Sunday, 24 October 2021

MAKALAH KONSEP TINDAKAN TEURAPEUTIK PASIEN DENGAN PALIATIF CARE

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

 

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A.    Latar Belakang............................................................................................. 1

B.    Rumusan Masalah........................................................................................ 2

C.    Tujuan Makalah............................................................................................ 2

 

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3

A.    Pengertian Paliatif ....................................................................................... 3

B.    Tujuan Perawatan paliatif............................................................................. 3

C.    Prinsip Perawatan Paliatif Care.................................................................... 4

D.    Peran Perawat dalam Perawatan Paliatif.............................................. ....... 5

E.     Prinsip Asuhan Perawatan Paliatif............................................................... 5

F.     Komunikasi Pada Pasien Dengan perawatan paliatif................................... 5

G.    Fungsi komunikasi pada pasien dengan paliatif........................................... 9

H.    Teknik dan cara berkomunikasi pada pasien dengan paliatif..................... 11

I.       Prinsip-prinsip berkomunikasi pada pasien dengan perawatan paliatif...... 13

 

BAB III PENUTUP............................................................................................. 15

A.    Kesimpulan................................................................................................. 15

 

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 16

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      Latar Belakang

Paliatif care adalah suatu perawatan kesehatan terpadu yang menyeluruh dengan pendekatan multidisiplin yang terintegrasi. Tujuannya adalah untuk mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, dan juga memberikan support kepada keluarganya. Dari definisi tersebut didapatkan bahwasanya salah satu tujuan dasar dari paliatif care adalah mengurangi penderitaan pasien yang termasuk didalamnya adalah menghilangkan nyeri yang diderita oleh pasien tersebut.

Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpakomunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat makamanusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi.

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakansecara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untukkesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik mengarah pada bentuk komunikasiinterpersonal. Suatu bentuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang didasarkan padailmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yangdidasarkan pada pencapaian kebutuhan dasar manusia.

Komunikasi perawat dengan pasien khususnya sangatlahpenting. Perawat harus bisa menerapkan komunikasi terapeutik.Komunikasi terapeutik diterapkan tidak hanya pada pasien sadarsaja, namun pada pasien tidak sadar juga harus diterapkankomunikasi terapeutik tersebut. Pasien tak sadar atau yang seringdisebut “koma” merupakan pasien yang fungsi sensorik danmotorik pasien mengalami penurunan sehingga seringkali stimulusdari luar tidak dapat diterima klien dan klien tidak dapat merespon kembali stimulus tersebut. Namun meskipun pasien tersebut tak sadar, organ pendengaran pasien merupakan organ terakhgir yang mengalami penurunan penerimaan rangsangan.

 

B.     Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1.      Apa  Pengertian Paliatif

2.      Untuk apa  Tujuan Perawatan paliatif

3.      Apa saja Prinsip Perawatan Paliatif Care

4.      Baaimana  Peran Perawat dalam Perawatan Paliatif

5.      Bagaimana  Prinsip Asuhan Perawatan Paliatif

6.      Apa saja  Komunikasi Pada Pasien Dengan perawatan paliatif

 

C.    Tujuan Makalah

Berikut adalah beberapa tujuan dari makalah ini:

1.      Untuk mengetahui Pengertian Paliatif

2.      Untuk mengetahui Tujuan Perawatan paliatif

3.      Untuk mengetahui Prinsip Perawatan Paliatif Care

4.      Untuk mengetahui Peran Perawat dalam Perawatan Paliatif

5.      Untuk mengetahui Prinsip Asuhan Perawatan Paliatif

6.      Untuk mengetahui Komunikasi Pada Pasien Dengan perawatan paliatif

 

 


BAB II

PEMBAHASAN

                                                           

A.      Pengertian Paliatif

Paliatif care adalah suatu perawatan kesehatan terpadu yang menyeluruh dengan pendekatan multidisiplin yang terintegrasi. Tujuannya adalah untuk mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, dan juga memberikan support kepada keluarganya

Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hiduppasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, mealaui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan, identifikasidini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososialdan spiritual (WHO 2011).

