MATA KULIAH MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN
1. Masalah Alokasi Tenaga Kerja.
Menurut Handoko, alokasi tenaga kerja merupakan masalah
yang berhubungan dengan alokasi optimal dari sumber daya tenaga kerja atau
personalia yang produktif, yang mempunyai tingkat efisiensi berbeda-beda untuk
pekerjaan yang berbeda. Pengalokasian
tenaga kerja merupakan cara yang dilakukan perusahaan dalam rangka memproduksi
barang atau jasa disamping menggunakan tenaga mesin. Pengalokasian tenaga kerja
ini harus diatur sedemikian rupa karena jumlahnya yang terbatas dan harus
disesuaikan dengan kapasitas-kapasitas yang
ada. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengalokasian tenaga kerja.
2.
Pengukuran Kerja
Pengukuran kerja disebut juga dengan istilah time study. Pengukuran
kerja ini merupakan hal yang sangat penting dalam perencanaan dan pengaturan
operasi produksi. Tanpa adanya pengukuran kerja, seseorang tidak dapat
menentukan jumlah kapasitas dari suatu fasilitas dan juga tidak dapat membuat
perkiraan biaya yang akan muncul. Tujuan lain dari pengaturan kerja adalah sebagai
berikut :
1. Sebagai pembanding metode alternative;
2. Perencanaan dan control;
3. Biaya yang realistis;
4. Skema keuangan yang insentif;
5. Tanggal pengiriman produk yang tertata;
6. Mengurangi pengeluaran yang tidak diperlukan ;
7. Mengidentifikasi standar kemampuan pekerja;
8. Pelatihan untuk pekerja baru.
Teknik dari pengukuran kerja dibagi
menjadi beberapa macam yaitu perhitungan menggunakan stopwatch, work sampling
dan Predetermined Motion Time Study (PMTS). Cara perhitungan menggunakan
stopwatch adalah dengan menghitung lama kerja pekerja dalam menyelesaikan suatu
tugas yang spesifik dan dengan kondisi yang sesuai dengan kenyataan pada
lapangan kerja sehingga melalui data tersebut dapat ditentukan level kemampuan
seorang pekerja.
Cara berikutnya adalah work sampling, yaitu
pengambilan waktu kerja seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan dalam jumlah
yang banyak dan pengamatan yang tidak dilakukan terus menerus. Cara yang terakhir adalah predetermined motion time study, yaitu
sistem pengukuran kerja yang berdasarkan analisis kerja dalam gerakan dasar
yang dilakukan manusia. PMTS dilakukan dengan bantuan tabel yang berisi waktu
pada tingkat kerja yang ditetapkan untuk setiap gerakan.
Pengambilan waktu dilakukan pada pekerja yang
sudah berpengalaman dalam melakukan pekerjaannya. Pekerja yang belum
berpengalaman akan melakukan banyak jeda dan keragu-raguan bila menghadapi
sesuatu yang terjadi pada pekerjaannya. Hal ini mengakibatkan data waktu
menjadi tidak akurat dan tidak sesuai dengan yang seharusnya.
3. Manajemen Produktivitas
Manajemen produktivitas adalah sebagai hasil yang didapat dari
produksi yang menggunakan satu atau lebih faktor produksi, produktivitas
biasanya dihitung sebagai indeks dan rasio antara output dengan input.
Pengertian produktivitas, antara lain :
a. Produktivitas secara terpadu melibatkan semua
usaha manusia dengan produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang
selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari
kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
b. Produksi dan produktivitas merupakan dua
pengertian yang berbeda.Peningkatan produksimenunjukkan pertambahan jumlah
hasil yang dicapai, sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian
pertambahan hasil dan perbaikan cara produksi. Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh peningkatan
produktivitas, karena produksi dapat meningkat walaupun produktivitas tetap
atau menurun.
1. Pengukuran Produktivitas
Pengukuran atau penilaian produktivitas
perusahaan merupakan pengukuran terhadap produktivitas atau prestasi kerja
karyawan, yaitu suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah
seseorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Pengukuran atau penilaian produktivitas karyawan mutlak harus
dilakukan untuk mengetahui prestasi yang dapat dicapai setiap karyawan, apakah
baik, sedang, atau kurang.
Penilaian prestasi penting bagi setiap karyawan dan berguna bagi
perusahaan. Hal ini digunakan untuk menetapkan tindakan kebijakan selanjutnya.
