Wednesday, 27 March 2019

Makalah PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Komunikasi merupakan proses yang sangat penting dan berarti dalam hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan (Purba, 2012). Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari, tak terkecuali tenaga kesehatan dengan pasien. Perawat yang memiliki keterampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah ilegal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit (Hamid, 1986),
Komunikasi dalam bidang keperawatan merupakan proses untuk menciptakan hubungan antara tenaga kesehatan dan pasien untuk mengenal kebutuhan pasien dan menentukan rencana tindakan serta kerjasama dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena itu komunikasi terapeutik memegang peranan penting memecahkan masalah yang dihadapi. Pada dasarnya komunikasi terapeutik merupakan komunikasi proposional yang mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan pasien. Pada komunikasi terapeutik terdapat dua komonen penting yaitu proses komunikasinya dan efek komunikasinya.
Sebelum melakukan komunikasi terapeutik, terlebih dahulu harus memahami prinsip yang menjadi dasar sebuah komunikasi terapeutik. Maka dari itu sebagian besar keseluruhan makalah ini membahas mengenai komunikasi terapeutik dengan prinsip dasar yang terdapat di dalamnya.

B.     Rumusan Masalah
Setiap penyusunan sebuah makalah tentu bukan tanpa sebaba, melainkan hendak menyampaikan sebuah persalaahan atau pun memuat sebauh ilmu. Berdasarkan latar belakang tersebut, melalau beberapa pertanyaan di bawah ini, penulis akan menyampaikan rumusan masalah dari makalah ini :
  1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi terapeutik?
  2. Apa saja yang menjadi prinsip dasar komunikasi terapeutik?
  3. Bagimana prinsip dasar komunikasi terapeutik menurut para ahli?

C.    Tujuan
Tujuan merupakan suatu keinginan yang akan dicapai. Dapat di artikan juga dengan maksud penulisan. Makalah ini memiliki tujuan penulisan sebagai berukut:
  1. Memahami pengertian komunikasi terapeutik.
  2. Memahami prinsip dasar komunikasi terapeutik.
  3. Mengetahui prinsip dadar komunikasi terapeutik menurut beberapa ahli.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Komunikasi Terapeutik
Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” yang berarti bersama. Sedangkan menurut kamus, definisi komunikasi dapat meliputi ungkapan-ungkapan seperti berbagai informasi atau pengetahuan, memberi gagasan atau bertukar pikiran, informasi, atau yang sejenisnya dengan tulisan atau ucapan.
Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus berhubungan dengan klien dan keluarganya sejak kelahiran sampai kematian. Oleh karna itu, dibutuhkan pembentukan komunikasi terapeutik. Perawat berkomunikasi dengan orang lain yang mengalami tekanan, yaitu: klien, keluarga, dan teman sejawat ( Potter dan Perry, 2010 ).
Komter (komunikasi terapeutik) merupakan komunikasi yang direncanakan secar sadar, tujuan dan kegiatannya difokuskan untuk menyembuhkan klien. Komter merupakan media untuk saling memberi dan menerima antar perawat dengan klien. Komter berlangsung secara verbal dan non verbal. Dalam komter ada tujuan spesifik, batas waktu, berfokus pada klien dalam memenuhi kebutuhan klien, ditetapkan bersama, timbal balik, berorientasi pada masa sekarang, saling berbagi perasaan (Wahyu Purwaningsih dan Ina Karlina, 2010:11-12)
Komunikasi Terapeurik ialah pengalaman interaktif bersama antara perawat dan pasien dalam komunikasi yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh pasien (Mahmud Machfoedz, 2009:104)
Stuart G.W (1998) menyatakan bahwa komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan klien, dalam hubungan ini perawat dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien. Sedangkan S.Sundeen (1990) menyatakan bahwa hubungan terapeutik adalah hubungan kerjasama yang ditandai tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dalam membina hubungan intim yang terapeutik.
B.     Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi untuk personal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antar petugas kesehatan dengan pasien. Menurut Purwanto, (1999) komunikasi terapeutik merupakan bentuk keterampilan dasar untuk melakukan wawancara dan penyuluhan dalam artian wawancara digunakan pada saat petugas kesehatan melakukan pengkajian memberi penyuluhan kesehatan dan perencaan perawatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk terapi. Seorang perawat dapat membantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya melalui komunikasi (Nurhasanah, 2010).
Komunikasi adalah berhubungan. Hubungan perawat-klien yang terapeutik tidak mungkin dicapai tanpa komunikasi. Hubungan terapeutik sebagai pengalaman belajar baik bagi klien maupun bagi perawat yang diidentifikasi dalam empat tindakan yang harus diambil antara perawat-klien, yaitu : tindakan diawali perawat, respon reaksi dari klien, interaksi dimana perawat dan klien mengkaji kebutuhan klien dan tujuan, transaksi dimana hubungan timbal balik pada akhirnya dibangun untuk mencapai tujuan hubungan (Mundakir, 2006).
Pendapat Mundakir:2006 Untuk mengetahui apakah komunikasi yang dilakukan tersebut bersifat terapeutik atau tidak, maka dapat dilihat apakah komunikasi tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip berikut ini:
  1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
  2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling menghargai.
  3. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh klien.
  4. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.
  5. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
  6. Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun frustasi.
  7. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistensinya.
  8. Memahami betul arti empati sebagai tindakan yang terapeutik dan sebaliknya simpati bukan tindakan yang terapeutik.
  9. Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan terapeutik.
  10. Mampu berperan sebagai role model agar dapat menunjukkan dan meyakinkan orang lain tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu keadaan sehat fisik, mental, sosial, spiritual, dan gaya hidup.
  11. Disarankan mengekspresikan perasaan dianggap mengganggu.
  12. Perawt harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien bebas berkembang tanpa rasa takut.
  13. Altruisme mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain secara manusiawi.
  14. Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin keputusan berdasarkan prinsip kesejahteraan manusia.
  15. Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap dirinya atas tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang lain tentang apa yang dikomunikasikan (Mundakir, 2006).

