Wednesday, 27 March 2019

MAKALAH PROSEDUR DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN CAIRAN (INFUS)

KATA PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan dan rahmat-Nya saya mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Dan saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang saya hadapi teratasi.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada  dosen  pembimbing saya  meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  saya  di  masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Banda Aceh,   April  2018


Penulis

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.    Latar Belakang...................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 1
C.     Tujuan................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A.    Pengertian Pemasangan Infus............................................................... 2
B.     Jenis Cairan Infus.................................................................................. 3
C.     Macam-macam Cairan Infus................................................................. 6
D.    Langkah-langkah pemasangan infus .................................................... 7

BAB III PENUTUP............................................................................................. 12
A.    Kesimpulan......................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13




BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Pemasangan infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh  vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh yang mengalami gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa.
Infus merupakan salah satu produk kesehatan yang bermanfaat untuk menggantikan zat makanan di dalam tubuh berupa cairan yang langsung ditransfusikan ke dalam tubuh melalui saluran pembuluh darah. Infus berperan penting dalam dunia kesehatan karena semua rumah sakit menggunakan produk ini untuk suplai zat makanan ke dalam tubuh pasien. Sehingga pasien mendapatkan nutrisi makanan, meskipun pasien tidak makan. Oleh karena itu cairan infus berperan penting dalam kelangsungan hidup pasien.

B.            Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Pemasangan Infus ?
2.      Apa saja jenis cairan infuse ?
3.      Apa saja macam jenis cairan infuse ?
4.      Dimana lokasi pemasangan infuse ?
5.      Bagaimana cara pemasangan infuse ?

C.           Tujuan Penulisan
1.      Mejelaskan Pemasangan Infus
2.      Untuk mengetahui jenis dari cairan infus
3.      Untuk mengetahui macam jenis dari cairan infuse
4.      Untuk mengetahui lokasi dari pemasangan infuse
5.      Untuk mengetahui cara pemasangan infus

BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Pemasangan Infus
Infus merupakan salah satu produk kesehatan yang bermanfaat untuk menggantikan zat makanan di dalam tubuh berupa cairan yang langsung ditransfusikan ke dalam tubuh melalui saluran pembuluh darah. Infus berperan penting dalam dunia kesehatan karena semua rumah sakit menggunakan produk ini untuk suplai zat makanan ke dalam tubuh pasien. Sehingga pasien mendapatkan nutrisi makanan, meskipun pasien tidak makan. Oleh karena itu cairan infus berperan penting dalam kelangsungan hidup pasien.
Pemasangan infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh  vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh yang mengalami gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa.

B.            Jenis Cairan Infus
1.             Cairan Hipotonik
Osmolaritas nya lebih rendah dibanding serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hipeglikemia (kasar guladarah tinggi).
2.             Cairan Isotonic
Osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada didalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun) memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-laktat (RL) dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%)
3.             Cairan Hipertonik
Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin.
Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:
1.                       Kristaloid:
bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat dan garam fisiologis.
2.                       Koloid:
ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah albumin dan steroid.

C.           Macam-macam Cairan Infus
1.             Asering
Indikasi:
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
2.             KA-EN 1B
Indikasi:
·         Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)
·         < 24 jam pasca operasi
·         Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya 300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak
·         Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam
3.             KA-EN 3A & KA-EN 3B
Indikasi:
·         Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas
·         Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
·         Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A
·         Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B
4.             KA-EN MG3
Indikasi :
·         Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas
·         Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
·         Mensuplai kalium 20 mEq/L
·         Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L
5.             AMIPAREN
Indikasi:
·         Stres metabolik berat
·         Luka bakar
·         Infeksi berat
·         Kwasiokor
·         Pasca operasi
·         Total Parenteral Nutrition
·         Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit
6.             KA-EN 4A
Indikasi :
·         Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak
·         Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal
·         Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
7.             KA-EN 4B
Indikasi:
·         Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun
·         Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko hipokalemia
·         Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
8.             Otsu-NS
Indikasi:
·         Untuk resusitasi
·         Kehilangan Na > Cl, misal diare
·         Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum, insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)
9.             Otsu-RL
Indikasi:
·         Resusitasi
·         Suplai ion bikarbonat
·         Asidosis metabolik
10.         MARTOS-10
Indikasi:
·         Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik
·         Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat, stres berat dan defisiensi protein
·         Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam
·         Mengandung 400 kcal/L
11.         AMINOVEL-600
Indikasi:
·         Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI
·         Penderita GI yang dipuasakan
·         Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca operasi)
·         Stres metabolik sedang
·         Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)
12.         PAN-AMIN G
Indikasi:
·         Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik ringan
·         Nitrisi dini pasca operasi
·         Tifoid