 

B.       Tujuan Perawatan paliatif

Tujuan dari perawatan palliative adalah untuk mengurangi penderitaan pasien,memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support kepadakeluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal diasudah siap secara psikologis dan spiritual, tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya.

Perawatan paliatif meliputi :

1.         Menyediakan bantuan dari rasa sakit dan gejala menyedihkan lainnya

2.         Menegaskan hidup dan memepercepat atau menunda kematian.

3.         Mengntegrasikan aspek-aspek psikologis dan spiritual perawatan pasien

4.         Tidak mempercepat atau memperlambat kematian

5.         Meredakan nyeri dan gejala fisik lain yang mengganggu

6.         Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluarga menghadapi penyakit pasien dan kehilangan mereka.

 

 

C.    Prinsip Perawatan Paliatif Care

Menghormati atau menghargai martabat dan harga diri dari pasien dan keluarga pasien,Dukungan untuk caregiver (Ferrell, & Coyle, 2018: 55).

Perawatan paliatif berpijak pada pola dasar berikut ini :

1.         Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal

2.         Tidak mempercepat atau menunda kematian.

3.         Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.

4.         Menjaga keseimbangan psikologis, sosial dan spiritual.

5.         Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya

6.         Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.

7.         Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya.

8.         Menghindari tindakan yang sia-sia.

Menurut Pastakyu (2010), Pada saat berkomunikasi dengan klien yang tidak sadar, hal-hal berikut perlu diperhatikan, yaitu:

1.      Berhati-hati melakukan pembicaraan verbal di dekat klien

Karena  ada keyakinan bahwa organ pendengaran merupakan organ terkhir yang mengalami penurunan penerimaan, rangsangan pada klien yang tidak sadar. Klien yang tidak sadar seringkali dapat mendengar suara dari lingkungan walaupun klien tidak mampu meresponnya sama sekali. Gunakan bahasa yang sopan dan santun setiapkai berkomunikasi.

2.         Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan perawat

Usahakan mengucapkan kata dan menggunakan nada normal dan memperhatikan materi ucapan yang perawat sampaikan dekat klien.

3.         Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh klien

Sentuhan diyakini dapat menjadisalah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien dengan penurunankesadaran.

4.         Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk membantu klien fokus terhadap komunikasi yang perawat lakukan.

 

 

D.    Peran Perawat dalam Perawatan Paliatif

1.      Dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan asuhan keperawatan.

2.      Menetapkan prioritas asuhan keperawatan, mengelola waktu secara efektif dan saran-saran untuk  meningkatkan kualitas hidup.

3.      Sebagai nara sumber / konselor bagi pasien, keluarga dan komunitas dalam menghadapi perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan kematian.

4.      Sebagai komunikator yang terapeutik dan pendengar yang baik dalam memberikan dukungan dan perhatian.

5.      Membantu pasien tetap independen sesuai kemampuan mereka sehingga kenyamanan terpenuhi, serta meningkatkan mutu hidup

 

E.     Prinsip Asuhan Perawatan Paliatif

1.      Melakukan pengkajian dengan cermat, mendengarkan keluhan dengan sungguh-sungguh

2.      Menetapkan diagnosa / masalah keperawatan dengan tepat

3.      Merencanakan asuhan keperawatan

4.      Melaksanakan tindakan / asuhan keperawatan

5.      Mengevaluasi perkembangan pasien secara cermat

 

F.     Komunikasi Pada Pasien Dengan perawatan paliatif

Konsep pasien paliatif terbagi atas dua yang pertama pasien yang menderita penyakitkronis, dan yang kedua adalah pasien yang mengahadapi terminal :

Menurut WHO (1999) , penyakit kronis ( chonic diseases) adalah penyakit yang berdurasi lama dengan progress kemajuan yang lambat, penyakit kronis termasuk dalamgolongan penyakit tidak menular (noncommunicable diseases).

Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan penyakit berlangsung lamasampai bertahun-tahun, bertambah berat, menetap dan sering kambuh. (Purwaningsih danKarbina, 2009)

Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melaluisuatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu (Carpenito,1999).

Komunikasi dengan pasien terminal biasanya pasien berada pada tahap dimana pasientidak sadar. komunikasi dengan pasien tidak sadar yaitu menggunakan teknik komunikasikhusus/teurapetik dikarenakan fungsi sensorik dan motorik pasien mengalami penurunan sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat diterima klien dan klien tidak dapatmerespons kembali stimulus tersebut.

Pasien yang tidak sadar atau yang sering kita sebut dengan koma, dengan gangguankesadaran merupakan suatu proses kerusakan fungsi otak yang berat dan dapatmembahayakan kehidupan. Pada proses ini susunan saraf pusat terganggu fungsi utamanyamempertahankan kesadaran. Gangguan kesadaran ini dapat disebabkan oleh beragam penyebab, yaitu baik primer intrakranial ataupun ekstrakranial, yang mengakibatkan kerusakkan struktural atau metabolik di tingkat korteks serebri,batang otak keduanya.

Ada karakteristik komunikasi yang berbeda pada klien tidak sadar ini, kita tidak menemukan feed back (umpan balik), salah satu elemen komunikasi. Ini dikarenakan klientidak dapat merespon kembali apa yang telah kita komunikasikan sebab pasien sendiri tidak sadar. Nyatanya dilapangan atau di banyak rumah sakit pasien yang tidak sadar ini atau pasien koma di ruangan-ruangan tertentu seperti Intensif Care Unit (ICU), Intensif CardioCare Unit (ICCU) dan lain sebagainya, sering mengabaikan komunikasi terapeutik dengan pasien ketika mau melakukan sesuatu tindakan atau bahkan suatu intervensi. Komunikasiterapeutik dapat berguna untuk menghargai perasaan pasien serta berperilaku baik terhadap pasien sekalipun dia berada dalam keadaan yang tidak sadar atau sedang koma.

Tiap fase yang di alami oleh pasien dengan penyakit kronis dan terminal mempunyaikarakteristik yang berbeda. Sehingga perawat juga memberikan respon yang berbeda pula.Dalam berkomonikasi perwat juga harus memperhatikan pasien tersebut berada di fasemana, sehingga mudah bagi perawat dalam menyesuaikan fase kehilangan yang di alami pasien. Tahap berduka menurutElizabeth Kubbler Ross dikutip dari Potter dan Perry 2009 yaitu :

1.      Fase Denial ( pengikraran )

Dalam tahap ini klien bertindak seperti tidak terjadi sesuatu dan menolak menerimakenyataan yang ada dari kehilangannya. Klien seolah-olah tidak mengetahui hal yang telahterjadi. Sebagai contoh: klien yang baru saja terdiagnosa kanker, akan menolak kenyataan dan menyangkal diagnosa tersebut.

Reaksi pertama individu ketika mengalami kehilangan adalah syok. Tidak percayaatau menolak kenyataan bahwa kehlangn itu terjadi dengan mengatakan “Tidak, saya tidak  percaya bahwa itu terjadi “.Bagi individu atau keluarga yang mengalami penyakit kronis,akan terus menerus mencari informasi tambahan. Reaksi fisik yang terjadi pada fase pengikraran adalah letih,lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantungcepat, menangis, gelisah dan tidak tau harus berbuat apa. Reaksi tersebut di atas cepat berakhir dlam waktu beberapa menit sampai beberapa tahun.

a.       Teknik komunikasi yang di gunakan :

1)      Memberikan kesempatan untuk menggunakan koping yang kontruktif dalam menghadapi kehilangan dan kematian selalu berada di dekat klien

2)      Mempertahankan kontak mata.

