa awal ketika tuntutan untuk menjadi kurus sangat kuat. Seiring denganmeningkatnya tekanan sosial ini, makin meningkat pula tingkat gangguan makan. Kira-kira 0,5% (1:200) wanita di lingkungankita mengidap anoreksia nervosa (APA,2000). Presentase yang jauh lebih besar terlihat pada wanita muda yang menunjukkan perilaku anoreksik, tapi bukan berarti mereka mungkin 1 di antara 2 dari merela makan berlebih dan memuntahkannya setidaknya satu kali. Jumlah penderita anoreksian pada pria sekitar sepersepuluh jumlah wanitanya.

 

I.2        Rumusan Masalah

1.      Apa itu anoreksia nervosa dan bagaimana ciri-cirinya?

2.      Apakah faktor penyebab anoreksia nervosa?

3.      Bagaimana penanganan penderita anoreksia nervosa?

 

 

1.3              Tujuan Penulisan

1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan

2.     Untuk mengetahui penyakit anoreksia nervosa dan ciri-cirinya

3.      Untuk mengetahui penyebab timbulnya anoreksia nervosa

4.     Untuk  mengetahui penanganan penderita anoreksia nervosa

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

ISI

 

2.1  Pengertian dan Ciri-ciri Anoreksia Nervosa

     Anoreksia (Anorexia) berasal dari bahasa Yunani an-, yang artinya “tanpa”, dan oreexis, artinya “hasrat untuk”. Anoreksia memiliki arti “tidak memiliki hasrat untuk (makanan)”, yang sesungguhnya keliru, karena kehilangan hawa nafsu makan di antara penderita anoreksia nervosa jarang terjadi. Namun demikian, penderita mungkin menolak makan lebih dari yang dibutuhkan untuk mempertahankan berat badan minimal sesuai tinggi badan dan usia mereka. Sering terjadi, mereka melaparkan diri hingga mencapai suatu titik yang membahayakan. Anoreksia Nervosa adalah suatu ganguan makan yang ditandai oleh adanya usaha untuk mempertahankan berat  badan di bawah standar nornmal, citra tubuh yang terdistrosi, ketakukan yang mendalam akan bertambahnya berat badan, dan pada wanita yang telah menstruasi terjadi amenorea.

 

        Karakteristik diagnostik untuk anoreksia nervosa :

1.    Menolak untuk memperthankan berat badan pada atau diatas berat badan minimal yang     normal sesuai dengan usia dan tinggi seseorang; misalnya, berat badan 15% di bawah normal.

2.    Ketakutan yang kuat terhadap penambahan berat badan atau menjadi gemuk, meskipun tubuhnya kurus

3.    Citra tubuh yang terdistorsi di mana tubuh seseorang-atau bagian tubuh seseorang-dipandang sebagai gemuk, walaupun orang lain memandang orang tersebut kurus

4.    Mempelajari tentang makanan dan kalori secara berlebihan

5.    Menyembunyikan atau sengaja membuang makanan

6.    Dalam kasus wanita yang telah mengalami menstruasi, terjadi ketidakhadiran tiga atau lebih periode menstruasi

     Meskipun berkurangnya berat badan merupakan tanda yang paling nyata, karakteristik klinis yang paling utama adalah kekuatan yang besar akan obesitas. Salah satu pola anoreksia yang umum terjadi, bermula setelah menarche atau setelah mendapatkan haid pertama. Pada saat itu, wanita mulai sadar akan bertambahnya berat badan dan bersikeras untuk menghilangkannya. Tambahan lemak tubuh adalah hal yang normal pada masa remaja wanita: dalam kacamata evolusioner, lemak bertambaha sebagai persiapan untuk masa melahirkan dan menyusui (Angier, 1999). Namumwanita anoreksik mencoba untuk menghindari tubuh mereka bertambah berat badannya dan mencoba diet yang ekstrem. sering kali melakukan latihan fisik yang berlebihan. Namun usaha ini lebih giat lagi setelah penurunan berat badan yang diinginkan lebih dicapi, bahkan setelah keluarga dan orang lain menunjukkan keberatannya. Pola umum lainnya yang mucul di antara wanita muda adalah ketika mereka meninggalkan rumah untuk memasuki perguruan tinggi dan mengalami kesulitan penyesuaian terhadap tuntutan hidup di perguruan tinggi dan kehidupan mandiri. Anoreksia juga lebih umum terjadi di antara wanita muda yang berada dalam dunia balet atau dunia model di mana ada penekanan yang kuat untuk mempertahankan bentuk tubuh yang kurus dan tidak realistis.