Dengan pengukuran produktivitas atau prestasi kerja berarti para bawahan
mendapat perhatian atasan sehingga mendorong bawahan untuk lebih bergairah
dalam bekerja, asalkan proses pengukurannya atau penilaiannya jujur dan
objektif serta ada tindak lanjutnya. Tindak lanjut pengukuran ini memungkinkan
karyawan untuk dipromosikan, didemosikan, dikembangkan atau balas jasa
(kompensasi) nya dinaikkan.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi produktivitas
Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi produktivitas tersebut antara lain :
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu upaya mengembangkan
potensi manusia, sehingga mempunyai kemampuan untuk mengelola sumber daya alam
yang tersedia untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
b. Pelatihan
Pelatihan adalah setiap usaha untuk
memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang
menjadi tanggungjawabnya. Supaya
efektif, pelatihan harus mencukupi pengalaman belajar, aktivitas-aktivitas yang
terencana dan didesain sebagai jawaban atas kebutuhan yang berhasil
diidentifikasikan. Pelatihan sering dianggap sebagai aktivitas yang paling
dapat dilihat dan paling umum dari semua aktivitas kepegawaian. Para majikan
menyokong pelatihan karena melalui pelatihan para pegawai akan menjadi lebih
terampil, dan karenanya lebih produktif.
c. Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi
situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang
terarah untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Program-Program Peningkatan Produktivitas
Program-program
peningkatan produktivitas kerja yang cukup penting, antara lain dapat pula
dilaksanakan dengan cara:
a.
Pemberian insentif : Program peningkatan
produktivitas kerja dapat ditandai dengan adanya pemberian tunjangan kepada
para pegawai yang mempunyai prestasi kerja yang tinggi. Dimana pemberian
ini didasarkan atau ditentukan andilnya terhadap produktivitas.
b.
Kepuasan kerja : Persoalan peningkatan kepuasan
kerja merupakan hal kompleks. Maka diperlukan penyusunan kembali yang
menyangkut penggandaan pekerjaan dan perluasan tenaga kerja.
c.
Pengawasan melekat : Pengawasan melekat terdiri
dari pengawasan atasan langsung oleh sistem pengendalian manajemen. Dalam
rangka meningkatkan produktivitas kerja pegawai, maka pengawasan atasan
langsung dan sistem pengendalian manajemen harus dapat dilaksanakan secara
intensif pada suatu organisasi atau perusahaan, supaya pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh pegawai serta lancarnya kegiatan organisasi dapat segera
diketahui, sehingga bila terjadi penyimpangan dari tujuan yang ditentukan, maka
akan segera diketahui tindakan perbaikan.
Banyak faktor
yang mempengaruhi produktivitas kerja, baik yang berhubungan dengan tenaga
kerja ataupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan
pemerintah secara keseluruhan. Adapun menurut Balai Pengembangan
Produktivitas ada enam faktor utama yang dapat menentukan produktivitas tenaga
kerja, sebagai berikut:
1. Sikap kerja,
seperti: kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work), dapat menerima
tambahan tugas dan bekerja dalam suatu tim.
2. Tingkat
keterampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihan dalam manajemen dan
supervisi serta keterampilan dalam teknik industri.
3. Hubungan antara
tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam usaha bersama antara
pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas melalui
lingkaran pengawasan mutu (quality control cyrcle) dan panitia mengenai kerja
unggul.
4. Manajemen
produktivitas, yaitu manajemen efisien mengenai sumber dan sistem kerja untuk
mencapai peningkatan produktivitas.
5. Efisiensi
tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas.
6. Kewiraswastaan,
yang tercermin dalam pengembalian resiko, kreativitas dalam berusaha, dan
berada pada jalur yang benar dalam berusaha.
4. Masalah Kompensasi
Menurut pra ahli Edwin B
Flippo pengertian kompensasi adalah suatu balas jasa yang layak dan adil
diberikan kepada para karyawan atas jasa-jasanya dalam mencapai tujuan
organisasi.
Kompensasi karyawan adalah seluruh imbalan yang
diterima pegawai atas hasil kerja pegawai pada perusahaan atau organisasi. Kompensasi ini bisa berupa fisik atau non fisik, harus
dihitung dan diberikan kepada karyawan sesuai dengan pengorbanan yang telah
diberikannya kepada perusahaan atau organisasi tempat ia bekerja. Hal ini
sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada
lingkungan eksternal.