2.      Fase anger ( marah )

Dalam tahap ini klien menunjukkan rasa marah dan menyalahkan kondisinya. Klienmenyalahkan diri sendiri, lingkungan, orang lain bahkan marah kepada Tuhan. Klienmungkin menangis, berteriak, marah hebat, membentak. Sebagai contoh : Klien yang baruterdiagnosa kanker akan marah terhadap keadaanya, menyalahkan dirinya mengapa initerjadi dan marah terhadap Tuhan yang telah memberi penyakit tersebut.Fase ini di mulai dari timbulnya kesadaran akan kenyataan yang terjadinyakehilangan. Individu menunjukkan perasaan yang meningkat yang sering di proyeksikankepada orang yang ada di sekitarnya, orang –orang tertentu atau di tunjukkan pada dirinyasendiri. Tidak jarang dia menunjukkan prilaku agresif, bicara kasar, menolak pengobatan,dan menuduh perawat ataupun dokter tidak becus. Respon fisik yang sering terjadi padafase ini antara lain, muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan menggepai.

Teknik komunikasi yang digunakan adalah :

Memberikan kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaannya,hearing dan menggunakan teknik respect.

3.      Fase bargening (tawar menawar)

Tahap dimana klien menunda kesadarannya atas hal yang terjadi padanya. Klien pada tahap ini berusaha untuk membuat janji pada orang yang di sayangi, pada diri sendiri bahkan terhadap Tuhannya bahwa jika dirinya bisa terhindar dari hal yang menakutkantersebut. Sebagai contoh : klien tersebut tahu bahwa dia menderita kanker, namun dirinya belum mau menerima dan berusaha meminta pada Tuhan merubah hal tersebut.Apabila individu sudah mampu mengungkapkan rasa marahnya secara intensif,maka ia akan maju pada fase tawar menawar dengan memohon kemurahan tuhan. Responini sering di nyataka dengan kata kata “kalau saja kejadian ini bisa di tunda, maka sayaakan selalu berdoa “apabila proses berduka ini di alami keluarga, maka pernyataanseperti ini sering di jumpai “ kalau saja yang sakit bukan anak saya

Teknik komunikasi yang di gunakan adalah :

Memberi kesempatan kepada pasien untuk menawar dan menanyakan kepada pasien apa yang di inginkan

4.      Fase depression

Tahap ini klien mulai menyadari atas hal yang terjadi padanya namun belum menerima keadaannya. Beberapa individu merasa sedih, putus asa, dan rasa kesendirianyang berlebihan. Karena mengalami hal yang buruk, klien menarik diri dari lingkungan.Sebagai contoh : klien dengan kanker akan malu dengan kondisinya sehingga klien berusaha untuk tidak berhubungan dengan orang lain.Individu fase ini sering menunjukkan sikap antara lain menarik diri, tidak mau berbicara, kadang kadang bersikap sebagai pasien yang sangat baik dan menurut ataudengan ungkapAn yang menyatakan keputus asaan, perasaan tidak berharga. Gejala fisik yang sering di perlihatkan adalah menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libugomenurun Teknik komunikasi yang di gunakan adalah Jangan mencoba menenangkanklien dan biarkan klien dan keluarga mengekspresikan kesedihannya.

5.      Fase acceptance ( penerimaan )

Pada tahap ini, klien mulai menerima sesuatu yang terjadi pada dirinya dan mulaimenata kembali kehindupannya.Sebagai contoh: klien mau menerima kondisinya sertamulai mencari cara untuk mensiasati penyakitnya dan mencari cara untuk kembalikekehidupan normalnya.Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Fase menerima ini biasanya di nyatakan dengan kata kata ini “

Apa  yang dapat saya lakukan agar saya cepat  sembuh ?” Apabila individu dapat memulai fase fase tersebut dan masuk pada fase damaiatau penerimaan, maka dia akan dapat mengakhiri proses berduka dan mengatasi perasaankehilnagannya secara tuntas. Tapi apabila individu tetep berada pada salah satu fase dantidak sampai pada fase penerimaan. Jika mengalami kehilangan lagi sulit baginya masuk  pada fase penerimaan.

