BAB
I
PENDAHULUAN
Mendiskusikan manajemen kualitas
dalam konteks organisasi, maka manajemen kualitas bisa dikatakan
merupakan sekumpulan kegiatan seperti merencanakan kualitas,
mengorganisasi kualitas, mengkoordinasi kualitas, mengendalikan dan
mengevaluasi kualitas yang dilakukan oleh setiap fungsi manajemen yang ada dalam
organisasi untuk meningkatkan kinerja dalam artian kualitas kerja dan hasil
kerja. Meningkatkan kinerja di sini tidak hanya pada satu kegiatan atau bagian
tertentu saja tetapi pada setiap level operasi atau proses dan dalam setiap
area kerja fungsional dari suatu organisasi. Karena manajemen kualitas
menyangkut semua kegiatan dari semua orang, semua bagian, semua fungsi yang ada
dalam organisasi, maka tanggung jawab terkait manajemen kualitas ada pada semua
orang, semua bagian, semua fungsi dari semua level manajemen, tetapi harus
dikendalikan oleh manajemen puncak (top management), dan implementasinya
harus melibatkan semua anggota organisasi.
Yang perlu diketahui, meski
manajemen kualitas menyangkut sekumpulan kegiatan, tetapi tidak setiap
sekumpulan kegiatan dapat dikatakan sebagai manajemen kualitas. Sekumpulan
kegiatan baru dapat dikatakan sebagai sekumpulan kegiatan yang berkaitan dengan
manajemen kualitas bila Manajemen puncak menjadikan kualitas sebagai
bagian dari agenda kerja. Kalau manajemen puncak tidak memasukkan kualitas
sebagai bagian dari agenda yang harus diwujudkan, maka apapun yang dilakukan
tidak bisa disebut sebagai manajemen kualitas. Bagaimanapun, tidak logis bila
di satu sisi manajemen puncak menginginkan kinerja yang lebih baik untuk semua
fungsi dan level di bawahnya , sementara di sisi lain mereka tidak mencantumkan
kualitas sebagai sesuatu yang harus dicapai dan dikerjakan. Sekumpulan kegiatan
baru dapat dikatakan sebagai manajemen kualitas bila manajemen puncak
menjadikan kualitas sebagai sasaran dalam rencana bisnis
dan menjabarkannya dalam sasaran
dan rencana tahunan yang tersosialisasi sampai tingkat pengambil tindakan.
Dengan demikian program pelatihan, pengukuran kinerja, evaluasi, dan sistem
imbalan diselenggaran dalam rangka membangun sistem yang mendukung
semangat peningkatan kualitas.
Menurut Arnold Palmer Hospital menemukan bahwa kualitas merupakan
obat kuat untuk memperbaiki operasi. Mengelola kualitas membantu mambangun
strategi diferensiasi, biaya rendah, dan respon cepat sukses. Kualitas adalah
faktor penentu keberhasilan bagi perusahaan-perusahaan. Peningkatan kualitas
membantu perusahaan meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya yang kemudian
akan meningkatkan keuntungan. Peningkatan penjualan sering terjadi saat
perusahaan mempercepat respon mereka, merendahkan harga jual, dan meningkatkan
reputasi mereka dengan produk-produk yang berkualitas. Meningkatkan kualitas
menurunkan biaya turun karena perusahaan meningkatkan produktivitas dan
menurunkan rework, bahan yang terbuang, dan biaya garansi.
Perusahaan dengan kualitas terbaik lima kali lebih produktif di
bandingkan dengan kualitas yang paling rendah. Kualitas yang rendah berpengaruh
terhadap organisasi secara keseluruhan. Namun dalam hal ini yang terpenting
adalah membangun sebuah organisasi yang dapat mencapai kualitas dan mempengaruhi
organisasi secara keseluruhan. Suatu strategi kualitas yang berhasil dimulai
dengan lingkungan organisasi yang membantu perkembangan kualitas yang berhasil
dan diikuti oleh pemahaman prinsip kualitas; upaya untuk melibatkan para
pekerja dalam aktivitas yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan kualitas.
