BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Porifera dalam bahasa latin , porus artinya pori, sedangkan
fer artinya membawa.Porifera adalah hewan multiseluler atau metazoa yang paling
sederhana.Karena hewan ini memiliki ciri yaitu tubuhnya berpori seperti busa
tau spons sehinggaporifera disebut juga sebagai hewan spons.Ciri tubuh Porifera
meliputi ukuran, bentuk, struktur dan fungsi tubuh.Ukuran porifera sangat
beragam.Beberapa jenis porifera ada yang berukuran sebesar butiran beras,
sedangkan jenis yang lainnya bisa memiliki tinggi dan diameter hingga 2 meter.Tubuh
porifera pada umumnya asimetris atau tidak beraturan meskipun ada yang simetris
radial.Bentuknya ada yang seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau bercabang
seperti tumbuhan.Tubuhnya memiliki lubang-lubang kecil atau pori(ostium).Warna
tubuh bervariasi, ada yang berwarna pucat,dan ada yang berwarna cerah, seperti
merah, jingga, kuning bahkan ungu.Tubuh porifera belum membentuk jaringan dan
organ sehingga porifera dikelompokkan dalam protozoa.Permukaan luar tubuhnya
tersusun dari sel-sel berbentuk pipih dan berdiding tebal yang disebut
pinakosit.Pinakosit berfungsi sebagai pelindung.Diantara pinakosit terdapat
pori-pori yang membentuk saluran air yang bermuara di spongosol atau rongga
tubuh.Spongosol dilapisi oleh sel “berleher” yang memiliki flagelum, yang
disebut koanosit.Flagelum yang bergerak pada koanosit berfungsi untuk membentuk
aliran air saru arah sehingga air yang mengandung makanan dan oksigen masuk
melalui pori ke spongosol.Di spongosol makanan ditelan secara fagositosis dan
oksigen diserap secara difusi oleh koanosit.Sisa pembuangan dikeluarkan melalui
lubang yang disebut oskulum.
Zat makanan dan oksigen selalin digunakan oleh koanosit, sebagian juga
ditransfer secara difusi ke sel-sel yang selalu bergerak seperti amoeba, yaitu
amoebosit (sel amoeboid).Fungsinya pun sama yaitu mengedarkan makan dan oksigen
keseluruh sel-sel tubuh lainnya.
Cnidaria adalah sebuah filum yang terdiri atas sekitar 9.000
spesies hewan sederhana yang hanya ditemukan di perairan, kebanyakan lingkungan
laut. Dari sudut etimologi, kata Cnidaria berasal dari bahasa Yunani
"cnidos" yang berarti "jarum penyengat". Kemampuan
menyengat cnidaria-lah yang merupakan asal nama mereka.Ciri khas Cnidaria
adalah knidosit, yang merupakan sel terspesialisasi yang mereka pakai terutama
untuk menangkap mangsa dan membela diri. Tubuh mereka terdiri atas mesoglea,
suatu bahan tak hidup yang mirip jeli, terletak di antara dua lapisan epitelium
yang biasanya setebal satu sel. Mereka memiliki dua bentuk tubuh dasar: medusa
yang berenang dan polip yang sesil, keduanya simetris radial dengan mulut
dikelilingi oleh tentakel berknidosit. Kedua bentuk tersebut mempunyai satu
lubang jalan masuk yang berfungsi sebagai mulut maupun anus yang disebut manus
serta rongga tubuh yang digunakan untuk mencerna makanan dan bernapas. Banyak
cnidaria memproduksi koloni yang meruapakan organisme tunggal terdiri atas
zooid mirip medusa atau mirip polip atau keduanya. Kegiatan cnidaria
dikoordinasikan oleh jaring-jaring saraf tak terpusat serta reseptor sederhana.
Beberapa Cubozoa dan Scyphozoa yang berenang bebas memiliki indera penyeimbang
statokista dan ada yang punya ropalia, suatu struktur pengindera kompleks yang
dapat termasuk mata pembentuk citra dengan lensa dan retina yang sederhana.
Semua cnidaria berkembangbiak secara seksual. Banyak cnidaria memiliki daur
hidup yang rumit dengan tingkat perkembangan polip aseksual dan medusa seksual,
namun beberapa tidak memiliki polip atau tidak memiliki medusa.Cnidaria
Dalam waktu lama, Cnidaria dikelompokkan dengan Ctenophora
dalam filum Coelenterata akan tetapi setelah lebih disadari perbedaan mereka
menyebabkan mereka ditempatkan pada filum yang terpisah. Cnidaria
diklasifikasikan menjadi empat kelompok utama: Anthozoa yang sesil terdiri dari
anemon laut, koral, dan pena laut,serta
Scyphozoa (ubur-ubur), Cubozoa (ubur-ubur kotak) dan Hydrozoa yang ketiganya
perenang, kelompok beranekaragam yang termasuk cnidaria air tawar dan juga
cnidaria laut, dan memiliki baik anggota yang sesil seperti Hydra(genus)
dan perenang berkoloni seperti ubur-ubur kapal perang portugis. Staurozoa
baru-baru ini diakui sebagai satu kelas tersendiri dan bukan bagian kelompok
Scyphozoa, dan ada perdebatan tentang apakah Myxozoa dan Polypodiozoa merupakan
cnidaria atau lebih dekat pada bilateria (hewan yang lebih kompleks).
Banyak cnidaria memangsa organisme yang berukuran dari
plankton hingga binatang yang berukuran beberapa kali lebih besar dari mereka
sendiri, tetapi banyak dari mereka mendapatkan nutrisi dari alga endosimbiotik,
dan ada yang bersifat parasit. Banyak cnidaria yang dimangsa oleh binatang lain
termasuk bintang laut, ikan, dan penyu. Terumbu karang yang polipnya kaya akan
alga endosimbiotik, menopang beberapa ekosistem paling produktif di dunia, dan
melindungi vegetasi di daerah pasang-surut dan pada garis pantai dari arus yang
kuat dan juga pasang air laut. Sementara koral terbatas hidup di air laut
hangat dan dangkal, cnidaria lain hidup di laut dalam, dai lautan kutub dan di
air tawar.
Fosil cnidaria telah ditemukan di bebatuan yang terbentuk 580
juta tahun lalu, dan fosil lain menunjukkan bahwa koral sudah ada tak lama
sebelum 490 juta tahun lalu dan menjadi beranekaragam beberapa juta tahun
kemudian. Fosil cnidaria yang tidak membuat struktur bermineral sangat jarang
Ilmuwan saat ini berpikir bahwa cnidaria, ctenophora dan bilateria loebih dekat
kekerabatannya dengan spons calcarea daripada dengan spons lain, dan bahwa
anthozoa adalah "bibi" atau "saudara" evolusioner dari
cnidaria lain, dan lebih berkerabat dekat dengan bulateria. Analisis baru-baru
ini menyimpulkan bahwa cnidaria, meskipun dianggap lebih "primitif"
dari bilateria, memiliki rentang gen yang besar
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Poreifera
Porifera dapat diartikan hewan yang
tubuhnya mengandung lubang-lubang kecil atau hewan berpori. Porifera mempunyai
sistem kanal atau saluran air untuk mensirkulasi air di dalam tubuhnya.Porifera
merupakan jenis hewan metozoa yang bersimetri radial.
Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri
dan planton . Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga
porifera disebut juga sebagai pemakan cairan. Habitat porofera umumnya
dilaut
Spons adalah hewan dari filum Porifera yang berarti
"pembawa pori"). Tubuh mereka terdiri dari jelly- seperti mesohyl
terjepit di antara dua lapisan tipis sel. Sementara semua hewan memiliki sel
terspesialisasi yang dapat berubah menjadi sel-sel khusus, spons yang unik
dalam memiliki beberapa sel-sel khusus yang dapat berubah menjadi jenis lain,
sering bermigrasi antara lapisan sel utama dan mesohyl dalam proses. Spons
tidak memiliki saraf, pencernaan atau sistem peredaran darah. Sebaliknya,
sebagian besar mengandalkan mempertahankan aliran air konstan melalui mereka
badan untuk mendapatkan makanan dan oksigen dan untuk menghilangkan limbah, dan
bentuk tubuh mereka yang diadaptasi untuk memaksimalkan efisiensi dari aliran
air. Semua sessile air hewan dan, meskipun ada spesies air tawar, yang sebagian
besar adalah laut (air garam) spesies, mulai dari zona pasang surut sampai
kedalaman lebih dari 8.800 meter (5,5 mi). Sementara sebagian besar sekitar
5,000-10,000 dikenal spesies memakan bakteri dan partikel makanan lainnya di
air, beberapa host photosynthesizing mikro-organisme sebagai endosymbionts dan
aliansi ini sering menghasilkan lebih banyak makanan dan oksigen dari yang
mereka konsumsi. Beberapa jenis spons yang hidup di lingkungan makanan miskin
telah menjadi karnivora yang memangsa terutama pada krustasea kecil. Sebagian besar spesies menggunakan reproduksi
seksual, melepaskan sperma sel ke dalam air untuk membuahi ovum bahwa di
beberapa spesies dilepaskan dan orang lain yang ditahan oleh "Ibu".
Telur yang dibuahi membentuk larva yang berenang di lepas mencari tempat untuk
menetap. Spons dikenal regenerasi dari fragmen yang putus, meskipun ini bekerja
hanya jika potongan-potongan termasuk jenis yang tepat sel. Sebuah beberapa
spesies berkembang biak dengan tunas. Ketika kondisi memburuk, misalnya sebagai
drop suhu, banyak spesies air tawar dan laut yang menghasilkan beberapa
gemmules, "kelangsungan hidup polong" sel terspesialisasi yang tetap
terbengkalai sampai kondisi meningkatkan dan kemudian bentuk yang sama sekali
baru atau spons recolonize kerangka orang tua mereka. Para mesohyl berfungsi
sebagai endoskeleton dalam spons kebanyakan, dan merupakan kerangka hanya dalam
spons lembut yang menatah permukaan keras seperti batu. Lebih umum, yang
mesohyl yang kaku oleh spikula mineral, oleh serat spongin atau keduanya.
Demosponges menggunakan spongin, dan dalam banyak spesies, silika spikula dan
pada beberapa spesies, kalsium karbonat exoskeletons. Demosponges merupakan
sekitar 90% dari seluruh spons diketahui spesies, termasuk semua yang air
tawar, dan memiliki jangkauan terluas habitat. Berkapur spons, yang telah
spikula kalsium karbonat dan, dalam beberapa spesies, kalsium karbonat
exoskeletons, dibatasi untuk relatif dangkal perairan laut di mana produksi
kalsium karbonat termudah. The spons kaca rapuh, dengan "perancah"
dari spikula silika, dibatasi untuk daerah kutub dan kedalaman laut di mana
pemangsa langka. Fosil dari semua jenis telah ditemukan di batuan tanggal dari
580 juta tahun yang lalu. Selain Archaeocyathids, yang fosil yang umum di
batuan dari 530-490000000 tahun yang lalu, kini dianggap sebagai tipe spons.
kerabat terdekat The sponge's bersel tunggal diperkirakan menjadi
Choanoflagellatea, yang sangat menyerupai sel spons gunakan untuk drive sistem
aliran air dan menangkap sebagian besar makanan mereka. Spons umumnya
disepakati, juga, untuk tidak membentuk kelompok monofiletik, dengan kata lain
melakukan tidak mencakup semua dan hanya keturunan yang umum nenek moyang,
karena Eumetazoa (hewan yang lebih kompleks) adalah dianggap keturunan
subkelompok dari spons. Namun yang pasti kelompok spons terdekat untuk
Eumetazoa, baik sebagai spons gampingan dan subkelompok dari demosponges
disebut Homoscleromorpha telah dinominasikan oleh para peneliti yang berbeda.
Selain itu, sebuah studi pada tahun 2008 menyarankan hewan paling awal mungkin
telah mirip dengan ubur-ubur sisir modern. Beberapa spesies demosponge yang
telah sepenuhnya lembut kerangka berserat tanpa elemen keras telah digunakan
oleh manusia selama ribuan tahun untuk beberapa tujuan, termasuk sebagai
padding dan sebagai alat pembersih. Pada tahun 1950-an, walaupun, ini telah
ditangkap berlebih begitu berat bahwa industri hampir runtuh, dan sebagian
besar spons seperti bahan sekarang sintetis. Spons dan mikroskopis mereka
endosymbionts kini sedang diteliti mungkin sumber obat untuk mengobati berbagai
penyakit. Lumba-lumba telah diamati menggunakan spons sebagai alat saat mencari
makan.
Gambar Porifera
B.
Proses Makan
Porifera
- Air
yang membawa partikel makanan (plankton) masuk melalui porosit dan tiba ke
spongosol.
- Flagella
pada koanosit berputar membentuk pusaran air.
- Air dan
partikel makanan terhisap dalam pusaran air, ujung bagian koanosit menjulurkan
sitoplasmanya dan mengelilingi air + partikel makanan tersebut.
- Air dan
makanan berbentuk vesikel dan dicerna dalam pencernaan intraselular.
- Hasil
makanan didifusikan ke sel amoebosit.
- Sel
amoebosit akan berjalan menuju sel-sel lain mengedarkan makanannya.
C.
Ciri-ciri
Porifera
Porifera mempunyai ciri khusus
berupa tubuh yang berpori-pori miskroskopis.Dalam fase hidupnya, porifera
megalami dua bentuk kehidupan, hidup berenang bebas dan hidup menetap.porifera
belum memiliki organ pencernaan, sistem saraf, dan sistem peredaran darah.
(Termasuk dalam ciri)
1.Struktur tubuh :
bentuknya ada yang seperti jambangan, piala, terompet,
bercabang-cabang. Melekat pada dasar perairan, ada yang bewarna ada yang tidak.
Pada bagian tengah tubuhnya terdapat ruang yang disebut spongosol (paragaster)
yang merupakan saluran air. Pada ujung atas ruang tsb terdapat lubang besar
keluarnya air yang disebut oskolum.
Lapisan penyusun dinding tubuh Porifera secara
berurutan dari luar ke dalam :
·
Epidermis atau lapisan terluar-(terlampir)
·
Mesoglea
(berupa gelatin)-(terlampir)
·
Endodermis atau
lapisan dalam
terdiri dari sel-sel leher atau koanosit yang memiliki
flagela dan berfungsi untuk mencerna makanan.