Teknik komunikasi yang digunakan perawat adalah :

Meluangkan waktu untuk klien dan sediakan waktu untuk mendiskusikan perasaan keluarga terhadap kematian pasien.

 

G.    Fungsi komunikasi pada pasien dengan paliatif

Menurut Pastakyu (2010), Komunikasi dengan klien dalam proses keperawatanmemiliki beberapa fungsi, yaitu:

1.      Mengendalikan Perilaku

Pada klien yang tidak sadar, karakteristik pasien ini adalah tidak memiliki respondan klien tidak ada prilaku, jadi komunikasi dengan pasien ini tidak berfungsi sebagai pengendali prilaku. Secara tepatnya pasien hanya memiliki satu prilaku yaitu pasien hanya berbaring, imobilitas dan tidak melakukan suatu gerakan yang berarti. Walaupun dengan berbaring ini pasien tetap memiliki prilaku negatif yaitu tidak bisa mandiri.

2.      Perkembangan Motivasi

Pasien tidak sadar terganggu pada fungsi utama mempertahankan kesadaran, tetapiklien masih dapat merasakan rangsangan pada pendengarannya. Perawat dapatmenggunakan kesempatan ini untuk berkomunikasi yang berfungsi untuk pengembangan motivasi pada klien. Motivasi adalah pendorong pada setiap klien, kekuatan dari diri klienuntuk menjadi lebih maju dari keadaan yang sedang ia alami. Fungsi ini akan terlihat padaakhir, karena kemajuan pasien tidak lepas dari motivasi kita sebagai perawat, perawat yang selalu ada di dekatnya selama 24 jam. Mengkomunikasikan motivasi tidak lain halnyadengan pasien yang sadar, karena klien masih dapat mendengar apa yang di katakan oleh perawat.

3.      Pengungkapan Emosional

Pada pasien tidak sadar, pengungkapan emosional klien tidak ada, sebaliknya perawat dapat melakukannya terhadap klien. Perawat dapat berinteraksi dengan klien. Perawat dapat mengungkapan kegembiraan, kepuasan terhadap peningkatan yang terjadidan semua hal positif yang dapat perawat katakan pada klien. Pada setiap fase kita dituntutuntuk tidak bersikap negatif terhadap klien, karena itu akan berpengaruh secara tidak langsung/langsung terhadap klien. Sebaliknya perawat tidak akan mendapatkan pengungkapan positif maupun negatif dari klien. Perawat juga tidak boleh mengungkapkan kekecewaan atau kesan negatif terhadap klien. Pasien ini berkarakteristik tidak sadar, perawat tidak dapat menyimpulkan situasi yang sedang terjadi, apa yang dirasakan padaklien pada saat itu. Kita dapat menyimpulkan apa yang dirasakan klien terhadap apa yangselama ini kita komunikasikan pada klien bila klien telah sadar kembali dan mengingat memori tentang apa yang telah kita lakukan terhadapnya.

4.      Informasi

Fungsi ini sangat lekat dengan asuhan keperawatan pada proses keperawatan yangakan kita lakukan. Setiap prosedur tindakan keperawatan harus dikomunikasikan untuk menginformasikan pada klien karena itu merupakan hak klien. Klien memiliki hak penuhuntuk menerima dan menolak terhadap tindakan yang akan kita berikan. Pada pasien tidak sadar ini, kita dapat meminta persetujuan terhadap keluarga, dan selanjutnya pada kliensendiri. Pasien berhak mengetahui apa saja yang akan perawat lakukan pada klien. Perawat dapat memberitahu maksud tujuan dari tindakan tersebut, dan apa yang akan terjadi jikakita tidak melakukan tindakan tersebut kepadanya.Hampir dari semua interaksi komunikasi dalam proses keperawatan menjalankansatu atau lebih dari ke empat fungsi di atas.

