Wednesday, 18 August 2021

MAKALAH PORIFERA

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Porifera dalam bahasa latin , porus artinya pori, sedangkan fer artinya membawa.Porifera adalah hewan multiseluler atau metazoa yang paling sederhana.Karena hewan ini memiliki ciri yaitu tubuhnya berpori seperti busa tau spons sehinggaporifera disebut juga sebagai hewan spons.Ciri tubuh Porifera meliputi ukuran, bentuk, struktur dan fungsi tubuh.Ukuran porifera sangat beragam.Beberapa jenis porifera ada yang berukuran sebesar butiran beras,
sedangkan jenis yang lainnya bisa memiliki tinggi dan diameter hingga 2 meter.Tubuh porifera pada umumnya asimetris atau tidak beraturan meskipun ada yang simetris radial.Bentuknya ada yang seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau bercabang seperti tumbuhan.Tubuhnya memiliki lubang-lubang kecil atau pori(ostium).Warna tubuh bervariasi, ada yang berwarna pucat,dan ada yang berwarna cerah, seperti merah, jingga, kuning bahkan ungu.Tubuh porifera belum membentuk jaringan dan organ sehingga porifera dikelompokkan dalam protozoa.Permukaan luar tubuhnya tersusun dari sel-sel berbentuk pipih dan berdiding tebal yang disebut pinakosit.Pinakosit berfungsi sebagai pelindung.Diantara pinakosit terdapat pori-pori yang membentuk saluran air yang bermuara di spongosol atau rongga tubuh.Spongosol dilapisi oleh sel “berleher” yang memiliki flagelum, yang disebut koanosit.Flagelum yang bergerak pada koanosit berfungsi untuk membentuk aliran air saru arah sehingga air yang mengandung makanan dan oksigen masuk melalui pori ke spongosol.Di spongosol makanan ditelan secara fagositosis dan oksigen diserap secara difusi oleh koanosit.Sisa pembuangan dikeluarkan melalui lubang yang disebut oskulum.
Zat makanan dan oksigen selalin digunakan oleh koanosit, sebagian juga ditransfer secara difusi ke sel-sel yang selalu bergerak seperti amoeba, yaitu amoebosit (sel amoeboid).Fungsinya pun sama yaitu mengedarkan makan dan oksigen keseluruh sel-sel tubuh lainnya.

Cnidaria adalah sebuah filum yang terdiri atas sekitar 9.000 spesies hewan sederhana yang hanya ditemukan di perairan, kebanyakan lingkungan laut. Dari sudut etimologi, kata Cnidaria berasal dari bahasa Yunani "cnidos" yang berarti "jarum penyengat". Kemampuan menyengat cnidaria-lah yang merupakan asal nama mereka.Ciri khas Cnidaria adalah knidosit, yang merupakan sel terspesialisasi yang mereka pakai terutama untuk menangkap mangsa dan membela diri. Tubuh mereka terdiri atas mesoglea, suatu bahan tak hidup yang mirip jeli, terletak di antara dua lapisan epitelium yang biasanya setebal satu sel. Mereka memiliki dua bentuk tubuh dasar: medusa yang berenang dan polip yang sesil, keduanya simetris radial dengan mulut dikelilingi oleh tentakel berknidosit. Kedua bentuk tersebut mempunyai satu lubang jalan masuk yang berfungsi sebagai mulut maupun anus yang disebut manus serta rongga tubuh yang digunakan untuk mencerna makanan dan bernapas. Banyak cnidaria memproduksi koloni yang meruapakan organisme tunggal terdiri atas zooid mirip medusa atau mirip polip atau keduanya. Kegiatan cnidaria dikoordinasikan oleh jaring-jaring saraf tak terpusat serta reseptor sederhana. Beberapa Cubozoa dan Scyphozoa yang berenang bebas memiliki indera penyeimbang statokista dan ada yang punya ropalia, suatu struktur pengindera kompleks yang dapat termasuk mata pembentuk citra dengan lensa dan retina yang sederhana. Semua cnidaria berkembangbiak secara seksual. Banyak cnidaria memiliki daur hidup yang rumit dengan tingkat perkembangan polip aseksual dan medusa seksual, namun beberapa tidak memiliki polip atau tidak memiliki medusa.Cnidaria

Dalam waktu lama, Cnidaria dikelompokkan dengan Ctenophora dalam filum Coelenterata akan tetapi setelah lebih disadari perbedaan mereka menyebabkan mereka ditempatkan pada filum yang terpisah. Cnidaria diklasifikasikan menjadi empat kelompok utama: Anthozoa yang sesil terdiri dari anemon  laut, koral, dan pena laut,serta Scyphozoa (ubur-ubur), Cubozoa (ubur-ubur kotak) dan Hydrozoa yang ketiganya perenang, kelompok beranekaragam yang termasuk cnidaria air tawar dan juga cnidaria laut, dan memiliki baik anggota yang sesil seperti Hydra(genus) dan perenang berkoloni seperti ubur-ubur kapal perang portugis. Staurozoa baru-baru ini diakui sebagai satu kelas tersendiri dan bukan bagian kelompok Scyphozoa, dan ada perdebatan tentang apakah Myxozoa dan Polypodiozoa merupakan cnidaria atau lebih dekat pada bilateria (hewan yang lebih kompleks).

Banyak cnidaria memangsa organisme yang berukuran dari plankton hingga binatang yang berukuran beberapa kali lebih besar dari mereka sendiri, tetapi banyak dari mereka mendapatkan nutrisi dari alga endosimbiotik, dan ada yang bersifat parasit. Banyak cnidaria yang dimangsa oleh binatang lain termasuk bintang laut, ikan, dan penyu. Terumbu karang yang polipnya kaya akan alga endosimbiotik, menopang beberapa ekosistem paling produktif di dunia, dan melindungi vegetasi di daerah pasang-surut dan pada garis pantai dari arus yang kuat dan juga pasang air laut. Sementara koral terbatas hidup di air laut hangat dan dangkal, cnidaria lain hidup di laut dalam, dai lautan kutub dan di air tawar.

Fosil cnidaria telah ditemukan di bebatuan yang terbentuk 580 juta tahun lalu, dan fosil lain menunjukkan bahwa koral sudah ada tak lama sebelum 490 juta tahun lalu dan menjadi beranekaragam beberapa juta tahun kemudian. Fosil cnidaria yang tidak membuat struktur bermineral sangat jarang Ilmuwan saat ini berpikir bahwa cnidaria, ctenophora dan bilateria loebih dekat kekerabatannya dengan spons calcarea daripada dengan spons lain, dan bahwa anthozoa adalah "bibi" atau "saudara" evolusioner dari cnidaria lain, dan lebih berkerabat dekat dengan bulateria. Analisis baru-baru ini menyimpulkan bahwa cnidaria, meskipun dianggap lebih "primitif" dari bilateria, memiliki rentang gen yang besar

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Poreifera

Porifera dapat diartikan hewan yang tubuhnya mengandung lubang-lubang kecil atau hewan berpori. Porifera mempunyai sistem kanal atau saluran air untuk mensirkulasi air di dalam tubuhnya.Porifera merupakan jenis hewan metozoa yang bersimetri radial.

Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan planton . Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan. Habitat porofera umumnya dilaut

Spons adalah hewan dari filum Porifera yang berarti "pembawa pori"). Tubuh mereka terdiri dari jelly- seperti mesohyl terjepit di antara dua lapisan tipis sel. Sementara semua hewan memiliki sel terspesialisasi yang dapat berubah menjadi sel-sel khusus, spons yang unik dalam memiliki beberapa sel-sel khusus yang dapat berubah menjadi jenis lain, sering bermigrasi antara lapisan sel utama dan mesohyl dalam proses. Spons tidak memiliki saraf, pencernaan atau sistem peredaran darah. Sebaliknya, sebagian besar mengandalkan mempertahankan aliran air konstan melalui mereka badan untuk mendapatkan makanan dan oksigen dan untuk menghilangkan limbah, dan bentuk tubuh mereka yang diadaptasi untuk memaksimalkan efisiensi dari aliran air. Semua sessile air hewan dan, meskipun ada spesies air tawar, yang sebagian besar adalah laut (air garam) spesies, mulai dari zona pasang surut sampai kedalaman lebih dari 8.800 meter (5,5 mi). Sementara sebagian besar sekitar 5,000-10,000 dikenal spesies memakan bakteri dan partikel makanan lainnya di air, beberapa host photosynthesizing mikro-organisme sebagai endosymbionts dan aliansi ini sering menghasilkan lebih banyak makanan dan oksigen dari yang mereka konsumsi. Beberapa jenis spons yang hidup di lingkungan makanan miskin telah menjadi karnivora yang memangsa terutama pada krustasea kecil.  Sebagian besar spesies menggunakan reproduksi seksual, melepaskan sperma sel ke dalam air untuk membuahi ovum bahwa di beberapa spesies dilepaskan dan orang lain yang ditahan oleh "Ibu". Telur yang dibuahi membentuk larva yang berenang di lepas mencari tempat untuk menetap. Spons dikenal regenerasi dari fragmen yang putus, meskipun ini bekerja hanya jika potongan-potongan termasuk jenis yang tepat sel. Sebuah beberapa spesies berkembang biak dengan tunas. Ketika kondisi memburuk, misalnya sebagai drop suhu, banyak spesies air tawar dan laut yang menghasilkan beberapa gemmules, "kelangsungan hidup polong" sel terspesialisasi yang tetap terbengkalai sampai kondisi meningkatkan dan kemudian bentuk yang sama sekali baru atau spons recolonize kerangka orang tua mereka. Para mesohyl berfungsi sebagai endoskeleton dalam spons kebanyakan, dan merupakan kerangka hanya dalam spons lembut yang menatah permukaan keras seperti batu. Lebih umum, yang mesohyl yang kaku oleh spikula mineral, oleh serat spongin atau keduanya. Demosponges menggunakan spongin, dan dalam banyak spesies, silika spikula dan pada beberapa spesies, kalsium karbonat exoskeletons. Demosponges merupakan sekitar 90% dari seluruh spons diketahui spesies, termasuk semua yang air tawar, dan memiliki jangkauan terluas habitat. Berkapur spons, yang telah spikula kalsium karbonat dan, dalam beberapa spesies, kalsium karbonat exoskeletons, dibatasi untuk relatif dangkal perairan laut di mana produksi kalsium karbonat termudah. The spons kaca rapuh, dengan "perancah" dari spikula silika, dibatasi untuk daerah kutub dan kedalaman laut di mana pemangsa langka. Fosil dari semua jenis telah ditemukan di batuan tanggal dari 580 juta tahun yang lalu. Selain Archaeocyathids, yang fosil yang umum di batuan dari 530-490000000 tahun yang lalu, kini dianggap sebagai tipe spons. kerabat terdekat The sponge's bersel tunggal diperkirakan menjadi Choanoflagellatea, yang sangat menyerupai sel spons gunakan untuk drive sistem aliran air dan menangkap sebagian besar makanan mereka. Spons umumnya disepakati, juga, untuk tidak membentuk kelompok monofiletik, dengan kata lain melakukan tidak mencakup semua dan hanya keturunan yang umum nenek moyang, karena Eumetazoa (hewan yang lebih kompleks) adalah dianggap keturunan subkelompok dari spons. Namun yang pasti kelompok spons terdekat untuk Eumetazoa, baik sebagai spons gampingan dan subkelompok dari demosponges disebut Homoscleromorpha telah dinominasikan oleh para peneliti yang berbeda. Selain itu, sebuah studi pada tahun 2008 menyarankan hewan paling awal mungkin telah mirip dengan ubur-ubur sisir modern. Beberapa spesies demosponge yang telah sepenuhnya lembut kerangka berserat tanpa elemen keras telah digunakan oleh manusia selama ribuan tahun untuk beberapa tujuan, termasuk sebagai padding dan sebagai alat pembersih. Pada tahun 1950-an, walaupun, ini telah ditangkap berlebih begitu berat bahwa industri hampir runtuh, dan sebagian besar spons seperti bahan sekarang sintetis. Spons dan mikroskopis mereka endosymbionts kini sedang diteliti mungkin sumber obat untuk mengobati berbagai penyakit. Lumba-lumba telah diamati menggunakan spons sebagai alat saat mencari makan.

Gambar Porifera

Description: porifera

 

B.     Proses Makan Porifera

  • Air yang membawa partikel makanan (plankton) masuk melalui porosit dan tiba ke spongosol.
  • Flagella pada koanosit berputar membentuk pusaran air.
  • Air dan partikel makanan terhisap dalam pusaran air, ujung bagian koanosit menjulurkan sitoplasmanya dan mengelilingi air + partikel makanan tersebut.
  • Air dan makanan berbentuk vesikel dan dicerna dalam pencernaan intraselular.
  • Hasil makanan didifusikan ke sel amoebosit.
  • Sel amoebosit akan berjalan menuju sel-sel lain mengedarkan makanannya.

 

C.    Ciri-ciri Porifera

Porifera mempunyai ciri khusus berupa tubuh yang berpori-pori miskroskopis.Dalam fase hidupnya, porifera megalami dua bentuk kehidupan, hidup berenang bebas dan hidup menetap.porifera belum memiliki organ pencernaan, sistem saraf, dan sistem peredaran darah.

 (Termasuk dalam ciri)

1.Struktur tubuh :

bentuknya ada yang seperti jambangan, piala, terompet, bercabang-cabang. Melekat pada dasar perairan, ada yang bewarna ada yang tidak. Pada bagian tengah tubuhnya terdapat ruang yang disebut spongosol (paragaster) yang merupakan saluran air. Pada ujung atas ruang tsb terdapat lubang besar keluarnya air yang disebut oskolum.