Kompensasi yang tidak
sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenagakerjaan
dikemudian hari ataupun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau
perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat
melaksanakan pekerjaan dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi pekerja
tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu.
Tercapainya perusahaan tidak hanya tergantung
pada peralatan modern yang dimiliki, sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi
justru lebih tergantung pada manusia yang melaksanakan pekerjaan tersebut.
Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu
karywannya. Beberapa
cara untuk mewujudkan kinerja yang baik dapat dicapai dengan melalui
pendidikan, pelatihan, pemberian kompensasi yang layak, menciptakan lingkungan kerja
yang kondusif dan pemberian motivasi. Melalui cara tersebut diharapkan akan
lebih memaksimalkan tanggung jawab atas pekerjaan mereka karena para karyawan
telah terbengkalai dan hal tersebut berkaitan dengan implementasi kerja mereka.
Hal ini sangat penting bagi karyawan itu
sendiri sebagai individu, besarnya kompensasi karena ukuran nilai pekerjaan
karyawan itu sendiri. Namun sebaliknya, besar kecilnya kompensasi dapat
mempengaruhi prestasi kerja, baik itu motivasi dan kepuasan kerja karyawan.
Kompensasi juga bukan hanya berpengaruh pada kinerja karyawan perusahaan,
melainkan juga berpengaruh penting bagi perusahaan itu sendiri.
1.
Rencana-Rencana Upah
Insentif
Selain
dapat dibedakan berdasarkan siapa yng menerimanya, maka secara umum semua
hamper karyawan akan memperoleh insentif yang berupa rencana- rencana yaitu:
a. Rencana
pembagian keuntungan profit sharing plan Rencana pembagian keuntungan ini
biasanya diberikan kepada karyawan yang akan pensiun. Pemberian insentif
ditunjukan untuk meningkatkan kinerja kelompok, menyusun struktur penggajian
yang disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan, meningkatkan keamanan dan
identifikasi karyawan dengan perusahaan, menarik dan mempertahan kan perusahaan
dengan lebih muda dan mendidik karyawan mengenai faktor-faktor penyebab
keberhasilan perusahaan.
b. Pembagian
perolehan gain sharing Gainsharing dikenal juga sebagai Scanlon plan, karena
pembagian perolehan dibagikandengan meningkatnya produktivitas, maka disebut
sebagai Universitas Sumatera Utara performance sharing incentives. Dalam hal
ini karyawan diberikan insentif apabila mereka berhasil untuk mngurangi biaya
tenaga kerjasebagaimana dianjurkan.
c. Rencana
pemilikan saham Dengan rencana ini para karyawan diikutsertakan untuk memiliki
saham dari perusahaan dimana dia bekerja. Cara ini digunakan perusahaan agar
karyawan mempunyai rasa memiliki dan dengan demikian akan turut bertanggung
jawab atas kelangsungan hidup perusahaan.
5.
Peramalan Permintaan akan
Produk dan Jasa
Peramalan (Forecasting) permintaan akan produk
dan jasa diwaktu mendatang danbagian-bagiannya adalah sangat penting dalam perencanaan dan
pengawasan produksi.Peramalan yang baik adalah esensial untuk
efisiensi operasi-operasi manufacturing danproduksi jasa.
Manajemen produksi/operasi menggunakan hasil-hasil peramalan dalampembuatan keputusan-keputusan yang menyangkut
pemilihan proses, perencanaan kapasitasdan
layout fasilitas serta untuk berbagai
keputusan yang bersifat terus-menerus berkenaandengan perencaan,
scheduling dan persediaan.
1.
Metode-Metode
Peramalan
a. Top-down ForecastingMetode ini sering dimulai dengan penggunaan
hasil-hasil peramalan
berbagaikondisi bisnis umum yang dibuat oleh para ekonom dalam lembaga-lembagapemerintah dan
dalam perusahaan –perusahaan besar serta universitas-universitas.
b. Bottom-up ForecastingMetode
ini mulai dengan perkiraan permintaan produk akhir-akhir individual.Analisis juga perlu mengamati pola-pola penjualan
di waktu yang lalu. Akhirnyaanalisis
menambahkan ramalan-ramalan produk lainnya dan memperoleh hasilperamalan
total yang disebut ramalan agregat.
c. Interpretasi PermintaanSetelah
permintaan nyata diketahui, seringkali timbul masalah bahwa ramalan-ramalan tidak mengantisipasi
permintaan dengan tepat. Ini mengakibatkantimbulnya kesulitan-kesulitan baru, karena itu ramalan-ramalan baru diperlukan,dan hal iini
mungkin menyebabkan perlunya penyusunan rencana-rencanapersediaan dan
skedul-skedul produksi baru.
