BAB I
PENDAHULUAN
.
A. Latar Belakang
Model
dokumentasi POR (problem-oriented-record) merupakan model dokumentasi yang
berorientasi pada masalah. Dimana model ini berpusat pada data klien yang
didokumentasikan dan disusun menurut masalah klien. Pendekatan ini pertama kali
dikenalkan oleh dr. Lawrence Weed dari Amerika Serikat. Dalam format aslinya
pendekatan berorientasi masalah ini dibuat untuk memudahkan pendokumentasian
dengan catatan perkembangan yang terintegrasi, dengan sistem ini semua petugas
kesehatan mencatat observasinya dari suatu daftar masalah. Model pendokumentasian
ini menitikberatkan pada pendekatan terhadap masalah pasien, jadi dokumentasi
yang disusun adalah berdasarkan data masalah dari pasien. Model ini berusaha
mengintegrasikan data yang dikumpulkan oleh semua tenaga kesehatan yang
memberikan asuhan atau terlibat dalam pelayanan kesehatan klien. Pendekatan
orientasi masalah pertama kali dikenalkan oleh Dr. Lawrence Weed tahun 1960
dari Amerika Serikat yang kemudian disesuaikan pemakaiannya oleh perawat/bidan.
Dalam format aslinya pendekatan orientasi masalah ini dibuat untuk memudahkan
pendokumentasian dengan catatan perkembangan yang terintegritas dengan sistem
ini dan semua tim petugas kesehatan mencatat observasinya dari suatu daftar
masalah. Sisitem ini dianggap paling ilmiah dan banyak digunakan diberbagai
Negara.
B. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui model pembelajaran POR.
BAB II
PEMBAHASAN
A. POR (Problem- Oriented Record)
Model
dokumentasi POR (problem-oriented-record) merupakan model dokumentasi yang
berorientasi pada masalah. Dimana model ini berpusat pada data klien yang
didokumentasikan dan disusun menurut masalah klien. Pendekatan ini pertama kali
dikenalkan oleh dr. Lawrence Weed dari Amerika Serikat. Dalam format aslinya
pendekatan berorientasi masalah ini dibuat untuk memudahkan pendokumentasian
dengan catatan perkembangan yang terintegrasi, dengan sistem ini semua petugas
kesehatan mencatat observasinya dari suatu daftar masalah.
Model
Problem Oriented Record (catatan Beriontasi pada masalah ) menitik beratkan
pada data yang akan di dokumentasikan untuk di susun berdasarkan masalah
pasien.
Model
ini berupaya untuk mengintegrasikan data yang di kumpulkan oleh berbagai tenaga
kesehatan baik dokter, perawat, bidan, atau tenaga kesehatan lainnya yang
semuanya memiliki keterelibatan dalam pemberian pelayanan kesehatan pada
pasien.
Model
ini merupakan suatu sistem yang memberikan cara dokumentasi dengan menentukan
dan mengikuti setiap masalah klinis kemudian mengorganisasikannya untuk
pemecahan masalah. Model ini di gagaskan oleh Dr. Lawrence L. Weed(1950-1960),
yang menggunakan pendekatan terhadap semua masalah pasien serta mengatasinya
sesuai permasalahan yang timbul dan berhubungan dengan masalah lain. Sistem ini
di anggap paling ilmiah dan banyak di gunakan di berbagai negara. ( Wildan dan
Hidayat, 2011 : 16 )
Model
Problem Oriented Record ini pendokumentasiannya terpusat pada data tentang
klien yang didokumentasikan dan disusun menurut masalah klien. Dokumentasi
jenis ini mengintegrasikan semua data mengenai masalah yang dikumpulkan oleh
dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian layanan
kepada klien.
B. Penerapan
Model Dokumentasi ( POR )
Penerapan model dokumentasi ini
terdiri atas beberapa komponen yang akan didokumentasikan di antaranya sebagai
berikut :
- Data dasar
Data dasar merupakan data dari hasil
pengkajian awal ketika pasien masuk rumah sakit. Data mencakup semua informasi
yang didapat dari pasien seperti identitas, riwayat, kesehatan, pemeriksaan
fisik, serta pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi berbagai diagnosis dan masalah pasien.
Di katakan data dasar karena
merupakan informasi awal yang harus didapatkan dari setiap setiap pasien.
Informasi yang akan disajikan meliputi informasi umum dan informasi khusus.
Informasi umum yang di dapat dari pasien meliputi data sosial pasien yang
menyangkut kelompok demografi seperti umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan,
pendidikan, dan lain-lain. Sedangkan informasi khusus terhadap masalah adalah
sesuai dengan permasalahan yang ada pada setiap pasien. Masalah dan kelainan
yang ada pada pasien harus dicari berdasarkan keluhan utama yang dikemukakan
oleh pasien. Data dasar yang lengkap mengandung isi keluhan utama, riwayat
penyakit, review sistem, riwayat penyakit masa lalu dan penyakit keluarga yang
relevan, riwayat psikososial dan pengobatan, serta deskripsi hasil pemeriksaan
fisik dan laboratorium rutin.