D.           Lokasi pemasangan infus
1.    Pada lengan
a.       Vena mediana cubiti / vena sefalika
b.      Vena Basilika
2.    Pada tungkai
a.       Vena Saphenous
3.    Pada leher
a.       Vena Jugularis
4.    Pada kepala
a.       Vena Frontalis
b.      Vena Temporalis


D.           Langkah-langkah pemasangan infus
a        Peralatan
1.      Tourniquet
2.      Kasa atau balutan transparan
3.      Label infus
4.      Handscoon steril
5.      Tiang iv
6.      Selang iv
7.      Handuk untuk diletakkan dibawah lengan klien
8.      Plaster
9.      Nierbekken
10.  Infus set
11.  Gunting perban
12.  Larutan yang dibutuhkan
13.  Pengalas
14.  Spluit ukuran yg sesuai







b        Kerja

1.             Identifikasi  klien dan jelaskan prosedur. Ganti gaun klien dengan gaun khusus untuk tindakan iv
2.             Mengumpulkan semua peralatan dan membawa ke samping tempat tidur
3.             Menutup tirai dekat sekitar tempat tidur dan pintu ke ruang jika mungkin. menjelaskan apa yang akan anda lakukan dan mengapa Anda akan melakukannya kepada pasien.
4.             Identifikasi vena yang dapat diakses untuk tempat
·       Hindari daerah penonjolan tulang
·       Gunakan vena di bagian yang paling distal terlebih dahulu.
·       Hindarkan pemasangan selang iv di pergelangan , di ruang antekubital diekstermitas yang sensasinya menurun atau ditangan yang dominan
5.             Membersihkan tangan dan memakai APD jika diindikasikan
6.             Buka kemasan steril dengan menggunakan teknik steril
7.             Periksa larutan dengan menggunakan lima benar pemberian obat pastikan bahwa larutan telah dicampurkan dengan zat tambahan yang diresepkan seperti kalium, dan vitamin jika diprogramkan
8.             Buka set infus, pertahankan sterilitas di kedua ujungnya. Dengan mempertahankan teknik aseptik saat membuka paket iv steril
9.             Tempatkan klem yang dapat digeser tepat dibawah bilik tetesan dan gerakan klem penggeser ke posisi penghentian aliran infus.
10.         Masukan set infus ke dalam kantong cairan:
·      Lepaskan penutup pelindung dari kantung cairan iv tanpa menyentuh ujung tempat masuknya alat set infus.
·      Lepaskan penutup pelindung dari ujung insersi selang, dengan tidak menyentuh dujung insersi tersebut, kemudian masukan ujung selang tersebut kedalam ujung botol  iv yang terbuat dari karet.
11.         Isi selang infus
·      Tekan bilik tetesan kemudian lepaskan
·      Buka pelindung jarum dan geserklem penggeser sehingga aliran infus dapat mengalir dari bilik tetesan melalui selang ke adapter jarum. Gerakan kembali klem penggeser ke posisi penghentian aliran cairan setelah selang terisi.
·      Pastikan selang bebas dari udara dan gelembung udra
12.         pilih dan meraba untuk vena distal yang tepat, jika area ini berbulu dan izin untuk menggunting bulu-bulu tersebut
13.         Apabila memungkinkan, letakan ekstermitas pada posisi dependen ( dalam keadaan ditopang sesuatu).
14.         pasangkan tourniquet 10cm sampai 12cm di atas area yang akan disuntikkan untuk menghalangi aliran darah vena dan gembung vena. mengarahkan ujung tourniquet jauh dari tempat masuknya. pastikan denyut nadi pada radialis masih ada
15.         Pilih vena yang berdilatasi dengan baik. Metode untuk membeuat vena berdilatasi adalah dengan memukul-mukul vena dari arah proksimal ke distal, atau minta pasien mengepalkan dan membuka tangan, atau dengan melakukan ketukan ringan diatas vena, atau dengan memberi kompres hangat.
16.         Mengenakan handscoon steril
17.         Bersihkan tempat insersi dengan kuat, terkonsentrasi, dan dengan gerakan sirkular dari tempat insersi ke daerah luar dengan menggunakan larutan yodium-povidon. Biarkan sampai kering. Apabila klien alergi terhadap yodium, gunakan alkohol 70% selama 30 detik
