KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb,
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan
rahmat,taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas kelompok dalam membuat makalah yang berjudul “KONSEP KEBUTUHAN
SEKSUALITAS.” Makalah ini disusun
sebagai bahan diskusi kelompok kami.
Makalah
ini disususun berdasarkan hasil diskusi kelompok kerja kami dan pengupulan data
dari beberapa buku panduan yang ada,
serta dengan bantuan dari dunia maya yaitu melalui situs internet, dan yang
lainnya.
kami
menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu
dengan adanya bantuan dari semua pihak yang terkait.
Dalam
penyusunan makalah ini kami sudah berusaha menyajikan semaksimal mungkin, namun
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, maka kami mengharapkan
masukan ataupun saran dari Dosen pembimbing serta teman-teman lainnya dalam
menyempurnakan penulisan makalah kami agar dapat bermamfaat bagi seluruh
pembaca.
Wassalamualaikum
Wr.Wb.
Aceh Besar,
Maret 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang............................................................................................. 1
B.
Tujuan........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A.
Pengertian
Kebutuhan Seksual..................................................................... 2
B.
Perkembangan
seksual.................................................................................. 2
C.
Kasus
Penyimpangan Seksual ..................................................................... 6
D.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi masalah seksual..................................... 8
E.
Beberapa
Masalah Yang Berhubungan Dengan Seksualitas........................ 8
F.
Disfungsi
Seksual pada Pria dan Wanita..................................................... 9
G.
Asuhan
Keperawatan Pada Masalah Seksual............................................. 11
BAB III PENUTUP............................................................................................. 19
A.
Kesimpulan................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seksualitas
merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Lingkupanseksualitas suatu
yang lebih luas dari pada hanya sekedar kata seks yang merupakan
kegiatanhubungan fisik seksual. Kondisi Seksualitas yang sehat juga menunjukkan
gambaran kualitaskehidupan manusia, terkait dengan perasaan paling dalam, akrab
dan intim yang berasal darilubuk hati yang paling dalam, dapat berupa
pengalaman, penerimaan dan ekspresi dirimanusia.Seks adalah perbedaan badani
atau biologis perempuan dan laki-laki, yangseringdisebut jenis kelamin yaitu
penis untuk laki-laki dan vagina untukperempuan.
Seksualitasmenyangkut
berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, perilaku
dankultural. Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ
reproduksi dan alatkelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan
memfungsikan secara optimal organreproduksi dan dorongan seksual (BKKBN, 2006).
Seksualitas
dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimanamenjalankanfungsi
sebagai mahluk seksual, identitas peran atau jenis (BKKBN, 2006).Dari dimensi sosial
dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia,
bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentukpandangan tentang seksualitasyang
akhirnya membentuk perilaku seks (BKKBN, 2006)
Dimensi
perilaku menerjemahkan seksualitas menjadi perilaku seksual, yaitu perilaku
yangmuncul berkaitan dengan dorongan atau hasrat seksual (BKKBN, 2006).
B. Tujuan
Tujuan
di tulisnya makalah ini diantaranya untuk :
a.
Mengetahui macam-macam bentuk disfungsi
seksual pria dan wanita
b.
Mengetahui penyimpangan dan bentuk
abnormalitas pada seksual
c.
Mengetahui asuhan keperawatan pada
masalah seksual
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebutuhan Seksual
Kebutuhan
seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua orang
individu secara pribadi yang saling menghargai, memerhatikan, dan menyayangi
sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara dua individu tersebut.
Seksualitas
dan seks merupakan hal yang berbeda :
Seksualitas
adalah bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka
mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang
dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus
seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk
pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi.
Seks
adalah menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan fisiologi pada
laki-laki dan perempuan, hubungan fisik
antar individu (aktivitas seksual genital).
Kesehatan
seksual didefinisikan sebagai pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual,
dan sosial dari kehidupan seksual, dengan cara yang positif yang memperkaya dan
meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta (WHO, 1975).
B. Perkembangan seksual
Perkembangan
seksual di awali dari masa pre natal dan
bayi, kanak-kanak, masa pubertas, masa dewasa muda dan pertengahan umur, serta
dewasa.
1.
Masa prenatal dan bayi.