(Abdul Nasir, 2011) Prinsip dasar komunikasi terapeutik antara lain:
1)        Komunikasi berorientasi pada proses percepatan kesembuhan. Setiap pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu atau makna tertentu dimana perawat harus dapat memprediksikan bagaimana cara berkomunikasi. Saat perawat berkomunikasi dengan pasien, maka semua percakapan berorientasi bagaimana percakapan ini bisa mendukung perawat mendapatkan masukan yang berharga dalam menentukan sikap dan tindakan. Komunikasi yang terjadi antara perawat dan pasien merupakan komunikasi yang mengarah pada penemuan masalah keperawatan melalui pengkajian sampai evaluasi dari hasil tindakan yang telah dilakukan oleh perawat.
2)        Komunikasi terstruktur dan direncanakan. Perawat yang akan melakukan komunikasi dengan pasien sudah merencanakan cara-cara yang akan dilakukan atau hal-hal yang akan dikomunikasikan kepada pasien. Perawat harus mempersiapkan materi yang akan disampaikan dengan matang. Untuk itu dibutuhkan strategi pelaksanaan komunikasi yang baik. Strategi ini menuntun dan memberi petunjuk, serta mengarahkan perkataanapa saja yang akan disampaikan kepada pasien.
3)        Komunikasi terjadi dalam konteks topik, ruang dan waktu. Saat berkomunikasi dengan pasien perawat harus memiliki topik yang dibutuhkan oleh pasien sesuai dengan keluhan yang dirasakan atau masalah pasien. Oleh karena itu, perawat harus mampu beradaptasi dengan keunikan pasien, karena pasien yang satu dengan pasien yang lain tidak sama, baik topik maupun cara berhubungan atau berkomunikasi sehingga perawat harus memperhatikan dari sisi dimensi isi dan hubungan. Perawat harus memprediksi dan menentukan isi pesan apa yang akan disampaikan. Isi pesan yang disampaikan harus dapat memberikan efek terapeutik bagi pasien. Perawat harus membuat kontrak pertemuan dengan pasien terutama kapan dan dimana pertemuan tersebut dilaksanakan sehingga diharapkan komunikasi yang berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan dan materi/topik yang akan dibicarakan atau disampaikan sesuai dengan tempat yang telah disepakati.
4)        Komunikasi memperhatikan kerangka pengalaman pasien. Dalam proses komunikasi perawat harus memperhatikan kondisi emosional dari pasien sehingga dalam berkomunikasi perawat mampu menempatkan diri dalam berinteraksi.
5)        Komunikasi memerlukan keterlibatan maksimal dari pasien dan keluarga. Untuk mempercepat proses penyembuhan pasien dan keluarga harus mengikuti pesan yang disampaikan perawat. Untuk itu perawat harus menampilkan kesungguhan dari perawat dimana pesan verbal sesuai dengan pesan nonverbal atau pesan yang disampaikan sesuai kebutuhan pasien.