Lapisan penyusun dinding tubuh Porifera secara berurutan dari luar ke dalam :

·         Epidermis atau lapisan terluar-(terlampir)

·          Mesoglea (berupa gelatin)-(terlampir)

·          Endodermis atau lapisan dalam

terdiri dari sel-sel leher atau koanosit yang memiliki flagela dan berfungsi untuk mencerna makanan.

·         Merupakan hewan multiselluler (multi = banyak, selluler = sel).

·         tubuhnya berpori (ostium)

·         Memiliki tubuh yang berbentuk seperti piala atau botol dan hidupnya bersifat sessil atau menetap atau menempel pada substrat tertentu.

·         Tubuhnya tersusun atas jaringan diploblastik (terdiri atas 2 lapisan jaringan). yaitu :

Ø  Lapisan ektoderm yang terdiri atas selapis sel yang pipih yangberfungsi sebagai kulit yang disebut pinakosit

Ø  Lapisan endoderm yang terdiri atas sel leher atau koanosit.

·         Habitat di perairan terutama di air laut.

·         multiseluler

·         tubuh porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial.

·         berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan

·         warnanya bervariasi

·         tidak berpindah tempat (sesil)

·         Reproduksi vegetatif dengan tunas atau kuncup, gemmule (kuncup dalam), generatif dengan pembentukan sel gamet.

ciri-ciri anatominya antara lain :

  • memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan leukonoid
  • pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit

 

D.    Stuktur Tubuh Porifera dan Fungsinya

Pada tubuh Porifera terdapat pori-pori sebagai jalan masuknya air yang membawa makanan, kemudian oleh flagela yang ada pada koanosit, zat-zat makanan tadi akan ditangkap dan akan dicerna oleh koanosit atau sel leher. Setelah makanan tercerna, oleh sel amoebosit, maka sari-sari makanan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Air yang sudah tidak mengandung zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui oskulum. Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terdapat rongga yang disebut mesenkim atau mesoglea tempat dari sel amoeboid dan skleroblast yang merupakan penyusun rangka atau spikula berada. Porifera tidak mempunyai sel saraf. Sel-sel pada Porifera sensitif terhadap rangsang antara lain choanocyt dan myocyt, karena itu gerakan dari flagellum pada choanocyt tergantung pada keadaan lingkungan. Kemampuan myocyt terhadap stimulus adalah gerakan mengkerut/ mengendurnya sel tubuh sehingga porocyt ataupun osculum bisa menutup dan membuka. (Sri Dwi Astuti, 2000:45)

 

 

 

 

Gambar dan Fungsi Tubuh Porifera

Description: struktur tubuh-porifera

 

E.     Reproduksi Porifera

Porifera bereproduksi melalui dua cara, yaitu secara generatif ataupun secara vegetatif. Reproduksi generatif, yaitu dengan sel-sel kelamin yang dihasilkan oleh sel amoeboid. Porifera termasuk hewan monoesius atau hermafrodit karena dalam satu tubuh bisa menghasilkan dua sel kelamin sekaligus. Reproduksi vegetatif dengan pembentukan tunas ataupun kuncup. Ketika kuncup atau tunas-tunas  tersebut lepas akan tumbuh menjadi individu baru. Apabila Porifera berada dalam lingkungan yang kering, maka akan membentuk gemmule atau kuncup dalam yang nantinya juga bisa tumbuh menjadi individu baru. Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual.Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule.Gemmule disebut juga tunas internal.Gemmule dihasilkan hanya menjelang musim dingin di dalam tubuh porifera yang hidup di air tawar.Porifera dapat membentuk individu baru dengan regenerasi.Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (antara sperma dan ovum).Ovum dan sperma dihasilkan oleh koanosit.Sebagian besar Porifera menghasilkan ovum dan juga sperma pada individu yang sama sehingga porifera bersifat Hemafrodit.

1.      Reproduksi Aseksual

Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk kuncup (tunas). Kuncup –kuncup muncul dari tubuh Porifera bagian “kaki”, dan tetap tinggal bersama induknya.Jika dari satu tangkai terbentuk beberapa Porifera baru yang mengumpul, maka akanterbentuk koloni. Selain itu, jika tubuh Porifera terpotong, setiap potongan mamputumbuh menghasilkan individu baru (tingkat regenerasi Porifera tinggi).

Gambar Reproduksi Aseksual Porifera

 

2.      Reproduksi Seksual

Reproduksi sekssual dilakukan dengan membentuk sel kalamin atau gamet. Sel gamet berkembang dari sel ameboid khusus yang disebut arkeosit. Arkeosit membentuk sperma dan ovum. Spematozoa yang telah dihasilkan akan berenang di dalam air hingga dapat mencapai ovum. Ovum berda di mesoglea. Karena dalam satu tubuh dihasilkan dua macam gamet yaitu gamet jantan dan betina, maka Porifera termasuk hermafrodit. Penyatuan sperma dan ovum menghsailkan zigot yang terjadi di mesoglea. Zigot berkembang menjadi larva bersilia yang akan berenang menjauhi induknya,menempel pada suatu tempat dan akhirnya tumbuh menjadi Porifera baru.

 

 

Klasifikasi Porifera

Berdasarkan bahan penyusun rangka tubuh, Porifera diklasifikasikan menjadi:

a.        Calcarea (Calcisspongiae)

Merupakan kelas Porifera yang rangka tubuhnya terdiri dari spikula yang spongin (dari senyawa protein)  tersusun atas zat kapur, contohnya adalah Grantia dan Scypa.

b.      Hexactinellida

Merupakan Porifera yang rangka tubuhnya terdiri dari spikula, contohnya adalah Eupectella.

c.       Demospongia

Merupakan Porifera yang spikulanya berasal dari campuran zat kapur atau silikat, contohnya adalah Euspongia , Spongilla.

d.      Calcarea (dalam latin, calcare = kapur) atau Calcispongiae (dalam latin, calci = kapur, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari kalsium karbonat.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk seperti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder.Tinggi tubuh kurang dari 10 cm.Struktur tubuh ada yang memiliki saluran airaskonoid,sikonoid,atau,leukonoid.
Calcarea hidup di laut dangkal, contohnya sycon, Clathrina, dan Leucettusa lancifer.
Berikut bentuk tipe saluran air dari porifera : askonoid, sikonoid, dan leukonoid

e.       Hexactinellida (dalam bahasa yunani, hexa = enam) atau Hyalospongiae (dalam bahasa yunani, hyalo = kaca/transparan, spongia = spons) memiliki spikula yang tersusun dari silika.Ujung spikula berjumlah enam seperti bintang.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk vas bunga atau mangkuk.Tinggi tubuhnya rata-rata 10-30 cm dengan saluran tipe sikonoid.Hewan ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200 – 1.000 m.Contoh Hexactinellida adalah Euplectella.

f.       Demospongiae ( dalam bahasa yunani, demo = tebal, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari serabut spongin.Tubuhnya berwarna cerah karena mengandung pigmen yang terdapat pada amoebosit.Fungsi warna diduga untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari.Bentuk tubuhnya tidak beraturan dan bercabang.Tinggi dan diameternya ada yang mencapai lebih dari 1 meter.Seluruh Demospongiae memiliki saluran air tipe Leukonoid.Habitat Demospongiae umumnya di laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di air tawar.Demospongiae adalah satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya ada yang hidup di air tawar.Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90% dari seluruh jenisporifera.