     Remaja putri dan wanita penderita anoreksia hampir selalu mengingkari bahwa berat badan mereka turun terlalu banyak. Mereka akan mengatakan bahwa kemampuan mereka untuk menghadapi latihan yang melehkan menunjukkan kebugaran tubuh mereka. Wnaita dengan gangguan makan sering kali melihat diri mereka lebih berat dibandingkan dengan wanita normal lain dengan berat badan yang sama (Horne, Van Vactor, & Emerson, 1991). Orang lain mungkin melihat mereka sebagai “kulit membalut utlang”, namun wanita anoreksik memiliki citra tubuh yang terdistorsi dan akan tetap melihat diri mereka terlalu gemuk. Meskipun mereka secara sengaja membuat diri mereka lapar, mereka akan menghabiskan hari-hari mereka dengan berpikir dan membicarakan makanan, dan bahkan mempersiapkan makanan untuk orang lain (Rock & Curran-Celentano, 1996). 

     Tanda dan gejala medis lainnya :

1.      Denyut jantung lambat

2.      Tekanan darah rendah

3.      Suhu tubuh rendah

4.      Pembangkakan jaringan karena penimbunan cairan (edema)

5.      rambut yang tipis dan lembut atau rambut tubuh dan wajah yang berlebihan

 

2.2  Faktor Penyebab Anoreksia Nervosa

A.    Faktor Sosiokultural

            Teoritikus sosiokultural menitikberatkan pada tekanan sosial dan harapan dari masyarakat pada wanita muda sebagai kontributor terhadap perkembangan gangguan makan (Bemporad, 1996; Stice, 1994). Tekanan untuk mecapai standar kurus yang tidak realistis, dikombinasikan dengan pentingnya faktor penampilan sehubungan dengan peran wanita dalam masyarakat kita, dapat menyebabkan wanita muda menjadi tidak puas dengan tubuh mereka sendiri (Stice, 2001). Bahkan pada anak-anak usia 8 tahun, wanita lebih menunjukkan ketidakpuasan akan tubuh mereka dibanding laki-laki (Ricciardelli & McCabe, 2001). Ketidakpuasan tubuh pada wanita muda dapat menyebabkan diet yang berlebihan dan perkembangan perilaku makan terganggu. Tingkat kurus yang ideal bagi wanita dapat diilustrasikan dalam perubahan indeks massa tubuh (Body Mass Index/BMI) dari para pemenang kontes Miss Amerika *Rubinstein & Caballero, 2000). Indeks massa tubuh adalah pengukuran berat badan yang disesuaikan denga tinggi badan.        

B.     Faktor Psikososial

            Ketidakpuasan terhadap tubuh sendiri adalah faktor penting dalam gangguan makan. Ketidakpuasan terhadap tubuh dapat menghasilkan udaha-udaha yang maladaptif – dengan melaparkan diri- untuk mencapai berat badan atau bentuk tubuh yang diinginkan . Wanita pengidap anoreksia cenderung menjadi sangat peduli pada berat dan bentuk tubuh mereka. Bahkan banyak anak-anak dengan berat badan normal menunjukkan kepedulian pada berat badan mereka.

            Wanita muda dengan anoreksia sering kali memiliki sikap perfeksioni dan berjuang mencapai prestasi yang tinggi. Mereka sering kali kecewa pada diri merekea ketika gagal mencapai standar itnggi mereka yang tak mungkin dicapai. Diet yang ekstrem dapat memberikan perasaan bisa mengontrol dan kebeasan yang lebih besar daripada yang didapat pada aspek lainnya.

            Gadis pengidap anoreksia tampaknya sulit untuk berpisah dengan keluarga mereka dan menyatukan identitas yang terpisah dan terindividuasi. Anoreksia mungkon mencerminkan usaha dalam alam bawah sadar dari remaja putri untuk mempertahankan masa pubertasnya. Hal ini dilakukan dengan mempertahankan tampilan kanak-kanak mereka, menolak untuk berhadapam dengan isu-isu orang dewasa seperti peningkatan kemandirian dan perpisahan dengan keluarga, kematangan seksual, dan asumsi adanya tanggung jawab pribadi.

 

 

C.     Faktor Keluarga

            Gangguan makan sering kali berkembangnya dari adanya konflik dalam keluarga. Beberapa teoritikus berfokus pada efek brutal dari self-starvation terhadap orang tua. Mereka mengatakan bahwa beberapa remaja menggunakan penolakan umtuk makan sebagai cara menhhukum orang tua mereka karena perasaan kesepian dan keterasingan yang mereka rasakan di rumah. Keluarga dari wanita muda dengan ganguan makan lebih sering mengalami konflik, kurang memiliki kedekatan dan kurang saling memberi dukungan, namu lebih bersikap overprotective dan kritis daripada kelompok pembanding. Orang tua terlihat kurang mampu untuk membandingkan kemandirian dalam diri anak perempuan mereka. Konflik dengan orang tua mengenai isu otonomi sering kali mengakibatkan munculnya anoreksi nervosa. Namun belum pasti apakh keluarga dengan pola seperti ini berkontribsi pada kemunculan awal gangguan makan atau apakah gangguan makan muncul mengganggu kehidupan keluarga. Jawabannya mungkin terletak pada interaksi antar keduanya.