Dengan kata lain, tujuan perawat berkomunikasi dengan klien yaitu untuk menjalankan fungsi tersebut. Dengan pasien tidak sadar sekalipun, komunikasi penting adanya. Walau, fungsi yang dijalankan hanya salahsatu dari fungsi di atas. Untuk dipertegas, walau seorang pasien tidak sadar sekali pun, iamerupakan seorang pasien yang memiliki hak-hak sebagai pasien yang harus tetap kita penuhi.Perawat itu adalah manusia pilihan Tuhan, yang telah terpilih untuk membantu sesama, memiliki rasa bahwa kita sesama saudara yang harus saling membantu. Perawatan membantu siapapun walaupun ia seorang yang tidak sadar sekalipun. Dengan tetap memperhatikan hak-haknya sebagai klien.

Komunikasi yang dilakukan perawat bertujuan untuk membentuk hubungan saling percaya, empati, perhatian, autonomi dan mutualitas. Pada komunikasi dengan pasien tidak sadar kita tetap melakukan komunikasi untuk meningkatkan dimensi ini sebagai hubunganmembantu dalam komunikasi terapeutik.

 

H.    Teknik dan cara berkomunikasi pada pasien dengan paliatif

Saat berkomunikasi dengan klien dengan kondisi seperti itu bisa jadi akan timbul penolakan dari klien. Dalam menghadapi kondisi tersebut, perawat menggunakan komunikasi terapetik. Membangun hubungan saling percaya dan caring dengan klien dankeluarga melaui penggunaan komunikasi terapeutik membentuk dasar bagi intervensi pelayanan paliatif ( Mok dan Chiu, 2004 dikutip dari Potter dan Perry 2009).

Dalam berkomunikasi, gunakan komunikasi terbuka dan jujur, tunjukkan rasa empati.Dengarkan dengan baik, tetap berpikiran terbuka, serta amati respon verbal an nonverbalklien dan keluarga. Saat berkomunikasi mungkin saja klien akan menghindari topic pembicaraan, diam, atau mungkin saja menolak untuk berbicara. Hal tersebut adalah responumum yang mungkin terjadi. Respon berduka yang normal seperti kesedihan, mati rasa, penyangkalan, marah, membuat komunikasi menjadi sulit. Jika klien memilih untuk tidak mendiskusikan penyakitnya saat ini, perawat harus mengizinkan dan katakana bahwa klien bisa kapan saja mengungkapkannya.

Menurut Pastakyu (2010), Cara berkomunikasi dengan klien dalam proseskeperawatan adalah berkomunikasi terapeutik. Pada klien tidak sadar, dan berada padatahap terminal, perawat juga menggunakan komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkanuntuk kesembuhan klien. Dalam berkomunikasi kita dapat menggunakan teknik-teknik terapeutik, walaupun pada pasien tidak sadar ini kita tidak menggunakan keseluruhan teknik. Teknik terapeutik, perawat tetap dapat terapkan. Adapun teknik yang dapat terapkan, meliputi:

1.      Menjelaskan

Dalam berkomunikasi perawat dapat menjelaskan apa yang akan perawat lakukanterhadap klien. Penjelasan itu dapat berupa intervensi yang akan dilakukan kepada klien.Dengan menjelaskan pesan secara spesifik, kemungkinan untuk dipahami menjadi lebih besar oleh klien Memfokuskan berarti memusatkan informasi pada elemen atau konsep kunci dari pesan yang dikirimkan. Perawat memfokuskan informasi yang akan diberikan pada klienuntuk menghilangkan ketidak jelasan dalam komunikasi.