Contoh Demospongiae adalah spongia, hippospongia dan Niphates digitalis.

Tipe-tipe Sistem Saluran Air pada Porifera

Berdasarkan jalan masuknya air ke dalam tubuh, Porifera dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu:

a. Asconoid

merupakan tipe saluran air yg lubang2 ostiumnya dihubungkan dgn saluran lurus langsung ke spongosol. (Leucosolenia).Tipe asconoid adalah tipe yang paling sederhana pada Porifera. Air akan masuk ke ostium, lalu menuju ke atrium atau rongga tubuh dan akan keluar lewat oskulum.

b. Syconoid

Sycon/scypa merupakan tipa saluran air yg lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dgn saluran2 bercabang ke rongga-rongga yg berhubungan langsung dengan spongosol. Rongga inilah yg dilapisi oleh koanosit. (Scypha).Dibandingkan dengan tipe asconoid, jenis ini lebih rumit. Air yang masuk melalui pori-pori atau ostium akan menuju saluran radial, lalu ke atrium atau rongga dan keluar melalui oskulum.

 

c. Leuconoid atau Rhagon

Merupakan tipe yang paling kompleks pada Porifera. Air masuk melalui pori-pori atau ostium, kemudian menuju saluran radial yang bercabang-cabang, kemudian masuk ke bagian atrium dan akan keluar melalui oskulum

 

F.     Cara hidup dan peranan Porifera

Porifera hidup secara heterotof.Makananya adalah bakteri dan plankton.Makanan yang masuk kedalam tubuhnya berbentuk cairan.Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit.Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut dengan kedalaman 5 km.Sekitar 150 jenis porifera hidup di ait tawar, misalnya Haliciona dari kelas Demospongia.Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu atau benda lainya di dasar laut.Karena porifera yang bercirikan tidak dapat berpindah tempat, kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan.Tubuh Porifera yang sudah mati dapat dimanfaatkan sebagai penggosok ketika mandi ataupun mencuci. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan sebagai hiasan yang ada pada akuarium Beberapa jenis porifera seperti spongia dan hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi dan alat gosok.Namun, spons mandi yang banyak digunakan umumnya adalah spons buatan, bukan berasal dari kerangka porifera.Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat penyakit kanker dan penyakit lainnya. Sebagai alat spons penggosok badan dan untuk membersihkan barang-barang.Ada juga porifera yg merugikan karena hidup melekat pada kulit tiram sehingga menurunkan kualitas tiram di peternakan tiram.

 

CNIDARIA

Cnidaria termasuk ke dalam hewan yang memiliki simetri radial. Hewan radial hanya memiliki bagian dorsal (atas) dan bagian ventral (bawah) atau bagian oral (mulut) dan bagian aboral, tapi tidak ada bagian anterior (kepala) dan posterior (ekor).  Bentuk tubuh dasar hewan Cnidaria terdiri dari dua variasi, yaitu polip dan medusa yang secara bergantian terjadi pada siklus hidupnya. Polip adalah bentuk seperti tabung yang menetap dan menempel pada substrat, seperti batu, dibagian aboral (berlawanan dengan mulut) pada tubuhnya. Pada bagian atas terdapat mulut dan anus yang menjadi satu sebagai tempat makan dan pengeluaran limbah. Organ ini dikelilingi oleh tentakel. Tentakel menghadap ke atas dan ke luar. Karena menempel pada substrat, polip bersifat pasif dalam mencari makanan dan menggunakan tentakel untuk menangkap mangsa. Pada umumnya ketika berbentuk polip, Cnidaria akan bereproduksi secara aseksual. Membentuk koloni (jika progeninya tetap melekat satu sama lain) atau klon (jika terpisah progeninya). Polimorfisme terjadi di koloni dari beberapa spesies hydrozoa dan anthozoa, dimana polipnya memiliki fungsi-fungsi yang khusus seperti mencari makan, pertahanan diri, dan reproduksi aseksual. Beberapa koloni polip, yang dilengkapi dengan tentakel berfungsi untuk mengambil makanan dan sebagai alat pertahanan diri. Polip lain yang tidak bertentakel dikhususkan untuk bereproduksi dengan menghasilkan medusa kecil melalui pertunasan secara aseksual. Ukuran Cnidaria polip tidak lebih dari satu milimeter atau lebih, namun bila berbentuk koloni dapat mencapai satu meter lebih untuk diameternya. Contoh Cnidaria dalam bentuk polip adalah  hydra dan anemon laut. Sedangkan medusa, berbentuk hampir sama dengan polip hanya letak mulut / anus berada di bawah. Berbeda dengan polip, medusa dapat bergerak bebas di air karena terbawa air atau proses kontraksi tubuhnya yang berbentuk seperti lonceng. Cnidaria medusa akan bereproduksi seksual menghasilkan larva yang bermetamorfosis menjadi polip.   Dengan demikian, pada dasarnya polip adalah fase anak dan medusa adalah bentuk dewasa. Contoh Cnidaria dalam bentuk medusa adalah ubur – ubur. Tidak semua hewan Cnidaria melewati kedua tahapan bentuk tersebut. Kebanyakan jenis Cubozoa, Hyrozoa, dan Scyphozoa yang melewati tahap polip dan medusa, sedangkan Anthozoa hanya berbentuk polip dan tidak memiliki tahap medusa.  

a.Polip Description: (a) Polip dan (b) medusa pada Cnidaria. b.Medusa pada Cnidaria

 

 

 

 

Kebanyakan Cnidaria

Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/7/70/Bentuk_Cnidaria.jpg/180px-Bentuk_Cnidaria.jpg

Dua bentuk Cnidaria : (a) bentuk polip dan (b.) bentuk medusa.

Cnidaria adalah binatang diploblastik dengan kata lain mereka mempunyai dua lapisan sel utama, sedangkan binatang yang lebih kompleks adalah triploblastik. yang mempunyai tiga lapisan utama. Dua lapisan sel utama cnidaria yang  membentuk epitel  kebanyakan setebal satu sel, dan melekat pada membran dasar berserat , yang mereka sekresikan. mereka juga mensekresikan mesoglea yang  mirip jeli yang memisahkan lapisan-lapisan tersebut. Lapisan yang menghadap ke luar, dikenal sebagai eksoderm (kulit luar) biasanya terdiri dari tipe-tipe sel berikut :

  • Sel epiteliomuskuler yang tubuhnya membentuk bagian epitelium tapi yang dasarnya meluas membentuk serat-serat otot pada baris-baris sejajar. Serat-serat lapisan sel yang menghadap keluar ini umumnya tegak lurus pada serat-serat dari lapisan sel yang menghadap kedalam. Pada Antozoa (anemon laut, koral, dan lain-lain) dan Scyphozoa (ubur-ubur), mesogleanya juga terdapat sel-sel otot.
  • Knidosit (Cnidocyte) , sel penyengat mirip harpun yang memberi nama filum Cnidaria ini. Sel-sel ini berada di antara atau kadang di atas sel-sel otot.
  • Sel saraf . Sel pengindera berada di antara atau kadangkala di atas sel-sel otot dan berkomunikasi melalui sinapsis (celah yang dilalui sinyal kimia) dengan sel saraf motor  , yang terutama terletak di antara dasar dari sel-sel otot.
  • Sel interstisial, yang tak terspesialisasi, dan dapat menggantikan sel-sel yang hilang atau rusak dengan berubah menjadi tipe yang sesuai. Sel-sel ini terdapat di antara dasar sel-sel otot.