Pada
masa ini komponen fisik atau biologis sudah mulai berkembang. Berkembangnya
organ seksual mampu merespon rangsangan, seperti adanya ereksi penis pada
laki-laki dan adanya pelumas vagina pada wanita. Perilaku ini terjadi ketika
mandi, bayi merasakan adanya perasaan senang. Menurut Sigmund Freud, tahap
perkembangan psikoseksual pada masa ini adalah :
a.
Tahap Oral, terjadi pada umur 0-1 tahun.
Kepuasan, kesenangan atau kenikmatan dapat dicapai dengan cara menghisap,
menggigit, mengunyah, atau bersuara. Anak memiliki ketergantungan yang sangat
tinggi dan selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah yang di
peroleh pada masa ini adalah masalah menyapih dan makan.
b.
Tahap Anal, terjadi pada umur 1-3 tahun.
Kepuasan pada tahap ini terjadi pada saat pengeluaran feses. Anak mulai
menunjukan keakuannya, sikapnya sangat narsistik (cinta terhadap diri sendiri),
dan egois. Anak juga mulai mempelajari struktur tubuhnya. Pada tahap ini anak
sudah dapat di latih dalam hal kebersihan.
- Masa
Kanak-kanak
Masa
ini di bagi dalam usia prasekolah, dan sekolah. Perkembangan seksual pada masa
ini di awali secara biologis atau fisik, sedangkan perkembangan psikoseksual
pada masa ini adalah :
a.
Tahap oedipal/phalik, terjadi pada umur
3-5 tahun. Kepuasan anak terletak pada rangsangan otoerotis, yaitu meraba-raba,
merasakan kenikmatan dari beberapa erogennya. Anak juga mulai menyukai lain
jenis. Anak laki-laki cenderung lebih suka sama ibunya dari pada ayahnya,
sebaliknya anak perempuan lebih suka ayahnya. Anak mulai dapat mengidentifikasi
jenis kelamin dirinya, apakah laki-laki atau perempuan, belajar melalui
interaksi dengan figur orang tua, serta mulai
b.
Tahap Laten, terjadi pada umur 5-12 tahun.
Kepuasan anak mulai terintegrasi, mereka memasuki masa pubertas dan berhadapan
langsung pada tuntutan sosial, seperti suka berhubungan dengan kelompoknya atau
teman sebaya, dorongan libido mulai berbeda. Pada masa sekolah ini, anak sudah
banyak bertanya tentang hal seksual melalui interaksi dengan orang dewasa,
membaca atau berfantasi
- Masa
Pubertas / Remaja
Pada
masa ini sudah terjadi kematangan fisik dari aspek seksual dan akan terjadi
kematangan secara psikososial. Terjadinya perubahan secara psikologis ini
ditandai dengan adanya perubahan dalam citra tubuh (body image) , perhatian
yang cukup besar terhadap fungsi tubuh,
pembelajaran tentang perilaku, kondisi sosial, dan perubahan lain, seperti
perubahan berat badan, tinggi badan, perkembangan otot, bulu di pubis, buah
dada atau mentruasi bagi wanita. Tahap yang di sebut oleh Freud sebagai tahap
genital ini terjadi pada umur 12 - 18 tahun. Kepuasan anak pada tahap ini akan
kembali bangkit dan mengarah pada perasaan cinta yang matang terhadap lawan jenis
- Masa
Dewasa Muda dan Pertengahan Umur.
Pada
tahap ini perkembangan secara fisik sudah cukup dan ciri seks sekunder mencapai
puncaknya, yaitu antara umur 18-30 tahun. Pada masa pertengahan umur terjadi
perubahan hormonal; pada wanita di tandai dengan penurunan estrogen, pengecilan
payudara dan jaringan vagina, penurunan cairan vagina, selanjutnya akan terjadi
penurunan reaksi ereksi; pada pria di tandai dengan penurunan ukuran penis
serta penurunan semen. Dari perkembangan psikososial, sudah mulai terjadi
hubungan intim antara lawan jenis, proses pernikahan dan memiliki anak,
sehingga terjadi perubahan peran.
- Masa
Dewasa Tua
Perubahan
yang terjadi pada tahap ini pada wanita di antaranya adalah atrofi pada vagina
dan dan jaringan payudara, penurunan cairan vagina, dan penurunan intensitas
orgasme pada wanita; sedangkan pada pria akan mengalami penurunan produksi
sperma, berkurangnya intensitas orgasme, terlambatnya pencapaian ereksi, dan
pembesaran kelenjar prostat.