·
Merupakan hewan multiselluler (multi = banyak,
selluler = sel).
·
tubuhnya berpori (ostium)
·
Memiliki tubuh yang berbentuk seperti piala atau botol
dan hidupnya bersifat sessil atau menetap atau menempel pada substrat tertentu.
·
Tubuhnya tersusun atas jaringan diploblastik (terdiri
atas 2 lapisan jaringan). yaitu :
Ø Lapisan
ektoderm yang terdiri atas selapis sel yang pipih yangberfungsi sebagai kulit
yang disebut pinakosit
Ø Lapisan
endoderm yang terdiri atas sel leher atau koanosit.
·
Habitat di perairan terutama di air laut.
·
multiseluler
·
tubuh porifera asimetri (tidak beraturan),
meskipun ada yang simetri radial.
·
berbentuk seperti tabung, vas bunga,
mangkuk, atau tumbuhan
·
warnanya bervariasi
·
tidak berpindah tempat (sesil)
·
Reproduksi vegetatif dengan tunas atau kuncup, gemmule
(kuncup dalam), generatif dengan pembentukan sel gamet.
ciri-ciri anatominya antara lain :
- memiliki
tiga tipe saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan leukonoid
- pencernaan
secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit
D.
Stuktur
Tubuh Porifera dan Fungsinya
Pada tubuh Porifera terdapat pori-pori sebagai jalan masuknya
air yang membawa makanan, kemudian oleh flagela yang ada pada koanosit,
zat-zat makanan tadi akan ditangkap dan akan dicerna oleh koanosit atau
sel leher. Setelah makanan tercerna, oleh sel amoebosit, maka sari-sari makanan akan
diedarkan ke seluruh tubuh. Air yang sudah tidak mengandung zat-zat yang sudah
tidak dibutuhkan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui oskulum. Di antara
lapisan ektoderm dan endoderm terdapat rongga yang disebut mesenkim atau
mesoglea tempat dari sel amoeboid dan skleroblast yang merupakan penyusun
rangka atau spikula berada. Porifera tidak mempunyai sel saraf. Sel-sel
pada Porifera sensitif terhadap rangsang antara lain choanocyt dan myocyt,
karena itu gerakan dari flagellum pada choanocyt tergantung pada keadaan
lingkungan. Kemampuan myocyt terhadap stimulus adalah gerakan
mengkerut/ mengendurnya sel tubuh sehingga porocyt ataupun osculum bisa
menutup dan membuka. (Sri Dwi Astuti, 2000:45)
Gambar dan Fungsi Tubuh Porifera
E.
Reproduksi
Porifera
Porifera bereproduksi melalui dua
cara, yaitu secara generatif ataupun secara vegetatif. Reproduksi
generatif, yaitu dengan sel-sel kelamin yang dihasilkan oleh sel amoeboid.
Porifera termasuk hewan monoesius atau hermafrodit karena dalam satu tubuh
bisa menghasilkan dua sel kelamin sekaligus. Reproduksi vegetatif dengan
pembentukan tunas ataupun kuncup. Ketika kuncup atau tunas-tunas tersebut
lepas akan tumbuh menjadi individu baru. Apabila Porifera berada dalam
lingkungan yang kering, maka akan membentuk gemmule atau kuncup dalam yang
nantinya juga bisa tumbuh menjadi individu baru. Porifera
melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual.Reproduksi secara aseksual
terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule.Gemmule disebut juga tunas
internal.Gemmule dihasilkan hanya menjelang musim dingin di dalam tubuh
porifera yang hidup di air tawar.Porifera dapat membentuk individu baru dengan
regenerasi.Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (antara sperma
dan ovum).Ovum dan sperma dihasilkan oleh koanosit.Sebagian besar Porifera
menghasilkan ovum dan juga sperma pada individu yang sama sehingga porifera
bersifat Hemafrodit.
1.
Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk kuncup
(tunas). Kuncup –kuncup muncul dari tubuh Porifera bagian “kaki”, dan tetap
tinggal bersama induknya.Jika dari satu tangkai terbentuk beberapa Porifera
baru yang mengumpul, maka akanterbentuk koloni. Selain itu, jika tubuh Porifera
terpotong, setiap potongan mamputumbuh menghasilkan individu baru (tingkat
regenerasi Porifera tinggi).
Gambar Reproduksi Aseksual Porifera
2.
Reproduksi Seksual
Reproduksi sekssual dilakukan dengan membentuk sel
kalamin atau gamet. Sel gamet berkembang dari sel ameboid khusus yang disebut
arkeosit. Arkeosit membentuk sperma dan ovum. Spematozoa yang telah dihasilkan
akan berenang di dalam air hingga dapat mencapai ovum. Ovum berda di mesoglea.
Karena dalam satu tubuh dihasilkan dua macam gamet yaitu gamet jantan dan
betina, maka Porifera termasuk hermafrodit. Penyatuan sperma dan ovum
menghsailkan zigot yang terjadi di mesoglea. Zigot berkembang menjadi larva
bersilia yang akan berenang menjauhi induknya,menempel pada suatu tempat dan
akhirnya tumbuh menjadi Porifera baru.
Klasifikasi
Porifera
Berdasarkan bahan penyusun rangka tubuh, Porifera
diklasifikasikan menjadi:
a.
Calcarea (Calcisspongiae)
Merupakan kelas Porifera yang rangka tubuhnya terdiri
dari spikula yang spongin (dari senyawa protein) tersusun atas zat kapur,
contohnya adalah Grantia dan Scypa.
b.
Hexactinellida
Merupakan Porifera yang rangka tubuhnya terdiri dari
spikula, contohnya adalah Eupectella.
c.
Demospongia
Merupakan Porifera yang spikulanya berasal dari
campuran zat kapur atau silikat, contohnya adalah Euspongia , Spongilla.
d.
Calcarea (dalam latin, calcare = kapur)
atau Calcispongiae (dalam latin, calci = kapur, spongia = spons) memiliki
rangka yang tersusun dari kalsium karbonat.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat
dengan bentuk seperti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder.Tinggi tubuh
kurang dari 10 cm.Struktur tubuh ada yang memiliki saluran airaskonoid,sikonoid,atau,leukonoid.
Calcarea hidup di laut dangkal, contohnya sycon, Clathrina, dan Leucettusa
lancifer.
Berikut bentuk tipe saluran air dari porifera : askonoid, sikonoid, dan
leukonoid
e. Hexactinellida
(dalam bahasa yunani, hexa = enam) atau Hyalospongiae (dalam bahasa yunani,
hyalo = kaca/transparan, spongia = spons) memiliki spikula yang tersusun dari
silika.Ujung spikula berjumlah enam seperti bintang.Tubuhnya kebanyakan
berwarna pucat dengan bentuk vas bunga atau mangkuk.Tinggi tubuhnya rata-rata
10-30 cm dengan saluran tipe sikonoid.Hewan ini hidup soliter di laut pada
kedalaman 200 – 1.000 m.Contoh Hexactinellida adalah Euplectella.
f. Demospongiae
( dalam bahasa yunani, demo = tebal, spongia = spons) memiliki rangka yang
tersusun dari serabut spongin.Tubuhnya berwarna cerah karena mengandung pigmen
yang terdapat pada amoebosit.Fungsi warna diduga untuk melindungi tubuhnya dari
sinar matahari.Bentuk tubuhnya tidak beraturan dan bercabang.Tinggi dan
diameternya ada yang mencapai lebih dari 1 meter.Seluruh Demospongiae memiliki
saluran air tipe Leukonoid.Habitat Demospongiae umumnya di laut dalam maupun
dangkal, meskipun ada yang di air tawar.Demospongiae adalah satu-satunya
kelompok porifera yang anggotanya ada yang hidup di air tawar.Demospongiae
merupakan kelas terbesar yang mencakup 90% dari seluruh jenisporifera.