BAB
II
BAHASAN
MATERI
MANAJEMEN
KUALITAS (QUALITY MANAGEMENT)
2.1 Definisi kualitas
Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan pelanggannya. Terdapat tiga pendekatan dalam hal ini, yang pertama
kualitas berbasis pengguna dimana kualitas tergantung kepada audiensnya.
Pendekatan ini biasanya digunakan oleh orang pemasaran dan pelanggan. Yang
kedua, kualitas berbasis manufaktur yang biasanya diterapkan oleh manajer
produksi. Dalam pendekatan ini kualitas suatu barang berarti pemenuhan standar
dan membuat produk dengan benar sejak awal. Yang ketiga adalah kualitas itu
berbasis produk yang memandang bahwa kualitas sebagai variabel yang pesisi dan
dapat dihitung.
2.2 Pengaruh
kualitas
Kualitas
merupakan elemen yang penting dalam operasi, dan ada tiga alasan kualitas itu
penting yaitu:
Ø Reputasi perusahaan
Ø Kehandalan produk
Ø Keterlibatan global
Ø Reputasi perusahaan
Reputasi
perusahaan akan naik ketika Kualitas muncul sebagai persepsi tentang produk
baru perusahaan, kebiasaan pekerjanya, dan hubungan pemasoknya.
Ø Kehandalan produk
Pengadilan
terus berusaha menghukum organisasi-organisasi yang merancang, memproduksi,
atau mengedarkan produk atau jasa yang penggunaannya
mengakibatkan
kerusakan atau kecelakaan. Contohnya: Consumer Product Safety Act.
Ø Keterlibatan global
Kualitas
adalah suatu perhatian internasional. Produk-produk perusahaan yang akan
bersaing di pasar internasional harus memenuhi ekspetasi akan kualitas, desain,
dan harganya secara global.
2.3 Biaya
kualitas
Adalah
biaya akibat melakukan hal yang salah, yaitu harga yang harus dibayar karena
tidak sesuai dengan standar. Ada empat kategori utama yang dikaitkan dengan
biaya kualitas, yaitu
Ø Biaya Pencegahan
Ø Biaya Penaksiran
Ø Kegagalan Internal
Ø Biaya
Eksternal
Ø Biaya Pencegahan
Biaya
yang terkait dengan mengurangi kemungkinan komponen atau jasa mengalami
kerusakan. Contoh: pelatihan, program peningkatan kualitas
Ø Biaya Penaksiran
Biaya
yang dikaitkan dengan proses evaluasi produk, proses, komponen, dan jasa.
Contoh: biaya pengujian, laboraturium, dan pemriksa
Ø Kegagalan Internal
Biaya
yang diakibatkan oleh produksi komponen atau jasa yang rusak sebelum diantarkan
ke pelanggan. Contoh: rework,
scrap, dan waktu tunggu akibat mesin rusak
Ø Biaya Eksternal
Biaya
yang terjadi setelah pengiriman barang atau jasa yang cacat. Contoh: rework, barang
yang dikembalikan, kewajiban, kehilangan kepercayaan, dan biaya pada
masyarakat.
Tiga
biaya pertama yang disebutkan diatas dapat diperkirakan, namun untuk biaya
eksternal sangat sulit untuk dihitung. Pada kondisi keseimbangan, biaya produk
yang berkualitas hanyalah sebagian dari keuntungan. Philip Crosby dan Genichi
berpendapat bahwa organisasi yang kalah adalah organisasi yang gagal berupaya
agresif di bidang kualitas
2.4 Etika dan
Manajeman Kualitas
Bagi seorang manajer operasi,
memberikan produk dan jasa yang sehat, aman, dan berkualitas kepada pelanggan
adalah salah satu pekerjaan yang terpenting. Kurangnya proses desain dan
produksi, pengembangan produk-produk berkualitas rendah tidak hanya
mengakibatkan biaya produksi yeng lebih tinggi tetapi juga dapat menimbulkan
kecelakaan, tuntutan hukum, dan bertambahnya peraturan pemerintah.