Pola
Fungsi Seksua
1.
Seksual yang Sehat Meliputi :
· Bebas
dari gangguan fisik maupun psikologis.
· Bersikap
positif terhadap seksual.
· Mempunyai
pengetahuan yang akurat tentang seksualitas
· Kesesuaian
antara jenis kelamin, identitas, dan peran .
2.
Karakteristik Kesehatan Seks :
· Kemampuan
mengekspresikan potensi seksual, dengan meniadakan kekerasan, eksploitasi dan
penyalahgunaan seksual.
· Gambaran
tubuh positif, ditunjukkan dengan kepuasan diri terhadap penampilan pribadi
· Merupakan
hubungan biologis yang paling intim antara dua individu yang mempunyai tujuan
· Mendapatkan
keturunan (reproduksi)
· Memenuhi
kebutuhan biologis (rekreasi)
· Mampu
membina hubungan efektif dengan orang lai
· Kemampuan
mengekspresikan seksualitas melalui komunikasi, sentuhan, emosional dan cinta
3. Komponen
kesehatan seksual :
· Konsep
seksual diri yaitu nilai tentang kapan, dimana, dengan siapa dan bagaimana
seseorang mengekspresikan seksualitasnya. Konsep seksual diri yang negatif menghalangi terbentuknya suatu hubungan
dengan orang lain.
· Body
image yaitu pusat kesadaran terhadap diri sendiri, secara konstan dapat
berubah. Bagaimana seseorang memandang (merasakan) penampilan tubuhnya
berhubungan dengan seksualitasnya: Kehamilan, proses penuaan, trauma, penyakit,
dan terapi tertentu. Contoh : wanita ---bentuk tubuh dan ukuran payudara, Pria --- ukuran penis.
· Identitas
jender yaitu suatu pandangan mengenai jenis kelamin seseorang, sebagai
laki-laki atau perempuan, mencakup komponen biologi, juga norma sosial dan
budaya.
· Orientasi
seksual (identitas seksual) adalah bagaimana seseorang mempunyai kesukaan
berhubungan intim dengan orang lain, dengan lawan jenis atau sejenis.
4. Tubuh
Manusia Memiliki Zona Erotik : Alat genital, kulit , paha, bibir
telinga,
buah dada , bila dirangsang menyebabkan sexual arousal & desire
(keinginan).
5. Ekspresi
Seksual dipengaruhi oleh : Sentuhan,
bau, penglihatan, suara,
perasaan, pikiran, fantasy
6. Organ
Seksual Wanita
· Organ
seks internal : vagina, uterus,
tubulus falopii dan ovarium.
· Organ
seks eksternal secara kolektif disebut vulva yang terdiri dari mons pubis (mons
veneris), labia mayora, labia minora, klitoris dan ostium vaginalis (introitus)
7. Organ
Seksual Laki-Laki
· Organ
seks eksternal pria adalah penis dan skrotum.
· Organ
seks internal pria yaitu testis, epididimis dan duktus deferen, kelenjar
prostat, vesikula seminalis dan kelenjar Cowper.
C. Kasus Penyimpangan Seksual
Beberapa
bentuk penyimpangan seksual atau deviasi seksual yang dapat dijumpai di
masyarakat antara lain :
- Pedofilia.
Kepuasan seksual di capai dengan menggunakan objek anak-anak. Penyimpangan
ini ditandai dengan adanya fantasi berhubungan seksual dengan anak di
bawah usia pubertas. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kelainan mental,
seperti shizofrenia, sadism organic, atau gangguan kepribadian organik.
- Eksibisionisme.kepuasan
seksual dicapai dengan cara mempertontonkan alat kelamin di depan umum.
Hal ini biasanya dilakukan secara mendadak di hadapan orang yang tidak di
kenal, namun tidak ada upaya untuk melakukan hubungan seksual.
- Fetisisme.
Kepuasan seksual; di capai dengan menggunakan benda seks seperti sepatu
tinggi, pakaian dalam, stocking, atau lainnya. Disfungsi ini dapat di
sebabkan antara lain karena eksperimen seksual yang normal dan bedah
pergantian kelamin.
- Transvestisme.
Kepuasan seksual di capai dengan memakai pakaian lawan jenis dan melakukan
peran seks yang berlawanan, misalnya pria yang senang menggunakan pakaian
dalam wanita.