2.
Proses Peramalan
Peramalan adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan dimasa
mendatang melaluipengujian
dimasa lalu. Langkah-langkah dalam proses peramalan yaitu :
a.
Penentuan Tujuan;
b.
Pengembangan
Model;
c.
Pengujian
Model;
d.
Penerapan
Model;
e.
Revisi
dan Evaluas.
3. Teknik-Teknik
Peramalan
a.
Ekstrapolasi
Tingkat dan jenis perubahan yang terjadi di masa lalu
digunakan sebagai bahan untuk meramalkan perubahan-perubahan yang diperkirakan
akan terjadi di masa yang akan datang.
b.
Indeksasi
Metode
memperkirakan kebutuhan ketenaga kerjaan di masa depan dengan suatu indeks
tertentu.
c.
Analisis Statistikal
Metode
analisis dengan memperhitungkan perubahan yang mungkin terjadi sebagai penyebab
bergesernya tuntutan terhadap kebutuhan akan sumber daya manusia.
d.
Analisis Anggaran
Apabila rencana alokasi anggaran telah didasarkan
pada berbagai teknik peramalan seperti ekstrapolasi, indeksasi dan lain-lainnya,
diharapkan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yangidperlukan sudah mendekati
kebenaran. Maka penggabungan selruh rencana satuan-satuan
kerja yang ada akan memberikan gambaran tentang kebutuhan organisasi di bidang
ketenagakerjaan bahkan untuk kepentingan perencanaan sumber daya manusia jangka
panjang.
e.
Analisis Kegiatan Baru
f.
Memperhitungkan kebutuhan
SDM dengan memperkirakan dengan memperhitungkan perkiraan organisasi ybs
dengan situasi yang dihadapi oleh pertusahaan-perusahaan lain yang sudah
berpengalamn dalam menyelenggarakan kegiatan sejenis( klasifikasinya, lokasinya
).
g.
Rancangan Berbasis Komputer
Metode
peramalan dengan menggunakan serangkaian rumus-rumus matematikal yang secra
simulatan menggunakan berbagia teknik peramalan untuk menghitung kebutuhan SDM
di masa depan.
4. Prosedur Peramalan
a. Menentukan Tujuan Peramalan
Perlu diingat bahwa, Forecasting diperlukan
untuk merencanakan masa depan, oleh karena itu kita harus mempertimbangkan dan
memutuskan peramalan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh kita. Mungkin
kedengarannya sederhana, namun kesalahan memutuskan tujuan atau apa yang kita
inginkan akan menghasilkan hasil yang berbeda sehingga keakuratan peramalan
akan diragukan. Dalam tahap ini, kita juga perlu menentukan setiap detail dari
peramalan tersebut, contoh jenis produk, unit yang diperlukan (berapa kotak
atau unit) dan jangka waktu (misalnya mingguan, bulanan atau tahunan).
b.
Mengevaluasi dan Menganalisis data yang sesuai
Langkah ini melibatkan identifikasi data apa
yang diperlukan dan data apa saja yang tersedia. Pengidentifikasian data ini
akan berdampak pada pemilihan metode peramalan nanti. Misalnya, jika kita ingin
meramalkan jumlah penjualan pada suatu produk baru, mungkin kita tidak memiliki
data historis penjualan sehingga membatasi kita untuk menggunakan metode
peramalan yang bersifat kuantitatif.
c.
Memilih dan Menguji Metode Peramalan
Setelah data dievaluasi, langkah selanjutnya
adalah memilih dan menentukan model atau metode peramalan yang tepat. Umumnya,
Metode Peramalan yang dipilih adalah metode yang telah mempertimbangkan
faktor-faktor seperti biaya dan kemudahan penggunaannya. Selain itu, satu
faktor yang terpenting adalah faktor keakuratan peramalan. Cara yang paling
umum adalah dengan mencari dua atau tiga metode yang terbaik kemudian
mengujinya pada data historis untuk melihat metode atau model forecasting mana
yang paling akurat.
d.