2.      Memberikan Informasi

Fungsi berkomunikasi dengan klien salah satunya adalah memberikan informasi. Dalam interaksi berkomunikasi dengan klien, perawat dapat memberi informasi kepada klien. Informasi itu dapat berupa intervensi yang akan dilakukan maupun kemajuan daristatus kesehatannya, karena dengan keterbukaan yang dilakukan oleh perawat dapatmenumbuhkan kepercayaan klien dan pendorongnya untuk menjadi lebih baik.

3.      Mempertahankan ketenangan

Mempertahankan ketengan pada pasien tidak sadar, perawat dapat menujukkan dengan kesabaran dalam merawat klien. Ketenagan yang perawat berikan dapat membantuatau mendorong klien menjadi lebih baik. Ketenagan perawat dapat ditunjukan kepadaklien yang tidak sadar dengan komunikasi non verbal.

Komunikasi non verbal dapat berupasentuhan yang hangat. Sentuhan adalah transmisi pesan tanpa kata-kata, merupakan salahsatu cara yang terkuat bagi seseorang untuk mengirimkan pasan kepada orang lain. Sentuhan adalah bagian yang penting dari hubungan antara perawat dan klien.Pada dasarnya komunikasi yang akan dilakukan pada pasien tidak sadar adalahkomunikasi satu arah.

Komunikasi yang hanya dilakukan oleh salah seorang sebagai pengirim dan diterima oleh penerima dengan adanya saluran untuk komunikasi serta tanpafeed back pada penerima yang dikarenakan karakteristik dari penerima sendiri, yaitu pada point ini pasien tidak sadar. Untuk komunikasi yang efektif dengan kasus seperti ini,keefektifan komunikasi lebih di utamakan kepada perawat sendiri, karena perawat lah yangmelakukan komunikasi satu arah tersebut

 

I.       Prinsip-prinsip berkomunikasi pada pasien dengan perawatan paliatif

Prinsip-Prinsip Berkomunikasi pada pasien dengan perawatan paliatif

Menurut Pastakyu (2010), Pada saat berkomunikasi dengan klien yang tidak sadar, hal-hal berikut perlu diperhatikan yaitu:

1.      Berhati-hati melakukan pembicaraan verbal di dekat klien : karena ada keyakinan bahwa organ pendengaran merupakan organ terakhir yang mengalami penurunan penerimaan, rangsangan pada klien yang tidak sadar. Klien yang tidak sadar seringkali dapat mendengar suara dari lingkungan walaupun klien tidak mampu meresponnya sama sekali. Gunakan bahasa yang sopan dan santun setiapkai berkomunikasi.

2.      Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan perawat : Usahakan mengucapkan kata dan menggunakan nada normal dan memperhatikan materiucapan yang perawat sampaikan dekat klien.

3.      Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh klien : Sentuhan diyakini dapat menjadi salah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien dengan penurunan kesadaran.

4.      Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin : untuk membantuklien fokus terhadap komunikasi yang perawat lakukan


BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Dari kesimpulan makalah ini pembahasan tentang konsep keperawatan paliatif dan menjelang ajal,maka dapat di ambil kesimpulan dan saran.

Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapatmengancam jiwa, mealaui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan,identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baikfisik, psikososial dan spiritual.

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Becker   R.   Fundamental   Aspects   of   Palliative   Care Nursing: An Evidence-Based Handbook for Student Nurses. 2nd ed. UK; 2015

dr. Allert Noya. Diagnosis HIV [Internet]. 2016. Available from: https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit- infeksi/hiv/diagnosis

Kemenkes RI. InfoDatin-HIV-AIDS-2018.pdf. 2018. p. 12.

Souza,  P.N.    et  al.  Palliative  Care  for  Patients  with HIV/AIDS Admitted to Intensive Care Units. 3rd ed. Rev Bras Intensiva; 2016.

Yodang,S.Kep.,Ns.   MPC.   Konsep   Perawatan   Paliatif. Jakarta: Trans Info Media; 2018

 

No comments:

Post a Comment