- Transeksualisme.
Bentuk penyimpangan seksual ditandai dengan perasaan tidak senang terhadap
jenis kelaminnya, adanya keinginan untuk berganti kelamin.
- Voyerisme/Skopofilia.
Kepuasan seksual dicapai dengan melihat alat kelamin orang lain atau
aktifitas seksual yang dilakukan orang lain.
- Masokisme.
Kepuasan seksual dicapai melalui kekerasan atau di sakiti terlebih dahulu
secara fisik atau psikologis.
- Sadisme.
Merupakan lawan dari masokisme. Kepuasan seksual di capai dengan menyakiti
objeknya, baik secara fisik atau psikologis (dengan menyiksa pasangan).
Hal tersebut dapat disebabkan antara lain karena perkosaan dan pendidikan
yang salah.
- Homoseksual
dan Lesbianisme. Penyimpangan seksual yang di tandai dengan ketertarikan
secara fisik maupun emosi kepada
sesama jenis. Kepuasan seksual dicapai melalui hubungan dengan orang
berjenis kelamin yang sama
- Zoofilia.
Kepuasan seksual di capai dengan menggunakan objek binatang.
- Sodomi.
Kepuasan seksual dicapai dengan hubungan melalui anus.
- Nekropilia.
Kepuasan seksual di capai dengan menggunakan objek mayat
- Koprofilia.
Kepuasan seksual di capai dengan menggunakan objek feses.
- Urolagnia.
Kepuasan seksual di capai dengan menggunakan objek urine yang diminum.
- Oral
Seks/Kunilingus. Kepuasan seksual di capai dengan menggunakan mulut pada
alat kelamin wanita.
- Felaksio.
Kepuasan seksual di capai dengan menggunakan mulut pada alat kelamin
laki-laki.
- Froterisme/Friksionisme.
Kepuasan seksual di capai dengan cara menggosokan penis pada pantat wanita
atau badan yang berpakaian di tempat yang penuh sesak manusia.
- Goronto.
Kepuasan seksual di capai melalui hubungan dengan lansia
- Frottage.
Kepuasan seksual di capai dengan cara meraba orang yang di senangi tanpa
di ketahui lawan jenis
- Pornografi.
Gambar/tulisan yang dibuat secara khusus untuk memberi rangsangan seksual
(Maramis WF, 2004).
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah seksual.
· Perkembangan
manusia berpengaruh terhadap psiko-sosial, emosional, dan biologis
· Kultur
/ budaya : berpakaian,tata cara pernikahan, perilaku yang diharapkan sesuai
norma. Peran laki-laki dan perempuan mungkin juga akan dipengaruhi budaya
· Nilai-nilai
Realigi :Aturan atau batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan terkait
seksualitas. Misalnya larangan aborsi, hubungan seks tanpa nikah
· Status
Kesehatan : Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan
fisik. Medikasi dapat mempengaruhi keinginan seksual. Citra tubuh yang buruk,
terutama ketika diperburuk oleh perasaan penolakan atau pembedahan yang
mengubah bentuk tubuh, dapat menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara
seksual.
· Hospitalisasi
:
Kesepian, tidak lagi memiliki privasi,
merasa tidak berguna
Beberapa klien di rumah sakit mungkin
dapat berperilaku secara
seksual
melalui pengucapan kata-kata kotor, mencubit,dll
Klien yang mengalami pembedahan dapat
merasa kehilangan harga diri dan perasaan kehilangan yang mencakup maskulinitas
dan femininitas.
E. Beberapa Masalah Yang Berhubungan
Dengan Seksualitas
· Penganiayaan
seksual :
§ Mencakup tindak kekerasan pada wanita,
pelecehan seksual,
perkosaan,
pedofilia, pornografi anak
§ Efek traumatik --- masalah fisik dan
psikologis --- disfungsi seksual. Contoh : Ibu yang yang mengalami penganiayaan
selama masa kehamilan cenderung melahirkan anak dengan berat badan lahir
rendah.
§ Anak-anak yang mengalami penganiayaan dapat
berisiko terhadap masalah kesehatan, emosional, kinerja di sekolah dan dapat
terjadi peningkatan keagresifan dan menjadi orang dewasa yang suka melakukan
tindak kekerasan.