- Daftar masalah
Komponen yang kedua ini berisi
tentang identifikasi berbagai masalah yang dapat ditemukan dari hasil
pengkajian atau pengumpulan data dasar. Data ini akan disusun secara kronologis
berdasarkan masalah-masalah yang dapat teridentifikasikan.
Masalah pasien berasal dari
gejala-gejala klinik yang terjadi serta penyimpangan dari kelainan-kelainan
yang dialami oleh pasien yang kemungkinan berpengaruh terhadap perkrmbangan
klinik. Daftar masalah tersebut merupakan acuan penting dalam pengelolaan
karena merupakan analisis dari data dasar.
Berdasarkan sifatnya msalah
dibedakan menjadi dua, yaitu masalah aktif dan tidak aktif. Masalah aktif
merupakan masalah yag masih atau sedang berlangsung yang membutuhkan pemeriksaan
dan penanganan selanjutnya.
Selain itu, merupakan masalah yang
membutuhkan terpainatau tindakan khusus karena nantinya akan berdampak pada
pengaruh perawatan pada saat ini maupun di masa yang akan datang dengan faktor
risiko. Sedangkan masalah tidak aktif merupakan masalah yang tetap pada pasien
tetapi tidak memerlukan tindakan khusus. Masalah ini sering di sebut masalah
masalalu yang kemungkinan bisa menjadi penyebab atau di duga ada kaitannya
dengan masalah yang dialami pada saat ini. Masalah yang dialami pada masa
lampau tersebut ada kemungkinan dapat kambuh lagi. Berikut contoh penulisan
dari hasil identifikasi masalah.
Tanggal
|
Masalah klien
|
Diidentifiasikan Oleh
|
Keterangan
|
10/8/2007
|
KET
Kehamilan tak diinginkan
Cemas
|
Dokter
Bidan
Perawat
|
|
- Rencana Asuhan
Komponen rencana asuhan atau
perencanaan ini di tulis oleh tenaga kesehatan yang menyusun masalahnya sesuai
dengan daftar masalah seperti dokter menuliskan recana pengobatan yang akan
dilakukan oleh pasien, bidan menuliskan rencana asuhan kebidanan yang di
peroleh dari masalah kebidanan, atau perawat menuliskan asuhan keperawatan
sesuai dengan lingkup dan wewenang tanggung jawabnya.
Secara umum perencanaan tersebut
terbagi dua, yakni rencana awal dan rencana lanjutan. Rencana awal merupakan
rencana yang di buat saat pasien pertama kali berkunjung ke rumah sakit atau
pasien akan dirawat inap. Fungsi rencana awal adalah sebagai penentu
pengelolaan pasien atau rencana pemacahan masalah yang ada pada pasien selama
menjalani perawatan di rumah sakit, baik rawat jalan maupun rawat inap.
Rencana awal pada umumnya meliputi
tiga bagian ,yaitu:
a.
Diagnostik
: rencana untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut mengenai diagnostik dan
menajemen
b.
Terapeutik
: rencana untuk pengobatan/terapi
c.
Pendidikan
pada pasien: rencana peginformasikan pada pasien tentang tindakan/ terapi yang
di berikan.
Sedangkan rencana lanjutan merupakan
rencana yang di buat pada waktu membuat catatan kemajuan. Rencana lanjutan ini
juga dapat direncanakan pada waktu membuat rencana awal. Rencana lanjutan
meliputi rencana pemeriksaan, rencana pengobatan dan tindakan bidan, serta
rencana penyuluhan atau pendidikan pasien.
- Catatan perkembangan ( proges notes )
Catatan perkembangan pasien
merupakan bagian utama POR. Dalam catatan kemajuan pasien termuat deskripsi
tentang aktivitas pelayanan pasien oleh
tetangga bidan dan catatan perkembangan merupakan follow-up untuk semua masalah. Catatan ini meliputi segala sesuatu
yang terjadi pada pasien, segala rencana asuhan lanjutan bagi pasien, dan
respons pasien terhadap terapi.
Catatan perkembangan ditulis dari
masing-masing masalah yang ditemukan terhadap kemajuan atau perkembangan
pasien. Catatan perkembangan dapat menggunakan cara penulisan seperti SOAP
(Subjektif, Objektif, Analisis, Perencanaan, dan Evaluasi), dan lain
sebagainya.