Contoh Demospongiae
adalah spongia, hippospongia dan Niphates digitalis.
Tipe-tipe
Sistem Saluran Air pada Porifera
Berdasarkan jalan masuknya air ke dalam tubuh,
Porifera dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu:
a. Asconoid
merupakan tipe saluran air yg lubang2 ostiumnya
dihubungkan dgn saluran lurus langsung ke spongosol. (Leucosolenia).Tipe
asconoid adalah tipe yang paling sederhana pada Porifera. Air akan masuk ke
ostium, lalu menuju ke atrium atau rongga tubuh dan akan keluar lewat oskulum.
b. Syconoid
Sycon/scypa merupakan tipa saluran air yg
lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dgn saluran2 bercabang ke rongga-rongga yg
berhubungan langsung dengan spongosol. Rongga inilah yg dilapisi oleh koanosit.
(Scypha).Dibandingkan dengan tipe asconoid, jenis ini lebih rumit. Air yang
masuk melalui pori-pori atau ostium akan menuju saluran radial, lalu
ke atrium atau rongga dan keluar melalui oskulum.
c. Leuconoid atau Rhagon
Merupakan tipe yang paling kompleks pada Porifera. Air
masuk melalui pori-pori atau ostium, kemudian menuju saluran radial
yang bercabang-cabang, kemudian masuk ke bagian atrium dan akan keluar
melalui oskulum
F.
Cara hidup
dan peranan Porifera
Porifera hidup secara
heterotof.Makananya adalah bakteri dan plankton.Makanan yang masuk kedalam
tubuhnya berbentuk cairan.Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam
koanosit dan amoebosit.Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai
hingga laut dengan kedalaman 5 km.Sekitar 150 jenis porifera hidup di ait
tawar, misalnya Haliciona dari kelas Demospongia.Porifera yang telah dewasa
tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu atau benda
lainya di dasar laut.Karena porifera yang bercirikan tidak dapat berpindah
tempat, kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan.Tubuh
Porifera yang sudah mati dapat dimanfaatkan sebagai penggosok ketika mandi
ataupun mencuci. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan sebagai hiasan yang
ada pada akuarium Beberapa jenis porifera seperti spongia
dan hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi dan alat gosok.Namun,
spons mandi yang banyak digunakan umumnya adalah spons buatan, bukan berasal
dari kerangka porifera.Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat
penyakit kanker dan penyakit lainnya. Sebagai alat spons penggosok badan
dan untuk membersihkan barang-barang.Ada juga porifera yg merugikan karena
hidup melekat pada kulit tiram sehingga menurunkan kualitas tiram di peternakan
tiram.
CNIDARIA
Cnidaria termasuk ke dalam hewan
yang memiliki simetri radial. Hewan radial hanya memiliki bagian dorsal (atas)
dan bagian ventral (bawah) atau bagian oral (mulut) dan bagian aboral, tapi
tidak ada bagian anterior (kepala) dan posterior (ekor). Bentuk tubuh
dasar hewan Cnidaria terdiri dari dua variasi, yaitu polip dan medusa yang
secara bergantian terjadi pada siklus hidupnya. Polip adalah bentuk seperti
tabung yang menetap dan menempel pada substrat, seperti batu, dibagian aboral
(berlawanan dengan mulut) pada tubuhnya. Pada bagian atas terdapat mulut dan
anus yang menjadi satu sebagai tempat makan dan pengeluaran limbah. Organ ini
dikelilingi oleh tentakel. Tentakel menghadap ke atas dan ke luar. Karena
menempel pada substrat, polip bersifat pasif dalam mencari makanan dan
menggunakan tentakel untuk menangkap mangsa. Pada umumnya ketika berbentuk
polip, Cnidaria akan bereproduksi secara aseksual. Membentuk koloni (jika
progeninya tetap melekat satu sama lain) atau klon (jika terpisah progeninya).
Polimorfisme terjadi di koloni dari beberapa spesies hydrozoa dan anthozoa,
dimana polipnya memiliki fungsi-fungsi yang khusus seperti mencari makan,
pertahanan diri, dan reproduksi aseksual. Beberapa koloni polip, yang
dilengkapi dengan tentakel berfungsi untuk mengambil makanan dan sebagai alat
pertahanan diri. Polip lain yang tidak bertentakel dikhususkan untuk
bereproduksi dengan menghasilkan medusa kecil melalui pertunasan secara
aseksual. Ukuran Cnidaria polip tidak lebih dari satu milimeter atau lebih,
namun bila berbentuk koloni dapat mencapai satu meter lebih untuk diameternya.
Contoh Cnidaria dalam bentuk polip adalah hydra dan anemon laut.
Sedangkan medusa, berbentuk hampir sama dengan polip hanya letak mulut / anus
berada di bawah. Berbeda dengan polip, medusa dapat bergerak bebas di air
karena terbawa air atau proses kontraksi tubuhnya yang berbentuk seperti
lonceng. Cnidaria medusa akan bereproduksi seksual menghasilkan larva yang
bermetamorfosis menjadi polip. Dengan demikian, pada dasarnya polip
adalah fase anak dan medusa adalah bentuk dewasa. Contoh Cnidaria dalam bentuk
medusa adalah ubur – ubur. Tidak semua hewan Cnidaria melewati kedua tahapan
bentuk tersebut. Kebanyakan jenis Cubozoa, Hyrozoa, dan Scyphozoa yang melewati
tahap polip dan medusa, sedangkan Anthozoa hanya berbentuk polip dan tidak
memiliki tahap medusa.
a.Polip b.Medusa
pada Cnidaria
Kebanyakan Cnidaria
Dua bentuk Cnidaria : (a) bentuk polip
dan (b.) bentuk medusa.
Cnidaria adalah binatang diploblastik dengan kata lain
mereka mempunyai dua lapisan sel utama, sedangkan binatang yang lebih kompleks
adalah triploblastik.
yang
mempunyai tiga lapisan utama. Dua lapisan sel utama cnidaria yang membentuk epitel kebanyakan setebal satu sel, dan melekat pada
membran dasar berserat , yang mereka sekresikan. mereka juga mensekresikan
mesoglea yang mirip jeli yang memisahkan
lapisan-lapisan tersebut. Lapisan yang menghadap ke luar, dikenal sebagai
eksoderm (kulit luar) biasanya terdiri dari tipe-tipe sel berikut :
- Sel
epiteliomuskuler yang tubuhnya membentuk bagian epitelium tapi yang
dasarnya meluas membentuk serat-serat otot pada baris-baris sejajar.