§
Dukungan perlu diberikan kepada korban dan keluarga. Pelaku penganiayaan harus dilaporkan kepada yang
berwenang.
· Aborsi :
§ Dilakukan oleh wanita yang telah menikah
maupun oleh wanita yang berhubungan seks sebelum nikah.
§ Kontroversi baik yang pro maupun kontra.
§ Klien mungkin dapat mangalami rasa bersalah
dan berduka
·
Penyakit menular seksual (PMS) :
§ Individu
terlibat dalam melakukan hubungan seksual
§ PMS ditularkan dari individu yang terinfeksi
kepada pasangannya selama kontak seksual yang intim. --- Tempat penularannya
biasanya genital, tetapi mungkin juga tertular melalui oral-genital atau
anal-genital.
§ Penyakit Gonorrea, Klamidia, SĂfilis ---
disebabkan oleh bakteri
§ Penyakit Herpes genital dan HIV/AIDS --- oleh
virus
F. Disfungsi Seksual pada Pria dan
Wanita
Meskipun
ada banyak penyebab libido berkurang dan disfungsi seksual pada pria dan
wanita, ada juga banyak cara untuk meningkatkan libido dan menghidupkan kembali
sukacita seks setelah Anda mengidentifikasi masalah.
1.
Disfungsi Seksual pada Wanita
Disfungsi
seksual pada wanita dikelompokkan menjadi gangguan yang berbeda: nyeri seksual,
masalah dengan keinginan, masalah gairah, dan kesulitan orgasme. Perubahan
kadar hormon, kondisi medis, dan faktor-faktor lain dapat berkontribusi pada
libido rendah dan bentuk-bentuk disfungsi seksual pada wanita.
Secara
khusus, disfungsi seksual pada wanita mungkin karena:
Kekeringan
vagina. Hal ini dapat menyebabkan libido rendah dan masalah dengan gairah dan keinginan,
seks dapat menyakitkan ketika vagina tidak dilumasi dengan baik. Kekeringan
vagina dapat disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama dan setelah
menopause atau saat menyusui, misalnya. Masalah psikologis, seperti kecemasan
tentang seks, juga bisa menyebabkan kekeringan vagina. Dan antisipasi hubungan
seksual yang menyakitkan karena kekeringan vagina mungkin, pada gilirannya,
mengurangi keinginan wanita untuk seks.
Libido
rendah. Kurangnya hasrat seksual juga dapat disebabkan oleh tingkat yang lebih
rendah dari hormon estrogen. Kelelahan, depresi, dan kecemasan juga dapat
menyebabkan libido rendah, seperti dapat obat tertentu, termasuk beberapa
antidepresan
Kesulitan
mencapai orgasme. Gangguan orgasme, seperti orgasme tertunda atau ketidakmampuan
untuk memiliki satu sama sekali, dapat mempengaruhi baik pria maupun wanita.
Sekali lagi, beberapa obat antidepresi juga dapat menyebabkan masalah ini.
Nyeri
saat berhubungan seks. Nyeri kadang-kadang dari diketahui penyebabnya, seperti
kekeringan vagina atau endometriosis. Tapi kadang-kadang penyebab seks
menyakitkan adalah sulit dipahami. Dikenal sebagai vulvodynia atau vestibulitis
vulva, para ahli tidak tahu ada apa di balik jenis ini misterius kronis,
hubungan seksual yang menyakitkan. Sebuah sensasi terbakar dapat menyertai
nyeri saat berhubungan seks.
- Disfungsi
seksual pada pria
Jenis-jenis
pria disfungsi seksual mungkin mengalami meliputi:
Disfungsi
ereksi (ED). ED dapat disebabkan oleh kondisi medis, seperti diabetes atau
tekanan darah tinggi, atau dengan kecemasan tentang berhubungan seks. Depresi,
kelelahan, dan stres juga dapat berkontribusi untuk disfungsi ereksi.
Masalah
ejakulasi. Ini termasuk ejakulasi dini (ejakulasi yang terjadi terlalu dini
selama hubungan seksual) dan ketidakmampuan untuk ejakulasi sama sekali.
Penyebabnya antara lain obat-obatan, seperti beberapa antidepresan, kecemasan
tentang seks, riwayat trauma seksual (seperti pasangan tidak setia), dan
keyakinan agama yang ketat.