C.    Prinsip Komunikasi Terapeutik Menurut Beberapa Ahli
Dalam prinsip komunikasi terapeutik terdapat banyak pandangan yang di sampaikan oleh beberapa ahli, diantaranya :
  1. Suryani (2005)
Prinsip-prinsip yang terkandung pada komunikasi terapeutik antara lain:
a.       Kejujuran (trustworthy).
Kejujuran merupakan modal utama agar dapat melakukan komunikasi yang bernilai terapeutik, tanpa kejujuran mustahil dapat membina hubungan saling percaya. Klien hanya akan terbuka dan jujur pula dalam memberikan informasi yang benar hanya bila yakin bahwa perawat dapat dipercaya.
b.      Tidak membingungkan dan cukup ekspresif.
Dalam berkomunikasi hendaknya perawat menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh klien. Komunikasi nonverbal harus mendukung komunikasi verbal yang disampaikan. Ketidaksesuaian dapat menyebabkan klien menjadi bingung.
c.       Bersikap positif.
Bersikap positif dapat ditunjukkan dengan sikap yang hangat, penuh perhatian dan penghargaan terhadap klien. Roger menyatakan inti dari hubungan terapeutik adalah kehangatan, ketulusan, pemahaman yang empati dan sikap positif.
d.      Empati bukan simpati.
Sikap empati sangat diperlukan dalam asuhan keperawatan, karena dengan sikap ini perawat akan mampu merasakan dan memikirkan permasalahan klien seperti yang dirasakan dan dipikirkan oleh klien. Dengan empati seorang perawat dapat memberikan alternatif pemecahan masalah bagi klien, karena meskipun dia turut merasakan permasalahan yang dirasakan kliennya, tetapi tidak larut dalam masalah tersebut sehingga perawat dapat memikirkan masalah yang dihadapi klien secara objektif. Sikap simpati membuat perawat tidak mampu melihat permasalahan secara objektif karena dia terlibat secara emosional dan terlarut didalamnya.
e.       Mampu melihat permasalahan klien dari kacamata klien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus berorientasi pada klien, (Taylor, dkk ,1997) dalam Suryani 2005. Untuk itu agar dapat membantu memecahkan masalah klien perawat harus memandang permasalahan tersebut dari sudut pandang klien. Untuk itu perawat harus menggunakan terkhnik active listening dan kesabaran dalam mendengarkan ungkapan klien. Jika perawat menyimpulkan secara tergesa-gesa dengan tidak menyimak secara keseluruhan ungkapan klien akibatnya dapat fatal, karena dapat saja diagnosa yang dirumuskan perawat tidak sesuai dengan masalah klien dan akibatnya tindakan yang diberikan dapat tidak membantu bahkan merusak klien.
f.       Menerima klien apa adanya
Jika seseorang diterima dengan tulus, seseorang akan merasa nyaman dan aman dalam menjalin hubungan intim terapeutik. Memberikan penilaian atau mengkritik klien berdasarkan nilai-nilai yang diyakini perawat menunjukkan bahwa perawat tidak menerima klien apa adanya.
g.      Sensitif terhadap perasaan klien
Tanpa kemampuan ini hubungan yang terapeutik sulit terjalin dengan baik, karena jika tidak sensitif perawat dapat saja melakukan pelanggaran batas, privasi dan menyinggung perasaan klien.
h.      Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat sendiri.
Seseorang yang selalu menyesali tentang apa yang telah terjadi pada masa lalunya tidak akan mampu berbuat yang terbaik hari ini. Sangat sulit bagi perawat untuk membantu klien, jika ia sendiri memiliki segudang masalah dan ketidakpuasan dalam hidupnya.
  1. Carl Rogers
Prinsip komunikasi terapeutik menurut Carl Rogers:
1)      Perawat harus mengenal dirinya sendiri
2)      Komunitas harus ditandai dengan sikap saling menerima,percaya,dan menghargai
3)      Perawat harus memahami dan menghayati nilai yang dianut klien
4)      Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan klien
5)      Perawat harus menciptakan suasana yang nyaman
6)      Perawat harus bisa memotivasi klien
7)      Perawat mampu menguasai perasaannya sendiri
8)      Memahami betul arti Empati
9)      Berpegang pada etika
10)  Bertanggung jawab
11)  Altruisme