Serat-serat lapisan sel yang menghadap keluar ini umumnya tegak lurus pada
serat-serat dari lapisan sel yang menghadap kedalam. Pada Antozoa (anemon
laut, koral, dan lain-lain) dan Scyphozoa (ubur-ubur), mesogleanya juga
terdapat sel-sel otot.
- Knidosit
(Cnidocyte) , sel penyengat mirip harpun yang memberi nama filum
Cnidaria ini. Sel-sel ini berada di antara atau kadang di atas sel-sel
otot.
- Sel
saraf . Sel pengindera berada di antara atau kadangkala di atas sel-sel
otot dan berkomunikasi melalui sinapsis (celah yang dilalui sinyal kimia)
dengan sel saraf motor , yang
terutama terletak di antara dasar dari sel-sel otot.
- Sel
interstisial, yang tak terspesialisasi, dan dapat menggantikan sel-sel
yang hilang atau rusak dengan berubah menjadi tipe yang sesuai. Sel-sel
ini terdapat di antara dasar sel-sel otot.
Selain sel epiteliomuskuler, saraf dan interstisial,
gastrodermis (kulit perut) mengandung sel-sel kelenjar yang mensekresikan enzim
pencernaan. Pada beberapa spesies ia juga mempunyai knidosit yang dipakai untuk
mengalahkan mangsanya yang masih berjuang.
Mesoglea memiliki sejumlah kecil sel-sel yang mirip
amoeba dan sel otot pada beberapa spesies. Akan tetapi jumlah sel dan tipe
lapisan tengah lebih sedikit daripada spons.
Struktur dan Fungsi Tubuh
Coelenterata merupakan hewan
diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm
(epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis).Ektoderm berfungsi
sebagai pelindung sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan.Sel-sel
gastrodermis berbatasan dengan coelenteron atau gastrosol.Gastrosol adalah
pencernaan yang berbentuk kantong.Makanan yang masuk ke dalam gastrosol akan
dicerna dengan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh sel-sel
gastrodermis.Pencernaan di dalam gastrosol disebut sebagai pencernaan
ekstraseluler.Hasil pencernaan dalam gasrosol akan ditelan oleh sel-sel
gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola
makanan.Pencernaan di dalam sel gastrodermis disebut pencernaan
intraseluler.Sari makanan kemudian diedarkan ke bagian tubuh lainnya secara
difusi.Begitu pula untuk pengambilan oksigen dan pembuangan karbondioksida
secara difusi.Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar
benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan.Sistem
saraf terdapat pada mesoglea.Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat
diantara lapisan epidermis dan gastrodermis.Gastrodermis tersusun dari bahan
gelatin.
Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan
mulut.Mulut dikelilingi oleh tentakel.Coelenterata yang berbetuk medusa tidak
memiliki bagian kaki. Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan membuang sisa
makanan.
Coelenterata
melakukan metagenesis
1. Sel-sel Pembentuk Lapisan
Epidermis
Epidermis terdiri dari lima tipe
dasar sel, yaitu :
·
Sel epitheliomuskular (sel epitel otot) yang mempunyai ciri bagian dasarnya
melebar dan menempel pada mesoglea dan berisi myofibril yang kontraktil. Sel
ini berfungisi sebagai pelindung tubuh dan otot longitudinal sejajar sumbu
oral-aboral.
·
Sel
Interstitial adalah dasar sel yang dapat membentuk tipe sel lain seperti
sperma, sel telur atau cnidosit. Sel ini memiliki berukuran kecil, agak bulat,
nukleus besar, dan terletak di antara sel epitel otot. Jadi, sel ini merupakan
dasar bagi regenerasi dan perbaikan segala bagian tubuh.
NEMATOSISTA
Salah satu karakteristik yang
istimewa dari filum ini adalah tentakel tentakel dipersenjatai dengan cnidosit,
sel-sel khas yang berfungsi dalam pertahanan dan penangkapan mangsa. Cnidosit
mengandung cnidae. Terdapat tiga jenis utama cnidae: nematosista, spirosit, dan
ptychosit. . Cnidae yang disebut nematosista adalah kapsul yang menyegat. Ada 4
tipe nematosista :
1.
Tipe Penetrant
(stenotele)
Ciri-ciri :
·
Ukuran paling
besar
·
tidak ada
benang yang membelit transversal
·
mempunyai tiga
duri panjang dan tiga jajaran duri-duri kecil
2.
Tipe Streptoline Glutinan atau Holotrichus Isorhiza
Ciri-ciri :
·
ukuran besar
dan silindris
·
ujung runcing
tempat keluarnya benang yang dapat membeli
·
terdapat
duri-duri kecil
3.
Tipe Stereoline Glutinan atau Atrichous Isorhiza
Ciri-ciri :
·
ukuran kecil
dan oval
·
mempunyai satu
benang lurus tak berduri
4.
Tipe Volvent
atau desmonemes
Ciri-ciri :
·
ukuran paling
kecil dan phyriform
·
menggunakan
benang tebal dan halus dalam bentuk lilitan dapat membelit dengan kuat
2. Sel-sel Pembentuk Lapisan
Gastrodermis
Gastrodermis terdiri dari beberapa macam sel,
antara lain :
·
Sel Otot
Pencerna (nutritive muscle cells) yang berflagela berfungsi untuk pencernaan
dan sebagai otot yang berkerja tegak lurus terhadap sumbu oral-aboral,
membentuk lapisan otot melingkar.
·
Sel
Kelenjar Enzim menghasilkan enzim untuk pencernaan di dalam rongga
gastrovaskuler
·
Sel Kelenjar Lendir (mucus secreting cells) banyak
terdapat di sekitar mulut.
Kebanyakan Cnidaria juga
memiliki nematosista dalam gastrodermisnya, tetapi hanya Hydra yang
tidak. Pada jenis Hydra, dalam gastrodermis terdapat zoochlorella yang
hidup bersimbiosis, hingga warna Hydra menjadi hijau cerah
Fisiologi
Pergerakan
Gerakan pada polip biasanya
terbatas, merayap atau meliuk-liuk karena menempel pada substrat. Tubuh polip
seperti Hydra dapat memanjang dan memendek atau melengkung ke berbagai arah.
Bila hydra dengan ukuran sekitar 8 mm mengambil air dan mengisi rongga
gastrovaskulernya, tubuhnya dapat memanjang sampai 20 mm, namun pada sat air
dikeluarkan, tubuh dapat memendek hingga berukuran 1 mm. Medusa dapat berenang
bebas. Medusa berenang dengan jalan berdenyut, yang dihasilkan oleh otot
melingkar pada tepi lonceng, dan meghasilkan getaran vertikal. Sedangkan
gerakan horizontal tergantung pada arus laut, kecuali pada beberapa jenis
Cubozoa.
1.