Menghasilkan Peramalan
Setelah menentukan metode atau model
forecast/peramalan mana yang akan kita gunakan, selanjutnya adalah menghasilkan
ramalan yang kita butuhkan.
e. Memantau Keakurasian
Peramalan
Forecasting atau Peramalan merupakan proses
yang berkelanjutan. Setelah membuat ramalan, kita harus mencatat apa yang
sebenarnya terjadi (aktual) dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk
memantau keakurasian peramalan kita. Perlu diketahui bahwa metode peramalan
yang terbaik pada masa lalu belum tentu bisa memberikan hasil yang terbaik
untuk masa depan. Oleh karena itu, kita harus selalu bersiap-siap untuk
merevisi metode peramalan kita seiring dengan perubahan data kita.
6.
Perhitungan Trend
Menurut
Maryati (2010;129) menyatakan trend adalah suatu gerakan (kecenderungan) naik
atau turun dalam jangka panjang, yang diperoleh dari rata–rata perubahan dari
waktu ke waktu. Rata-rata perubahan tersebut bisa
bertambah bisa berkurang. Jika rata-rata perubahan bertambah disebut trend
positif atau trend mempunyai kecenderungan naik. Sebaliknya, jika rata–rata
perubahan berkurang disebut trend negatif atau trend yang mempunyai
kecenderungan menurun.
·
Kuadrat terkecil
Tentukanlah
persamaan trend linier jumlah karet (ton) yang dimuat di Pelabuhan Tanjung
Priok tahun 2010 – 2015.
TAHUN |
Y (barang) |
X (waktu) |
YX |
X^2 |
2010 |
10 |
-5 |
-50 |
25 |
2011 |
12 |
-3 |
-36 |
9 |
2012 |
15 |
-1 |
-15 |
1 |
2013 |
9 |
1 |
9 |
1 |
2014 |
11 |
3 |
33 |
9 |
2016 |
14 |
5 |
70 |
25 |
71 |
|
11 |
70 |
Berdasarkan
tabel tersebut data tahun sebanyak 6 tahun sehingga diperoleh: n = 6
Untuk n genap maka n =
2k à k = n/2 = 6/2 = 3 ® X ½ [k+(k+1)] = X
½ [3+(3+1)]
= X ½ [3+(4)]
= X 7/2 = X 3,5 = 0
§ Jarak antara
dua waktu diberi nilai dua satuan.
§ Di atas 0
diberi tanda negatif
§ Dibawahnya
diberi tanda positif.
Artinya Tahun
dasar nol terletak antara tahun ke 3 dan ke 4 (tahun 2012 dan tahun 2013).
Sehingga tidak terlihat di tabel tersebut untuk X = 0.
Dengan data dari Tabel tersebut diperoleh
perhitungan:
a = (SY) / n = 71 / 6 = 11,83
b = (SYx) / Sx2 = 11 / 70 =
0,16
sehingga diperoleh persamaan trend:
Y ‘ = a0 +bx à Y ‘ = 11,83 + 0,16 x
Jika ditanya Tahun 2009
(artinya X = -7) maka diperoleh
Y ‘ = 11,83 + 0,16 x = 11,83 + 0,16 (-7) =
11,83 – 1,12 = 10,71
Jika ditanya Tahun 2017 (artinya X= -9) maka diperoleh
Y ‘ = 11,83 +
0,16 x = 11,83 + 0,16 (9) = 11,83 + 1,44 = 13,27
·
Rata-rata bergerak
Perusahaan PT.
ZZYY yang bergerak di bidang manufakturing Ponsel ingin meramalkan penjualan
Ponsel untuk bulan April dan Mei dengan menggunakan data bulanannya yang
dimulai dari bulan Januari. Periode Rata-rata bergeraknya adalah 3 bulan.
Berikut ini adalah cara dan hasil perhitungannya.
Bulan |
Penjualan (unit) |
Perkiraan (unit) |
Januari |
22.500 |
– |
Februari |
37.500 |
– |
Maret |
30.000 |
– |
April |
? |
|
Mei |
? |
Penyelesaiannya :
Perkiraan
Penjualan untuk bulan April adalah :
MA April = (22.500 + 37.750 + 30.000) / 3
MA April = 90.000 / 3
MA April = 30.000
Jadi perkiraan
penjualan ponsel pada bulan April adalah sekitar 30.000 unit.