  1. Purwanto
Menurut Purwanto prinsip komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut:
1)      Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi
2)      Tingkah laku professional
3)      Membuka diri
4)      Hubungan sosial dengan klien harus dihindari
5)      Kerahasiaan klien harus dijaga
6)      Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman
7)      Implementasi intervensi berdasarkan teori
8)      Memelihara interaksi yang tidak menilai
9)      Beri petunjuk klien untuk menginterprestasikan kembali pengalamannya secara rasional
10)  Telusuri interaksi verbal klien melalui statemen klarifikasi dan hindari perubahan subyek/topik jika perubahan isi topik tidak merupakan sesuatu yang sangat menarik klien.


  1. De Vito
De Vito menyatakan bahwa prinsip komunikasi terapeutik ialah :
1)      Keterbukaan
2)      Empati
3)      Sifat mendukung sikap positif
4)      Kesetaraan

  1. Body & Nihrat (1998)
Boyd & Nihart memiliki prinsip komunikasi terapeutik sebagai berikut :
1)      Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi.
2)      Tingkah laku professional mengatur hubungna terapeutik.
3)      Hubungan sosial dengan klien harus dihindari.
4)      Kerahasiaan klien harus dijaga.
5)      Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman.
6)      Memelihara interaksi yang tidak menilai, dan hindari membuat penilaian tentang tingkah laku klien dan memberi nasehat.
7)      Beri petunjuk klien untuk menginterpretasikan kembali pengalamannya secar rasional.
8)      Telusuri interaksi verbal klien melalui statemen klarifikasi dan hindari perubahan subyek/topik jika perubahan isi topik tidak merupakan sesuatu yang sangat menarik klien.
9)      Implementasi intervensi berdasarkan teori.
10)  Membuka diri hanya digunakan hanya pada saat membuka diri mempunyai tujuan terapeutik.
Dari banyak prinsip dasar yang harus dipahami dalam membangun hubungan dan mempertahankan hubungan yang terapeutik, perawat harus memahami beberapa hal di bawah ini :
a.        Hubungan dengan klien adalah hubungan terapeutik yang saling menguntungkan, didasarkan pada prinsip “Humanity of Nursing and Clients”.
b.       Perawat harus menghargai keunikan klien, dengan melihat latar belakang keluarga, budaya dan keunikan tiap individu.
c.        Komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri baik pemberi maupun penerima pesan, dalam hal ini perawat harus mampu menjga harga dirinya dan harga diri klien.
d.       Komunikasi yang menumbuhkan hubungan saling percaya harus dicapai terlebih dahulu sebelum menggali permasalahan dan memberikan alternatif pemecahan masalahnya.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan klien, dalam hubungan ini perawat dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien.
2.      Atau dapat di artikan pula bahwa Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan patologis dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain.
3.      (Abdul Nasir, 2011) Prinsip dasar komunikasi terapeutik antara lain:
1)      Komunikasi berorientasi pada proses percepatan kesembuhan.
2)      Komunikasi terstruktur dan direncanakan.
3)      Komunikasi terjadi dalam konteks topik, ruang dan waktu.
4)      Komunikasi memperhatikan kerangka pengalaman pasien.
5)      Komunikasi memerlukan keterlibatan maksimal dari pasien dan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA


Damayanti, Mukharipah. 2008. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan. Bandung: PT Refika Aditama.
Purwaningsih, Wahyu dan Ina Karlina. 2010. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Purwanto, H. 1998. Komunikasi untuk Perawat. EGC, Jakarta: Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta.
Suryani. 2005. Komunikasi Terapeutik Teori & Praktek. Jakarta, EGC.

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.
Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pembimbing atas bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insya Allah sesuai yang kami harapkan. Dan kami ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus pengetahuan bagi kita semuanya. Amin.


Banda Aceh,   November  2017

Penyusun


DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.    Latar Belakang............................................................................................. 1
B.    Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C.    Tujuan........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.    Pengertian Komunikasi Terapeutik.............................................................. 3
B.     Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik.......................................................... 4
C.     Prinsip Komunikasi Terapeutik Menurut Beberapa Ahli.............................. 7

BAB III PENUTUP............................................................................................. 12
A.    Kesimpulan................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13




No comments:

Post a Comment