Selain sel epiteliomuskuler, saraf dan interstisial, gastrodermis (kulit perut) mengandung sel-sel kelenjar yang mensekresikan enzim pencernaan. Pada beberapa spesies ia juga mempunyai knidosit yang dipakai untuk mengalahkan mangsanya yang masih berjuang.

Mesoglea memiliki sejumlah kecil sel-sel yang mirip amoeba dan sel otot pada beberapa spesies. Akan tetapi jumlah sel dan tipe lapisan tengah lebih sedikit daripada spons.

Struktur dan Fungsi Tubuh

Coelenterata merupakan hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm (epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis).Ektoderm berfungsi sebagai pelindung sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan.Sel-sel gastrodermis berbatasan dengan coelenteron atau gastrosol.Gastrosol adalah pencernaan yang berbentuk kantong.Makanan yang masuk ke dalam gastrosol akan dicerna dengan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh sel-sel gastrodermis.Pencernaan di dalam gastrosol disebut sebagai pencernaan ekstraseluler.Hasil pencernaan dalam gasrosol akan ditelan oleh sel-sel gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola makanan.Pencernaan di dalam sel gastrodermis disebut pencernaan intraseluler.Sari makanan kemudian diedarkan ke bagian tubuh lainnya secara difusi.Begitu pula untuk pengambilan oksigen dan pembuangan karbondioksida secara difusi.Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan.Sistem saraf terdapat pada mesoglea.Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis.Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.
Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan mulut.Mulut dikelilingi oleh tentakel.Coelenterata yang berbetuk medusa tidak memiliki bagian kaki. Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan membuang sisa makanan.

Description: polip%2Band%2Bmedusa Animalia Porifera – CoelenterataCoelenterata melakukan metagenesis

1. Sel-sel Pembentuk Lapisan Epidermis

Epidermis terdiri dari lima tipe dasar sel, yaitu :

·         Sel epitheliomuskular (sel epitel otot) yang mempunyai ciri bagian dasarnya melebar dan menempel pada mesoglea dan berisi myofibril yang kontraktil. Sel ini berfungisi sebagai pelindung tubuh dan otot longitudinal sejajar sumbu oral-aboral.

·         Sel Interstitial adalah dasar sel yang dapat membentuk tipe sel lain seperti sperma, sel telur atau cnidosit. Sel ini memiliki berukuran kecil, agak bulat, nukleus besar, dan terletak di antara sel epitel otot. Jadi, sel ini merupakan dasar bagi regenerasi dan perbaikan segala bagian tubuh.

 

NEMATOSISTA

Salah satu karakteristik yang istimewa dari filum ini adalah tentakel tentakel dipersenjatai dengan cnidosit, sel-sel khas yang berfungsi dalam pertahanan dan penangkapan mangsa. Cnidosit mengandung cnidae. Terdapat tiga jenis utama cnidae: nematosista, spirosit, dan ptychosit. . Cnidae yang disebut nematosista adalah kapsul yang menyegat. Ada 4 tipe nematosista :

1.      Tipe Penetrant (stenotele)

Ciri-ciri :

·         Ukuran paling besar

·          tidak ada benang yang membelit transversal

·         mempunyai tiga duri panjang dan tiga jajaran duri-duri kecil

2.      Tipe Streptoline Glutinan atau Holotrichus Isorhiza

Ciri-ciri :

·         ukuran besar dan silindris

·         ujung runcing tempat keluarnya benang yang dapat membeli

·         terdapat duri-duri kecil

3.      Tipe Stereoline Glutinan atau Atrichous Isorhiza

Ciri-ciri :

·         ukuran kecil dan oval

·         mempunyai satu benang lurus tak berduri

4.      Tipe Volvent atau desmonemes

Ciri-ciri :

·         ukuran paling kecil dan phyriform

·         menggunakan benang tebal dan halus dalam bentuk lilitan dapat membelit dengan kuat

 

2. Sel-sel Pembentuk Lapisan Gastrodermis

 Gastrodermis terdiri dari beberapa macam sel, antara lain :

·         Sel Otot Pencerna (nutritive muscle cells) yang berflagela berfungsi untuk pencernaan dan sebagai otot yang berkerja tegak lurus terhadap sumbu oral-aboral, membentuk lapisan otot melingkar.

·           Sel Kelenjar Enzim menghasilkan enzim untuk pencernaan di dalam rongga gastrovaskuler

·         Sel Kelenjar Lendir (mucus secreting cells) banyak terdapat di sekitar mulut.

Kebanyakan  Cnidaria juga memiliki nematosista dalam gastrodermisnya, tetapi hanya Hydra yang tidak. Pada jenis Hydra, dalam gastrodermis terdapat zoochlorella yang hidup bersimbiosis, hingga warna Hydra menjadi hijau cerah

Fisiologi

Pergerakan

Gerakan pada polip biasanya terbatas, merayap atau meliuk-liuk karena menempel pada substrat. Tubuh polip seperti Hydra dapat memanjang dan memendek atau melengkung ke berbagai arah. Bila hydra dengan ukuran sekitar 8 mm mengambil air dan mengisi rongga gastrovaskulernya, tubuhnya dapat memanjang sampai 20 mm, namun pada sat air dikeluarkan, tubuh dapat memendek hingga berukuran 1 mm. Medusa dapat berenang bebas. Medusa berenang dengan jalan berdenyut, yang dihasilkan oleh otot melingkar pada tepi lonceng, dan meghasilkan getaran vertikal. Sedangkan gerakan horizontal tergantung pada arus laut, kecuali pada beberapa jenis Cubozoa.

 

1.      Makanan dan Pencernaan

Kebanyakan Cnidaria adalah karnivora. Jenis makanannya adalah crustacea dan ikan kecil. Cara mendapatkan makanannya adalah menggunakan tentakel biasanya dengan nematosista. Bila bahan makanan ditangkap, tentakel memindahkannya ke mulut. Kemudian makanan masuk ke dalam rongga gastrovaskular. Pencernaan dilakukan secara ekstraseluler dengan mensekresi enzim semacam tripsin untuk mencerna protein oleh sel kelenjar enzim pada gastrodermis. Makanan akan hancur menjadi partikel-partikel kecil seperti bubur dan dengan gerakan flagela diaduk secara merata. Sel otot pencerna mempunyai pseudopodia untuk menangkap dan menelan partikel makanan, dan pencernaan dilanjutkan secara intraseluler. Hasil pencernaan didistri-busikan ke seluruh tubuh secara difusi. Cadangan makanan berupa lemak dan glikogen. Sisa makanan yang tidak terpakai dibuang melalui anus.