Libido
rendah. Masalah psikologis seperti stres dan depresi, serta kecemasan tentang
berhubungan seks juga dapat menyebabkan atau tidak ada keinginan seksual
menurun. Penurunan tingkat hormon (terutama jika testosteron rendah), penyakit
fisik, dan efek samping obat juga dapat mengurangi libido pada pria.
- Berurusan
Dengan Disfungsi Seksual
Semua
pasangan harus dapat menikmati kehidupan seks yang sehat – merupakan bagian
penting dari sebuah hubungan. Jika Anda mengalami disfungsi seksual,
memunculkan keprihatinan Anda dengan dokter Anda. Anda sering dapat memperbaiki
masalah Anda dengan:
Mendapatkan
diagnosis yang akurat dan pengobatan yang tepat dari kondisi medis yang
mendasari
Berbicara
dengan pasangan Anda secara terbuka tentang hubungan seksual Anda
ĂĽ Menghindari
alkohol, merokok, dan penggunaan narkoba
ĂĽ Mengelola
stres, kecemasan, dan depresi
ĂĽ Menjadi
kreatif dan re-energi rutinitas seksual Anda
Komunikasi
yang baik dapat membuka pintu tertutup di kamar tidur, jadi mulai dengan
berbicara dengan pasangan Anda tentang keintiman fisik dan emosional. Dan, jika
Anda mencurigai kondisi medis, berbicara dengan dokter Anda tentang apa yang
bisa terjadi dengan tubuh Anda.
G. Asuhan Keperawatan Pada Masalah
Seksual
1.
Pengkajian Keperawatan
a.
Riwayat seksual
· Klien
yang menerima perawatan kehamilan, PMS,
infertility, kontrasepsi.
· Klien
yang mengalami disfungsi seksual / problem (impoten, orgasmic dysfuntion, dll)
· Klien
yang mempunyai penyakit-penyakit yang akan mempengaruhi fungsi seksual
(peny.jantung, DM, dll)
b.
Pengkajian seksual mencakup :
· Riwayat
Kesehatan seksual
· Pertanyaan
yang berkaitan dengan seks untuk menentukan apakah klien mempunyai masalah atau
kekhawatiran seksual.
· Merasa
malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan pertanyaan seksual secara
langsung – pertanyaan isyarat
c.
Pengkajian fisik
· Inspeksi
dan palpasi
· Beberapa
riwayat kes. yang memerlukan pengkajian fisik misalnya riwayat PMS,
infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang tdk normal dari genital, perubahan
warna pada genital, ggn fungsi urinaria, dll.
d.
Identifikasi klien yang berisiko
· Klien
yang berisiko mengalami gangguan seksual misalnya :
Adanya
ggn struktur/fungsi tubuh akibat trauma, kehamilan, setelah melahirkan,
abnormalitas anatomi genital
e.
Riwayat penganiayaan seksual,
penyalahgunaan seksual
f.
Kondisi yang tidak menyenangkan seperti
luka bakar, tanda lahir, skar (masektomi) dan adanya ostomi pada tubuh
g.
Terapi medikasi spesifik yang dapat
menyebabkan mslh seksual; kurangnya pengetahuan/salah informasi tentang fungsi
dan ekspresi seksual
h.
Ggn aktifitas fisik sementara maupun
permanen ; kehilangan pasangan
i.
Konflik nilai-nilai antara kepercayaan
pribadi dengan aturan religi
- Diagnosa
Keperawatan
Diagnosa
keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan seksual, antara lain :
a.
Perubahan pola seksualitas berhubungan
dengan (b.d )
·
Ketakutan tentang kehamilan
·
Efek antihipertensi
·
Depresi terhadap kematian atau perpisahan dengan pasangan
b.
Disfungsi seksual b.d
·
Cedera medulla spinalis
·
Penyakit kronis
·
Nyeri
·
Ansietas mengenai penempatan di rumah
perawatan atau panti
c.
Gangguan citra tubuh b.d
·
Efek masektomi atau kolostomi yang baru
dilakukan
·
Disfungsi seksual
·
Perubahan pasca persalinan
d.