Makanan dan Pencernaan
Kebanyakan Cnidaria adalah
karnivora. Jenis makanannya adalah crustacea dan ikan kecil. Cara mendapatkan
makanannya adalah menggunakan tentakel biasanya dengan nematosista. Bila bahan
makanan ditangkap, tentakel memindahkannya ke mulut. Kemudian makanan masuk ke
dalam rongga gastrovaskular. Pencernaan dilakukan secara ekstraseluler dengan
mensekresi enzim semacam tripsin untuk mencerna protein oleh sel kelenjar enzim pada gastrodermis. Makanan akan hancur
menjadi partikel-partikel kecil seperti bubur dan dengan gerakan flagela diaduk
secara merata. Sel otot pencerna mempunyai pseudopodia untuk menangkap dan
menelan partikel makanan, dan pencernaan dilanjutkan secara intraseluler. Hasil
pencernaan didistri-busikan ke seluruh tubuh secara difusi. Cadangan makanan
berupa lemak dan glikogen. Sisa makanan yang tidak terpakai dibuang melalui
anus.
2.
Sistem Pernafasan dan Ekresi
Alat pernapasan dan alat eksresinya khusus tidak ada. Proses yang terjadi
adalah pertukaran gas secara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya. Sisa
metabolisme juga dibuang secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh.
3.
Sistem saraf
Respon saraf dalam cnidaria
dikontrol oleh jaringan difusi dari antar penghubung selsaraf yang
dinamakan net saraf. Dalam banyak cnidaria, net saraf didistribusikan secara
melalui seluruh tubuh. Mereka tidak mempunyai otak atau struktur yang
mengontrol istirahat dari net saraf. Tapi dalam bentuk medusa dari beberapa
cnidaria seperti ubur – ubur, beberapa dari sel saraf Net saraf
memudahkan cnidaria untuk menanggapi stimuli tertentu di lingkungannya. Sebagai
contoh, ketika sel di epidermis disentuh, mereka menyampaikan sebuah sinyal
untuk sel saraf. Sel saraf memancarkan sinyal tersebut melalui net saraf menuju
sel kontraktil, yang mana dapat menyebabkan hewan menarik kembali dari
stimulus. Di cnidaria dengan net saraf sederhana, stimulus dimanapun pada tubuh
menyebabkan sinyal dikirim melalui net saraf dalam sebuah petunjuk. Sinyal ini
memberikan kontraksi dari seluruh tubuh.Net saraf juga mengkoordinasikan
aktivitas komplek dari tubuh yang dibutuhkan untuk makan dan berjalan melewati
lingkungan. Perpindahan melalui tentakel membawa mangsa ke mulut dan mendorongnya
menuju rongga gastrovaskuler dikontrol oleh net saraf ketika kontraksi
ritmik dari tubuh yang medusa berenang melalui air.
Reproduksi Cnidaria
Cnidaria berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual
terjadi pada stadium polip dan dilakukan dengan jalan pertunasan (budding),
pembelahan atau pencabikan telapak kaki. Suatu tunas terjadi dari dinding tubuh
yang menonjol keluar diikuti perluasan rongga gastrovaskular, kemudian pada
ujungnya terbentuk mulut dan tentakel. Reproduksi aseksual dimungkinkan terjadi
karena kebanyakan Cnidaria mempunyai daya generasi yang besar. Tentakel yang
putus akan diganti dengan yang baru.Reproduksi seksual umumnya terjadi pada
tahap medusa. Sel telur atau sperma sebagian besar berasal dari sel interstisial
yang mengelompok sehingga membentuk ovari atau testis. Bentuk, ukuran dan daur
hidup jenis-jenis Cnidaria sangat beraneka ragam hingga dikelompokkan menjadi 4
kelas.
Pembagian
Kelas
1.
Hidrozoa
Ciri-ciri :
·
hidup di laut,
berukuran kecil
·
menempel pada substrat
karang atau koral
·
mesoglea tidak
pernah selular
·
gastrodermis
tidak mengandung nematosis
·
gonad umumnya
epidermal
·
Polip
: ada yang bersifat soliter atau koloni
·
pada koloni,
epidermis, mesoglea, dan gastrodermis bersambung-an sehingga sulit dibedakan
batas antara hydrant, yaitu bagian oral yang mempunyai mulut dan tentakel,
serta hydrocaulus yaitu bagian tangkai polip.
·
berukuran
umumnya kecil-kecil, hanya setinggi beberapa sentimeter dan masing-masing polip
hanya beberapa milimeter.
·
warna bervariasi
dari putih, kesumba, jingga atau kecoklatan
·
epidermis dari
bangsa Milleporinadan stylasterina menghailkan rangka luar dari zat kapur
sehingga bagian tubuhnya tertutup lapisan kapur yang keras kecuali polipnya.
Medusa :
·
umumnya
kecil-kecil
·
berdiameter 0,5-6,0
cm
·
tepi lonceng
lekuk ke dalam disebut velum
·
tentakel
dilengkapi nematosit terdapat pada tepi lonceng, berjumlah 4 buah atau lebih
·
mulut terletak
pada ujung manubrium di tengah subumbrella
·
mesoglea tebal,
jernih seperti agar-agar dan merupakan bagian terbesar dari medusa
Siklus Hidup Hidrozoa
2.
Anthozoa
Anthozoa artinya binatang bunga.
Pada umumnya tubuh berbentuk polip. Hewan ini memiliki tentakel dalam jumlah
banyak, tentakel inilah yang berwarna-warni nampak seperti bunga mawar.
Anthozoa sering disebut sebagai anemon laut. Diantara anggota Anthozoa ada yang
dapat menghasilkan kerangka dari kapur yang keras. Kerangka inilah yang
membentuk terumbu karang atau pulau karang.Polip Anthozoa berbeda dengan polip
Hydrozoa, karena mulutnya berhubungan dengan pharynx (gullet, kerongkongan).
Rongga gastrovaskuler terbagi oleh sekat-sekat longitudinal (septa) menjadi
beberapa kamar. Gastrodermis pada sekat mengandun nematosist dan gonat. Hidup sebagai polip soliter atau koloni, dalam daur hidupnya
tidak ada tahap medusa.
3.
Cubozoa
Sebelum tahun 1980 Cubozoa
termasuk dalam kelas Scyphozoa sebagai ordo Cubomedusae atau Carybdeida, atas
dasar beberapa persamaan anatomi, fisiologi, dan daur hidupnya. Kemudian
merupakan kelas tersendiri, karena dalam beberapa hal mempunyai persamaan
dengan Hydrozoa.
Bentuk umum Cubosa
Lonceng Cubozoa adalah kotak dalam sisi horizontal. Di dalam lonceng terdapat manubrium dan mulut. Jaringan penutup yang
dinamakan velarium terletak di bagian bawah lonceng. Otot dinamakan
pedalia yang berlokasi pada sudut dari lonceng. Satu atau lebih tentakel
terhubung pada tiap pedalium. Hal itulah yang menjadi dasar untuk membagi dua
kelompok dalam Cubozoa yaitu Chirodropidae dan Carybdeidae. Carybdeidae selalu mempunyai satu tentakel tiap pedalium,
sedangkan Chirodropidae mempunyai banyak tentakel yang menempel tiap pedalium. Seperti jenis Cnidaria yang lainnya, cubozoa disusun
dari dua lapisan sel, ektodermis dan endodermis. Usus atau rongga perut oleh
septa dan menjulurkan tentakel melalui kanal pedalium. Pada lonceng, yang
terletak pada pertengahan antara pedalia, adalah empat struktur sensori yang
dinamakan rhopalia.