2.      Sistem Pernafasan dan Ekresi

Alat pernapasan dan alat eksresinya khusus tidak ada. Proses yang terjadi adalah pertukaran gas secara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya. Sisa metabolisme juga dibuang secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh.

3.      Sistem saraf

Respon saraf dalam cnidaria dikontrol oleh jaringan difusi dari antar penghubung selsaraf  yang dinamakan net saraf. Dalam banyak cnidaria, net saraf didistribusikan secara melalui seluruh tubuh. Mereka tidak mempunyai otak atau struktur yang mengontrol istirahat dari net saraf. Tapi dalam bentuk medusa dari beberapa cnidaria seperti ubur – ubur, beberapa dari sel saraf  Net saraf memudahkan cnidaria untuk menanggapi stimuli tertentu di lingkungannya. Sebagai contoh, ketika sel di epidermis disentuh, mereka menyampaikan sebuah sinyal untuk sel saraf. Sel saraf memancarkan sinyal tersebut melalui net saraf menuju sel kontraktil, yang mana dapat menyebabkan hewan menarik kembali dari stimulus. Di cnidaria dengan net saraf sederhana, stimulus dimanapun pada tubuh menyebabkan sinyal dikirim melalui net saraf dalam sebuah petunjuk. Sinyal ini memberikan kontraksi dari seluruh tubuh.Net saraf juga mengkoordinasikan aktivitas komplek dari tubuh yang dibutuhkan untuk makan dan berjalan melewati lingkungan. Perpindahan melalui tentakel membawa mangsa ke mulut dan mendorongnya menuju rongga gastrovaskuler dikontrol oleh net saraf  ketika kontraksi ritmik dari tubuh yang medusa berenang melalui air.

 

 Reproduksi Cnidaria

Cnidaria berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual terjadi pada stadium polip dan dilakukan dengan jalan pertunasan (budding), pembelahan atau pencabikan telapak kaki. Suatu tunas terjadi dari dinding tubuh yang menonjol keluar diikuti perluasan rongga gastrovaskular, kemudian pada ujungnya terbentuk mulut dan tentakel. Reproduksi aseksual dimungkinkan terjadi karena kebanyakan Cnidaria mempunyai daya generasi yang besar. Tentakel yang putus akan diganti dengan yang baru.Reproduksi seksual umumnya terjadi pada tahap medusa. Sel telur atau sperma sebagian besar berasal dari sel interstisial yang mengelompok sehingga membentuk ovari atau testis. Bentuk, ukuran dan daur hidup jenis-jenis Cnidaria sangat beraneka ragam hingga dikelompokkan menjadi 4 kelas.

 Pembagian Kelas

1.      Hidrozoa

 

Ciri-ciri :

·         hidup di laut, berukuran kecil

·         menempel pada substrat karang atau koral

·         mesoglea tidak pernah selular

·         gastrodermis tidak mengandung nematosis

·         gonad umumnya epidermal

·         Polip   : ada yang bersifat soliter atau koloni

·         pada koloni, epidermis, mesoglea, dan gastrodermis bersambung-an sehingga sulit dibedakan batas antara hydrant, yaitu bagian oral yang mempunyai mulut dan tentakel, serta hydrocaulus yaitu bagian tangkai polip.

·         berukuran umumnya kecil-kecil, hanya setinggi beberapa sentimeter dan masing-masing polip hanya beberapa milimeter.

·         warna bervariasi dari putih, kesumba, jingga atau kecoklatan

·         epidermis dari bangsa Milleporinadan stylasterina menghailkan rangka luar dari zat kapur sehingga bagian tubuhnya tertutup lapisan kapur yang keras kecuali polipnya.

 

Medusa :

·         umumnya kecil-kecil

·         berdiameter 0,5-6,0 cm

·         tepi lonceng lekuk ke dalam disebut velum

·         tentakel dilengkapi nematosit terdapat pada tepi lonceng, berjumlah 4 buah atau lebih

·         mulut terletak pada ujung manubrium di tengah subumbrella

·         mesoglea tebal, jernih seperti agar-agar dan merupakan bagian terbesar dari medusa

Description: obelia

Siklus Hidup Hidrozoa

2.      Anthozoa

Anthozoa artinya binatang bunga. Pada umumnya tubuh berbentuk polip. Hewan ini memiliki tentakel dalam jumlah banyak, tentakel inilah yang berwarna-warni nampak seperti bunga mawar. Anthozoa sering disebut sebagai anemon laut. Diantara anggota Anthozoa ada yang dapat menghasilkan kerangka dari kapur yang keras. Kerangka inilah yang membentuk terumbu karang atau pulau karang.Polip Anthozoa berbeda dengan polip Hydrozoa, karena mulutnya berhubungan dengan pharynx (gullet, kerongkongan). Rongga gastrovaskuler terbagi oleh sekat-sekat longitudinal (septa) menjadi beberapa kamar. Gastrodermis pada sekat mengandun nematosist dan gonat. Hidup sebagai polip soliter atau koloni, dalam daur hidupnya tidak ada tahap medusa.

3.      Cubozoa                

Sebelum tahun 1980 Cubozoa termasuk dalam kelas Scyphozoa sebagai ordo Cubomedusae atau Carybdeida, atas dasar beberapa persamaan anatomi, fisiologi, dan daur hidupnya. Kemudian merupakan kelas tersendiri, karena dalam beberapa hal mempunyai persamaan dengan Hydrozoa.

Bentuk umum Cubosa

Lonceng Cubozoa adalah kotak dalam sisi horizontal. Di dalam lonceng terdapat manubrium dan mulut. Jaringan penutup yang dinamakan velarium terletak di bagian bawah lonceng. Otot dinamakan pedalia yang berlokasi pada sudut dari lonceng. Satu atau lebih tentakel terhubung pada tiap pedalium. Hal itulah yang menjadi dasar untuk membagi dua kelompok dalam Cubozoa yaitu Chirodropidae dan Carybdeidae. Carybdeidae selalu mempunyai satu tentakel tiap pedalium, sedangkan Chirodropidae mempunyai banyak tentakel yang menempel tiap pedalium. Seperti jenis Cnidaria yang lainnya, cubozoa disusun dari dua lapisan sel, ektodermis dan endodermis. Usus atau rongga perut oleh septa dan menjulurkan tentakel melalui kanal pedalium. Pada lonceng, yang terletak pada pertengahan antara pedalia, adalah empat struktur sensori yang dinamakan rhopalia.