Jika sebuah perusahaan yakin
telah memperkenalkan sebuah produk yang layak dipertanyakan, maka tindakan
tanggung jawab harus didasari oleh perbuatan etis. Sebuah perusahaan manufaktur
harus menerima tangggung jawab untuk setiap produk berkualitas rendah atau
produk-produk yang terkontaminasi yang mereka pasarkan kepada masyarakat
Ada banyak pihak berkepentingan
yang terlibat dalam produksi dan pemasaran produk-produk berkualitas rendah,
termasuk pemegang saham, para pekerja, pelangan, pemasok, distributor dan
kreditor. Dalam hal etika, setiap perusahaan harus mengembangkan nilai inti
yang menjadi panduan sehari-hari untuk semua orang.
2.5 Standar
Kualitas Internasional
Standar Kualitas Internasional atau ISO 9000
Kualitas secara global sangat penting sehingga
dunia bersatu menciptakan kualitas, ISO 9000. ISO 9000 adalah kumpulan
standar untuk sistem manajemen mutu (SMM). ISO 9000 yang dirumuskan oleh TC
176 ISO, yaitu organisasi internasional di bidang
standardisasi. ISO 9000 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1987 oleh International Organization for Standardization Technical Committee (ISO/TC)
176. ISO/TC inilah yang bertanggungjawab untuk standar-standar sistem
manajemen mutu. ISO/TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima
tahun, guna menjamin bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up to
date dan relevan untuk organisasi.
Sertifikasi ISO 9000
Untuk memiliki sertifikat ISO
9000, suatu organisasi harus melalui proses selama 9 hingga 18 bulan yang
mencakup dokumentasi prosedur kualitas, penilaian lapangan, dan serangkaian
audit yang terus berjalan terhadap produk atau jasa yang dihasilkannya
Manfaat ISO 9000:
a.
Aspek Konsistensi Pelaksanaan dan
Pengawasan
ü Memberikan
pendekatan praktik yang sistematis untuk manajemen mutu.
ü Memastikan
konsistensi untuk memelihara mutu produk/jasa.
ü Menetapkan
kerangka kerja untuk proses peningkatan mutu lebih lanjut dengan membakukan
proses guna memastikan konsistensi dan mampu menelusuri serta meningkatkan
hubungan antar fungsi yang mempengaruhi mutu
ü Aspek
Pengendalian Pencegahan
þ Menentukan
secara jelas tanggung jawab dan wewenang dari personel kunci yang mempengaruhi
mutu
þ Mendokumentasikan
prosedur secara baik dalam menjalankan operasi dan proses bisnis penyedia jasa
atau pabrik/industry
þ Menerapkan
sistem dokumentasi yang efektif melalui mekanisme audit mutu internal dan
tinjauan manajemen yang berkelanjutan
þ Aspek
Pertumbuhan dan Pengembangan
Æ
Sebagai sarana pemasaran
Æ
Dapat meningkatkan kepercayaan
dan kepuasan kosumen / pelanggan
Æ
Dapat meningkatkan citra dan daya
saing perusahaan
Æ
Dapat meningkatkan produktifitas
mutu jasa/produk
Æ
Dapat memberikan pelatihan yang
sistematik kepada staf melalui prosedur dan instruksi yang baik
Æ
Mengantisipasi tuntutan konsumen
atas mutu produk dan tingkat persaingan bersama
Æ
Sebagai dasar/pondasi yang mantap
untuk pengembangan mutu selanjutnya menuju manajemen mutu terpadu
Prinsip Manajemen Mutu ISO 9000
Prinsip 1:
Fokus Pada Pelanggan
Organisasi tergantung pada
pelanggan mereka. Karena itu, manajemen organisasi harus memahami kebutuhan
pelanggan sekarang dan akan datang, harus memenuhi kebutuhan pelanggan dan giat
berusaha melebihi harapan pelanggan
Prinsip 2: Kepemimpinan
Pimpinan puncak organisasi
menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi. Mereka harus menciptakan
dan memelihara lingkungan internal agar orang-orang dapat menjadi terlibat
secara penuh dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Prinsip 3: Pelibatan Orang
Orang pada semua tingkat
merupakan faktor yang sangat penting dari suatu organisasi dan keterlibatan
mereka secara penuh akan memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk manfaat
organisasi
Prinsip 4: Pendekatan Proses
Suatu hasil yang diinginkan akan
tercapai secara lebih efisien, apabila aktivitas dan sumber-sumber daya yang
berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Suatu proses mengubah masukan (input)
terukur kedalam keluaran (output) terukur melalui sejumlah langkah berurutan
yang terorganisasi.