Struktur Sensorik Cubozoa
Jika melihat bagian
dalam dari rho-paliar pada gambar di sebelah kanan ini akan terlihat bahwa Cubozoa
memiliki mata. Dari gambar detail di bawah ini, akan terlihat enam titik
kemerahan. Semuanya sangat sensitif terhadap cahaya. Empat titik terkecil
relatif sederhana. Tetapi dua daerah yang lebih besar terdiri dari lensa, cornea,
dan retina namun tidak seperti mata pada manusia
Larva dan Polip Cubozoa
Tahap ini tidak
terlalu diketahui dari Cubozoa. Faktanya hingga tahun 1870 bahwa siklus hidup
Cubozoa masih diteliti. Larva Cnidarian dinamakan planula. Planula Cubozoa
berbentuk pir mempunyai titik pigmen yang sensitif terhadap cahaya dan berenang
selama beberapa hari menggunakan silia. Setelah planula lalu tumbuh menjadi
polip. Polip Cubozoa dapat merangkak seperti cacing. Bentuknya secara
relatif sederhana. Tahap itu mempunyai mulut dikelilingi oleh 24
tentakel. Polip tidak benar-benar menyarupai polip scyphozoa. Perbedaan ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan evolusi dengan scyphozoa.
4.
Scypozoa
Medusa :
·
merupakan
ubur-ubur sejati
·
berukuran
relatif lebih besar dengan diameter antara 2-40 cm atau lebih, bahkan pada Cyanea
capillata sampai 2 m.
·
berwarna
menarik seperti jingga, kesumba atau kecoklatan
·
terdapat di
semua lautan dari Laut Artik sampai laut tropis
·
bentuk pipih
seperti piring sampai membulat seperti helm
·
tepi lonceng
berlekuk-lekuk
·
manubrium
bercabang 4 dan memanjang menjadi 4 buah oral arm untuk menangkap mangsa.
·
tidak mempunyai
velum
·
jumlah tentakel
4 atau lebih
Pencernaan
Sistem saluran gastrovaskular
terdiri atas mulut, manubrium, perut pusat yang bercabang membentuk empat
kantung perut, masing-masing dibatasi sekatan yang disebut septum.
Sistem Saraf
Sistem saraf tersusun seperti
jala dan sinaptik. Cicin saraf hanya dimikliki oleh bangsa Coronnatae, sedang
pada jenis lain gerak berdenyut dikendalikan oleh pusat saraf tepi lonceng,
berjumlah empat sampai enam belas. Pusat saraf terletak dalam rhopalium yamg
berbentuk seperti benjolan kecil System sarafnya menggunakan system
saraf jala.
Sistem saraf pada medusa lebih
tinggi daripada polip. Sel saraf pada tepi lonceng tersusun dalam dua cincin
saraf, atas dan bawah. Bagian bawah berfungsi sebagai pusat gerak berdenyut.
Tepi lonceng juga dilengkapi sel-sel indera dan dua macam organ indera, yaitu
ocelli dan statosit. Ocellus sebagai fotoreseptor. Statosit berfungsi sebagai
organ keseimbangan.
Reproduksi dan Daur Hidup
Coelenterata
hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di
air.Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan
kedalam mulut.Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun
di air tawar.Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada
yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat
berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas
melayang di air.Reproduksi pada semua medusa
adalah seksual. Dan kebanyakan dioecious. Telur dari sperma terbentuk dari sel
interstisial epidermis dibawah kanal. Pembuahan eksternal terjadi di air laut,
pembuahan internal terjadi pada permukaan manubrium atau gonad. Telur yang
dibuahi menetas menjadi blastula. Lalu gastrula memanjang menjadi larva planula
yang bersilia. Setelah berenang bebas beberapa jam sampai beberapa hari, larva
planula menempel ada benda atau substrat dan tumbuh menjadi polip. Polip
tersebut melakukan pertunasan sehingga menghasilkan polip-polip baru yang tetap
menempel pada polip induk, sehingga terbentuk suatu koloni hidroid. Gonozooid
secara aseksual menghasilkan beberapa bakal medusa, kemudian dilepas ke air
sebagai ubur-ubur (medusa) kecil, berenang bebas untuk kemudian tumbuh menjadi
dewasa. Pergiliran reproduksia seksual pada tahap medusa dan aseksual pada
tahap polip yang seperti penjelasan di atas dinamakan
metagenesis.
Ekologi
Kebanyakan Cnidaria bentuk polip
memerlukan substrat padat untuk tempat menempel, meskipun beberapa bersembunyi
dalam sedimen lembut dan memperpanjang mahkota tentakelnya di permukaan laut.
Polip berlimpah di perairan dangkal tetapi anemon laut hidup daerah laut dalam.
Medusa mempertahankan hidupnya di dalam air dan terbawa oleh arus. Beberapa jenis seperti Hydomedusae dan scyphomedusae hidup di permukaan
air, umunya di teluk dan sepanjang pantai, sedangkan yang lainnya berlimpah di
laut terbuka .
Cnidaria tidak lepas dari
predator yang akan memangsanya. Hydroid menjadi korban gigitan nudibranch
melalui kerangka chitiusnya. Mahkota dari duri bintang laut, Acanthaster
planci, melepaskan enzim pencernaan dan kemudian menyerap jaringan cairnya.
Kupu-kupu dan ikan yang makan karang menjadi kebal terhadap efek nematosista
dan juga kura-kura yang memakan pelagis scyphomedusae. Untuk menghadapi ancaman
seperti ini, banyak kjenis Cnidaria telah berevolusi dengan memiliki pertahanan
kimia yang unik sehingga secara efektif mencegah predator untuk memangsanya.
Cnidarians masuk ke dalam
kompleks asosiasi dengan berbagai organisme lain, termasuk uniseluler ganggang,
ikan, dan udang-udangan. Banyak dari hubungan ini, seperti yang dengan
zooxantheallae dan zoochlorellae, adalah simbiosis mutualisme yaitu, hubungan
yang saling menguntungkan antar kedua pasangan. Banyak Cnidaria terutama
Anthozoa yang menggantungkan diri pada zooxantheallae simbiosis dari jenis
Dinoflagellates dalam jaringan untuk bertahan hidup. Beberapa Cnidaria
benar-benar tergantung pada zooxantheallae, lainnya menangkap mangsa dan juga menambah nutrisi atau makanannya pada zooxantheallae. Banyak
karang sangat tergantung pada zooxanthella tidak dapat hidup dalam kegelapan
yang berkepanjangan, itulah sebabnya terumbu karang hanya berkembang di
dangkal, perairan yang banyak menerima cahaya. Contohnya adalah koral
scleractinian. Koral scleractinian menerima nutrien dan sumber energi dalam dua
cara. Mereka menggunakan cara tradisional menagkap organisme plankton kecil
dengan nematosista yang berada di tentakel dan bersimbiosis dengan algae bersel
satu bernama zooxantheallae. Zooxantheallae merupakan mikroalgae autropik yang
termasuk dalam filum Dinoflagellates. Zooxantheallae hidup bersimbiosis dalam
jaringan polip koral dan memberikan koral produksi nutrisi melalui aktifitas
fotosintesisnya. Aktifitas ini memiliki manfaat bagi koral dengan
melepaskan senyawa karbon untuk meningkatkan kalsifikasi. Sedangkan polip koral
juga memberi keuntungan bagi zooxantheallae dengan memberikan proteksi
lingkungan agar dapat hidup didalamnya dan menyediakan karbondioksida dari
hasil respirasi Cnidaria untuk proses fotosintesisnya. Bagian tubuh koral yang
berwarna cantik sebenarnya bukan berasal dari jaringan pada koral tetapi
merupakan hasil dari simbiosis zooxantheallae yang hidup pada jaringan
mereka.Salah satu simbiosis mutualisme lainnya adalah 10 jenis anemone tropis
dengan 26 jenis ikan anemon (ikan badut). Ikan ini hidup di dalam perlidungan
tentakel anemon, tempat
yang dijadikan perlindungan ketika pemangsa mengancam. Ikan anemon dapat kebal
terhadap sengatan nematosista karena terdapat lapisan lendir yang menutupi
tubuh mereka. Tanpa itu, mungkin ikan tersebut akan tersengat sampai mati dan
dimakan oleh anemon. Sedangkan ikan anemon mengusir pergi ikan-ikan lain yang
akan memangsa anemon.