Struktur Sensorik Cubozoa

Jika melihat bagian dalam dari rho-paliar pada gambar di sebelah kanan ini akan terlihat bahwa Cubozoa memiliki mata. Dari gambar detail di bawah ini, akan terlihat enam titik kemerahan. Semuanya sangat sensitif terhadap cahaya. Empat titik terkecil relatif sederhana. Tetapi dua daerah yang lebih besar terdiri dari lensa, cornea, dan retina namun tidak seperti mata pada manusia

Larva dan Polip Cubozoa

 Tahap ini tidak terlalu diketahui dari Cubozoa. Faktanya hingga tahun 1870 bahwa siklus hidup Cubozoa masih diteliti. Larva Cnidarian dinamakan planula. Planula Cubozoa berbentuk pir mempunyai titik pigmen yang sensitif terhadap cahaya dan berenang selama beberapa hari menggunakan silia. Setelah planula lalu tumbuh menjadi polip. Polip Cubozoa dapat merangkak  seperti cacing. Bentuknya secara relatif sederhana. Tahap itu mempunyai mulut dikelilingi  oleh 24 tentakel. Polip tidak benar-benar menyarupai polip scyphozoa. Perbedaan ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan evolusi dengan scyphozoa.

4.      Scypozoa

 

Medusa :

·         merupakan ubur-ubur sejati

·         berukuran relatif lebih besar dengan diameter antara 2-40 cm atau lebih, bahkan pada Cyanea capillata sampai 2 m.

·         berwarna menarik seperti jingga, kesumba atau kecoklatan

·         terdapat di semua lautan dari Laut Artik sampai laut tropis

·         bentuk pipih seperti piring sampai membulat seperti helm

·         tepi lonceng berlekuk-lekuk

·         manubrium bercabang 4 dan memanjang menjadi 4 buah oral arm untuk menangkap mangsa.

·         tidak mempunyai velum

·         jumlah tentakel 4 atau lebih

 

Pencernaan

Sistem saluran gastrovaskular terdiri atas mulut, manubrium, perut pusat yang bercabang membentuk empat kantung perut, masing-masing dibatasi sekatan yang disebut septum. 

Sistem Saraf

Sistem saraf tersusun seperti jala dan sinaptik. Cicin saraf hanya dimikliki oleh bangsa Coronnatae, sedang pada jenis lain gerak berdenyut dikendalikan oleh pusat saraf tepi lonceng, berjumlah empat sampai enam belas. Pusat saraf terletak dalam rhopalium yamg berbentuk seperti benjolan kecil System sarafnya menggunakan system saraf jala.

Sistem saraf pada medusa lebih tinggi daripada polip. Sel saraf pada tepi lonceng tersusun dalam dua cincin saraf, atas dan bawah. Bagian bawah berfungsi sebagai pusat gerak berdenyut. Tepi lonceng juga dilengkapi sel-sel indera dan dua macam organ indera, yaitu ocelli dan statosit. Ocellus sebagai fotoreseptor. Statosit berfungsi sebagai organ keseimbangan.

Reproduksi dan Daur Hidup


Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air.Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut.Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.Reproduksi pada semua medusa adalah seksual. Dan kebanyakan dioecious. Telur dari sperma terbentuk dari sel interstisial epidermis dibawah kanal. Pembuahan eksternal terjadi di air laut, pembuahan internal terjadi pada permukaan manubrium atau gonad. Telur yang dibuahi menetas menjadi blastula. Lalu gastrula memanjang menjadi larva planula yang bersilia. Setelah berenang bebas beberapa jam sampai beberapa hari, larva planula menempel ada benda atau substrat dan tumbuh menjadi polip. Polip tersebut melakukan pertunasan sehingga menghasilkan polip-polip baru yang tetap menempel pada polip induk, sehingga terbentuk suatu koloni hidroid. Gonozooid secara aseksual menghasilkan beberapa bakal medusa, kemudian dilepas ke air sebagai ubur-ubur (medusa) kecil, berenang bebas untuk kemudian tumbuh menjadi dewasa. Pergiliran reproduksia seksual pada tahap medusa dan aseksual pada tahap polip yang seperti penjelasan di atas dinamakan metagenesis.           

 

 

Ekologi

Kebanyakan Cnidaria bentuk polip memerlukan substrat padat untuk tempat menempel, meskipun beberapa bersembunyi dalam sedimen lembut dan memperpanjang mahkota tentakelnya di permukaan laut. Polip berlimpah di perairan dangkal tetapi anemon laut hidup daerah laut dalam. Medusa mempertahankan hidupnya di dalam air dan terbawa oleh arus. Beberapa jenis seperti Hydomedusae dan scyphomedusae hidup di permukaan air, umunya di teluk dan sepanjang pantai, sedangkan yang lainnya berlimpah di laut terbuka .

Cnidaria tidak lepas dari predator yang akan memangsanya. Hydroid menjadi korban gigitan nudibranch melalui kerangka chitiusnya. Mahkota dari duri  bintang laut, Acanthaster planci, melepaskan enzim pencernaan dan kemudian menyerap jaringan cairnya. Kupu-kupu dan ikan yang makan karang menjadi kebal terhadap efek nematosista dan juga kura-kura yang memakan pelagis scyphomedusae. Untuk menghadapi ancaman seperti ini, banyak kjenis Cnidaria telah berevolusi dengan memiliki pertahanan kimia yang unik sehingga secara efektif mencegah predator untuk memangsanya.

Cnidarians masuk ke dalam kompleks asosiasi dengan berbagai organisme lain, termasuk uniseluler ganggang, ikan, dan udang-udangan. Banyak dari hubungan ini, seperti yang dengan zooxantheallae dan zoochlorellae, adalah simbiosis mutualisme yaitu, hubungan yang saling menguntungkan antar kedua pasangan. Banyak Cnidaria terutama Anthozoa yang menggantungkan diri pada zooxantheallae simbiosis dari jenis Dinoflagellates dalam jaringan untuk bertahan hidup. Beberapa Cnidaria benar-benar tergantung pada zooxantheallae, lainnya menangkap mangsa dan juga menambah nutrisi atau makanannya pada zooxantheallae. Banyak karang sangat tergantung pada zooxanthella tidak dapat hidup dalam kegelapan yang berkepanjangan, itulah sebabnya terumbu karang hanya berkembang di dangkal, perairan yang banyak menerima cahaya. Contohnya adalah koral scleractinian. Koral scleractinian menerima nutrien dan sumber energi dalam dua cara. Mereka menggunakan cara tradisional menagkap organisme plankton kecil dengan nematosista yang berada di tentakel dan bersimbiosis dengan algae bersel satu bernama zooxantheallae. Zooxantheallae merupakan mikroalgae autropik yang termasuk dalam filum Dinoflagellates. Zooxantheallae hidup bersimbiosis dalam jaringan polip koral dan memberikan koral produksi nutrisi melalui aktifitas fotosintesisnya. Aktifitas ini  memiliki manfaat bagi koral dengan melepaskan senyawa karbon untuk meningkatkan kalsifikasi. Sedangkan polip koral juga memberi keuntungan bagi zooxantheallae dengan memberikan proteksi lingkungan agar dapat hidup didalamnya dan menyediakan karbondioksida dari hasil respirasi Cnidaria untuk proses fotosintesisnya. Bagian tubuh koral yang berwarna cantik sebenarnya bukan berasal dari jaringan pada koral tetapi merupakan hasil dari simbiosis zooxantheallae yang hidup pada jaringan mereka.Salah satu simbiosis mutualisme lainnya adalah 10 jenis anemone tropis dengan 26 jenis ikan anemon (ikan badut). Ikan ini hidup di dalam perlidungan tentakel anemon, tempat yang dijadikan perlindungan ketika pemangsa mengancam. Ikan anemon dapat kebal terhadap sengatan nematosista karena terdapat lapisan lendir yang menutupi tubuh mereka. Tanpa itu, mungkin ikan tersebut akan tersengat sampai mati dan dimakan oleh anemon. Sedangkan ikan anemon mengusir pergi ikan-ikan lain yang akan memangsa anemon.