            Tanpa memperhatikan daktor yang memicu munculnya ganguan makan, dukungan sosial bisa mejnadi slaah datu faktor yang memperthakan keberadaan gangguan makan. Anak-anak dengan gangguan makan dapat secar cepat menjadi pusat perhatian pada keluarga mereka, dan menerima perhatian dari orang tua yang mungkin sebelumnya kurang.  

D.    Faktor Biologis

            Terdapat pula beberapa petunjuk adanya peran faktor genetis gangguan makan. Gangguan makan juga cenderung menurun dakam jekuarga, yang diduga terkait dengan komponen gentis. Bukti yang lebih kuat untuk anoreksia ditemukan di antara kembar satu telur dibandingkan kembar dua telur, yaitu 50% berbanding 5%. Di sisi lain, faktor genetis tidak dapt sepenuhnya ditunjuk sebagai faktor penyebab berkembangnya gangguan makan. Dalam pandangan model diatesis-stres, diduga predisposisi geneteis yang melibatkan disfungsi aktivitas neurotransmiter berinteraksi dengan faktor keluarga, sosial, budaya, dan tekanan lingkungan dalam menyebabkan berkembangnya gangguan makan.

 

 

2.3  Penangangan Anoreksia Nervosa

 

A.    Penanganan Biomedis

·           Perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan untuk membantu pasien anoreksia mencapai berat badan yang sehat

·           Pengobatan anti depresan dapat digunakan untuk mengatur nafsu makan dengan menubah proses kimia pada otak atau melepaskan depresi yang mendasari

B.     Psikoterapi

·           Terapi psikodinamika bertujuan untuk mengeksplorasi dan menyelesaikan konflik psikologis yang ada

C.     Terapi Behavioral Kognitif

·           Untuk membantu individu dengan ganggaun makan mengalahkan pikiran dan keyaklinan self-defeatingserta mengembangkan kebiasaan makan dan pola berpikir yang sehat

·           Modifikasi membantu penderita naoreksia yang dirawat di rumah sakit untuk meningkatkan berat badan dengan memberi hadiah yang diinginkan untuk perilaku makan yang tepat

D.    Terpai Keluarga

·           Dapat digunakan untuk mengatasi konflik keluarga dan meningkatkan komunikasi di antar anggota keluarga

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1  Kesimpulan

     Anoreksia nervosa (AN) adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat badan yang sehat dan rasa takut yang berlebihan terhadap peningkatan berat badan akibat pencitraan diri yang menyimpang. Pencitraan diri pada penderita AN dipengaruhi oleh bias kognitif (pola penyimpangan dalam menilai suatu situasi) dan memengaruhi cara seseorang dalam berpikir serta mengevaluasi tubuh dan makanannya.

     Anoreksia terkait dengan fokus pada kontrol berat badan dan cara-cara yang maladaptif untuk upaya menurunkan berat badan. Banyak faktor lain yang terlibat dalam perkembanganya, termasuk tekanan sosial pada wanita muda untuk mencapai standar kekurusan yang tidak realistis, siu-isu tentang kontrol, problem psikologis yang mendasari, dan konflik dalam keluarga, terutama tentang isu otonomi.

     

3.2  Saran

     Untuk penderita anoreksia nervosa sebaiknya ubahlah pikiran bahwa tubuh kalian masih terlihat gemuk. Untuk keluarga penderita anoreksia sebaiknya berikanlah perhatian yang lebih kepada mereka agar mereka bisa kembali seperti semula. Karena badan yang terlampau kurus itu sebenarnya tidak sehat. Bisa menimbulkan asteoporosis bahkan kematian.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Nevid, Jefrey S., Rathus, Spencer A., & Greene, Beverly. (2003). Psikologi Abnormal. Jakarta:                              PT. Gelora Aksara Pratama

http://www.conectique.com/trend_tips_solution/_health/disease/article.php?article_id=2238

id.wikipedia.org/wiki/Anoreksia_nervosa

http://medicastore.com/penyakit/70/Anoreksia_Nervosa.html

http://majalahkesehatan.com/gangguan-pola-makan-anoreksia-dan-bulimia/

http://community.siutao.com/showthread.php/8965-Apa-itu-Anoreksia-Apa-saja-Gejalanya


































No comments:

Post a Comment