PERAN / MANFAAT
1. Koral atau karang laut
Koral dari
kelas Anthozoa berfungsi sebagai komponen utama pembentuk ekosistem terumbu
karang. Seperti yang telah kita ketahui terumbu karang memainkan peran penting
dalam kehidupan di lautan. Banyak makhluk hidup yang tergantung padanya. Contoh
: berbagai jenis ikan, ganggang dan hewan laut lainnya yang memanfaatkan
terumbu karang sebagai tempat hidupnya. Selain itu, keindahan terumbu karang
dapat dijadikan objek wisata yang menghasilkan devisa bagi negara. Karang di
pantai juga dapat menahan ombak untuk mencegah pengikiksan pantai.
2. Beberapa jenis Cnidaria diperjualbelikan
sebagai hewan hias untuk akuarium laut hingga diekspor ke Singapura, Eropa,
Amerika Serikat, dan Kanada. Beberapa Jenis-jenis Cnidaria tersebut adalah :
- Actinaria
Equima, ordo Actinaria, diameter 4-8 cm, merah tua.
- Anemonia sulcata, ordo
Actinaria, putih ungu.
- Bunodactis verrucosa, ordo
Actinaria, diameter 6-7 cm, putih merah.
- Rediantus malu ordo
Actinaria, anemone biru.
- Stoichantis keutiordo
Actinaria, putih, kesumba, coklat.
- Corallium rubnum, ordo Gorgonacea,
red coral.
- Fungia actiniformis, ordo
Madreporaria, karang piring.
- Alcyonium palmatum, ordo
Alcyonacea, karang oranye.
3. Untuk dikomsumsi dan diperdagangkan sebagai ubur-ubur asin, contohnya
adalah jenis Scyopozoa yang tidak beracun yaitu Rhopilema Esculata, Rhizostoma Octopus dan Pelagia Noctiluca. Ubur-ubur asin tersebut diekspor ke Jepang, Taiwan, Malaisya dan Singapura.
Pengawet ubur-ubur asin ialah garam dan tawas. Ubur-ubur asin dimakan sebagai
campuran rujak / asinan, salad, mie, acar dan gulai.
4. Kerangka koral digunakan
sebagai material bangunan untuk membuat semen
5. Kerangka Cnidaria juga dibuat
sebagai perhiasan. Warna pink yang dikenal seba-gai ”koral” adalah corak warna
kerangka dari jenis hydrokoral. Hydrokoral lainnya mempunyai kerangka keunguan
dan mereka paling diinginkan dan dapat dijual dengan harga tinggi. Beberapa
jenis seperti cambuk laut dan karang hitam dipotong atau dibengkokkan menjadi
manik-manik dan gelang.
Kesimpulan dari
makalah :
1.
Ciri tubuh Porifera meliputi ukuran,
bentuk, struktur dan fungsi tubuh.Ukuran porifera sangat beragam.Beberapa jenis
porifera ada yang berukuran sebesar butiran beras,sedangkan jenis yang lainnya
bisa memiliki tinggi dan diameter hingga 2 meter.Tubuh porifera pada umumnya
asimetris atau tidak beraturan meskipun ada yang simetris radial.Bentuknya ada
yang seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau bercabang seperti
tumbuhan.Tubuhnya memiliki lubang-lubang kecil atau pori(ostium).Warna tubuh
bervariasi, ada yang berwarna pucat,dan ada yang berwarna cerah, seperti merah,
jingga, kuning bahkan ungu.Tubuh porifera belum membentuk jaringan dan organ
sehingga porifera dikelompokkan dalam protozoa
2.
Hewan Cnidaria
termasuk hewan invertebrata yang terdiri dari dua lapisan sel yaitu ektodermis
dan endodermis. Cnidaria merupakan hewan kantong, memiliki rongga tubuh yang
digunakan sebagai usus (gastrovaskuler). Hidup di air tawar atau laut, memiliki
dua siklus hidup yaitu polip dan medusa. Filum ini dapat melekat didasar dengan
bagian kakinya, disebelah atas terdapat mulut, disekeliling mulut terdapat
tentakel. Pada tentakel terdapat knidoplas atau nematosista.Cnidaria tidak
memiliki pembuluh darah, tidak memiliki sistem eksresi, memiliki sistem saraf
sederhana, tidak berkepala sehingga tidak memiliki sistem susunan saraf pusat,
dan pertukaran gas dilakukan melalui seluruh permukaan tubuhnya. Cnidaria dibagi menjadi 4 kelas, yaitu
: Hydrozoa, Scyphozoa, Anthozoa, dan Cubozoa.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.Cnidarian(invertebrate)
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/122750 cnidarian .(diakses tanggal 19 Oktober 2012)
Anonim. Introduction
to Cnidaria. http://www.ucmp.berkey.edu/cnidaria/cnidaria.html. (diakses
tanggal19 Oktober 2012)
Fautin, Daphe G. dan Sandra L. Romano.1997. Cnidaria. Sea
anemones, corals, jellyfish, sea pens, hydra. http://tolweb.org/Cnidaria/2461/1997.04.24.(diakses 19 Oktober 2012
Kazlev, Alan. 2003. Cnidaria. http://www.paleos.com/invertebrates/Cnidaria/Cnidaria.htm. (diakses tanggal19
Oktober 2012)
Postletwait,
John H. dan Janet L. Hopson. 2006. Modern Biology. Holt, Rinehart, and
Winston : Texas
Ramel,
Gordon. The Phylum Cnidaria. http://earthlife.net/inverts/cnidaria.html. (diakses
tanggal19 Oktober 2012)
Suwignyo,
Sugiarti, dkk. 2005. Avertebrata Air. Penebar Swadaya : Jakarta
Watanabe, J.
M. 2009. Hydrozoa and Scyphozoa. http://seanet.stanford.edu/HydroScyphozoa/index.html. (diakses19
Oktober 2012)
Werner, B.,
Cutress, C. E. & Studebaker, J. P. 1971. Life cycle of Tripedalia
cystophora Conant (Cubomedusae). Nature 232: 582-583
Stephen A. Miller , John P. Harley. 2007. Zoology. mcGraw-Hill: New
York
No comments:
Post a Comment