Kita dapat melanjutkan lagi untuk bulan Mei
dengan menggunakan data perkiraan yang dihitung tersebut atau dengan menunggu
hasil aktual pada bulan yang bersangkutan. Misalnya data aktual pada bulan
April yang didapat adalah 35.000 unit, maka perhitungannya adalah sebagai
berikut :
MA Mei = (37.500 + 30.000 + 35.000) / 3
MA Mel = 102.500 / 3
MA Mei = 34.167
Dengan
perhitungan tersebut didapat bahwa perkiraan penjualan ponsel untuk Mei adalah
sekitar 34.167 unit.
7. Analisis Kolerasi dan regresi
Analisis korelasi berkaitan erat dengan regresi, tetapi secara konsep
berbeda dengan analisis regresi. Analisis korelasi adalah mengukur suatu
tingkat atau kekuatan hubungan linear antara dua variabel. Koefisien korelasi
adalah mengukur kekuatan hubungan linear. Sebagai contoh, kita tertarik untuk
menemukan korelasi antara merokok dengan penyakit kanker, berdasarkan
penjelasan statistik dan matematika, pada anak sekolah dan mahasiswa
(dst).Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, maka cukup melihat nilai
dari koefisien korelasi.
Secara umum, analisis
regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan satu variabel
dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independent (variabel
penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/ atau memprediksi
rata-rata populasi atau niiai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai
variabe! independen yang diketahui. Pusat perhatian adalah pada upaya
menjelaskan dan mengevalusi hubungan antara suatu variabel dengan satu atau
lebih variabel independen.
Hasil analisis regresi adalah
berupa koefisien regresi untuk masing-masing variable independent. Koefisien
ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variable dependen dengan suatu
persamaan.
Jika dalam analisis
korelasi peneliti hanya tertarik pada derajat asosiasi atau kecenderungan umum
dua buah peubah atau lebih, maka dalam analisis regresi peneliti ingin
memperoleh hubungan fungsional antara dua peubah yang dinyatakan dalam bentuk ,
Y a bX = + yang merupakan penduga dari fungsi yang ada pada populasi yang biasa
dinotasikan dengan 0 1 , atau = , Y X Y X α βββ = ++ atau untuk peubah bebas
lebih dari sa tu dinyatakan sebagai = ,… Y X X β ββ ++ Melalui analisis regresi
peneliti ingin menghitung nilai penduga untuk j β yang sesuai dengan data.
Selain melakukan penghitungan nilai penduga untuk j β juga sekaligus melakukan
uji apakah nilainya signifikan atau dapat diabaikan (tidak signifikan). Regresi
mengukur seberapa besar suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain,
sehingga dapat digunakan untuk melakukan peramalan nilai suatu variabel
berdasarkan variabel lain. Analisa regresi ada dua : Analisa Regresi Sederhana
dan Analisis Regresi Berganda.
8. Analisis break heaven
Berikut adalah contoh soal Break Heaven untuk
Anda coba.
Misalnya ada seorang akuntan manajer perusahaan
ABC bertanggung jawab dalam operasional produksi dan persediaan stok barang ingin
mengetahui jumlah sales yang diperlukan untuk menutup biaya operasional sebesar
Rp.50.000.000,- dan ingin mendapat keuntungan sebesar Rp.20.000.000,-
Penyabaran biaya yang dikeluarakan untuk
operasinya adalah sebagai berikut:
Total biaya tetap =
50.000.000
Biaya Variabel Per Unit =
30.000
Harga Jual Per Unit =
50.000
Keuntungan yang diinginkan =
20.000.000
Carilah nilai
break even point terlebih dahulu pada contoh soal bep ini.
Saat nilai
break even point sudah diketahui maka selanjutnya Anda dapat mengetahui
juga nilai margin kontribusi.
Berikut cara menghitung
BEP di persoalan ini :
Break Heaven point = 50.000.000 : (margin
kontribusi)
Break Heaven point = 50.000.000 : (50.000-30.000)
Break Heaven point = 50.000.000 : 20.000
Break Heaven point 2.500 Unit
Artinya perusahaan harus menjual 2500 Unit agar tidak mengalami
kerugian, tetapi jika hanya menjual 2500 unit perusahaan ABC juga tidak akan
memperoleh keuntungan.