Cara penulisan catatan perkembangan
dalam POR meliputi SOAP, yaitu :
S = Subjektif, informasi yang ditulis dalam bahasa
pasien ( Gejala yang ada pada pasien )
O = Objektif, hasil pengamatan dan
pemeriksaan oleh bidan
A = Analisis, yakni catatan perkembangan (
Interprestasi atau kesan dari keadaan saat ini )
P = Perencanaan, rencana kerja untuk
kelanjutan dan pengobatan atau perawatan. ( Wildan dan Hidayat, 2011 : 16 – 20
).
C. Pendokumentasian pada model POR
Data
Dasar Data yang berisi semua informasi yang telah dikaji dari klien ketika
pertama kali masuk rumah sakit. Data dasar mencakup pengkajian keperawatan,
riwayat penyakit/kesehatan, pemerikasaan fisik, pengkajian ahli gizi dan hasil
laboratorium. Data dasar yang telah terkumpul selanjutkannya digunakan sebagai
sarana mengidentifikasi masalah klien. Daftar Masalah Daftar masalah berisi
tentang masalah yang telah teridentifikasi dari data dasar. Selanjutnya masalah
disusun secara kronologis sesuai tanggal identifikasi masalah. Daftar masalah
ditulis pertama kali oleh tenaga kesehatan yang pertama bertemu dengan klien
atau orang yang diberi tanggung jawab. Daftar masalah ini dapat mencakup masalah
fisiologi, psikologis, sosiokultural, spiritual, tumbuh kembang, ekonomi dan
lingkungan.Daftar ini berada pada bagian depan status klien dan tiap masalah
diberi tanggal, nomor, dirumuskan dan dicantumkan nama orang yang menemukan
masalah tersebut.
Daftar
Awal Rencana Asuhan Rencana asuhan ditulis oleh tenaga yang menyusun daftar
masalah. Dokter menulis instruksinya, sedang perawat menulis instruksi
keperawatan atau rencana asuhan keperawatan. Perencanaan Awal Diagnostik-dokter
Dalam diagnosis dokter,dokter mengidentifikasikan apa pengkajian diagnostik
yang perlu dilakukan terlebih dahulu. Juga menetapkan prioritas untuk mencegah
duplikasi tindakan dan memindah pemenuhan kebutuhan klien. Koordinasi
pemeriksaan untuk menegakkan diagnostik sangat penting.
Dibawah
ini merupakan jenis-jenis catatan yang dapat digunakan dalam model keperawatan
POR (progress-oriented-record) yaitu:
1.
Pengkajian satu orang atau lebih tenaga
keperawatan tentang keadaan klien.
2.
Asuhan keperawatan yang bersifat
mandiri.
3.
Asuhan keperawatan yang bersifat
pendelegasian.
4.
Evaluasi keberhasilan setiap asuhan
keperawatan.
5.
Tindakan yang dilakukan Dokter, yang
mempengaruhi asuhan keperawatan.
6.
Kunjungan berbagai anggota tim
kesehatan.
Hal-hal
yang diperlukan pada pencatatan pemulangan klien adalah:
1.
Uraian mengenai intervensi kebidanan
yang akan diberikan kepada klien.
2.
Uraian informasi yang telah disampaikan
kepada klien.
3.
Uraian mengenai keadaan klien.
4.
Penjelasan tantang keterlibatan keluarga
dalam asuhan kebidanan.
5.
Uraian mengenai sumber daya yang
diperlukan dirumah.
6.
Informasi untuk klien, mencakup:
7.
Penggunaan bahasa yang jelas dan mudah
dipahami.
8.
Penjelasan prosedur tertentu sesuai
dengan yang dibutuhkan klien.
Hal-hal
yang diperlukan pada pencatatan pemulangan klien adalah:
Informasi
untuk profesi kesehatan yang akan melanjutkan perawatan klien selanjutnya,
mencakup:
1.
Uraian mengenai intervensi keperawatan
yang akan diberikan kepada klien.
2.
Uraian informasi yang telah disampaikan
kepada klien.
3.
Uraian mengenai keadaan klien.
4.
Penjelasan tantang keterlibatan keluarga
dalam asuhan keperawatan.
5.
Uraian mengenai sumber daya yang
diperlukan dirumah.
Informasi
untuk klien, mencakup:
1.
Penggunaan bahasa yang jelas dan mudah
dipahami.
2.
Penjelasan prosedur tertentu sesuai
dengan yang dibutuhkan klien.
3.
Identifikasi tindakan pencegahan yang
perlu diikuti atau dilaksanakan klien ketika melakukan asuhan keperawatan
mandiri.
4.
Pemeriksaan tanda dan gejala komplikasi
yang perlu dilaporkan klien jika dialami klien nantinya.
5.
Pemberian daftar nama dan nomor telpon tenaga
kesehatan yang bisa dihubungi klien.