18.         Lakukan pungsi vena. Viksasi vena dengan menempatkan ibu jari di atas venadan dengan merenggangkan kulit berlawanan dengan arah insersi 5-7cm, dari arah distal ke tempat pungsi vena.
·      Onc : insersi bevel (bagian ujung jarum yang miring) dengan membentuk sudut 20-30̊, searah dengan aliran balik darah vena distal terhadap tempat pungsi vena yang sebernya.
·      Jarum kupu-kupu: tempatkan jarum dengan membentuk sudut 20-30̊ dengan bevel di bagian atas, sekitar 1cm dari arah distal ke tempat pungsi vena.
19.         Lihat aliran balik melalui selang jarum kupu-kupu atau bilik aliran balik darah di onc, yang mengindikasikan bahwa jarum telah memasuki vena. Rendahkan jarum sampai hampir menyentuh kulit. Masukan lagi kateter sekitar seperempat inci kedalam vena dan kemudian longgarkan stylet (bagian pangkal jarum yang dimasukan ke vena) lanjutkan memasukan kateter yang fleksibel atau jarum kupu-kupu sampai hub berada di tempat pungsi vena
20.         Melepaskan tourniquet. cepat menghapus tutup pelindung dari tabung ekstensi dan menempel pada kateter atau jarum. menstabilkan kateter atau jarum dengan tangan yang tidak dominan
21.         Menstabilkan kateter atau jarum dan mengoleskan lembut dengan NaCl, mengamati situs untuk infiltrasi yang bocor
22.         Hubungkan adapter jarum infus ke hub onc atau jarum. Jangan sentuh titik masuk adapter jarum atau bagian dalam hub onc.
23.         Lepaskan klem penggeser untuk memulai aliran infus dengan kecepatan tertentu untuk mempertahankan kepatenan selang iv.
24.         Viksasi kateter iv atau jarum
·           Tempelkan plester kecil (1,25cm) di bawah hub kateter dengan sisi perekat ke arah-arah dan silangkan plester di atas hub.
·           Belikan sedikit larutan atau salep ypdium-povidin pada tempat pungsi vena. Biarkan larutan mengering sesuai dengan kebijakan lembaga.
·           Tempelkan plester kecil yang kedua, langsung silangkan ke hub kateter.
·           Letakan balutan transparan di atas tempat pungsi vena, dengan mengikuti petunjuk pabriknya. Sarung tangan dapat dilepas supaya tidak menempel ke balutan.
·           Fiksasi selang infus ke kateter dengan sepotong plester berukuran 2,5 cm
25.         Label ganti iv dengan tanggal, waktu, tempat, dan jenis dan ukuran kateter atau jarum yang digunakan untuk infus
26.         Atur kecepatan aliran untuk mengoreksi tetesan per menit.
27.         Buang sarung tangan dan persediaan yang digunakan serta cuci tangan.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pemasangan infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh  vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh yang mengalami gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa.
Jenis Cairan Infus
1.      Cairan Hipotonik
2.      Cairan Isotonic
3.      Cairan Hipertonik

DAFTAR PUSTAKA


A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, “Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia” Penulis: A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, Musrifatul Uliyah, S.Kp; Editor: Monica Ester.- Jakarta : EGC : 2004
Hidayat,A Aziz alimul dan musrifatul ulyah. 2005. Buku Saku: Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC. Hal:73-75
Kusyati, Eni. dkk. 2006. Keterampilan  dan  Prosedur laboratorium. Jakarta. EGC. Hal:267
Mubarok, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin.2007.Buku Ajar: Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EG. Hal:92-94
Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Saku Keterampilan Dan Prosedur Dasar. Edisi5. Jakarta: EGC
Poter, Perry. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Edisi 4 vol 2. Jakarta : EGC. Hal 1647-1655


No comments:

Post a Comment