Prinsip 5: Pendekatan Sistem Pada
Manajemen
Pengidentifikasian, pemahaman dan
pengelolaan dari proses-proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem akan
memberikan kontribusi pada efektivitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai
tujuan-tujuannya.
Prinsip 6: Perbaikan
Berkesinambung
Perbaikan berkesinambung dari
kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi tujuan tetap dari
organisasi. Perbaikan berkesinambung didefinisikan sebagai suatu proses yang
berfokus pada upaya terus-menerus meningkatkan efektivitas dan/atau efisiensi
organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi itu. Perbaikan
berkesinambung membutuhkan langkah-langkah konsolidasi yang progresif, merespon
perkembangan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan sehingga akan menjamin suatu
evolusi dinamis dari sistem manajemen mutu.
Prinsip 7: Pendekatan Fakta Pada
Pengambilan Keputusan
Keputusan yang efektif adalah
yang berdasarkan pada analisis data dan informasi untuk menghilangkan akar
penyebab masalah, sehingga masalah-masalah mutu dapat terselesaikan secara
efektif dan efisien. Keputusan manajemen organisasi sebaiknya ditujukan untuk
meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas implementasi sistem manajemen
mutu.
Prinsip 8: Hubungan Yang Saling
Menguntungkan Dengan Pemasok
Suatu organisasi dan pemasoknya
adalah saling tergantung, dan suatu hubungan yang saling menguntungkan akan
meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan nilai tambah. ISO
memperbaharui standarnya pada tahun 2000 menjadi lebih seperti sistem manajemen
kualitas yang lebih terperinci dan disebut ISO 9001:2000.
2.6 Total Quality
Management (TQM)
Total Quality Management (TQM)
mengacu pada penekanan kualitas yang meliputi organisasi keseluruhan, mulai
dari pemasok hingga pelanggan. TQM menekankan komitmen manajemen untuk
mendapatkan arahan perusahaan yang ingin terus meraih keunggulan dalam semua
aspek produk dan jasa penting bagi pelanggan. Ada beberapa elemen bahwa sesuatu
dikatakan berkualitas, yaitu
a.
Kualitas meliputi usaha memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan
b.
Kualitas mencakup produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan
c.
Kualitas merupakan kondisi yang
selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang
berkualitas pada saat yang lain).
d.
Kualitas merupakan suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan.
Manfaat Program TQM
TQM sangat bermanfaat baik bagi pelanggan,
institusi, maupun bagi staf organisasi. Manfaat TQM bagi pelanggan adalah:
a.
Sedikit atau bahkan tidak
memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.
b.
Kepedulian terhadap pelanggan
lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.
c.
Kepuasan pelanggan terjamin.
Dan
Manfaat TQM bagi institusi adalah
a.
Terdapat perubahan kualitas
produk dan pelayanan
b.