Gangguan harga diri b.d
e.
cedera medulla spinalis
f.
penyakit kronis
g.
nyeri
h.
ansietas mengenai penempatan di rumah
perawatan atau panti
Masalah
seksual juga dapat menjadi etiologi diagnosa keperawatan yang lain misalnya :
·
Kurang pengetahuan (mengenai konsepsi,
kontrasepsi, perubahan seksual normal) b.d salah informasi dan mitos-mitos
seksual
·
Nyeri b.d tidak adekuatnya lubrikasi
vagina atau efek pembedahan genital
·
Cemas b.d kehilangan fungsi seksual
- Rencana Keperawatan
No
|
Dx. Kep.
|
Tujuan
|
Intervensi
|
1.
|
1.
Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan
struktur tubuh/fungsi yang ditandai dengan perubahan dalam mencapai kepuasan
seksual.
|
Pasien
dapat menerima perubahan struktur tubuh terutama pada fungsi seksual yang
dialaminya
Kriteria
hasil:
· Mengekspresikan
kenyamanan
· Mengekspresikan
kepercayaan diri
|
1. Bantu
pasien untuk mengekspresikan perubahan fungsi tubuh termasuk organ seksual
seiring dengan bertambahnya usia.
2. Berikan
pendidikan kesehatan tentang penurunan fungsi seksual.
3. Motivasi
klien untuk
mengkonsumsi makanan yang rendah
lemak, rendah kolestrol, dan berupa diet vegetarian
4. Anjurkan
klien untuk
menggunakan krim vagina dan gel
|
2.
|
2.
Harga diri rendah berhubungan dengan gangguan funsional ditandai dengan
perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.
|
Pasien
dapat
menerima
perubahan bentuk salah satu angota tubuhnya
secara
positif
Kriteria
hasil:
· Pasien
mau
berinteraksi dan
beradaptasi dengan lingkungan tanpa
rasa malu dan rendah diri
· Pasien
yakin akan kemampuan yang dimiliki
|
1. Kaji
perasaan/persepsi pasien tentang perubahan gambaran diri berhubungan dengan
keadaan angota tubuhnya yang kurang berfungsi secara normal
2. Lakukan
pendekatan dan bina hubungan saling percaya dengan pasien
3. Tunjukkan
rasa empati, perhatian dan penerimaan pada pasien
4. Bantu
pasien untuk mengadakan hubungan dengan orang lain
5. Beri
kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaan kehilangan
|
3.
|
3.Ketidakefektifan pola
seksualitas
berhubungan dengan penyakit atau
terapi
medis.
|
Pasien
dapat menerima perubahan pola seksualitas yang disebabkan masalah
kesehatannya.
Kriteria
Hasil :
· Mengidentifikasi
keterbatasannya pada aktivitas seksual yang di sebabkan masalah kesehatan
· Mengidentifikasi
modifikasi kegiatan seksual yang
pantas dalam respon
terhadap
keterbatasannya
|
1. Kaji
factor-faktor penyebab dan penunjang, yang meliputi
·
Kelelahan
·
Nyeri
·
Nafas pendek
·
Keterbatasan suplai oksigen
·
Imobilisasi
·
Kerusakan inervasi sara
·
Perubahan hormone
·
Depresi
·
Kurangnya informasi yang tepat
2. Ajarkan
pentingnya mentaati aturan medis yang dibuat untuk mengontrol gejala penyakit
3. Berikan
informasi yang tepat pada pasien dan pasangannya tentang keterbatasan fungsi
seksual yang disebabkan oleh keadaan sakit
4. Ajarkan
modifikasi yang mungkin dalam kegiatan seksual dapat membantu penyesuaian
dengan keterbatasan akibat sakit
|
- Implementasi
No
|
Dx. Kep.
|
Implementasi
|
Evaluasi
(Secara Keseluruhan)
|
1.
|
1. Disfungsi
seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh/fungsi yang ditandai
dengan perubahan dalam mencapai kepuasan seksual.
|
1. Membantu
pasien untuk mengekspresikan perubahan fungsi tubuh termasuk organ seksual
seiring dengan
bertambahnya
usia.
2. Memberikan
pendidikan kesehatan tentang
penurunan fungsi seksual.