Contoh Pendokumentasian POR
Dalam pendokumentasian dapat ditulis
sebagaimana contoh berikut ini :
Tanggal
|
Waktu
|
Catatan
Perkembangan
|
17 / 09 / 2007
|
14.00
|
S :
O :
A :
P :
|
Berikut ini contoh format model dokumentasi
dengan menggunakan Problem Oriented
Record ( POR ) : ( Wildan dan Hidayat, 2011 : 20 )
Data Dasar
|
Daftar Masalah
|
Rencana Tindakan
|
Catatan Perkembangan
|
Data subjektif :
.........................
.........................
Data objektif :
........................
........................
|
|
|
|
D. Keuntungan dan Kerugian Model
Dokumentasi Por (Problem-Oriented-Record)
1.
Keuntungan model dokumentasi POR
(problem-oriented-record) adalah:
a.
Fokus catatan asuhan keperawatan lebih
menekankan pada masalah klien dan proses penyelesaiannya dan proses
penyelesaian masalah.
b.
Pendokumentasian asuhan keperawatan
dilakukan secara kontinu.
c.
Evaluasi dan penyelesaian masalah
didokumentasikan dengan jelas.
d.
Daftar masalah merupakan check list
untuk masalah klien.
2.
Kerugian model dokumentasi POR
(problem-oriented-record) adalah:
a.
Dapat menimbulkan kebingungan jika
setiap hal harus dimasukkan dalam daftar masalah.
b.
Pencatatan dengan menggunakan bentuk
SOAPIER, dapat menimbulkan pengulangan yang tidak perlu.
c.
Model dokumentasi POR (progress-oriented-record)
d.
Model dokumentasi POR
(progress-oriented-record) merupakan model dokumentasi yang berorientasi pada
perkembangan dan kemajuan klien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model
dokumentasi POR (problem-oriented-record) merupakan model dokumentasi yang
berorientasi pada masalah. Dimana model ini berpusat pada data klien yang
didokumentasikan dan disusun menurut masalah klien
Model
Problem Oriented Record (catatan Beriontasi pada masalah ) menitik beratkan
pada data yang akan di dokumentasikan untuk di susun berdasarkan masalah
pasien.
Penerapan model dokumentasi ini
terdiri atas beberapa komponen yang akan didokumentasikan di antaranya sebagai
berikut :
- Data dasar
- Daftar masalah
- Rencana Asuhan
- Catatan perkembangan ( proges notes )
Keuntungan
model dokumentasi POR (problem-oriented-record) adalah:
- Fokus
catatan asuhan keperawatan lebih menekankan pada masalah klien dan proses
penyelesaiannya dan proses penyelesaian masalah.
- Pendokumentasian
asuhan keperawatan dilakukan secara kontinu.
- Evaluasi
dan penyelesaian masalah didokumentasikan dengan jelas.
- Daftar
masalah merupakan check list untuk masalah klien.
Kerugian
model dokumentasi POR (problem-oriented-record) adalah:
- Dapat
menimbulkan kebingungan jika setiap hal harus dimasukkan dalam daftar masalah.
- Pencatatan
dengan menggunakan bentuk SOAPIER, dapat menimbulkan pengulangan yang
tidak perlu.
- Model
dokumentasi POR (progress-oriented-record)
- Model
dokumentasi POR (progress-oriented-record) merupakan model dokumentasi
yang berorientasi pada perkembangan dan kemajuan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Widan dan
Hidaya, 2011. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Muslihatun,
Mudlilah dan Setiyawati, 2009. Dokumentasi Kebidanan.Yogyakarta : Fitramaya
http://yuliasunyoto.blogspot.com/2012/10/dokementasi-kebidanan-macammacam.html
http://midcare.blogspot.com/2012/01/dokumentasi-kebidanan.html
http://oyangboyang.wordpress.com/category/kebidanan/dokumentasi-kebidanan/
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami
telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun
tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik
lagi dari sebelumnya.
Tak
lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pembimbing atas bimbingan,
dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insya Allah
sesuai yang kami harapkan. Dan kami ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan
dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.
Mudah-mudahan
makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus pengetahuan bagi kita
semuanya. Amin.
Banda Aceh,
November 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang............................................................................................. 1
B.
Tujuan
Penulisan.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A.
POR
(Problem- Oriented Record) ............................................................... 2
B.
Penerapan
Model Dokumentasi ( POR )...................................................... 3
1.
Data
dasar................................................................................................ 3
2.
Daftar
masalah ........................................................................................ 3
3.
Rencana
Asuhan...................................................................................... 4
4.
Catatan
perkembangan ( proges notes ) .................................................. 5
C.
Pendokumentasian
pada model POR .......................................................... 6
D.
Keuntungan
dan Kerugian Model Dokumentasi Por
(Problem-Oriented-Record)......................................................................... 8
BAB III PENUTUP............................................................................................. 10
A.
Kesimpulan................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 11
No comments:
Post a Comment