Staf lebih termotivasi
c.
Produktifitas meningkat
d.
Biaya turun
e.
Produk cacat berkurang
f.
Permasalahan dapat diselesaikan
dengan cepat.
Manfaat
TQM bagi staf Organisasi adalah:
a.
Pemberdayaan
b.
Lebih terlatih dan berkemampuan
c.
Lebih dihargai dan diakui
Manfaat
lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh institusi di masa
yang akan datang adalah
a.
Membuat institusi sebagai
pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar pengikut (follower)
b.
Membantu terciptanya tim work
c.
Membuat institusi lebih sensitif
terhadap kebutuhan pelanggan
d.
Membuat institusi siap dan lebih
mudah beradaptasi terhadap perubahan
e.
Hubungan antara staf departemen
yang berbeda lebih mudah
Tujuh konsep program TQM yang efektif yaitu
perbaikan berkesinambungan,
Six Sigma, pemberdayaan pekerja, benchmarking, just-in-time (JIT), konsep
Taguchi, dan pengetahuan perangkat TQM
BAB
III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Peneliitian
Penelitian dilakukan di
PT Toyota Boshoku Indonesia yang merupakan perusahaaan yang bergerak di bidang
manufaktur otomotif dengan produk yang dihasilkannnya yaitu kursimobil. Penelitian dilangsungkan didepartemen
produksi Plan 2 Line Cutting untuk proses produksi pola cover kursi mobil.
Penelitian ini dilakukan pada Desember 2017 sampai dengan Januari2018.
3.2 TahapanI dentifikasi Awal
Penelitiian
diperusahaan tersebut dilatarbelakangi dengan maalah-masalah yang ada
dilapangan. Tahap identifikasi awal ini dimaksudkan untuk mengenal gambaran
dari masalah pada perusahaan tersebut dengan tepat dan benar dengan kondisi
dari lingkungan yang ada. Setelah dilakukan tahap ini, maka kemudian penulis
meerumuskan masalah yang kemudian dituangkan kedalam pokok pikiran penulisan laporan
penelitian ini
3.3 MetodePengumpulan Data
Metode pengumpulan data
ini ialah dengan melakukan pengamtan secara langsung di PT Toyota Bos hoku indonesia
( TBINA) dengan teknik pengumpulan data yang digunakan ialah:
1.Penelitian
Lapangan
Pengumpulan data
dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung kelapanga,adapun carany aadalah:
a.Observasi
Yaitu proses pengamatan secara langsung
di line cuuting dengan mengamati setiap alur proses produksi, sistem produksi,
metode produksi, serta lingkungan ditempat produksi.
b.Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan
pihak-pihak yang terkait dengan objek yang dilakukan penelitian.
c. Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan membaca serta
mempelajari dokumen-dokumen, literatur, serta buku-buku yang berhubungan dengan
obyek penelitian guna mendapatkan teori atau konsep.Disampingitu, juga untuk mendapatkan
data tentang gambaran umum perusahaan, struktur organisasi,sejarah perusahaan sertavisi
dan misi perusahaan.
Studi pustaka atau
literatur diperlukan untuk memperoleh pengetahuan,teori dan wawasan yang
mendasar berkaitan dengan pokok bahasan yang akan diungkapkan dalam penelitian
ini. Penggunaan literatur tersebut meliputi buku,jurnal,laporan tugas sarjana,maupun
situs internet.
Ruang lingkup kepustakaan
yang dipelajari adalah mengenai:
a. Quality Control Circle
b.
Management Kualitas
3.4 Pengolahan
Data
Dalam melaksanakan pengolahan data ini,penulis
menggunakan metode QCC(QualityControlCircle) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan
Tema
Melakukan identifikasi permasalahan
dengan melihat faktor 4M+1E (Man, Methode,Machine,Material,andEnvironment).