3 Memotivasi
klien untuk mengkonsumsi makanan yang rendah lemak, rendah kolestrol, dan
berupa diet vegetarian
4. Menganjurkan
klien untuk menggunakan krim vagina dan gel
|
S:klien
mengatakan ”lebih mengerti “ mengerti
mengapa keinginan untuk melakukan hubungan suami istri berkurang
DO
: - umur klien 69 tahun
-
TD : 130 / 90 mmHg
-
Nadi : 88 x/menit
-
Suhu : 36°C
-
RR : 18 x/menit
-
Klien sudah menoupose
|
2.
|
2. Harga diri
rendah berhubungan dengan gangguan funsional ditandai dengan perubahan bentuk
salah
satu anggota
tubuh.
|
1. Mengkaji
perasaan/persepsi pasien
tentang perubahan
gambaran diri
berhubungan dengan
keadaan angota tubuhnya yang kurang
berfungsi secara normal
2. Melakukan
pendekatan dan bina hubungan saling percaya dengan pasien
3. Menunjukkan
rasa empati, perhatian dan penerimaan pada pasien
4. Membantu
pasien untuk mengadakan hubungan dengan orang lain
5. Memberikan
kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaan kehilangan
|
|
3.
|
3.Ketidakefektifan pola seksualitas berhubungan dengan
penyakit atau terapi medis.
|
1.
Mengkaji faktor-faktor penyebab dan penunjang yang
meliputi:
o
Kelelahan
o
Nyeri
o
Nafas pendek
o
Keterbatasan suplai
Oksigen
o
Imobilisasi
o
Kerusakan inervasi
Saraf
o
Perubaha
o
Hormone
o
Depresi
o
Kurangnya
informasi yang
tepat
2.Memberikan
pelajaran kepada pasien tentang pentingnya mentaati aturan medis yang dibuat
3.Memberikan
informasi yang tepat pada pasien dan pasangannya tentang keterbatasan fungsi
seksual yang disebabkan oleh keadaan sakit.
4.Memberikan
pelajaran kepada pasien tentang suatu modifikasi yang mungkin dalam kegiatan
seksual dapat membantu penyesuaian dengan keterbatasan akibat sakit.
|
- Evaluasi
Keperawatan
· Evaluasi
tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan. Jika tidak tercapai, perawat
seharusnya mengeksplorasi alasan-alasan tujuan tersebut tidak tercapai ---
Pengungkapan klien atau pasangan, klien dapat diminta mengungkapkan kekuatiran,
dan menunjukkan faktor risiko, isyarat perilaku seperti kontak mata, atau
postur yang menandakan kenyamanan atau kekuatiran.
· Klien,
pasangan dan perawat mungkin harus mengubah harapan atau menetapkan jangka
waktu yang lebih sesuai untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
· Komunikasi
terbuka dan harga diri yang positif --- penting
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebutuhan
seksual merupakan kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua orang
individu secara pribadi yang saling menghargai, memerhatikan, dan menyayangi
sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara dua individu tersebut.
Pada saat ini perilaku seksual telah beranjak dari posisi nilai moral menjadi
budaya. Dengan kata lain, jika sebelumnya seks sarat dengan kaidah moral,
sekarang seks telah merambah ke segala penjuru kehidupan sebagai gaya hidup
yang nihil moralitas.
B. Saran
Perawat
sebagai role model maka :
- Sikap,
prasangka terhadap seksual akan dapat dibaca oleh klien, melalui cara
perawat bertindak, berbicara, menghindar, dan pada waktu berbicara.
- Tingkat
pengetahuan perawat tentang seksualitas, menghambat / meningkatkan
diskusi.
- Pengetahuan
tentang anatomi dan fisiologi organ reproduksi, respon seksual, ekspresi
seksual dapat membantu pengkajian yang efektif.
- Perawat
harus merasa nyaman dengan dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik/ Patricia A.Potter, Anne Griffin Perry; Edisi 4 Volume 1, Jakarta :
EGC 2005
Buku saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan kriteria hasil NOC, Edisi 7, editor edisi bahasa Indonesia, Judith M.
Wilkinson, PhD, ARNP, RNC- Jakarta : EGC, 2010.
http://.asuhan keperawatan pada klien dengan
disfungsi seksual
http://.wordpress.com/masalah-seksual-lansia
Kebutuhan Dasar Manusia, Alimul, Aziz. Buku 1, Salemba Medika, Jakarta, 2009.
NANDA, diagnosis keperawatan:definisi dan
klasifikasi 2009-2011: editor edisi bahasa Indonesia, Judith M. Wilkinson, PhD,
ARNP, RNC - Jakarta : EGC, 2010
No comments:
Post a Comment