9. Manajemen Persediaan
Persediaan adalah bahan atau barang yang
disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk
digunakan dalam proses produksi atau distribusi. Sedangkan manajemen persediaan adalah proses
untuk mengatur persediaan barang yang dimiliki oleh suatun instansi atau
perusahaan. Mulai dari cara
memperoleh persediaan, penyimpanannya, sampai persediaan tersebut dimanfaatkan
atau dikeluarkan. Persediaan
merupakan salah satu aset perusahaan yang sangat berhubungan dengan penjualan
maupun tingkat produksi.
1. Jenis-jenis persediaan
1. Bahan Baku (Barang Mentah)
Bahan baku merupakan salah
satu jenis persediaan yang pertama, bahan baku merupakan bahan yang wajib dan
harus ada karena tanpa adanya bahan baku maka barang jadi tidak akan selesai
dibuat. Manajemen persediaan juga harus memastikan
adanya stok bahan baku untuk proses produksi.
2. Barang Dalam Proses (Barang Setengah Jadi)
Tidak sedikit perusahaan yang akan mengirimkan
suatu barang setengah jadi atau barang dalam proses ini ke pabrik yang lainnya
untuk dapat dilanjutkan menjadi barang jadi. Manajemen persediaan ini akan
memperhitungkan seberapa besar barang dalam proses ini diteruskan supaya bisa
memenuhi permintaan pasar dan sesuai dengan jadwal produksi.
3. Barang Jadi
Agar sebuah perusahaan memperoleh keuntungan
secara maksimal maka pengaturan persediaan barang perlu dilakukan secara matang
dan berdasar pada kondisi pasar, internal ataupun eksternal. Setelah barang
jadi, maka perlu dikirim atau didistribusikan kepada pihak ke tiga atau
agen-agen yang sudah terdaftar di perusahaan.
4. Barang Supply
Seseorang yang bertugas untuk dapat mengatur
persediaan tentunya harus pandai untuk mengelola semua persediaan yang
digunakan untuk produksi ataupun yang tidak.
2. Biaya-biaya persediaan
Biaya-biaya persediaan menurut
ahli akan dibahas lengkap dengan daftar pustakanya pada materi pelajaran ekonomi sebagai berikut ini. Adapun point pokok pembahasan tentang
teori konsep para ahli atau pakar mengenai biaya persediaan yakni
sebagai berikut :
1. Biaya penyimpanan.
2. Biaya pemesanan / pembelian.
3. Biaya penyiapan.
4. Biaya kehabisan / kekurangan bahan.
3. Model Economic Order Quantity (EOQ)
Berikut adalah
contoh soal tentang EOQ, bagaimana cara menghitung dengan menggunakan rumus
frekuensi pemesanan?
PT Maju Jaya
pada tahun yang akan datang membutuhkan bahan baku sebanyak 240.000 unit. Harga
bahan baku per unit Rp2.000.
Biaya pesan untuk setiap kali melakukan pemesanan sebesar
Rp150.000, sedangkan biaya penyimpanan sebesar 25% dari nilai rata-rata
persediaan.
Diminta:
a. Berapa jumlah pemesanan yang paling ekonomis (EOQ)?
b. Berapa kali pemesanan yang harus dilakukan dalam
setahun?
c. Berapa hari sekali perusahaan melakukan pemesanan (1
tahun =360 hari)?
Jawab :
a.
𝐸𝑂𝑄 = 2 𝑥 240.000 𝑥 𝑅𝑝.150.000 / 𝑅𝑝.2000 𝑥 25% = 144.000.000 = 12.000 Unit
b. b. Pemesanan yang dilakukan dalam setahun :
c. 240.000 : 12.000 = 20 x pemesanan.
d. c. Jika 1 tahun = 360 hari, maka pemesanan dilakukan =
360 : 20 = 18 hari sekali.
4. Economic Order Quantity (EOQ)
Economic Order Quantity merupakan
salah satu metode manajemen persediaan. EOQ adalah jumlah pemesanan paling
ekonomis. Maksudnya
jumlah pembelian barang yang dilakukan oleh perusahaan adalah sesuai dengan
pesanan yang diterima. Jadi dapat meminimumkan jumlah pemeliharaan barang dan
biaya pemesanannya.
No comments:
Post a Comment