2. Menetapkan
Target
Dalam permasalan ini data yang digunakan
ialah data pada tahun 2017,yang kemudia akan diolah dan menjadi acuan untuk proses
penelitian di Line tersebut.
3. Analisis
Kondisi Yang Ada
Melakuakan peninjauan langsung dilapangan
dengan memeperhatikan faktor 4M+1E.
4. Analisis
Sebab Akibat
Analisis ini akan dilakukan dengan antuantools
Fishbone Diagram dan Flow Chart yang akandiolah
hingga mengetahui akar dari permasalhan tersebut
5. Menetapkan
Rencana Penanggulangan
Membuat data untuk perbaiakan dengan
batas waktu yang ditententukan dan progres yang telah dilakukan
6. Penanggulangan
Melalakukan pendataan aktifitas perbaikan
yang telah dilakuakan, dan apabila ada penanggulngan yang masih belum efektif, maka
harus dilakukan perncanaaan ulang PDCA (PlanDoCheckAction)hingga berhasil.
7. Evaluasi
Hasil
Lakukan evaluasi terhadap target yang
telah dilakukan dan keumudian lakukan perbandingan antara sebelum dan sesudah perbaikan
8. Standarisasi
dan Tingkat Lanjut
Setelah hasil evaluasi tersebut dianggap
bagus, maka langkah selanjutnya ialah dengan membuat standarisassi dengan persetujuan
dari pihak terkait agar permasalhan yang sebelumnya tidak terulang kembali
9. Kesimpulan
dan Saran
Setelah proses penelitian selesai maka
langkah selanjutnya ialah membuat kesimpulan dari hasil analisis yang ada pada perusahaan,
dan apa yang dilakukan setetelah penelitian ini dilakukan diperusahaan tersebut,
aga rtujuan yang diinginkan diperusahaan tersebut tercapai
3.5 Analisis
dan Pembahasan
Setelah
dilakukan pengumpulan dan pengolah data kemudian penulis akan melakukan
analisis terhadap data. Dengan menjelasakan hasil penelitian yang dilakukan
sebelumnya dan sesudah dilakuan perbaikan, yang kemudian akan diketahui seberapa
besar hasil dari perbaiakan tersebeut dengan mengevaluasi.
3.6 kesimpulan dan saran
Dari hasil data yang diperoleh yang
telah diolah maka penulis melakukan anlisis hasil dari kesimpulan perbaikan
yang telah dilakukan, sehingga dapat diketahui hasil seblum dan sesudah perbaikan
3.7 Flow Chart
Flowchart atau diagram alir adalah
sebuah jenis diagram yang mewakili algoritme, alir kerja atau proses, yang
menampilkan langkah-langkah dalam bentuk simbol-simbol grafis, dan urutannya
dihubungkan dengan panah. Diagram ini mewakili ilustrasi atau penggambaran
penyelesaian masalah. Diagram alir digunakan untuk menganalisa, mendesain,
mendokumentasi atau memanajemen sebuah proses atau program di berbagai bidang
Diagram alir digunakan untuk mendesain dan mendokumentasi proses atau program
sederhana. Seperti jenis diagram lainnya, diagram ini membantu menggambarkan
apa yang sedang terjadi dan dengan demikian membantu mengerti sebuah proses.
Dan mungkin saja menentukan kekurangan fitur, atau bagian yang kurang jelas
didalam sebuah proses. Dalam melakuakn penelitian ini maka penulis menggunakan
rangkaian kegiatan yang terdapat dalam flow chart
DAFTAR PUSTAKA
Æ Jay
Heizer dan Barry Render, 2009, Operations Management, 9th ed, Pearson
Int’l
Æ Chase,
Jaqobas, Aquilano, 2007, Operations Management for Competitive Advantage,
10th ed, Mc Graw Hill
Æ www.google.com/manajemen+kualitas
Æ https://huangcorp.wordpress.com/2008/04/29/manajemen-kualitas-quality-management/
No comments:
Post a Comment