 

PERAN / MANFAAT

1.    Koral atau karang laut

Koral dari kelas Anthozoa berfungsi sebagai komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang. Seperti yang telah kita ketahui terumbu karang memainkan peran penting dalam kehidupan di lautan. Banyak makhluk hidup yang tergantung padanya. Contoh : berbagai jenis ikan, ganggang dan hewan laut lainnya yang memanfaatkan terumbu karang sebagai tempat hidupnya. Selain itu, keindahan terumbu karang dapat dijadikan objek wisata yang menghasilkan devisa bagi negara. Karang di pantai juga dapat menahan ombak untuk mencegah pengikiksan pantai.

2. Beberapa jenis Cnidaria diperjualbelikan sebagai hewan hias untuk akuarium laut hingga diekspor ke Singapura, Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada. Beberapa Jenis-jenis Cnidaria tersebut  adalah :

    - Actinaria Equima, ordo Actinaria, diameter 4-8 cm, merah tua.

    - Anemonia sulcata, ordo Actinaria, putih ungu.

    - Bunodactis verrucosa, ordo Actinaria, diameter 6-7 cm, putih merah.

    - Rediantus malu ordo Actinaria, anemone biru.

    - Stoichantis keutiordo Actinaria, putih, kesumba, coklat.

    - Corallium rubnum, ordo Gorgonacea, red coral.

    - Fungia actiniformis, ordo Madreporaria, karang piring.

    - Alcyonium palmatum, ordo Alcyonacea, karang oranye.

3. Untuk dikomsumsi dan diperdagangkan sebagai ubur-ubur asin, contohnya adalah jenis Scyopozoa yang tidak beracun yaitu Rhopilema Esculata, Rhizostoma Octopus dan Pelagia Noctiluca. Ubur-ubur asin tersebut diekspor ke Jepang, Taiwan, Malaisya dan Singapura. Pengawet ubur-ubur asin ialah garam dan tawas. Ubur-ubur asin dimakan sebagai campuran rujak / asinan, salad, mie, acar dan gulai.

4. Kerangka koral digunakan sebagai material bangunan untuk membuat semen

5. Kerangka Cnidaria juga dibuat sebagai perhiasan. Warna pink yang dikenal seba-gai ”koral” adalah corak warna kerangka dari jenis hydrokoral. Hydrokoral lainnya mempunyai kerangka keunguan dan mereka paling diinginkan dan dapat dijual dengan harga tinggi. Beberapa jenis seperti cambuk laut dan karang hitam dipotong atau dibengkokkan menjadi manik-manik dan gelang. 

 

 Kesimpulan dari makalah :

1.      Ciri tubuh Porifera meliputi ukuran, bentuk, struktur dan fungsi tubuh.Ukuran porifera sangat beragam.Beberapa jenis porifera ada yang berukuran sebesar butiran beras,sedangkan jenis yang lainnya bisa memiliki tinggi dan diameter hingga 2 meter.Tubuh porifera pada umumnya asimetris atau tidak beraturan meskipun ada yang simetris radial.Bentuknya ada yang seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau bercabang seperti tumbuhan.Tubuhnya memiliki lubang-lubang kecil atau pori(ostium).Warna tubuh bervariasi, ada yang berwarna pucat,dan ada yang berwarna cerah, seperti merah, jingga, kuning bahkan ungu.Tubuh porifera belum membentuk jaringan dan organ sehingga porifera dikelompokkan dalam protozoa

2.      Hewan Cnidaria termasuk hewan invertebrata yang terdiri dari dua lapisan sel yaitu ektodermis dan endodermis. Cnidaria merupakan hewan kantong, memiliki rongga tubuh yang digunakan sebagai usus (gastrovaskuler). Hidup di air tawar atau laut, memiliki dua siklus hidup yaitu polip dan medusa. Filum ini dapat melekat didasar dengan bagian kakinya, disebelah atas terdapat mulut, disekeliling mulut terdapat tentakel. Pada tentakel terdapat knidoplas atau nematosista.Cnidaria tidak memiliki pembuluh darah, tidak memiliki sistem eksresi, memiliki sistem saraf sederhana, tidak berkepala sehingga tidak memiliki sistem susunan saraf pusat, dan pertukaran gas dilakukan melalui seluruh permukaan tubuhnya. Cnidaria dibagi menjadi 4 kelas, yaitu : Hydrozoa, Scyphozoa, Anthozoa, dan Cubozoa.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anonim.Cnidarian(invertebrate)  http://www.britannica.com/EBchecked/topic/122750 cnidarian .(diakses tanggal 19 Oktober 2012)

Anonim. Introduction to Cnidaria. http://www.ucmp.berkey.edu/cnidaria/cnidaria.html. (diakses tanggal19 Oktober 2012)

Fautin, Daphe G. dan Sandra L. Romano.1997. Cnidaria. Sea anemones, corals, jellyfish, sea pens, hydra. http://tolweb.org/Cnidaria/2461/1997.04.24.(diakses 19 Oktober 2012

Kazlev, Alan. 2003. Cnidaria. http://www.paleos.com/invertebrates/Cnidaria/Cnidaria.htm. (diakses tanggal19 Oktober 2012)

Postletwait, John H. dan Janet L. Hopson. 2006. Modern Biology. Holt, Rinehart, and Winston : Texas

Ramel, Gordon. The Phylum Cnidaria. http://earthlife.net/inverts/cnidaria.html. (diakses tanggal19 Oktober 2012)

Suwignyo, Sugiarti, dkk. 2005. Avertebrata Air. Penebar Swadaya : Jakarta

Watanabe, J. M. 2009. Hydrozoa and Scyphozoa. http://seanet.stanford.edu/HydroScyphozoa/index.html. (diakses19 Oktober 2012)

Werner, B., Cutress, C. E. & Studebaker, J. P. 1971. Life cycle of Tripedalia cystophora Conant (Cubomedusae). Nature 232: 582-583

Stephen A. Miller , John P. Harley. 2007. Zoology. mcGraw-Hill: New York

 

 

 

No comments:

Post a Comment